Anda di halaman 1dari 5

3 Kunci ini Membuat Anda Ahli dalam Menjual

Mungkin anda bertanya-tanya...

Mengapa ada orang yang sangat mudah menjual produknya sementara orang lain mesti bekerja
keras untuk menjualnya?

Mengapa sepertinya ada orang yang dilahirkan dengan memiliki bakat menjual yang kuat sementara
orang lain nampak tidak berbakat sama sekali?

Apa rahasia yang membuat sebagian orang ahli dalam menjual sementara orang lain payah dalam
melakukannya?

Saya mengamati ada 3 kunci sukses dari mereka yang ahli dalam menjual ...

Pertama, Mindset yang tepat. Pola pikir seseorang menentikan perilaku dan tindakannya. Seseorang
dengan mindset yang tepat akan mampu menghasilkan perilaku dan tindakan yang tepat.

Kedua, taktik yang tepat. Taktik adalah tindakan yang bersistem yang didesain untuk mencapai
tujuan. orang-orang yang sukses dalam menjual memiliki sistem yang terbukti efektif dalam
mempengaruhi dan meyakinkan orang lain.

Ketiga, mereka bekerja keras dan konsisten dalam menerapkan apa yang mereka ketahui.

Saya tidak bisa mengajarkan konsisten dan kerja keras, karena anda yang harus melakukannya
sendiri. Namun saya bisa membagikan mindset dan taktik yang digunakan oleh Penjual yang sukses,
sehingga anda dapat meniru, mengadopsi dan mempraktekannya.

Pahami Ini, Maka Anda Sukes Dalam Mempengaruhi Pembeli

Setiap tindakan manusia dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar, termasuk dalam pengambilan
keputusan pembelian dan pola konsumsi. Pemikiran di bawah sadar ini terbentuk dari pengalaman
dan emosi dan dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Pemasar perlu menggali sehingga dapat
memanfaatkan pikiran bawah sadar konsumen untuk memasarkan produk.

Dalam bukunya yang berjudul ‘The Culture Code’, Clotaire Rapaille, menjelaskan bahwa setiap
individu dapat memproses informasi yang sama dengan cara yang berbeda sehingga menghasilkan
tindakan yang berbeda. Perbedaan pengolahan informasi ini, serta perbedaan tindakan yang
diambil, dipengaruhi oleh suatu pemahaman bawah sadar yang melekat pada suatu barang atau isu.
Pemahaman bawah sadar ini ia namakan ‘Kode’.

‘Kode’ ini terbentuk dari jejak-jejak pembelajaran dalam hidup seorang individu yang terbentuk
karena adanya pengalaman dan emosi yang timbul dari pengalaman tersebut. Semakin besar emosi
yang terlibat, semakin dalam jejak yang terbentuk karena suatu pengalaman. Jejak pengalaman
inilah membentuk ‘kode’ dan mengendalikan tindakan-tindakan seorang individu.

Karena terbentuk dari pengalaman, ‘kode’ menjadi identik dengan budaya dari suatu kelompok.
Misalnya dalam buku tersebut, Rapaille, mengungkapkan salah satu risetnya bahwa ‘kode’ untuk
makanan bagi orang Amerika adalah ‘bahan bakar’, sehingga banyak sekali restoran cepat saji
bermunculan disana. Sedangkan bagi orang Perancis, makanan adalah ‘pengalaman untuk
perbaikan’, sehingga dari sanalah banyak muncul restoran dengan konsep fine-dining.

Mungkin beberapa dari kita masih ingat pada awal peluncuran produknya, Ovaltine sebagai
minuman coklat sebelum tidur yang membuat tidur lebih nyenyak. Dulu bisa dikatakan tidak begitu
berhasil. Konsumen Indonesia tidak terbiasa dengan konsep minuman coklat sebelum tidur, kita
lebih terbiasa dengan minuman hangat, mulai dari teh, kopi, susu, di pagi hari untuk memulai
aktivitas.

Contoh-contoh di atas memang terlihat terlalu menggeneralisir suatu budaya, tidak semua orang
Amerika senang dengan restoran cepat saji, tidak sedikit juga orang Perancis yang bisa menikmati
makan dengan cepat, dan tidak semua orang Indonesia suka minuman hangat pagi hari. Tetapi
dalam level yang lebih sempit, konsep ini dapat digunakan pemasar untuk mengetahui dorongan
bawah sadar yang membentuk preferensi dan pola konsumsi kelompok konsumen yang ia target.

Pikiran bawah sadar dapat dibagi menjadi tiga level, individual unconscious, yaitu dorongan pribadi
yang mengendalikan tindakan setiap individu bersifat unik antara satu individu dengan individu lain.
Kedua, collective unconscious, yaitu dorongan bawah sadar yang mengendalikan tindakan individu
sebagai anggota dari suatu kelompok. Dan yang terakhir, yang paling mudah dilihat, cultural
unconscious, yaitu dorongan bawah sadar yang terbentuk dari budaya tempat individu tersebut
tumbuh.

Suatu metode riset untuk menggali pikiran bawah sadar dalam meresponden terhadap suatu isu
diperkenalkan oleh Rapaille. Untuk mendapatkan ‘kode’ dari suatu isu atau produk, Rapaille
melakukan riset yang dibagi menjadi tiga fase utama.

Fase pertama, disebut sebagai bad focus group. Bertujuan untuk menanyakan pemahaman umum
responden mengenai suatu isu atau produk. Fasilitator riset berperan sebagai seseorang yang sama
sekali tidak mengetahui apa-apa mengenai isu/ produk tersebut. Deskripsi-deskripsi yang diberikan
akan menggambarkan apa yang responden pikirkan secara rasional. Deskripsi-deskripsi ini
merupakan hasil dari lapisan pertama dari otak manusia, yaitu cortex.

Cortex berfungsi untuk mengatur proses belajar, pemikiran abstrak, dan imaginasi. Pada bagian
inilah logika dan pemikiran dibentuk, sehingga pemikiran yang timbul adalah pemikiran yang
dianggap masuk akal. Cortex-lah yang memberikan alasan-alasan rasional terhadap suatu tindakan
individu.

Pada fase kedua riset, partisipan diminta untuk duduk di lantai dan membuat kolase dari guntingan
kata-kata untuk menggambarkan isu/ produk yang dibahas. Kemudian partisipan diminta untuk
memberikan suatu cerita dari kata-kata yang ia pilih. Tujuannya adalah untuk mendapatkan petunjuk
lebih lanjut mengenai pengalaman partisipan dengan isu produk yang sedang dibahas, yang terkait
dengan limbic system.

Limbic system berfungsi untuk mengatur emosi. Saat seorang individu harus memutuskan antara
rasionalitas dan perasaan, limbic system akan bekerja. Bagian otak ini berpikir untuk merasa benar
dan baik.

Terakhir, pada fase ketiga riset, partisipan diminta untuk berbaring di lantai (dengan bantal),
diputarkan musik, diberikan aromatheraphy, dan berbagai cara lain untuk membuat partisipan
santai. Kondisi yang santai dimaksudkan untuk menenangkan gelombang otak yang aktif. Pada fase
ini responden diminta untuk mengingat pengalaman pertama, atau yang paling berkesan, berkaitan
dengan isu atau produk yang sedang dibahas. Tujuannya untuk mengakses reptilian brain.

Reptilian brain adalah bagian otak yang mengatur kelangsungan hidup. Tujuan dari pemikiran yang
terjadi di sini adalah untuk keberadaan individu. Karena otak inilah yang sebenarnya paling kuat
mempengaruhi tindakan seorang individu, namun pengaruhnya sering tidak disadari. Dan disinilah
‘kode’ terbentuk.

Dengan mengungkap dorongan bawah sadar kelompok konsumen yang ditarget, pemasar dapat
melakukan penawaran produk secara efektif. Pesan komunikasi produk yang menyentuh, atau
layanan komplementer yang memberi nilai tambah, cara penjualan yang tepat, dapat digali dengan
mengungkap dorongan bawah sadar konsumen.

Sebagai tambahan, Rapaille memberikan lima prinsip utama yang perlu diperhatikan untuk
mengungkap dorongan bawah sadar suatu budaya/ kelompok:

1. Jangan langsung mempercayai apa yang dikatakan. Bukan karena individu tersebut suka
berbohong, hanya saja ia tidak mengatakan maksud sebenarnya. Karena umumnya, individu
memberikan alasan rasional yang masuk akal dari cortex, dan tidak benar-benar mengetahui
mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan.
2. Emosi adalah energi yang diperlukan untuk mempelajari semua hal. Emosi adalah kunci
pembelajaran dan proses pembentukan ‘kode’. Begitu pula dalam proses mengungkap
‘kode’, emosi diperlukan untuk menggali ‘kode’ lebih dalam.
3. Struktur, bukan isi, adalah pesan utama. Yang dimaksud dengan struktur adalah kondisi
dimana tindakan tersebut diambil, bisa bersifat individu, interaksi antar individu, maupun
kelompok.
4. Ada ruang waktu untuk pembentukan ‘jejak’dari suatu pengalaman, dan makna dari ‘jejak’
tersebut berbeda dari satu budaya dengan budaya lain. Setiap budaya kelompok konsumen
memiliki cara berbeda dalam menanggapi suatu isu, tergantung dari bagaimana pengalaman
dan kebiasaan terbentuk.
5. Untuk memahami makna suatu ‘jejak’, perlu mempelajari bagaimana jejak tersebut
terbentuk. Setiap budaya/ kelompok bisa memiliki jejak dan kode berbeda, tergantung dari
pengalaman dan emosi yang membentuknya.

Hypnoselling : Taktik Penjualan Tanpa Penolakan

Hypnoselling merupakan aplikasi hypnosis atau teknik hipnotis yang dimanfaatkan untuk aktivitas
jual – beli yang memanfaatkan bawah sadar seseorang termasuk aspek emosi dari para konsumen
untuk meningkatkan pembelian. Hal ini sebetulnya sudah dipelajari dan diterapkan di Dunia Barat,
dan jika anda cermati Mall – Mall pun melakukan Hypnoselling.

Aktivitas jual-beli terjadi dimanapun kapanpun. Sejalan dengan hal tersebut, pada prakteknya
Hypnoselling bisa diaplikasikan untuk siapapun dengan latar belakang profesi yang beragam. Intinya
Hypnoselling membangun sebuah prinsip win-win solution antara si pembeli yang merasa senang,
dan yang menjual banyak untung.

Fokus utama Hypnoselling adalah penggunaan komunikasi secara elegan dengan menggunakan
prinsip-prinsip yang sesuai dengan komunikasi pikiran bawah sadar manusia.

Untuk piawai dalam berkomunikasi yang efektif dan elegan sesuai dengan prinsip-prinsip
hypnoselling maka seseorang perlu tahu bagaimana dapat menembus pikiran kritis seseorang.
Dalam banyak literatur atau buku-buku tentang hipnosis dan mind technology, dikatakan bahwa
pikiran kritis seseorang dapat tertembus apabila melelaui / mengalami beberapa hal :

 Repetisi

 Figur Otoritas

 Identifikasi Kelompok

Ke-3 hal diatas adalah cara sederhana bagaimana menembus pikiran kritis seseorang. Mari kita
bahas satu-persatu.

Berapa banyak dari Anda yang akhirnya membeli sebuah barang karena ditawarin terus menerus,
penjualnya tidak pantang menyerah untuk menawarin kita dan akhirnya kita tidak mengkritisinya
lagi dan langsung membeli.

Berapa banyak dari Anda kalau ditawari oleh orang yang dekat, orang yang kita hormati, orang yang
berpengaruh dalam hidup kita langsung mengiyakan, langsung membeli barang / jasa tanpa
mengkritisi lebih lanjut.

Berapa banyak dari Anda, yang karena teman / kelompok Anda memakai barang merk “X” akhirnya
Anda ikut-ikutan. ketika Anda ditawari merk “X” tersebut Anda langsung membelinya tanpa
mengkritisi lebih lanjut.

Nah…ketiga contoh diatas adalah aplikasi sederhana dari sebuah pola komunikasi dengan memenuhi
kaidah-kaidah pola pikir manusia. Teknik tersebut merupakan aplikasi sederhana dari apa yang di
sebut Hypnoselling.

Dengan Hypnoselling ini, maka Anda akan mendapatkan manfaat sebagai berikut :
 Prinsip dasar Seller dan Gaya Penjualan. Penting untuk dipahami karena ini adalah yang
mendasar sekali sebelum anda menjual. Mindset akan dicerahkan dan disesuaikan dengan
apa yang akan anda jual sehingga meningkatkan rasa percaya diri pada saat presentasi
sesuatu yang dijual

 Mengenal Bawah Sadar Konsumen. Dengan memahami konsep bawah sadar seseorang, kita
menjadi tahu efek sugesti yang kita berikan kepada mereka dan bisa memanfaatkannya
untuk mengikuti apa yang kita sarankan.

 Hypnotic Selling Language

Ucapan. Bahasa hypnosis memiliki seni dalam pengucapannya, sehingga enak didengar dan nyaman.
Di sini anda diajarkan cara melafalkannya secara benar berikut intonasi dasar penekanan bahasa.

 Tulisan. Bahasa tulisan yang mengandung unsur hipnosis banyak sekali manfaatnya, untuk
iklan sms, email broadcast, penulisan web marketing, proposal, dan lain sebagainya

 Gestur. Ada beragam gestur yang bisa menarik minat seseorang dalam membeli produk
anda. Dan lagi – lagi merupakan peran bawah sadar. Gestur yang akan dipelajari oleh anda
bisa dimanfaatkan saat anda berhadapan langsung dengan konsumen atau pada saat anda
presentasi.

 Persuasive Method. Merupakan pendekatan yang unik melalui serangkaian konsep dan
skenario sebelum anda bertemu langsung pada calon konsumen, sehingga memposisikan
konsumen tidak memiliki pilihan lain selain membeli produk anda.

 Effective Closing. Baik di awal tentunya perlu baik di akhir, effective closing mengajarkan
bagaimana cara anda menutup penjualan dengan cepat dan menghasilkan keuntungan

Ilmiu Hypnoselling ini bukan ditujukan agar Anda bisa memaksakan kehendak kepada orang lain.
Hypnoselling ini adalah teknik komunikasi persuasif agar orang lain lebih menyukai dan lebih percaya
kepada Anda, termasuk menyukai dan percaya dengan kualitas produk Anda. Seringkali Anda punya
produk/jasa bagus tapi orang lain tidak mau menerimanya karena merasa ragu. Nah, setelah Anda
memahami rahasia komunikasi dan rahasia pikiran manusia, maka Anda bisa membuat percaya dan
mengikuti saran Anda.

Tonton Free Webinar Hypnoselling disini http://meneersyaiful.online/jurus-jitu-jualan-ala-


hypnoselling-bag-1/

Tertanda

Kang Ifung

Sales Funnel Value Ladder Expert

Anda mungkin juga menyukai