Apa Anda sudah tahu apa itu Ibu PKK? Lalu, apa sebenarnya peran mereka?
Apa selama ini Anda tahu mengenai PKK? Sebenarnya kepanjangan PKK itu apa sih?
Lalu, apakah Anda sendiri sekarang merupakan salah satu anggota ibu-ibu PKK?
Bagaimana awal mulanya? Bila rasa penasaran Anda begitu besar mengenai peran
para ibu PKK saat ini, yuk simak dulu perjalanannya!
Sebagai permulaan, bila Anda berniat menjadi salah satu ibu PKK, Anda harus tahu
bawha Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, disingkat PKK, adalah organisasi
kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam
pembangunan Indonesia. PKK sendiri terkenal akan “10 program pokok”-nya.
Menurut Tjahjo Kumolo sendiri sebagai Menteri Dalam Negeri, dalam siaran persnya
yang berjudul “PKK Punya Tugas Penting Gerakan Potensi Masyarakat” di Jakarta,
juga menyoroti soal peran PKK. Menurutnya, PKK bisa menjadi pihak di garda depan
dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Misalnya,
menggerakkan ibu-ibu, bagaimana caranya menekan angka kematian ibu hamil. Atau
berkontribusi mengatasi masalah gizi anak, kesehatan anak dan stunting.
Kegiatan Para Ibu PKK
Hingga saat ini, kegiataan para ibu PKK menekankan pada prinsip pemberdayan dan
partisipasi masyarakat lewat pemberdayaan keluarga. Kegiatan PKK sangat banyak,
makanya besar sekali peran ibu-ibu PKK ini terhadap masyarakat.
Sejarah
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sebagai gerakan pembangunan
masyarakat bermula dari seminar Home Economic di Bogor pada 1957. Sebagai tindak
lanjut dari seminar tersebut, pada 1961 panitia penyusunan tata susunan pelajaran
pada Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kementerian Pendidikan bersama
kementerian-kementerian lainnya menyusun 10 segi kehidupan keluarga. Gerakan PKK
dimasyarakatkan berawal dari kepedulian istri gubernur Jawa Tengah pada 1967 (ibu
Isriati Moenadi) setelah melihat keadaan masyarakat yang menderita busung lapar.
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui 10 segi pokok keluarga
dengan membentuk Tim Penggerak PKK di semua tingkatan, yang keanggotaan timnya
secara relawan dan terdiri dari tokoh/pemuka masyarakat, para isteri kepala
dinas/jawatan dan isteri kepala daerah sampai dengan tingkat desa dan kelurahan yang
kegiatannya didukung dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Pada tanggal 27 Desember 1972 mendagri mengeluarkan surat kawat no. Sus 3/6/12
kepada seluruh gubernur kdh tk. I Jawa Tengah dengan tembusan gubernur kdh
seluruh indonesia, agar mengubah nama pendidikan kesejahteraan keluarga menjadi
pembinaan kesejahteraan keluarga. Sejak itu gerakan PKK dilaksanakan di seluruh
Indonesia dengan nama Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan tanggal 27
Desember ditetapkan sebagai “hari kesatuan gerak PKK” yang diperingati pada setiap
tahun.
Dalam era reformasi dan ditetapkannya TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN
1999-2004, serta pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan Undang-undang No.22
tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999, tetapi PKK pusat tanggap dengan
mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang disepakati dalam rakernaslub pkk tanggal
31 Oktober sampai dengan 2 November 2000 di Bandung dan hasilnya merupakan
dasar dalam perumusan keputusan menteri dalam negeri dan otonomi daerah no. 53
tahun 2000, yang selanjutnya dijabarkan dalam pedoman umum gerakan
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ini.
Hal yang mendasar antara lain adalah perubahan nama gerakan PKK dari gerakan
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga menjadi gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga.
Tim Penggerak PKK berada di tingkat pusat sampai dengan desa/kelurahan, PKK
dikelola dan digerakkan oleh Tim Penggerak PKK yang diketuai oleh isteri Pimpinan
Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota, Camat, Kepala Desa/Lurah), secara fungsional.
Dapat dikemukakan bahwa kunci berkembangnya program dan kegiatan PKK, justru
ada peran nyata diwujudkan oleh istri Pimpinan Daerah.
Strategi PKK
Dalam upaya menjangkau sebanyak mungkin keluarga, dilaksanakan melalui
“Kelompok Dasawisma”, yaitu kelompok 10 hingga 20 KK yang berdekatan. Ketua
Kelompok Dasawisma dipilih dari dan oleh anggota kelompok. Ketua Kelompok
Dasawisma membina 10 rumah dan mempunyai tugas menyuluh, menggerakkan dan
mencatat kondisi keluarga yang ada dalam kelompoknya, seperti adanya ibu hamil, ibu
menyusui, balita, orang sakit, orang yang buta huruf dan sebagainya. Informasi dari
semuanya ini harus disampaikan kepada kelompok PKK setingkat diatasnya, yang
akhirnya sampai di Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan.
Sasaran gerakan PKK adalah keluarga, baik di perdesaan maupun perkotaan yang
perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan dan kepribadiannya, dalam bidang:
1. Mental spiritual meliputi sikap dan perilaku sebagai Insan hamba Tuhan, anggota
masyarakat dan warga negara yang dinamis serta bermanfaat, berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Fisik material meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja
yang layak serta lingkungan hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan
pendidikan, pengetahuan dan keterampilan.
Masih berminat mengikuti peran luar biasa para ibu PKK ini?
LIFE