Pada kasus ini, didapatkan bayi ikterus di seluruh tubuhnya yang diketahui sejak usia 2 hari,
dengan kadar bilirubin total sebesar 14,7 mg/dl saat berusia 5 hari. Saat datang di RS bayi
berusia 5 hari dan kulit tubuh ikterik, dengan kadar bilirubin direct 0,6 mg/dl, bilirubin
Ikterus yang terjadi pada bayi ini disebut sebagai ikterus neonatorum, yaitu keadaan
klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan pada kulit dan sklera akibat akumulasi
bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi
Ikterus neonatorum dibedakan menjadi dua yaitu ikterus fisiologis dan ikterus
patologis. Ikterus fisiologis adalah ikterus yang timbul pada hari ke-2 dan ke-3 yang tidak
mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin total > 2 mg/dl. Pada bayi cukup bulan
yang mendapat susu formula kadar bilirubin dapat mencapai 6 mg/dl pada hari ke-3,
kemudian menurun cepat selama 2-3 hari. Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar
bilirubin dapat mencapai 7-14 mg/dl dan menurun dalam 2-4 minggu. Sedangkan ikterus
patologis mempunyai beberapa petunjuk, yaitu ikterus yang terjadi sebelum umur 24 jam,
setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan fototerapi, peningkatan kadar
bilirubin total serum > 0,5 mg/dl/jam, adanya penyakit yang mendasari pada setiap bayi
(muntah, letargis, malas menetek penurunan berat badan yang cepat, apnea, takipnea atau
suhu yang tidak stabil), ikterus yang bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau
setelah 14 hari pada bayi kurang bulan, bila kadar bilirubin direct lebih banyak dari pada
bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih
Gambar 3.1
Normogram Bhutani (di kutip dari Rennie J.M and Roberton NRC. Neonatal Jaundice In : A
Manual of Neonatal Intensive Care 4th Ed, Arnold, 2002 : 414-432)
bertahan setelah 8 hari (cukup bulan). Menurut Normogram Bhutani bila pada usia antara
168-192 jam kadar bilirubin totalnya mencapai 24,10 mg/dl maka perbandingan kadar serum
bilirubin terhadap usia bayi R adalah > 95 0/00. Komplikasi yang sangat berbahaya pada
Terapi yang diusulkan Infus D10 0,18 NS 480 cc/24 jam sebagai cairan maintenans
yang diberikan sesuai berat badan bayi, Ursodeoxycholic acid 35 mg 2 x 1 dan multivitamin
sebagai terapi suportif, dan terapi sinar 2 x 24 jam, ASI tetap diberikan dengan menggunakan
(panjang gelombang 430-490 nm) dengan kekuatan paling kurang 30 uW/cm2 (diperiksa
dengan radiometer, atau diperkirakan dengan menempatkan bayi langsung di bawah sumber
sinar dan kulit bayi yang terpajan lebih luas). Bila konsentrasi bilirubin tidak menurun atau
cenderung naik pada bayi-bayi yang mendapat foto terapi intensif, kemungkinan besar terjadi
proses hemolisis.
Gambar 3.2
Panduan Foto Terapi Pada Bayi Usia Kehamilan ≥ 35 Minggu
Bayi dengan resiko rendah apabila bayi memiliki usia kehamilan ≥ 38 minggu dan
sehat. Bayi dengan resiko sedang apabila bayi memiliki usia kehamilan ≥ 38 minggu dan
disertai faktor resiko atau bayi memiliki usia kehamilan 35-37 6/7 minggu dan sehat. Bayi
dengan resiko tinggi apabila bayi memiliki usia kehamilan 35-37 6/7 minggu dan disertai
faktor resiko. Faktor resiko yang dimaksud disini adalah isoimune hemolytic disease,
defisiensi G6PD, asfiksia, letargis, suhu tubuh yang tidak stabil, sepsis, asidosis, atau kadar
Diperbolehkan melakukan foto terapi baik di rumah sakit maupun di rumah pada
kadar bilirubin total 2-3 mg/dL di bawah garis yang ditunjukkan, namun pada bayi-bayi yang
memiliki faktor risiko foto terapi sebaiknya tidak dilakukan di rumah. Bila kadar bilirubin
total kurang dari 13-14 mg/dL foto terapi dihentikan. Berdasarkan panduan tersebut bayi R
sudah memerlukan foto terapi karena kadar bilirubinnya 3 mg/dL di atas garis lower risk
bilirubin. Energi sinar mengubah senyawa yang berbentuk 4Z, 15Z-bilirubin menjadi
senyawa berbentuk Z-Lumirubin dan 4Z, 15E-bilirubin yang merupakan bentuk isomernya.
Bentuk isomer ini mudah larut dalam plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam
saluran empedu, Z-Lumirubin dapat diekskresikan juga melalui urin. Peningkatan bilirubin
usus, sehingga peristaltik usus meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus
halus. Sedangkan melalui proses oksidasi bilirubin juga dapat diekskresikan langsung melalui
urin. Sehingga pada kasus ini terapi sinar sangat efektif untuk menurunkan kadar bilirubin
Gambar 3.3
Mekanisme Foto Terapi
Setelah dilakukan fototerapi, pada tanggal 20 Januari 2020 keadaan umum bayi baik
dan ikterik sudah berkurang. Terapi yang didapatkan adalah ASI ad lib, foto terapi. Pada
tanggal 21 Januari 2020 keadaan umum bayi baik, ikterik tidak ditemukan.