Anda di halaman 1dari 14

HUKUM INTERNASIONAL

OLEH :

NAMA : AFIFAH SARI


PRODI / SEMESTER : PPKn / VII
DOSEN PENGAMPU : Mhd Sahor Bangun Ritonga, MH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAM PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN
T.A 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “HUKUM INTERNASIONAL”

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang penyusun susun ini masih
jauh dari sempurna karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penyusun miliki.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun berharap, makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................1
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Hukum Internasioanl...........................................................................2
B. Subyek dan Obyek Hukum Internasional..............................................................4
C. Sumber-Sumber Hukum Internasional..................................................................7
D. Asas Hukum Internasional.....................................................................................8

BAB III Penutup

A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Asal muasal munculnya gabungan kata hukum dan intenasional. Hal ini perlu
diperhatikan karena kata hukum internasional sendiri berasal dari bahasa inggris
International law, common law, law of nations, transnational law dan dalam bahasa Perancis
dikenal dengan  droit international. Perbedaan terdapat pada kata terjemahan law dan droit,
yang memiliki makna identik hukum atau aturan. Dalam kamus bahasa indonesia
diterjemahkan menjadi hukum bangsa-bangsa, hukum antara negara, dan hukum antara
negara. Kata internasional menunjukan bahwasanya kajian hukum tidaklah bersifat lokal
(internal) atau nasional, melainkan hukum yang berlaku bagi negara-negara di dunia, baik
sudah tergabung maupun belum menjadi anggota PBB.
Oleh karena itu, mempelajari hukum internasional tidak terlepas dari badan organisasi
internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa, United Nations, serta piagam kesepakatan
internasional United Charter. Hal ini dikarenakan PBB merupakan badan internasional yang
mendukung terciptanya ketentuan-ketentuan intenasional dan keberlakuan yang mengikat
anggotanya. Hubungan antara subjek hukum tidak saja bersekala nasional, namun sudah
sejak lama meluas manjadi hubungan diluar wilayah kedaulatan suatu negara atau dikenal
dengan hubungan internasional. Untuk menciptakan suatu keteraturan dalam berhubungan
antara subjek hukum tersebut, terciptalah pengaturan transnasional, hukum antara negara,
melewati batas dari satu negara dengan negara lain. Istilah yang digunakan yaitu hukum
internasional. Selanjutnya makalah ini akan membahas pengertian, subyek dan obyek,
sumber-sumber serta Asas-asas Hukum Internasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hukum Internasional ?
2. Apa dan Bagaimana Subyek dan Obyek Hukum Internasional ?
3. Apa Sumber-Sumber Hukum Internasional ?
4. Apa Asas Hukum Internasional ?

C. Tujuan Masalah
Makalah ini tiada lain bertujuan agar kita mengetahui lebih jauh lagi tentang
Hukum-hukum internasional.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Internasional

Hukum Internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan
hubungan antarnegara. Namun, dalam perkembangan pola hubungan internasional yang
semakin meluas, hukum internasional juga mengurus struktur dan perilaku organisasi
internasional, individu, dan perusahaan multinasional.

Hukum internasional adalah hukum antarbangsa yang digunakan untuk menunjukkan


pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antar penguasa dan
menunjukkan pada kompleks kaidah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat bangsa-bangsa.

Para tokoh hukum mendefinisikan hukum internasional sebagai berikut:

 Definisi oleh  Prof. Dr. J.G. Starke 

Hukum Internasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas asas-asas
dan peraturan tingkah laku yang mengikat negara-negara. sehingga ditaati dalam hubungan
negara-negara, dan karna itu di taati dalam hubungan negara-negara.

 Definisi oleh Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, S.H.

Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara antara negara dengan negara, dan negara dengan
subjek hukum lain yang bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama lain.

 Definisi oleh Rebecca M Wallace

Hukum Internasional merupakan peraturan-peraturan dan norma-norma yang mengatur


tindakan negara-negara dan kesatuan lain yang pada suatu saat diakui mempunyai
kepribadian internasional, seperti misalnya organisasi internasional dan individu, dalam hal
hubungan satu dengan lainnya.
 Hugo de Groot

Mengemukakan bahwa hokum dan hubungan internasional didasarkan pada kemauan bebas
atau hokum alam dan persetujuan beberapa atau semua Negara. Ini ditujukan demi
kepentingan bersama dari mereka yang menyatakan diri di dalamnya.

Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur


hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas Negara antara Negara dengan Negara,
Negara dengan subjek hukum internasional lainnya yang bukan Negara atau subjek hukum
bukan Negara satu sama lain.

 Definisi oleh Wirjono Prodjodikoro

Hukum Internasional adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum antar berbagai
bangsa di berbagai Negara.

 Wirjono Prodjodikoro

Hukum yang mengatur hubungan hukum antarberbagai bangsa di berbagai Negara.

 Ivan A.Shearer.

Sekumpulan peraturan hukum yang sebagian besar mengatur tentang prinsip-prinsip dan
aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh negara-negara dan hubungannya satu sama lain
meliputi :

a.  Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan fungsi institusi atau organisasi tersebut,
serta hubungan antara institusi dan organisasi-organisasi tersebut dengan negara dan individu.
b. Aturan-aturan hukum tertentu yang berhubungan dengan individu-individu yang menjadi
perhatian komunitas internasional.

Kesimpulannya, hukum internasional merupakan hukum yang mengatur hubungan hukum


antara negara dengan negara, subjek hukum bukan negara, atau subjek hukum bukan negara
satu sama lain.
B. Subyek dan Obyek Hukum Internasional

Subyek hukum internasional diartikan sebagai pemilik, pemegang atau pendukung


hak dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum internasional. Pada awal mula, dari kelahiran
dan pertumbuhan hukum internasional, hanya negaralah yang dipandang sebagai subjek
hukum internasional. Namuan, seiring perkembangan zaman telah terjadi perubahan pelaku-
pelaku subyek hokum internasional itu sendiri. Dewasa ini subjek-subjek hukum
internasional yang diakui oleh masyarakat internasional, adalah:

1. Negara

Menurut Konvensi Montevideo 1949, mengenai Hak dan Kewajiban Negara,


kualifikasi suatu negara untuk disebut sebagai pribadi dalam hukum internasional adalah:
penduduk yang tetap, mempunyai wilayah (teritorial) tertentu; pemerintahan yang sah dan
kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain.

2. Organisasi Internasional

Organisasi internasional mempunyai klasifikasi, yakni:

a. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan maksud


dan tujuan yang bersifat umum, contohnya adalah Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB);
b. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan maksud dan
tujuan yang bersifat spesifik, contohnya adalah World Bank, UNESCO, International
Monetary Fund, International Labor Organization, dan lain-lain;

c. Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud dan tujuan


global, antara lain: Association of South East Asian Nation (ASEAN), Europe Union.

3. Palang Merah Internasional

Pada awal mulanya, Palang Merah Internasional merupakan organisasi dalam ruang
lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima orang berkewarganegaraan Swiss, yang
dipimpin oleh Henry Dunant dan bergerak di bidang kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan
yang dilakukan oleh Palang Merah Internasional mendapatkan simpati dan meluas di banyak
negara, yang kemudian membentuk Palang Merah Nasional di masing-masing wilayahnya.
Palang Merah Nasional dari negar-negara itu kemudian dihimpun menjadi Palang Merah
Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) dan berkedudukan di Jenewa,
Swiss.

4. Tahta Suci Vatikan

Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional berdasarkan Traktat
Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah Italia dan Tahta Suci Vatikan mengenai
penyerahan sebidang tanah di Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat
dipandang sebagai pengakuan Italia atas eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum
internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan kewenangannya, tidak seluas tugas
dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada bidang kerohanian dan kemanusiaan,
sehingga hanya memiliki kekuatan moral saja, namun wibawa Paus sebagai pemimpin
tertinggi Tahta Suci dan umat Katholik sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh dunia.

5. Kelompok Pemberontak atau Pembebasan

Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah dalam negeri
suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian sepenuhnya merupakan urusan negara
yang bersangkutan. Namun apabila pemberontakan tersebut bersenjata dan terus berkembang,
seperti perang saudara dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan meluas ke negara-
negara lain, maka salah satu sikap yang dapat diambil adalah mengakui eksistensi atau
menerima kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan
dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat oleh pemerintah negara tempat pemberontakan
terjadi. Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang
mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau subyek hukum
internasional. Karena mereka memiliki hak yang sama untuk:

 Menentukan nasibnya sendiri;


 Memilih sistem ekonomi, politik, sosial sendiri;
 Menguasai sumber kekayaan alam diwilayah yang didudukinya.
6. Individu

Lahirnya Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of


Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948 diikuti dengan lahirnya beberapa konvensi-
konvensi hak asasi manusia di berbagai kawasan, menyatakan individu adalah sebagai subyek
hukum internasional yang mandiri.

7. Perusahaan Multinasional (MNC)

Eksistensi MNC dewasa ini, memang merupakan suatu fakta yang tidak bisa
disangkal lagi. Di beberapa tempat, negara-negara dan organisasi internasional mengadakan
hubungan dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang kemudian melahirkan hak-hak
dan kewajiban internasional, yang tentu saja berpengaruh terhadap eksistensi, struktur
substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri.

Subyek hukum internasional juga dapat didefinisikan sebagai pihak yang dapat
dibebani hak dan kewajiban yang diatur oleh Hukum Internasional atau setiap negara, badan
hokum (internasional) atau manusia yang memiliki hak dan kewajiban dalam hubungan
internasional.

Sedangkan objek hukum internasional adalah pokok-pokok permasalahan yang


dibicarakan atau dibahas dalam hukum internasional. Namun, kawasan geografis suatu
Negara (difined territory) juga dapat dikatakan sebagai objek hukum internasional
dikarenakan sifat objek hukum internasional hanya bisa dikenai kewajiban tanpa bisa
menuntuk haknya. Objek hukum merupakan sesuatu yang dapat berguna bagi subyek hukum
dan dapat menjadi suatu pokok hubungan hukum yang dilakukan oleh subyek-subyek hukum,
biasanya dinamakan benda atau hak yang dapat dimiliki dan dikuasai oleh subyek hukum.

Contoh-contoh objek hukum internasional :

 Hukum Internasional Hak Asasi Manusia

Hukum Internasional hak asasi manusia adalah semua norma hukum internasional
yang ditunjukkan untuk menjamin perlindungan terhadap pribadi (individu).
 Hukum Humaniter Internasional

Hukum Humaniter Internasional adalah semua norma hokum internasional yang


bertujuan memberi perlindungan pada saat timbul konflik bersenjata bukan internasional,
kepada anggota pasukan tempur yang tidak bias lagi menjalankan tugasnya lagi, atau orang-
orang yang tidak terlibat dalam pertempuran.

 Hukum Kejahatan terhadap Kemanusiaan (massal)

Istilah ini dikeluakan oleh pengadilan Nurenberg untuk perbuatan kejam Nazi Jerman
terhadap warga negaranya sendiri. Namun, dewasa ini genosida (pembunuhan massal dilatar
belakangi kebencian terhadap etnis, suku tertentu) juga termasuk dalam hukum ini.

Subyek dan Objek hokum internasional dapat berubah. Seperti apa yang terjadi pada
perang Serbia-Bosnia (perang Balkan), dimana Mahkamah Internasional (ICJ) akhirnya
menjatuhkan hukuman secara individu terhadap petinggi militer Serbia karena dianggap
sebagai orang-orang yang paling bertanggung jawab terhadap pembantaian kaum muslim
Bosnia.

C. Sumber-Sumber Hukum Internasional

1. Sumber hukum material

Merupakan hukum yang menjelaskan perbuatan-perbuatan apa yang dapat dihukum


dan juga hukuman-hukuman apa yang akan dapat dijatuhkan. Selain dari itu, hukum
materil juga menentukan isi dari sesuatu perjanjian, sesuatu perhubungan maupun
sesuatu perbuatan. Dalam pengertian hukum materil perhatian ditujukan kepada isi
dari peraturan tersebut.

Contoh Hukum Materil : Hukum perdata, hukum dagang, hukum pidana.

2. Sumber hukum formal

Yakni sesuatu hukum yang mengatur serta mengikat tata cara menjalankan dan
mempertahankan peraturan yang ada pada hukum materil. Selain itu, hukum juga
merupakan hukum proses atau hukum acara yang didalamnya terdapat berbagai
peraturan yang mengatur tentang bagaimana cara menjangkau suatu permasalahan /
perkara ke muka pengadilan dan bagaimana cara hakim dalam mengambil keputusan.
Yang termasuk sumbr hukum formal yakni ialah Undang-undang, kebiasaan, doktrin,
yurisprudensi, dan traktat atau perjanjian Internasional.

D. Asas Hukum Internasional

Ada beberapa asas asas Hukum Internasional dalam menjalin hubungan antar bangsa :

1. ASAS TERITORIAL

Menurut azas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang
yang ada di wilayahnya dan terhadap semua barang atau orang yang berada diwilayah
tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.

2. ASAS KEBANGSAAN

Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya, menurut asa ini
setiap negara di manapun juga dia berada tetap mendapatkan perlakuan hukum dari
negaranya, Asas ini mempunyai kekuatan extritorial, artinya hukum negera tersebut tetap
berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun ia berada di negara asing.

3. ASAS KEPENTINGAN UMUM

Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalan kehidupan masyarakat, dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri
dengan semua keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan umum, jadi hukum
tidak terikat pada batas batas wilayah suatu negara.

Dalam pelaksanaan hukum Internasional sebagai bagian dari hubungan internasional, dikenal
ada beberapa asas, antara lain :

1. PACTA SUNT SERVANDA

Setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakannya.
2. EGALITY RIGHTS

Pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama

3. RECIPROSITAS

Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang
bersifat negatif ataupun posistif.

4. COURTESY

Asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negera

5. REBUS SIG STANTIBUS

Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar atau fundamentalis dalam
keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan
hubungan antarnegara. Namun, dalam perkembangan pola hubungan internasional yang
semakin meluas, hukum internasional juga mengurus struktur dan perilaku organisasi
internasional, individu, dan perusahaan multinasional.
Perbedaan antara HI dan HPI terletak pada sumber hukumnya. Sumber HI, sesuai
Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional, yaitu Perjanjian Internasional (traktat), Kebiasaan-
kebiasaan intenasional, asas umum hukum yang diakui bangsa-bangsa beradab, kuputusan
hakim (yurisprudensi) dan doktrin (pendapat pada ahli hukum). Sedangkan HPI
menggunakan sumber hukum nasional Negara yang dipilih untuk menyelesaikan
permasalahan.
Sedangkan persamaan yaitu, keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara , yang biasa disebut dengan « internasional », namun sifat hukum atau
persoalan yang diaturnya atau objeknya berbeda.
Para sarjana Hukum Internasional menggolongkan sumber hukum internasional yaitu,
meliputi: Kebiasaan, Traktat, Keputusan Pengadilan atau badan-badan Arbitrase, Karya-
karya Hukum,  Keputusan atau Ketetapan Organ-organ atau lembaga Internasional.
Sedangkan Menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, sumber-sumber
hukum internasional yang dipakai oleh Mahkamah dalam mengadili perkara, adalah:
Perjanjian internasional (international conventions), baik yang bersifat umum, maupun
khusus.

B. Saran
Penyusun mengakui makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun dari dosen ppengampu dan rekan-rekan supaya kami
bisa lebih baik lagi, dan untuk menambah pengetahuan kami tentunya.
DAFTAR PUSTAKA

Erlinda Sri. 2007. Hubungan dan Hukum Internasional. Pekanbaru: Cendikia Insani
Kusumaatmaja, Mochtar. 1981. Pengantar Hukum Internasional. Bandung : Rosda Offset
Mauna, Boer. 2005. Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era
Dinamika Global. Bandung : PT Alumni
Wayan, Phartiana I Wayan. 2003. Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Mandar maju.

Anda mungkin juga menyukai