Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Paedagogia, Vol. 17 No. 1 Tahun 2014 Hal.

53-61
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ISSN 1026-4109
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia

KAJIAN PRAGMATIK PERCAKAPAN GURU DAN SISWA


DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Muhammad Rohmadi*

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan (1) tindak
tutur yang digunakan dalam percakapan guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia; dan (2) maksud yang terkandung di balik percakapan guru dan siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan catat. Teknik analisis
dilakukan dengan teknik mengalir. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1) guru dan siswa menggunakan tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi
dalam pembelajaran; (2) maksud-maksud yang terkandung di balik tuturan guru dan
siswa, antara lain: untuk menyuruh, memotivasi, mengklarifikasi, menguatkan,
menghibur, dan menyimpulkan. Dengan demikian, percakapan guru dan siswa
menggunakan tindak tutur langsung dan tidak langsung dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.

Kata kunci: pragmatik, percakapan, pembelajaran bahasa Indonesia, tindak tutur

Abstract: This study aims at explaining and describing: (1) various speech acts used in
conversation between teachers and students in Indonesian learning; (2) the intentions of
the conversations between teachers and students in Indonesian learning. This study uses
qualitative research method. The data collection is done by observation and record. Data
analysis is done by using flowing technique. The results of the study can be concluded as
follows (1) teachers and students use locution, illocution, and per locution speech acts in
learning process; (2) the intentions behind the utterances of teachers and students are to
order, to motivate, to clarify, to strengthen, to entertain, and to conclude. Thus, the
conversations between teachers and students use direct and indirect speech act in
learning Indonesian.

Keywords: pragmatics, conversation, Indonesian learning, speech act

PENDAHULUAN pat diketahui interaksi guru dan siswa


Percakapan guru dan siswa dalam membawa dampak positif suasana komu-
pembelajaran sangat menarik. Hal ini da- nikasi di kelas. Fungsi bahasa sebagai alat
*Alamat korespondensi: Jalan Samudra Pasai No. 47, Kleco, RT 02/01, Kadipiro, Surakarta, HP 08122599653

53
komunikasi menjadi sangatlah penting. Lebih lanjut, Rohmadi (2013: 2);
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi Rohmadi (2014: 3) menjelaskan bahwa
memiliki empat aspek keterampilan berba- kajian pragmatik tidak dapat terlepas dari
hasa, yaitu keterampilan menyimak, berbi- konteks tuturan. Selain itu, bahasa sebagai
cara, membaca, dan menulis. Keempat ke- alat komunikasi dalam berbagai konteks
terampilan tersebut tidak dapat dipisahkan kehidupan untuk menyampaikan amanat
dalam berkomuniasi sehari-hari. dan pesan kepada para pembaca. Terkait
Terkait dengan percakapan di atas, dengan tersebut, Gunarwan (2002: 184);
dalam kajian linguistik dikenal dua kajian, Gunarwan (2007) menjelaskan bahwa
yakni kajian bahasa secara struktural dan pragmatik selain untuk menyampaikan
fungsional. Dalam hal ini, kajian yang amanat, tugas, dan kebutuhan penutur,
paling tepat untuk melihat percakapan gu- tujuan komunikasi adalah menjaga atau
ru dan siswa dalam pembelajaran di kelas memelihara hubungan sosial penutur
X SMK N 1 Miri, Kabupaten Sragen ada- dengan pendengar. Dengan demikian, stra-
lah dengan kajian fungsional, khususnya tegi yang diambil bukan sekadar strategi
kajian pragmatik. Kajian pragmatik yang menjamin kejelasan pragmatik
merupakan kajian maksud di balik tuturan (pragmatic clarity) yang paling tinggi
seorang penutur dan lawan tutur yang ter- dengan mematuhi maksim-maksim prin-
ikat konteks. Selaras dengan kajian prag- sip kerja sama Grice sepenuhnya dengan
matik ini, dijelaskan para pakar pragma- menyusun ujaran sehingga benar-benar
tik, Leech (1983); Wijana & Rohmadi informatif (tidak lebih dan tidak kurang),
(2009: 12) bahwa semantik adalah kajian betul (bukti-bukti yang diperlukan cukup),
bahasa yang terikat konteks. Dalam kajian relevan, singkat, tertib, dan tidak samar
pragmatik dapat ditemukan berbagai fitur- serta ambigu (Rohmadi, 2009). Terkait
fitur linguistik yang terikat konteks, baik dengan hal tersebut, dalam pragmatik pe-
konteks sosial, waktu, tempat, suasana, markah itu lebih tampak pada strategi-
pendidikan, dan budaya. Kajian pragmatik strategi para penuturnya dalam mempro-
ini menyangkut aspek-aspek maksud di duksi tuturan (Rohmadi, 2014: 3).
balik tuturan seseorang. Oleh karena itu, Tindak tutur dalam percakapan
peran konteks tuturan sangat kuat dalam guru dan siswa menggunakan aneka stra-
memahami maksud tuturan dalam berko- tegi tuturan yang berbeda-beda. Berkaitan
munikasi. Dengan demikian, percakapan dengan aneka strategi tutur yang diguna-
guru dan siswa dalam pembelajaran baha- kan dalam percakapan tersebut, Purwo
sa Indonesia memanfaatkan aneka tindak (1984:14) menjelaskan bahwa penciptaan
tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi serta strategi-strategi dalam memproduksi
mengandung berbagai maksud dibalik tuturan tersebut ada kalanya penutur harus
tuturannya. Terkait dengan kajian maksud mengucapkan sesuatu yang berbeda de-
dibalik tuturan ini, Leech (1983); menje- ngan yang dimaksudkannya dengan tujuan
laskan bahwa paragmatics studies tertentu, ujaran yang disampaikan ber-
meaning in relation to speech situation. makna implisit. Dengan demikian setiap
Merujuk pada pendapat tersebut, bahwa tuturan seseorang memiliki fungsi tuturan
peran konteks tuturan sangat menentukan yang berbeda-beda.
maksud tuturan dalam suatu percakaapan.

54 PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 53 - 61


Dalam berkomunikasi, penutur dan permasalahan. Pengumpulan data meng-
lawan tutur memerlukan sarana untuk gunakan teknik simak dan catat. Analisis
berkomunikasi dalam segala konteks. Pur- data dilakukan dengan teknik mengalir.
wo (1984: 14) menjelaskan bahwa satu Miles & Huberman (1992, 15-20); Sutopo
satuan lingual bisa dipakai untuk meng- (1996). Proses analisis data dilakukan
ungkapkan sejumlah fungsi di dalam ber- dengan tahapan: (1) pengumpulan data; (2)
komunikasi dan suatu fungsi komunikatif reduksi data; (3) penyajian data; dan (4)
tertentu dapat diungkapkan dengan sejum- penarikan simpulan. Dengan demikian,
lah satuan lingual. Oleh karena itu, objek proses analisis data dan simpulan dilaku-
ini menjadi kajian pargamatik, khususnya kan dari awal sampai akhir.
bidang implikatur. Selaras dengan impli-
katur ini, Grice (1975) (dalam Thomas,
1996: 57); (Rohmadi, 2014: 3) menyata- HASIL DAN PEMBAHASAN
kan bahwa implikatur dibedakan menjadi Aneka Tindak Tutur dalam Percakapan
dua, yaitu implikatur konvensional (Con- Guru dan Siswa dalam Pembelajaran
ventional Implicature) dan implikatur non- Guru sebagai seorang manjer
konvensional (Conventional Implicature). pembelajaran memiliki peran penting di
Grice mengatakan bahwa They have in kelas. Komunikasi yang dilakukan guru
common the property that they both convey dengan siswa memiliki aneka model
an additional level of meaning, beyond the tuturan. Tindak tutur yang digunakan guru
semantic meaning of the words uttered dapat berupa pernyataan, pertanyaan,
(Keduanya memiliki kesamaan, yaitu ada- perintah, dan sebagainya. Hal ini sangat
nya level tambahan makna, di luar arti se- dipengaruhi oleh situasi tuturan. Seorang
mantik dari ujaran yang terucap). Merujuk guru menggunakan tuturan berwujud
paparan di atas, fokus permasalahan dalam tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
penelitian ini antara lain: (1) bagaimana Hal itu dapat diperhatikan pada data ber-
tindak tutur dalam percakapan guru dan ikut.
siswa dalam pembelajaran bahasa Indo-
nesia? dan (2) bagimana maksud yang Tindak Tutur Lokusi
dikandung di balik tuturan percakapan Tindak tutur lokusi merupakan
guru dan siswa dalam pembelajaran di tindak tutur guru yang berisi peryataan.
SMK N 1 Miri, Kabupaten Sragen? Tindak tutur ini biasanya bertujuan untuk
menyampaikan informasi, menanya, atau
mengklarifikasi sesuatu di dalam pembel-
METODE PENELITIAN ajaran. Lihat contoh data (1) berikut.
Dalam penelitian ini digunakan Data (1)
metode deskriptif kualitatif. Tuturan Guru : Selamat pagi anak-anak?
percakapan guru dan siswa kelas X SMK N Siswa : Pagi bu?
1 Miri, Kabupaten Sragen menjadi objek Guru : Kalian sehat dan sukses!
dalam penelitian ini. Data dikumpulkan Siswa : Sehat dan sukses bu!
pada bulan Januari s.d. Februari 2014 Guru : Andi! Pimpin doa!
dengan teknik purposive sampling atau Andi : Siap bu! (Guru BI/D-1/SMK/
sampel bertujuan selaras sesuai dengan 2014)

Muhammad Rohmadi, Kajian Pragmatik Percakapan Guru dan Siswa.... 55


Merujuk data (1) dapat diperhati- Siswa : Bu, Anton tidak masuk!
kan tindak tutur guru yang pertama me- Guru : Anton lagi!
nanyakan kondisi siswanya, “Selamat Siswa : Arman juga bu! (Guru BI/D-2/
pagi anak-anak?”. Tindak tutur ini SMK/2014)
merupakan tindak tutur lokusi dan tidak
memiliki maksud atau tendensi apa pun Pada data (2) dapat dilihat konteks
kecuali ingin menyapa para siswanya. tuturan antara seorang siswa dan guru di
Oleh karena itu, tindak tutur yang diberi- dalam pembelajaran di kelas. Ketika siswa
kan dalam jawaban para siswanya juga menyampaikan tuturannya, “Bu, Anton ti-
tidak memiliki maksud apa-apa kecuali dak masuk! Kemudian gurunya menjawab
memberikan jawaban terhadap tindak tutur dengan tindak tutur, “Anton lagi!. Tindak
lokusi dari gurunya. Jawaban serempak tutur guru dalam percakapan tersebut me-
sebagai bentuk tindak tutur lokusi dari para rupakan tindak tutur ilokusi. Tindak tutur
muridnya, yaitu “Pagi bu”. Tindak tutur tersebut selain menyatakan informasi
guru dalam percakapan ini memberikan bahwa Anton yang tidak masuk kelas te-
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tapi juga mengandung maksud untuk
kondisi para siswanya pagi itu. Hal ini mengklarifikasi kepada para siswanya,
dapat diperhatikan tindak tutur yang “Anton lagi! Tindak tutur ilokusi tersebut
disampikan berikutnya, yaitu “Kalian se- memberikan deskripsi bahwa Anton sela-
hat dan sukses?”. Kemudian para siswa- ma ini sering tidak masuk maka ketika
nya menjawab serempak “Sehat dan suk- dilaporkan tidak masuk pada hari itu, guru
ses bu”. Merujuk pada tindak tutur menjawab dengan jawaban yang menyata-
tersebut maka guru melanjutkan tindak kan seolah-olah sudah menjadi langganan
tutur berikutnya untuk memerintahkan Anton tidak masuk sekolah.
salah satu siswanya yang bernama Andi
untuk memimpin doa, “Andi! Pimpin Data (3)
doa” dan Andi pun menjawab dengan Siswa : Bu, PR-nya dikumpulkan ti-
tindak tutur lokusi “Siap bu!”. dak?
Guru : Rudi, bawa ke meja ibu ya!
Tindak Tutur Ilokusi Rudi : Ya bu! (Guru BI/D-3/SMK/
Tindak tutur ilokusi ini merupakan 2014)
tindak tutur yang menyatakan dan memi- Tindak tutur ilokusi lain dapat di-
liki maksud di balik tuturannya. Hal ini perhatikan pada data (3) di atas. Pada data
dimaksudkan bahwa di balik tuturan yang (3) tersebut dideskripsikan tindak tutur
diucapkan oleh seorangh penutur memiliki siswa yang menanyakan mengenai PR-nya
maksud terselubung di balik tuturannya. dikumpulkan atau tidak, seperti dalam
Oleh karena itu, tindak tutur yang diguna- tuturan berikut “Bu, PR-nya dikumpulkan
kan dalam konteks tuturan ini memiliki tidak?”. Kemudian guru menjawabnya
maksud tertentu, seperti mengklarifikasi, justru dengan kalimat perintah, “Rudi,
menyindir, atau pun menguatkan suatu bawa ke meja ibu ya!. Berdasarkan tindak
praduga seorang penutur kepada lawan tutur yang disampaikan guru tersebut
tutur. Lihat data (2) berikut. menggambarkan bahwa tindak tutur ilo-
Data (2) kusi yang disampaikan guru tersebut selain

56 PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 53 - 61


memerintahkan kepada Rudi sekaligus Guru mendengar jawaban murid-murid-
menjawab pertanyaan salah satau siswa nya tersebut Langsung menanggapi de-
yang lain. Hal ini sebagai bentuk tindak ngan tindak tutur tidak langsung, “Yang
tutur ilokusi, yaitu tindak tutur yang me- ingin ulangan minggu depan silakan ke-
nyatakan sesuatu dan juga mengandung luar!” Tindak tutur guru tersebut membuat
maksud di balik tuturannya. semua siswa tidak berani membantah lagi,
sehingga dampak dari tindak tutur gurnya
Tindak Tutur Perlokusi sangat luar biasa dan semua siswa me-
Tindak tutur perlokusi merupakan matuhinya.
tindak tutur yang menyatakan sesuatu
kepada lawan tutur dan memiliki dampak Aneka Maksud yang Terkandung di
langsung kepada lawan tutur. Tindak tutur Balik Tindak Tutur Percakapan Guru
ini digunakan oleh guru dalam pembelajar- dan Siswa
an untuk memberikan sokterapi kepada Setiap tuturan dalam suatu perca-
para siswanya yang malas atau kadang- kapan memiliki maksud dan tujuan. Tin-
kadang tidak mengerjakan pekerjaan ru- dak tutur yang disampaikan oleh seorang
mah. Dalam percakapana guru dan siswa penutur, selain untuk menyampaikan in-
di kelas X SMK N 1 Miri Sragen, tindak formasi juga memiliki maksud yang ter-
tutur perlokusi ditemukan pada saat guru kandung di balik tuturannya. Demikian
akan mengadakan ulangan. Perhatikan pula, tindak tutur percakapan guru dan
data (4) berikut. siswa di kelas X SMK N 1 Miri Sragen
Data (4) juga terkandung maksud-maksud di balik
Guru : Anak-anak, kita ulangan hari tuturannya. Aneka maksud tersebut dapat
ini! dideskripsikan sebagai berikut.
Siswa : Belum jelas bu, minggu depan
saja! Tindak Tutur untuk Menyuruh
Guru : Yang ingin ulangan minggu Tindak tutur guru memiliki mak-
depan silakan keluar! sud untuk menyuruh kepada siswanya. Hal
Siswa : Ya bu! (Guru BI/D-4/SMK/ ini sebagai bukti bahwa guru mengguna-
2014) kan tindak tutur dalam percakapanya un-
tuk menyuruh berbagai kegiatan dalam
Berdasarkan informasi pada data pembelajaran. Tindak tutur untuk menyu-
(4) dapat dideskripsikan bahwa guru ruh ini dilakukan oleh guru hampir dalam
menggunakan tindak tutur perlokusi de- setiap kegiatan pembelajaran, baik pada
ngan tuturan, “Anak-anak, kita ulangan saat pembukaan, pelaksanaan, dan penu-
hari ini!”. Kemudian para siswa menja- tupan pembelajaran. Hal ini dapat diper-
wab dengan tuturan membantah, “Belum hatikan pada data (5) berikut.
jelas bu, minggu depan saja!”. Tuturan Data (5)
guru tersebut berdampak langsung kepada Guru : Anton, coba ceritakan peng-
para siswa, bahwa mereka masih belum alamanmu waktu hari Minggu
memahami topik yang akan dijadikan di rumah!
bahan ulangan sehingga mereka minta Siswa : Hari minggu ke sawah bu!
ulangan dilakukan minggu depan saja. Guru : Lanjutkan!

Muhammad Rohmadi, Kajian Pragmatik Percakapan Guru dan Siswa.... 57


Siswa : Sudah bu, hanya berhenti di sa- siswanya secara langsung agar berani dan
wah! (Guru BI/D-5/SMK/ mau untuk menceritakan masalah puisi
2014) dan bahkan memberikan contoh puisi.
Dengan demikian, tindak tutur yang di-
Berdasarkan data (5) dapat dijelas- gunakan guru bahasa Indonesia tersebut
kan tindak tutur guru untuk menyuruh memiliki maksud untuk memotivasi dan
siswanya. Hal ini tampak pada tindak tutur, meyakinkan siswanya.
“Anton, coba ceritakan pengalamanmu
waktu hari Minggu di rumah!”. Tindak Tindak Tutur untuk Mengklarifikasi
tutur menyuruh ini dilakukan guru ber- Maksud yang terkandung dibaik
ulang-ulang ketika melakukan kegiatan tindak tutur guru bahasa Indonesia dalam
pembelajarn di kelas. Tindak tutur ini pembelajaran yang lain adalah bermaksud
dilakukan oleh guru bahasa Indonesia untuk mengkalrifikasi. Hal ini biasa ber-
lebih banyak menggunakan tindak tutur tujuan untuk menegaskan, memilah, dan
langsusng. menentukan fakta yang ada. Hal ini terlihat
pada data (7) berikut.
Tindak Tutur untuk Memotivasi Data (7)
Maksud tindak tutur memotivasi Siswa : Bu, Anton tadi dipanggil kepala
juga digunakan oleh guru bahasa Indone- sekolah!
sia pada saat pembelajaran bahasa Indo- Guru : Rita ndak ikut!
nesia dengan topik puisi. Hal ini dapat Siswa : Hanya ketua kelas bu
dilihat pada data (6) berikut ini, guru Guru : Oooo..mari kita mulai pelajar-
menggunakan tindak tutur yang mengan- annya (Guru BI/D-7/SMK/
dung maksud untuk memotivasi muridnya, 2014)
bahwa dia dapat melakukanya tanpa harus
bergantung kepada orang lain. Perhatikan Berdasarkan data (7) tersebut,
data (6) berikut. tindak tutur guru bermaksud untuk
Data (6) mengklarifikasi dengan tindak tutur, “Rita
Guru : Rita, coba kamu ceritakan ma- ndak ikut?” Dengan tuturan tersebut,
salah puisi! siswa yang lain akhirnya dapat menjawab
Siswa : Puisi adalah kata-kata bu! dengan tindak tutur penegasan, “Hanya
Guru : Buat puisi bebas! ketua kelas bu!”. Dan tuturan para siswa
Siswa : Dibawa rini bu! tersebut menjawab klarifikasi gurunya.
Guru : Ayo, kamu pasti bisa, jangan
bergantung pada orang lain! Tindak Tutur untuk Menegaskan
(Guru BI/D-6/SMK/2014) Tindak tutur yang lain dalam per-
cakapan guru dan siswa dalam pembelajar-
Berdasarkan informasi pada data an di SMK N 1 Miri adalah untuk mene-
(6) dapat diperoleh maksud yang terkan- gaskan. Tindak tutur ini sering dilakukan
dung dibalik tuturan gurunya yang ter- guru dalam pembelajaran, baik secara
akhir, “Ayo, kamu pasti bisa, jangan langsung maupun tidak langsung. Hal ini
bergantung pada orang lain!” Tindak dapat dilihat pada data (8) berikut.
tutur tersebut meyakinkan dan memotivasi Data (8)

58 PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 53 - 61


Siswa : Bu Yuli, kapan kita tampil main di balik tuturan tersebut untuk menghibur
drama bu! para siswanya. Hal ini dilakukan oleh sis-
Guru : Bergantung bapak kepala seko- wa ketika menanggapi perintah gurunya.
lah! Ketika gurunya megatakan “Ari, coba
Siswa : Hlo kok kepala sekolah bu? jelaskan pantun!. Kemudian siswa yang
Guru : Yang punya kebijakan beliau diperintahklan tersebut menjawab dengan
(Guru BI/D-8/SMK/2014) berulang-ulang, “Pantun ya bu..?” .
Jawaban siswa tersebut diulang-ulang di-
Berdasarkan informasi pada data maksudkan untuk menghibur. “Dia seperti
(8) tersebut dapat dideskripsikan bahwa kura-kura di atas perahu, dia pura-pura
guru bahasa Indonesia ingin menegaskan tidak tahu. Padahal memang dia tidak
bahwa pementasan drama bergantung per- tahu..” Itu lah tanggapan gurunya dan
setujuan kepala sekolah. Yang dimaksud semua siswa tertawa mendengarnya.
persetujuan tersebut, adalah pendanaan
pementasan drama tersebut. Ini terlihat Tindak Tutur untuk Menyimpulkan
pada tindak tutur guru, “Bergantung ke- Tindak tutur yang digunakan oleh
pala sekolah” dan “Yang punya kebijakan guru bahasa Indonesia di kelas X SMK N 1
beliau”. Dengan demikian, guru sering Miri mengandung maksud untuk menyim-
menggunakan tindak tutur untuk menegas- pulkan. Tindak tutur ini digunakan guru
kan informasi, pelajaran, dan kegiatan- ketika mengakhiri pembelajaran bahasa
kegiatan lain di dalam pembelajaran ba- Indonesia. Tindak tutur ini biasanya di-
hasa Indonesia di SMK N 1 Miri Sragen. sampaikan sebagai penutup dalam pem-
belajaran bahasa Indonesia. Perhatikan
Tindak Tutur untuk Mengibur data (10) berikut.
Tindak tutur lain yang dilakukan Data (10)
guru bahasa Indonesia di kelas X SMK N 1 Siswa : Sudah bel bu?
Miri mengandung maksud untuk menghi- Guru : Selesaikan dulu!
bur. Hal ini dilakukan oleh guru dalam Siswa : Nggak untuk PR bu?
rangka membangun suasana pembelajaran Guru : Kalau masih banyak, selesaikan
secara kreatif. Pada data (9) dapat dides- di rumah,
krip-sikan sebagai wujud tindak tutur guru Kalian harus dapat mengambil
yang bermaksud untuk menghibur. Per- hikmah dari pembelajaran kita hari ini.
hatikan data (9) berikut. Jangan lupa, kerjakan latihan-
Data (9) latihan untuk pengayaan. Andi pimpin
Guru : Ari, coba jelaskan pantun! doa!
Siswa : Pantun bu? Siswa : Siap bu! (Guru BI/D-10/SMK/
Guru : Ya, pantun…? 2014)
Siswa : Pantun ya bu…? Merujuk pada data (10) di atas,
Guru : Ari…Ari…(Guru BI/D-9/ dapat dijelaskan bahwa guru bermaksud
SMK/2014) untuk menyimpulkan dan menutup pem-
belajaran dengan tindak tutur langsung.
Merujuk pada data (9) di atas, Hal ini, sebgai bentuk tindak tutur yang
dapat diuraikan maksud yang terkandung dimaksudkan untuk menyimpulkan dan

Muhammad Rohmadi, Kajian Pragmatik Percakapan Guru dan Siswa.... 59


menutup sebuah pembelajaran. Tindak tu- KESIMPULAN DAN SARAN
tur guru, “Kalau masih banyak, selesaikan Berdasarkan hasil analisis dapat
di rumah, Kalian harus dapat mengambil disimpulkan sebagai berikut: (1) guru dan
hikmah dari pembelajaran kita hari ini. siswa menggunakan tindak tutur lokusi,
Jangan lupa, kerjakan latihan-latihan un- ilokusi, dan perlokusi dalam pembelajaran
tuk pengayaan. Andi pimpin doa!” di kelas X SMK N 1 Miri, Kabupaten Sra-
Dengan demkian, aneka maksud gen, (2) maksud-maksud yang terkandung
yang terkandung dalam tindak tutur guru di balik tuturan guru dengan siswa, antara
bahasa Indonesia dengan siswa dalam lain untuk: (1) menyuruh, memotivasi,
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X mengklarifikasi, menguatkan, menghibur,
SMK N 1 Miri dapat menjadi penguatan dan menyimpulkan. Dengan demikian,
dalam berkomunikasi antara guru dan percakapan guru dan di siswa di kelas X
siswa. Selain itu juga menjadi motivasi SMK N 1 Miri lebih didominasi tindak
untuk berlatih keterampilan berbicara, tutur langsung dan tidak langsung untuk
baik dengan siswa maupun dengan guru menyampaikan maksud tuturannya.

DAFTAR PUSTAKA

Gunarwan, Asim. 1992. “Persepsi Kesantunan Direktif di dalam Bahasa Indonesia di


Antara Beberapa Kelompok Etnik di Jakarta”, dalam PELLBA 5. Yogyakarta:
Kanisius.
Gunarwan, Asim. 2007. Pragmatik: Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta: Penerbit
Universitas Atma Jaya.
Grice, H.P. 1975. Logic and Conversation In Cole P (ed) Syntax and Semantic 3: Speech
Acts. New York: Academic Press. Vol. 3. Pp. 41-58.
Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. Singapore: Longman.
Milles, Matthew. & A. Michael Huberman. .1992. Analisis Data Kualitatif (Buku Sumber
tentang Metode-Metode Baru). Jakarta: UI-Press.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1984. Deiksis dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rohmadi, M. 2009. “Implikatur dalam Wacana kampanye Politik Pemilu 2009”,
dipresentasikan pada Konferensi Linguistik Tahunan (KOLITA) Atma Jaya VII
tanggal 27-28 April 2009 di Universitas Atma Jaya Jakarta
Rohmadi, M. 2013a. “Tindak Tutur Persuasif dan Provokatif dalam Wacana Spanduk
Kampanye Pilkada Jawa Tengah Tahun 2013”, dalam Makalah yang dipaparkan
dan diproceeding dalam Seminar Internasional, tanggal 4-5 Juli 2013 di
Pascasarjana UNDIP Semarang.
_______. 2013b. “Tindak Tutur Ekspresif dan Persuasif Guru-guru SD dalam
Pembelajaran Peer Teaching di Hotel Grand Setiakawan Surakarta” Makalah
dalam Proceeding Seminar Nasional 80 tahun Prof. Seoepomo, tanggal 5-6
Desember 2013 di UGM Yogyakarta.
60 PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 53 - 61
________. 2014. “Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual Pragmatik Soal Cerita
Matematika dalam Ujian Nasional SD”. Makalah dipaparkan dalam Seminar
Nasional di UNTAN Pontianak, Kalimantan Barat, 27 Februari 2014.
Thomas, Jenny. 1996. Meaning in Interaction: an Introduction to Pragmatics. London and
New York: Longman.
Sutopo. HB. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Wijana, I Dewa P. dan Rohmadi, M. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan
Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Muhammad Rohmadi, Kajian Pragmatik Percakapan Guru dan Siswa.... 61

Anda mungkin juga menyukai