53-61
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ISSN 1026-4109
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia
Muhammad Rohmadi*
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan (1) tindak
tutur yang digunakan dalam percakapan guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia; dan (2) maksud yang terkandung di balik percakapan guru dan siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan catat. Teknik analisis
dilakukan dengan teknik mengalir. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1) guru dan siswa menggunakan tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi
dalam pembelajaran; (2) maksud-maksud yang terkandung di balik tuturan guru dan
siswa, antara lain: untuk menyuruh, memotivasi, mengklarifikasi, menguatkan,
menghibur, dan menyimpulkan. Dengan demikian, percakapan guru dan siswa
menggunakan tindak tutur langsung dan tidak langsung dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
Abstract: This study aims at explaining and describing: (1) various speech acts used in
conversation between teachers and students in Indonesian learning; (2) the intentions of
the conversations between teachers and students in Indonesian learning. This study uses
qualitative research method. The data collection is done by observation and record. Data
analysis is done by using flowing technique. The results of the study can be concluded as
follows (1) teachers and students use locution, illocution, and per locution speech acts in
learning process; (2) the intentions behind the utterances of teachers and students are to
order, to motivate, to clarify, to strengthen, to entertain, and to conclude. Thus, the
conversations between teachers and students use direct and indirect speech act in
learning Indonesian.
53
komunikasi menjadi sangatlah penting. Lebih lanjut, Rohmadi (2013: 2);
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi Rohmadi (2014: 3) menjelaskan bahwa
memiliki empat aspek keterampilan berba- kajian pragmatik tidak dapat terlepas dari
hasa, yaitu keterampilan menyimak, berbi- konteks tuturan. Selain itu, bahasa sebagai
cara, membaca, dan menulis. Keempat ke- alat komunikasi dalam berbagai konteks
terampilan tersebut tidak dapat dipisahkan kehidupan untuk menyampaikan amanat
dalam berkomuniasi sehari-hari. dan pesan kepada para pembaca. Terkait
Terkait dengan percakapan di atas, dengan tersebut, Gunarwan (2002: 184);
dalam kajian linguistik dikenal dua kajian, Gunarwan (2007) menjelaskan bahwa
yakni kajian bahasa secara struktural dan pragmatik selain untuk menyampaikan
fungsional. Dalam hal ini, kajian yang amanat, tugas, dan kebutuhan penutur,
paling tepat untuk melihat percakapan gu- tujuan komunikasi adalah menjaga atau
ru dan siswa dalam pembelajaran di kelas memelihara hubungan sosial penutur
X SMK N 1 Miri, Kabupaten Sragen ada- dengan pendengar. Dengan demikian, stra-
lah dengan kajian fungsional, khususnya tegi yang diambil bukan sekadar strategi
kajian pragmatik. Kajian pragmatik yang menjamin kejelasan pragmatik
merupakan kajian maksud di balik tuturan (pragmatic clarity) yang paling tinggi
seorang penutur dan lawan tutur yang ter- dengan mematuhi maksim-maksim prin-
ikat konteks. Selaras dengan kajian prag- sip kerja sama Grice sepenuhnya dengan
matik ini, dijelaskan para pakar pragma- menyusun ujaran sehingga benar-benar
tik, Leech (1983); Wijana & Rohmadi informatif (tidak lebih dan tidak kurang),
(2009: 12) bahwa semantik adalah kajian betul (bukti-bukti yang diperlukan cukup),
bahasa yang terikat konteks. Dalam kajian relevan, singkat, tertib, dan tidak samar
pragmatik dapat ditemukan berbagai fitur- serta ambigu (Rohmadi, 2009). Terkait
fitur linguistik yang terikat konteks, baik dengan hal tersebut, dalam pragmatik pe-
konteks sosial, waktu, tempat, suasana, markah itu lebih tampak pada strategi-
pendidikan, dan budaya. Kajian pragmatik strategi para penuturnya dalam mempro-
ini menyangkut aspek-aspek maksud di duksi tuturan (Rohmadi, 2014: 3).
balik tuturan seseorang. Oleh karena itu, Tindak tutur dalam percakapan
peran konteks tuturan sangat kuat dalam guru dan siswa menggunakan aneka stra-
memahami maksud tuturan dalam berko- tegi tuturan yang berbeda-beda. Berkaitan
munikasi. Dengan demikian, percakapan dengan aneka strategi tutur yang diguna-
guru dan siswa dalam pembelajaran baha- kan dalam percakapan tersebut, Purwo
sa Indonesia memanfaatkan aneka tindak (1984:14) menjelaskan bahwa penciptaan
tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi serta strategi-strategi dalam memproduksi
mengandung berbagai maksud dibalik tuturan tersebut ada kalanya penutur harus
tuturannya. Terkait dengan kajian maksud mengucapkan sesuatu yang berbeda de-
dibalik tuturan ini, Leech (1983); menje- ngan yang dimaksudkannya dengan tujuan
laskan bahwa paragmatics studies tertentu, ujaran yang disampaikan ber-
meaning in relation to speech situation. makna implisit. Dengan demikian setiap
Merujuk pada pendapat tersebut, bahwa tuturan seseorang memiliki fungsi tuturan
peran konteks tuturan sangat menentukan yang berbeda-beda.
maksud tuturan dalam suatu percakaapan.
DAFTAR PUSTAKA