Meditek
Meditek
Abstrak
Kehamilan merupakan hal yang sangat ditunggu oleh semua ibu. Aspek psikososial sangat mempengaruhi
kondisi ibu hamil dimana psikosososial dapat mempengaruhi fisik serta psikis ibu. Jika kondisi psikososial
baik akan mengakibatkan iklim positif pada ibu. Jika kondisi psikososial tidak mendukung maka akan
menimbulkan iklim negatif pada ibu hamil. Untuk mengetahui gambaran Aspek Psikososial Terhadap Ibu
Hamil di Kecamatan Kebon Jeruk Periode Agustus 2019. Penelitian ini menggunakan sampel 40 ibu hamil.
Populasi penelitian ini adalah Pasien Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk sedangkan subjek atau sampelnya
adalah Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk. Tekhnik
pengambilan sampel menggunakan tekhnik purposive sampling. Instrument penelitian menggunakan
kuisioner. Penelitian membuktikan Status sosial ekonomi pada ibu hamil di Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta
rata-rata berada pada kategori cukup yaitu sebesar 37,5% , tinggi 32,5% dan rendah 30%; Tingkat pendidikan
pada ibu hamil di Puskesmas Kebon Jeruk sebesar 45% dengan pendidikan SMA, pendidikan D3/S1 atau
sederajat sebesar 32,5%, pendidikan terakhir SMP sebesar 15%, dan pendidikan terakhir SD sebesar 7,5%;
Status pekerjaan pada ibu Hamil di Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta paling banyak adalah ibu bekerja dengan
pravelensi 60% sedangkan ibu tidak bekerja sebesar 40%; Pada ibu hamil di Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta
yang masih terdapat ritual adat sebesar 60% dan 40% tanpa ritual adat. Dukungan keluarga pada ibu Hamil di
Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta paling banyak berada pada kategori Baik yaitu 75%, cukup 20% dan 5%
berada di kategori kurang.
Kata Kunci: Ibu Hamil, Dukungan Keluarga , Status Sosial Ekonomi , Status Pekerjaan, Tingkat Pendidikan,
Kultur budaya.
Abstract
Pregnancy is something that all mothers have been waiting for. Psychosocial aspects affect the condition of
pregnant women where psychosocial can affect the mother’s physical and psychological. If the psychosocial
condition is good, it will cause a positive climate in the mother. If the psychosocial condition is not
supportive, it will cause a negative climate in pregnant women. To find a description of the Psychosocial
Aspects of Pregnant Women in Kebon Jeruk District Health Center in the August 2019 Period. This study
used a sample of 40 pregnant women. The population of this study was the Kebon Jeruk District Health
Center Patients while the subjects or samples were pregnant women who had a pregnancy check at the
Kebon Jeruk District Health Center. The sampling technique uses the purposive sample technique. The
research instrument uses a questionnaire. The study proved that the socioeconomic status of pregnant women
in Kebon Jeruk Subdistrict in Jakarta was in the moderate category at 37.5%, high 32.5% and low 30%;
The level of education of pregnant women at the Kebon Jeruk Health Center is 45% with high school
education, D3 / S1 education or equivalent of 32.5%, the last education of junior high school is 15%, and the
last education of elementary school is 7.5%; The status of work for Pregnant women in Kebon Jeruk
Subdistrict Jakarta is mostly working mothers with a travel rate of 60% while not working mothers at 40%;
In pregnant women in Kebon Jeruk Subdistrict, Jakarta, there are still 60% traditional rituals and at 40%
without traditional rituals. Family support for Pregnant women in Kebon Jeruk Subdistrict Jakarta is in a
Good category at 75%, 20% is enough and 5% is in the poor category.
Keywords: Pregnant Women, Family Support, Socio-Economic Status, Employment Status, Educational
Level, Cultural Culture
Tamara Julia Hannesto, Gambaran Aspek Psikososial terhadap…..
menikmati proses selanjutnya. Salah satu aspek penelitian didapatkan data bahwa di
yang sangat berpengaruh terhadap proses Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk memiliki
kehamilan ibu adalah aspek psikososial. ibu yang bekerja yaitu sebanyak 60%, status
Penelitian yang dilakukan oleh Arofiati sosial ekonomi di Puskemas Kecamatan
mengatakan bahwa aspek psikososial dapat Kebon Jeruk Jakarta Agustus 2019 paling
mempengaruhi ibu dalam masa kehamilan dan banyak mempunyai status sosial ekonomi
melahirkan. Aspek psikososial tersebut antara cukup dengan penghasilan perbulan Rp
lain status kesehatan, status sosial ekonomi dan 1.500.000,00 - Rp 2.500.000,00. Lalu
latar belakang budaya. Hal tersebut menjadi responden dengan status sosial ekonomi tinggi
sangat penting karena akan mempengaruhi berjumlah 12 responden atau 30,5% dengan
emosional ibu hamil yang berdampak pada penghasilan perbulan lebih dari Rp
bayi.13 2.500.000,00. Sedangkan status sosial
1. Dukungan Keluarga ekonomi paling rendah berjumlah 13 orang
Faktor yang membuat ibu hamil atau 32,5% dengan penghasilan perbulan
menjadi nyaman dalam menghadapi proses kurang dari Rp 1.500.000,00.
kehamilannya adalah dukungan keluarga. Ibu hamil membutuhkan ekonomi
Dukungan keluarga secara emosional adalah keluarga yang memadai karena kehamilan
faktor penting untuk keberhasilan tugas membutuhkan anggaran khusus seperti biaya
perkembangan dalam proses kehamilan. ANC, makanan bergzi untuk ibu dan janin,
Penelitian yang dilakukan oleh Arifin pakaian hamil, biaya persalinan dan
mengatakan bahwa dukungan keluarga kebutuhan bayi setelah lahir.17 Sosial ekonomi
menjadi faktor utama dalam proses yang baik dapat menjamin kesehatan fisik dan
persalinan.2 Dari hasil penelitian didapatkan psikologis ibu hamil pada saat proses
data bahwa dukungan keluarga pada ibu kehamilan. Faktor sosial ekonomi sangat yang
hamil di Puskesmas Kecamatan Kebon rendah akan mempengaruhi ibu hamil dalam
Jeruk Jakarta berada pada kategori baik mengakses informasi, terwujudnya lingkungan
yaitu sebanyak 75%, cukup sebanyak 20%, yang nyaman, edukasi tentang kehamilan dan
dan masih ditemukan sebanyak 5% ibu akses dalam layanan kesehatan.
hamil dengan dukungan keluarga yang 3. Status Pekerjaan
kurang baik. Hal ini akan berdampak pada Sesuai dengan yang dikemukakan oleh
psikososial ibu hamil. Penelitian yang Utami Munandar bahwa motivasi ibu bekerja
dilakukan oleh Evayanti mengatakan bahwa adalah untuk menambah penghasilan keluarga,
dukungan keluarga khususnya suami akan menghindari rasa bosan, mengisi waktu luang,
mempengaruhi emosional ibu hamil.14 dan ingin mengembangkan diri.18 Selama
Adanya dukungan keluarga terutama kehamilan tidak ada larangan bagi seorang ibu
suami akan membuat emosional ibu menjadi hamil untuk bekerja diluar rumah. Bagi wanita
baik sehingga mempengaruhi kehamilannya. pekerja, ia boleh tetap masuk sampai
Jika dukungan buruk maka akan menjelang partus. Pekerjaan jangan sampai
menyebabkan emosional ibu hamil tidak dipaksakan, sehingga memiliki waktu istirahat
baik sehingga ibu akan menyebabkan cemas yang cukup selama kurang lebih 8 jam
selama kehamilan.15 sehari.19 Seorang wanita hamil bisa
2. Status Sosial Ekonomi mengerjakan pekerjaan sehari-hari apabila hal
Salah satu aspek psikososial yang tersebut tidak memberikan gangguan rasa
mempengaruhi proses kehamilan ibu adalah tidak enak.20 Penelitian yang lain juga
faktor sosial ekonomi. Faktor sosial menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
ekonomi dapat dilihat dari status pekerjaan mempunyai tingkat pengetahuan yang baik
ibu dan penghasilan ibu dalam satu bulan. daripada ibu yang tidak bekerja karena pada
Penelitian yang dilakukan oleh Mahmoodi ibu yang bekerja akan banyak peluang untuk
mengatakan bahwa faktor keuangan sangat mendapatkan informasi seputar keadaanya.21
berpengaruh terhadap kondisi kehamilan ibu Pendapatan dapat mempengaruhi kunjungan
dalam faktor pemenuhan nutrisi dan ANC. Hal ini disebabkan karena biaya hidup
pemeriksaan kesehatan.16 Dalam hasil yang tinggi sehingga ibu hamil diperlukan
untuk menyediakan dana yang diperlukan.21 kemampuan sosial, dan kemapuan individu
Berdasarkan data hasil penelitian sosial yang maksimal.23
ekonomi ibu hamil di Puskemas Kecamatan Tingkat pendidikan merupakan faktor
Kebon Jeruk Jakarta Agustus 2019 yang mendasari pengambilan keputusan dan
didapatkan data aspek psikososial dari status hasil persalinan juga ditunjang oleh tingkat
pekerjaan responden paling banyak ibu pengetahuan ibu tentang kesehatan,
hamil yang bekerja yaitu 24 orang atau 60%. lingkungan, ekonomi, interaksi dengan tenaga
Sedangkan ibu hamil yang tidak bekerja kesehatan dan kesadaran ibu itu sendiri.
sebanyak 16 orang atau 40%. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal
seperti Prihastanti dan Hastutin mengatakan, agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
Ibu yang tidak bekerja kurang mendapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan
informasi karena ibu hanya di rumah saja seseorang semakin mudah pula mereka
dan tidak dapat berkumpul dengan orang menerima informasi dan pada akhirnya makin
lain untuk berdiskusi masalah kesehatan banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
tentang imunisasi TT. Ibu yang bekerja akan Sebaliknya jika seseorang tingkat
bertemu dengan orang lain sehingga dapat pendidikannya rendah, akan menghambat
berdiskusi tentang kesehatan dan dapat perkembangan sikap seseorang terhadap
memperoleh informasi kesehatan. Ibu yang penerimaan informasi dan nilai-nilai yang
bekerja akan memperoleh pengalaman dan baru diperkenalkan. Dengan demikian
pengetahuan baik secara langsung maupun semakin tinggi tingkat pendidikan ibu semakin
tidak langsung.22 mudah ibu untuk memperoleh informasi. Ibu
4. Tingkat Pendidikan yang memiliki pengetahuan yang kurang
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa tentang kehamilan resiko tinggi merupakan
ibu hamil yang memiliki pendidikan Cukup salah satu faktor yang menyebabkan
(SMP-SMA) yaitu 25 orang atau 60%, persalinan yang beresiko pula25.
kemudian responden dengan pendidikan 5. Kultur Budaya
Tinggi (D3/S1/Sederajat) dengan jumlah 12 Dilihat dari segi kepercayaan budaya
orang atau 32,5%, dan pendidikan Rendah daerah, terdapat ibu hamil yang terikat dengan
(Tidak sekolah-SD) sebanyak 3 orang atau ritual adat. Budaya adalah suatu cara hidup
7,5%. Makin tinggi tingkat pendidikan yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
seseorang, maka makin mudah dalam sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
memperoleh menerima informasi, sehingga generasi ke generasi. Budaya merupakan suatu
kemampuan ibu dalam berpikir lebih pola hidup menyeluruh yang bersifat
rasional. Ibu yang mempunyai pendidikan kompleks, abstrak dan luas.23 Budaya
tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa seringkali mempengaruhi status kesehatan
jumlah anak yang ideal adalah 2 orang.14 individu. Kebudayaan dan kepercayaan dapat
Pendidikan ibu sangat mempengaruhi dialami oleh ibu hamil yang berada di
bagaimana seseorang untuk bertindak dan perkotaan maupun pedesaan. Namun,
mencari penyebab serta solusi dalam kepercayaan dan budaya paling beragam
hidupnya. Orang yang berpendidikan tinggi berada pada masyarakat desa, sedangkan
biasanya akan bertindak lebih rasional.26 kepercayaan yang tidak merugikan berada
Dictionary of Education menyebutkan pada masyarakat kota.23 Penelitian yang
bahwa pendidikan adalah proses dimana dilakukan oleh Emmanuel mengatakan bahwa
seseorang mengembangkan kemampuan kultur budaya mempengaruhi kehamilan di
sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku suatu wilayah.24 Dari hasil penelitian
lainnya didalam masyarakat dimana ia didapatkan data bahwa dari 40 ibu hamil di
hidup, besosialisasi dimana orang Puskemas Kecamatan Kebon jeruk Jakarta,
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang ditemukan 24 orang atau 60% ibu yang masih
terpilih dan terkontrol (khususnya yang memiliki ritual kebudayaan yang dijalani pada
datang dari sekolah) sehingga dia dapat masa kehamilan. Beberapa budaya sangat
memperoleh, mengalami perkembangan menguntungkan bagi ibu hamil. Tetapi
Tamara Julia Hannesto, Gambaran Aspek Psikososial terhadap…..
beberapa budaya bertolak belakang dengan hamil sehingga beresiko lebih besar untuk
pengobatan medis.24 Dari hasil penelitian mengalami anemia, infeksi pada saat
didapatkan data sebanyak 16 orang (40%) persalinan dan BBLR.25
ibu hamil tidak terikat dengan ritual adat. Salah satu budaya yang berpengaruh
Dari hasil penelitian 24 sampel yang negatif pada ibu hamil adalah gizi untuk ibu
memiliki beragam budaya dan kepercayaan, hamil. Penelitian yang dilakukan oleh Bhakta
sebanyak 19 orang (79,1%) menjawab mengatakan bahwa kepercayaan adat istiadat
masih menjalani ritual adat jawa ‘mitoni’ lebih banyak dialami pada ibu yang tinggal di
atau upacara 7 bulanan, sisanya menjawab pedesaan daripada di perkotaan.26 Sebagian
mempercayai menghindari makanan tertentu besar ibu hamil memiliki kepercayaan dan
seperti buah- buahan yang asam, makanan juga pantangan yang berhubungan dengan
laut dan juga makanan mentah yang makanan. Di daerah Subang, ibu hamil
dikatakan sejak turun menurun menjadi pantang makan dengan menggunakan piring
nasihat dari orang tua mereka. Sebanyak 16 yang besar karena khawatir bayinya akan
orang ibu yang tidak terikat dengan ritual besar sehingga mempersulit persalinan.27
adat budaya mengatakan bahwa tidak Budaya lain yang berada di masyarakat
percaya atau tidak melakukan ritual adat Bengal Barat, India, adalah ibu hamil
budaya dikarenakan tidak memiliki biaya dilarang makan makanan panas serta
dan tidak memiliki waktu karena pekerjaan mengurangi buah-buahan. Makanan atau buah
yang padat. yang dihindari selama kehamilan contohnya
Mitoni, tingkeban, atau tujuh bulanan adalah pepaya, kacang tanah dan buah buahan
merupakan suatu prosesi adat Jawa yang yang asam, alasannya kebanyakan dapat
ditujukan pada wanita yang telah memasuki menyebabkan aborsi, placental disruption, dan
masa tujuh bulan kehamilan. Mitoni sendiri gangguan kehamilan lainnya.26 Makanan
berasal dari kata “pitu” yang artinya adalah panas seperti ikan, daging, dan telur dianggap
angka tujuh. Meskipun begitu, pitu juga akan mengganggu proses kehamilan ibu,
dapat diartikan sebagai pitulungan yang sedangkan buah-buahan yang asam akan
artinya adalah pertolongan, di mana acara menyebabkan ibu keguguran. Hal ini sangat
ini merupakan sebuah doa agar pertolongan bertolak belakang dengan gizi bagi ibu hamil,
datang pada ibu yang sedang mengandung.23 karena ibu hamil lebih banyak membutuhkan
Selain mohon doa akan kelancaran dalam protein dan vitamin dari beberapa makanan
bersalin, acara mitoni ini juga disertai doa yang dihindari karena kepercayaan tersebut.
agar kelak si anak menjadi pribadi yang baik Di Nigeria memiliki kebiasaan dimana sudah
dan berbakti. Untuk proses Mitoni sendiri menjadil hal yang biasa melihat ibu hamil
dipraktekkan dalam bentuk yang berbeda- meminum minuman beralkohol di publik,
beda dalam berbagai wilayah. Contoh lain padahal mengkonsumsi minuman beralkohol
dari adat dan budaya juga dialami oleh selama kehamilan dapan menyebabkan bayi
masyarakat Nigeria, terdapat salah satu menjadi lahir cacat fisik dan mental.23
praktik budaya terkenal yang dapat Salah satu budaya yang dapat
menimbulkan risiko bagi wanita hamil yaitu menguntungkan ibu hamil dari segi makanan
ritual upacara penguburan pemimpin adalah meminum air kelapa dapat membuat
mereka. Semua orang termasuk wanita anak memiliki kulit bersih. Air kelapa
hamil dilarang keluar dari rumah karena mengandung cairan elektrolit yang dapat
tidak boleh satu orangpun terlihat di luar membuat ibu hamil terhindar dari dehidrasi.24
selama periode berkabung yang berlangsung Kepercayaan lain adalah memakan sayuran
selama berhari-hari. Hal ini dilaporkan telah hijau seperti bayam, selada, daun kol harus
membuat banyak wanita hamil meninggal diberikan kepada ibu hamil untuk
saat partus pada masa ritual itu sedang pertumbuhan rambut bayi yang baik.
berlangsung.24 Penelitian yang dilakukan Kepercayaan ini menguntungkan bagi ibu
oleh Erniati mengatakan bahwa banyak hamil karena akan membuat kesehatan ibu
praktik budaya yang berpengaruh secara menjadi lebih baik.24
negatif terhadap perilaku kesehatan ibu
KESIMPULAN Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan
Dari hasil penelitian, diperoleh kesimpulan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko
antara lain : Tinggi. Jurnal Ilmiah Bidan. 2015. ISSN;
1. Dukungan keluarga pada ibu Hamil di 2339-1731 vol 3 no. 2
Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta 6. Evayanti, Yulistiana. Hubungan
paling banyak berada pada kategori Baik Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami Pada
yaitu 75%, cukup 20% dan 5% berada di Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan
kategori kurang. Antenatal Care (ANC) Di Puskesmas Wates
2. Status sosial ekonomi pada ibu hamil di Lampung Tengah Tahun 2014. Jurnal
Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Kebidanan. Vol. 1, No.2. 2015. p. 81- 90.
rata-rata berada pada kategori cukup yaitu 7. Fernandez, L.E. Family Support and
sebesar 37,5% , tinggi 32,5% dan rendah Pregnancy Behaviour among Women in Two
30%. Border Mexican Cities. Frontera Norte,
3. Status pekerjaan pada ibu Hamil di Vol.22, Num 43. Enero Junio De Journal
Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta 2010. p. 7- 34.
paling banyak adalah ibu bekerja dengan 8. Herlina, Y.N. Hubungan Stressor Psikososial
pravelensi 60% sedangkan ibu tidak bekerja Pada Kehamilan dengan Partus Prematur
sebesar 40%. [Tesis]. Universitas Andalas. 2014.
4. Tingkat pendidikan pada ibu hamil di 9. Juariah. Kepercayaan dan Praktik Budaya
Puskesmas Kebon Jeruk paling banyak Pada Masyarakat Desa Karangsari
berada pada kategori Cukup (SMP-SMA) Kabupaten Garut. 2018.
yaitu 25 orang atau 60%, pendidikan Tinggi 10. Kim, Min Kyoung: Seungming Lee, Sung-
(D3/S1/Sederajat) dengan jumlah 12 orang HeeBae. Socio economic status Can Affect
atau 32,5%, dan pendidikan Rendah (Tidak Preganancy Outcomes and Complications
sekolah-SD) sebanyak 3 orang atau 7,5%. Even With A Universal Helatcare System.
5. Pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan International Journal For Equity In Health.
Kebon Jeruk Jakarta yang masih terdapat 2018. p.17:2. DOI 10.1186/s12939-017-
kultur budaya sebesar 60% dan 40% tanpa 0715-7.
kultur budaya. 11. Mahmoodi, Zohreh; Mahrokh D, Arash M,
Hamid A. The Relationship Between
DAFTAR PUSTAKA Household Socioeconomic Status And
1. Arifin, Asnawir; Rina K, Sefti R. Hubungan Mental Health in Women During Pregnancy:
Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu A Path Analysis. Irianian Journal of
Hamil Menghadapi Proses Persalinan di Psychiatry and Behavioral Sciences: 11 (2)
Puskesmas Budilatama Kecamatan Gadung e8823. 2017. DOI: 10.5812/ijpbs.8823.
Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi Tengah. 12. Morris JL, Short S, Robson L,
E journal. Vol 3 Nomor 2. 2015. Andriatsihosena MS. Maternal Health
2. Arofiati, Fitri. Psychosocial Aspects Of Practice, Beliefs and Tradition in Southeast
Childbearing. Jurnal Mutiara Medika. Vol. Madagascar. African Journal of
10 No.1. 2010. p. 90- 95. Reproductive Health. 2014. p. 18(3): 101-2,
3. Budiman, Elheart, Kundre Rina, Lolong, 106-8.
Jill. Hubungan Tingkat Pendidikan, 13. Murniasih, Ni Putu. Prenatal Care Behaviour
Perkerjaan, Status Ekonomi dengan Paritas In Javanese Culture Perspektive In Kaliori
di Puskesmas Bahu Manado. e-Journal Village, District of Kalibagor. Jurnal
Keperawatan (e-Kp). Volume 5 Nomor 1. Kesmas Indonesia. vol.8 No1. 2016. p. 56-
2017. 66.
4. Clark., I. “La Familia Methodologi Issue in 14. Notoadmojo. Ilmu Perilaku Kesehatan.
the assessment of perinatal social support Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
for Mexicanas Living in the United 15. Said, Ni’mah; Esrom K; Hendro B.
States”. Social Science and Medicine.num Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan
53. 2001. p 1303-20. Kecemasan Ibu Primigravida Di Puskesmas
5. Corneles, S.M; Fredrika N. Hubungan Tuminting. E journal Keperawatan. Volume
Tamara Julia Hannesto, Gambaran Aspek Psikososial terhadap…..
3 Nomor 2. 2015.
16. Sambara, Irmayani; Masyitha Muis;
Muhammad Rum Rahim. Factors
Associated with Work Stress of Pregnant
Mother at the Batua Helath Care the City
of Makassar. Jurnal Kesehatan dan
Keselamtan Kerja (K3). 2015.
17. Satria Lokajaya. Adat Istiadat Jawa Pada
masa Kehamilan Dan Kelahiran Anak.
2016. [cited August 14].
satrialokajaya.wordpress.com.
18. Soraya, G.D. Perbedaan masalah mental
dan emosional berdasarkan latar belakang
pendidikan agama. Semarang: Universitas
Diponegoro. 2012.
19. Verdani dkk. Gambaran Karakteristik Ibu
Hamil pada Persalinan Preterm di RSUP
Dr. M. Djamil Padang. 2012.
20. Walyani E.S. Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan, PUSTAKABARUPRESS,
Yogyakarta. 2015.
21. Wibowo. Arsetektur Tradisional Sunda
Dan Proyek Pengkajian dan Pembinaan
Nilai- Nilai Budaya, Pusat Direktorat
Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat
Jenderal Kebudayaan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta :
EGC. 2013.
22. Emmanuel A, Adebayo K. Socio- Cultural
Factors Affecting Pregnancy Outcome
Among The Ogu Speaking People Of
Badagry Area Of Lagos State Nigeria.
International Journal Of Humanities and
Social Science. Vol 2 No 4 Special Issue
February. Centre For Promoting Ideas.
2012. p.133-44.
23. Ermiati, Ira. K; Nurjana L. Perilaku Makan
Berdasarkan Praktik Budaya Sunda Pada
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Griya Antapani Bandung. Jurnal STIkes
Dharma Husada Bandung. 2017. p. 1- 16.
24. Bhakta, Anaya; Prof Smritikana Mani.
Cultural, Social, Religious Beliefs &
Practices In Pregnancy Among Postnatal
Women. International Journal Of Nursing
Research and Practice. EISSN 2350- 1324;
Vol 4 No1. 2017. DOI No.
10.15509/IJNRP.2017.4.1.342 p. 22-26