Anda di halaman 1dari 18

MANAJAMEN PEMASARAN

“ DESAIN PRODUK, MEREK, KEMASAN DAN LAYANAN ”

Oleh :
Ade Irma Damayanti (1802612010611)
Dewa Ayu Kade Wulan Kusuma Dewi (1802612010616)
Ni Made Priska Setiawati (1802612010640)
Ni Made Rai Elisya Yustiani (1802612010641)
Ni Wayan Semiati (1802612010645)
Ni Kadek Erna Sintia Dewi (1802612010437)
Kelas :
Manajamen K (Semester 3)

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia
nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “ Desain Produk,
Merek, Kemasan dan Layanan ” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Manajamen Pemasaran.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa
maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk kami khususnya.

Denpasar, 30 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
Latar Belakang.............................................................................................................3
Rumusan Masalah........................................................................................................4
Tujuan...........................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
1.1 Pengertian Produk...........................................................................................5
1.2 Penggolongan Produk......................................................................................6
1.3 Strategi dan Keputusan Merek dan Kemasan...............................................8
1.4 Keputusan Pelayanan.....................................................................................12
1.5 Produk Individual dan Lini Produk.............................................................14
BAB III...........................................................................................................................16
PENUTUPAN.................................................................................................................16
Kesimpulan.................................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil perancangan desainer dalam


upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Produk-produk yang di
hasilkan dan di perkenalkan ke konsumen, tidak seluruhnya dapat memuaskan
atau memenuhi sesuai keinginan konsumen. Hal ini disebabkan, salah satu
diantaranya kesulitan desainer dalam menterjemahkan keinginan konsumen yang
bervariasi dan berubah-ubah. Meskipun demikian, secara umum seharusnya
produk yang berada di pasar dapat memberikan manfaat yang besar bagi
pemakainya. Tetapi kenyataannya banyak produk yang beredar di pasar tidak
disukai oleh konsumen, karena konsumen merasa tidak menyukainya atau
membutuhkannya akan produk tersebut.

Seluruh aktivitas yang terjadi di alam semesta ini, seharusnya selalu


berhubungan dengan kepentingan manusia. Manusia selalu dijadikan objek dalam
pengembangan desain produk. Produk-produk yang dihasilkan diharapkan dapat
memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Tetapi banyak produk yang dijual
dan beredar di pasaran dinilai tidak ergonomis, dan manusia sebagai pengguna
tidak menyadari akan hal tersebut karena tidak ada pilihan lain. Produk tersebut
dibuat dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan manusia, 2 tetapi produk
tersebut dinilai tidak ergonomis, sehingga produk tersebut memiliki sedikit
manfaat yang akan dirasakan oleh manusia sebagai konsumen bahkan akan
memberikan efek negatif bagi penggunanya. Dengan demikian akan menguatkan
hipotesa bahwa produk yang dirancang tidak menggunakan konsep ergonomis,
tidak akan memberikan manfaat yang besar bagi pemakainya sehingga tidak akan
diminati dan dibeli oleh manusia sebagai konsumen, dimana produk tersebut tidak
akan memberikan nilai jual yang tinggi dan tidak memiliki keunggulan bersaing.
Rumusan Masalah

Agar masalah ini lebih mengarah, maka diperlukan adanya perumusan masalah.
Adapun masalah yang akan kami bahas, diantaranya :

1. Pengertian dari Produk


2. Penggolongan Produk  
3. Strategi dan Keputusan merek dan kemasan  
4. Keputusan Pelayanan
5. Produk individual dan lini produk

Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari produk


2. Untuk mengetahui penggolongan produk
3. Untuk mengetahui strategi dan keputusan merek dan kemasan
4. Untuk mengetahui keputusan pelayanan
5. Untuk mengetahui produk individual dan lini produk

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Produk


 Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan.
 Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dipakai, di miliki, atau di konsumsikan sehingga dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.
 Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product
as anything that can be offered to a market for attention, acquisition,
use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya
produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit,
basic product, expected product, augmented product dan potential product.
Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :

 Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer


really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan
kepada konsumen.
 Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk
dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
 Expected product (namely a set of attributes and conditions that the
buyers normally expect and agree to when they purchase this product)
yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang
diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
 Augmented product (namely that one includes additional service and
benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer)
yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh
badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

5
 Potential product (namely all of the argumentations and
transformations that this product that ultimately undergo in the future)
yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh
suatu produk dimasa dating

1.2 Penggolongan Produk


A. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kelompok utama, yaitu:

a. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa
dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,
dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

b. Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya
bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya.
Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut :
“ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan
dengan suatu produk fisik.

B. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat di kelompokkan menjadi


dua, yaitu :

a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)


Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya
habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian

6
normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi,
minuman kaleng dan sebagainya.

b. Barang tahan lama (durable goods)


Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya
bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur
ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih).
Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

C. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya


dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:

a. Barang konsumsi (consumer’s goods)


Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung
dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk
memperoleh manfaat dari produk tersebut.

b. Barang industri (industrial’s goods)


Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih
memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu
manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang
industri diperjual belikan kembali. Menurut Kotler (2002,
p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi
untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah
tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang
konsumen dibedakan menjadi empat jenis :

a. Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki
frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan

7
dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang
minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan
pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau,
sabun, surat kabar, dan sebagainya.

b. Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan
pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara
berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat
rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.

c. Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau
identifikasi merek yang unik dimana sekelompok
konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk
membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian
rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.

d. Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen
atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya
belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi
jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.

1.3 Strategi dan Keputusan Merek dan Kemasan


Kotler dan Keller (2009: 168) menyatakan bahwa strategi produk adalah
suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin
agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang
diterapkan oleh pembeli. Menurut Kotler dan Amstong (2010:253)
mengelompokan strategi produk kepada tiga unsur penting, yaitu fitur,
desain atau kemasan produk, dan kualitas produk: 

8
1. Kualitas Produk 
Kotler dan Armstrong (2010:253) mengatakan kemampuan suatu
produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya. Bila suatu
produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan
sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik. Kebanyakan produk
disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas, yaitu : kualitas
rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat
baik. Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun
demikian dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi
pembeli tentang kualitas produk tersebut.

2. Fitur Produk 
Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan
produk satu dengan produk-produk pesaing seperti yang dikemukakan
oleh Kotler dan Amstrong (2010:254) bahwa fitur adalah alat untuk
bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Fitur produk identik dengan sifat dan sesuatu yang
unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki oleh produk lainnya.
Biasanya karakteristik yang melekat dalam suatu produk merupakan
hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus. 

3. Desain atau Kemasan Produk


Menurut Kotler dan Armstrong (2010:254) cara lain untuk
menambah nilai pelanggan adalah melalui desain atau kemasan produk
yang berbeda dari yang lain. Desain merupakan rancangan bentuk dari
suatu produk yang dilakukan atas dasar pandangan bahwa bentuk
ditentukan oleh fungsi dimana desain mempunyai kontribusi terhadap
manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik produk karena selalu
mempertimbangkan faktor-faktor estetika, ergonomis, bahan dan lain-
lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik
perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk dan
memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran

9
Merk  adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau suatu kombinasi
dari atribut-atribut produk yang dapat memberikan identitas kepada suatu
barang dan membedakan barang tersebut dengan barang yang lainnya. Setiap
barang memiliki merk yang berbeda-beda, begitu juga fungsi merk bagi
pembeli, produsen, maupun pedagang. Beberapa fungsi merk, yaitu:
 Bagi Pembeli: sebagai dasar penentuan pilihan, jaminan
kualitas, kepuasan
 Bagi Produsen: sebagai identitas, promosional, membangun
citra produk, dan mengendalikan pasar
 Bagi Pedagang: untuk pengendalian persediaan, prestos,
dan kompetitif

Strategi pengembangan merk, yaitu:

a. Line extension/Perluasan lini produk : Strategi ini menggunakan


nama merek yang sudah ada ditambahkan variasi seperti  diubah ke
dalam bentuk baru, ukuran kemasan yang berbeda, warna dan rasa
yang baru namun masih dengan nama merek yang sama.

b. Brand extension/Perluasan merek : Strategi ini menggunakan nama


merek yang sudah ada dikembangkan dan diperkenalkan untuk
meluncurkan produk baru atau produk modifikasi.

c. Multi brand/Aneka merek : Strategi ini memperkenalkan banyak


merek baru namun masih dalam kategori produk yang sama.

d. New brand/Merek baru : Pada strategi ini adalah meluncurkan


merek yang benar-benar baru untuk kategori produk yang baru
juga bagi perusahaan.

10
Menurut Kotler,  Packaging merupakan proses yang berkaitan dengan
perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus suatu produk. Fungsi
dari kemasan, yaitu:

a. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan,


kehilangan, berkurangnya kadar atau isi, dan sebagainya.
b. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan
(operating), misalnya supaya tidak mudah tumpah, sebagai
alat pemegang, dan sebagainya.
c. Memberikan daya tarik (promotion) seperti aspek artistik,
warna, bentuk, maupun desainnya.
d. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya
untuk diisi kembali atau untuk wadah lain.
e. Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh
atau awet, lembut, dan mewah.
f. Sebagai distribusi (shipping), misalnya mudah disusun,
dihitung, dan ditangani.
g. Sebagai informasi (labelling), yaitu mengenai isi,
pemakaian, dan kualitas.
h. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan
teknologi dan daur ulang.

Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan harus memberikan


keunikan atau ciri khas dari produk. Salah satunya yaitu kemasan produk yang
mempunyai peranan penting dalam penjualan. Dimana kemasan bukan hanya
sebagai pembungkus, tetapi juga bisa dijadikan sebagai salah satu alat promosi
efektif yang dapat memberikan informasi kepada konsumen mengenai produk
perusahaan. Untuk itu dalam membuat kemasan harus dibuat sebagus
mungkin. Salah satu alasan konsumen tertarik membeli produk dikarenakan
kemasan yang menarik.

11
Wadah atau kemasan tersebut terdiri dari 3 tingkat bahan, yaitu:

a. Kemasan dasar (primary package), yaitu kemasan langsung dari


suatu produk atau kemasan yang pertama kali bersentuhan
langsung dengan isi produk.
b. Kemasan tambahan (secondary package), yaitu bahan yang
melindungi kemasan dasar dan dibuang bila produk tersebut akan
digunakan.
c. Kemasan pengiriman (shipping package), yaitu setiap kemasan
yang diperlukan waktu penyimpanan dan pengangkutan.

Melalui kemasan produk, image produk juga dapat dibentuk misalnya 


sebagai produk yang kokoh, awet, mewah atau tahan lama. Sehingga
konsumen akan memilih suatu produk karena sesuai syarat yang akan dibeli
misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga kualitasnya.
Konsumen seringkali membeli suatu produk tidak untuk segera dikonsumsi
tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang terlindungi
secara baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh cuaca. Dari
sisi distribusi, kemasan juga memegang peranan penting karena dengan
kemasan produk akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan
secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan
didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lainnya.

1.4 Keputusan Pelayanan


Dulu pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan
ketahanan/durabilitas, keberwujudan, dan kegunaan ( konsumen atau
industry). Setiap produk memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai.

A. Ketahanan (durabiliti).
Pasar menggolongkan produk mejadi tiga kelompok menurut
ketahanan dan keberwujudannya.

12
1. Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods)
adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi
dalam satu atau beberapa penggunaan, seperti sabun dan bir.

2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-barang


berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama,
seperti kulkas, pakaian, alat-alat mesin.

3. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak


terpisahkan, bervariasi dan dapat musnah. Akibatnya jasa
biasanya memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok
dan kemampuan adaptasi yang lebih besar, misal salon potong
rambut, nasihat hukum, dan perbaikan peralatan.

B. Produk konsumen
Produk konsumen adalah produk dan jasa yang dibeli oleh
konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar biasanya
menggolongkan produk dan jasa ini lebih jauh berdasarkan bagaimana
cara konsumen membelinya. Produk konsumen meliputi :

1. Produk kebutuhan sehari-hari (convenience product) adalah


produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan segera
dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan
pemebelian yang minimun. Contohnya : sabun, dan makanan
cepat saji

2. Produk belanja (shopping product) adalah produk dan jasa


konsumen yang lebih jarang dibeli dan pelanggan
membandingkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya produk
secara cermat. Contohnya : perabot, pakaian, mobil.

13
3. Produk khusus (specially product) adalah produk dan jasa
konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi merek di
mana sekelompok pembeli signifikan bersedia melakukan
usaha pembelian khusus. Contohnya : merek dan tipe mobil
tertentu, jasa dokter dan ahli hukum.

4. Produk yang tak dicari (unsought product) adalah produk


konsumen yang mungkin tidak dikenal konsumen atau produk
yang mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya konsumen
tidak berpikir untuk membelinya. Contohnya : Asuransi jiwa,
jasa praperencanaan pemakaman

C. Produk industri 
Produk indutri adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih
lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu bisnis. Misalnya
bahan dan suku cadang, barang modal, layanan bisnis dan pasokan.
Perbedaan antara produk konsumen dengan produk industri didasarkan
pada tujuan untuk apa produk itu dibeli.

1.5 Produk Individual dan Lini Produk


1. Analisis Lini Produk
Manajer lini produk harus mengetahui penjualan dan laba tiap unit
produk dalam lininya untuk menentukan unit produk mana yang akan
dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau dihentikan. Mereka juga
perlu memahami profil pasar tiap produk.
2. Penjualan dan Laba Lini Produk
Penjualan yang sangat terpusat pada sejumlah unit kecil produk
menunjukkan kerentanan lini tersebut. Unit-unit tersebut harus diawasi
dan dilindungi secara cermat. Manajer lini produk dapat
mempertimbangkan untuk melepas unit produk yang penjualan dan

14
labanya rendah kecuali jika unit produk itu mempunyai potensi besar
untuk tumbuh.
3. Profil Pasar
Manajer lini produk juga harus menganalisis bagaimana posisi lini
produknya terhadap lini produk pesaing. Untuk itu manajer lini harus
membuat peta produk yang berguna untuk merancang strategi
pemasaran lini produk. Peta itu menunjukkan unit produk pesaing yang
menyaingi produk perusahaannya. Manfaat lainnya dari peta produk
tersebut adalah dapat untuk mengidentifkasi segmen pasar.
Setelah  melaksanakan analisis
Lini produk, manejer lini produk harus mempertimbangkan
keputusan tentang panjang lini produk, modernisasi lini, keistimewaan
lini dan pemangkasan lini.

15
BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan

Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk


merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan kepasar untuk di
konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari
perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk produk
yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan,
garansi dan rasa agar dapat menarik peminat konsumen untuk mencoba dan
membeli produk tersebut. Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang
baru atau yang sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua
kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang
kebutuhan manusia kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk,
perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri
dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.

16

Anda mungkin juga menyukai