Geokimia
Geokimia
Material organic dalam batuan sangat erat kaitannya dengan pembentukan batuan induk
dalam system petroleum. Source rock atau batuan induk kaya akan kandungan unsur atom
karbon (C) yang didapat dari cangkang – cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon
inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
Hidrokarbon membentuk salah satu elemen penting dari sebuah kerja sistem petroleum.
Hidrokarbon adalah batuan sedimen yang kaya akan kandungan material organik yang mungkin
telah tersimpan dalam berbagai lingkungan termasuk laut air dalam, lakustrin, dan delta bahan
organik tersebut misalnya ganggang. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun
ganggang air laut. Tentu saja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan
di danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang
disebut Source Rock (batuan induk) yang kaya mengandung unsur karbon (high TOC-Total
Organic Karbon). Setelah ganggang mati dan berkumpul menjadi batuan induk, maka batuan
induk ini akan terkubur di bawah batuan-batua lainnya yang beralngsung dalam kurun waktu
yang lama dan juga tertutp oleh bataun reservoir. Kemudian source rock itu akan dimasak oleh
panas bumi yang disebut dengan istilah geothermal.
Ada 5 hal yang akan di perhatikan dalam analisis dan evaluasi batuan induk, yaitu :
Menurut Waples (1985), hidrokarbon berasal dari material organik tumbuhan yang telah
mati pada masa lampau dengan proses pembentukan yang sangat rumit. Sampai saat ini,
beberapa bagian daripada proses pembentukan hidrokarbon masih belum dapat dimengerti.
Namun secara garis besar diketahui bahwa material organik ini berasal dari tumbuhan dan alga
yang terlindungi dengan baik pada sedimen berbutir halus yang terendapkan pada daerah tanpa
oksigen (anoksik). Kandungan organik ini akan berubah oleh adanya reaksi kimia dan biologi
pada suhu yang rendah (diagenesis) yang terjadi selama proses transportasi dan pengendapan.
Perubahan kimia pada tahapan ini akan berkurang dengan hilangnya kandungan oksigen
(O2) dari material organik dalam bentuk air (H2O) dan karbondioksida (CO2). Material organik
yang selama diagenesis berubah menjadi molekul yang lebih besar dinamakan kerogen. Dengan
bertambahnya kedalaman, porositas dan permeabilitas sedimen akan menurun, sementara suhu
akan naik. Perubahan ini menyebabkan terhentinya aktivitas mikroba secara bertahap, dan pada
akhirnya proses diagenesis organik akan terhenti. Dengan naiknya suhu, maka reaksi termal
menjadi semakin penting.
Selama fase berikutnya (katagenesis), kerogen mulai memisah menjadi molekul yang
lebih kecil dan mudah bergerak. Pada tahap perubahan akhir (metagenesis), produk pokoknya
akan terdiri dari molekul gas yang lebih kecil. Kerogen yang terbentuk dari material organik
yang berbeda, atau pada kondisi diagenetik yang berbeda, akan memiliki perbedaan secara kimia
satu sama lain. Adanya perbedaan ini juga akan memberi perbedaan pada karakteristik
hidrokarbon yang dihasilkan.
Batuan induk, yang dicirikan oleh jumlah kandungan organik tipe tertentu akan
terendapkan pada konisi tertentu. Kondisi yang tepat untuk pembentukan sedimen yang kaya
kandungan organik adalah sebagai berikut:
– Suplai detritus yang kaya material organik dalam jumlah yang banyak
– Terlindungi dari proses oksidasi biogenik/ abiogenik
– Sedimentasi pada daerah dengan energi rendah
– Transportasi yang cepat menuju permukaan pengendapan
Kondisi anoksik (depleted oxygen) diperlukan dalam preservasi material organik pada
suatu lingkungan pengendapan, dikarenakan kondisi lingkungan ini akan membatasi aktivitas
bakteri aerobik dan organisme biturbasi yang sangat berperan dalam pengrusakan material
organik. Kondisi anoksik berkembang dimana kebutuhan oksigen lebih besar daripada suplai
oksigen. Oksigen biasanya dikonsumsi oleh proses pembusukan (degradasi) zat organik yang
telah mati, dimana kebutuhan oksigen amat besar pada area dimana produktivitas organik yang
tinggi. Pada lingkungan berair (aquatic), suplai oksigen dikontrol oleh sirkulasi air yang
mengandung oksigen dan berkurang pada kondisi pada dasar air yang stagnan.
3. Analisis kerogen
Material organik akan terpendam dalam sedimen (batuan induk) dalam bentuk yang
disebut kerogen. Pengukuran geokimia dapat digunakan untuk menentukan kadar dan tingkat
kematangan termal batuan ini. Pengukuran potensi untuk menghasilkan hidrokarbon ditentukan
oleh pengukuran Total Organic Carbon (TOC) dan pyrolysis yield. Batuan dengan pyrolysis
yield lebih besar dari 5 kg/ ton disebut batuan induk efektif. Untuk peralatan geokimia yang lebih
modern lagi, seperti gas chromatography dan studi isotop dapat digunakan untuk menentukan
produk hidrokarbon dan juga untuk aplikasi lain, seperti korelasi batuan induk dengan minyak
bumi.
Deskripsi kerogen secara visual (optical) juga dapat menjadi petunjuk yang berguna
untuk mengetahui potensi dan tipe hidrokarbon. Dari pengamatan secara mikroskopik pada
cahaya refeksi (reflected light), kerogen dapat diklasifikasikan kepada grup exinite, vitrinite, and
inertinite. Grup exinite terdiri dari maseral dengan potensi minyak yang signifikan, sementara
grup vitrinit adalah penghasil gas (gasprone). Grup intertinit tidak mempunyai potensi untuk
menghasilkan hidrokarbon. Pengukuran dari vitrinite reflectance sering digunakan untuk
pengukuran index kematangan thermal.
Vitrinite reflectance adalah indicator kematangan batuan induk yang paling sering
digunakan, dilambangkan dengan Ro (Reflectance in oil). Nilai Ro untuk mengukur partikel-
partikel vitrinite yang ada dalam sampel amat bervariasi. Untuk menjamin kebenaran
pengukuran, maka penentuan nilai Ro diperlukan secara berulang pada sampel yang sama. Bila
distribusi dari vitrinite reflectance adalah bimodal, maka ada kemungkinan telah terjadi
reworking. Skala vitrnite relectance yang telah dikalibrasikan oleh berbagai parameter
kematangan yang lain oleh studi minyak dan gas adalah sebagai berikut:
– Ro < 0.55 belum matang (immature)
– 0.55 < Ro < 0.8 telah menghasilkan minyak dan gas bumi
– 0.8 < Ro < 1.0 minyak berubah menjadi gas bumi (zona kondensat gas)
– 1.0 < Ro < 2.5 dry gas
Vitrinite reflectance adalah indikator kematangan termal yang sangat baik pada Ro antara
0.7 dan 0.8. Salah satu penggunaan vitrinite reflectance yang juga penting dalam analisis
cekungan (basin analysis) adalah kalibrasi sejarah termal (thermal history) dan sejarah
pengendapan (burial history) dengan tingkat kematangan pada masa sekarang.
proses ,
2. pengertian geokimia organic dan batasan-batasannya
Geokimia organic adalah salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang bahan
organik sedimenter untuk mempelajari evolusi yang berlangsung pada tahapan-tahapan geologis
di geosfer. Pengkajian terhadap bahan organik yang terdapat di dalam sedimen, minyak bumi,
dan tanah dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul senyawa suatu fosil molekul organik
(biomarker).