Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS USAHA ABON SUKUN DI DESA

PEJATEN KECAMATAN BONDOWOSO


KABUPATEN BONDOWOSO

Oleh

AGNESTIEN TANTRIASIH
(180210204281)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang sangat subur dan memiliki potensi sangat baik
untuk tanaman pertanian dan perkebunan. Pada bidang perkebunan di Indonesia
beragam komoditas perkebunan yang dikembangkan, salah satunya adalah buah sukun.
Buah sukun termasuk golongan klimakterik, puncak klimakterik dicapai dalam waktu
singkat karena proses respirasinya berlangsung cepat (Widowati, dkk. 2010).
Sukun merupakan jenis tanaman yang mengandung karbohidrat tinggi yang
mencapai 28,2 gr, energi 108 kalori, protein 1,3 gr dan lemak 0,3 gr dalam setiap 100 gr
bahan sukun. Nilai gizi yang terkandung di dalam buah sukun sangat kompleks. Buah
sukun ini digunakan sebagai bahan inovasi menjadi abon sukun untuk meningkatkan
nilai harga jual dari buah sukun itu sendiri. Musim panen sukun dalam satu tahun hanya
pada bulan tertentu saja dan bisa menjadi makanan alternatif pada saat musim panen
tersebut.
Bondowoso merupakan Kabupaten yang memiliki tanah subur dan memiliki
potensi sangat baik dalam tanaman pertanian dan perkebunan salah satunya yaitu buah
sukun. Pada saat musim buah sukun di Bondowoso hanya dibuat sebagai makanan
gorengan.
Abon merupakan salah satu makanan tradisonal yang dapat dijadikan sebagai
bahan pelengkap makanan nasi atau lauk pauk, abon biasanya dibuat dari bahan ikan,
daging sapi maupun daging ayam. Abon di sukai banyak masyarakat karena memiliki
cita rasa yang sangat enak, selain itu juga abon memiliki daya simpan yang lama.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka ada peluang untuk mengembangkan
usaha yaitu abon sukun, untuk bahan utama pembuatan abon ini menggunakan buah
sukun. Oleh karena itu sangat penting untuk dilakukan usaha produksi abon sukun
melalui Tugas Akhir yang berjudul ”Analisis Usaha Abon Sukun Di Desa Pejaten
Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana proses produksi abon sukun yang dilakukan di Desa Pejaten
Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso?
2. Bagaimana analisis kelayakan abon sukun di Desa Pejaten Kecamatan
Bondowoso Kabupaten Bondowoso?
3. Bagaimana pemasaran dan penjualan produk abon sukun di Desa Pejaten
Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijelaskan, maka dapat tujuan Tugas
Akhir sebagai berikut :
1. Dapat melakukan produksi abon sukun di Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso
Kabupaten Bondowoso.
2. Dapat melakukan analisis kelayakan usaha abon sukun di Desa Pejaten
Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso.
3. Dapat melakukan pemasaran dan penjualan abon sukun di Desa Pejaten
Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso.

1.4 Manfaat
Berdasarkan manfaat yang di harapkan maka, tujuan pelaksanaan tugas akhir ini
sebagai berikut :
1. Membuka peluang usaha baru di Desa Pejaten Kecamatan Bondowoso Kabupaten
Bondowoso.
2. Memanfaatkan sukun sebagai bahan inovasi di Desa Pejaten Kecamatan
Bondowoso Kabupaten Bondowoso.
3. Pembuatan abon sukun ini diharapkan mampu meningkatkan produksi
pemasaran.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu


Dofiah (2016), dalam tugas akhirnya yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha
Abon Bebek di Kelurahan Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember” di
peroleh BEP unit 229 dari 300 kemasan, BEP harga Rp. 1.528 dengan harga jual Rp.
2500, R/C ratio 1,31, dan ROI 23,74%, berdasarkan analisis usaha tersebut dapat
disimpulkan bahwa ini layak untuk dikembangkan.
Tomi (2015), dalam tugas akhirnya yang berjudul “Analisis Usaha Abon Lele di
Desa Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember” di Peroleh BEP unit 22
dari 35 kemasan, BEP harga Rp. 3.200 dengan harga Rp. 5.000, R/C Ratio 2, ROI 16%,
berdasarkan analisis usaha tersebut dapat disimpulkan bahwa ini layak untuk
dikembangkan.
Herman (2016), dalam tugas akhirnya “Analisis Usaha Kripik Sukun Rasa Pedas
“FAMBUDI” di Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi”
di peroleh BEP unit 21 dari 40 Kemasan, BEP harga Rp. 3.125 dengan harga jual Rp.
6000 R/C Ratio 1,92 ROI 28,04%, berdasarkan analisis usaha tersebut dapat
disimpulkan bahwa ini layak untuk dikembangkan. Dengan mempertimbangkan analisis
usaha pengolahan yang masih ada kripik, maka hasil dari tugas akhir yang berjudul
“Analisis Usaha Kripik Sukun Rasa Pedas “FAMBUDI” di Desa Sumberagung
Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi” dibuat sebuah refrensi untuk analisis
usaha abon sukun.
Dari kajian terdahulu buah sukun masih perlu diinovasikan kembali supaya
menambah hasil olahan dari buah sukun dan menaikkan nilai harga buah sukun.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Abon
Abon merupakan makanan yang terbuat dari serat daging hewan, penampilannya
biasanya berwarna kuning kecoklatan, abon tanpak seperti serat-serat kapas, karena di
dominasi serat-serat otot yang mengering yang di suwar-suwir, dan tidak memiliki
kadar air, abon biasanya awet disimpan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan
dalam kemasan kedap udara.
Abon memiliki prospek eknomi yang baik karena konsumennya luas. Kalangan
masyarakat ekonomi bawah sampai kalangan masyarakat ekonomi tinggi menyukai
abon. Konsumen abon juga tidak hanya masyarakat kota saja, tetapi masyarakat desa
pun banyak yang menyukai (Fachruddin, 2007).

2.2.2 Sukun
Sukun (Artocarpus Altilis) tergolong tanaman tropik sejati dengan tempat tumbuh
terbaik di dataran rendah yang beriklim panas. Selain di dataran rendah, sukun juga
tumbuh di berbagai tempat karena daya adaptasinya yang tinggi. Tanaman ini tumbuh
baik di daerah basah, tetapi juga dapat tumbuh di daerah yang sangat kering asalkan ada
air tanah dan aerosi tanah yang cukup. Bahkan pada musim kemarau, sukun dapat
tumbuh dan berbuah dengan lebat.
Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Dari Buah Sukun
Zat gizi per 100 Buah Sukun Tepung Sukun
Buah Sukun Tua
gram Muda Tua
Energi (kalori) 46 108 302,4
Air (g) 87,1 69,3 15
Protein (g) 2,0 1,3 3,6
Lemak (g) 0,7 0,3 0,8
Karbohidrat (g) 9,2 28,2 78,9
Serat (g) 2,2 - -
Abu (g) ,0 0,9 2
Kalsium (mg) 59 21 58,8
Fosfor (mg) 46 59 165,2
Besi (mg) - 0,4 1,1
Vitamin B1 (mg) 0,12 0,12 0,34
Vitamin B2 (mg) 0,06 0,06 0,17
Vitamin C (mg) 21 19 47,6
Sumber : Setijo Pitojo 1992
2.2.3 Abon Sukun
Abon sukun merupakan makanan yang terbuat dari bahan utamanya sukun dan
dikreasikan berbeda dengan abon-abon sebelumnya yang sudah banyak di pasar. Abon
sukun ini memiliki cita rasa yang tidak kalah enak dengan abon yang sudah ada dan
abon sukun ini juga memiliki kadungan gizi yang baik bagi kesehatan. Hal ini
diperkirakan akan mampu bersaing dengan produk abon lainnya karena masih belum
ada di pasar dan abon sukun yang tidak kalah enak dengan abon lainnya.

2.3 Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan upaya-upaya memenuhi
kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang, atas dasar kemampan dengan cara
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain (Joko Untoto, dkk. 2010)
Untuk menjadi seorang wirausahawan ada beberapa yang harus dimiliki, di
antaranya sebagai berikut :
1. Mempunyai jiwa kepemimpinan
2. Berani mengambil resiko
3. Mempunyai semangat dan mau bekerja keras
4. Mempunyai daya kreatif dan inovasi baru
5. Berorientasi pada masa depan

2.4 Studi Kelayakan Usaha


Studi kelayakan usaha merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu kegiatan usaha atau bisnis untuk menentukan layak atau tidak
usaha tersebut dijalankan (Kasmir, 2014).
Beberapa analisis yang dapat menentukan kelayakan suatu bisnis atau usaha
antara lain sebagai berikut :
1. Analisis Break Event Point (BEP)
Analisis Break Event Point (BEP) merupakan titik impas dari suatu usaha atau
pulang modal atau titik temu antara total biaya dengan tota output (penerimaan).
Perhitunangan BEP terdiri dari BEP Produksi dan BEP Harga jual poduk (Rukmana dan
Yudirachman, 2015).
2. Analisis Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
Analisis Renue Cost Ratio (R/C Ratio) merupakan perbandingan antara
penerimaan total (Total Revenue/TR) dan biaya total (Total Cost/TC). Analisis ini
digunakan untuk mengetahui imbangan antara penerimaan degan biaya dari usaha yang
dilakukan (Pasaribu, 2012).

3. Analisis Return On Investment (ROI)


Analisis Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang
efesiensi manajemen. Rasio ini juga menunjukkan produktivitas dari seluruh dana
perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio
ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya, rasio ini digunakan untuk
mengukur efektiftas dari keseluruhan perasi perusahaan (Kasmir, 2014).
2.5 Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses yang sosial dan manajerial dengan mana individu
dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen (Kasmir, 2014).
Untuk mencapai tujuan pemasaran ada beberapa langkah yang bisa di jalankan
oleh suatu perusahaan, di antaranya sebagai berikut :
1. Produk (Product)
Produk adalah berupa barang yang sudah di inovasikan atau tidak yang akan di
tawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Harga (Price)
Penentuan harga merupakan sangat penting dalam dunia usaha karena untuk
menentukan nilai harga jual dari suatu produk.
3. Tempat (Place)
Tempat merupakan cara untuk menyalurkan produk dari produsen hingga sampai
ke tangan konsumen.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah suatu cara untuk menginformasikan suatu produk yang akan di
tawarkan kepada konsumen.

2.6 Penjualan
Penjualan adalah aktivitas atau bisnis menjual produk atau jasa dalam proses
penjualan, penjual atau penyedia barang dan jasa memberikan kepemilikan suatu
komoditas kepada pembeli untuk suatu harga tertentu (Erlangga, 2005)
Tujuan penjualan adalah untuk mencapai hasil pengembangan bisnis seperti
yang telah di rencanakan, dengan motivasi anggota tim penjualan untuk menampilkan
kemampuan terbaik mereka.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir


Kegiatan tugas akhir yang berjudul “Analisis Usaha Abon Sukun Di Desa Pejaten
Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso” dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan
yaitu bulan Desember 2018 sampai Februari 2019.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir analisis
usaha abon sukun di Desa Pejeten Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso
dilakukan dengan dua tahap yaitu sebagiai berikut:
3.1 Data Primer
Pengumpulan data secara langsung dengan cara mencatat apa yang di butuhkan
dan bisa menganalisis dari kegiatan produksi dari awal sampai akhir seperti bahan baku
dan alat yang di butuhkan pada saat produksi.
3.2 Data Sekunder
Pengumpulan data secara tidak langsung dengan cara melakukan studi pustaka,
refrensi atau literature seperti buku, jurnal di internet dan laporan yang berhubungan
dengan judul tugas akhir.

3.3 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
Dalam suatu proses produksi ada peralatan yang di gunakan untuk mendukung
kegiatan produksi secara langsung, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam proses produksi abon sukun
No Alat Spesifikasi Fungsi
1 Pisau Terbuat dari logam Untuk mengupas buah sukun
berukuran sedang
2 Garpu Terbuat dari besi Untuk menghaluskan buah
berbentuk tipis panjang sukun
3 Wajan Terbuat dari almunium Untuk menggoreng atau
berbentuk cembung menyangrai abon sukun
4 Kompor Gas Terbuat dari stainless Untuk memasak abon sukun
steel dengan 2 tungku
5 Spatula Tebuat dari besi Untuk membolak-balikkan
berbentuk tipis ke depan abon selama meggoreng
6 Dandang Terbuat dari aluminium Untuk mengkukus buah
berbentuk tabung sukun
7 Nampan Terbuat dari plastik Tempat untuk menyuwir atau
berbentuk persegi menghaluskan sukun
panjang.
8 Coek Terbuat dari batu Untuk membuat bumbu abon
berbentuk lingkaran sukun
9 Ulekan Terbuat dari batu Untuk menghaluskan bumbu
berbentuk lonjong ke abon sukun
belakang
10 Timbangan Terbuat dari plastik Untuk mengukur berat abon
berbentu segi kotak sukun dalam kemasan
11 Spinner Terbuat dari besi Untuk mengeringkan minyak
berbentuk tabung
12 Sealler Terbuat dari baja Untuk melakukan kemasan
berbentuk persegi supaya lebih tahan lama
Panjang
13 Tabung gas Terbuat dari Besi Untuk isi tabung gas
Sumber : Data Primer (2018)
3.3.2 Bahan
Dalam suatu proses produksi hal yang paling penting yaitu bahan untuk
pembuatan produk. Ada beberapa bahan yang di butuhkan, yaitu :
3.2 Bahan yang digunakan dalam proses produksi abon sukun
No Bahan Spesifikasi Fungsi
1 Sukun Berbentuk bulat Sebagai bahan baku
2 Santan Berbentuk bubuk Sebagai penyedap rasa
3 Bawang Merah Berbentuk oval Sebagai bumbu
berwarna merah
4 Bawang Putih Berbentuk oval Sebagai bumbu
berwarna putih
5 Serai Berbentuk panjang Sebagai bumbu
6 Lengkuas Besar dan Sebagai bumbu
bercabang
7 Ketumbar Berbentuk bulat Sebagai bumbu
kecil
8 Merica Berbentuk bulat Sebagai bumbu
kecil
9 Cabe merah Besar berwarna Sebagai bumbu
merah
10 Minyak Goreng Berbentuk cair Sebagai menggoreng abon sukun
11 Garam Bentuk Butiran Sebagai penyedap rasa abon
12 Gula Bentuk butiran Sebagai penyedap rasa abon
13 Gas LPG Terbuat dari besi Sebagai bahan bakar
berbentuk tabung
14 Kemasan Terbuat dari plasik Sebagai kemasan abon
berbentu persegi
panjang
15 Label Terbuat dari kertas Sebagai identitas produk
anti air
Sumber : Data Primier (2018
3.4 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk mencari keutungan yang akan di capai
dalam sebuah usaha abon sukun, yaitu dengan cara sebagai berikut :
A. Break Event Point (BEP)
Break Event Point (BEP) merupakan titik impas antara biaya dengan output
(penerimaan). Rumus perhitungan BEP sebagai berikut :

1. BEP Produksi

Total Biaya
BEP produksi =
Harga Jual

Analisis ini dapat mengetahui berapa jumlah barang yang harus di produksi
supaya mencapai titik impas.

2. BEP Harga
Total Biaya
BEP Harga =
Total produksi

Analisisini dapat mengetahui berapa harga jual yang harus di tetapkan supaya
memiliki keuntungan.

B. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)


Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) merupakan titik kesimbangan antara penerimaan
dan biaya dalam sutau kegiatan usaha. Rumus perhitungan R/C Ratio, yaitu :

Penerimaan Total
R/C Ratio =
Biaya Total

Kriteria:
1. Jika R/C > 1, maka menguntungkan
2. Jika R/C = 1, maka tidak untung tidak rugi
3. Jika R/C < 1, maka mengalami rugi

C. Return On Investment (ROI)


Return On Investment (ROI) merupakan cara untuk mengetahui jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. Rumus perhitungan ROI, yaitu:

Keuntungan Bersih
ROI = X 100%
Total Aset

3.5 Proses Produksi


Langkah-langkah peroses produksi Abon Sukun di Desa Pejaten Kecamatan
Bondowoso Kabupaten Bondowoso, yaitu sebagai berikut :
a. Persiapan Alat dan Bahan
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapakan alat dan bahan untuk
penunjang pembuatan abon sukun. Bahan yang di gunakan dalam pembuatan abon
sukun yaitu sukun, santan, bawang merah, bawang putih, laos dan lain sebagainya. Alat
yang di gunakan dalam pembuatan abon sukun yaitu pisau, sealer, spinner, nampan,
dandang dan lain sebagainya.
b. Pengupasan Buah Sukun
Pengupasan buah sukun ini berguna untuk membersihkan buah sukun untuk
mempermudah dalam proses pengukusan.
c. Pengukusan
Pengukusan buah sukun dilakukan selama 10-15 menit agar dapat
mempermudah pada proses penghalusan.
d. Pencampuran Bumbu
Pencampuran bumbu dilakukan pada saat penghalusan buah sukun selesai dan di
bolak-balik atau disangrai hingga tercampur dengan rata.
e. Penggorengan Sukun
Penggorengan sukun dilakukan pada saat bumbu sudah tercampur dengan
merata hingga mendapatkan tekstur yang sesuai.
f. Penirisan Minyak
Penirisan minyak di lakukan agar abon sukun lebih tahan lama dengan
menggunakan mesin peniris minyak atau sepiner.
g. Pengemasan
Pengemasan menggunakan plastik alumunium voil berukuran 10x20.
h. Pemasaran
Pemasaran dilakukan di daerah Bondowoso, Jember, Area Kampus.
3.6 Alur Proses Produksi
Proses produksi yang digunakan dalam pembuatan abon sukun melaui berapa
tahap, diantaranya sebagai berikut :

Persiapan Alat dan Bahan

Pengupasan

Pengukusan

Pencampuran Bumbu

Penggorengan Sukun

Penirisan Minyak

Pengemasan

Pemasaran

Gambar 3.1 Proses Produksi Abon sukun


Sumber : Data Primer 2018
3.7 Pemasaran
Pemasaran yang digunakan pada produk abon sukun meggunakan unsur 4P,
yaitu :
A. Produk (product)
Abon sukun ini merupakan inovasi dari buah sukun untuk meningkatkan nilai
ekonomis dari buah sukun dan dari cita rasanya tidak kalah dengan abon-abon yang
sudah banyak atau yang ada di pasar. Buah sukun yang telah di inovasi baik bagi
kesehatan terutama bisa menurunkan kadar gula darah yang ada di dalam tubuh.

B. Harga (price)
Harga abon sukun ini sangat penting untuk mengetahaui nilai harga jual bagi
semua kalangan yaitu dari kalangan ke bawah, kalangan menengah, kalangan ke atas
dan banyak di sukai oleh seluruh masyarakat.

C. Tempat (place)
Saluran distribusi yang digunakan dalam memasarkan produk abon sukun yaitu
menggunakan 2 (dua) macam saluran distribusi. Saluran distribusi produk abon sukun
bisa dilihat pada Gambar sebagai berikut :
1. Saluran Pemasaran Langsung

Produsen Konsumen

Gambar 3.2 Saluran Distribusi Secara Langsung

2. Saluran Pemasaran Tidak langsung

Produsen Pedagang Kecil Konsumen

Gambar 3.3 Saluran Distribusi Secara Tidak Langsung


D. Promosi (promotion)
Promosi yang akan dilakukan untuk memasarkan produk abon sukun yaitu
dengan menggunakan 2 (dua) saluran distribusi kepada konsumen di kabupaten
bondowoso, kabupaten jember, area kampus dan sikitarnya. Selain itu, juga melakukan
pemesanan online dengan menggunakan Whats Apps dan Instagram. Selain itu, tester
produk yang di berikan kepada konsumen agar lebih tau dan percaya dengan kualitas
rasa olahan dari buah sukun sehingga kemungkinan besar mau membeli produk yang di
tawarkan.

Anda mungkin juga menyukai