Anda di halaman 1dari 7

Faktor-faktor yang mempengaruhi dosis obat

Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor:
faktor obat, cara pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor-
faktor penderita seringkali kompleks sekali, karena perbedaan individual
terhadap respons obat tidak selalu dapat diperkirakan. Ada kemungkinan
ketiga faktor tersebut di bawah ini didapat sekaligus.

1. Faktor obat

a. Sifat fisika: daya larut obat dalam air/lemak, Kristal/amorf, dan sebagainya

b. Sifat kimiawi: asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH, pKa

c. Toksisitas: dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya

2. Faktor akibat cara pemberian obat kepada penderita

a. Oral: dimakan atau diminum

b. Parenteral: subkutan, intramuskular, intravena, dan sebagainya

c. Rectal, vaginal, uretral

d. Local, topikal, transdermal

e. Lain-lain: implantasi, sublingual, intrabukal, dan sebagainya

3. faktor penderita/karakteristik penderita

a. Umur: neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatric

b. Berat badan: biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda besar
c. Jenis kelamin: terutama untuk obat golongan hormone

d. Ras: “slow & fast acetylators”

e. Tolerance

f. Obesitas: untuk obat-obat tertentu faktor ini harus dierhitungkan


g. Sensitivitas individual

h. Keadaan pato-fisiologi: kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorpsi


obat; penyakit hati mempengaruhi metabolism obat; kelainan pada ginjal
mempengaruhi eksreksi obat.

i. Kehamilan

j. Laktasi

k. “Circadian rhyhm”

l. Lingkungan

Menurut Harmiady (2014) dalam penelitiannya menyatakan ada tiga

faktor yang mempengaruhi perawat dalam pemberian obat antara lain:

a. Tingkat pengetahuan tenaga medis

tenaga medis dengan tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung untuk

mampu melaksanakan prinsip benar dalam pemberian obat dengan

tepat dibandingkan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik.

Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang baik akan memiliki

adab yang baik dan mengamalkan ilmu tersebut. Tanpa pengetahuan

seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi oleh pasien.

Pengetahuan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal

yang menunjang pengambilan tindakan yang tepat sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengetahuan dapat mempengaruhi

seseorang dalam pengambilan keputusan sehingga nantinya akan

memotivasi perawat untuk bersikap dan berperan serta dalam


peningkatan kesehatan pasien dalam hal ini pemberian tindakan

pemberian obat dengan tepat.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan yang telah dicapai oleh perawat dapat digunakan sebagai

salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat

dan juga berperan dalam menurunkan angka kesakitan. Dengan

semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang dapat membantu

menekan/menurunkan tingginya angka kesakitan pada pasien (Nursalam,

2012).

Semakin tinggi tingkat pendidikan perawat maka semakin baik

kemampuan perawat dalam melaksanakan prinsip-prinsip dalam

pemberian obat. Hal ini disebabkan karena ukuran tingkat pendidikan

seseorang bisa menjadi tolak ukur sejauh mana pemahaman perawat

terhadap prosedur dan prinsip yang berlaku dalam lingkup kerjanya.

c. Motivasi Kerja

Motivasi kerja perawat merupakan tingkah laku seseorang yang

mendorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan

baik secara internal maupun eksternal dalam melaksanakan perannya.

Semakin baik motivasi kerja yang dimiliki perawat maka cenderung

mendorong diri mereka untuk melaksanakan prinsip dan prosedur yang

berkaitan dibandingkan yang memiliki motivasi yang kurang.

Timbulnya motivasi dalam diri seorang perawat dapat disebabkan

oleh adanya rasa tanggung jawab yang timbul dalam diri seorang atau
aspek internal perawat. Oleh sebab itu ketika perawat memiliki rasa

tanggung jawab yang tinggi terhadap pasien maka tentunya perawat akan

berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan tindakan yang cepat,

tepat dan terarah untuk mengatasi masalah pasien termasuk ketepatan

dalam pemberian obat. Sedangkan aspek internal perawat berasal dari

lingkup rumah sakit. Rumah sakit akan memberikan rangsangan

tersebut baik dalam bentuk penghargaan yang diterima, insentif kerja

serta pujian. Hal inilah yang bisa menimbulkan suatu dorongan untuk

selalu berbuat yang lebih baik.

Selain itu ada beberapa faktor lain yang menjadi faktor yang mempengaruhi
dosis

1)Umur

Umur pasien merupakan suatu pertimbangan yang penting untuk menentukan


dosis obat, khususnya anak-anak dan orang lanjut usia (>65 tahun). Anak-anak
bukan dewasa kecil dimana adanya perbedaan dalam kemampuan
farmakokinetik dan farmakodinamik obat, sehingga harus diperhitungkan dosis
obat yang diberikan. Factor-faktor yang harus diperhatikan : total body water,
protein plasma, fungsi ginjal dan hati. Sebagai contoh chloramfenikol
dimetabolisme oleh enzim glukoronidase yang ada di hati dimana pada bayi
enzim tersebut belum lengkap sehingga timbul akumulasi khloramfenikol
menimbulkan grey sindrom. Pada orang usia lanjut kebanyakan fungsi
fisiologisnya mulai berkurang seperti proses metaboliknya lebih lambat, laju
filtrasi glomerulus berkurang, kepekaan/respon reseptor (factor
farmakodinamik) terhadap obat berubah, kesalahan minum obat lebih kurang
60 % karena penglihatan, pendengaran telah berkurang dan pelupa, efek
samping obat 2-3 kali lebih banyak dari dewasa, maka dosis obat perlu
diturunkan.
2)Berat badan

Pasien obesitas mempunyai akumulasi jaringan lemak yang lebih besar, dimana
jaringan lemak mempunyai proporsi air yang lebih kecil dibandingkan dengan
jaringan otot. Jadi pasien obese mempunyai proporsi cairan tubuh terhadap
berat badan yang lebih kecil daripada pasien dengan berat badan normal,
sehingga mempengaruhi volume distribusi obat

3)Jenis kelamin

Wanita dianggap lebih sensitive terhadap pengaruh obat dibandingkan pria.


Pemberian obat pada wanita hamil juga harus mempertimbangkan
terdistribusinya obat ke janin seperti pada obat-obat anestesi, antibiotic,
barbiturate, narkotik, dan sebagainya yang dapat menyebabkan kematian janin
atau kerusakan congenital
PERHITUNGAN DOSIS ANAK
1. Dihitung berdasarkan atas ukuran fisik anak secara individual.

a. Perhitungan dengan ukuran Berat Badan anak. Contoh : Diketahui dosis terapi
parasetamol 10mg/kgBB/kali, maka untuk anak umur 2 tahun dengan berat badan 10 kg,
dapat diberikan dosis per kali sebesar: 10 x 10 mg = 100 mg.

b. Perhitungan dengan ukuran LPT anak.

Contoh : Diketahui dosis pemeliharaan metotreksat untuk penderita leukemia 15 mg/m2


LPT/minggu, maka untuk anak umur 12 tahun dengan LPT 1,20 m2 dapat diberikan dosis
sebesar: 1,20/1,73 x15 mg = 10,4 mg.

2. Dihitung berdasarkan atas perbandingan dengan dosis obat untuk orang dewasa. a.
Perhitungan atas dasar perbandingan umur (umur dewasa 20-24 tahun) n

Rumus Young Da = ---------- Dd (mg) --> Untuk anak umur < 8 tahun n+12 n

* Rumus Dilling Da = ---------- Dd (mg) --> Untuk anak umur > 8 tahun 20

Keterangan : Da = Dosis obat untuk anak

Dd = Dosis obat untuk dewasa

n = Umur anak dalam tahun

Contoh Perhitungan :

Diketahui dosis terapi dewasa Phenobarbital untuk Hipnotik-sedative = 15-30 mg/dose

maka dosis terapi untuk anak umur 4 tahun :

4/4+12 x (15-30) mg/kali = 3,75- 7,5 mg/kali (Rumus young) Untuk anak umur 8 tahun :
8/20 x (15-30) mg/kali = 6 — 12 mg/kali (Rumus Dilling)

b. Perhitungan atas dasar perbandingan berat badan (BB dewasa 70 kg) BBa

Contoh Perhitungan : Diketahui dosis terapi dewasa Phenobarbital untuk Hipnotik-sedative


= 15-30 mg/dose maka dosis terapi untuk anak umur 8 tahun (berat badan 21 kg) : 21/70 x
(15-30) mg/kali = 4,5 — 9 mg/kali.

c. Perhitungan atas dasar perbandingan luas permukaan tubuh (LPT dws 1,73 m2 ) LPT
(anak)
Rumus (Crawford-Terry-Rourke) = ------------------Dd (mg) 1,73

Contoh Perhitungan : Diketahui dosis terapi dewasa Phenobarbital untuk Hipnotik-sedative


= 15-30 mg/dose maka dosis terapi untuk anak umur 8 tahun (LPT = 0,9 m2 ) 0,9/1,73 x (15-
30) mg/kali = 7,80 —15,61 mg/kali

d. Perhitungan atas dasar tabel J. Hahn

Contoh Perhitungan : Diketahui dosis terapi dewasa Phenobarbital untuk Hipnotik-sedative


= 15-30 mg/dose maka dosis terapi untuk anak umur 5 tahun (berat badan 14,2- 17,8 kg)
dapat diberikan 25% (1/4) dosis dewasa adalah : 1/4 x (15-30 mg) = 3,75-7,5 mg/kali

Anda mungkin juga menyukai