Anda di halaman 1dari 15

Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah ;

Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara membaca, menelaah, mengkaji

dan mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Penelitian lapangan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian secara

langsung ke objek penelitian yang sedang diteliti, dengan menggunakan teknik-teknik sebagai

berikut :

Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan

langsung pada objek penelitian tanpa terlibat secara langsung pada proses kerja yang

sedang berlangsung.

Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung

dengan pihak yang berhubungan dengan penelitian.

Angket, yaitu daftar pernyataan beserta alternatif jawabannya yang diberikan kepada

responden.

1.1 Populasi dan Penarikan Sampel

Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002: 108).

Sedangkan Husain Umar ( 1998:77) menyatakan populasi sebagai wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek/subjek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan

yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

Penarikan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2002: 109).

Kalau jumlah populasi besar atau terlalu besar, dan mengingat kemampuan peneliti

dilihat dari waktu, biaya, dan tenaga terbatas, maka diambil sample dalam penelitian. . Jumlah

sampel ditetapkan dengan rumus Taro Yamane ( Jalaludin rahmat, 1999 : 82 ) :

N
n
Nd  1
2

Dimana

N = Jumlah populasi
n = Jumlah sample yang diambil
d = Nilai presisi

Misalnya, untuk populasi (N) sebanyak 650 orang pasien pada presisi yang ditetapkan

(d)= 15 % maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah :

650
n
650 0,15  1
2

n = 41, 6 ≈ 42

Jadi jumlah sampel yang diperlukan sebagai responden dalam penelitian ini berjumlah 42

orang.

1.2 Pengujian Instrumen

Keabsahan suatu hasil penelitian ditentukan oleh alat ukur yang digunakan. Alat ukur

yang valid bisa menggambarkan keadaan objek penelitian yang sebenarnya. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka kejujuran responden dalam menjawab pertanyan yang diajukan dalam

kuesioner merupakan hal yang penting. Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Instrumen yang reliable adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur

obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. (Sugiono dan Wibowo Eri, 2002 : 220)

Guna menghindari hal-hal yang bisa meragukan keabsahan hasil penelitian ini, maka

diperluan pengujian lebih lanjut. Pengujian tersebut terdiri dari dua macam

yaitu:

(1). Uji Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto ( 2002: 144), bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument” Instrumen dalam

sebuah penelitiean mempunyai peranan yang sangat penting, karena data yang diolah

merupakan penggambarn variable yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian kebenaran

hipotesis.

Untuk menentukan tingkat validitas suatu item kuesioner, maka digunakan rumus korelasi

product moment:

n
 n  n 
n X i Yi    X i   Yi 
rxy  i 1  i 1  i 1 

 n 2  n  
2

 n 2  n  
2

n X i    X i  n Yi    Yi  

 i 1  i 1  
 i 1  i 1  

Keterangan:

r = Koefisien validitas butir pernyataan yang dicari

n = Banyaknya responden penelitian .

X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item.

Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item.

X = Jumlah skor dalam distribusi X


Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

X2 = Jumlah kuadrat masing-masing distribusi X

Y2 = Jumlah kuadrat masing-masing Y

Harga korelasi tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel korelasi pada taraf

signifikansi 5 persen.

Kriteria pengujian : r hitung > r table : Valid

r hitung ≤ r table : tidak valid

Pengujian uji reliabilitas menggunakan program SPSS 18 untuk memudahkan dalam

memproses data.

(2). Uji Reliabilitas

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1995: 144 ) menyatakan bahwa:

“Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali
untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama.”

Teknik yang akan digunakan untuk mengukur konsistensi internal adalah teknik alpha

Croncbach’s. Adapun alasan menggunakan rumus alpha Croncbach’s karena nilai koefisien

alpha Croncbach’s merupakan indeks yang cukup sempurna dalam mengukur reliabilitas

konsistensi antar butir (Sekaran dalam Soedibjo, 2005:72). Rumus alpha Croncbach’s adalah

sebagai berikut:

 k

 k    S i2 
   1  i 1 2 
 k  1  ST 
 
Keterangan :

k = jumlah item

S i2 = varians setiap item pertanyaan

S T2 = variansi skor total

Reabilitas suatu variable dinyatakan reliabel jika hasil perhitungan menghasilkan nilai

Alpha Croncbach’s lebih besar ( > ) dari harga 0,6.

2. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dimaksudkan agar data yang telah terkumpul dapat memberikan makna

yang berguna untuk pemecahan masalah penelitian. Pengolahan data yang tetah terkumpul

meialui penyebaran angket, dilakukan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyeleksi Angket

Angket yang telah terkumpul perlu diseleksi kembali. Kegiatan ini dilakukan untuk

mengetahui apakah responden telah mengisi angket sesuai dengan pedoman yang telah

ditetapkan, apakah angket yang telah diisi oleh responden te lah kembali semua (100%),

apakah lembaran angket yang terkumpul sudah lengkap yang berarti tidak ada lembaran

yang rusak atau hilang.

2. Membuat Tabulasi

Membuat tabulasi berarti memasukkan data ke dalam tabel pengatur angka-angka

sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam beberapa kategori. Kegiatan pembuatan

tabulasi, meliputi pemberian skor. Masing-masing jawaban yang dipilih responden

diberikan skor tertentu dengan menggunakan pedoman pemberian skor, yaitu:


Tabel 1.2
Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

3. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kuantitatif, analis data merupakan merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasrkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah

terakhir tidak dilakukan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat

beberapa dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu

statistik deskriptif, dan statistik infrensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris dan

statistiknonparametris.

Statistik Deskriptif

Sugiyono (2012:169 -170), bahwa:


Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Termasuk dalam
statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram,
lingkaran, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi serta perhitungan
persentase. Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuat hubungan antara
variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi. Hanya
perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, dan regresi, tidak perlu diuji
signifikansinya.
(Sugiyono, 2012:169 -170),

Dalam penelitian ini mendeskripsikan variabel X, dan varibel (Y), yaitu dengan cara

menghitung rata-rata masing-masing variabel penelitian.

Catatan : Pengertian Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga
dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan penggunaan variabel, kita dapat
dengan mudah memperoleh dan memahami permasalahan.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan kriteria

tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh responden.

Penggunaan skor kategori ini digunakan sesuai dengan lima kategori skor yang dikembangkan

dalam skala Likert dan digunakan dalam penelitian. Adapun kriteria yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

TABEL 1.4
KRITERIA ANALISIS DESKRIPSI
Rata-rata Skor Penafsiran
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Baik
1,80 – 2,59 Tidak baik
2,60 – 3,39 Cukup
3,40 – 4,19 Baik
4,20 – 5,00 Sangat Baik
Sumber: Sambas Ali (2007:146)
Untuk mencari kuat hubungan antara variabel, besar pengaruh serta prediksi digunakan

analisis korelasi, analisis koefisien determinasi dan analisis regresi.

a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan Y.

Untuk mencari hubungan derajat tersebut digunakan koefisien korelasi Pearson sebagai

berikut

n XY    X   Y 
r
 n X 2

   X  n Y 2    Y 
2 2

Dimana :
r = koefisien korelasi
N = jumlah responden
X = variable indepeden
Y = variabel dependen

Nilai r berkisar antara -1 sampai 1. Notasi ini menunjukkan tingkat korelasi antara

variabel-variabel yang diuji dalam penelitian.

Bila r = -1 ; (atau mendekati -1) maka terdapat korelasi yang kuat tapi
merupakan korelasi negatif.
Bila r = 0 ; (atau mendekati 0) maka tidak terdapat korelasi antara
variabel- variabel yang diuji atau lemah..
Bila r = +1; (atau mendekati +1) maka terdapat korelasi yang kuat dan
nilai-nya positif.
Untuk memberikan penafsiran terhadap nilai koefisien korelasi yang ditemukan, maka

peneliti berpedoman kepada ketentuan tingkat hubungan yaitu dikemukakan oleh Sugiyono

(2006:216) seperti terurai pada tabel sebagai berikut:

KRITERIA NILAI KORELASI


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang/ Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2005:216)

b. Koefisien Determinasi

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi, dapat diperoleh koefisien determinasi yaitu

untuk mengetahui atau menunjukkan berapa besar sumbangan atau pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat.

Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

(KD) = r2 x 100%

Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan dengan tujuan untuk membuat model matematis

dari pengaruh variabel X terhadap variabel Y , sehingga dari model tersebut diketahui

besarnya perubahan pada variabel Y, jika dilaksanakan variabel Y, dilakukan perhitungan

seperti yang dikemukakan oleh Umar (2005: 114) sebagai berikut:

Ŷ = a + bX

Dimana:
Ŷ = variabel terikat ( Y ) yang ditaksirkan
X = variabel bebas ( X )
a = bilangan konstan
b = koefisien arah regresi

Sebab itu akan didapat pasangan antara X dan Y dan N yang menyatakan ukuran populasi

koefisien-koefisien regresi a dan b untuk regresi linier, dapat dihitung dengan rumus :

a
 Y  X   X  XY
2

n X    X 
2 2

n XY   X  Y
b
n X 2    X 
2

Keterangan :

N : Jumlah Responden
∑X : Nilai Total variabel X
∑Y : Nilai Total variabel Y
∑X2 : Nilai Total kuadrat variabel X∑XY : Nilai Total perkalian variabel X dan Y
Kalau penelitian ini menggunakan seluruh populasi, maka dalam penelitian ini tidak

akan digunakan analisis statistik inferensial yaitu pengujian hipotesis atau uji t. Hal ini

dikemukakan oleh Ating( 2006:219) bahwa“ Uji t hanya dilakukan apabila penelitian dilakukan

dengan ukuran sampel ( penelitian sampel ), dengan tujuan agar dapat menarik kesimpulan

untuk populasi ( generalisasi dari sebagian untuk seluruh ). Dengan kata lain apabila penelitian

kita adalah populasi, maka cukup sampai perhitungan r kita sudah dapat menarik kesimpulan“.

Teknik Analisa statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa

data sampel dan ada uji signifikansi guna membuat kesimpulan yang kelanjutan dari analisis

statistik deskriptif.
Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris. Statistik

parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran

populasi melalui data sampel. (pengertian statistik di sini adalah data yang diperoleh dari sampel)

Pada statistik inferensial, memelukan persyaratan pengujian prasyaratan Analisis: uji normalitas,

uji homogen, uji linier, .

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal

atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun

rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus

terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau

jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan

adalah statistik non parametrik. Pembahasan uji normal ini akan digunakan SPSS dalam uji

One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan

berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.

Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan

yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam

analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity

dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier

bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05.

Dalam Statistik Inferensial ini akan dibahas korelasi Pearson Product Moment, analisis

koefisien determinasi, pengujian signifikansi koefisien korelasi dan analisis regresi untuk

taksiran.
Korelasi Pearson Product Moment

Korelasi Pearson Product Moment digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara

variabel X dan Y. Untuk mencari hubungan derajat tersebut digunakan koefisien korelasi

Pearson sebagai berikut :

n XY    X   Y 
r
 n X 2

   X  n Y 2    Y 
2 2

Dimana :
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
X = variable indepeden
Y = variabel dependen

Nilai r berkisar antara -1 sampai 1. Notasi ini menunjukkan tingkat korelasi antara variabel-
variabel yang diuji dalam penelitian.
Bila r = -1 ; (atau mendekati -1) maka terdapat korelasi yang kuat tapi merupakan

korelasi negatif.

Bila r = 0 ; (atau mendekati 0) maka tidak terdapat korelasi antara variabel- variabel

yang diuji atau lemah..

Bila r = +1; (atau mendekati +1) maka terdapat korelasi yang kuat dan nilai-nya positif.

Untuk memberikan penafsiran terhadap nilai koefisien korelasi yang ditemukan, maka

peneliti berpedoman pada ketentuantingkat hubungan yaitu dikemukakan oleh Sugiyono

(2006:216) seperti terurai pada tabel sebagai berikut:

Tabel Kriteria Nilai Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(2). Analisiss Koefisien Determinasi

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi, dapat diperoleh koefisien determinasi yaitu

untuk mengetahui atau menunjukkan berapa besar sumbangan atau pengaruh variabel X

terhadap variabel Y.

Misalnya: variabel bebas ( Profesionalisme ) terhadap variabel terikat (Kinerja pegawai )

di instansi “P”.

Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

(3). Pengujian signifikansi koefisien korelasi

Sebelum koefisien korelasi digunakan untuk mengambil kesimpulan, perlu diadakan

pengujian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan atau tidak antara

kedua variabel, misalnya variabel X ( propesionalisme) dan variabel Y ( kinerja pegawai ) ,

dengan menggunakan rumus:

n2
tr
1 r2

Dimana hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut

Ho :   0 : Profesionalisme tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di


Instansi “P”
.
Ha :   0 : Profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di
Instansi “P”
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan taraf nyata/ tingkat signifikansi

α = 5 % atau ditingkat kepercayaan 95%, sehingga dapat diketahui hipotesis diterima atau

ditolak. .

Selanjutnya, untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima, penulis membandingkan t

hitung dengan t tabel. Untuk hasil t hitung positif :

Jika t hitung  t table, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti Profesionalisme
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di Instansi “P”.

Jika t hitung < t table, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh
signifikan profesionalisme terhadap kinerja pegawai di Instansi P .

Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan dengan tujuan untuk membuat model matematis

dari pengaruh variabel X terhadap variabel Y , sehingga dari model tersebut diketahui

besarnya perubahan pada Variabel Y jika dilaksanakan Variabel Y, dilakukan perhitungan

seperti yang dikemukakan oleh Umar (2005: 114) sebagai berikut:

Ŷ = a + bX

Dimana:
Ŷ = variabel terikat yang ditaksirkan
X = variabel bebas
a = bilangan konstan
b = koefisien arah regresi

Sebab itu akan didapat pasangan antara X dan Y dan N yang menyatakan ukuran populasi

koefisien-koefisien regresi a dan b untuk regresi linier, dapat dihitung dengan rumus :

a
 Y  X   X  XY
2

N  X   X 
2 2
n XY   X  Y
b
n X 2    X 
2

Keterangan :

n : Jumlah Responden ( sampel)


∑X : Nilai Total variabel X
∑Y : Nilai Total variabel Y
∑X2 : Nilai Total kuadrat variabel X
∑XY : Nilai Total perkalian variabel X dan Y

Anda mungkin juga menyukai