Anda di halaman 1dari 23

Modul Praktikum Mekanika Tanah

Laboratorium Teknik Sipil UBB

BAB I
PENGAMBILAN SAMPEL TANAH DENGAN TEKNIK HAND BORING

1.1 Maksud Pengujian


Maksud dari pengujian “Pengambilan Sampel Tanah dengan Teknik Hand Boring”
adalah agar mahasiswa dan mahasiswi mengetahui keadaan lapisan tanah, letak muka
air tanah dan menetapkan kedalaman lapisan untuk pengambilan contoh tanah asli.

1.2 Tujuan Pengujian


Tujuan dari pengujian “Pengambilan Sampel Tanah dengan Teknik Hand Boring”
adalah untuk mendapatkan dan mengetahui keadaan lapisan tanah, letak muka air
tanah, kedalaman lapisan tanah untuk pengambilan contoh tanah asli. Percobaan
pengeboran juga bertujuan untuk memperoleh data atau informasi untuk menggambar
profil tanah dan pengambilan contoh tanah asli untuk diselidiki lebih lanjut di
laboratorium.

1.3 Pengertian
Hand Boring atau bor tangan merupakan teknik yang dilakukan unutk mengambil
sampel tanah atau mengidentifikasi jenis tanah secara visual yang dilakukan dengan
cara manual. Pengeboran tanah dengan teknik ini biasanya digunakan untuk
mengambil sampel tanah pada kedalaman yang dangkal.

1.4 Peralatan Pengujian


Peralatan yang dipakai dalam pengujian Pengambilan Sampel Tanah dengan Teknik
Hand Boring adalah sebagai berikut :
a. Helical auger (bor spiral) / alat bor kecil dengan diameter 15”
b. Post hole auger (tipe lawan, tanpa casing)
c. Drive hand
d. Stick Apparatus
e. Mata bor
f. Cangkul untuk membersihkan lokasi boring
g. Pelumas
h. Kunci kera
i. Plastic bag
j. Sarung tangan

1.5 Benda Uji


Benda uji yang diambil dari percobaan ini adalah sampel tanah pada kedalaman ± 0,5
meter sebanyak 6 kg dan sampel tanah pada kedalaman 1 meter sebanyak ± 6 kg.

1.6 Pelaksanaan Pengujian


Urutan proses pengujian adalah sebagai berikut :
a. Menentukan lokasi titik yang akan dilakukan hand boring;
b. Merangkai alat hand boring seperti pada Gambar 1.1;

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

c. Membersihkan boring site dari akar-akar tanaman, rumput, serta penghalang


lainnya menggunakan cangkul;
d. Membuat lubang dengan cara memutar mata bor sampai kedalaman yang
diperlukan, mata bor diangkat kemudian tanah dikeluarkan untuk dideskripsikan
dan diklasifikasikan secara visual;
e. Mengulangi pengeboran sampai mencapai kedalaman maksimum yang
dikehendaki;
f. Pada kedalaman 0,5 m sampel tanah diambi sebanyak 3 kali, sampel tanah yang
diambil langsung dimasukan kedalam plastic bag untuk dilakukan pengujian
selanjutnya;
g. Melakukan hal yang sama dengan poin f untuk kedalaman 1 meter;
h. Memberikan label pada plastic bag dengan mencantumkan nama kelompok dan
kedalaman sampel.

1.7 Hasil Pengujian


Hasil pengujian yang diperoleh sesuai dengan data form “Soil Boring Log” , antara
lain :
a. Tanggal pengeboran tanah :
b. Deskripsi Tanah
Tabel 1.1 Hasil Pengujian Hand Boring
Kedalaman Jenis Tanah Warna Tanah
0.00
0.50
1.00

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

SOIL BORING LOG

Kegiatan : Hand Boring


Tanggal :
Lokasi :

Kedalaman Ketebalan Lapisan Catatan Observasi Tanah


Elevasi Keterangan
(m) (m) Simbol Tanah Nama Tanah Warna Tanah Observasi Tanah

: Sample Distrubed : Sample Undistrubed

Elevasi banjir : m
Elevasi muka air tanah : m
Catatan : Bila tidak ditemukan muka air tanah hingga kedalman 6 m, lihat sumur penduduk sekitar
pastikan muka air tanah tertinggi merupakan elevasi muka air tanah tertinggi/elevasi air sumur tertinggi di site ini

Sumber : Laboratorium Teknik Sipil UBB

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

BAB II
PEMERIKSAAN KADAR AIR ASLI DI LABORATORIUM

2.1 Maksud Pengujian


Metode ini dimaksudkan sebagai peganban dalam Pengujian untuk menentukan kadar
air agregat.

2.2 Tujuan Pengujian


Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka persentase dari kadar air yang
dikandung oleh agregat.

2.3 Pengertian
Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan dalam persen.

2.4 Peralatan Pengujian


Peralatan yang dipakai dalam pengujian kadar air adalah sebagai berikut :
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh;
b. oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110± 5)°C;
c. Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan benda uji.

2.5 Benda Uji


Berat benda uji untuk pemeriksaan agregat minimum tergantung pada ukuran butir
maksimum sesuai Tabel 2.1 seperti berikut :

Tabel 2.1 Berat Minimum Benda Uji


Berat (W)
Ukuran Butir Maksimum Agregat
Minimum
mm Inci Kg
6,3 ¼ 0,5
9,5 3/8 1,5
12,7 ½ 2
19,1 ¾ 3
25,4 1 4
28,1 1½ 6
50,8 2 8
63,5 2½ 10
76,2 3 13
88,9 3½ 16
101,6 4 25
152,4 6 50
Sumber : SNI 03-1971-1990.Kadar air

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

2.6 Pelaksanaan Pengujian


Urutan proses pengujian adalah sebagai berikut :
a. Timbang dan catatlah berat talam (W1);
b. Masukkan benda uji ke dalam talam kemudian timbang dan catat beratnya (W2);
c. Hitunglah berat benda uji (W3= W2 – W1);
d. Keringkan benda uji beserta talam dalam oven dengan suhu ( 110 ± 5)°C sampai
beratnya tetap;
e. Setelah kering timbang dan catat berat benda uji beserta talam (W4);
f. Hitunglah berat benda uji kering (WS = W4 - W 1).

2.7 Hasil Pengujian


Hasil pengujian yang diperoleh sesuai dengan data pengujian, antara lain :
Tabel 2.2 Hasil Pengujian Kadar Air
Kedalaman 1 Kedalaman 2
No cawan Satuan
C1 C2 C1 C2
Berat cawan kosong (gram)
Berat cawan + Tanah
(gram)
basah
Berat cawan + Tanah
(gram)
kering
Berat air (gram)
Berat butiran (gram)
Kadar air (%)
Kadar air rata-rata (%)

2.8 Perhitungan
W3− W5
Kadar Air Agregat = x 100%.............................................(2.1)
W5
Keterangan :
W3= Berat benda uji semula (gram)
W5= Berat benda uji kering (gram)

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

BAB III
ANALISA BUTIRAN TANAH : MEKANIKAL

3.1 Maksud Pengujian


Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk menentukan
pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan
saringan.

3.2 Tujuan Pengujian


Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah
persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi yang diperoleh
dapat ditunjukan dalam table atau grafik.

3.3 Pengertian
Analisis saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agtegat yang lolos
dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik
pembagian butir.

3.4 Peralatan Pengujian


Peralatan yang dipakai dalam pengujian kadar air adalah sebagai berikut :
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji;
b. Satu set saringan; 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2½”); 50,8 mm (2”); 19,1 mm (¾”);
12,5 mm (½”); 9,5 mm (⅜”); No.4 (4.75 mm); No.8 (2,36 mm); No.16 (1,18 mm);
No.30 (0,600 mm); No.50 (0,300 mm); No.100 (0,150 mm); No.200 (0,075 mm);
c. Oven, yang dilengkapi den-an pengatur suhu untuk memanasi sampai (110+5)°C;
d. Alat pemisah contoh;
e. Mesin pengguncang saringan;
f. Talam-talam;
g. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainnya.

3.5 Benda Uji


Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat banyak : benda uji
disiapkan berdasarkan standar yang berlaku dan terkait kecuali apabila butiran yang
melalui saringan No. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat
ketelitian tidak menghendaki pencucian.
a. Agregat halus terdiri dari :
(1) Ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500 gram;
(2) Ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100 gram.
b. agregat kasar terdiri dari :
(1) ukuran maks. 3,5"; berat minimum 35,0 kg
(2) ukuran maks. 3"; berat minimum 30,0 kg
(3) ukuran maks. 2,5"; berat minimum 25,0 kg
(4) ukuran maks. 2"; berat minimum 20,0 kg
(5) ukuran maks. 1,5"; berat minimum 15,0 kg
(6) ukuran maks. I"; berat minimum 10,0 kg
(7) ukuran maks. 3/4" berat minimum 5,0 kg
(8) ukuran maks. 1/2"; berat minimum 2,5 kg
(9) ukuran maks. 3/8"; berat minimum 1,0 kg

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

c. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat
tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No. 4.; Selanjutnya agregat
halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas.

3.6 Pelaksanaan Pengujian


Urutan proses pengujian adalah sebagai berikut :
a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (I l0 ± 5)°C, sampai berat tetap;
b. Saring benda uji lewat susunan saringan den-an ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin
pengguncang selama 15 menit;
c. Timbang dan catatlah berat tanah yang tertahan pada tiap-tiap saringan;
d. Hitunglah persentase tanah tertinggal dan persentase tanah lolos saringan;
e. Deskripsikan jenis tanah dengan menmbuat grafik seperti pada Gambar 3.1.

3.7 Hasil Pengujian


Hasil pengujian yang diperoleh sesuai dengan data pengujian, antara lain :
Tabel 3.1 Hasil Pengujian Analisa Saringan
Berat Sample Kering = ....... gram
Jumlah Jumlah Persen
Berat Tertahan
Saringan Berat Tertahan Tertahan Lewat
(gram) (gram) (%) (%)
76,2 (3")
63,5 (2 1/9")
50,8 (2")
36,1 (1 1/2")
25,4 (1")
19,2 (1/4")
12,7 (1/2")
9,52 (3/8")
No. 4
No. 8
No. 20
No. 30
No. 40
No. 50
No. 80
No. 100
No. 200
Sumber : SNI 03-1968-1990.Analisa Saringan

3.8 Perhitungan
Hitunglah persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji setelah disaring.

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

Gambar 3.1 Kurva Akumulasi Butiran Tanah


Sumber : SNI 3423-2008. Analisis Butir Tanah

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

BAB VIII
PEMERIKSAAAN DIRECT SHEAR DI LABORATORIUM

8.1 Maksud Pengujian


Maksud dari percobaan “Direct Shear Test” ini adalah agar mahasiswa dan mahasiswi
dapat mengukur kuat geser tanah sepanjang permukaan bidang dasar yang telah
ditentukan sebelumnya (horizontal).

8.2 Tujuan Pengujian


Tujuan pengujian ini ialah sebagai acuan dan pegangan dalam percobaan laboratorium
geser dengan cara uji geser dengan diberi kesempatan terdrainase dan kecepatan gerak
tetap.

8.3 Pengertian
Direct shear merupakan serangakaian pengujian tanah untuk menentukan nilai sudut
geser yang dimikili oleh tanah.

8.4 Peralatan Pengujian


Peralatan yang dipakai dalam pengujian kadar air adalah sebagai berikut :
a. Stang penekan dan pemberi beban;
b. Alat penggesek, proving ring dan arloji geser;
c. Cincin pemeriksa yang terbagi dua dengan penguncinya dalam kotak;
d. Beban kapasitas 5 kg dan 10 kg;
e. Pisau pemotong;
f. Cincin cetak benda uji;
g. Neraca / timbnagan;
h. Dial;
i. Stopwatch;
j. Holder.

8.5 Benda Uji


Benda uji yang digunakan dalam pengujian direct shear adalah :
a. Benda uji merupakan tanah terganggu yang dikeringkan;
b. Lolos saringan no. 40 sebanyak 1000 gram;
c. Tebal minimum benda uji kira-kira 1,3 cm tetapi tidak kurang dari 6 kali diameter
maksimum;
d. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji minimal 1 : 2;

8.6 Pelaksanaan Pengujian


Urutan proses pengujian adalah sebagai berikut :
a. Siapkan benda uji yang lolos saringan no. 40 sebanyak 1000 gram;
b. Campurkan air sedikit demi sedikit dengan cara disemprotkan sesuai kadar air
yang di inginkan. Aduk hingga rata;
c. Masukkan benda uji ke dalam cincin cetakan;
d. Buat benda uji sebanyak 3 sample;
e. Timbang berat sample tersebut dengan timbangan digital;

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

f. Kemudian urutkan dan beri nomor sample dari benda uji dengan urutan dari berat
terendah ke berat tertinggi;
g. Benda uji siap dilakkukan uji geser;
h. Kotak geser dari airnya dikeluarkan dan dipasang baut pengunci agar kotak geser
bagian bawah dan atasnya menjadi satu;
i. Dimasukan plat dasar pada bagian bawa dari kotak geser dan dipasang batu
diatasnya;
j. Plat berlubang yang beralur dipasang dengan alur menghadap ke atas serta arah
alur harus tegak dengan bidag geser;
k. Dimasukkan kembali kotak geser dalam bak air dan atur kedudukan kotak geser
dengan dikencangkan kedua baut penjepit;
l. Benda uji dimasuan ke dalam kotak geser;
m. Batu pori dipasangkan da diatasnya terdapat alur landasan pembebanan tepat di
atas benda uji;
n. Rangka pembebasan vertikal dipasang, ujung lengan diangkat agar rangka dapat
diatur dalam posisi vertikal;
o. Dial dipasang untuk pengukuran gerak vertkal, diatur pada posisi o;
p. Dial dipasang untuk pengukuran horizontal, atur kedudukan dial agar uji
dijenuhkan dengan cara mengisi bak dengan air;
q. Benda uji dijenuhkan dengan cara mengisi bak engan air sehingga benda uji
dalam batu pori tertekan seluruhnya. Tidak lupa untuk melepaskan kunci shear
box agar dapat bergeser;
r. Beban normal pertama diberikan sesuai keperluan. Tekan tombol start sehingga
tanah menerima beban geser. Bedan yang digunakan sebesar 5 kg, 10 kg, dan 15
kg;
s. Dial proving ring dan dial pergeseran dibaca dan diperhitungkan sampai tercapai
beban maksimum;
t. Peambahan beban normal pada benda ji kedua diberikan sebesar 2 kali beban
normal pertama. Untuk ketiga, beban diberikan 3 kali beban normal pertama yaitu
dengan urutan 5 kg, 10 kg dan 15 kg.

8.7 Hasil Pengujian


Hasil pengujian yang diperoleh sesuai dengan data pengujian, antara lain :

Tabel 8.1 Hasil Pengujian Direct Shear


Diameter (D) =
Tinggi sampel (H) =
Luas Sampel (A) =
Kalibrasi (k) =
Berat Tutup (B) =

Kode Berat Beban Beban Total Tegangan Tegangan Sudut Sudut


No. Waktu Dial
Sample Sample Tetap Tambahan Beban Normal Geser Geser Rata-Rata
1
2
3

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

3.8 Perhitungan
Hitunglah untuk pengjian direct shear menggunakan rumus seperti berikut :
a. Tegangan Normal
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝐿𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 ........................................................................(1)

b. Tegangan Geser
𝐷𝑖𝑎𝑙
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐺𝑒𝑠𝑒𝑟 = 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 ∶ 𝐿𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 ....................................................(2)

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

BAB IX
PENETRASI LAPANGAN DENGAN ALAT SONDIR

9.1 Maksud Pengujian


Maksud dari percobaan “Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir” ini adalah agar
mahasiswa dan mahasiswi dapat menentukan kekuatan suatu lapisan tanah berdasakan
pada reaksi penetrasi konus dan hambatan tanah lekat.

9.2 Tujuan Pengujian


Tujuan pengujian adalah untuk parameter-parameter perlawanan perlawanan penetrasi
lapisan tanah di lapangan dengan alat sondir (penetrasi quaasi statik). Parameter
tersebut berupa perlawanan konus (qc), perlawanan geser (fs), angka banding geser
(Rf), dan geser total tanah (Tf), yang dapat digunakan untuk interprestasi perlapisan
tanah yang merupakan bagian dari desain pondasi.

9.3 Pengertian
Penyondiran merupakan serangkaian pengujian penetrasi yang dilakukan di suatu
lokasi dengan menggunakan alat penetrasi konus.

9.4 Peralatan Pengujian


Peralatan yang dipakai dalam pengujian kadar air adalah sebagai berikut :
a. Konus;
Konus yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat seperti pada Gambar 9.1
berikut :

a). Keadaan Tertekan b). Keadaan Terbentang

Gambar 9.1 Rincian Konus Ganda


Sumber :SNI 2827:2008. Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

(1) Ujung konus bersudut 600 ± 50;


(2) Ukuran diameter konus adalah 35,7 mm ± 0,4 mm atau luas proyek konus = 10
cm2;
(3) Bagian runcing ujung konus berjari-jari kurang dari 3 cm, konus anda harus
terbuat dari baja dengan tipe dan kekerasan yang cocok untuk menahan abarsi
dari tanah.
b. Selimut (bidang geser)
Selimut (bidang geser) yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
(1) Ukuran diameter luar selimut geser adalah 35,7 mm ditambah dengan 0 mm sd
0,5 mm;
(2) Proyeksi jung alat ukur penetrasi tidak boleh melebihi diamter selimut geser;
(3) Luas permukaan selimut geser adalah 150 cm2 ± 3 cm2;
(4) Sambungan-sambungan harus di desai aman terhadap masuknya tanah;
(5) Selimut geser pipa harus mempunyai kekasaran sebesar 0,5φ mm AA ± 50 %.
c. Pipa dorong
Pipa-pipa yang digunakan harus memenuhinsyarat-syarat sebagai berikut :
(1) Ppa terbuat dari bahan baja sepanjang 1,00 m;
(2) Pipa harus menerus sampai konus ganda agar penampang pipa tidak tertekuk
jika disondir/didorong.
(3) Ukuran diameter luar pipa tidak boleh lebih besar daripada diameter dasar
konus ganda untuk jarak minimum 0,3 m diatas puncak selimut geser;
(4) Setiap pipa sondir harus memiliki diameter dalam yang tetap;
(5) Pipa-pipa tersambung satu dengan yang lainnya dengan penyekrupan, sehingga
terbentuk rangkaian pipa kaku yang lurus;
(6) Pipa bagian dalam harus diasumsikan untuk mencegah korosi.
d. Batang dalam
Batang-batang dalam yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
(1) Batang dalam terbuat dari bahan baja dan terletak di dalam pipa dorong;
(2) Batang-batang dalam harus memiliki diameter luar yang konstan;
(3) Panjang batang-batang dalam sama dengan panjang pipa-pipa dorong dengan
perbedaan kira-kira 0,1 mm;
(4) Batang dalam memliki penampang melintang yang dapat meyalurkan
perlawanan konus tanpa mengalami tekuk atau kerusakan lain;
(5) Jarak ruangan antara bidang dalam dan pipa dorong harus berkisar 0,5 mm dan
1,0 mm;
(6) Pipa dorong dan batang harus dilumasi dengan minyak pelumas untuk
mencegah korosi;
(7) Pipa dorong dan batang dalam harus bersih dari butiran-butiran untuk
mencegah geskan antara batang dalam dan pipa dorong.
e. Mesin pembeban hidraulik
Mesin pembeban hidraulik yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
(1) Rangka mesin pembeban harus dijepit oleh dua buah batang penjepit yang
diletakkan pada masing-masing jangkar helkoidal agar dapat bergerak pada
waktu pengujian;
(2) Rangka mesin pembeban berfungsi sebagai dudukan sistem penekan hidraulik
yang dapat digerakkan naik turun;
(3) Sistem penekan hidraulik terdiri atas engkol pemutar, rantai, roda gigi, gerigi
dorong dan penekan hidraulik yang berfungsi untuk mendorong/menarik
batang dalam dan pipa dorong;

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

(4) Pada penekan hidraulik terpasang dua buah manometer yang digunakan untuk
membaca tekananan hidraulik yang terjadi ada waktu penekan batang dalam,
pipa dorong dan konus (tunggal atau ganda). Untuk pembacaan tekanan rendah
disarankan menggunakan manometer berkapasitas 0 Mpa sd 2 Mpa dengn
ketelitian 0,05 Mpa. Untuk pembacaan tekanan menengah menggunakan
manometer berkapasitas 0 Mpa sd 5 Mpa dengan ketelitian 0,05 Mpa, dan
untuk pembacaan tekanan tinggi dugunakan manometer berkapsitas 0 Mpa sd
25 Mpa dengan ketelitian 0,1 Mpa.

Gambar 9.2 Rangkaian Alat Penetrasi Konus (Sondir Blanda)


Sumber :SNI 2827:2008. Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

Gambar 9.3 Rincian Penekan Hidraulis


Sumber :SNI 2827:2008. Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir

9.5 Persyaratan Pengujian


Persyaratan pengujian yang diperluan adalah sebagai berikut :
a. Ketelitian peralatan ukur dengan ketelitian 5%;
b. Deviasi stadar pada alat penetrasi secara mekanik :
(1) Untuk perlawanan konus (qc) adalah 10 %;
(2) Untuk perlawanan geser (fs) adalah 20 %.
c. Alat ukur harus dapat mengkur perlawanan penetrasi di permukaan dengan
dilengkapi alat yang sesuai, seperti mesin pembeban hidraulik;
d. Alat perlengkapan mesin pembeban harus memiliki kekakuan yang memadai, dan
diletakan di atas dudukan yang kokoh serta tidak berubah arah pada waktu
pengujian;
e. Pada alat sondir ringan (<200 kg) biasanya tidak dapat tembus untuk 2 m sd 3m
sehngga datanya tidak bermanfaat;
f. Pada alat sondir berat (>200 kg) digunakan sistem angker, namun di daerah tanah
lunak tidak dapat digunakan kecuali dengan pemberian beban menggunakan
karung-karung berpasir;
g. Semua alat ukur dikalibrasi minimal 1 kali dalam 3 tahun dan pada saat
diperlukan sesuai dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku;
Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

h. Petugas pengujia ini adalah laboran atau teknisi yang memenuhi persyaratan
kompetensi yang berlaku dalam pengujian penetrasi lapangan dengan alat sondir,
dan diawasi oleh ahli geotek.

9.6 Pelaksanaan Pengujian


Urutan proses pengujian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan Pengujian
(1) Siapkan lubang untuk penusukan konus pertama kalinya, biasanya digali
dengan lnggis sedalam sekitar 5 cm;
(2) Masukan 4 buah angker ke dalam tanah pada kedudukan yang tepat sesuai
dengan letak rangka pembebanan;
(3) Setel rangka pembebanan sehingga kedudukan rangka berdiri vertikal;
(4) Pasang manometer 0 Mpa sd 2 Mpa dan manometer 0 Mpa sd 5 Mpa untuk
untuk penyondiran tanah lembek, atau pasangmanomeer 0 Mpa sd 5 Mpa dan
manometer 0 Mpa sd 25 Mpa untuk penyondiran tanah keras;
(5) Periksa sistem hidraulik dengan menekan piston hidraulik menggunakan kunci
piston, dan jika kurang tambahkan oli serta cegah terjadinya gelembung udara
dalam sistem;
(6) Tempatkan rangka pembebanan sehingga penekan hidraulik berada di atasnya;
(7) Pasang balok-alok penjepit pada jangkar dan kencangkan dengan memutar
baut pengencang, sehingga rangka pembebanan berdiri kokoh dan terikat kuat
pada permukaan tanah. Apabila tetap bergerak pada waktu pengujian,
tambahkan beban mati di ats balok-balok penjepit;
(8) Sambung konus ganda dengan batang dalam dan pipa dorong serta kepala pipa
dorong; dalam kedudukan ini batang dalam selalu menonjol keluar sekitar 8
cm di atas kepala pipa dorong. Jika ternyata kurang panjang, bisa ditambah
dengan potongan besi berdiameter sama dengan batang dalam.
b. Pengujian Penetrasi Konus
(1) Tegakkan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan hidraulik pada
kedudukan yang tepat;
(2) Dorong/tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan, sehingga penekan
hidraulik hanya menekan pipa dorong;
(3) Putar engkol searah jarum jam, sehingga gigi penekan dan penekan hidraulik
bergerak turun dan menekan pipa luar sampai mencapai kedalaman 20 cm
sesuai interval pengujian;
(4) Pada tiap interval 20 cm lakukan penekanan batang dalam dengan menari
kunci pengatur, sehingga penekan hidraulik hanya menekan batang dalam
saja;
(5) Putar engkol searah jarum jam dan jaga kecepatan penetrasi konus berkisar
antara 10 mm/s sampai 20 mm/s ± 5 . Selama penekanan batang pipa dorong
tidak boleh ikut turun, karena akan mengacaukan pembacaan data.
c. Pembacaan Hasil Pengujian
Pembacaan hasil pengjian penetrasi konus dapat dilakukan melalui langkah-
langkah berikut :

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

(1) Baca nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam sedalam kira-kira 4
cm pertama;
(2) Baca nilai jumpah perlawanan geser dan nilai perlawanan konus pada penekan
batang sedalam kira-kira 4 cm yang ke-dua.
d. Pengulangan Langah-Langkah Pengujian
Ulangi langkah-langkah pengujian di atas sehingga nilai perlawanan konus
mencapai nilai maksimumnya (sesuai kapasitas alat) atau hingga kedalam
maksimum 20 m ds 40 m tercapai atau sesuai kebutuhan. Hal ini berlaku untuk
sondir ringan maupun sondir berat.
e. Penylesaian Pengujian
(1) Cabut pipa dorong, batang dalam dan konus ganda dengan mendorong/
menarik kunci pengatur pada posisi cabut dan putar engkol barlawanan arah
jarum jam;
(2) Catat setiap penyimpangan pada waktu pengujian.

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

9.7 Hasil Pengujian


Hasil pengujian yang diperoleh sesuai dengan data pengujian, antara lain :

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

9.8 Perhitungan
Prinsip dasar dari uji statik di lapangan adalah dengan anggapan berlaku hukum aksi
rekasi, adapun rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Perlawanan Konus (qc)
Nilai perlawanan konus dengan ujun konus saja yang terdorong, dihitung dengan
persamaan :

𝑃𝑘𝑜𝑛𝑢𝑠 = 𝑃𝑃𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 ................................................................................................(1)

𝑞𝑐 𝑥 𝐴𝑐 = 𝐶𝑤 𝑥 𝐴𝑝𝑖 ............................................................................................(2)

𝐴𝑝𝑖
𝑞𝑐 = 𝐶𝑤 𝑥 ....................................................................................................(3)
𝐴𝑐

𝐴𝑝𝑖 = ᴫ (𝐷𝑝𝑖 )2 / 4 ............................................................................................(4)

𝐴𝑐 = ᴫ (𝐷𝑐 )2 / 4 ..............................................................................................(5)

b. Perlawanan Geser (fs)


Nilai perlawanan geser lokal di peroleh bila ujung konus dan bidang geser
terdorong bersamaan, dan dihitung dengan menggunakan persamaan :

𝑃𝑘𝑜𝑛𝑢𝑠 + 𝑃𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = 𝑃𝑃𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 ................................................................................(6)

(𝑞𝑐 𝑥 𝐴𝑐 ) + (𝑓𝑠 𝑥 𝐴𝑠 ) = 𝑇𝑤 𝑥 𝐴𝑝𝑖 ...................................................................(7)

(𝐶𝑤 𝑥 𝐴𝑝𝑖 ) + (𝑓𝑠 𝑥 𝐴𝑠 ) = 𝑇𝑤 𝑥 𝐴𝑝𝑖 .................................................................(8)

𝐴𝑝𝑖
𝑓𝑠 = 𝐾𝑤 𝑥 ....................................................................................................(9)
𝐴𝑠

𝐴𝑠 = ᴫ 𝐷𝑠 𝐿𝑠 ....................................................................................................(10)

𝐾𝑤 = ( 𝑇𝑤 𝑥 𝐶𝑤 ) ..............................................................................................(11)

c. Angka Banding Geser (Rf)


Angka banding geser diperoleh dari perbandingan antara nilai perlawanan geser
total (fs) dengan perlawanan konus (qs), dan dihitung menggunakan persamaan :
𝐹𝑠
𝑅𝑓 = 𝑥 100 ................................................................................................(12)
𝑞𝑠
d. Geseran Total (Tf)
Nilai geser total diperoeh dengan menjumlahkan nilai perlawanan geser lokal (fs)
yang dilkalikan dengan interval pembacaan, dan dihitung dengan persamaan :
𝑇𝑓 = ( 𝑓𝑠 𝑥 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 ) .................................................................(13)

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

Halaman ....
Modul Praktikum Mekanika Tanah
Laboratorium Teknik Sipil UBB

Gambar7.1 Contoh Grafik Uji Sondir


Sumber :SNI 2827:2008. Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir

Halaman ....

Anda mungkin juga menyukai