OLEH :
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “HUKUM INTERNASIONAL”
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang penyusun susun ini masih
jauh dari sempurna karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penyusun miliki.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................1
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Hukum Internasioanl...........................................................................2
B. Subyek dan Obyek Hukum Internasional..............................................................4
C. Sumber-Sumber Hukum Internasional..................................................................7
D. Asas Hukum Internasional.....................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Masalah
Makalah ini tiada lain bertujuan agar kita mengetahui lebih jauh lagi tentang
Hukum-hukum internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum Internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan
hubungan antarnegara. Namun, dalam perkembangan pola hubungan internasional yang
semakin meluas, hukum internasional juga mengurus struktur dan perilaku organisasi
internasional, individu, dan perusahaan multinasional.
Hukum Internasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas asas-asas
dan peraturan tingkah laku yang mengikat negara-negara. sehingga ditaati dalam hubungan
negara-negara, dan karna itu di taati dalam hubungan negara-negara.
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara antara negara dengan negara, dan negara dengan
subjek hukum lain yang bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama lain.
Mengemukakan bahwa hokum dan hubungan internasional didasarkan pada kemauan bebas
atau hokum alam dan persetujuan beberapa atau semua Negara. Ini ditujukan demi
kepentingan bersama dari mereka yang menyatakan diri di dalamnya.
Hukum Internasional adalah hukum yang mengatur perhubungan hukum antar berbagai
bangsa di berbagai Negara.
Wirjono Prodjodikoro
Ivan A.Shearer.
Sekumpulan peraturan hukum yang sebagian besar mengatur tentang prinsip-prinsip dan
aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh negara-negara dan hubungannya satu sama lain
meliputi :
a. Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan fungsi institusi atau organisasi tersebut,
serta hubungan antara institusi dan organisasi-organisasi tersebut dengan negara dan individu.
b. Aturan-aturan hukum tertentu yang berhubungan dengan individu-individu yang menjadi
perhatian komunitas internasional.
1. Negara
2. Organisasi Internasional
Pada awal mulanya, Palang Merah Internasional merupakan organisasi dalam ruang
lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima orang berkewarganegaraan Swiss, yang
dipimpin oleh Henry Dunant dan bergerak di bidang kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan
yang dilakukan oleh Palang Merah Internasional mendapatkan simpati dan meluas di banyak
negara, yang kemudian membentuk Palang Merah Nasional di masing-masing wilayahnya.
Palang Merah Nasional dari negar-negara itu kemudian dihimpun menjadi Palang Merah
Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) dan berkedudukan di Jenewa,
Swiss.
Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional berdasarkan Traktat
Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah Italia dan Tahta Suci Vatikan mengenai
penyerahan sebidang tanah di Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat
dipandang sebagai pengakuan Italia atas eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum
internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan kewenangannya, tidak seluas tugas
dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada bidang kerohanian dan kemanusiaan,
sehingga hanya memiliki kekuatan moral saja, namun wibawa Paus sebagai pemimpin
tertinggi Tahta Suci dan umat Katholik sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh dunia.
Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah dalam negeri
suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian sepenuhnya merupakan urusan negara
yang bersangkutan. Namun apabila pemberontakan tersebut bersenjata dan terus berkembang,
seperti perang saudara dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan meluas ke negara-
negara lain, maka salah satu sikap yang dapat diambil adalah mengakui eksistensi atau
menerima kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan
dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat oleh pemerintah negara tempat pemberontakan
terjadi. Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang
mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau subyek hukum
internasional. Karena mereka memiliki hak yang sama untuk:
Eksistensi MNC dewasa ini, memang merupakan suatu fakta yang tidak bisa
disangkal lagi. Di beberapa tempat, negara-negara dan organisasi internasional mengadakan
hubungan dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang kemudian melahirkan hak-hak
dan kewajiban internasional, yang tentu saja berpengaruh terhadap eksistensi, struktur
substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri.
Subyek hukum internasional juga dapat didefinisikan sebagai pihak yang dapat
dibebani hak dan kewajiban yang diatur oleh Hukum Internasional atau setiap negara, badan
hokum (internasional) atau manusia yang memiliki hak dan kewajiban dalam hubungan
internasional.
Hukum Internasional hak asasi manusia adalah semua norma hukum internasional
yang ditunjukkan untuk menjamin perlindungan terhadap pribadi (individu).
Hukum Humaniter Internasional
Istilah ini dikeluakan oleh pengadilan Nurenberg untuk perbuatan kejam Nazi Jerman
terhadap warga negaranya sendiri. Namun, dewasa ini genosida (pembunuhan massal dilatar
belakangi kebencian terhadap etnis, suku tertentu) juga termasuk dalam hukum ini.
Subyek dan Objek hokum internasional dapat berubah. Seperti apa yang terjadi pada
perang Serbia-Bosnia (perang Balkan), dimana Mahkamah Internasional (ICJ) akhirnya
menjatuhkan hukuman secara individu terhadap petinggi militer Serbia karena dianggap
sebagai orang-orang yang paling bertanggung jawab terhadap pembantaian kaum muslim
Bosnia.
Yakni sesuatu hukum yang mengatur serta mengikat tata cara menjalankan dan
mempertahankan peraturan yang ada pada hukum materil. Selain itu, hukum juga
merupakan hukum proses atau hukum acara yang didalamnya terdapat berbagai
peraturan yang mengatur tentang bagaimana cara menjangkau suatu permasalahan /
perkara ke muka pengadilan dan bagaimana cara hakim dalam mengambil keputusan.
Yang termasuk sumbr hukum formal yakni ialah Undang-undang, kebiasaan, doktrin,
yurisprudensi, dan traktat atau perjanjian Internasional.
Ada beberapa asas asas Hukum Internasional dalam menjalin hubungan antar bangsa :
1. ASAS TERITORIAL
Menurut azas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang
yang ada di wilayahnya dan terhadap semua barang atau orang yang berada diwilayah
tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.
2. ASAS KEBANGSAAN
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya, menurut asa ini
setiap negara di manapun juga dia berada tetap mendapatkan perlakuan hukum dari
negaranya, Asas ini mempunyai kekuatan extritorial, artinya hukum negera tersebut tetap
berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun ia berada di negara asing.
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalan kehidupan masyarakat, dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri
dengan semua keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan umum, jadi hukum
tidak terikat pada batas batas wilayah suatu negara.
Dalam pelaksanaan hukum Internasional sebagai bagian dari hubungan internasional, dikenal
ada beberapa asas, antara lain :
Setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakannya.
2. EGALITY RIGHTS
3. RECIPROSITAS
Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang
bersifat negatif ataupun posistif.
4. COURTESY
Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar atau fundamentalis dalam
keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hukum Internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan
hubungan antarnegara. Namun, dalam perkembangan pola hubungan internasional yang
semakin meluas, hukum internasional juga mengurus struktur dan perilaku organisasi
internasional, individu, dan perusahaan multinasional.
Perbedaan antara HI dan HPI terletak pada sumber hukumnya. Sumber HI, sesuai
Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional, yaitu Perjanjian Internasional (traktat), Kebiasaan-
kebiasaan intenasional, asas umum hukum yang diakui bangsa-bangsa beradab, kuputusan
hakim (yurisprudensi) dan doktrin (pendapat pada ahli hukum). Sedangkan HPI
menggunakan sumber hukum nasional Negara yang dipilih untuk menyelesaikan
permasalahan.
Sedangkan persamaan yaitu, keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas negara , yang biasa disebut dengan « internasional », namun sifat hukum atau
persoalan yang diaturnya atau objeknya berbeda.
Para sarjana Hukum Internasional menggolongkan sumber hukum internasional yaitu,
meliputi: Kebiasaan, Traktat, Keputusan Pengadilan atau badan-badan Arbitrase, Karya-
karya Hukum, Keputusan atau Ketetapan Organ-organ atau lembaga Internasional.
Sedangkan Menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, sumber-sumber
hukum internasional yang dipakai oleh Mahkamah dalam mengadili perkara, adalah:
Perjanjian internasional (international conventions), baik yang bersifat umum, maupun
khusus.
B. Saran
Penyusun mengakui makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun dari dosen ppengampu dan rekan-rekan supaya kami
bisa lebih baik lagi, dan untuk menambah pengetahuan kami tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
Erlinda Sri. 2007. Hubungan dan Hukum Internasional. Pekanbaru: Cendikia Insani
Kusumaatmaja, Mochtar. 1981. Pengantar Hukum Internasional. Bandung : Rosda Offset
Mauna, Boer. 2005. Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era
Dinamika Global. Bandung : PT Alumni
Wayan, Phartiana I Wayan. 2003. Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Mandar maju.