Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN HASIL

SURVEI MAWAS DIRI (SMD)


KATA PENGANTAR
DAN
MUSYAWARAH MASYARAKAT
Puji dan syukur penulis panjatkan DESA
kehadirat Allah SWT., yang (MMD)
atas berkat dan

kuasaNya, sehingga dapat menyelesaikan laporan ini. Survei Mawas Diri (SMD) dan
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKU ALAM
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Puskesmas Paku Alam yang merupakan

TAHUN 2018
kebutuhan penting dalam menggambarkan kualitas kinerja pelayanan yang integratif

dalam menentukan arah pola-pola perbaikan yang lebih positif demi tercapainya derajat

kesehatan seutuhnya.

Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian

masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh Kader dan Tokoh masyarakat setempat

dibawah bimbingan Kepala Desa/ Kelurahandan petugas kesehatan (petugas puskesmas,

Bidan Desa). (depkes RI,2007).

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan perwakilan warga desa

untuk membahas hasil survey Mawas diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan

masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD. (Wrihatnolo,2007).

Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, maka pelaksanaan Survei Mawas

Diri masyarakat dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan

masyarakat terhadap kinerja layanan yang diberikan dan perubahannya secara

berkelanjutan, demi mencapai sasaran strategi sesuai dengan target pancapaan indeks

kepuasan masyarakat.

Laporan ini akan dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Usulan

Kegiatan Tahun 2017 dan Rencana Lima Tahunan periode 2017 s/d 2021 , dengan

pendekatan Top Down dan Bottom Up.

Hasil survei dapat diimplementasikan sebagai kajian strategis bagi pemerintah

daerah maupun unit pelayanan kesehatan terkait dalam merencanakan kebijakan guna

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik yang berkesinambungan

dengan tolak ukur kepuasan masyarakat.

Upaya survei kepuasan yang dilakukan bersifat publik, transparan dan reliabel

secara bertanggung jawab sesuai kaidah etika penelitian yang berlaku. Semoga hasil

survei ini membawa harapan besar dalam memperbaharui sektor layanan kesehatan

khususnya di wilayah Kecamatan Serpong Utara umumnya di wilayah Kabupaten Kota


Tangerang Selatan.

Tangerang Selatan, November 2018

Kepala UPT. Puskesmas Paku Alam

dr. Adji Darmo

NIP. 19810910 201001 1 017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amandemen Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

telah mengatur beberapa hak asasi manusia di bidang kesehatan. Pada pasal 28H

dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan.

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial

dan ekonomis (Pasal 1 Angka 1 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). Aspek

kesehatan merupakan dasar pengakuan derajat kemanusiaan. Tanpa adanya

kesehatan, maka individu masyarakat menjadi tidak sederajat secara kondisional

yang menghambat pemerolehan hak-hak hidup lainnya.

Proses penerimaan hak-hak kesehatan atas individu masyarakat perlu

diakomodir secara mudah agar tersampaikan secara adil pada segala fasilitas

pelayanan kesehatan. Termasuk salah satunya pelayanan puskesmas sebagai garda

depan pelayanan masyarakat secara terpadu yang berkontribusi langsung terhadap

analisis situasi kesehatan di setiap daerah.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun

2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 1 Angka 2 menjelaskan bahwa

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya. Derajat kesehatan masyarakat merupakan poin utama

upaya kesehatandalam menggerakan perilaku hidup sehat masyarakat dengan cara

memelihara kesehatannya melalui pemanfaatan puskesmas secara promotif.

Keuntungan masyarakat dalam mengakses puskesmas secara strategis

yaitu jarak yang lebih terjangkau,pembiayaan yang murah, dan efektif dalam

mengurangi kemungkinan risiko penyakit melalui pemeliharaan kesehatan rutin

secara preventif. Pengembangan puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat


(health centre) seutuhnya diperlukan suatu upaya strategi kemandirian Puskesmas

dengan mengkolaborasikan kegotong-royongan masyarakat secara terpadu dalam

proses penegakan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

Masyarakat secara internal lebih memahami dan mengenal kondisi

kesehatan diri dan keluarganya serta kebutuhan yang diharapkannya. Maka

Puskesmas sebagai pemangku layanan kesehatan harus merespon dan mengelola

kesehatan masyarakat yang dibutuhkannya untuk memperoleh tempat di mata

masyarakat. Kondisi kemitraan masyarakat dan puskesmas dalam aspek pelayanan

akan menumbuhkan pola-pola sistem dan nilai kepercayaan sebagai esensi yang

vital dalam mengembangkan fungsi Puskesmas secara berkelanjutan ke depannya

sesuai harapan masyarakat.

Guna keberlangsungan mewujudkan cita-cita kesehatan sesuai harapan

masyarakat, maka diperlukan upaya eksplorasi untuk mengenal realitas keadaan

masalah yang sesungguhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan survey

lapangan dalam menggali potensi kesehatan yang ada di masyarakat, melalui Survey

Mawas Diri (SMD) yang hasilnya diintegrasikan dengan implementasi penyelesaian

masalah secara terpadu melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman

Manajemen Puskesmas menjelaskan bahwa Survei Mawas Diri adalah kegiatan

untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang

dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.

Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta

peluang-peluang yang dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh

masyarakat sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat digerakkan untuk berperan

serta aktif memperkuat upaya-upaya perbaikannya, sesuai batas kewenangannya.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka UPTD Puskesmas

Paku Alam turut beperan serta mengupayakan optimalisasi kesehatan masyarakat

secara manajemen melalui penyusunan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD) Tahun 2018.

B. Landasan Dasar
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang

Pusat Kesehatan Masyarakat

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015

tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,

dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 44 Tahun 2016 tentang

Pedoman Manajemen Puskesmas

C. Tujuan

Tujuan penyusunan laporan ini dalam rangka Survei Mawas Diri yang

dimaksudkan untuk :

1. Mengetahui keadaan tingkat kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Paku Alam Tahun 2018.

2. Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat di Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Paku Alam Tahun 2018.

3. Mengetahui potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan di

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Paku Alam Tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Mengembangkan nilai-nilai kesehatan secara teori berdasarkan kebiasaan

perilaku hidup sehat masyarakat dalam mendorong pengembangan konsep

strategi kesehatan yang efektif dan efisien.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Pemerintah/Dinas Kesehatan

Sebagai upaya menyediakan bahan informasi yang faktual secara

empirik guna memfasilitasi dukungan peran serta dalam pengembangan

puskesmas secara terpadu.

b) Bagi Puskesmas
Menilai kebutuhan kesehatan masyarakat dalam upaya

merencanakan strategi promosi kesehatan secara terpadu dengan

memperhatikan data surveilans yang kongkrit sesuai kesehatan komunitas

c) Bagi Masyarakat

Meningkatkan pemahaman dalam mengidentifikasi kebutuhan

kesehatan masyarakat di lingkungan keluarga sekaligus meningkatkan

keterlibatannya terhadap upaya-upaya penyelesaian masalah kesehatan

secara mandiri dan terpadu.

BAB II
KERANGKA ACUAN KEGIATAN SURVEI MAWAS DIRI

A. Kerangka Pemikiran

Kesehatan merupakan aspek penting dalam tujuan pembangunan

berkelanjutan untuk menjamin hak-hak hidup atas kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat. Kesehatan masyarakat merupakan pioner yang mencerminkan realitas

kesejahteraan masyarakat yang perlu senantiasa tumbuh dan berkembang seiring

dengan kesadaran masyarakat terhadap hidup sehat.

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu aspek pelayanan public

yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dalam implementasinya pelayanan

kesehatan perlu memenuhi asumsi kebutuhan masyarakat dalam mengakomodir

segala kebutuhan yang diperlukan guna mencapai upaya kesehatan seutuhnya.

Kontribusi pemenuhan kebutuhan dan harapan masyarakat akan

menumbuhkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap upaya pelayanan kesehatan

yang unggul. Kepercayaan akan terbentuk dari usaha-usaha yang dilakukan dalam

memecahkan dan menuntaskan masalah kesehatan di masyarakat. Sehingga rendah

tingginya tingkat usaha kesehatan yang dilakukan sangat menentukan terhadap

keberlangsungan fasilitas layanan ke depannya terkait dengan kepercayaan dan

kesadaran publik. Untuk terselengaranya upaya kesehatan bermutu bagi masyarakat

di wilayah kerjanya, maka Tim Manajemen Puskesmas harus mampu bekerja

dengan baik dan profesional, dibawah koordinasi dan supervisi kepala Puskesmas

yang menjalankan fungsi kepemimpinannya yang baik dan tepat sesuai situasi dan

kondisi. Upaya kesehatan yang diberikan harus selalu memperhatikan kepentingan,

kebutuhan dan harapan masyarakat sebagai konsumen eksternal, kepentingan dan

kepuasan dari seluruh staf Puskesmas sebagai konsumen internal, serta pemerintah

daerah kabupaten/kota sebagai pemilik/owner.

Optimalisasi kesehatan masyarakat tidak akan tumbuh dengan

sendirinya. Dalam pencapaiannya diperlukan suatu gerakan implementasi gagasan

yang realistis dengan mempergunakan sistem atau cara-cara yang sistematis,

sehingga upaya yang dilakukan dapat diterima di masyarakat sekaligus memperoleh

kemanfaatan hasil sesuai tujuan kesehatan.


Dalam kerangka sistem tata kelola diperlukan suatu kemandirian,

mengingat karakteristik lahan maupun area masyarakat secara etnis cenderung

berbeda-beda. Hal inilah yang melandasi diperlukannya suatu analisis identifikasi

kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kesehatan secara terpadu melalui upaya

Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyarah Masyarakat Desa (MMD) di Puskesmas

Paku Alam Tahun 2018

B. Kebijakan Survei Mawas Diri

Kebijakan Kepala Puskesmas terhadap Survei Mawas Diri UPT

Puskesmas Paku Alam berlandaskan atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,

Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi,

dinyatakan bahwa: Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan mulai dari

pelaksanaan survei mawas diri, keterlibatan dalam perencanaan kegiatan, monitoring

dan evaluasi. Penilaian kebutuhan masyarakat dilakukan dengan melakukan

pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat, sektor terkait, dan kegiatan survei

mawas diri, serta memperhatikan data surveilans untuk kemudian dilakukan analisis

kesehatan komunitas (community health analysis) sebagai bahan penyusunan

rencana Puskesmas.

Pembahasan dengan masyarakat dapat dilakukan melalui

SurveiMawas Diri (SMD), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD),

maupunpertemuan-pertemuan konsultatif dengan masyarakat. Kepala Puskesmas

menetapkan kebijakan yang mewajibkan Penanggung jawab dan Pelaksana UKM

Puskesmas untuk memfasilitasi peran serta masyarakat dan sasaran dalam survei

mawas diri, perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan UKM

Puskesmas.

C. Rencana Pelaksanaan Survei Mawas Diri

Pelaksanaan survei mawas diri berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

sebagai berikut :

1. Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan masalah yang

dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi


masalah tersebut. Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya,

serta peluang-peluang yang dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk

diidentifikasi oleh Kader dan masyarakat sendiri, agar selanjutnya masyarakat

dapat digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat upaya-upaya

perbaikannya, sesuai batas kewenangannya

2. Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer dan data sekunder,

pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada dan membangun

kesepakatan bersama masyarakat dan kepala desa/kelurahan, untuk bersama-

sama mengatasi masalah kesehatan di masyarakat.

3. Instrumen SMD disusun Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi dan masalah

yang akan ditanggulangi Puskesmas. Instrumen yang disusun mencakup format

pendataan yang dilakukan wakil masyarakat yang dapat mengidentifikasi

masalah kesehatan masyarakat dan dapat memberi informasi tentang: 

Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita; Status imunisasi dan status gizi

balita; Kondisilingkungan permukiman/rumah tempat tinggal; Kondisi rumah,

ketersediaan air bersih layak konsumsi, cakupan jamban sehat, Sarana

Pembuangan Air Limbah (SPAL) di rumah tangga; Perawatan balita sehat dan

sakit; Upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan balita (tumbuh kembang, gizi

seimbang, imunisasi, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), dll); Peranan

keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKBM); Peranan keluarga pada kegiatan UKBM; dan atau

Pertanyaan lain yang dianggap perlu untuk mengetahui permasalahan yang

dihadapi masyarakat.

D. Penilaian Survei Mawas Diri

Upaya penilaian hasil SMD sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat

Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, yaitu :

1. Penilaian kebutuhan masyarakat dilakukan dengan melakukan pertemuan

dengan Kader, tokoh-tokoh masyarakat, sektor terkait, dan kegiatan survei

mawas diri, serta memperhatikan data surveilans untuk kemudian dilakukan

analisis kesehatan komunitas (community health analysis) sebagai bahan


penyusunan rencana Puskesmas.

2. Pembahasan dengan masyarakat dapat dilakukan melalui Survei Mawas Diri

(SMD), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), maupun pertemuanpertemuan

konsultatif dengan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan

mulai dari pelaksanaan survei mawas diri, perencanaan kegiatan, monitoring

dan evaluasi kegiatan Puskesmas

E. Proses Perumusan Masalah

Perumusan masalah survei mawas diri berpedoman pada Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen

Puskesmas sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah

Dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut

jenis upaya, target, pencapaian, dan masalah yang ditemukan. Masalah

dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who, When, Where, Why and

How/Apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, kapan masalah itu

terjadi, dimana masalah itu terjadi, kenapa dan bagaimana masalah itu terjadi).

2. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah

Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi masalah, ketidak

tersediaan teknologi yang memadai atau adanya keterkaitan satu masalah

dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan jalan

kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan dapat ditempuh dengan

menggunakan kriteria lain. Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat

mempergunakan berbagai macam metode seperti metode USG (Urgency,

Seriousness, Growth) dan sebagainya. Metode USG: Urgency, Seriousness,

Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu

yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi,

keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1

– 10.

3. Mencari Akar Penyebab Masalah

Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari akar


penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan

data di Puskesmas.

4. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah

Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan kesepakatan di

antara anggota tim dengan didahului brainstorming (curah pendapat). Bila

tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara pemecahan masalah.

F. Umpan Balik Analisis Kebutuhan dan Harapan

Umpan balik survei mawas diri berlandaskan pada Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

bahwa keluaran hasil analisis situasi dari hasil SMD dan MMD ditindaklanjuti

dengan usulan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat desa/kelurahan sesuai

harapan rasional masyarakat desa/kelurahan yang dilakukan melalui upaya

Identifikasi Kebutuhan dan Harapan masyarakat.

BAB III

PROSEDUR TEKNIS DAN PELAKSANAAN SURVEI MAWAS DIRI (SMD)


DAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

A. Prosedur

1. Metode dan Pendekatan

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Descriptive Research yaitu

metode dalam proses penelitian yang digunakan berdasarkan masalah yang

relevan untuk diteliti dalam menemukan solusi atas fenomena yang terjadi

dalam permasalahan tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu pendekatan kualitatif secara behaviouristik untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian masyarakat secara holistic

terhadap upaya perilaku hidup bersih dan sehat dalam survei mawas diri.

Penerapan penelitian kualitatif dimaksudkan ingin memusatkan penelitian pada

prinsip-prinsip umum pelayanan kesehatan yang mendasari wujud satuan gejala

yang ada serta bertujuan memahami situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi

dan kelompok. Penggunaan pendekatan kualitatif dengan metode pengamatan

terlibat dan wawancara sangatlah cocok karena dapat mengasilkan data

deskriptif tentang strategi manajemen kesehatan dalam meningkatkan mutu

pelayanan

2. Prinsip-Prinsip Pendekatan

Prinsip-prinsip pendekatan kualitatif yang digunakan memiliki keunggulan

yaitu :

a) Peneliti kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses, bukan pada

hasil atau produk

b) Peneliti kualitatif tertarik pada makna, bagaimana orang membuat hidup,

pengalaman.dan struktur kehidupannya masuk akal

c) Peneliti kualitatif merupakan instrument pokok untuk pengumpulan dan

analisis data. Data didekati melalui instrumen manusia, bukan melalui

inventaris, daftar pertanyaan atau alat lain.

d) Peneliti kualitatif melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik

berhubungan dengan orang, latar belakang, lokasi atau intuisi untuk

mengamati atau mencatat perilaku dalam latar alamiahnya

e) Peneliti kualitatif bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik proses


makna dan pemahaman yang di dapat melalui kata atau gambar

f) Proses penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membangun abstrak.

konsep, proposisi, dan teori.

3. Lokasi, Waktu dan Sumber Data

a) Lokasi

Kegiatan ini berlokasi di wilayah kerja UPT Puskesmas Paku Alam. Subjek

penelitian ini bersifat kualitatif adalah batasan masalah yang ditetapkan

yang menjadi pokok kajian penelitian yang sifatnya sangat urgen, penting

untuk dipecahkan yang berada dalam situasi sosial yang meliputi tempat

(place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity). Adapun subjek penelitian

ini meliputi situasi sosial yang terdiri dari seluruh komponen individu

masyarakat desa yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Paku Alam.

diantaranya komponen individu keluarga, masyarakat desa, termasuk

aparatur pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, maupun kader yang

ada di desa setempat.

b) Waktu

Waktu kegiatan survei mawas diri diakukan pada bulan September 2018

dan dan musyawarah masyarakat desa pada bulan Desember 2018

(terlampir).

Jenis Kelamin

Usia
Kepuasan masyarakat

Pendidikan

Pekerjaan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

c) Sumber Data

Sumber data pelaksanaan kegiatan ini diperoleh dari sumber

yang meliputi:

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumbernya secara langsung
diamati dan dicatat. Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh

adalah dari hasil survei mawas diri dalam pendataan individu keluarga

maupun hasil musyawarah masyarakat desa.

2) Data sekunder, data yang diperoleh dari data Puskesmas yang sudah

ada sebelumnya dan diolah yang mempunyai hubungan masalah yang

diteliti secara tidak langsung.

4. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan ini dilakukan oleh Kepala UPT Puskesmas Paku Alam,

dibantu seluruh Staf Pelaksana unit terkait yang sesuai tanggung jawabnya

memiliki tugas dan fungsi dalam mengimplementasikan kegiatan Survei Mawas

Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Dalam upaya

pencapaian pelaksanaan kegiatan yang optimal, hal ini didukung pemberdayaan

berbagai elemen/stakeholders yang terlibat secara positif dalam kegiatan ini

meliputi: Aparatur Masyarakat Desa, Kader-Kader Kesehatan dan Sosial

Kemasyarakatan, Tokoh-Tokoh Masyarakat, dan Institusi Lembaga

Kemasyarakatan.

5. Konsep

Konsep pengembangan survei mawas diri dan musyawarah masyarakat desa

yang dilakukan pengembangannya dalam kajian ini sebagai bahan analisis

identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap upaya kesehatan

masyarakat secara terapdu digambarkan dengan uraian sebagai berikut :

Gambar 3.2 Kerangka Konsep SMD dan MMD Puskesmas Paku Alam

Survei Indikator Upaya Kesehatan


Akses pelayanan dan Proses Analisis Hasil
Mawas Diri SMD
(SMD) Pembiayaan Kesehatan
Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Analisis Situasi
Puskesmas Prioritas Masalah
Gizi dan Imunisasi
Surveilans Proyeksi
Rumah dan lingkungan
Perilaku Angota Keluarga
Ekonomi
Kesehatan Remaja
Kesehatan Lansia
Feed Back
Upaya Pembahasan dan Kajian
Musyawarah (Umpan Balik Perumusan masalah)
Dampak Masalah
Masyarakat
Desa (MMD)

Implementasi Hasil terhadap


Indentifikasi Kebutuhan dan
Harapan Masyarakat

B. Teknis Pelaksanaan

1. Pengumpulan Data

Jenis Penelitan ini adalah penelitian deksriptif kualitatif, dimana penelitian

dilakukan dengan mendeskripsikan serta menganalisis data dengan tujuan

utama untuk memberikan gambaran mengenai suatu keadaan secara objektif

yang bersifat aktual.

Rancangan penelitian yang digunakan berupa wawancara dengan tujuan

membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program

dan hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program

tersebut.

2. Metode Pelaksanaan Survei

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah hanlon kuantitatif dan

kualitatif.

3. Variabel Survei

Variabel untuk melakukan survei kepuasan tersebut dibagi atas 2 (dua) bagian

yaitu Variabel Independen : Karakteristik Masyarakat meliputi jenis kelamin,

usia, pendidikan, dan pekerjaan, sedangkam Variabel Dependen yaitu indikator

kepuasan masyarakat.

Dari hasil pengamatan tersebut dianalisis suatu refleksi yang menghubungkan

secara keseluruhan hasil survei yang sahih dan absah. Adapun kisi-kisi
instrumen survei maswas diri yang digunakan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Instrumen Observasi Survei Mawas Diri Puskesmas Paku Alam Tahun 2018

N Variabel Definisi Operasional Cara Alat Ukur Hasil Ukur Skala


o Penelitian Ukur Ukur

VARIABEL INDEPENDEN

1 Jenis Status gender respon Angket Koesioner 1. Laki-laki Nominal


Kelamin masyarakat 2. Perempuan
2 Umur Rentang Usia Angket Koesioner 1. < 20 tahun Interval
responden sejak lahir 2. 20-34 tahun
sampai dengan saat 3. 35-49 tahun
survei 4. 50-64 tahun
5. > 65 tahun
3 Pendidikan Jenjang pendidikan Angket Koesioner 1. SD Interval
terakhir yang 2. SMP
ditamatkan responden 3. SMA
sampai dengan lulus 4. D3
5. S1
6. S2
4 Pekerjaan Jenis aktivitas Angket Koesioner 1. PNS Ordinal
responden memenuhi 2. TNI
kebutuhan hidup 3. Swasta
4. Wirausaha
5. Lainnya
VARIABEL DEPENDEN

1 Indeks Persepsi responden Angket Koesioner 1. Tidak Baik, bila Interval


Kepuasan terhadap kinerja mutu D (skor
Masyarakat pelayanan 25.0-64.99)
2. Kurang Baik,
Bila mutu C
(skor 65.00-
76.60)
3. Baik Bila mutu
B (skor 76.61-
88.30)
4. Sangat Baik,
bila mutu A
(88.31-100)

C. Penetapan Responden, Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data

1. Jumlah Responden

a) Populasi

Responden yang dijadikan sasaran penelitian pengumpulan data hasil


survei kepuasan masyarakat diambil dari data realitas Jumlah penduduk

Wilayah Kerja Puskesmas Paku Alam Tahun 2018 sebanyak 65.700 orang.

b) Sampel

Sampel yang dijadikan sasaran penelitian survei kepuasan masyarakat yaitu

pengguna Puskesmas Paku Alam periode penelitian bulan September tahun

2018 yang diambil sesuai kuota dari populasi Penduduk berjumlah 382

reponden, sesuai dengan penentuan sampel

2. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada Rapat Koordinasi Kelurahan, Posyandu, PIS-

PK dan Posbindu yang ada di wilayah kerja. Waktu pelaksanaan survei pada

saat layanan jam 08.00-12.00 WIB. Kegiatan berlangsung secara menyeluruh

pada periode bulan September Tahun 2018.

3. Penyusunan Jadwal

Penyusunan indeks kepuasan memerlukan waktu selama 1 (satu)

bulan dengan rincian sebagai berikut:

a. Persiapan, 6 hari kerja;

b. Pelaksanaan pengumpulan data, 6 hari kerja;

c. Pengolahan data indeks, 6 hari kerja;

d. Penyusunan dan pelaporan hasil, 6 hari kerja.

D. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Kegiatan survei dilakukan oleh Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara

pengumpulan data penyusun daftar pertanyaan sederhana, cara pengamatan,


cara pengolahan / analisa data sederhana, dan cara penyajian dan Tokoh

masyarakat di desa

2. Instrumen Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan obyektif, maka perlu

ditanyakankepada responden mengenai karaktersitik individu masyarakat dan

tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dengan instrumen

sesuai standar Permen PAN RB No 14/2017.

Tabel 3.2 Instrumen Variabel Kepuasan Masyarakat

Variabel Indikator/Unsur (U) Butir Soal

Kepuasan Masyarakat 1) Persyaratan 1


2) Prosedur 1
3) Waktu penyelesaian 1
4) Biaya/Tarif 1
5) Produk Spesifikasi Jenis 1
Pelayanan 1
6) Kompetensi Pelaksana 1
7) Perilaku Pelaksana 1
8) Sarana dan Prasarana 1
9) Penanganan Pengaduan, 1
Saran dan Masukan
Total Item 9

3. Skala Instrumen

Bentuk jawaban pertanyaan dari setiap unsur item secara umum mencerminkan

tingkat kepuasan menggunakan teknik skala likert yang disederhanakan (John

West) pada 4 tingkat untuk menjaring variasi jawaban, yaitu dari yang baik

sampai dengan tidak baik. Untuk kategori sangat baik diberi skor 4, baik diberi

skor 3, kurang baik diberi skor 2 dan tidak baik diberi skor 1.

4. Pengujian Instrumen

Instrumen kuesioner SKM yang disebarkan di Puskesmas dikembangkan sesuai

pedoman yang diatur dalam peraturan. Sehingga telah teruji keabsahannya

secara normatif dengan dikeluarkannya Permen PAN RB No 14/2017 tentang

Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara

Pelayanan Publik.
E. Teknik Survei

1. Analisa Komunitas

Data yang sudah terkumpul dari puskesmas Paku Alam di analisa dengan

membandingkan dengan SPM hasil kegiatan dengan pencapaian yang kurang

dari 100% dan lebih dari 100% berdasarkan SPM merupakan masalah. Dari

berbagai masalah tersebut dilakukan upaya pemecahan masalah dengan

menerapkan metode algoritma problem solving cycle yaitu setelah dilakukan

identifikasi masalah maka selanjutnya melakukan penentuan prioritas masalah

dengan metode hanlon kuantitatif, kemudian diambil salah satu program

bermasalah yang akan dipecahkan. Langkah selanjutnya dilakukan survey

secara kualitatif dengan pendekatan sistem yang diawali dari input yang

meliputi 5M, yaitu man, money, method, material, machine, kemudian

dilanjutkan dengan proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2, P3) dan

manajemen mutu yang semua terangkum dalam Fish Bone Analysis sehingga

didapatkanlah output. Input dan proses dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

Data kemudian diolah untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari

penyebab yang paling mungkin. Langkah selanjutnya menentukan alternatif

pemecahan masalah kemudian penetapan pemecahan masalah terpilih dengan

menggunakan metode matrix dengan rumus MxIxV/C. Selanjutnya menyusun

rencana kegiatan terpilih dan membuat Plan of Action (POA) dari rencana

kegiatan kemudian di jadwalkan dalam sebuah Gant Chart.

2. Rancangan Analisis

Alur Pemecahan Masalah


1. Identifikasi Masalah

8.Monitoring dan evaluasi 2. Penentuan proritas masalah

7. Penentuan rencana penerapan 3. Penentuan penyebab masalah

6. Penetapan pemecahan masalah 4. Memilih penyebab yang paling


terpilih mungkin

5. Menentukan alternatif
pemecahan masalah

Siklus pemecahan masalah diawali dengan identifikasi atau inventarisasi masalah

yang ada, setelah itu ditentukan masalah apa saja yang ada juga berbagai

penyebabnya, setelah ditemukan penyebab yang paling mungkin baru ditentukan

dan ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya, selanjutnya ditetapkan rencana

penerapan, dan yang terakhir baru dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala.

Siklus pemecahan masalah adalah seperti berikut :

a. Identifikasi/ Inventarisasi masalah

Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai,

kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.

Untuk hal ini digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah

membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan

sasaran dan target yang sudah ditentukan.

b. Penentuan prioritas masalah

Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya

melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli.

Namun dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah

metode Hanlon.

c. Penentuan penyebab masalah

Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah


dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis

penyebab masalah antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan),

analisis sistem, pendekatan H.L.Bloem, analisis epidemiologi, dan pohon

masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan metode fish bone analysis untuk

menentukan penyebab masalahnya.

d. Memilih penyebab yang paling mungkin

Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain

dengan cara:

1) menetapkan tujuan dan sasaran

2) mencari alternatif pemecahan masalah

Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang

didukung oleh data atau konfirmasi

e. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab

yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada

alternatif pemecahan.

f. Penetapan pemecahan masalah terpilih

Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan

pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan

Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.

g. Penyusunan rencana penerapan

Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of

Action atau Rencana Kegiatan).

h. Monitoring dan evaluasi

Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah

yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut

masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

3. Kerangka Pikir Masalah

Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program program
puskesmas Paku alam. Dasar untuk memutuskan adanya masalah, yaitu:

a. Adanya kesenjangan antara target dan pencapaian dari program

b. Adanya rasa tidak puas terhadap pencapaian.

c. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut.

Dari hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kegiatan Puskesmas Paku

Alam Tahun 2018, yang masih menjadi masalah dan perlu diupayakan

pemecahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan sistem adalah

sebagai berikut :

Gambar 3.3 Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME


Man P1
Money P2
Method P3
Material
Machine

LINGKUNGAN
Fisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan

4. Cara penyajian data SMD

Ada 3 cara penyajian data yaitu :


a. Secara Tekstular : adalah penyajian data hasil SMD menggunakan kalimat
b. Secara Tabular : merupakan penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang
disusun menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar. Dalam tabel,
disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya angka, historis, atau
menurut kelas-kelas yang lazim.
c. Secara Grafikal : adalah gambar-gambar yang menunjukkan secara visual
data berupa angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan dari
data tabel yang telah dibuat.
BAB IV

ANALISIS SURVEY MAWAS DIRI (SMD) DAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)

PUSKESMAS PAKU ALAM TAHUN 2018

A. Analisis Masalah

1. Data Kependudukan

Tabel 4.1 Statistik Data Kependudukan Wilayah Kerja UPT Puskesmas Paku Alam
No Kelurahan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
penduduk KK rumah RW RT
1 Paku Alam 17611 3022 13342 12 41
2 Paku Jaya 31987 6342 18883 24 122

3 Pakulonan 16102 4198 9446 9 36

Berdasarkan hasil pendataan di wilayah kerja UPT Puskesmas Paku Alam tahun 2018 dengan cakupan

meliputi 3 desa yang terdiri dari 65700 orang penduduk, dengan jumlah 13562 kepala keluarga, dengan jumlah

rumah sebanyak 41671 rumah, dengan jumlah Rukun Warga sebanyak 45 dan dengan jumlah 199 Rukun

Tetangga .

Gambar 4.1 Visualisasi Jumlah Penduduk per Desa di Wilayah Kerja


UPT Puskesmas Paku Alam Tahun 2018

2. Responden

Jumlah responden pada survey mawas diri yang dilaksanakan pada tahun 2018 ini adalah 382 orang
yang tersebar di 3 kelurahan wilayah kerja Puskesmas Paku Alam. Dengan rincian responden sebagai
berikut :
a. Kelompok responden berdasarkan usia
Penyebaran responden yang dikelompokkan berdasarkan usia dapat terlihat pada tabel 1 dan
grafik 1 dibawah ini.
Tabel 4.2 Kelompok Responden SMD Berdasarkan Usia

N KELOMPOK USIA JUMLAH


O

1 < 20 tahun 113

2 20-34 tahun 125

3 35-49 tahun 109

4 50-64 tahun 23

5 > 65 tahun 11

6 Tidak mengisi umur 1

TOTAL 382

Hasil dari survey mawas diri berdasarkan kelompok Usia yang dilakukan dari jumlah responden 382 orang,

jumlah responden yang paling banyak mengisi koesioner adalah usia 20-34 tahun dengan jumlah responden 125

orang.

Gambar 4.2 Visualisasi Jumlah responden berdasarkan usia di Wilayah Kerja


UPT Puskesmas Paku Alam Tahun 2018

b. Kelompok responden berdasarkan jenis kelamin

Penyebaran responden yang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dapat terlihat pada tabel dan

grafik dibawah ini.

Tabel 4.3 Kelompok Responden SMD Berdasarkan Jenis Kelamin


NO JENIS KELAMIN JUMLAH
1 LAKI-LAKI 127
2 PEREMPUAN 255
TOTAL 382
Hasil survey mawas diri berdasarkan jenis kelamin yang dilakukan dari jumlah responden 382 orang, jumlah

responden yang paling banyak mengisi koesioner adalah perempuan sebanyak 255 peserta.
Kelompok Responden berdasarkan Jenis
kelamin
LAKI-LAKI PEREMPUAN

33%

67%

Gambar 4.3 Visualisasi Jumlah responden berdasarkan Jenis kelamin di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Paku Alam Tahun 2018

c. Kelompok Responden berdasarkan Agama

Penyebaran responden yang dikelompokkan berdasarkan Agama dapat terlihat pada tabel dan grafik

dibawah ini.

Tabel 4.4 Kelompok Responden SMD Berdasarkan Agama


NO KELOMPOK JUMLAH
AGAMA
1 Islam 251
2 Kristen 95
3 Khatolik 15
4 Budha 13
5 Hindu 8
TOTAL 382

Hasil survey mawas diri berdasarkan Kelompok Agama yang dilakukan dari jumlah responden 382 orang,

jumlah responden yang paling banyak mengisi koesioner adalah beragama Islam sebanyak 251 peserta.

Kelompok Responden Berdasarkan Agama


3% 2%
4%

Islam
Kristen
Khatolik
25% Budha
Hindu

66%

Gambar 4.4 Visualisasi Jumlah responden berdasarkan Kelompok Agama di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Paku Alam Tahun 2018

d. Kelompok Responden berdasarkan Pendidikan

Penyebaran responden yang dikelompokkan berdasarkan Pendidikkan dapat terlihat pada tabel dan grafik

dibawah ini.
Tabel 4.5 Kelompok Responden SMD Berdasarkan Pendidikkan

NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 Tidak Lulus SD 5
2 SD 11
3 SMP 35
4 SMA 225
5 DIPLOMA 77
6 SARJANA/PERGURUAN TINGGI 29
TOTAL 382

Hasil survey mawas diri berdasarkan jenjang pendidikan yang dilakukan dari jumlah responden 382 orang,

jumlah responden yang paling banyak mengisi koesioner adalah lulusan SMA sebanyak 225 peserta.

Kelompok responden Berdasarkan Jenjang


Pendidikan

1%
8% 3%
9%

Tidak Lulus SD
SD
20% SMP
SMA
DIPLOMA
SARJANA/PERGURUAN
TINGGI

59%

Gambar 4.5 Visualisasi Jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Paku Alam Tahun 2018

e. Kelompok Responden berdasarkan pekerjaan

Penyebaran responden yang dikelompokkan berdasarkan Pekerjaan dapat terlihat pada tabel dan grafik

dibawah ini.

Tabel 4.6 Kelompok Responden SMD Berdasarkan pekerjaan

NO PEKERJAAN JUMLAH
1 Petani/Buruh 11
2 Wiraswasta 49
3 Karyawan 91
4 Pensiunan 17
5 Ibu Rumah Tangga 193
6 PNS 21
TOTAL 382

Hasil survey mawas diri berdasarkan Kelompok pekerjaan yang dilakukan dari jumlah responden 382

orang, jumlah responden yang paling banyak mengisi koesioner adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 193

peserta.

Kelompok Responden Berdasarkan Pekerjaan


3%
5%
13%
Petani/Buruh
Wiraswasta
Karyawan
Pensiunan
Ibu Rumah Tangga
24%
PNS
51%

4%

Gambar 4.3 Visualisasi Jumlah responden berdasarkan Kelompok pekerjaan di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Paku Alam Tahun 2018

B. Identifikasi Masalah

Dari hasil Survey yang dilakukan Ada dua sumber terkait masalah kesehatan yaitu melalaui kegiatan

Survey Mawas diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di Wilayah Kerja Puskesmas Paku

Alam tahun 2018.

3. Identifikasi Masalah Kesehatan melalui Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD)

Berdasarkan hasil Kegiatan Survey Mawas Diri yang dilakukan pada bulan September 2018 di wilayah

kerja Puskemsas Paku alam dengan teknis wawancara, pengamatan, dan kuesioner. Didapat beberapa

masalah kesehatan sebagai berikut :

Tabel 4.7
Indentifikasi Masalah Kesehatan Berdasarkan Data Hasil Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD)
Wilayah Kerja Puskesmas Paku Alam tahun 2018

NO I. Kesehatan Ibu dan Anak, KB Temuan %


1 Melakukan Pemeriksaan Kehamilan minimal 4 a. Ya 65 93
kali ? b. Tidak 5 7
2. Mengalami gangguan kehamilan ? a. Ya 3 4
b. Tidak 67 96
3. Bersalin Dipuskesmas Paku Alam? a. Ya
b. Tidak
II. Imunisasi
1. Memper oleh imunisasi lengkap ? a. Ya 87 97.2
b. Tidak 3 2.8
III. Gizi
1. Balita selalu ditimbang (minimal 8 kali per a. Ya 85 76.5
tahun) di Posyandu b. Tidak 5 4.5
2. Balita dengan status gizi kurang/BGM/buruk ? a. Ya 3 2.8
b. Tidak 87 97.2
3. Bayi diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan a. Ya 79 71.1
(hanya diberikan ASI Saja) ? b. Tidak 11 9.9
4. Mengkonsumsi aneka ragam makanan/menu a. Ya 311
seimbang ? b. Tidak 71
5. Menggunakan garam ber Iodium ? a. Ya 382
b. Tidak 0
IV. Surveilans
1. Dalam 3 bulan terakhir, ada anggota keluarga a. Ya 251
yang sakit ? b. Tidak 131
2. Diare 1
3. Hipertensi (Darah tinggi) 99
4. Demam Berdarah 11
5. TBC 5
6. Demam Tifoid 25
7. Gatal-gatal 2
8. Hepatitis 5
9. Varicella 5
10. Diabetes Melitus 35
11. Pneumonnia/ISPA (Balita) 1
V. Rumah dan Lingkungan
1 Jamban Keluarga a. Memenuhi Syarat 315
b. Tidak Memenuhi syarat 65
c. Tidak ada sarana 0
2 Pembuangan limbah kamar mandi a. Tergenang dipekarangan 0
b. Ke selokan/ sungai 60
c. Dibuatkan sarana SPAL 322
3 Pembuangan sampah rumah tangga a. Tersedia (tertutup) 315
b. Tersedia (tidak tertutup) 65
c. Tidak tersedia 0
4 Pembuangan sampah pekarangan a. Tersedia 325
b. Tidak Tersedia 57
5 Pembuangan air limbah dapur a. Tersedia SPAL 322
b. Dibuang secara terbuka 60
6 Jarak kandang ternak dari rumah a. 1-5 meter 311
b. 5-10 meter 46
c. Menempel 25
7 Mempunyai TOGA (tanaman obat keluarga) a. Ya, minimal 3 jenis 251
b. Ya, Kurang dari 3 jenis 111
c. Tidak Punya 20
VI. Perilaku Anggota Keluarga
1 Ada anggota keluarga yang merokok a. Ya 316
b. Tidak 66
2 Cuci Tangan Pakai sabun a. Ya 371
b. Tidak 11
3 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari a. Ya 367
b. Tidak 15
4 Meminum Miras/Narkotika a. Ya 1
b. Tidak 381
5 Pemberantasan sarang nyamuk minimal 1 a. Ya 379
minggu sekali b. Tidak 3
6 Mandi 2 kali sehari a. Ya 382
b. Tidak 0
7 Buang air besar (BAB) di jamban a. Ya 382
b. Tidak 0
8 Cuci tangan dengan sabun setelah BAB ? a. Ya 316
b. Tidak 66
9 Membuang samapah pad tempatnya ? a. Ya 382
b. Tidak 0
10 Melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit tiap a. Ya 303
hari ? b. Tidak 79
11 Rutin membersihkan rumah/menyapuap hari ? a. Ya 382
b. Tidak 0
12 Membuka jendela saat pagi hari atau minimal a. Ya 375
setengah hari ? b. Tidak 7
13 Sampah yang buang sudah dipilih pilah sesuai a. Ya 257
jenisnya ? b. Tidak 125
VII. Kesehatan Remaja
1 Remaja sudah mendapatkan pendidikan a. Ya 125
kesehatan oleh petugas kesehatan tentang b. Tidak 257
Narkoba dan Seks bebas ?
2 Terdapat masalah reporoduksi pada remaja a. Ya 125
putra/putri b. Tidak 257
3 Reamaja pernah mendapatkan penyuluhan a. Ya 123
kesehatan oleh petugas kesehatan dalam 6 b. Tidak 259
bulan terakhir
4 Remaja putri yang mendapatkan tablet FE ? a. Ya 111
b. Tidak 271
5 Remaja Putri Sudah Pernah Periksa HB ? a. Ya 271
b. Tidak 111
6 Apakah remaja Putri sudah mendapatkan a. Ya 271
pengetahuan tentang Anemia pada remaja b. Tidak 111
VIII. Kesehatan Lansia
1 Terdapat Posyandu lansia ditempat anda ? a. Ya 123
b. Tidak 259

4. Identifikasi Masalah MelaluiKegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Berdasarkan hasil Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) pada bulan desember tahun 2018 di

Aula kecamatan serpong Utara dengan metode pertemuan Participatory Rural Appraisal (PRA) atau

Pemahaman Partisipatif dan fokus diskusi di dapatkan beberapa masalah sebagai berikut :

Tabel 4.8
Identifikasi Masalah Kesehatan berdasarkan
Data Hasil Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Wilayah Kerja Puskesmas Paku Alam Tahun 2018
No Nama Peserta Alamat Keluhan/Umpan Tanggapan Hasil
balik Tanggapan
1 Endah Budi Paku alam Kurangnya Kepala Puskesmas Kepala
Lestari Penyuluhan Menyetujui untuk Puskesmas
Tentang diadakannya penyuluhan Menyetujui untuk
Kesehatan kepada masyarakat setiap bulan
Masyarakat mengadakan
untuk Penyuluhan
Masyarakat Kesehatan pada
Masyarakat

2 Erwin Pakulonan Tidak Camat Serpong Utara Kepala desa


Septicktank mengadvokasi kepala menyetujui
desa supaya menganggarkan
menganggarkan dari dari
10% dana ADD untuk 10% dana ADD
pembangunan septictank untuk
Komunal pembangunan
Septictank
Komunal

3 Yanti Paku Jaya Sulitnya Lansia Kepala Puskesmas Akan


Mendapatkan Menyetujui untuk dibentuknya
Akses kesehatan diadakannya SANTUN Posbindu lansia
LANSIA di puskesmas dan memberikan
kenyamanan
pada
pemeriksaan
kesehatan
dengan
mengadakan
SANTUN
LANSIA

Berdasarkan dua sumber terkait identifikasi masalah kesehatan yaitu melalui


kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
diwilayah kerja Puskesmas Paku alam tahun 2018. Maka dapat digambarkan melalui
tabel dibawah ini

Tabel 4.9
Sumber Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah
No Nama Kegiatan Kategori Jumlah
Identifikasi
1 Survei Mawas Diri (SMD) I. KIA, KB 3 Masalah
II. Imunisasi 1 Masalah
III. Gizi 5 Masalah
IV. Surveilans 11Masalah
V. Rumah dan lingkungan 7 Masalah
VI. Perilaku anggota 13 Masalah
keluarga
VII. Kesehatan Remaja 6 Masalah
VIII. Kesehatan lansia 1 Masalah
2 Musyawarah Masyarakat I. Tanggapan terhadap 3 Masalah
Desa (MMD) umpan balik dan
keluhan

Dari dua sumber terkait identifikasi masalah kesehatan tersebut hanya dari kegiatan
MMD yang langsung ditanggapi dan mendapat penangulanganya, dengan
demikian yang akan dianalisa menjadi prioritas masalah adalah dari kegiatan
SMD.
5. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah

Untuk menentukan prioritas masalah sebagaimana yang tercantum dalam tabel 3.1.1. Mengenai

Identifikasi Masalah Berdasarkan Data Hasil Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD), wilayah

Kerja Puskesmas Paku alam tahun 2018 menggunakan metode kriteria matriks USG

(Urgent,Serious,Growth)

Berdasarkan skala likert masing-masing kriteria ditetapkan dengan nila 1-5.(5=sangat besar, 4=besar,

3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil) Nilai semakin besar jika tingkat urgensinya sangat mendesak, atau

tingkat keseriusannya, atau tingkat perkembanganya semakin memperhatin. Kemudian kalikan tingkat

urgensi (U) dengan tingkat Keseriusan (S) dan tingkat Perkembangan (G). Prioritas masalah

diurutkan berdasarkan hasil perkalian.

Matriks USG (Urgent, Serious,Growth)


Kriteria Penilaian
NO Masalah
Kesehatan Urgent U) Serious (S) Growth (G) UXSXG

I KIA& KB (3 masalah)
Masalah 1 1 1 2 2
Masalah 2 1 1 2 2
Masalah 3 4 5 5 100
Gizi (5 masalah)
Masalah 1 1 1 2 2
II Masalah 2 3 3 4 36
Masalah 3 1 2 2 4
Masalah 4 1 1 2 2
Masalah 5 1 1 2 2
Imunisasi (1 masalah)
III
Masalah 1 1 1 2 2
IV Surveilans
(11masalah)
Masalah 1 2 3 3 18
Masalah 2 1 1 1 1
Masalah 3 1 1 2 1
Masalah 4 1 1 1 1
Masalah 5 1 1 1 1
Masalah 6 1 1 1 1
Masalah 7 1 1 1 1
Masalah 8 1 1 1 1
Masalah 9 1 1 1 1
Masalah 10 1 1 1 1
Masalah 11 1 1 1 1
Rumah & lingkungan
V
(7 masalah)
Masalah 1 2 3 3 18
Masalah 2 3 3 3 27
Masalah 3 4 4 5 80
Masalah 4 3 4 4 48
Masalah 5 3 3 4 36
Masalah 6 1 1 1 1
Masalah 7 3 4 4 48
Perilaku anggota
VI
keluarga (13 masalah)
Masalah 1 3 3 4 36
Masalah 2 1 1 1 1
Masalah 3 1 1 1 1
Masalah 4 1 1 2 2
Masalah 5 3 3 4 36
Masalah 6 1 1 1 1
Masalah 7 1 1 1 1
Masalah 8 1 1 1 1
Masalah 9 1 2 3 6
Masalah 10 4 4 4 64
Masalah 11 1 1 1 1
Masalah 12 1 1 1 1
Masalah 13 3 4 4 48
Kes. remaja
VII
(6 masalah)
Masalah 1 3 3 3 27
Masalah 2 1 1 1 1
Masalah 3 2 3 3 18
Masalah 4 1 2 3 6
Masalah 5 4 4 4 64
Masalah 6 4 5 5 100
Kes. lansia (1
VIII masalah)
Masalah 1 4 5 5 100

Berdasarkan Matriks USG (Urgent, Serious,Growth)maka ditetapkan


prioritas masalah pada masing-masing program.

6. Merumuskan Masalah.

Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, berapa besar
masalahnya, dimana masalah itu terjadi dan bilamana masalah itu terjadi (what,
who,when, where, and how).
Dalam rumusan masalah ini ditetapkan masalahnya yaitu, “Ada anggota keluarga yang
merokok “. Dan yang terkena dampak masalahnya yaitu “Tatanan rumah tangga”.
Besar masalah yang dihadapi sangat signifikan yaitu UXSXG =100.
Masalah ini terjadi di dalam “Tatanan rumah tangga”. Diwilayah kerja Puskesmas Paku
alam, dan bila masalah ini terjadi secara simultan dan tidak ditangani segera, maka
dampak pada “Tatanan rumah tangga”. Akan samakin terpuruk.

7. Mencari Akar Penyebab Masalah

Untuk mencari akar penyebab masalah, surveyor menggunakan metode diagram sebab
akibat dari ishikawa/fishbone (diagram tulang ikan). Kategori yang digunakan antara
lain adalah :
Manusia, Dana, Sarana, Metode, Lingkungan.
Sebagaimana uraian diatas bahwa pemecahan masalah terpilih adalah:
1) Tersedianya tenaga penyuluh
2) Tersedianya dana penyuluhan
3) Tersedianya Sarana
4) Teknis penyuluhan diterima
5) Adanya himbauan dari pemerintah

Berdasarkan pemecahan masalah terpilih, maka perlu adanya Rencana Tindak


Lanjut (RTL) dari permasalahan tersebut.

Rencana Tindak Lanjut (RTL) Dari Pemecahan Masalah Terpilih


No Kegiatan Tujuan Sasaran Pgjwb Dana Waktu Tempat Pelaksana Ket
Kegiatan Program

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Penyuluhan Untuk Masyarakat Kepala BOK Disesuaik Disesuaik - Promkes
memberikan wilayah Puskesmas APBD an an - Kesling
penyuluhan kerja Dgn Dgn - Gizi
tentang Puskesmas jadwal jadwal - Kesehatan
kesehatan Limbangan kegiatan kegiatan remaja
- Surveilan
- Lansia
- KIA
- Imunisassi

2 Sarana Untuk Kegiatan Kepala BOK Disesuaik Disesuaik Bendahara


kelancaran program Puskesmas APBD an an program
kegiatan
bidang
kesehatan
3 Teknis Untuk Kegiatan Kepala BOK Disesuaik PKM Pemegang
penyuluhan menentukan program Puskesmas APBD an program
teknis
penyuluhan
yg
bisa diterima
oleh
masyarakat

4 Himbauan Untuk Masyarakat Kepala BOK Disesuaik Disesuaik Pemegang


dari memberikan wilayah Puskesmas APBD an an program
pemerintah informasi kerja
tentang Puskesmas
kesehatan Limbangan

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Mayarakat

Desa (MMD) desa Puskesmas Paku Alam telah dilaksanakan sesuai

dengan SOP dan rencana baik waktu, tempat, tenaga surveyor dan

penyusunan laporan. Kegiatan ini sangat bermanfaat karena merupakan

pembelajaran oleh masyarakat untuk masyarakat. Sementara Puskesmas

hanya sebagai pendamping dan nara sumber.

Masyarakat dapat mengetahui masalah kesehatan

diwilayahnya sehingga bisa menyusun program untuk mengatasinya

dan menyambut program pengentasan wilayah dari masalah kesehatan

menjadi gerakan masyarakat sehat, Puskesmas bisa memberi masukan

program apa saja untuk mengatasi masalah kesehatan sesuai dengan

harapan dan kebutuhan rasional masyarakat desa.


Salah satu pembelajaran yang penting dalam kegiatan ini adalah

dapat membedakan antara, keinginan terhadap suatu pelayanan kesehatan,

dan kebutuhan pelayanan kesehatan karena adanya masalah kesehatan

di wilayahnya. Contoh pelayanan diare akan dibutuhkan masyarakat

jika memang masih sering terjadi KLB diare, tetapi pelayanan bedah

kosmetik mungkin hanya keinginan beberapa orang saja.

Kegiatan SMD dan MMD merupakan satu rangkaian dengan

kegiatan Musrenbang Desa, Musrenbang Kecamatan dan seterusnya.

Karena itu keluaran dari hasil kegiatan itu harus valid dan dapat

dipertanggung jawabakan, kegiatan SMD dan MMD desa Puskesmas

Paku Alam diketahui bahwa prioritas masalah pada masing-masing

program adalah program “Kesling”. dengan 6 masalah, nilai total matrik

USG = 257. Dan prioritas masalah pada semua masalah kesehatan adalah

masalah “Ada anggota keluarga yang merokok ” nilai total matrik USG =

100.

5.2. Saran

5.2.1. Bagi Masyarakat Wilayah Kerja Pusksmas Paku Alam

Berdasarkan hasil kegiatan SMD dan MMD berkaitan dengan

masaah kesehatan dimasyarakat Wilayah kerja puskesms Paku Alm,

maka surveyor menyarankan sebagaimana berikut :

Masalah kesehatan masyarakat wilayah Kerja Puskesms Paku Alam

berkaitan dengan. Rumah dan Lingkungan, Perilaku Anggota

Keluarga,Kesehatan Remaja, Gzi, Surveilan, Lansia, KIA dan

Imunisasi. Berdasarkan data hasil kegiatan SMD dan MMD bahwa

ditemukan enam masalah terkait Rumah dan Lingkungan, dengan

nilai total matrik USG =257, Empat masalah terkait Perilaku

AnggotaKeluarga, nilai total matrik USG = 248. Dua masalah

terkaitKesehatan Remaja, nilai total matrik USG = 45. Satu masalah

terkait Gizi, nilai total matrik USG = 36. Satu masalah terkait

Surveilans, nilai total matrik USG = 18. Satu masalah terkait Lansia,
nilai total matrik USG = 6. Satu masalah terkait KIA, nilai total

matrik USG =4 Satu masalah terkait Imunisasi, nilai total matrik USG

= 2. Adapun Rumah dan Lingkungan, Perilaku Anggota

Keluarga, Kesehatan Remaja, Gzi, Surveilan, Lansia, KIA dan

Imunisasi, masyarakat belum menganggap akan adanya masalah

kesehatan, dengan demikian perlu adanya perhatian bagi

masyarakat wilayah Kerja Puskesmas Paku Alam, agar lebih

bisa meningkatan kemampuan pengetahuan dan sikap berkaitan

dengan masalah kesehatan tersebut.

Adapun salah satu jalan untuk meningkatan kemampuan

pengetahuan dan sikap adalah masyarakat harus merespon setiap

ada kegiatan penyuluhan tentang kesehatan, baik yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, kader disamping itu

masyarakat harus rajin melihat, membaca atau mendengarkan lewat

TV, Msdsos, Radio, majalah kesehatan dan buku-buku kesehatan.

Dengan motivasi yang kuat ingin meningkatan kemampuan

pengetahuan dan sikap berkaian dengan kesehatan, maka

masyarakat desa Pasirwaru Kec.Bl.Limbangan Kab.Garut, tidak

akan ditemukan lagi masyarakat dengan kategori pengetahuan dan

sikap kurang terhadap masalah kesehatan.

5.2.2. Bagi Puskesmas Paku alam


Puskesmas bertanggung jawab atas terselenggaranya

pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya, baik didalam

gedung mupun diluar gedung. Salah satu tanggung jawab Puskesmas

dalam pembangunan kesehatan adalah berhsil tidaknya pelayanan

preventif dan promotif. Meskipun dalam data sekunder bahwa

pelayanan preventif dan promotif sudah berjalan dengan baik

namun dari data primer (SMD dan MMD) masih ditemukan bahwa

pelayanan preventif dan promotif ternyata masih kurang, ini terlihat

sebagaimana data hasil kegiatan SMD dan MMD yang dilakukan

pada masyarakat wilayah kerja puskesmas apaku alam, bahwa masih

banyak masalah kesehatan.

Dari hasil kegiatan SMD dan MMD bahwa fakta


dilapangan ditemukan enam masalah terkait Rumah dan

Lingkungan, empat masalah terkait Perilaku Anggota Keluarga,

dua masalah terkait Kesehatan Remaja, satu masalah terkait Gizi,

satu masalah terkait Surveilans, satu masalah terkait Lansia, satu

masalah terkait KIA, satu masalah terkait Imunisasi. Dengan adanya

data tersebut maka pembangunan kesehatan masyrakat diwilayah

kerja Puskesmas khususnya dibidang pelayanan preventif dan

promotif masih harus ditingkatan. Serta Puskesmas harus lebih

meningkatan fungsi dan peranan dalam peningkatan pelayanan

preventif dan promotif, diantaranya Puskesmas harus banyak

koordinasi baik melalui lintas sektoral maupun dilingkungan

Puskesmas sendiri.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 LEMBAR KUESIONER


Lampiran 2 DATA SAMPEL
Lampiran 3 SUSUNAN PANITIA
Lampiran 4 SUSUNAN ACARA/RUN DOWN
Lampiran 5 DAFTAR HADIR KEGIATAN MMD
Lampiran 6 VISUM KEGIATAN MMD
Lampiran 7 NOTULEN KEGIATAN MMD
Lampiran 8 CATATAN TANGGAPAN/UMPAN BALIK KEGIATAN MMD
Lampiran 9 POTO KEGIATAN SMD/MMD
Lampiran 10 RAB ( RENCANA ANGGARAN BIAYA)
Lampiran 11 SURAT TUGAS PELAKSANAAN SMD/MMD
Lampiran 12 SURAT PERMOHONAN IDZIN PELAKSANAAN SMD/MMD
Lampiran 13 SURAT UNDANGAN PERTEMUAN MMD

Catatan
Daftar lampiran diatas harus disertakan lampiran dokumen aslinya

Anda mungkin juga menyukai