18 MINGGU, 30 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA

Tarawangsa Cerdas Menghadapi

Bencana
Alat Musik Penjaga Jiwa
DHENOK PRATIWI
Departemen Ilmu Komunikasi
Universitas Gadjah Mada

PEMUDA adalah kekuatan sejarah, inisiator, dan pendorong

perubahan sosial. Tak mengherankan jika peran pemuda se-
Alat musik gesek ini tidak sekadar memanjakan telinga, lalu dibutuhkan dalam menghadapi kondisi sulit, termasuk
tapi juga sarat makna. Eksis sejak abad ke-18 dan hingga kini kondisi pascabencana di Sleman, Klaten, Magelang, Boyolali,
Jawa Tengah.
masih dipelihara masyarakat Sunda. Karena sadar akan hal itu, Kementrian Pemuda dan Olah-
raga RI bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Kapasitas
dan Kerja Sama (PPKK) Fisipol UGM mengadakan lokakarya
Pemberdayaan Kepemudaan Pascabencana. Workshop diada-
kan di Yogyakarta, 6 hingga 7 Januari 2011 dan Solo pada 8-9
3 Januari.
Tujuannya adalah menggali potensi dan peluang yang dapat
dan telah dilakukan pemuda untuk mengatasi kesulitan di
masyarakat pascabencana erupsi Merapi 2010.
“Workshop ini bertujuan lebih untuk mengelaborasi dampak
bencana Merapi terhadap sektor ekonomi dan sosial,” jelas Arie
Ruhyanto, salah satu fasilitator.
Workshop selama empat hari itu diikuti 100 peserta yang di-
ambil dari daerah yang terkena dampak bencana erupsi Merapi
paling parah, yaitu Sleman, Magelang, Klaten, dan Boyolali.
Untuk me-refresh ingatan mengenai dampak bencana,
Elanto Wijoyono dari Jalin Merapi hadir dengan menampilkan
data-data dan foto yang merefleksikan dahsyatnya dampak
kerusakan. Selama sesi tersebut, peserta berusaha memetakan
masalah-masalah yang terjadi di kawasan bencana, juga potensi
dan peluang yang dapat dilakukan pemuda untuk membenahi
masalah itu.
1 “Masyarakat korban bencana perlu mendapatkan ban-
tuan. Pihak pemuda sudah melakukan upaya-upaya untuk
DOK PRIBADI membantu masyarakat sebisanya. Pemerintah juga diminta
menangani para korban sebaik-baiknya,” tutur Rofi, peserta
workshop di Yogyakarta.
2 Saat terjadi bencana dan pascabencana, pemudalah yang aktif
mendistribusikan bantuannya ke posko-posko dan membantu
penduduk melakukan evakuasi.

DOK PRIBADI

1: Tarawangsa dalam formasi lengkap.

2: Mengiringi tarian.
3: Harmoni tarawangsa (kiri) dan kecapi.

DOK. DHENOK PRATIWI

ANTARA PASCABENCANA: Lokakarya Pemberdayaan Kepemudaan

Pascabencana digelar di Yogyakarta, 6 hingga 7 Januari 2011.

MARDI SUMARDI
Jurusan Karawitan, Sekolah Tinggi
Seni Indonesia Bandung 2006
abad ke-15 hingga 16. Rebab
merupakan adaptasi dari alat
gesek bangsa Arab yang diba-
wa para penyebar Islam dari
Tanah Arab dan India.
motivasi-motivasi yang kuat.
Masyarakat Cibunar Ran-
cakalong masih menggunakan
pola sinkretisme sebagai ben-
tuk komunikasi transenden-
Kesenian tarawangsa, misal-
nya, digunakan untuk kepen-
tingan upacara-upacara yang
berhubungan dengan makhluk
halus atau spirit. Biasanya
petik tujuh dawai bernada la (5)
da (1) mi (2) na (3) ti (4) la (5)
da (1) yang menyerupai kecapi,
yang disebut jentreng.
Seperti bahasa, musik dapat
Potensi dan peluang yang dimiliki pemuda yang digali
para peserta workshop meliputi: energi besar, mobilitas tinggi,
kepercayaan masyarakat ketimbang pihak lain, pengalaman
menjadi relawan, pengalaman dalam organisasi yang memiliki
jaringan luas, melek teknologi dan memanfaatkannya secara

T
arawangsa merupakan
salah satu jenis alat ke-
senian rakyat Jawa Ba-
rat. Istilah tarawangsa
memiliki dua pengertian dan
pemaknaan. Pemaknaannya,
menurut seorang pupuhu dan
ahli etnomusikologi, adalah
alat musik gesek yang memiliki
dua dawai yang terbuat dari
kawat baja atau besi.
Pengertian lainnya, ‘ta’ta-
beuhan ‘ra’kyat ‘wa’li Salapan/
nara’wang’ ka Nu Maha E’sa’.
Tar dari bahasa Persia berarti
‘tali/dawai’, wangsa berasal
dari bahasa Hindu atau kawi,
artinya ‘kelompok’.
Tarawangsa lebih tua ke-
beradaannya daripada rebab,
alat gesek yang lain. Naskah
Kuna Sewaka Darma dari awal
abad ke-18 telah menyebut
nama tarawangsa sebagai nama
alat musik.
Rebab muncul di Tanah Jawa
setelah zaman Islam sekitar
K e b e r a d a a n a l a t mus ik
tarawangsa masih di-pupusti
atau dijaga khususnya oleh
masyarakat Cibunar, Rancaka-
long, Sumedang, Jawa Barat.
Mayoritas mata pencaharian
mereka ialah petani. Secara
geografis, Cibunar berada di
pegunungan.
Mereka percaya tarawangsa
merupakan kebutuhan roha-
niah yang penting, sangat erat
kaitannya dengan wewengkon
atau sistem pertanian.
Namun, dalam kehidupan
beragama, Masyarakat Cibunar
meyakini Islam sebagai aga-
manya, dengan tetap menger-
jakan salat sebagai ritualnya
sehari-hari.
Hal ini seperti ditegaskan
Clifford Geertz yang mendefi-
nisikan agama sebagai sebuah
sistem kebudayaan. Agama
merupakan sebuah sistem sim-
bol-simbol yang berlaku untuk
menetapkan suasana hati dan
tal. Sinkretisme memadukan
unsur-unsur keagamaan.
Telah disebutkan di muka,
musik ritual terwujud berdasar-
kan kepercayaan yang dianut
masyarakat pendukungnya.
Musik yang dianggap sakral
itu dapat menyebabkan ke-
terbukaan jagat batin manusia
dengan penghuni alam semesta
yang lebih bersifat metafisik.
Musik ritual terwu-
jud berdasarkan
kepercayaan masyarakat
pendukungnya. Musik
yang dianggap sakral
itu dapat menyebabkan
keterbukaan jagat batin
manusia dengan penghuni
alam semesta yang lebih
bersifat metafisik.”
kesenian ini digunakan untuk
pengungkapan rasa syukur
atas keberkahan panen padi.
Musik tarawangsa hanya
dapat ditemukan di beberapa
daerah tertentu di Jawa Barat,
yaitu di daerah Rancakalong
(Sumedang), Cibalong, Cipatu-
jah (Tasikmalaya Selatan), Ban-
jaran (Bandung), dan Kanekes
(Banten Selatan).
Tarawangsa di daerah Ciba-
long dan Cipatujah, selain
menggunakan dua jenis alat
musik tarawangsa dan jentreng,
juga dilengkapi dua perangkat
calung rantay, suling, juga
nyanyian.
Alat musik tarawangsa di-
mainkan dalam laras pelog,
sesuai dengan jentreng-nya
yang distem ke dalam laras
pelog. Tarawangsa merupakan
sebuah ensambel kecil yang
terdiri dari dua dawai yang
bernada da (1) dan la (5) untuk
tarawangsa dan sebuah alat
mengomunikasikan pemikiran
dan ide, bahkan kadang kala
untuk komunikasi yang lebih
mendalam. Musik, melalui
puisi dan bunyi, memiliki fung-
si yang dapat menjadi amat
penting dalam menyampaikan
ungkapan-ungkapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Prinsip dari seorang etno-
musikolog menjadikan bidang
yang penting dalam musik
menyentuh sampai kedala-
man jiwa manusia. Sehingga,
seseorang yang tidak pernah
mau mendengarkan kebenaran
melalui tutur kata lewat bahasa
akan tertarik ketika mendengar
sebuah lagu dalam bahasa
bunyi.
Apalagi bunyi-bunyian di-
mainkan dengan irama musik
khas daerahnya. Lagu-lagu
seperti itu dapat menjadi sa-
rana yang sangat efektif untuk
menyampaikan kebenaran
rohani. (M-2)
optimal serta inisiatif yang kreatif tentang bagaimana mencari
solusi dari suatu permasalahan.
Dari hasil akhir workshop ini, pemuda diharapkan dapat
mengimplementasikan temuan-temuan yang telah digali untuk
mengembalikan dan memperbaiki kondisi masyarakat yang
terpapar bencana. Selain itu, yang lebih penting, pemerintah
lebih memahami kondisi masyarakat bencana secara lebih riil
sehingga membuat kebijakan yang pas dan berguna. Hidup
pemuda! (M-2)
PARTISIPASI
Redaksi menerima tulisan dan hasil karya kamu.
Kirimkan ke: muda_media@mediaindonesia.com
Cantumkan subjek:
KOM untuk komunitas.
JUR (Jurnalistik) untuk naskah dari tim jurnalistik kampus/SMA/
SMP.
CREA (Creative Move) hadir tiga kali sebulan.
Kirimkan karya desain produk, komik, artwork, dan lain-lain.
FOTO (Klinik Foto) hadir sebulan sekali. Kirimkan foto-foto terbaik
kalian untuk di-review.

CREATIVE MOVE Natalia Gunawan ● Kelas 2, SMK Theresia, Jakarta Pusat

Kotak Pensil Segi Enam

Alat dan Bahan :
mudian pada ukuran 18cm, tiap 3
 Gunting/cutter
 Lem karton
 Karton tebal
cm, tariklah garis sehingga terbentuk
6 persegi panjang dengan ukuran
15x3 cm.
 Kertas HVS Guntinglah pola tersebut. Namun,
 Penggaris pola persegi panjang yang sudah kita
 Hiasan buat jangan digunting satu per satu,
melainkan hanya tepian dari gabung-
an enam persegi panjang tersebut.
Untuk melengkapi bagian da-
4 lam badan kotak pensil, kita
juga harus melakukan hal yang
sama, tapi ukuran tiap persegi pan-
jang 6x2,8cm, bukan 3 cm. Bagian ini
sengaja dibuat lebih kecil agar kotak
pensil yang kita buat bisa tertutup.
Selanjutnya bagian pengeleman.
segi enam dan prisma segi enam yang
sisinya berukuran 5x3cm. Tempelkan
bagian alas dengan pola persegi pan-
jang. Bagian bawah atau bagian badan
kotak pensil terdiri dari alas segi enam
dan prisma segi enam dengan ukuran
sisi 6x2,8cm dan 15x3cm.
Tempelkan bagian alas dengan
pola persegi panjang ukuran 15x3cm.
Bila sudah, tempel juga pola persegi

5
Cara membuat :
Setelah digunting, persegi panjang Kita memiliki tiga pola ‘6 persegi panjang ukuran 6x2,8 cm di bagian

1
Bentuk segi enam di atas karton
tebal. Gunakan bantuan jangka
agar ke 6 sisinya sama sisi. Untuk
kotak pensil ukuran sedang, ukuran
tiap sisinya cukup 3 cm. Buat dua
bentuk segi enam sebagai alas dan
tutup kotak pensil. Guntinglah pola
tersebut.
3 melengkapi bagian tutupnya.
yang saling berimpitan diberi garis
menggunakan cutter. Namun, hati-hati
dalam menekan cutter, jangan sampai
putus. Hal ini dilakukan agar karton
yang tebal lebih mudah ditekuk.
Lakukan hal yang sama untuk
Namun, ukurannya sedikit ber-
panjang’. Setelah digores cutter,
tekuklah persegi panjang tersebut
membentuk prisma.
Tempelkan bagian tepi dari ketiga
pola persegi panjang tersebut. Tunggu
hingga kering. Setelah tertempel sem-
purna, pola-pola ini harus ditempel-
kan pada bagian alas segi enam yang
pertama kali sudah kita bentuk.
dalamnya. Hanya ditempel sekitar 3
cm saja sehingga bagian dalam terse-
but terlihat lebih tinggi.
Setelah itu, kita bisa menghias.
6 Bisa ditempel kertas kado atau
kita gambar sesuai kreasi kita
lalu diwarnai dengan cat poster.

2 7
Untuk membuat bagian badan beda, 18x5cm. Lalu bentuk pola Bagian ini dibagi menjadi dua: Jadilah kotak pensil unik karena
kotak pensil, buatlah persegi persegi panjang tiap 3 cm seperti bagian atas dan bawah. Bagian atas sesuai kreasi sendiri. Selamat Kotak pensil segi enam.
DOK NATALIA GUNAWAN

panjang ukuran 18x15 cm. Ke- langkah kedua. atau tutup kotak pensil terdiri dari alas mencoba!