Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN TENTANG SPESIMEN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ARTHA MAHINRUS


Jl. Pasar III No. 151 Terusan Tuasan MEDAN 20237
Telp: (061) 80086111 / 80088892 Fax: (061) 80086404
Email: rsiaarthamahinrus@gmail.com
2018
Lampiran Keputusan Direktur RSIA Artha Mahinrus
Nomor :
013/AP/SK.Dir/VII/2018
Tanggal : 19 Juli 2018

BAB I
DEFINISI

Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari serangkaian proses yang dilakukan
sebelum melakukan pemeriksan laboratorium. Supaya spesimen memenuhi syarat untuk
diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus dilakukan dengan mengikuti kaidah yang
benar. Spesimen yang memenuhi syarat adalah : jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang
akan dilakukan, volumenya mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan, kondisinya layak untuk
diperiksa (segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, steril, tidak menggumpal),
antikoagulan yang digunakan sesuai, dan ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Laboratorium
2. Unit Gawat Darurat
3. Unit rawat Inap
4. Poliklinik Spesialis
5. Kamar Operasi
6. Perinatologi
7. Kamar Bersalin
BAB III
TATA LAKSANA

A. Pengambilan Spesimen
Pengambilan Spesimen meliputi:
1. Pengambilan Darah
Ada 3 sampel darah yang dapat diambil :
a. Darah Vena
- Biasanya diambil dari lipatan siku tangan.
- Pada orang dewasa biasanya diambil dari vena median cubiti. Pada bayi, dapat
digunakan vena jugularis superficialis atau sinus sagittalis superior.
- Digunakan dalam pengambilan sampel darah dengan volume yang cukup
banyak, misalnya, 10 ml.
- Gunakan syringe dengan jarum
20-21 Gdewasa
23G(butterfly needle)anak-anak
- Cara pengambilan darah vena:
 Ikatkan torniquet pada lipatan siku atas, kemudian tangan dikepal.
 Tentukan vena yang akan diambil darahnya.
 Aseptikkan tempat pengambilan dengan povidone iodium 10%, biarkan
mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.\
 Darah vena dipijat/dilonggarkan dengan tekanan ibu jari/telunjuk.
 Tusukkan jarum < 1,25 inch dengan posisi 45° dengan lengan tangan.
 Setelah tertusuk, jarum diturunkan ke posisi 30°
 Bila menggunakan syringe, sedot darah perlahan sampai pada volume darah
yang dibutuhkan.
 Bila menggunakan jarum tanpa spuit, biarkan darah langsung mengalir ke
media.(media transport/SPS 0,05%mikrobiologi, antikoagulanpatologi
klinik, sediaan hapus darahparasitologi)
 Pengeluaran darah/punksi1 cc/menit.
 Lepaskan torniquet, kemudian tumpat daerah pengambilan darah dengan
kapas beralkohol 70%.
 Tarik jarum perlahan-lahan, kemudian lengan ditekuk/dilipat supaya darah
berhenti mengalir.
b. Darah Arteri
- Biasanya dari lipatan paha/pergelangan tangan.
- Arteri yang biasanya diambil: arteri femoralis dan arteri radialis.
- Digunakan sebagai sampel darah untuk pemeriksaan AGDA dan elektrolit.
- Karena digunakan dalam pemeriksaan AGDA, prosedurnya adalah sebagai
berikut:
 Tentukan daerah yang akan diambil darahnya
 Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai
mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.
 Siapkan syringe dengan spuit yang telah dilumuri antikoagulan heparin.
 Tusukkan jarum tegak lurus, darah akan mengalir ke syringe.
 Kemudian, jarum dibengkokkan dan ditusuk dalam lilin.
c. Darah Kapiler
- Biasanya dari ujung jari tangan/kaki/anak daun telinga.
- Digunakan dalam pengambilan sampel darah dengan volume yang sedikit,
biasanya untuk screening test.
- Cara pengambilan darah kapiler:
 Lakukan tindakan aseptik dengan povidone iodium 10%, biarkan sampai
mengering, lalu ulangi dengan alkohol 70%.
 Sterilkan lanset dalam alkohol 95%
 Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada jari tusukkan arah tegak
lurus pada garis-garis sidik kulit jari dan tidak boleh sejajar bila yang akan
diambil spesimennya. Pada anak daun telinga tusukkan pinggirnya dan
jangan sampai sisinya mengeluarkan darah.
 Setelah penusukkan selesai, tempat tusukkan ditutup dengan kapas
beralkohol dan biarkan sampai darah tidak keluar.
2. Pengambilan feses
Pengambilan feses yaitu menyiapkan feses untuk pemeriksaan laboratorium dengan
cara pengambilan teretentu. Tinja yang diambil adalah tinja segar,untuk pemeriksaan
lengkap meliputi warna,bau,konsistensi,lendir,darah,dan telur cacing.

3. Pengambilan Urine
Cara Pengambilan Urine yaitu :
a. Pada wanita dilakukan pembersihan area perineuk dengan pembersih antiseptik
b. Pada pria dengan membersihkan meatus urinaria dan dista penis.
c. Biarkan urine pertama terbuang lalu letakkan wadah pada urine tengah dan jangan
sampai menyentuh permukaan perineum.
d. Urine yang dibutuhkan adalah 30-60 ml.

4. Pengambilan Sputum
Pengambilan sputum dilakukan di tempat yang telah di tentukan (tempat
terbuka,teras,tempat khusus dengan sirkulasi udara yang baik. Pengambilan sputum
sebaiknya di lakukan pada pagi hari.
Pengambilan sputum juga harus di lakukan sebelum pasien menyikat gigi.
Agar sputum mudah dikeluarkan pasien di anjurkan megonsumsi air yang banyak
pada malam hari sebelum pengambilan sputum. Dalam pengambilan sputum untuk
bakteri tahan asam (BTA) diperlukan 3 kali.
Pengambilan sputum yang di sebut SPS (Sewaktu pemeriksaan awal hari
pertama/malam jam 23.00),pagi hari sesaat bangun tidur sebelum makan dan
minum,sewaktu yaitu yang ketiga saat pasien mau mengantar sampel sputum ke
laboratorium.

B. Cara Pengumpulan Spesimen:


Yaitu berbeda-beda untuk masing-masing pemeriksaan

C. Cara Identifikasi Spesimen


Identifikasi spesimen adalah pemberian identitas pasien lengkap di setiap wadah
spesimen yang benar di laboratorium dengan tujuan sebagai acuan penerapan langkah-
langkah untuk ketepatan sampel pemeriksaan spesimen di laboratorium.

D. Pengerjaan Spesimen
Pengerjaan spesimen meliputi :
1. Hematologi Klinik
2. Kimia Klinik
3. Urine Rutin
4. Faeses Rutin
5. Sputum

E. Cara Pengiriman Spesimen :


Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai dengan
data/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 data yang harus
disertakan, yaitu :
1. Data 1 :
Botol dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot. Proses direct labelling
yang berisi data : nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes yang diminta dan
tanggal pengambilan.
2. Data 2 :
Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan : Indikasi klinis, nama, alamat, umur,
jenis kelamin, waktu pengambilan, dokter pengirim, tanggal, tanda tangan dokter
pengirim. Jadi, data mengenai spesimen harus jelas : label dan formulir.

F. Pembuangan Spesimen
Pembuangan spesimen adalah suatu tata cara pembuangan spesimen setelah
dilakukan pemeriksaan dengan cara yang benar dan sesuai ketentuan.dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya gangguan penyakit atau pencemaran lingkungan yang diakibatkan
oleh kesalahan penanganan dan supaya tercipta lingkungan kerja yang bersih dan
memenuhi persyaratan ketentuan.

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Form permintaan laboratorium


2. Hasil pemeriksaan laboratorium

Anda mungkin juga menyukai