Anda di halaman 1dari 22

Introduction to Lean

Pengenalan Lean
 
Thanks for your interest in Gemba Academy and Lean! By the end of
this module you’ll understand, and be able to explain, exactly what
lean is and why lean is beneficial for individuals and any sort of
organization no matter the industry.
Terima kasih atas ketertarikan Anda di Gemba Academy dan Lean!
Dengan menyelesaikan modul ini, Anda akan memahami dan
mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Lean dan
mengapa Lean menguntungkan bagi individu dan organisasi
apapun terlepas dari dibidang apakah organisasi tersebut.
 
What is Lean?
Apakah Lean itu?
 
All right, let’s begin with a definition. Lean is an operational
excellence strategy that enables people and organizations, to
change for the better. Put another way lean thinking organizations
are constantly seeking out ways to continuously improve the way
they work.
Baiklah, mari kita mulai dengan definisi. Lean adalah Strategi
Operational Excellence (OE) yang memungkinkan orang dan
organisasi melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan
kata lain, organisasi yang berpikir Lean terus menerus mencari
cara untuk melakukan perbaikan cara kerja mereka secara terus
menerus.
 
Another common way to define lean is that its’ the persistent
pursuit and elimination of waste. A few examples of this waste
could be the waste of waiting, the waste of defects, and the waste of
excess motion leading to lost productivity and, in extreme cases,
injury.
Cara lain untuk mendefinisikan Lean adalah pencarian terus
menerus dan eliminasi (menghilangkan) pemborosan. Contoh kecil
dari pemborosan ini misalnya menunggu (waiting), cacat (defect),
dan gerakan berlebih (excess motion) yang mengantarkan pada
hilangnya produktivitas dan pada kasus ekstrim, kecelakaan
(injury).
 
And while lean is all about improving processes its greatest value lies
in the development of people since, in the end, lean is a people
based system. Yes, the many tools and concepts of lean are
important… but if you neglect the people aspect failure is almost a
certainty.
Dan ketika Lean adalah semua tentang  perbaikan  proses,  nilai
terbesarnya terletak pada pengembangan orang karena, pada
akhirnya, Lean adalah sistem yang berbasis manusia (people based
system). Ya, banyak alat dan konsep dari lean itu penting… Tetapi
jika Anda mengabaikan aspek manusia (people aspect), kegagalan
itu hampir pasti terjadi.
 
The Lean House
Rumah Lean
 
In fact, lean is often described as a system focused on creating
customer value. The base of the so-called lean house consists of
concepts like teamwork, challenge, and kaizen, which means to
change for the better. Then, there are two pillars that hold the house
up.
Pada kenyataannya, Lean sering digambarkan sebagai sebuah
sistem yang berfokus pada penciptaan  nilai untuk pelanggan
(creating customer value). Dasar yang kita sebut Lean House terdiri
kerja tim (teamwork), tantangan (challenge), dan kaizen yang
berarti perubahan untuk lebih baik. Kemudian, ada dua pilar yang
menahan rumah itu.
 
The first is continuous improvement, which represents the many
tools and concepts of lean while the second pillar, respect for
people, represents the importance placed on the development of
people. To be sure, you can’t succeed with lean without both of these
pillars firmly in place.
Pertama adalah  perbaikan secara terus menerus (continuous
improvement),  yang menunjukkan banyak alat dan konsep Lean.
Sedangkan Pilar kedua kepedulian terhadap orang (respect for
people),  menunjukkan pentingnya pengembangan
orang.  Pastinya,  anda tidak bisa berhasil dengan Lean tanpa kedua
pilar yang kuat ditempatnya.
 
Finally, form a definition perspective, it must be said that lean isn’t
only about attacking waste while increasing the speed at which
products are produced. Lean is also very focused on improving
the quality of our products and services as well as the stability
of our processes. In fact, many lean principles such as one-piece
flow will never succeed without stable and high quality processes in
place.
Pada akhirnya, dari sudut pandang definisi, dapat dikatakan
bahwa Lean tidak hanya  tentang  menghilangkan pemborosan
disaat meningkatkan kecepatan di mana produk itu
dihasilkan.  Lean juga sangat fokus pada peningkatan kualitas
produk dan layanan serta stabilitas proses.  Pada kenyataannya,
banyak prinsip Lean seperti one-piece flow tidak akan pernah
berhasil tanpa proses yang stabil dan kualitas tinggi.
 
Why Lean?
Mengapa Lean?
 
So that’s how we can define lean… the next question we’d like to
address is why so many organizations are using lean to improve their
business and, more importantly, the lives of their employees and
customers. And to answer this I’d like to ask you a few questions.
Jadi, bagaimana kita dapat mendefinisikan Lean… Pertanyaan
berikutnya yang ingin kita sampaikan adalah mengapa begitu
banyak organisasi menggunakan Lean untuk memperbaiki
bisnisnya  dan lebih penting lagi, untuk memperbaiki kehidupan
karyawan dan pelanggan mereka. Dan untuk menjawab ini saya
ingin menanyakan sedikit pertanyaan kepada Anda.
 
Have you ever experiences long waiting times at the doctor or any
sort of service center? If so, how did it feel? Conversely, have you
ever ordered something from your favourite online store and
receinved the item later the same day? If so, how did that feel? Lastly,
have you ever purchase something that was made and performed so
well you were forever a loyal customer?
Pernahkan Anda memiliki pengalaman yang cukup lama menunggu
dokter atau semacam pusat layanan? Jika iya, bagaimana rasanya?
Sebaliknya pernahkan Anda menerima suatu pesanan yang Anda
beli dari toko online favorit Anda dan menerimanya di hari yang
sama? Jika iya, bagaimana rasanya? Terakhir, pernahkah Ada
membayar sesuatu yang  dibuat  dengan  bagus  dan berfungsi
baik  barangnya sehingga Anda menjadi pelanggannya yang loyal?
 
Well, obviously, very few people like to waste time waiting… and
experiences like same day delivery and extremely high quality
products are most definitely delighters.
Baiklah, jelasnya, sangat sedikit orang yang  suka  menghabiskan
waktu untuk menunggu… dan pengalaman pengiriman di hari yang
sama dan dengan produk berkualitas yang sangat tinggi adalah hal
yang paling menyenangkan.
 
And, as it turns out, many of the organizations practicing lean see
results just like these without resorting to holding excess inventory,
or expediting, or performing excessive visual inspection.
Dan ternyata, banyak organisasi mempraktekkan Lean dengan
melihat hasil seperti itu saja tanpa memperhatikan persediaan
(inventory) yang berlebih, atau membuatnya lebih cepat, atau
menunjukkan pengecekan yang berlebih secara visual.
 
It should also be pointed out that these same lean thinking
organizations also reap many other benefits including improved
employee engagement and morale, reduced operating costs
since employees are constantly seeking out improvements, and
improved safety for everyone in the organization.
Perlu diketahui juga bahwa organisasi yang  menggunakan
pemikiran  Lean (lean thinking) ini juga mendapatkan banyak
manfaat lain termasuk  meningkatkan keterlibatan dan moral
karyawan, mengurangi biaya operasional karena karyawan terus
mencari perbaikan, dan meningkatkan keselamatan bagi setiap
orang di dalam organisasi.
 
Taken together, all of these improvements ultimately lead to
increased profits and long-term success and growth of the
organization.
Secara bersamaan, semua perbaikan ini pada akhirnya mengarah
pada peningkatan keuntungan dan kesuksesan jangka panjang
serta pertumbuhan organisasi.
 
Lean Success Stories
Cerita Sukses Lean
 
With all this said, one of the most exciting aspects of our work here
at Gemba Academy is hearing our customer’s lean success stories.
For example, our friends over at the FedEx Office manufacturing
Network reduced accuracy failures by 30% when they transitioned
from a batch & queue workflow to continuous flow.
They also reduced injury rate by 60% through the application of
daily improvements and shift huddles.
 Dengan semua pembahasan  ini, salah satu aspek paling menarik
dari pekerjaan kami di sini di Gemba Academy adalah mendengar
kisah sukses Lean dari  pelanggan kami. Sebagai contoh, teman-
teman kami di Jaringan pembuatan Kantor FedEx  mengurangi
kegagalan akurasi sebesar 30>#/b### ketika mereka beralih dari
alur kerja  per bagian (batch)  & antrian ke aliran berkelanjutan.
Tingkat cedera juga  berkurang hingga 60>#/b###  dengan
menerapkan  perbaikan harian  dan shift.
 
Next, the folks over at Franciscan Health in Indianapolis,
Indiana began saving more than $30,000 per year when found a
better way for Endoscopy patients to deal with the long,
uncomfortable, probes used during procedures.
Selanjutnya, orang-orang di Franciscan Health di Indianapolis,
Indiana mulai  menghemat  lebih dari $ 30.000 per tahun  ketika
menemukan  prosedur  yang lebih baik bagi pasien Endoskopi  untuk
mengatasi lamanya waktu, ketidaknyamanan, dan alat yang
digunakan selama proses.
 
Lastly, the water department in the City of Grand Rapids,
Michigan increased inventory turns from 1 to 10 per
year resulting in spending reductions of $500,000 per year. These
savings were then passed onto city residents who realized
a 1.25% savings on their water bill.
Terakhir, departemen air di Kota Grand Rapids,
Michigan  meningkatkan  perubahan  persediaan dari 1 menjadi 10
per tahun  yang menghasilkan  pengurangan pengeluaran sebesar $
500.000 per tahun. Penghematan ini kemudian diteruskan ke
penduduk kota yang menyadari  adanya  penghematan 1,25% pada
tagihan air mereka.
 
To hear more customer success stories be sure to check out
our Gemba Academy Live suite videos, which allow you to
virtually tour some of the best lean thinking companies in the
world.
Untuk mendengar lebih banyak kisah sukses pelanggan, pastikan
untuk melihat video Gemba Academy Live kami, yang
memungkinkan Anda untuk melakukan  perjalanan (tour)  secara
virtual ke beberapa perusahaan  yang memiliki pola berpikir
Lean  terbaik di dunia.
 
What About the Tools?
Bagaimana dengan Alatnya (Tools)?
 
Now, throughout this lesson we’ve touched on what lean is, why
companies practice it, and some actual success stories. What we
haven’t spent much time on that are the many lean tools and
concepts that can be applied by anyone in any industry.
Sekarang,  melalui  pembelajaran ini,  kita telah benar-benar
memahami apa itu Lean, mengapa perusahaan
mempraktikkannya, dan beberapa kisah sukses yang  nyata.  Yang
belum banyak kita bahas adalah tentang alat (tools) dan konsep
Lean yang banyak  diterapkan oleh siapa pun di industri apa pun.
 
Lean tools like 5S, the 7 deadly wastes, and value stream
mapping are being used by organizatios around the world and
we’re happy to say we offer hundreds of training videos covering
just about any lean tools or concept you can think of.
Alat  (Tools)  Lean seperti 5S, 7  pemborosan, dan pemetaan  aliran
nilai (value stream)  digunakan oleh organisasi di seluruh dunia dan
dengan senang hati kami mengatakan kami menawarkan ratusan
video pelatihan yang mencakup hampir semua  alat
(tools)  Lean  atau konsep yang  anda pikirkan.
 
In fact, the first video of every course we offer is free to view so
be sure to check those out over at GembaAcademy.com. And, if
you’d like to take us for a free test drive be sure to setup a
complimentary trial account as well. Of course if you’re already
a subscriber, be sure to explore these topics within the School of
Lean.
Bahkan, video pertama dari setiap kursus yang kami tawarkan
gratis untuk dilihat jadi pastikan untuk memeriksanya  di
GembaAcademy.com. Dan, jika  anda ingin membawa kami untuk
test gratis, pastikan untuk menyiapkan akun uji coba gratis juga.
Tentu saja jika Anda sudah menjadi pelanggan, pastikan untuk
menjelajahi topik-topik ini dalam  Sekolah Lean.
 
Whether you’re interested in improving your personal work
practices or improving the performance of a department or an
entire company, lean and Gemba Academy can certainly help
you in your pursuit of excellence.
Apakah anda tertarik untuk meningkatkan praktek kerja
pribadi  anda  atau meningkatkan kinerja departemen atau seluruh
perusahaan, Lean dan Gemba Academy pasti dapat membantu
Anda dalam mencapai keunggulan.
 
My name is Ron Pereira and on behalf of all of us here at Gemba
Academy I’d like to wish you all the best as you progress on this
never-ending journey of continuous improvement. 
Nama saya Ron Pereira dan atas nama kita semua di sini di Gemba
Academy, saya berharap yang terbaik untuk semuanya pada
kemajuan anda dalam mengikuti perjalanan perbaikan terus
menerus yang tiada akhir.

Lean is an operational excellence strategy that enables people


and organizations, to change for the better.

And while lean is all about improving processes its greatest value lies
in the development of people since, in the end, lean is a people
based system.
There are two pillars that hold the house up. The first is continuous
improvement,  while the second pillar, respect for people.

Finally, form a definition perspective, it must be said that lean isn’t


only about attacking waste. Lean is also very focused on improving
the quality of our products and services as well as the stability
of our processes.

Have you ever experiences long waiting times at the doctor or any
sort of service center?--lean must be used for healthcare industry

Conversely, have you ever ordered something from your favourite


online store and receinved the item later the same day?--> lean must
be used for service industry

Well, obviously, very few people like to waste time waitingall


industry has a waste waiting because of that lean must be used for
all industry
10 Commandments of Continuous Improvement
10 Aturan Perbaikan Berkelanjutan
 
In this lesson we're going to learn all about what we refer to as the
ten commandments of continuous improvement.  
Dalam pelajaran ini kita akan belajar semua tentang apa yang kita
sebut sepuluh aturan perbaikan berkelanjutan.
 
What is Continuous Improvement?
Apa itu perbaikan berkelanjutan
 
Lets get started by first answering the question, what is continuous
improvement? 
Simply put, continuous improvement is a mindset and way of
thinking that’s focused on improving processes while also seeking
out ways to improve the lives of people.
Mari kita mulai dengan pertama menjawab pertanyaan, apa
perbaikan berkelanjutan?
Sederhananya, perbaikan berkelanjutan adalah pola pikir dan cara
berpikir yang terfokus pada perbaikan proses dan di saat yang
sama juga mencari cara untuk meningkatkan kehidupan seseorang.
 
Now, I’d like to stress the word people since it’s quite easy to become
enamoured with the many tools of continuous improvement without
realizing, in the end, continuous improvement is a people based
principle first and foremost.  
Sekarang, saya ingin menekankan kata pada “orang” karena sangat
mudah untuk terpikat dengan banyak alat untuk perbaikan terus-
menerus tanpa menyadari, pada akhirnya, perbaikan
berkelanjutan adalah prinsip yang berdasar pada orang sebagai
yang paling utama dan paling penting.
 
Of course, this isn’t to say the tools of lean, six sigma, and other
improvement methodologies aren’t important… they are which is
why we offer hundreds of videos on just about any lean or six sigma
tool you’ll ever need.  But if you’re not able to motivate, inspire, and
respect others it really doesn’t matter how good you are at value
stream mapping or design of experiments.  
Tentu saja, ini tidak berarti bahwa Lean, six sigma, dan metodologi
perbaikan lainnya tidak penting ... itulah sebabnya kami
menawarkan ratusan video hanya tentang alat lean atau six sigma
yang anda butuhkan. Tetapi jika anda tidak bisa memotivasi,
menginspirasi, dan menghormati orang lain, maka tidaklah penting
kemampuan anda dalam melakukan pemetaan value stream atau
desain eksperimen.
 
So, with this said, let's spend some time talking about what it takes to
excel at continuous improvement.
Jadi, bisa dikatakan, mari luangkan waktu untuk berbicara tentang
apa yang diperlukan supaya unggul pada perbaikan berkelanjutan. 
 
The first thing it takes is daily practice.  While athletes like Lebron
James, Lionel Messi, and Cristiano Ronaldo are no doubt blessed with
amazing talent they also practice extremely hard.  
Hal pertama yang dibutuhkan adalah  latihan harian. Sementara
atlet seperti Lebron James, Lionel Messi, dan Cristiano Ronaldo
tidak diragukan lagi diberkati dengan bakat luar biasa, mereka
juga berlatih sangat keras.
 
In fact, there have been many studies that point to the importance of
practice…
Some studies indicate it could take as many as 10,000 hours to
master a skill while other studies seem to think it could be less.  In
the end, the exact number of hours required to master a skill isn’t all
that important.  Instead, the important thing – especially as it relates
to continuous improvement – is that we need to practice daily while
never feeling as if we’ve arrived and know it all.  
Bahkan, ada banyak penelitian yang menunjukkan pentingnya
latihan ...
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan 10.000 jam
untuk menguasai suatu keterampilansementara studi lain
tampaknya berpikir  kurang dari  itu. Pada akhirnya, jumlah jam
yang tepat yang diperlukan untuk menguasai suatu keterampilan
tidaklah  begitu penting. Sebaliknya, hal yang penting - terutama
yang berkaitan dengan perbaikan berkelanjutan - adalah bahwa
kita perlu berlatih setiap hari dan tidak pernah merasa seolah-olah
kita telah tiba  ditujuan  dan mengetahui segalanya.
 
And while practicing is a must there are several other key guide lines
that all Continuous improvement practitioners should follow. At
Gemba Academy, we refer  to  these guidelines  as the ten
commandments of continuous improvement.     
Dan ketika berlatih adalah suatu keharusan, ada beberapa garis
panduan utama yang harus diikuti oleh semua praktisi perbaikan
berkelanjutan. Di Gemba Academy, kami mengacu pada pedoman
ini sebagai sepuluh aturan perbaikan terus-menerus.
 
1st  commandment is to open our minds to change while letting go
of paradigms and preconceived notions of how things should be. We
must also stay focused on how something can be made to work
rather than why it would never work.  
Aturan pertama adalah  membuka pikiran kita untuk
berubah  sementara melepaskan paradigma dan praduga tentang
bagaimana hal-hal seharusnya terjadi. Kita juga harus tetap fokus
pada bagaimana sesuatu dapat dibuat bisa berhasil daripada focus
dengan mengapa itu tidak akan berhasil.
 
2nd commandment is to stop think, yes we can, IF. In other words,
when we say something can't be done, it's because we know what’s
stopping us from doing it. Well, as it turns out, identifying the
problem is the first step to solving it. We must also remember
commandment number one, which is to keep an open mind. In other
words, think of what it'll take to make it happen. What obstacles will
you need to remove? So you see, in actuality, the person who knows
why it can't be done also knows exactly how it CAN be done. 
Perintah kedua adalah berhenti  berpikir, ya kita bisa, JIKA. Dengan
kata lain, ketika kita mengatakan sesuatu tidak dapat dilakukan,
itu karena kita tahu apa yang menghentikan kita dari
melakukannya. Nah, ternyata, mengidentifikasi masalah adalah
langkah pertama untuk menyelesaikannya. Kita juga harus ingat
aturan nomor satu, yaitu untuk menjaga pikiran tetap terbuka.
Dengan kata lain, pikirkan apa yang diperlukan untuk
mewujudkannya. Hambatan apa yang perlu anda hilangkan? Jadi
anda bisa lihat, pada kenyataannya, orang yang tahu mengapa itu
tidak dapat dilakukan juga tahu persis bagaimana hal
itu  BISA  dilakukan.
 
OK, the 3rd commandment of continuous improvement challenges us
to never attack people when confronting problems. Instead, we
should always focus our energy on attacking problems and poor
processes. In fact, American statistician and one of the world’s
earliest continuous improvement champions - Dr. W. Edwards
Deming – once said that blaming people doesn't solve problems
because problems are due to complex root causes. In other words,
the system is to blame - not the person. And since a system is
nothing but a bunch of processes, we never want to attack people.
OK, aturan ketiga perbaikan berkelanjutan menantang kita
untuk  tidak pernah menyerang orang ketika menghadapi masalah.
Sebaliknya, kita harus selalu memfokuskan energi kita untuk
menyerang masalah dan proses yang buruk. Faktanya, ahli statistik
Amerika dan salah satu juara praktisi perbaikan berkelanjutan
yang paling awal di dunia - Dr. W. Edwards Deming - pernah berkata
bahwa menyalahkan orang tidak akan memecahkan masalah
karena masalah disebabkan oleh akar penyebab yang kompleks.
Dengan kata lain, sistem yang harus disalahkan - bukan orangnya.
Dan karena sistem tidak lain hanyalah sekelompok proses, kita
tidak pernah ingin menyerang orang.
 
Next, 4th commandment of continuous improvement is to
always seek simple solutions whenever possible.  Legend has it that
during the space race in the 1960's one of the major space agencies
was faced with a serious dilemma. They needed a pen that would
write in the vacuum of space.  Well, the story goes that after
spending 1.5 million dollars on the creation of a so-called "astronaut
pen” the problem was solved. Well, when a competing space
program was faced with the same problem they decided on a much
simpler solution - they used a pencil.  
Selanjutnya, aturan keempat perbaikan berkelanjutan adalah
selalu  mencari solusi sederhana  selama memungkinkan. Legenda
mengatakan bahwa selama perlombaan antariksa pada tahun
1960-an salah satu agensi ruang angkasa utama dihadapkan
dengan dilema yang serius. Mereka membutuhkan pena yang bisa
menulis di ruang hampa. Nah, ceritanya adalah bahwa setelah
menghabiskan 1,5 juta dolar untuk menciptakan   apa yang disebut
"pena astronot" masalah itu akhirnya terpecahkan. Nah, ketika
program luar angkasa pesaing lain dihadapkan dengan masalah
yang sama mereka memutuskan solusi yang jauh lebih sederhana -
mereka menggunakan pensil.
 
Now as you may already know there was an actual space pen
developed by the Fisher Pen Company… but the legend of how one
space agency outsmarted the other by using a pencil isn’t true since,
as it turns out, broken pencil lead floating around a cockpit isn’t
exactly safe!
Sekarang karena anda mungkin sudah tahu ada pena ruang
angkasa yang sebenarnya dikembangkan oleh Fisher Pen
Company... tetapi legenda tentang bagaimana satu agensi ruang
angkasa mengakali yang lain dengan menggunakan pensil tidak
benar, karena ternyata ujung pensil yang patah mengambang di
sekitar kokpit tidak terlalu aman!
 
But, to be sure, the principle behind this fun story is extremely
relevant for those of us practicing continuous improvement.  We
always want to seek simple solutions whenever possible.  
Namun, yang pasti, prinsip di balik kisah menyenangkan ini sangat
relevan bagi kita yang sedang berlatih perbaikan berkelanjutan.
Kami selalu ingin mencari solusi yang sederhana bila
memungkinkan.
 
OK, 5th commandment challenges us to stop and fix problems
when we first identify them, no matter how busy we are.  In the
end this attitude will save us time, money, and it could even save
lives.  You see, it's often these small problems that turn into big ones
when left unaddressed just like a few weeds in a garden can
eventually wreak havoc if not removed right away.
OK, aturan kelima menantang kita untuk  berhenti dan
memperbaiki masalah ketika kita pertama kali mengidentifikasi
nya, tidak peduli betapa sibuknya kita. Pada akhirnya, sikap ini
akan menghemat waktu, uang, dan bahkan bisa menyelamatkan
nyawa. Karena, sering kali masalah kecil ini yang berubah menjadi
masalah besar ketika dibiarkan tidak terselesaikan seperti
beberapa gulma di sebuah taman akhirnya bisa mendatangkan
malapetaka jika tidak segera dihilangkan.
 
6th commandment asks us to use creativity instead of capital.
Another way of stating this is to use our wits over our wallets. As an
example, instead of spending thousands of dollars on expensive
conveyor systems, perhaps there's a way to move the equipment
closer together eliminating the waste of transportation altogether.
Aturan keenam meminta kita untuk  menggunakan kreativitas
bukan uang. Cara lain untuk menyatakan ini adalah menggunakan
akal kita diatas dompet kita. Sebagai contoh, daripada
menghabiskan ribuan dolar untuk sistem konveyor yang mahal,
mungkin ada cara untuk memindahkan peralatan lebih dekat yang
sekaligus bisa menghilangkan pemborosan transportasi.
 
7th commandment states that problems are nothing more than
opportunities.  With this attitude we're far more likely to make
problems visible instead of covering them up with things like
inventory and expensive re-work.  
Aturan ketujuh menyatakan bahwa  masalah adalah dari peluang.
Dengan sikap ini, kita akan jauh lebih mungkin membuat masalah
lebih terlihat daripada menutupinya dengan hal-hal seperti
penumpukan dan pengerjaan ulang yang mahal.
 
8th commandment challenges the organization to ask “Why?” over
and over instead of “Who?” as we work to identify the root cause of
an issue. Now, as it turns out, simply asking “Why?” multiple times
may have actually been the best teaching method Taiichi Ohno, one
of the chief architects of the Toyota Production System, ever used.
Aturan kedelapan menantang organisasi untuk  bertanya
"Mengapa?" Berulang-ulang dan bukannya "Siapa?"  saat kita
berupaya mengidentifikasi akar penyebab suatu masalah.
Sekarang, ternyata, hanya bertanya "Mengapa?" beberapa kali
mungkin sebenarnya adalah metode pengajaran terbaik dari
Taiichi Ohno, salah satu kepala arsitek Sistem Produksi Toyota,
yang pernah digunakan.
 
9th commandment states that the wisdom of many is far better
than the knowledge of one.  You see, working alone, doctors - as
just one example - can't fix the problems facing healthcare
organizations. Nor can nurses working alone. Likewise, even the best
engineers working in isolation can’t succeed long term nor can any
single CEO.  However, if we stay with the healthcare theme, when our
doctors and nurses, and other hospital staff members, are allowed to
come together as one problem-solving unit nothing is impossible.
Aturan kesembilan menyatakan bahwa  kebijaksanaan banyak
orang jauh lebih baik daripada pengetahuan satu orang. Anda lihat,
bekerja sendiri, dokter - hanya sebagai satu contoh - tidak dapat
memecahkan masalah yang dihadapi organisasi perawatan
kesehatan. Perawat juga tidak bisa bekerja sendiri. Demikian juga,
bahkan para insinyur terbaik yang bekerja dalam isolasi tidak
dapat berhasil dalam jangka panjang begitu juga CEO manapun
tidak bisa bekerja sendiri. Namun, jika kita tetap menggunakan
tema perawatan kesehatan, ketika dokter dan perawat kita, dan
anggota staf rumah sakit lainnya, diperbolehkan untuk bergabung
sebagai satu unit penyelesaian masalah, maka tidak ada yang
mustahil.
 
Finally, 10th commandments of continuous improvement states that
there's actually no final destination on the improvement journey.
You see, it's common for organizations to ask, "How long will it take
to become world-class?" 
Akhirnya, aturan terakhir dari sepuluh aturan tentang perbaikan
berkelanjutan menyatakan bahwa sebenarnya  tidak ada tujuan
akhir dalam perjalanan perbaikan berkelanjutan. Anda lihat,
sangat umum bagi organisasi untuk bertanya, "Berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk menjadi perusahaan kelas dunia?"
 
And as you might imagine, the only accurate answer is no one knows.
But what we do know for certain is that we should all think 10 to 20
years out for what an ideal process looks like while making a plan for
what we want to get done in the next year, as well as a plan for the
immediate steps we must take before the end of the current day.
Dan seperti yang Anda bayangkan, satu-satunya jawaban yang
akurat adalah tidak ada yang tahu. Tetapi yang kita tahu pasti
adalah bahwa kita semua harus berpikir 10 hingga 20 tahun untuk
mengetahui proses yang ideal ketika membuat rencana untuk apa
yang ingin kita lakukan di tahun depan, serta rencana untuk
langkah-langkah cepat yang harus kita ambil harus mengambil
sebelum hari ini berakhir.
 
With all of this said, just like the 10 commandments of the Bible, or
the teachings from holy books of any religion, these 10
commandments of continuous improvement aren't easy to follow.
But these 10 principles are proven to be the best roadmap and guide
for those bold enough to challenge the status quo and make things
better.  Setelah membahas semua ini, sama seperti 10 aturan
dalam kitab, atau ajaran-ajaran dari kitab-kitab suci agama apa
pun, 10 aturan perbaikan terus menerus ini tidak mudah diikuti.
Tetapi 10 prinsip ini terbukti menjadi peta jalan terbaik dan
panduan bagi mereka yang cukup berani untuk menantang status
quo dan membuat segalanya lebih baik.

what it takes to excel at continuous improvement. The first thing it


takes is daily practice.

1st  commandment is to open our minds to change


8th commandment challenges the organization to ask “Why?” over
and over instead of “Who?”

Next, 4th commandment of continuous improvement is to


always seek simple solutions

6th commandment asks us to use creativity instead of capital


Finally, 10th commandments of continuous improvement states that
there's actually no final destination on the improvement journey.

Anda mungkin juga menyukai