Anda di halaman 1dari 6

Percobaan I

RANGKAIAN AC
Nur Arif Kurniawan (118130151)
Asisten : Nico Josevino (13117086)
Tanggal Percobaan : 26/02/2020
EL2202 Praktikum Rangkaian Elektrik II
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

5. Memahami “response” terhadap frekuensi pada


Abstrak— Pada praktikum kali ini bertujuan untuk Memahami rangkaian seri RC dan RL
konsep impedansi dalam arti fisik, hubungan antara impedansi
resistansi dan reaktansi, hubungan tegangan dan arus,
Mengukur pada fasa tegangan dan arus dan Memahami
“response” terhadap frekuensi pada rangkaian seri RC dan
RL. Ramgkaian ac merupakan suatu rangkaian yang terdiri
II.LANDASAN TEORETIS
dari komponen-komponen yang disusun serara seri ataupun
pararlel. Untuk menghitung nilai tegangan atau arus dalam Arus bolak-balik atau altenating current (AC) merupakan arus
dan tegangan listrik yang besarnya berubah terhadap waktu
rangkaian ac diperlukan hubungan impedansi reaktansi
dan mengalir dalam dua arah. Arus bolak-balik biasanya
maupun resitensinya, kita dapat juga memahami respon dimanfaatkan untuk peralatan elektronik. Sumber arus bolak-
terhadap frekuensinya. balik prinsip kerjanya yaitu terjadi perputaran kumparan
dengan kecepatan sudut tertentu yang berada dalam medan
magnetik. Jenis-jenis rangkaian dalam rangkaian AC adalah
rangkaian resistor, rangkaian induktor, dan rangkaian
Kata Kunci—Rangkaian RC, rangkaian RL, impedansi
kapasitor.
reaktansi, impedansi reistensi,deferensiator,integrator,respon
frekuensi A. Rangkaian RC
Rangkaian RC atau yang biasa di sebut dengan rangkaian
Resistor dan Kapasitor sering kita jumpai dalam suatu
I. PENDAHULUAN
rangkaian elektronika. Rangkaian RC tersusun dari dari satu
A. Latar belakang resistor dan satu kapasitor yang merupakan rangkaian
Rangkaian ac pada umumnya seperti rangkaian pada rc paling sederhana.
kehidupan sehari-hari yaitu seperti rangkaian lampu kamar, B. Rangkaian RL
instalasi rumah, alat-alat elektronik, dll. Pada rangkaian ac
terdapat rangkaian seri dan parallel atau rangkaian RC, RL. Rangkaian RL adalah rangkaian yang terdiri atas resistor dan
Dalan rangkaian RC atau RL terdapat impedansi deferensiato, inductor. Rangkaian tersebut mengubah arus menjadi medan
integrator ataupun respons high pass filter dan low pass filter. magnet yang disimpan dalam inductor.
Dalam arus bolak-balik, untuk bentuk gelombang sinus, C.Diferensiator
impedansi adalah perbandingan phasor tegangan dan phasor Diferensiator adalah salah satu jenis penguat non linear.
arus. Untuk itu kita akan mempelajari tentang rangkaian Penguat non linear adalah penguat yang bentuk sinyal
RC,RL,diferensiator,integrator dan respon high pass filter atau keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal masukan.
low pass filter. Rangkaian dasar sebuah diferensiator adalah rangkaian op-
amp inverting, perbedaannya terletak pada rangkaian input
yang digunakan bukan resistor melainkan menggunakan
B. Tujuan kapasitor.
1. Memahami konsep impedansi dalam arti fisik D.Integrator
2. Memahami hubungan antara impedansi resistansi dan
Integrator RC adalah jaringan RC seri terhubung yang
reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL menghasilkan sinyal output yang sesuai dengan proses
3. Memahami hubungan tegangan dan arus pada integrasi matematika.
rangkaian seri RC dan RL
4. Mengukur pada fasa tegangan dan arus pada
rangkaian seri RC dan RL
E. High pass filter Amati nilai Vi dengan osiloskop, catat pada Buku Catatan
High Pass RC Filter atau Penyaring Lolos Atas RC adalah
rangkaian penyaring frekuensi yang terdiri dari komponen Laboratorium.
pasif yaitu Resistor (R) dan Kapasitor (C) yang meneruskan
sinyal frekuensi tinggi tetapi menghambat atau memblokir Carilah beda fasa antara Vi dan VR dan VL dengan bantuan
frekuensi rendah. High Pass RL Filter adalah High Pass Filter osiloskop.
yang terdiri dari Resistor dan Induktor yang dapat meneruskan
sinyal Frekuensi Tinggi tetapi melemahkan atau memblokir Carilah hasil perhitungan, pengukuran dan pengamatan
sinyal frekuensi rendah. saudara ke dalam bentuk tabel dalam BCL.

F. Low pass filter b) Rangkaian Diferensiator

Low Pass RC Filter atau Penyaring Lolos Bawah RC ini 12. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 2
adalah rangkaian filter yang terdiri dari dari komponen pasif -5.
Resistor dan Kapasitor yang meneruskan sinyal frekuensi
rendah dan memblokir sinyal frekuensi tinggi . Low Pass RL
Filter atau Penyaring lolos bawah RL adalah rangkaian
penyaring frekuensi yang terdiri dari komponen Resistor dan
Induktor yang melewati atau meneruskan Frekuensi rendah
dan memblokir atau menghambat frekuensi tinggi.

III. METODOLOGI

ALAT DAN BAHAN


1. Kit Rangkaian RC & RL (1 buah)
2. Generator sinyal (1 buah) (1) Gambar 2 -5
3. Osiloskop (1 buah) Rangkaian
4. Multimeter (1 buah) percobaan fungsi
5. Resistor : 1 KΩ, 10 KΩ, 100 KΩ, 1MΩ (masing-masing diferensial dengan
1 buah) RC
6. Kapasitor : 0,1 µF, 0,01 µF, 0,001 µF (masing-masing 1
buah) 13. Aturlah input dengan bentuk gelombang
7. Inductor : 2,5 mH (1 buah) segi empat sebesar 4 V peak to peak
(Vpp) pada frekuensi 500 Hz dengan
A. Langkah Kerja
bantuan osiloskop.
a) Rangkaian RC
14. Hitunglah konstanta waktu RC dengan
7. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada
harga-harga C dan R yang tersedia.
Gambar 2-4
Gambarlah bentuk gelombang output
(ideal) dengan input bentuk gelombang
segi empat.

15. Ukurlah bentuk gelombang output yang


terjadi dengan osiloskop.

16. Catatlah hasil perhitungan dan


pengukuran serta gambarlah hasil
pengamatan saudara dalam bentuk tabel
(1) Gambar 2-4 Rangkaian RL dalam BCL.
untuk pengukuran fasor
c) Rangkaian Integrator
Vi = 2 V rms (bentuk gelombang sinus) 17. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 2
-6.
R = 1 KΩ; L = 2,5 mH; f = 60 kHz
Hitunglah VR dan VL dengan harga besaran yang telah
diketahui
dengan harga R = 10 KΩ, dan C =
8,2nF.Lakukanlah langkah 28, 29, 30, dan
31.

30. pengaruh frekuensi diamati pada domain


frekuensi.

31. Buatlah rangkaian RC seperti pada


percobaan rangkaian diferensiator dengan
(1)Gambar 2-6 Rangkaian percobaan harga R = 10 KΩ dan C = 8,2nF..
fungsi integral dengan RC
18. Aturlah input dengan bentuk gelombang 32. Hitunglah konstanta waktu (τ = RC) serta
segi empat sebesar 4 Vpp pada frekuensi
frekuensi cut-off (fo) = 1/(2πτ).
500Hz dengan bantuan osiloskop

19. Hitunglah konstanta waktu RC dengan 33. Aturlah bentuk masukan sinusoidal.
harga-harga C dan R yang tersedia (lihat
table-5) 34. Ukurlah Vo (tegangan keluaran) /Vi
(tegangan masukan) dengan bantuan
20. Gambarlah bentuk gelombang output osiloskop (input di kanal-1 dan output di
(ideal) dengan input bentuk gelombang kanal-2) untuk 5 titik pengukuran yaitu:
segi empat
• 1 titik frekuensi cut off (petunjuk:
21. Amati dan ukurlah bentuk gelombang ubah frekuensi input dimana
output yang terjadi dengan osiloskop frekuensi ini di sekitar frekuensi cut

22. Catatlah hasil perhitungan dan pengukuran off hasil perhintungan sehingga
serta gambarlah hasil pengamatan saudara diperoleh Vo/Vi = 1/√2 atau = 0,7.
dalam bentuk tabel dalam BCL.
Kemudian catat frekuensi ini sebagai
23. Ulangi untuk gelombang segitiga fo).
• 2 titik untuk zona datar (LPF) atau
d) Pengaruh Frekuensi Diamati pada Domain Frekuensi
zona naik (HPF). (petunjuk: pilih
24. Buatlah rangkaian RC seperti pada titik frekuensi 1/100 fo dan 1/10 fo)
percobaan rangkaian diferensiator, dengan
harga R = 10 KΩ dan C = 8,2nF. • 2 titik untuk zona turun (LPF) atau
zona datar (HPF). (petunjuk: pilih
25. Hitunglah konstanta waktu = RC.
titik frekuensi 10 fo dan 100 fo)

26. Aturlah input dengan bentuk gelombang 35. Hitunglah Vo/Vi yang terjadi dalam dB.
segi empat sebesar 4 Vpp pada frekuensi 50
Hz dengan bantuan osiloskop. 36. Catatlah hasilnya dalam tabel dalam BCL.
Plot 5 titik pengukuran tersebut dengan
27. Ukur dan gambarlah bentuk gelombang skala logaritmik. Hasil plot 5 titik
output untuk harga-harga frekuensi 50 Hz, pengukuran adalah seperti grafik pada
500 Hz , 5 KHz, dan 50 KHz Gambar 2-7.

28. Catatlah hasilnya dalam bentuk tabel 37. Ukur beda fasa dengan menggunakan
dalam BCL. metode Lissajous

29. Kemudian buatlah rangkaian RC seperti


pada percobaan rangkaian integrator,
38. Plot hasil tersebut ke dalam grafik Vc= (Xc/R+Xc).Vi = (21,6 /10000+21,6).2 = 229,6 mV
frekuensi-fasa seperti contoh pada VrVc = <Vr + <Vc = -4 +( -17) = 13
ViVr = tan^-1 Xc/R = -4
Gambar 4.8
C.Rangkaian diferensiator
C ( miuF) R (0hm) t (s) T osi (s)
0,1 1k 1x10^-4 2,5x10^-7
0,1 10k 1x10^-3 2x10^-7
0,1 100k 1x10^-2 1,5x10^-7
T = R.C = ( 1000).0,1X10^-6= 1x10^-4
T = R.C = (10000).0,1X10^-6= 1x10^-3
T = R.C = (100000).0,1X10^-6= 1x10^-2
:L
Tosi= time/div x jumlah kotak = 50x10^-9 .5 = 2,5x10^-7
P
Tosi= time/div x jumlah kotak = 50x10^-9 .5 = 2x10^-7
:H F Tosi= time/div x jumlah kotak = 50x10^-9 .5 = 1,5x10^-7
PF
Gambar 2-7 Contoh plot Bode untuk
magnituda D.Rangkaian integrator
C ( F) R (0hm) Tw (s) t (s) T osi (s)
10n 1k 1 ms 1 x 10^-4 2,5x10^-
7
10n 10k 1 ms 1x10^-3 2x10^-7
10n 100k 1 ms 1x10^-2 1,5x10^-
7
8,2n 1k 1 ms 8,2x10^- 5x10^-6
Gambar 2-8 Contoh plot Bode 5
39. Kemudian
untuk fasabuatlah rangkaian RC seperti 8,2n 10k 1 ms 8,2x10^- 4x10^-6
pada percobaan 2.5 (Rangkaian 4
8,2n 100k 1 ms 8,2x10^- 3x10^-6
Integrator) dengan harga R = 10 KΩ, dan
3
C = 8,2nF..Lakukanlah langkah b, c, d, e
T = R.C = ( 1000).0,1X10^-6= 1x10^-5
dan f.
T = R.C = ( 10000).0,1X10^-6= 1x10^-4
T = R.C = ( 100000).0,1X10^-6= 1x10^-3
T = R.C = ( 1000).0,1X10^-6= 8,2x10^-5
T = R.C = ( 10000).0,1X10^-6= 8,2x10^-4
IV. HASIL DAN ANALISIS T = R.C = ( 100000).0,1X10^-6= 8,2x10^-3
A. Rangkain R Tosi= time/div x jumlah kotak = 50x10^-9 .5 = 2,5x10^-7
Tosi= time/div x jumlah kotak = 50x10^-9 .5 = 2x10^-7
Komponen perhitungan pengukuran
Tosi= time/div x jumlah kotak = 50x10^-9 .5 = 1,5x10^-7
Vi 1,999 mV 29,6 mV
Tosi= time/div x jumlah kotak = 100x10^-9 .5 = 5x10^-6
Vr 1,998 mV 0,1 mV Tosi= time/div x jumlah kotak = 100x10^-9 .5 = 4x10^-6
Vc 1,85 mV 24 mV Tosi= time/div x jumlah kotak = 100x10^-9 .5 = 3x10^-6
ViVc 163 77
VrVc 0,053 86
Xc= 1/jwc + ½.180.300.1x10^-7= 9,25 j ohm E. Pengaruh frekuensi terhadap domain F
Vr=(R/R+Xc).Vi = (10000/10000+9,25).2 = 1,998 mV Frekuensi Vo(V) Vi(V) dB
Vc= (Xc/R+Xc).Vi = (9,25/10000+9,25).2 = 1,85 mV (hz)
VrVc = <Vr + <Vc = 77 + 66 = 163 0,01fo 100 50 6,02
ViVr = tan^-1 = 0,053 0,1fo 200 50 12,04
B. Rangkaian RL 1fo 300 50 15,56
10fo 400 50 18,06
Komponen perhitungan pengukuran
100fo 500 50 20
Vi 1,992 mV 2000 mV
dB = 20 log (Vo/Vi) = 20 log (100/50) = 20 log 2 = 6,02
Vr 1,994 mV 2000 mV dB = 20 log (Vo/Vi) = 20 log (200/50) = 20 log 4 = 12,04
VL 4,3 mV 229,6 mV dB = 20 log (Vo/Vi) = 20 log (300/50) = 20 log 6 = 15,56
ViVL 0,123 -17 dB = 20 log (Vo/Vi) = 20 log (400/50) = 20 log 8 = 18,06
VrVL 13 -4 dB = 20 log (Vo/Vi) = 20 log (500/50) = 20 log 10 = 20
Xc= 1/jwc + ½.180.60.1x10^-7= 21,6 j ohm
Vr=(R/R+Xc).Vi = (10000/10000+21,6).2 = 1,994 mV Analisis
Pada percobaan yang telah dilakukan pada percobaan pertama
pada rangkaian RC nilai Vr = 0 karena tegangan dan arus
diserap oleh kapasitor. Pada percobaan kedua pada rangkaian
RL nilai VL = 0 karena tegangan dan arus terserap dahulu oleh
resistor.

V. KESIMPULAN
1. untuk mencari nilai impedansi membutuhkan nilai frekuensi
2. resistensi terjadi pada rangkaian rc
3. reaktansi terjadi pada rangkaian rl
4. pada rangkaian rc terjadi respons high pass filter
5. pada rangkaian r terjadi respon low pass filter
Referensi
[1] Rijono Yon, 1997. Dasar Teknik Listrik, Penerbit ANDI : Yogjakarta
[2] Anthony Zuriman, Mesin Listrik Arus Bolak – Balik, Penerbit ANDI :
Yogjakarta
[3] Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika Untuk SMA Kelas
XII.  Bandung: Grafindo
[4] Saleh, Muh. 2008. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Unismuh
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai