Anda di halaman 1dari 6

http://fitrichoi.blogspot.com/2015/09/gangguan-makan-eating-disorder.

html

https://arifsuryawan76.wordpress.com/2012/12/20/gangguan-makan-eating-disorder/

Gangguan Makan (Eating Disorder)

Definisi Gangguan Makan

Gangguan makan ditandai dengan gangguan ekstrem. Gangguan makan hadir ketika seseorang
mengalami gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti mengurangi kadar makanan dengan
ekstrem atau makan terlalu banyak yang ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan
tentang berat atau bentuk tubuh yang ekstrem. Seseorang dengan gangguan makan mungkin
berawal dari mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau lebih banyak daripada biasa, tetapi
pada tahap tertentu, keinginan untuk makan lebih sedikit atau lebih banyak terus menerus di luar
keinginan (American Psychiatric Association [APA], 2005).

Gangguan makan biasanya berkembang selama masa remaja atau dewasa awal.Namun, mereka bisa
mulai di masa kecil, juga. Wanita jauh lebih rentan. Hanya sekitar 5% sampai 15% dari orang dengan
anoreksia atau bulimia adalah laki-laki. Gangguan makan pada anak-anak dan remaja dapat
menyebabkan sejumlah masalah fisik yang serius dan bahkan kematian. Jika Anda melihat salah satu
dari tanda-tanda gangguan makan, hubungi dokter anak Anda segera. Gangguan makan tidak bisa
diatasi dengan kekuatan belaka. Anak Anda akan memerlukan pengobatan untuk membantu
memulihkan berat badan normal dan kebiasaan makan. Pengobatan ini juga membahas masalah-
masalah psikologis yang mendasar. Ingat bahwa hasil terbaik terjadi ketika gangguan makan yang
dirawat di tahap awal.

Terdapat tiga jenis gangguan makan, yaitu :

1. Anorexia, suatu kondisi di mana seorang anak menolak untuk makan cukup kalori, keluar
dari ketakutan yang intens dan irasional menjadi lemak.
2. Bulimia, suatu kondisi di mana seorang anak terlalu overeats (binging) dan kemudian
melakukan pembersihan makanan dengan muntah atau menggunakan obat pencahar untuk
mencegah kenaikan berat badan.
3. EDNOS – eating disorders not otherwise specified, gangguan makan lain yang tidak
ditetapkan. Yang memasukkan beberapa variasi gangguan makan. Kebanyakannya adalah
mirip dengan anoreksia atau bulimia tetapi dengan karakter yang berbeda sedikit.  Binge-
eating disorder, yang menerima peningkatan dalam jumlah penelitian dan perhatian media
dalam beberapa tahun kebelakangan ini adalah salah satu tipe EDNOS (APA, 2005).

Gejala Gangguan Makan

Anoreksia pada anak-anak dan remaja

Anak-anak dan remaja dengan anoreksia memiliki citra tubuh yang terdistorsi. Orang dengan
anoreksia melihat diri mereka sebagai berat, bahkan ketika mereka kurus. Mereka terobsesi untuk
menjadi kurus dan menolak untuk mempertahankan berat badan minimal bahkan normal.

Menurut Institut Nasional Kesehatan Mental , sekitar satu dari setiap 25 anak perempuan dan
perempuan akan memiliki anoreksia dalam hidup mereka. Kebanyakan akan menyangkal bahwa
mereka memiliki gangguan makan.

Gejala anoreksia meliputi:

 kecemasan, depresi, perfeksionisme, atau menjadi sangat kritis terhadap diri sendiri
 diet bahkan ketika seseorang kurus
 berlebihan atau kompulsif berolahraga
 intens takut menjadi gemuk,
 menstruasi yang menjadi jarang atau berhenti
 cepat merasa berat, dan orang tersebut mencoba menyembunyikan dengan pakaian longgar
 kebiasaan makan yang aneh, seperti menghindari makanan, makan secara rahasia,
mengawasi setiap gigitan makanan, atau hanya makan makanan tertentu dalam jumlah kecil
 tidak biasa minat dalam makanan
 Anoreksia dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang serius. Permasalahan
tersebut meliputi:
 kerusakan organ utama, terutama otak, jantung dan ginjal
 denyut jantung tidak teratur
 menurunkan tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh , dan tingkat pernapasan
 sensitivitas terhadap dingin
 penipisan tulang

Anoreksia berakibat fatal pada sekitar satu dari setiap 10 kasus. Penyebab paling umum kematian
termasuk serangan jantung, ketidakseimbangan elektrolit, dan bunuh diri.

Bulimia pada anak-anak dan remaja

Seperti anak-anak dan remaja dengan anoreksia, bulimia juga takut berat badan dan merasa sangat
bahagia dengan tubuh mereka. Mereka berulang kali akan makan terlalu banyak makanan dalam
waktu singkat. Seringkali anak atau remaja kehilangan kontrol. Merasa jijik dan malu setelah makan
berlebihan, remaja dengan bulimia mencoba untuk mencegah kenaikan berat badan dengan
menginduksi muntah atau menggunakan obat pencahar, pil diet, diuretik, atau enema. Setelah
membersihkan makanan, mereka merasa lega.

Orang dengan bulimia biasanya berfluktuasi dalam kisaran berat badan normal, meskipun mereka
mungkin kelebihan berat badan juga. Sebanyak satu dari setiap 25 wanita akan memiliki bulimia
dalam hidup mereka.

Gejala bulimia meliputi:

 menyalahgunakan obat pencahar dan perawatan lainnya untuk mencegah kenaikan berat
badan
 kegelisahan
 bingeing pada sejumlah besar makanan
 makan secara rahasia atau memiliki kebiasaan makan yang tidak biasa
 berlebihan latihan
 penekanan yang berlebihan pada penampilan fisik
 teratur menghabiskan waktu di kamar mandi setelah makan
 menggunakan jari untuk merangsang muntah
 tidak biasa minat dalam makanan
 muntah setelah makan
 Komplikasi bisa serius. Perut asam dari muntah kronis dapat menyebabkan:
 kerusakan enamel gigi
 radang kerongkongan
 pembengkakan kelenjar ludah di pipi
Selain itu, bulimia juga dapat menurunkan kadar potasium. Hal ini dapat menyebabkan hal yang
berbahaya, ritme jantung menjadi abnormal.

 Faktor-faktor Penyebab Gangguan Makan

Berbagai faktor saling berkaitan dalam menyebabkan gangguan makan

1. Faktor sosiokultural

Tekanan yang berlebihan pada wanita muda untuk mencapai standar khusus yang tidak realistis

2. Faktor psikososial

Diet yang kaku atau sangat membatasi dapat mengakibatkan berkurangnya kontrol yang diikuti
dengan pelanggaran diet dan menghasilkan makan berlebihan yang bersifat bulimik

Ketidakpuasan pada tubuh memicu dilakukannya cara-cara yang tidak sehat untuk mencapai berat
badan yang diinginkan

3. Faktor kognitif

Merasa kurang memiliki kontrol atas berbagai aspek kehidupan lain selain diet

Kebutuhan psikologis untuk kesempurnaan dan kecenderungan untuk berpikir secara dikotomis atau
‘hitam-putih’ (semua atau tidak sama sekali)

4. Faktor psikodinamika

Kesulitan berpisah dari keluarga dan membangun identitas individual

5. Faktor keluarga

Keluarga dari pasien gangguan makan sering kali memiliki karakteristik yang sama yaitu adanya
konflik, kurangnya kedekatan dan pengasuhan, serta gagal dalam membangun kemandirian dan
otonomi pada diri anak perempuan mereka

Dari perspektif sistem keluarga, gangguan makan pada anak perempuan dapat memberi
keseimbangan pada keluarga yang disfungsional dengan mengalihkan perhatian dari masalah
keluarga atau pun masalah pernikahan

6. Faktor biologis

Ketidakseimbangan yang mungkin terjadi pada sistem neurotransmiter di otak yang mengatur mood
dan nafsu makan

Kemungkinan pengaruh genetis

Assesment

Anoreksia

Menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) dimaksudkan dengan “keengganan untuk menetapkan


berat badan kira-kira 85% dari yang diprediksi, ketakutan yang berlebihan untuk menaikkan berat
badan, dan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut.” AN terbagi dalam dua jenis.
Jenis restricting-tye anorexia, individu tersebut menurunkan berat badan dengan berdiet sahaja
tanpa makan berlebihan (binge eating) atau muntah kembali (purging). Mereka terlalu menekan
konsumsi karbohidrat dan makan mengandung lemak. Sedangkan pada tipe binge-eating/purging,
individu tersebut makan secara berlebihan kemudian memuntahkannya kembali secara segaja (APA,
2005)

Kebanyakan orang dengan AN melihat diri mereka sebagai orang dengan kelebihan berat badan,
walaupun sebenarnya mereka menderita kelaparan atau malnutrisi. Makan, makanan dan kontrol
berat badan menjadi suatu obsesi. Seseorang dengan AN akan sentiasa mengukur berat badannya
berulang kali, menjaga porsi makanan dengan berhati-hati, dan makan dengan kuantiti yang sangat
kecil dan terhadap pada sebagian makanan (Wonderlich et al, 2005).

Kebanyakan orang dengan AN juga akan mempunyai masalah psikiatri dan macam-macam penyakit
fisik, termasuk depresi, ansietas, perilaku terasuk (obsessive), penyalahgunaan zat, komplikasi
kardiovaskular dan neurologis, dan perkembangan fisik yang terhambat (Becker et al, 1999). Gejala
lain yang mungkin terlihat dari waktu ke waktu termasuk penipisan tulang (osteopenia atau
osteoporosis), rambut dan kuku yang rapuh, kulit yang kering dan kekuningan, perkembangan
rambut halus dikeseluruhan tubuh (misalnya, lanugo), anemia ringan, kelemahan dan kehilangan
otot, konstipasi berat, tekanan darah rendah, pernafasan dan pols yang melemah, penurunan suhu
tubuh internal; menyebabkan orang tersebut sering merasa dingin, dan kelesuan (Wonderlich, 2005)

Sebagai akibat dari nutrisi buruk, gangguan endokrin yang melibatkan aksis hipotalamus-pituitari-
gonad timbul, bermanifestasi pada wanita yaitu amenorrea dan pada laki-laki yaitu kurangnya minat
berseksual dan kesuburan. Pada anak-anak yang prapubertas, pubertasnya lambat dan
perkembangan dan pertumbuhan fisiknya terbantut (Chavez dan Insel, 2007). Gejala metabolik
lainnya, seperti lelah dan intoleransi terhadap kedinginan juga disebabkan oleh gangguan aksis
hipotalamus-pituitari-gonad (Kiyohara et al, 1987).

Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa (BN) digambarkan dengan episode berulang makan berlebihan (binge eating) dan
kemudian dengan perlakuan kompensatori (muntah, berpuasa, beriadah, atau kombinasinya).
Makan berlebihan disertai dengan perasaan subjektif kehilangan kawalan ketika makan. Muntah
yang dilakukan secara sengaja atau beriadah secara berlebihan, serta penyalahgunaan pencahar,
diuretik, amfetamin dan tiroksin juga boleh terjadi (Chavez dan Insel, 2007).

DSM-IV membagikan BN kepada dua bentuk yaitu purging dan nonpurging. Pada tipe purging,
individu tersebut memuntahkan kembali makanan secara sengaja atau menyalahgunakan obat
pencahar, diuretik atau enema. Pada tipe nonpurging, individu tersebut menggunakan cara lain
selain cara yang digunakan pada tipe purging, seperti berpuasa atau beriadah secara berlebihan.

BN digolongkan pada orang yang mengalami episode konsumsi makanan dengan jumlah yang sangat
banyak (misalnya, binge-eating) secara sering, dan merasakan kurangnya penguasaan terhadap
makan. Perilaku binge-eating diikuti dengan perilaku yang mengkompensasi binge dengan
menyingkirkan makanan yang dimakan (misalnya, muntah, penggunaan obat cuci perut atau diuretik
yang berlebihan), berpuasa dan/atau senaman yang berlebihan (APA, 2005).

Tidak seperti AN, orang yang menderita BN dapat jatuh kepada golongan dengan berat badan yang
normal sesuai dengan umur mereka. Akan tetapi, seperti AN, mereka juga mempunyai ketakutan
untuk pertambahan berat badan, dan sangat nekad untuk mengurangi berat badan, merasa
ketidakbahagiaan hebat atas ukuran dan bentuk tubuh. Kebiasaannya, perilaku bulimik adalah
rahasia, karena selalu disertai dengan perasaan jijik dan malu. Siklus perilaku binging dan
penyingkiran ini selalunya berulang selama beberapa kali dalam seminggu (APA, 2005).
Mirip dengan AN, orang yang menderita BN juga mempunyai penyakit psikologis seperti depresi,
ansietas dan/atau permasalahan penyalahgunaan zat. Kebanyakan kondisi fisik adalah akibat dari
aspek penyingkiran penyakit, termasuklah ketidakseimbangan elektrolit, masalah gastrointestinal,
dan masalah berkaitan dengan rongga mulut dan gigi (APA, 2005).

Gejala lain yang terkait termasuklah inflamasi kronis dan sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar
di leher dan di bawah rahang, robekan enamel gigi dan meningkatnya kepekaan dan kerusakan gigi
akibat daripada pemaparan terhadap asam perut, penyakit refluks gastroesofagus, intestinal
distress dan iritasi akibat penyalahgunaan obat cuci perut, masalah pada ginjal akibat
penyalahgunaan obat diuretik, dan dehidrasi berat karena kekurangan cairan dari tubuh (APA, 2005).

Gangguan mood adalah sering pada pasien dengan BN dan simptom cemas dan tegang
(tension) sering dialami (Chavez dan Insel, 2007). Kebanyakan pasien dengan BN mengalami depresi
ringan dana sesetengah mengalami gangguan mood dan perilaku yang serius seperti cobaan
membunuh diri dan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Biasanya, pasien dengan BN
merasa malu dengan perbuatannya sendiri dan cenderung untuk merahasiakannya daripada
keluarga dan teman-teman. (APA, 2005)

Penanganan yang dapat dilakukan

Dikatakan Wolfe & Mash (2006:493-498)  bahwa penanganan kelainan ini memerlukan kerjasama
team seperti psikiatri, konselor dan juga dokter. Sering kali sulit ditangani tapi tersedia beberapa
pendekatan terapeutik

Penanganan biomedis

perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk membantu pasien anoreksia mencapai berat
badan yang sehat atau pasien bulimia mengatasi siklus makan berlebih lalu mengeluarkannya dalam
kasus dimana terapi rawat jalan telah gagal

Pengobatan antidepresan dapat digunakan untuk mengatur napsu makan dengan mengubah proses
kimia pada otak atau untuk melepaskan depresi yang mendasari

Psikoterapi

Terapi psikodinamika bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyelesaikan konflik psikologis yang
ada.

Terapi behavioral kognitif (CBT)

Untuk membantu individu dengan gangguan makan mengalahkan pikiran dan keyakinan yang self-
defeating serta mengembangkan kebiasaan makan dan pola berpikir yang lebih sehat

Modifikasi perilaku membantu pasien anoreksia yang dirawat di rumah sakit untuk meningkatkan
berat badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk perilaku makan yang tepat

Pemaparan terhadap pemecahan respon membantu individu bulimia untuk menoleransi memakan
makanan yang menurut mereka dilarang tanpa makan berlebihan dan mengeluarkannya

Terapi Interpersonal (IPT)

Menekankan pada penyelesaian masalah interpersonal dengan keyakinan bahwa fungsi


interpersonal yang semakin efektif akan menghasilkan kebisaaan dan sikap makan yang lebih sehat

Terapi keluarga
Dapat digunakan untuk mengatasi konflik keluarga dan meningkatkan komunikasi diantara anggota
keluarga

Untuk membangkitkan kesadaran klien dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tetapi usaha
tersebut harus terus dilakukan secara bertahap sehingga yang bersangkutan dapat beradaptasi dan
merasa nyaman dengan perubahan tersebut sampai sepenuhnya klien dapat mengontrol perilaku
makan.

Anda mungkin juga menyukai