Anda di halaman 1dari 47

nalisis

PT. Nippon Indosari Coperindo (Sari Roti)

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Manajemen Stratejik dengan dosen pengampu
Bapak Nurkholis, SE., M.Bus., Ak.

Oleh : Indah Karisnawati Gita Sarastya Widayanti Anissa Putri Ayuningtyas Ulin Nuha Hidayah
115020300111006 115020300111047 115020302111004 115020305111001

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Desember
2013
BAB 1 GAMBARAN UMUM PT. NIPPON INDOSARI CORPERINDO (Sari Roti)

1. Pendahuluan Pada masa perekonomian global saat ini pergerakan penjualan barang maupun jasa
dapat bergerak dengan bebas dan persaingan antar perusahaan pada sektor barang maupun jasa
dituntut untuk mengembangkan usahanya pada tingkat yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Terutama pada bisnis makanan yang memiliki persaingan yang cukup besar, banyak pesaing yang keluar
masuk dengan mudah. Untuk bertahan dalam persaingan industri makanan dan dapat semakin
berkembang ke tingkat yang lebih tinggi sebuah perusahaan harus memiliki rencana strategi yang tepat
dan harus melaksanakan semua aktivitas yang ada pada bidang operasional, pemasaran, keuangan,
produksi dan bidang-bidang lain yang ada pada perusahaan secara baik dan seksama. Perusahaan yang
memiliki kinerja yang efektif dan efisien akan dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan, dan
memenangkan persaingan, sedangkan perusahaan yang memiliki kinerja kurang baik akan semakin
tertinggal dan tidak dapat bersaing dengan perusahaan lain. Industri makanan merupakan suatu bentuk
usaha yang cukup prospektif di Indonesia, hal tersebut dikarenakan makanan merupakan salah satu
kebutuhan pokok yang harus terpenuhi. PT. Nippon Indosari Coperindo merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri roti, kue dan jenis roti lainnya yang telah berdiri
sejak tahun 1995. Perusahaan Sari roti memiliki rencana strategi dan

pengimplementasian yang baik terbukti dari jumlah penjualan yang selalu meningkat setiap tahunnya
dan pada tahun 2012 PT Nippon Indosari Coperindo telah memiliki 8 pabrik yang tersebar di Jawa,
Sumatra dan Sulawesi dengan 14 lini mesin. Setiap hari PT. Nippon indosari Coperindo mampu
memproduksi 1,82 juta produk untuk memenuhi permintaan konsumen. Sari Roti tersedia dalam
berbagai varian rasa yang setiap tahun terus bertambah, ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia
menerima dengan baik kehadiran Sari Roti di tengah persaingan produk roti dan kue.
2. Sejarah Singkat Perusahaan Perseroan berdiri sejak tahun 1995 sebagai penanaman Modal Asing dan
saat ini berkantor di Jababeka Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Peseroan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri roti, kue dan jenis roti
lainnya. Dalam menjalankan kegiatannya, perseroan melakukan aktivitas usahanya dengan mendirikan
pabrik roti, memproduksi, memasarkan dan menjual roti tawar dan segala jenis roti lainnya. Pada awal
berdirinya, perseroan mempunyai 2 lini mesin – 1 lini mesin untuk pembuatan jenis roti tawar dan 1 lini
mesin untuk pembuatan jenis roti manis. Masyarakat Indonesia menyambut baik roti-roti produk
Indosari. Penjualan dari bulan demi bulan terus bertumbuh, sehingga untuk memenuhi permintaan
pelanggan, pada 2001 Perseroan meningkatkan kapasitas produksi menjadi dua kali lipat dengan
menambah dua lini mesin. Mulai 2001 perseroan menjalankan 4 lini mesin, 2 lini membuat roti tawar
dan 2 lini untuk membuat roti manis. Pada bulan November 2005, Perseroan membuka pabrik kedua di
Pasuruan, Jawa Timur dengan memasang 2 lini mesin. Hasil produksi dari pabrik ini digunakan untuk
memasarkan produk Perseroan ke seluruh daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali. Pada Desemer
2008, Perseroan membuka pabril ketiga dengan 2 lini mesin di Jababeka Blok U, Kawasan Industri
Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Satu lini digunakan untuk jenis roti tawar dan satu lini untuk jenis
roti manis. Selain itu, ditempat yang sama Perseroan membangun auditorium untuk menerima
kunjungan konsumen. Di sini konsumen dapat melihat dari dekat proses produksi segala jenis rpti yang
dilakukan oleh Perseroan secara higienis dan halal. Tahun 2009, Perseroan mengembangkan produk kue
dengan memasang 1 lini mesin kue di pabrik pertama Jababeka Blok W. Selain itu Perseroan menambah
1 lini mesin untuk membuat 1 jenis roti manis di Pasuruan. Pada 2010 di tempat produksi ketiga,
Perseroan menambah kapasitas produksi dengan memasang 2 lini mesin lagi. Satu untuk membuat roti
tawar dan satu untuk membuat roti manis. Dengan demikian sampai awal 2011 Perseroan
mengoperasikan 11 lini mesin, yaitu 5 lini mesin untuk roti tawar dan 6 lini mesin
untuk roti manis. Pada 28 Juni 2010, Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana di Bursa
Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI. Tahun 2011 Perseroan membangun tiga pabrik di Semarang
(Jawa Tengah), Medan (Sumatra Utara) dan Cibitung (Jawa Barat). Pada tahun 2012 Perseroan
membangun dua pabrik baru di Palembang (Sumatra Selatan) dan Makassar (Sulawesi Selatan), serta
menambahkan masing-masing satu lini mesin pada tiga pabrik yang telah ada di Pasuruan, Semarang
dan Medan. Sampai tahun 2012, Perseroan telah memiliki 8 pabrik yang tersebar di Jawa dan Sumatra.

3. Visi, Misi dan Jaminan Mutu Visi Menjadi perusahaan roti terbesar di Indonesia dengan menghasilkan
dan mendistribusikan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau bagi rakyat indonesia
Misi Membantu meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dengan memproduksi dan
mendistribusikan makanan yang bermutu tunggi, sehat, halal dan aman bagi pelanggan Jaminan Mutu
Dalam menjalankan visi dan misi, Perseroan telah menentukan Jaminan Mutu sebagai berikut: 1.
Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman untuk dikonsumsi melalui
penerapan GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standart Operating Produce), HACCP
(Hazard Analysis and Critical Control Point) dan SJH (Sistem Jaminan Halal), sehingga dapat memberikan
kepuasan pelanggan atas produkproduk perseroan.
2.

Menggalang partisipasi aktif dan positif seluruh karyawan dalam rangka memelihara, mengembangkan,
dan meningkatkan mutu kerja secara berkelanjutan.

4. Produk dan Penghargaan a. Produk Sari Roti PT. Nippon Indosari Coperindo menawarkan produk Sari
Roti dengan berbagai varian rasa, produk tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama, yaitu
White Breda, Sweet Bread dan Cake. Dari setiap kelompok tersebut, masingmasing memiliki beberapa
varian rasa, yaitu: 1. White Bread a. Roti Tawar spesial 6 slices b. Roti Tawar Keju c. Sandwich isi coklat d.
Sandwich isi krim peanut e. Roti plain rolls f. Roti burger bun g. Roti tawar h. Roti tawar kupas i. Roti
tawar coklat chip j. Roti tawar pandan 2. Sweet Bread a. Roti isi mix fruit b. Roti isi krim coklat vanilla c.
Roti isi krim moka d. Roti isi krim keju e. Roti isi krim coklat f. Roti kasur keju g. Roti sobek isi nanas h.
Roti isi sobek coklat bluberry i. Roti sobek isi coklat sarikaya
j. Roti sobek isi coklat strawberry k. Roti sobek isi coklat keju l. Roti sobek isi coklat m. Roti isi chicken
teriyaki n. Roti isi coklat o. Roti isi keju p. Roti isi kelapa q. Roti isi soklat keju r. Roti isi sarikaya s. Roti isi
steaberry t. Roti isi beef barbeque 3. Cake a. Chiffon cup cake strawberry b. Chiffon cup cake pandan c.
Chiffon cup cake coklat b. Penghargaan 2013 1. Best of the Best 2013 dari Forbes Indonesia 2. Top Brand
2013 3. Peduli Gizi 2031 4. Top Brand for Kids 2013 5. Silver Champion 2013 dari Care Leaders The
Special Needs of Muslim Community 2012 1. Top Brand 2012 2. Top Brand for Kids 2012 3. Forbes Asia
4. Investor Award (Best Listed Company) 2012 5. Forbes Indonesia (The top 50 company for 2012) 6.
ICSA 2012 (The Besr in Achieving Total Customer Satisfaction)
2011 1. Top Brand 2011 2. Top Brand for Kids 2011 3. Rebi (Rekor Bisnis) 2010 1. Top Brand 2010 2. Top
Brand for Kids 2010 3. Indonesia Original Brand 2010 4. Marketing Award 2010 2009 1. Top Brand 2009
2. Top Brand for Kids 2009

5. Kinerja Perusahaan

Tabel 5.1 Informasi kinerja dari segi keuangan tahun 2010-2012

Sumber: Annual Report PT. Nippon Indosari Coperindo tahun 2012

Dilihat dari kinerja perseroan dari tahun 2010 sampai tahun 2012 yang terus mengalami peningkatan
dalam berbagai aspek, menunjukkan bahwa PT. Nippon
Indosari Coperindo memiliki manajemen strategi yang tepat dan berjalan dengan baik. Persero
menitikberatkan konsumen pada kelas menengah keatas (penghasilan > Rp1,5 juta per bulan) serta pada
ibu rumah tangga dan anak-anak. Ini dikarenakan oleh pola konsumsi masyarakat menengah keatas
yang banyak menggantikan nasi dengan roti dengan alasan lebih praktis dan cepat. Selain itu, ibu rumah
tangga berperan penting dalam pengambilan keputusan dalam berbelanja. Meskipun target konsumen
utamanya adalah konsumen dengan penghasilan menengah keatas, harga yang ditawarkan oleh persero
masih dapat dijangkau oleh konsumen menengah kebawah. PT. Nippon Indosari Coperindo juga lebih
memilih untuk melakukan produksi masal daripada membuka butik roti di toko atau mall, dengan alasan
akan lebih mudah untuk menjangkau masyarakat menengah ke bawah. Strategi pemasaran yang dipilih
oleh persero adalah menyasar pasar-pasar seperti toko, pasar moder, penjual keliling, dan toko
kelontong yang lebih dekat dengan konsumen. Mengingat produk dengan masa kadaluwarsa yang
singkat, maka pendistribusian harus cepat dan tepat yang berakibat pada tingginya biaya dalam
pendistribusian, dan tidak menutup kemungkinan terjadi kontaminasi dalam masa pendistribusian.
Kapasitas perdistribusian produk mencapai 24ribu outlite yang tersebar di Jawa, Bali dan Sumatra. Salah
satu kekuatan yang dimiliki oleh persero adalah memiliki supply chine yang luas sehingga membuat
produk dapat langsung sampai ke tangan konsumen. Pada tahun 2012 PT. Nippon Indosari Coperindo
semakin agresif dalam pengembangan bisnisnya, terdapat dua strategi bisnis yang dipilih yaitu memilih
brand ambassador dan mendesain ulang kemasan produk. Dengan memilih brand ambassador
diharapkan brand yang telah tertanam dikonsumen akan semakin menguat dan disesuaikan dengan
brand personality yaitu produk yang dekat dengan keluarga, modern, sehat dan praktis. Pendesainan
ulang produk menjadi lebih sederhana tetapi elegan bertujuan untuk penyesuaian dengan brand
personality dan menarik perhatian konsumen. Dalam menjaga kualitas produk, PT Nippon Indosari
Coperindo menggunakan sistem GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standart
Operating Produce), HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) dan SJH (Sistem Jaminan Halal),
sehingga dapat memberikan kepuasan pelanggan atas produk-produk
perseroan. Selain itu persero juga sering melakukan pelatihan-pelatihan terhadap para pekerja dengan
tujuan menjaga dan meningkatkan mutu kinerja karyawan.

Tabel 5.2 Informasi harga dan volume saham tahun 2012

Sumber: Annual Report PT. Nippon Indosari Coperindo tahun 2012 Tabel 5.3 Pergerakan harga dan
volume saham tahun 2012

Sumber: Annual Report PT Nippon Indosari Coperindo tahun 2012


Pada tahun 2012 PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Mencatatkan kenaikan penjualan neto sebesar
46,61% dari periode ang sama tahun sebelumnya, yaitu dari Rp 813 miliar menjadi Rp 1,2 trilliun.
Sementara itu, laba bersih Perseroan meingkat sebesar 28,65% dari Rp 116 miliar di tahun 2011 menjadi
Rp 149 miliar. Peningkatan total aset Perseroan sebesar 58,73% dari Rp 759 miliar di tahun 2011
menjadi Rp 1,2 trilliun. Pergerakan harga dan volume saham perseroan mengalami peningkatan setiap
triwulan dari tahun 2011 samapai tahun 2012. Tercatat bahwa pada kuartal pertama tahun 2011 volume
saham yang beredar sebesar 40.084.500 dengan harga penutupan Rp 2.825 per lembar saham, volume
dan harga saham terus mengalami peningkatan hingga kuartal keempat tahun 2012 tercatat volume
saham yang beredar sebesar 245.351.000 dengan harga saham penutupan Rp 6.900 per lembar saham.
BAB 2 ANALISIS

1. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal a) Strength (Kekuatan)


Memiliki 8 pabrik produksi yang tersebar di Jawa, Sumatra dan Sulawesi Memiliki tiga kelompok produk
utama yang memiliki berbagai varian rasa Berhasil meraih berbagai pengahrgaan termasuk Top Brand
dan Top Brand for Kids selama 4 tahun berturu-turut (2009-2013) Brand Sari Roti yang sudah dikenal
masyarakat luas Memiliki supply chain yang luas sehingga produk dapat samapi ke tangan konsumen
dengan cepat dan efisien Sistem pendistribusian yang cepat Membangun jaringan dengan sistem
keagenan Harga produk yang terjangkau Memperoleh sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia

b) Weakness (Kelemahan) Resiko terkontaminasinya bahan baku ataupun produk saat

pendistribusian Produk memiliki masa kadaluwarsa yang singkat Belum menjangkau seluruh Pulau di
Indonesia, saat ini produk sari roti masih menjangkau pulau Jawa, Bali, Sumatra, Sulawesi Roti tidak
hangat jika dibandingkan dengan produk roti rumahan Intensitas yang tinggi dalam
pendistribusian,sehingga meningkatkan biaya dalam distribusi Masih menggunakan bahan baku impor

c) Opportunity (peluang) Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di Indonesia yang tinggi
Perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia di kota-kota besar yang mulai berubah, mengkonsumsi
roti sebagai pengganti nasi Belum terlalu banyak kompetitor untuk industri roti berskala besar yang
memiliki fasilitas produksi berkualitas tinggi pada proses produksinya.

Lokasi pemasaran dalam jangkauan wilayah pabrik

d) Treath (Ancaman) Industri roti adalah industri dengan persaingan sempurna, yang terdapat banyak
kompetitor keluar masuk dengan mudah. Banyak kompetitor dari industri rumahan atau kompetitor
yang memiliki gerai menyediakan produk yang masih hangat Selera dan cita rasa masyarakat Indonesia
tergantung pada budaya setempat, dan Indonesia memiliki beragam budaya Isu penggunaan bahan-
bahan pengawet dan kualitas bahan baku Fuktuasi mata uang yang sering berubah karena perseroan

menggunakan bahan baku impor Kebijakan pemerintah mengenai UMR

2. Matrix IFE-EFE Alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta
mengevaluasi hubungan di antara area tersebut. Penilaian intuitif digunakan dalam pengembangan
Matrix Evaluasi Faktor Internal sehingga tampilan ilmiahnya tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa
tehnik ini benar-benar tanpa celah. Penilaian dilakukan pada setiap aspek SWOT dengan memberkan
bobot antara 0,00 hingga 0,15 dimana jka aspek-aspek pada masing-masing faktor

(internal/eksternal) dijumlahkan akan menghasilkan bobot 1. Setelah

melakukan
pembobotan, diberikan peringkat dimana peringkat ini menunjukkan tingkat kepentingan masing-
masing aspek. Peringkat yang diberikan yaitu berdasarkan kriteria yang telah dibuat dimana masing-
masing aspek memiliki 4 kriteria sebagai berikut 1. Kriteria pertama memiliki peringkat =4
2. Kriteria kedua memiliki peringkat = 3 3. Kriteria ketiga memiliki peringkat = 2 4. Kriteria keempat
memiliki peringkat 1 Sedangkan didalam pembobotan teradapat 5 rentang yaitu 1. 0-0,03 = tidak
penting 2. > 0,03 – 0,06 = kurang penting 3. > 0,06 – 0,09 = cukup penting 4. > 0,09 – 0,12 = penting 5. >
0,12 – 0,15 = sangat penting

3.

Analisis Faktor Internal

Tabel 2.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE)

Faktor faktor Internal Utama Kekuatan Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau Jawa, 1 Sumatra dan
Sulawesi 2 Produk dengan berbagai varian rasa 3 berhasil meraih penghargaan 4 Brand yang sudah di
kenal oleh masyarakat 5 Memiliki supply chain yang luas 6 Sistem pendistribusian yang cepat 7
Membangun jaringan dengan sistem keagenan 8 Harga produk yang terjangkau 9 Memperoleh Sertifikat
halal dari MUI Sub Total Kekuatan Faktor faktor Internal Utama Kelemahan 1 Resiko terkontaminasi
produk saat pendistribusian 2 Produk memiliki masa kadaluwarsa yang singkat 3 Belum menjangkau
seluruh Pulau di Indonesia 4 Roti disajikan tidak dengan hangat 5 Intensitas yang tinggi dalam
pendistribusian 0,07 0,1 0,04 0,02 0,10 3 4 3 2 4 0,21 0,40 0,12 0,04 0,40 0,07 0,08 0,02 0,10 0,13 0,10
0,06 0,08 0,01 0,65 Bobot 3 3 1 4 3 4 3 4 2 0,21 0,24 0,02 0,40 0,39 0,40 0,18 0,32 0,02 2,18 Peringkat
Skor bobot Bobot Peringkat Skor bobot
6 Menggunakan bahan baku impor Sub Total Kelemahan Total Sub Kekuatan Total Sub Kelemahan Total
Keseluruhan Faktor Internal

0,02 0,35 0,65 0,35 1

0,04 1,21 2,18 1,21 3,39

3.1 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal khususnya kekuatan yang dimiliki oleh PT. Nippon Indosari
Coperindo dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra
dan Sulawesi Faktor ini memiliki bobot 0,07 yang berarti faktor yang cukup penting dan menduduki
peringkat 3 yaitu kuat. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan memiliki 8 pabrik yang tersebar di
tiga pulau besar di Indonesia, yaitu Jawa, Sumatra, dan Sulawesi dapat mempermudah pendistribusian
ke konsumen lebih cepat, mengingat produk yang ditawarkan adalah produk yang memiliki masa
kadaluawarsa yang singkat. 2. Produk dengan berbagai varian rasa Faktor ini memiliki bobot 0,08 yang
berarti faktor yang cukup penting dan berada dalam peringkat 3 yaitu kuat. Varian rasa yang ditawarkan
akan mempengaruhi minat para konsumen untuk memilih produk Sari Roti, dari berbagai varian rasa
tersebut konsumen dapat memilih sesuai dengan selera konsumen. Dari berbagai varian tersebut
terbukti banyak yang diterima oleh masyarakat, ini menunjukkan perseroan mengerti bagaimana selera
masyarakat Indonesia. 3. Berhasil meraih berbagai penghargaan Faktor ini berada dalam bobot 0,02
(tidak penting) dan peringkat 1 (sangat lemah). Berbagai penghargaan yang diperoleh oleh perseroan
merupakan bukti bahwa Sari Roti telah diakui kekuatannya dalam industri makanan di Indonesia,
terutama penghargaan yang diterima oleh PT Nippon Indosari Coperindo adalah top brand, yang
mengartikan bahwa produk Sari Roti merupakan brand yang telah dekat dengan masyarakat 4. Brand
yang telah dikenal oleh masyarakat
Faktor ini memiliki skor bobot yang paling tinggi jika dibandingkan dengan faktor-faktor kekuatan yang
lain. Faktor ini berada dalam bobot 0,10 yaitu penting dan berada dalam peringkat 4 yaitu sangat kuat.
Semakin brand dikenal oleh masyarakat membuktikan bahwa kepercayaan konsumen terhadap peoduk
tersebut tinggi, yang akan berpengaruh dalam volume penjualan produk. Dalam pasar industri roti,
brand Sari Roti sudah tidak asing lagi bagi konsumen, bahkan telah menguasai pasar. 5. Memiliki supplay
chain yang luas Faktor ini memiliki skor 0,13 yaitu sangat penting dan bobot 4 yaitu sangat berpengaruh.
Suplai chain yang luas merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki oleh perseroan dan sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan usaha sampai saat ini, hal ini dikarenakan dengan memiliki suplay
chain yang luas, lapisan konsumen yang dijangkau semkain luas. Tidak hanya pada kota-kota besar,
tetapi kota-kota kecil dapat terjangkau. Dengan demikian semakin luas pasar yang dijangkau oleh
perusahaan. 6. Sistem pendistribusian yang cepat Faktor kekuatan ini berada dalam bobot 0,10 yaitu
penting dan berada dalam peringkat 4 yaitu sangat berpengaruh. 4. Roti disajikan tidak dengan hangat
Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti tidak penting dan berada dalam peringkat 2 yang berarti
cukup berpengaruh. Persero lebih memilih untuk

memproduksi secara masal dibandingkan dengan membuka butik butik roti di pusat perbelanjaan atau
toko toko modern, ini menyebabkan produk yang ditawarkan tidak dalam keadaan hangat atau langsung
dari oven. Namun hal ini dapat ditutupi dengan berbagai varian rasa yang ditawarkan dan tekstur dari
produk itu sendiri. 5. Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian Faktor ini memiliki skor bobot 0,10
yang berarti tdak penting dan memiliki peringkat 4 yang berarti sangat berpengaruh. Produk memiliki
masa kadaluwarsa yang singkat, sehingga apabila produk tidak terjual habis diagen maka produk akan di
retur. Selain itu setiap hari pabrik melakukan produksi dan produk harus segera didistribusikan untuk
menjaga kesegaran produk, hal ini lah yang mengakibatkan intensitas pendistribusian yang tinggi 6.
Menggunakan bahan baku impor Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti tidak penting dan
berada dalam peringkat 2 yang berarti cukup berpengaruh. Dalam memproduksi roti
perseroan menggunakan bahan baku impor, padahal bahan baku pembuatan roti tersedia di Indonesia.
Hasil dari Matriks IFE diatas menunjukkan total bobot faktor kekuatan sebesar 0,65 lebih besar daripada
total bobot faktor kelemahan 0,35 sedangkan total skor faktor kekuatan sebesar 2,18 lebih besar dari
total skor faktor kelemahan sebesar 1,21. Total keseluruhan dari Matriks IFE adalah 3,39. Hal ini
menunjukkan kemampuan internal PT. Nippon Indisari Coperindo tergolong sangat baik.

4. Analisis Faktor Eksternal Tabel 2.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluation-EFE)

Skor Faktor faktor Eksternal Utama Peluang Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di Indonesia 1
yang tinggi Perubahan pola konsumsi masyarakat modern di kota 2 besar 3 Belum terlalu banyak
kompetitor besar 4 Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan wilayah pabrik 0,15 0,12 0,15 0,51 3 3 4
0,45 0,36 0,60 1,17 0,09 4 0,36 Bobot Peringkat bobot

Sub Total Peluang

Skor Faktor faktor Eksternal Utama Ancaman 1 Industri roti berada dalam pasar persaingan sempurna
dimana kompetitor mudah untuk keluar masuk Banyak kompetitor industri rumahan yang menyediakan
2 produk hangat 3 Selera masyarakat Indonesia yang beragam 4 Isu penggunaan bahan pengawet dan
kualitas bahan baku 5 Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah 6 Kebijakan pemerintah mengenai UMR
Sub Total Ancaman 0,12 0,13 0,08 0,05 0,02 0,49 3 4 3 2 2 0,36 0,52 0,24 0,1 0,04 1,53 0,09 3 0,27 Bobot
Peringkat bobot
Total Sub Peluang Total Sub Ancaman Total Keseluruhan Faktor Eksternal

0,51 0,49 1

1,17 1,53 2,7

4.1 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal khususnya peluang yang dimiliki oleh PT. Nippon Indosari
Coperindo dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di
Indonesia yang tinggi Faktor ini memiliki bobot 0,09 yaitu (cukup penting) dan berada dalam peringkat 4
yang berarti (penting). Sudah tidak diragukan lagi industri makanan memiliki peluang bisnis yang tinggi.
Faktor ini merupakan salah satu peluang yang sangat menentukan, mengingat masih belum ada
perusahaan yang memproduksi roti secara masal dengan menggunakan teknologi yang canggih seperti
Sari Roti. Dengan ditunjang stabilitas ekonomi yang relative baik, dan pertumbuhan ekonomi yang kuat
di hampir seluruh wilayah Indonesia kesempatan untuk memasarkan produk semakin luas karena
diimbangi dengan kemampuan konsumen dalam bidang ekonomi. 2. Perubahan pola konsumsi
masyarakat modern kota besar Faktor ini memiliki bobot 0,15 yang berarti (penting) dan berada dalam
peringkat 3 yang berarti (kuat). Perubahan pola konsumsi di kota-kota besar yang cenderung tidak
memiliki banyak waktu untuk menyiapkan makanan pagi sehingga membutuhkan barang subtitusi
pengganti nasi yang lebih praktis. Hal ini dapat dipandang sebagai peluang bagi persero, artinya adanya
trend perubahan gaya, pola hidup masyrakat modern di kota-kota besar dan kebutuhan konsumen yang
mulai mengkonsumsi roti sebgai pengganti nasi, dapat menjadikan produk Sari Roti sebagai pilihan
konsumen kota besar 3. Belum terlalu banyak kompetitor besar Faktor ini memiliki bobot0,12 yaitu
(sangatpenting) dan peringkat 3 yang berarti (kuat). Saat ini belum terlalu banyak kompetitor untuk
industri roti berskala besar yang menggunakan fasilitas produksi berkualitas tinggi pada
proses produksinya. Hal ini akan mempermudah bagi persero untuk terus memperluas pasar 4. Lokasi
pemasaran berada dalam jangkauan wilayah pabrik Faktor ini memiliki bobot 0,15 yaitu (sangat penting)
dengan peringkat 4 yang berarti (sangat kuat). Lokasi pemasaran yang dekat dengan pabrik akan
mempermudah persero dalam pendistribusian ke agen-agen, karena produk yang dihasilkan merupakan
produk yang tidak tahan lama, maka faktor ini sangat kuat pengaruhnya dalam mempertahankan produk
agar tetap fresh sampai ditangan konsumen.

4.2 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal khususnya peluang yang dimiliki oleh PT. Nippon Indosari
Coperindo dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Industri roti berada dalam pasar persaingan sempurna
dimana kompetitor mudah untuk keluar masuk Faktor ini memliki skor bobot 0,09 yaitu (cukuppenting)
dan peringkat 3 yang berarti (kuat). Industry roti berada dalam pasar persaingan sempurna yang terdiri
dari industry produksi masal, industry rumahan, dan industry toko-toko roti bermerk yang dapat
dimasuki oleh pengusaha skala kecil sampai skala besar. Dengan mudahnya kompetitor keluar masuk
pasar, akan mempengaruhi minat konsumen terhadap Sari Roti. Faktor ini memiliki pengaruh yang
cukup kuat, apabila persero tidak berhati-hati maka eksistensinya akan terancam. 2. Banyak kompetitor
industri rumahan yang menyediakan produk hangat Faktor ini memiliki skor bobot 0,12 yang berarti
(penting) dengan peringkat 3 yang berarti (kuat). Sebuah ancaman penting bagi PT Nippon Indosari
Coperindo tbk karena banyaknya pesaing industry rumahan yang menawarkan produknya masih hangat
dan lebih fresh atau baru, mengingat Sari Roti tidak ditawarkan melalui butikpbutok roti tetapi melalui
produksi massal. 3. Selera masyarakat Indonesia yang beragam Faktor ini memiliki skorbobot 0,13 yaitu
(sangat penting) dan memiliki peringkat 4 yang berarti (sangat kuat). Dari segi letak geografis, dan
beragamnya budaya di Indonesia akan mempengaruhi selera konsumsi
masyarakatnya. Setiap daerah memiliki selera yang berbeda, tergantung pada budaya setempat, oleh
karena itu factor ini sangat penting dalam menjalankan strategi maupun dapat membantu pengambilan
keputusan manajer dalam menambah varian rasa. Dan kebanyakan masyrakat Indonesia memiliki selera
pada roti yang memiliki tekstur lembut. 4. Isu penggunaan pengawet dan kualitas bahan baku Faktor ini
mempunyai skor bobot 0,08 yang berarti (cukup penting) dan peringkat 3 yang berarti (kuat). Isu-isu
seperti ini dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengkonsusi Sari Roti yang akan
berdampak pada penjualan produk. Maka faktor ini perlu diperhatikan oleh pihak manajemen sebagai
adanya ancaman dari pihak luar maupun dari pihak pesaing. Dan penting bagi perusahaan untuk tetap
menjaga kepercayaan dari masyarakat. 5. Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah Faktor ini memiliki
skor bobot 0,05 yang berarti (kurang penting) dan peringkat 2 yang berarti (lemah) . Persero
melakuakan impor dalam bahan baku, sehingga fluktuasi mata uang yang berubah-ubah dapat
mempengaruhi harga bahan baku yang akan berakibat pada penentuan harga pokok produksi sehingga
akan menimbulkan ketidakstabilan dalam menentukan harga. 6. Kebijakan pemerintahan mengenai
UMR Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti (tidak penting) dan peringkat 2 yang berarti
(lemah). Kebijakan pemerintah dalam penentuan UMR merupakan salah satu ancaman bagi persero
karena apabila UMR naik maka biaya produksi akan meningkat. Tetapi faktor ini tidak memiliki pengaruh
yang besar namun harus tetap diperhatikan. Hasil dari Matriks EFE diatas menunjukkan total bobot
faktor peluang sebesar 0,51 lebih besar daripada total bobot faktor ancaman 0,49 sedangkan total skor
faktor peluang sebesar1,17 lebih besar dari total skor faktor ancaman sebesar 1,53. Total keseluruhan
dari Matriks EFE adalah 2,7. Hal ini menunjukkan kemampuan eksternal PT. Nippon Indisari Coperindo
tergolong baik.
5. Analisis SWOT Analisis SWOT bertujuan untuk mengembangkan strategi alternatif organisasi yang
mendukung strategi pertumbuhan yang sesuai dengan posisi organisasi. Analisis ini didasarkan pada
suatu strategi yang efektif akan memekasimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan
kelemahan dan ancaman.
Tabel 2.3 Matriks Analisis Keterkaitan SWOT

Strength: Weakness: Resiko

Internal

Memiliki 8 pabrik produksi yang tersebar di Jawa, Sumatra dan Sulawesi Memiliki tiga kelompok produk
utama yang memiliki berbagai varian rasa Berhasil meraih berbagai pengahrgaan termasuk Top Brand
dan Top Brand for Kids selama 4 tahun berturu-turut (2009-2013)

terkontaminasinya

bahan

baku

ataupun produk saat pendistribusian Produk memiliki masa kadaluwarsa yang singkat Belum
menjangkau seluruh Pulau di

Indonesia, saat ini produk sari roti masih menjangkau pulau Jawa, Bali, Sumatra, Sulawesi Roti tidak
hangat jika dibandingkan dengan produk roti rumahan Intensitas yang tinggi dalam

Memiliki supply chain yang luas sehingga produk dapat samapi ke tangan konsumen dengan cepat dan
efisien
Sistem pendistribusian yang cepat Membangun jaringan dengan sistem keagenan Harga produk yang
terjangkau Memperoleh sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia

pendistribusian,sehingga meningkatkan biaya dalam distribusi Masih menggunakan bahan baku impor

Eksternal

Opportunities: Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di Indonesia yang tinggi Perubahan pola
konsumsi masyarakat Indonesia di kota-kota besar yang mulai berubah,

Strategi SO: Memanfaatkan peluang sedikitnya kompetitor

Strategi WO Memanfaatkan sedikitnya kompetitor

untuk memperluas pemasaran terutama di Pulau Sumatra dan Sulawesi dengan membuka pabrik baru,
memperbanyak

untuk menjangkau pasar seluas-luasnya dengan membuka pabrik di kota-kota strategis sehingga
mengkonsumsi roti sebagai pengganti nasi Belum terlalu banyak kompetitor untuk industri roti
berskala besar yang memiliki fasilitas produksi berkualitas tinggi pada proses produksinya. Lokasi
pemasaran berada dalam jangkauan wilayah pabrik

dapat menjangkau kota kota kecil disekitarnya Memanfaatkan semaksimal mungkin sistem

agen dan memperluas supply chine. Mengoptimalkan pendistribusian dengan mengelompokkan lokasi-
lokasi yang

keagenan dan supply chine yang luas untuk lebih memperbanyak konsumen dan lebih dekat dengan
konsumen. Memanfaatkan perubahan pola konsumsi

berada dalam jangkauan pabrik.

masyarakat modern dengan menawarkan berbagai varian rasa dengan harga yang terjangkau. Treath:
Industri roti adalah industri dengan persaingan sempurna, yang terdapat banyak kompetitor keluar
masuk dengan mudah. Banyak kompetitor dari industri rumahan atau kompetitor yang memiliki gerai
menyediakan produk yang masih hangat Selera dan cita rasa masyarakat Indonesia Strategi ST:
Strategi WT: Melakuakan sistem jaminan mutu agar bahan baku yang digunakan tetap terjaga
kualitasnya dan tidak samapai menggunakan bahan pengawet yang berlebihan untuk menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap pendistribusian dengan produk Mempelajari pola budaya masyarakat
untuk mengetahui cita rasa yang diingkan oleh konsumen mengingat budaya ikut

Memanfaatkan kepercayaan yang telah tertanam dimasyarakat untuk terus mengembangkan usaha
didalam persaingan yang semakin ketat dan mudahnya kompetitor yang terus keluar masuk dengan
mudah. Mengoptimalkan memanfaatkan supply chine yang luas agar sebisa mungkin produk sampai di
tangan konsumen dalam kondisi yang fresh meskipun tidak dalam kondisi hangat.

tergantung pada budaya setempat, dan Indonesia memiliki beragam budaya Isu penggunaan
bahan- bahan pengawet dan kualitas bahan baku Fuktuasi mata uang yang sering berubah karena
perseroan menggunakan bahan baku impor Kebijakan pemerintah mengenai UMR
mempengaruhi

Melakukan penghitungan yang tepat agar sebisa mungkin tetap menawarkan harga yang

terjangkau meskipun terjadi fluktuasi mata uang dan dan perubahan kebijakan UMR
6. Analisis Matriks Internal Eksternal

Tabel 2.4 Matriks Internal – Eksternal Berdasarkan hasil analisis matriks internal- eksternal diatas dapat
disimpulkan bahwa organisasi terdapat pada posisi sel IV. Dimana terlihat bahwa organisasi berada pada
posisi tumbuh dan membangun (build and growth). Strategi yang intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke
depan dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling tepat dalam menyusun strategi perusahaan.
Dari pilihan-pilihan strategi dari analisis SWOT dapat dikelompokkan dalam ketiga alternatif strategi,
sebagai berikut: a. Penetrasi pasar Memanfaatkan kepercayaan yang telah tertanam dimasyarakat
untuk terus mengembangkan usaha didalam persaingan yang semakin ketat dan mudahnya kompetitor
yang terus keluar masuk dengan mudah Melakukan penghitungan yang tepat agar sebisa mungkin
tetap menawarkan harga yang terjangkau meskipun terjadi fluktuasi mata uang dan dan perubahan
kebijakan UMR Mempelajari pola budaya masyarakat untuk mengetahui cita rasa yang diingkan oleh
konsumen mengingat budaya ikut mempengaruhi
b. Pengembangan pasar Memanfaatkan peluang sedikitnya kompetitor untuk menjangkau pasar
seluas-luasnya dengan membuka pabrik di kota-kota strategis sehingga dapat menjangkau kota kota
kecil disekitarnya Memanfaatkan semaksimal mungkin sistem keagenan dan supply chine yang luas
untuk lebih memperbanyak konsumen dan lebih dekat dengan konsumen. Memanfaatkan sedikitnya
kompetitor untuk memperluas pemasaran terutama di Pulau Sumatra dan Sulawesi dengan membuka
pabrik baru, memperbanyak agen dan memperluas supply chine. Mengoptimalkan pendistribusian
dengan mengelompokkan lokasilokasi yang berada dalam jangkauan pabrik. Mengoptimalkan
pendistribusian dengan memanfaatkan supply chine yang luas agar sebisa mungkin produk sampai di
tangan konsumen dalam kondisi yang fresh meskipun tidak dalam kondisi hangat.

c. Pengembangan produk Memanfaatkan perubahan pola konsumsi masyarakat modern dengan


menawarkan berbagai varian rasa dengan harga yang terjangkau Melakuakan sistem jaminan mutu agar
bahan baku yang digunakan tetap terjaga kualitasnya dan tidak samapai menggunakan bahan pengawet
yang berlebihan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap produk

7.

Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Tehnik ini secara obyektif menunjukkan strategis
mana yang terbaik,

merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif
secara obyektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal yang
diidentifikasikan sebelumnya.
Table 2.5 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Faktor Kunci Bobot

Penetrasi Pasar

Pengembangan Pasar

Pengembangan Produk

AS Kekuatan Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau 1 Jawa, Sumatra dan Sulawesi 2 Produk dengan
berbagai varian rasa 3 berhasil meraih penghargaan 4 Brand yang sudah di kenal oleh masyarakat 5
Memiliki supply chain yang luas 6 Sistem pendistribusian yang cepat 7 Membangun jaringan dengan
sistem keagenan 8 Harga produk yang terjangkau 9 Memperoleh Sertifikat halal dari MUI Kelemahan
Resiko terkontaminasi produk saat 1 pendistribusian 2 Produk memiliki masa kadaluwarsa yang 0,07 0,1
0,07 0,08 0,02 0,10 0,13 0,10 0,06 0,08 0,01 3 2 2 4

TAS

AS

TAS

AS

TAS
0,04 0,4 0,24 0,02 -

3443-

0,21 4 0,52 0,4 0,18 -

0,32 -

34

0,21 0,4
singkat 3 Belum menjangkau seluruh Pulau di Indonesia 4 Roti disajikan tidak dengan hangat 5 Intensitas
yang tinggi dalam pendistribusian 6 Menggunakan bahan baku impor 0,04 0,02 0,10 0,02 4 3 0,4 2 0,12 3
0,04 0,06

Peluang Peluang bisnis dalam pasar industri makanan 1 di Indonesia yang tinggi Perubahan pola
konsumsi masyarakat modern 2 di kota besar 3 Belum terlalu banyak kompetitor besar Lokasi
pemasaran berada dalam jangkauan 4 wilayah pabrik Ancaman Industri roti berada dalam pasar
persaingan 1 sempurna dimana kompetitor mudah untuk keluar masuk Banyak kompetitor industri
rumahan yang 2 menyediakan produk hangat 3 Selera masyarakat Indonesia yang beragam 0,12 0,13 3
0,39 3 0,36 0,09 4 0,36 0,15 4 0,6 0,15 0,12 3 0,45 3 0,36 0,09 4 0,36 -
Isu penggunaan bahan pengawet dan kualitas 4 bahan baku 5 Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah 6
Kebijakan pemerintah mengenai UMR Total 0,08 0,05 0,02 2 3 2 0,15 0,04 1,73 3,87 3 1,27 0,24
Hasil dari Matriks QSPM diatas menunjukkan TAS penetrasi pasar sebesar 1,73 ; TAS Pengembangan
pasar 3,87 ; TAS pengembangan produk 1,27. Dari ketiga alternatif strategi tersebut yang memiliki angka
tertinggi adalah pengembangan pasar, yang mengartikan bahwa strategi yang paling menarik untuk
diambil adalah strategi dalam pengembangan pasar. Dengan potensi internal dan lingkungan eksternal
yang ada, persero dapat memperluas pasar yang telah dijangkau sekarang dengan memperbanyak
jaringan dan memperluas wilayah. 8. Pembahasan PT. Nippon Indosari Coperindo menempati Matriks
Internal-Eksternal sel IV yang merupakan kelompok tumbuh dan berkembang (grow and build).
Alternatifalternatif strategi yang cocok dengan kelompok ini adalah strategi yang intensif, berkaitan
dengan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk. Hasil analisis QSPM
menunjukkan dari ketiga alternatif strategi tersebut yang paling menarik adalah pengembangan pasar.
Penggunaan dasar stategi pengembangan pasar adalah memperluas jaringan pasar. Dari analisis SWOT
telah didapatkan bebrapa alternatif-alternatif strategi yang dapat digunakan oleh persero, yaitu:
Memanfaatkan peluang sedikitnya kompetitor untuk menjangkau pasar seluas-luasnya dengan
membuka pabrik di kota-kota strategis sehingga dapat menjangkau kota kota kecil disekitarnya
Memanfaatkan semaksimal mungkin sistem keagenan dan supply chine yang luas untuk lebih
memperbanyak konsumen dan lebih dekat dengan konsumen. Memanfaatkan sedikitnya kompetitor
untuk memperluas pemasaran terutama di Pulau Sumatra dan Sulawesi dengan membuka pabrik baru,
memperbanyak agen dan memperluas supply chine. Mengoptimalkan pendistribusian dengan
mengelompokkan lokasilokasi yang berada dalam jangkauan pabrik. Mengoptimalkan pendistribusian
dengan memanfaatkan supply chine yang luas agar sebisa mungkin produk sampai di tangan konsumen
dalam kondisi yang fresh meskipun tidak dalam kondisi hangat
Segmentasi pasar yang dipilih oleh PT. Nippon Indosari Coperindo yaitu kalangan menengah keatas,
tetapi dengan harga produk yang ditawarkan sangat dimungkinkan konsumen yang dituju melipti
kalangan menengah kebawah. Selain itu perusahaan harus mampu memperluas wilayah baru maupun
pelosok sehingga dapat mencapi visi menjadi perusahaan roti terbesar di Indonesia. 9. Kesimpulan Di
dalam analisis SWOT, PT Nippon Indosari Coperindo tbk. terletak pada sel IV dan alternatif strategi yang
menarik untuk dipilih adalah berkaitan dengan pengembangan strategi. Terbukti saat ini persero telah
memiliki 8 pabrik produksi yang telah tersebar di Pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Pada tahun 2012
pabrik baru di bangun di Pulau Sumatra dan Sulawesi, saat ini di Pulau Sulawesi hanya terdapat 1 pabrik,
dan pulau Sumatra memiliki 2 pabrik. Mengingat produk yang dihasilkan adalah produk yang memiliki
masa kadaluwarsa yang singkat, jarak antara lokasi pabrik dengan kota-kota pemasaran ikut
menentukan pendistribusian. Dengan jarak yang dekat maka akan mempercepat pendistribusian produk
ke agen-agen atau ke konsumen. Jumlah agen dan supply chain yang luas merupakan salah satu elemen
penting dalam pengembangan pasar, saat ini sari rpti telah memiliki 300 agen yang tersebar di Jawa,
Bali, Sumatra dan Sulawesi. Hal ini menunjukkan bahwa stategi yang dipilih oleh persero berkaitan
dengan pengembangan pasar. Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperkuat
brand di masyarakat, yaitu melalui pemilihan brand ambassador pada tahun 2012.
BAB 3 BALANCED SCORE CARD DAN PEMETAAN RENCANA Masa depan merupakan suatu hal yang tidak
pasti, begitu juga dengan keadaan perekonomian semua negara. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia,
dibanding dahulu kala, perekonomian di Indonesia saat ini sudah sangat berubah, meskipun sudah
banyak ahli yang dapat memprediksikan keadaan perekonomian di masa depan, namun hal tersebut
hanyalah sebuah prediksi yang tidak dapat dipastikan kebenarannya. Khususnya pada industri roti
sendiri, setiap produsen roti dituntut untuk dapat memperhitungkan segalanya dengan sangat tepat
serta teliti. Dikarenakan sifat produk roti itu sendiri yang merupakan suatu jenis makanan yang tidak
tahan lama, sehingga apabila ada kesalahan perhitungan produksi, keadaan pasar serta distribusi, maka
akan menyisakan produk roti yang sudah basi dan tidak dapat dijual kembali, sehingga tentunya akan
menyebabkan kerugian bagi produsen roti tersebut. Untuk menghadapi keadaan yang tidak dapat
diprediksi tersebut, maka setiap perusahaan hendaknya harus menyusun strategi yang terperinci serta
terencana dengan matang sehingga ketika sebuah perusahaan menghadapi hambatan atau
permasalahan yang berasal dari internal maupun eksternal, maka perusahaan dapat melakukan strategi
yang baik untuk menghadapi serta bertahan melewati hambatan tersebut. Berdasarkan data yang
diperoleh, dapat dilihat PT Nippon Indosari Coperindo tbk. mengalami peningkatan laba pada tahun
2011 apabila dibandingkan dengan tahun 2010, namun peningkatan laba yang dialami oleh PT Nippon
Indosari Coperindo tbk. tersebut belum sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan. Selain itu
data yang didapat hanyalah perbandingan pencapaian dari satu tahun dengan tahun sebelumnya untuk
aspek keuangan. Sehingga berdasarkan data

tersebut hanya dapat dipergunakan untuk merumuskan strategi jangka pendek. Sedangkan dalam
perumusan strategi jangka panjang perusahaan, haruslah berdasarkan pengukuran kinerja dari berbagai
perspektif lainnya yang ada dalam
perusahaan tersebut seperti perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan juga perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan. Seperti pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, PT Nippon
Indosari Coperindo tbk. memiliki sumber daya manusia yang sebagian besar merupakan pekerja-pekerja
yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga menyulitkan perusahaan dalam memberikan
tanggung jawab serta kewajiban. Berdasarkan data yang dimiliki perusahaan, sumber daya manusia
yang bekerja di PT Nippon Indosari Coperindo tbk. didominasi oleh pegawai yang memiliki tingkat
pendidikan terakhir SMP disusul SMA dan yang paling sedikit, adalah dengan tingkat pendidikan SD.
Perspektif non finansial tersebut juga harus menjadi pertimbangan karena dapat menyulitkan PT Nippon
Indosari Coperindo tbk. dalam merancang peta strategi, dikarenakan strategi yang disusun sebelumnya
hanyalah berdasarkan pengukuran kinerja dari aspek finansial. Sehingga dalam perancangan peta
strategi diperlukan suatu metode yang menggambarkan keadaan dari keseluruhan aspek yang terdapat
dalam PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Perancangan Peta Strategi yang Sesuai Dengan Kondisi PT
Nippon Indosari Coperindo tbk. Perancangan peta strategi memiliki keterkaitan antara visi, misi, dan
analisis SWOT perusahaan dengan pengukuran empat perspektif dalam balanced scorecard, sesuai
dengan visi perusahaan maka perancangan peta strategi diawali dari

mengukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: 1. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada karyawan dari PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
dapat diketahui hasil pengukuran yang telah diolah dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan PT Nippon Indosari Coperindo tbk.

Rata-Rata Perspektif Tolak Ukur Kinerja Perusahaan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Daya
Dukung 4 Teknologi Kompetensi Karyawan Rata-Rata 3,8 3,4 Komitmen Karyawan 4

Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa komitmen karyawan berada pada angka 4,
daya dukung teknologi juga berada pada angka 4, tetapi kompetensi karyawan berada pada angka 3,4
dengan rata-rata keseluruhan 3,8. Oleh karena itu dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dikarenakan indikator kompetensi karyawan terlihat masih rendah maka dalam peta strategi yg akan
dirancang perusahaan harus meningkatkan keahlian karyawan.

2. Perspektif Proses Bisnis Internal Untuk melakukan pengukuran terhadap proses bisnis internal, maka
disebarkan kuisioner untuk mengetahui pendapat dari pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo tbk,
dengan hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pengukuran Perspektif Proses Bisnis Internal PT Nippon Indosari Coperindo tbk.

Rata-Rata Perspektif Tolak Ukur Kinerja Perusahaan Perspektif Proses Internal Proses Produksi 3.8
Inovasi Bisnis Produk 4

Rata-rata

3,9

Dari hasil pengolahan diatas, diketahui inovasi dari produk berada pada posisi 4 yang menunjukan
bahwa pelanggan menyetujui variasi rasa dari produk telah memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan
untuk proses produksi berada pada angka 3,8, Oleh karena itu dalam perspektif proses bisnis internal
dalam peta strategi yg akan dirancang perusahaan adalah roti yang berkualitas. 3. Perspektif Pelanggan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada pelanggan setia dari PT Nippon Indosari Coperindo
tbk. dapat diketahui hasil pengukuran yang telah diolah dari perspektif pelanggan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pengukuran Perspektif Pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo tbk.

Rata-Rata Perspektif Tolak Ukur Kinerja Perusahaan Perspektif Pelanggan Kepuasan Pelanggan 3,8
Retensi Pelanggan yang Setia Rata-Rata

3,9

3,85

Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa kepuasan pelanggan berada pada angka 3,8
dan retensi pelanggan setia berada pada angka 3,9 dengan rata-rata keseluruhan 3,85. Maka pada
perspektif pelanggan dalam peta strategi yg akan dirancang, tujuan strategisnya adalah kepuasan
pelanggan dan pelanggan yang setia. 4. Perspektif Keuangan

Tabel 3.4 Pengukuran Perspektif Keuangan PT Nippon Indosari Coperindo tbk.

Tahun Ukuran 2010 ROA NPM Current Ratio 8,14 % 12,54 % 24.06 % 2011 12,84 % 24,89 % 26.79 %
4,7% 12,54% 2,73% Perubahan

Rata-Rata Kinerja Perusahaan 10,49% 18,72% 25,43 %

Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa ROA mengalami peningkatan sebesar 4,7%
sehingga hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan lebih efektif dalam memanfaatkan seluruh
sumber daya yang dimilikinya. Untuk Nett Profit Margin pun telah diketahui bahwa dari tahun 2010
sampai 2011 mengalami peningkatan sebesar 12,54% hal tersebut menunjukan semakin baiknya kinerja
keuangan perusahaan. Untuk current ratio pun mengalami angka kenaikan sebesar 2,73% . Setelah
melakukan penghitungan ROA, NPM, dan current ratio maka dapat disimpulkan pada perspektif
keuangan dalam peta strategi yg akan dirancang, tujuan strategisnya adalah profit yang meningkat.
Perancangan Peta Strategi PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner karyawan dalam perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus meningkatkan keahlian karyawan sehingga
dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab yang diberikan dengan baik. Setelah meningkatkan
keahlian karyawan, perusahaan mengharapkan setiap sumber daya manusia yang ada dapat bekerja
secara maksimal sehingga akan mendorong karyawan untuk menghasilkan produk yang berkualitas
sesuai dengan keinginan pelanggannya. Dengan terjaganya kualitas produk, tentunya hal ini akan
berpengaruh pada perspektif pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Pada perspektif pelanggan
ini sasaran strategi yang diinginkan oleh perusahaan adalah meningkatnya kepuasan pelanggan dan
jumlah pelanggan setianya. Meningkatnya jumlah pelanggan setia dari PT Nippon Indosari Coperindo
tbk., secara tidak langsung akan berpengaruh pada meningkatnya profit perusahaan pada perspektif
keuangan. Sehingga dapat dirancang peta strategi seperti berikut:
Analisis Perkiraan Kinerja PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Berdasarkan Hasil Pengukuran Balanced
Scorecard Sesuai dengan Peta Strategi yang Sudah Dirancang Setelah dirancangnya peta strategi yang
berlandaskan empat perspektif pada metode balanced scorecard, berdasarkan analisis data dan
interview yang dilakukan dengan perusahaan, maka didapatkan hasil perkiraan kinerja perusahaan
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Perkiraan Kinerja Nippon Indosari Coperindo tbk.

Evaluasi Akhir Perspektif Ukuran Target Bobot Hasil Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan:
Komitmen karyawan Daya dukung teknologi Kompetensi karyawan Perspektif Proses Internal:
Inovasi Produk Proses Produksi Perspektif Pelanggan: Kepuasan pelanggan Retensi pelanggan setia
Tingkat kepuasan dan tingkat 4 10% 3,9 4 10% 3,8 ≤4→5 3 - 3,9 → 4 2 - 2,9 → 3 1 - 1,9 → 2 0 - 0,9 → 1 4
0,4 4 0,4 Bisnis Tingkat pencapaian 4 10% 3,8 4 10% 4 ≤4→5 3 - 3,9 → 4 2 - 2,9 → 3 1 - 1,9 → 2 0 - 0,9 →
1 4 0,4 5 0,5 4 10% 3,4 Tingkat kemampuan karyawan 4 4 10% 10% 4 4 ≤4→5 3 - 3,9 → 4 2 - 2,9 → 3 1 -
1,9 → 2 0 - 0,9 → 1 4 0,4 5 5 0,5 0,5 Skala Skor (1-5) Skor x Bobot

retensi
Perspektif Keuangan: Tingkat ROA NPM Current Ratio pencapaian 15% 15% 15% 10% 10% 18,72%
25,43% 10% 10,49% ≤ 15% → 5 12% - 14,9% → 4 9% - 11,9% → 3 6% - 8,9% → 2 3% - 5,9% → 1 5 5 0,5
0,5 3 0,3

Total

100%

4,4

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa perancangan peta strategi dengan mengukur kinerja perusahaan
menggunakan metode balanced scorecard untuk PT Nippon Indosari Coperindo tbk, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kinerja PT Nippon Indosari Coperindo tbk. berada dalam posisi baik tetapi ada
beberapa indikator yang belum mencapai target; seperti kompetensi karyawan, proses produksi,
kepuasan pelanggan, retensi pelanggan yang setia, dan juga return on asset.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk PT
Nippon Indosari Coperindo tbk. adalah perusahaan hendaknya menjalankan peta strategi yang telah
dirancang sehingga dapat mencapai sasaransasaran strategis yang telah ditetapkan dan PT Nippon
Indosari Coperindo tbk. hendaknya memperhatikan kompetensi karyawan, proses produksi, kepuasan
pelanggan, reterensi pelanggan setia, dan ROA dikarenakan angkanya yang belum memenuhi target.
BAB 4 FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN (Key Success Factors) Terdapat tiga kunci sukses dari Sari Roti
yaitu pemilihan bahan baku, proses pembuatan dan distribusi. Pemilihan bahan baku dilakukan secara
ketat sesuai standar. Proses pembuatan roti terdiri dari beberapa tahap yang akan dijelaskan secara rinci
dibawah ini. Sedangkan untuk pendistribusian produk, dilangsungkan dalam 24 jam sehari. Berikut
adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tiga kunci sukses Sari Roti. 1. Pemilihan Bahan Baku Untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, salah satu faktor yang sangat berperan adalah pemilihan bahan
baku. Bahan baku yang berkualitas akan memberikan hasil dengan kualitas yang cukup baik. Dalam
proses pembuatan Sari Roti, bahan baku dipilih melalui proses seleksi yang ketat sesuai standar yang
telah ditetapkan di internal perusahaan. Bahan baku yang terpilih harus memenuhi syarat dapat
memberikan hasil berupa roti yang berkualitas, baik dari segi penampakan, tekstur, aroma, hingga rasa.
Selain itu, bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan halal agar dapat menjamin status
kehalalan roti yang dihasilkan. Bahan baku yang dikirim oleh Pemasok diperiksa terlebih dahulu melalui
proses yang cukup ketat, dengan tujuan agar Pemasok yang telah terpilih dapat menjaga konsistensi
kualitas dari bahan baku yang diterima. Bahan baku yang diterima selanjutnya disimpan di gudang
bahan baku sesuai dengan persyaratan standar penyimpanan masing-masing bahan. Pada saat proses
pembuatan roti akan dimulai, bahan baku ditimbang sesuai dengan standar formulasi yang telah
ditetapkan. Operator yang bertugas harus memastikan bahwa masing-masing bahan baku yang
digunakan telah ditimbang dengan benar agar dapat menjaga konsistensi kualitas roti yang dihasilkan.
2. Proses Pembuatan Roti Dalam proses pembuatan roti, terdapat beberapa metode yang digunakan.
Metode pertama dengan satu kali pencampuran dan metode kedua dengan dua kali pencampuran.
Metode satu kali pencampuran terdapat pada straight dough mixing dan no time dough mixing.
Sedangkan metode dua kali pencampuran terdapat pada sponge and dough mixing. Masing-masing
metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam proses pembuatan roti, Sari Roti menggunakan
metode sponge and dough mixing. Metode ini memiliki kekurangan berupa proses yang diperlukan
memerlukan waktu yang lebih lama, namun kelebihannya adalah dapat memberikan roti dengan
kualitas terbaik, baik dari segi tekstur, kelembutan, aroma, dan rasa dari roti yang dihasilkan. Pada
kemasan Sari Roti selalu tercantum kode produksi dan dilengkapi dengan tanggal kadaluarsa, yang
menyatakan roti baik untuk dikonsumsi sebelum tanggal yang tertera pada kemasan. Khusus untuk roti
tawar Sari Roti, tanggal baik sebelum tertera pada kwiklok atau penjepit kemasan roti. Roti yang telah
dikemas selanjutnya akan dilewatkan terlebih dahulu pada metal detector. Hal ini bertujuan agar roti
yang akan dijual kepada konsumen bebas dari kontaminasi fisik dan tidak membahayakan konsumen.
Proses metal detecting ini juga merupakan salah satu bagian implementasi sistem HACCP (Hazard
Analysis and Critical Control Point ) pada proses pembuatan SARI ROTI. Roti yang telah lolos dari metal
detector selanjutnya akan disusun pada krat khusus, diserahkan kepada gudang Finished Goods dan siap
untuk didistribusikan. 3. Distribusi Proses pendistribusian produk Sari Roti berlangsung selama 24 jam.
Dan untuk menjamin bahwa produk yang sampai kepada konsumen adalah
produk yang fresh, Sari Roti dibuat setiap hari, sehingga setelah selesai diproduksi, akan segera
dikirimkan kepada konsumen, baik melalui jalur traditional market maupun modern market. Dengan 8
pabrik yang ada saat ini yang tersebar di daerah Bekasi (Jawa Barat), Pasuruan (Jawa Timur), Semarang
(Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), Palembang (Sumatera Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan)
hingga saat ini Sari Roti akan mudah didapatkan. Untuk mempertahankan posisinya Sari Roti akan selalu
mengutamakan kepuasaan konsumen di semua channel dan menjamin ketersedian produk di semua
channel. Juga, menyediakan produk terbaiknya untuk konsumen.
BAB 5 DAFTAR PUSTAKA Dariyanto, Yudha. Analisa Perumusan Strategi Bersaing Pada PT. Buanakarya
Adi Mandiri Pengembang Perumahan Permata Jingga Kota Malang. Jurnal. David, R. Fred. Manajemen
Strategi. 2009. Jakarta: Salemba Empat. Chairunnas, Dicky. 2011. Analisis Strategi Perusahaan Dengan
Pendekatan SWOT Pada PT. Petrokimia Gresik. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya
Malang. Fardela, Agnis. Analisis Strategi Agresif Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang
Probolinggo. Jurnal. Marnelly, T. Romi. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR): Tinjauan Teori dan
Praktek di Indonesia. Jurnal. Sandy, Ranisa Nadilla. Manajemen Strategi pada Freakinshop. Jurnal.

Anda mungkin juga menyukai