Anda di halaman 1dari 57

Makalah final pkn

DISUSUN OLEH
WAWAN
A1F219035

JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Pertama-tama kami panjatkan rasa syukur atas kehadirat Allah swt. Karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Politik”
sebagai analisis untuk melihat bagaimana sistem politik di Indonesia.

Shalawat serta salam tak lupa senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad saw. yang telah menghantarkan kita umat manusia dari alam kegelapan
menuju alam terang benderang yang penuh dengan cahaya islam, keimanan dan cinta
kasih terhadap sesama umat.
Kami menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan
selanjutnya. Selain itu, ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat
menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................
A. Latar Belakang........................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan......................................................................................
D. Manfaat............................................................................ ........
BAB II PEMBAHASAN....................................................................
A. Identitas Nasional........................................................................
B. Politik........................................................................................
C.. Demokrasi..................................................................................
D Ham ( Rule Of Law )..................................................................
E. Hak Dan Kewajiban Warga Negara...................................
D.Geopolitik..................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewarganegaraan merupakan keangotaan sesesorang dalam kontrol satuan politik


tertentu dengan membawa hak untuk berpartisiasi dalam kegiatan politik. Seseorang
dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seseorang warga negara berhak
memiliki paspor dari negara yang di anggotainya.

Kewarganegaraan memiliki dengan kebangsaan yang membedakan adalah hak- hak


untuk aktif dalam berpolitik. Ada kemungkinan untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi
seorang warga negara. Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi
anggota dari suatu negara.

B.Rumusan masalah

1. Identitas Nasional
2. Politik
3.Demokrasi
4.Ham ( Rule Of Law )
5.Hak Dan Kewajiban Warga Negara
6.Geopolitik

C.Tujuan

1. Meningkatkan mutu pendidikan khususnya dimata pelajaran PKN


2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membuat makalah ini dan begitu pula
dimasa yang akan datang bisa lebih baik

D. Manfaat

Supaya kita mengetahui pentingnya kewarganegaraan untuk menciptakan warganegara


yang cinta tanah air.
BAB II
Pembahasan

A. IDENTITAS NASIONAL

1. Pengertian Identitas Nasional


Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud
sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan nasional
atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan
tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu pada kebudayaan,
adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Sedangkan identitas nasional dalam
konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila,
Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan
Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi
(Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan rakyat pada masa
perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat
mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang
merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan
bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jatidiri serta
kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat
mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat
memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan
Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada
padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas
Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi
suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan
internasional.
Ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi pengaruh
budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup besar
sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana
terjadi pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun
demikian jika challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan
berkembang menjadi bangsa yang kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi
globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang
merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan
kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru
dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebSangkitan kembali kesadaran nasional

2. Faktor Pembentuk Identitas Nasional

Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor
bawaan yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi,
ekologi dan demografi. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai
wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan
komunikasi anta rwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Sedangkan
faktor kondisional atau faktor subyektif adalah keadaan yang mempengaruhi
terbentuknya identitas nasional. Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik,
dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi
proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi
dari berbagai faktor tersebut.
Selain itu terdapat factor lain yaitu faktor sakral dapat berupa kesamaan agama
yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang
bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk
bangsa negara. Faktor sakral ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru.
Negara Indonesia diikat oleh kesamaan ideologi Pancasila. Tokoh kepemimpinan dari
para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang
menyatukan bangsa negara. Pemimpin di beberapa negara dianggap sebagai
penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol pemersatu bangsa yang
bersangkutan. Contohnya Soekarno di Indonesia, Nelson Mandela di Afrika Selatan,
Mahatma Gandhi di India, dan Tito di Yugoslavia.
Prinsip kesediaan warga bangsa bersatu dalam perbedaan (unity in deversity) juga
menjadi faktor pembentuk identitas nasional. Yang disebut bersatu dalam perbedaan
adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut

negara dan pemerintahnya tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa,


adat, ras, agamanya. Sesungguhnya warga bangsa memiliki kesetiaan ganda
(multiloyalities). Warga setia pada identitas primordialnya dan warga juga memiliki
kesetiaan pada pemerintah dan negara, namun mereka menunjukkan kesetiaan yang
lebih besar pada kebersamaan yang terwujud dalam bangsa negara di bawah satu
pemerintah yang sah. Mereka sepakat untuk hidup bersama di bawah satu bangsa
meskipun berbeda latar belakang. Oleh karena itu, setiap warga negara perlu memiliki
kesadaran akan arti pentingnya penghargaan terhadap suatu identitas bersama yang
tujuannya adalah menegakkan Bhinneka Tunggal Ika atau kesatuan dalam perbedaan
(unity in deversity) suatu solidaritas yang didasarkan pada kesantunan (civility).
Faktor yang tak kalah penting yaitu sejarah. Persepsi yang sama diantara warga
masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi
yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena
penjajahan, tidak hanya melahirkan solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan
yang sama antar anggota masyarakat itu.
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan
profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi
kebutuhan masyarakat, semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan. Setiap
orang akan saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan hidup. Semakin kuat
saling ketergantungan anggota masyarakat karena perkembangan ekonomi, akan
semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Solidaritas yang terjadi
karena perkembangan ekonomi oleh Emile Durkheim disebut Solidaritas Organis. Faktor
ini berlaku di masyarkat industri maju seperti Amerika Utara dan Eropa Barat.
Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik. Lembaga-lembaga itu seperti birokrasi,
angkatan bersenjata, pengadilan, dan partai politik. Lembaga-lembaga itu melayani
dan mempertemukan warga tanpa membeda-bedakan asal usul dan golongannya
dalam masyarakat. Kerja dan perilaku lembaga politik dapat mempersatukan
orang sebagai satu bangsa.
Faktor persamaan turunan, bahasa, daerah, kesatuan politik, adat-istiadat dan tradisi,
atau persamaan agama. Akan tetapi tenanglah bahwa tiada satupun di antara faktor
– faktor ini bersifat hakiki untuk menentukan ada - tidaknya atau untuk merumuskan
bahwa mereka harus seketurunan untuk merupakan suatu bangsa.
Faktor – faktor obyektif itu penting, namun unsur yang terpenting ialah kemauan
bersama yang hidup nyata. Kemauan inilah yang kita namakan Nasionalisme.

3. Sifat Identitas Nasional

Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang
menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Pada
era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh tantangan
yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan
politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan
identitas nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah
goyah dan terombang-ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu
mempertahankan identitas nasional akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam
mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang
sedemikianrupa sudah tentu merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang
lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah
tersebut. Oleh karena itu, identitas nasional sangat mutlak diperlukan supaya suatu
bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang menjadi cita-
cita dan tujuan hidup bersama.
4. Hubungan Antara Identitas Nasional Dengan Karakter Bangsa

Identitas kebangsaan (political unity) merujuk pada bangsa dalam pengertian


politik, yaitu bangsa negara. Bisa saja dalam negara hanya ada satu bangsa (homogen),
tetapi umumnya terdiri dari banyak bangsa (heterogen). Karena itu negara perlu
menciptakan identitas kebangsaan atau identitas nasional, yang merupakan kesepakatan
dari banyak bangsa di dalamnya.
Identitas nasional dapat berasal dari identitas satu bangsa yang kemudian disepakati
oleh bangsa-bangsa lainnya yang ada dalam negara itu atau juga dari identitas beberapa
bangsa-negara. Kesediaan dan kesetiaan warga bangsa-negara untuk mendukung
identitas nasional perlu ditanamkan, dipupuk, dan dikembangkan terus-menerus.
Warga lebih dulu memiliki identitas kelompoknya, sehingga jangan sampai melunturkan
identitas nasional. Di sini perlu ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas nasional akan
mempersatukan warga bangsa itu sebagai “satu bangsa” dalam negara.
Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu mengetahui proses terjadinya
pembentukan negara ini, sehingga dapat menambah kecintaan kita pada tanah air ini.
Para pendiri negara Indonesia (the founding fathers) menyadari bahwa negara
Indonesia yang hendak didirikan haruslah mampu berada di atas semua
kelompok dan golongan yang beragam. Hal yang diharapkan adalah keinginan hidup
bersatu sebagai satu keluarga bangsa karena adanya persamaan nasib, cita- cita, dan
karena berasal dalam ikatan wilayah atau wilayah yang sama. Kesadaran
demikian melahirkan paham nasionalisme, paham kebangsaan, yang pada gilirannya
melahirkan semangat untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Selanjutnya
nasionalisme memunculkan semangat untuk mendirikan negara bangsa dalam
merealisasikan cita-cita, yaitu merdeka dan tercapainya masyarakat yang adil dan
makmur.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang penting bagi
pembentukan bangsa Indonesia antara lain:

1. Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa


asing lebih kurang selama 350 tahun.
2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu penjajahan.
3. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari
Sabang sampai Merauke.
4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan suatu bangsa.
Negara Indonesia tidak terjadi begitu saja. Kemerdekaan Indonesia diraih dengan
perjuangan dan pengorbanan, bukan pemberian. Terjadinya negara Indonesia
merupakan proses atau rangkaian tahap yang berkesinambungan. Rangkaian tahap
perkembangan tersebut digambarkan sesuai dengan keempat alinea dalam
pembukaan UUD 1945. Secara teoretis, perkembangan negara Indonesia terjadi
sebagai berikut:
1. Terjadinya negara tidak sekadar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa
Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan
penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain. Inilah yang menjadi sumber motivasi
perjuangan (Alinea I Pembukaan UUD 1945).
2. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perjuangan panjang
bangsa Indonesia menghasilkan proklamasi. Proklamasi barulah mengantarkan ke
pintu gerbang kemerdekaan. Jadi, dengan proklamasi tidaklah selesai kita
bernegara. Negara yang kita cita-citakan adalah menuju pada keadaan merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur (Alinea II Pembukaan UUD
1945).

3.Terjadinya negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa Indonesia,


sebagai suatu keinginan luhur bersama. Di samping itu adalah kehendak dan
atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa Indonesia
adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya motivasi spiritual (Alinea III
Pembukaan UUD 1945).

4.Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi


tujuan negara, bentuk negara, sistem pemerintahan negara, UUD negara, dan dasar
negara. Dengan demikian, semakin sempurna proses terjadinya negara Indonesia
(Alinea IV Pembukaan UUD 1945).

Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan yang ada, terjadinya negara Indonesia
bukan melalui pendudukan, pemisahan, penggabungan, pemecahan, atau penyerahan.
Bukti menunjukkan bahwa negara Indonesia terbentuk melalui proses perjuangan
(revolusi). Dokumentasi proses perjuangan dan pengorbanan dalam pembentukan negara
ini tertata rapi dalam unsur produk hukum negara ini, yaitu Pembukaan UUD 1945.
Wawasan kebangsaan yang kita anut sebagai kepribadian bangsa adalah
wawasan kebangsaan yang berlandaskan Pancasila yaitu wawasan kebangsaan yang
berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa dan oleh karena nya memeliki landasan moral,
etik dan spiritiual serta yang berkeinginan untuk membangun masa kini dan masa
depan bangsa yang sejahtera lahir dan batin, material dan spiritual, di dunia dan di
akhirat.
Dapat pula dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara
Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat Pancasila
itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa,
melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang. Pancasila sebelum
dirumuskan secara formal yuridis dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar filsafat
Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia, dalam kehidupan
sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-
nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri.
Menurut Notonegoro, bangsa Indonesia adalah sebagai kausa materialis

Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal


oleh para pendiri Negara untuk dijadikan sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-
sidang BPUPKI pertama, sidang “Panitia 9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya
disahkan secara formal yuridis sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia.

5.Proses Berbangsa dan Bernegara Sebagai Identitas Nasional

Bangsa adalah sekelompok besar manusia yang memiliki persamaan nasib


dalam proses sejarahnya, sehingga memiliki persamaan watak dan karakter yang kuat
untuk tinggal bersama disuatu wilayah tertentu untuk membentuk suatu kesatuan
nasional. Negara merupakan suatu wilayah dimana terdapat sekelompok manusia yang
melakukan kegiatan pemerintahan.
Pengertian bangsa dan negara menurut para ahli: Otto
Bauer
Bangsa adalah suatu peresatuan perangai yang timbul dari persamaan nasib

Rawink

Bangsa adalah sekumpulan manusia yang bersatu pada satu wilayah dan mempunyai
keterikatan dengan wilayah tersebut. Dengan batas teritori tertentu dan terletak dalam
geografis tertentu.
Hans Khon

Bangsa adalah buah hasil tenaga hidup manusia dalam sejarah

Ernest Renan

Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama (sejarah &

cita-cita)

Pengertian Negara menurut para ahli: Benedictus


de Spinoza
Negara adalah susunan masyarakat yang integral (kesatuan) antara semua golongan
dan bagian dari seluruh anggota masyarakat (persatuan masyarakat organis)
Prof.Mr. Kranenburg

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia
yang disebut bangsa.
Prof.Mr. Soenarko
Negara adalah organisasi masyarakat di wilayah tertentu dengan kekuasaan yang
berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan.
Hakikat Negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Negara mempunyai pengertian :
Negara adalah organisasi disuatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyatnya
Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasi dibawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai satu
kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.
Unsur-unsur Negara meliputi :

1. Unsur Konstitutif atau Unsur Pembentuk


Rakyat Yaitu orang-orang yang bertempat tinggal diwilayah itu, tunduk pada
kekuasaan negara dan mendukung negara yang bersangkutan.
WilayahYaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal
bagi rakyat negara. Wilayah juga menjadi sumber kehidupan rakyat negara . Wilayah
negara mencakup wilayah darat, laut dan udara
Pemerintah yang berdaulat Yaitu penyelenggaraan negara yang memiliki kekuasaan
menyelenggarakan pemerintahan di negara tersebut. Pemerintahan tersebut memiliki
kedaulatan baik kedalam maupun keluar. Kedaulatan kedalam berarti negara
memiliki kekuasaan untuk ditaati oleh masyarakatnya. Kedaulatan keluar artinya
negara mempunyai kemampuan mempertahankan diri dari serangan negara yang
lain
2. Unsur Deklaratif,
yaitu pengakuan dari negara lain. Unsur deklaratif adalah unsur yang sifatnya
menyatakan, bukan unsur yang mutlak.
Sifat-sifat Negara

 Sebagai organisasi kekuasaan negara mempunyai sifat :


Memaksa
 Monopoli

 Mencakup semua

Teori Terjadinya Negara

 Proses terjadinya Negara secara teoritis

 Teori Hukum Alam


Kondisi alam tempat tumbuhnya manusia yang terus berkembang dan membutuhkan
aturan dan ketertiban hingga membentuk suatu pemerintahan, dan menjadi negara

 Teori Ketuhanan
Segala sesuatu terjadi karena kehendak dan ciptaan Tuhan
 Teori Perjanjian
Manusia menghadapi kondisi alam dan menimbulkan manusia akan musnaj bila
tidak mengubah hidupnya. Akhirnya mereka bersatu untuk mengatasi tantangan dan
menggunakan persatuan dalam gerak tunggal untuk kebutuhan bersama.

Proses terjadinya Negara di Zaman Modern

 Penaklukan Peleburan atau


fusi Pemecahan Pemisahan
diri
 Perjuangan atau Revolusi

 Penyerahan atau pemberian

 Pendudukan atas wilayah yang belum ada pemerintahan sebelumnya

Bangsa dan Negara Indonesia

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia sebagai berikut : Adanya


persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan bangsa asing lebih
kurang selama 350 tahun
Adanya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri dari belenggu
penjajaha.
Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang membentang dari
Sabang sampai Merauke
Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai suatu
bangsa.

Cita- Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia

Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil


dan makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal
ini sesuai dengan amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD
1945 yaitu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.

Tujuan Negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV Pembukaan UUD


1945. Secara rinci sbagai berikut :
Melindungi seganap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Memajukan kesejahteraan umum

Mencerdaskan Kehidupan bangsa

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan ,


perdamaian abadi, dan keadilan sosial
Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai
, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat,
mandiri, beriman, bertakwa dan berahklak mulia, cita tanah air, berkesadaran hukum dan
lingkungan, mengausai ilmu pengetahuandan teknologi, serta memiliki etos kerja
yang tinggi serta berdisiplin. Setelah tidak adanya GBHN makan berdasarkan
Rencana Pembangunan Jangka mengenah (RPJM) Nasional 2004-2009, disebutkan
bahwa Visi pembangunan nasional adalah :
Terwujudnya kehidupan masyarakat , bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun
dan damai.
Terwujudnya masyarakat , bangsa dan negara yang menjujung tinggi hukum,
kesetaraan, dan hak asasi manusia.
Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan
penghidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang
berkelanjutan.

Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih berorientasi
pada perjuangan dalam melawan penjajah. Dari tinjauan sejarah zaman Sriwijaya
pada abad VII dan Kerajaan Majapahit abad XIII telah ada upaya untuk menyatukan
nusantara. Namun para penguasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk
mempertahankan kejayaan yang telah dicapai yang menyebabkan kehancuran. Di
samping itu kehancuran juga disebabkan karena kerajaan tradisional tersebut belum
memahami konsep kebangsaan dalam arti luas.
Proses kehidupan berbangsa dan bernegara mulai berkembang sejak Sumpah Pemuda
dikumandangkan ke seluruh nusantara. Dalam periode selanjutnya secara nyata
mulai dipersiapkan kemerdekaan Indonesia pada masa pendudukan Jepang, yaitu dengan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dan
puncaknya adalah ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945.
Negara adalah organisasi kekeasaan dari persekutuan hidup manusia.
Terjadinya negara-bangsa Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahap- tahap
yang berkesinambungan. Proses terbentuknya negara-bangsa Indonesia secara teoritis
dilukiskan sebagaimana dalam keempat alinea Pembukaan UUD
1945, sebagai berikut:
 1. Terjadinya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa
Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan
penjajahan suatu bangsa atas bangsa yang lain. Inilah sumber motifasi
perjuangan. (alinea I pembukaan UUD 1945).
 2. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan dan menghasilkan
proklamasi. Jadi dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara
 Negara yang kita cita-citakan adalah menuju pada keadaan yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. (alinea II pembukaan UUD 1945)
 3. Terjadinya bangsa Indonesia adalah kehendak seluruh bangsa Indonesia.
Disamping itu adalah kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini
membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya
motivasi spiritual. (alinea III pembukaan UUD 1945).

Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi tujuan
negara, bentuk negara, system pemerintahan negara, UUD negara dan dasar negara.
Dengan demikian semakin sempurna proses terjadinya negara Indonesia. (alinea IV
pembukaan UUD 1945).
Proses bernegara sejak tahun 1908, masyarakat mempunyai kesadaran untuk bersatu
membentuk suatu organisasi yang dinamakan Budi Utomo. Proses untuk membentuk
suatu negara itu berjalan 10 tahun dan baru membentuk negara pada tahun 1945. Ada
kesan betapa susahnya proses yang dilalui untuk membentuk negara. Akan tetapi rentang
waktu antara tahun 1908 sampai tahun 1945, itu bisa kita sebut sebagai pematangan yang
ujungnya terjadi pada tahun 1945.
Sejarah Proses Berbangsa dan bernegara

1. 1908 Budi Oetomo Berbasis Sub Kultur Jawa

2. 1911 Sarikat Dagang Islam Kaum Entrepeneur Islam Bersifat Ekstrovert Dan
Politik 1912. Muhammadiya Dari Subkultur Islam Modernis Bersifat Introvert Dan
Sosial
3. 1912. Indische Party Dari Sub Kultur Campuran, Yg Memncerminkan

4. Elemin Politis Na-Sionalisme Non rasial dg selogan

5. “TEMPAT YANG MEMBERI NAFKAH YANG MENJADIKAN INDONESIA


SEBAGAI TANAH AIRNYA”
6. 1913. Indische Social Democratiche Vereniging Mengejawantahkan

7. Nasionalisme Politik Radikal Dan Berorientasi Marxist.

8. 1915. Trikoro Dharmo Sebagai Emberio Yong Java


9. 1918 Yong Java

10. 1925. Manifisto Politik


11. 1926. Nahdatoel Oelama (Nu)Dari Sub Kultur Santri Dan Ulama Serta Pergerakan
Lain Seperti Sub Ethnis Jong Ambon, Jong Sumatwera, Jong Selebes Yang
Melahiorkan Pergerakan Nasionalisme Yg Berjati Diri Indonmesianess
12. 1928. Soempah Pemoeda 28 Okt 1928

13. 1931. Indonesia Muda

Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang

Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan hakikat
pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral
bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata negara, menumbuhkan
kepercayaan dan jati diri bangsa serta moral bangsa,maka takkan sulit untuk menjaga
kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia dalam proses berbangsa dan
bernegara.
Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan hakikat
pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa
sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam membela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata negara, menumbuhkan
kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk
menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia dalam proses berbangsa
dan bernegara.
Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan
melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan
tenaga kerja yang berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara di
dorong untuk mengunggah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan
serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan
dirinya pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yangsama untuk menghadapi krisis
budaya, kepercayaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada
masyarakat agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta
mempertahankan negara itu sendiri. Pendidikan kewarganegaraan adalah sarana
yang tepat untuk memberikan gambaran secara langsung tentang hal-hal yang
bersangkutan tentang kewarganegaraan pada masyarakat sehingga proses berbangsa
dan bernegara dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam upaya memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Kesadaran
terhadap sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana
posisinya sekarang dan seperti apa jati dirinya atau identitasnya serta apa yang
dilakukan ke depanya. Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada
perkembangan keyakinan dan nilai-nilai yang dianut bersama yang dapat memberikan
suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu
identitas bersama menunjukan bahwa individu-individu tersebut setuju atas
pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni suatu kesadaran mengenai
perbedaan dengan orang lain dan suatu perasaan akan harga diri.
Dalam proses berbangsa dan bernegara itu juga diperlukan penciptaan identitas
bersama. Identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat di lihat pada:
- Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

- Lambang negara yaitu Garuda Pancasila

- Slogan/Semboyan yaitu Bhineka Tunggal Ika

- Sarana komunikasi/bahasa negara yaitu Bahasa Indonesia

- Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya

- Pahlawan-pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti

Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain-lain.

Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat
mengingat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan
negara yang merdeka, berdaulat dalam hubungan Internasional akan dihargai dan sejajar
dengan bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat mununjukan
jatidiri serta kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok
dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga
dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.
Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan
melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan
tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara
didorong untuk menggugah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan
serta rasa turut memiliki. Masyarakat
harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya, bersatu padu
dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya, kepercayaaan, moral dan
lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa
bangga dan keinginan untuk melindungi serta mempertahankan negara itu sendiri.
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana yang tepat untuk memberikan
gambaran secara langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan
pada masyarakat sehingga proses berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan
efektif dan efisien.
Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahakan dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
Kesadaran terhadap sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari
bagaimana posisinya sekarang dan seperti apa jatidiri atau identitasnya serta apa yang
dilakukan ke depan. Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada
perkembangan keyakinan dan nilai – nilai yang dianut bersama yang dapat memberi
suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu
identitas bersama menunjukkan bahwa individu – individu tersebut setuju atas
pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni suatu kesadaran mengenai
perbedaan dengan orang lain, dan suatu
perasaan akan harga diri. Dalam proses berbangsa dan bernegara itu juga diperlukan
penciptaan identitas bersama.
Proses Terbentuknya Bangsa dan Negara Indonesia

Keberadaan bangsa Indonesia tidak lahir begitu saja, namun lewat proses panjang
dengan berbagai hambatan dan rintangan. Kepribadian, jati diri serta identitas
nasioanl Indonesia dapat dilacak dari sejarah terbentuknya bangsa Indonesia dari zaman
kerajaan Kutai, Sriwijaya serta kerajaankerajaan lain sebelum kolonialisme dan
imperialisme masuk ke Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila sudah ada pada zaman itu, tidak hanya pada era kolonial atau
pasca kolonial. Proses terbentuknya nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut
Mohammad Yamin diistilahkan sebagai fase nasionalisme lama (Kaelan, 2007: 52).
Pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para tokoh pejuang
kemerdekaan dimulai dari tahun 1908 berdirinya organisasi pergerakan Budi Utomo,
kemudian dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Perjuangan terus bergulir
hingga mencapai titik kulminasinya pada tanggal 17
Agustus 1945 sebagai tonggak berdirinya negara Republik Indonesia (Kaelan,

2007: 53). Indonesia adalah negara yang terdiri atas banyak pulau, suku, agama, budaya
maupun bahasa, sehingga diperlukan satu pengikat untuk menyatukan beragaman
tersebut. Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi pembentukan identitas bangsa

1. Peristiwa proses berbangsa

Salah satu perkataan Soekarno yang sangat terkenal adalah ‘jas merah’ yang
maknanya jangan sampai melupakan sejarah. Sejarah akan membuat seseorang hati-hati
dan bijaksana. Orang berati-hati untuk tidak melakukan kesalahan yang dilakukan pada
masa lalu. Orang menjadi bijaksana karena mampu membuat perencanaan ke depan
dengan seksama.
Dengan belajar sejarah kita juga mengerti posisi kita saat ini bahwa ada perjalanan
panjang sebelum keberadaan kita sekarang dan mengerti sebenarnya siapa kita
sebenarnya, siapa nenek moyang kita, bagaimana karakter mereka, apa yang mereka
cita-citakan selama ini. Sejarah adalah ibarat spion kendaraan yang digunakan untuk
mengerti keadaan di belakang kita, namun demikian kita tidak boleh terpaku dalam
melihat ke belakang. Masa lalu yang tragis bisa jadi mengurangi semangat kita untuk
maju. Peristiwa tragis yang pernah dialami oleh bangsa ini adalah penjajahan yang
terjadi berabad-abad, sehingga menciptakan watak bangsa yang minder wardeh
(kehilangan kepercayaan diri). Peristiwa tersebut hendaknya menjadi pemicu untuk
mengejar ketertinggalan dan berusaha lebih maju dari negara yang dulu pernah menjajah
kita. Proses berbangsa dapat dilihat dari rangkaian peristiwa berikut:

a. Prasasti Kedukan Bukit. Prasasti ini berbahasa Melayu Kuno dan berhuruf
Pallawa, bertuliskan “marvuat vanua Sriwijaya siddhayatra subhiksa, yang
artinya kurang lebih adalah membentuk negara Sriwijaya yang jaya, adil,
makmur, sejahtera dan sentosa. Prasasti ini berada di bukit Siguntang dekat
dengan Palembang yang bertarikh syaka 605 atau 683 Masehi. Kerajaan
Sriwijaya yang dipimpin oleh wangsa Syailendra ini merupakan kerajaan maritim
yang memiliki kekuatan laut yang handal dan disegani pada zamannya. Bukan
hanya kekuatan maritimnya yang terkenal, Sriwijaya juga sudah
mengembangkan pendidikan agama dengan didirikannya Universitas Agama
Budha yang terkenal di kawasan Asia (Bakry, 2009: 88)
b. Kerajaan Majapahit (1293-1525). Kalau Sriwijaya sistem pemerintahnnya dikenal
dengan sistem ke-datu-an, maka Majapahit dikenal dengan sistem keprabuan.
Kerajaan ini berpusat di Jawa Timur di bawah pimpinan dinasti Rajasa, dan
raja yang paling terkenal adalah Brawijaya. Majapahit mencapai keemasan
pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gadjah Mada yang
tekenal dengan sumpah Palapa. Sumpah tersebut dia ucapkan dalam

sidang Ratu dan Menteri-menteri di paseban Keprabuan Majapahit pada tahun

1331 yang berbumyi: “Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jikalau
seluruh Nusantara takluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram,
Tanjungpura, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik sudah
dikalahkan” (Bakry, 2009: 89).
c. Berdirinya organisasi massa bernama Budi Utomo oleh Sutomo pada tanggal
20 Mei 1908 yang menjadi pelopor berdirinya organisasi-organisasi pergerakan
nasional yang lain di belakang hari. Di belakang Sutomo ada dr. Wahidin
Sudirohusodo yang selalu membangkitkan motivasi dan kesadaran berbangsa
terutama kepada para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische
Artsen). Budi Utomo adalah gerakan sosio kultural yang merupakan awal
pergerakan nasional yang merintis kebangkitan nasional menuju cita-cita Indonesia
merdeka (Bakry, 2009: 89)
d. Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda pelopor persatuan bangsa
Indonesia dalam Kongres Pemuda di Jakarta pada 28 Oktober 1928. Ikrar tersebut
berbunyi: Pertama : Kami putra dan puteri Indonesia mengaku berbangsa
yang satu, Bangsa Indonesia Kedua : Kami putra dan puteri Indonesia mengaku
bertanah air yang satu, Tumpah Darah Indonesia. Ketiga : Kami putra dan puteri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

2. Peristiwa proses bernegara

Proses bernegara merupakan kehendak untuk melepaskan diri dari penjajahan,


mengandung upaya memiliki kemerdekaan untuk mengatur negaranya sendiri secara
berdaulat tidak dibawah cengkeraman dan kendali bangsa lain. Dua peristiwa penting
dalam proses bernegara adalah sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan sidang-sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI)
a. Pemerintah Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Janji itu disampaikan oleh
Perdana menteri Jepang Jenderal Kunaiki Koisu (Pengganti Perdana Menteri
Tojo) dalamSidang Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang). Realisasi dari
janji itu maka dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 29 April 1945 dan dilantik pada 28
Mei 1945 yang diketuai oleh Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat. Peristiwa
inilah yang menjadi tonggak pertama proses Indonesia menjadi negara. Pada
sidang ini mulai dirumuskan syarat-syarat yang diperlukan untuk
mendirikan negara yang merdeka (Bakry,
2009:91
b. Pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) setelah
sebelumnya membubarkan BPUPKI pada 9 Agustus 1945. Ketua PPKI adalah
Ir. Soekarno dan wakil ketua adalah Drs. Moh. Hatta. Badan yang mula-
mula buatan Jepang untuk memersiapkan kemerdekaan Indonesia, setelah
Jepang takluk pada Sekutu dan setelah diproklamirkan Kemerdekaan Indonesia,
maka badan ini mempunyai sifat ‘Badan Nasional’ yang mewakili seluruh
bangsa Indonesia. Dengan penyerahan Jepang pada sekutu maka janji Jepang
tidak terpenuhi, sehingga bangsa Indonesia dapat memproklamirkan diri
menjadi negara yang merdeka.
c. Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dan penetapan Undang
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada sidang PPKI
tanggal 18 Agustus 1945. Peristiwa ini merupakan momentum yang paling
penting dan bersejarah karena merupakan titik balik dari negara yang terjajah
menjadi negara yang merdeka.

6. Pengertian Politik Identitas


Politik Identitas adalah nama untuk menjelaskan situasi yang ditandai dengan
kebangkitan kelompok-kelompok identitas sebagai tanggapan untuk represi yang
memarjinalisasikan mereka di masa lalu. Identitas berubah menjadi politik identitas
ketika menjadi basis perjuangan (Bagir, 2011: 18).
Identitas bukan hanya persoalan sosio-psikologis namun juga politis. Ada politisasi
atas identitas. Identitas yang dalam konteks kebangsaan seharusnya digunakan untuk
merangkum kebinekaan bangsa ini, namun justru mulai tampak penguaan identitas-
identitas sektarian baik dalam agama suku, daerah dan lain- lain.
Identitas yang menjadi salah satu dasar konsep kewarganegaraan (citizenship) adalah
kesadaran atas kesetaraan manusia sebagai warganegara. Identitas sebagai warganegara
ini menjadi bingkai politik untuk semua orang, terlepas dari identitas lain apapun
yang dimilikinya seperti identitas agama, etnis, daerah dan lain-lain (Bagir, 2011: 17).
Pada era reformasi, kebebasan berpikir, berpendapat dan kebebasan lain dibuka.
Dalam perkembangannya kebebasan (yang berlebihan) ini telah menghancurkan pondasi
dan pilar-pilar yang pernah dibangun oleh pemerintah sebelumnya. Masyarakat tidak
lagi kritis dalam melihat apa yang perlu diganti dan apa yang perlu dipertahankan. Ada
euphoria untuk mengganti semua. Perkembangan lebih lanjut adalah menguatnya wacana
hak asasi manusia dan otonomi daerah yang memberikan warna baru bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara yang menunjukkan sisi positif dan negatifnya.
Perjuangkan menuntut hak asasi menguat. Perjuangan tersebut muncul dalam
berbagai bidang dengan berbagai permasalahan seperti: kedaerahan, agama dan partai
politik. Mereka masing-masing ingin menunjukkan identitasnya, sehingga tampak kesan
ada ‘perang’ identitas. Munculnya istilah ‘putra daerah’, organisasi keagamaan baru,
lahirnya partai-partai politik yang begitu banyak, kalau tidak hati-hati dapat
memunculkan ‘konflik identitas’. Sebagai negara-bangsa, perbedaan-perbedaan tersebut
harus dilihat sebagai realitas yang wajar dan niscaya. Perlu dibangun jembatan-jembatan
relasi yang menghubungkan keragaman itu sebagai upaya membangun konsep
kesatuan dalam keragaman. Kelahiran Pancasila diniatkan untuk itu yaitu sebagai alat

pemersatu. Keragaman adalah mozaik yang mempercantik gambaran tentang Indonesia


secara keseluruhan. Idealnya dalam suatu negara-bangsa, semua identitas dari
kelompok yang berbeda-beda itu dilampaui, idealitas terpenting adalah identitas
nasional (Bagir, 2011: 18).
Politik identitas bisa bersifat positif maupun negatif. Bersifat positif berarti menjadi
dorongan untuk mengakui dan mengakomodasi adanya perbedaan, bahkan sampai
pada tingkat mengakui predikat keistimewaan suatu daerah terhadap daerah lain
karena alasan yang dapat dipahami secara historis dan logis. Bersifat negatif ketika terjadi
diskriminasi antar kelompok satu dengan yang lain, misalnya dominasi mayoritas atas
minoritas. Dominasi bisa lahir dari perjuangan kelompok tersebut, dan lebih berbahaya
apabila dilegitimasi oleh negara. Negara bersifat mengatasi setiap kelompok dengan
segala kebutuhan dan kepentingannya serta mengatur dan membuat regulasi untuk
menciptakan suatu harmoni (Bagir, 2011: 20).
Menurut Lukmantoro (2008:2) Politik identiti adalah tindakan politis untuk
mengedepankan kepentingan-kepentingan dari anggota-anggota suatu kelompok karena
memiliki kesamaan identitas atau karakteristik, baik berbasiskan pada ras, etnisitas,
jender, atau keagamaan. Politik identitas merupakan rumusan lain dari politik perbedaan.
Kemunculan politik identitas merupakan respon terhadap pelaksanaan hak-hak asasi
manusia yang seringkali diterapkan secara tidak adil. Lebih lanjut dikatakannya bahwa
secara konkret, kehadiran politik identitas sengaja dijalankan kelompok- kelompok
masyarakat yang mengalami marginalisasi. Hak-hak politik serta kebebasan untuk
berkeyakinan mereka selama ini mendapatkan hambatan yang sangat signifikan.
Politik Identitas ini terkait dengan upaya-upaya muali sekedar penyaluran aspirasi
untuk mempengaruhi kebijakan, penguasaan atas distribusi nilai-nilai yang
dipandang berharga hingga tuntutan yang paling fundamental, yakni penentuan nasib
sendiri atas dasar keprimordialan. Dalam format keetnisan, politik identitas tercermin
mula dari upaya memasukan nilai-nilai kedalam peraturan daerah, memisahkan wilayah
pemerintahan, keinginan mendaratkan otonomi khusus sampai dengan munculnya
gerakan separatis. Sementara dalam konteks keagamaan politik identitas terefleksikan
dari beragam upaya untuk memasukan nilai-nilai keagamaan dalam proses pembuatan
kebijakan, termasuk menggejalanya perda syariah, maupun upaya menjadikan sebuah
kota identik dengan agama tertentu.
Secara teoritis munculnya politik identitas merupakan fenomena yang disebabkan
oleh banyaknya faktor seperti: aspek struktural berupa disparitas ekonomi masa lalu dan
juga masih berlanjutnya kesulitan ekonomi saat ini yang telah memberikan alasan
pembenaran upaya pemisahan diri sebuah kelompok primordial yang bertautan
dengan aspek keterwakilan politik dan istitusional.
Dalam konteks keterwakilan politik belum meluas dan melembaganya partisipasi
danketerwakilan politik masyarakat secara komprehensif telah memicu munculnya
kebijakan yang diskriinatif dan eksklusif yang pada akhirnya memperkuat alasan
kebangkitan politik identitas.
Menurut Barker (2005:217), Karena terdorong perjuangan politik serta minat terhadap
filsafat dan bahasa, ’identitas’ berkembang menjadi tema utama kajian budaya di era
1990-an. Politik feminisme, etnisitas, dan orientasi seks, juga tema- tema lain, menjadi
minat utama yang memiliki kaitan erat dengan politik identitas.
Politik Identitas didasarkan pada esensialisme strategis, dimana kita bertindak seolah-
olah identitas merupakan entitas yang stabil demi tujuan politis dan praktis
tertentu. Hall (1993:136) mengatakan bahwa setiap gagasan mengenai diri, identitas,
komunitas identifikasi (bangsa, etnisitas, seksualitas, kelas, dan lain-lain), dan politik
yang mengalir darinya hanyalah fiksi yang menandai pembakuan makna secara
temporer, parsial, dan arbitrer. Politik tanpa penyisipan kuasa secara arbitrer kedalam
bahasa, pemotongan ideologi, pemosisian, persilangan arah, retakan adalah mustahil.
Camen dan Champion mengatakan Bahwa, “identitas dari suatu etnik adalah integrasi
dari etnisiti dan perasaan kesamaan ras dalam sutu konsep diri. Harus diakui bahwa
etnisitas juga merupakan salah satu akibat dari identitas diri yang mengalir dari nilai,
tata cara, gaya, dan latar belakang individu seseorang. Identitas etnik tidak mengalir
dari opini atau prasangka yang berkembang dalam suatu masyarakat luas. Identitas
etnik dibangun dari dalam” (Carmen Guanipa- Ho, 1998). Ini juga berarti setiap orang
mempunyai identitas personal mulai dari jenis kelamin, warna suara, gaya bicara, tipe
wajah hingga status perkawinan, jumlah anak, tingkatpendidikan dan tempat
tinggal. Setiap orang juga mempunyai identitas etnik atau suku bangsa yang dapat
dikenal melalui pakaian dan makanan, bahasa, adat-istiadat dalam perkawinan,
kelahiran, inisiasi, dan kematian. Identitas kelompok etnik merupakan kunci untuk
membentuk identitas manusia sebagai perkembangan manusia.
Konsep- konsep tentang identitas dan bahkan identitas itu sendiri semakin dipandang
sebagai akibat dari adanya sebuah interaksi yang dinamis antara konteks (dan
sejarah) dengan construct. Eriksen (1993) telah menunjukan sebagian dari proses
proses yang terlibat dalam konstruksi histories identitas etnik dalam kasus orang-
orang India yang bermigrasi ke Mauritius dan Trinidat. (Mauneti, 2004:25).
Picard (1997) dalam Mauneti (2004:29) mengatakan bahwa identitas etnis dibangun
sesuai dengan situasi yang ada. Demikianpun Eriksen (1993:117) mengatakan bahwa
identitas itu sifatnya situasional dan bisa berubah. Sifat penanda identitas yang
stuasional dan selalu dapat berubah ini tampak jelas dengan dimasukannya
perbedaan agama ke dalam konstruksi identitas. Dalam konteks Kalimantan
misalnya ke-dayak-an seseorang pun dikaitkan dengan agama Kristen dan
dipertentangkan dengan Islam. Bila seorang Dayak masuk Islam, mereka tidak lagi
dianggap sebagai Dayak, tetapi justeru menjadi orang
’Melayu’ (lihat Coomans, 1987). Sejalan dengan itu Winzeller (1997:219) menengarai
bahwa dikalangan Dayak Bidayuh” biasanya menjadi Muslim berarti tidak lagi menjadi
Bidayuh. King (1982:38) juga mengatakan hal yang sama suku Taman di Kapuas
Hulu yang memeluk Islam akan menjadi seorang Melayu.
Penanda-penanda identitas ’budaya’ bisa berasal dari sebuah kekhasan yang diyakini ada
pada agama, bahasa dan adat pada masyarakat yang bersangkutan (Mauneti,2004:30).
Namun tidak sesederhana itu pula, karena King juga mengatakan bahwa konstruksi
identitas budaya bersifat kompleks sebahagian karena konstruksi ini merupakan salah
satu produk sejarah

B. Politik

1. Pengertian politik

Kata politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti kota yang berstatus
negara (city state). Aristoteles dan plato menganggap politik adalah suatu usaha untuk
mencapai masyarakat politik yang terbaik.

Pada waktu itu Aristoteles menyebut politik dengan zoon politikon yang kemudian
terus berkembang menjadi polites (warga negara), politeia ( hal-hal yang berhubungan
dengan negara), politika (pemerintahan negara), lalu terakhir menjadi politikos
(kewarganegaraan).

Miriam Budiardjo menyampaikan bahwa politik merupakan bermacam kegiatan dalam


suatu sistem politik yang menyangkut proses menentukan tujuan dari sistem itu dan
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan pengertian politik adalah segala
urusan yang menyangkut negara atau pemerintahan melalui suatu sistem politik yang
menyangkut penentuan tujuan dari sistem tersebut dan cara mencapai tujuan tersebut.

2. Tujuan Politik

Sebagai suatu kegiatan dalam sistem politik maka politik sendiri memiliki beberapa
tujuan. Tujuan politik yang ada di Indonesia dan secara umum dapat dilihat sebagai
berikut:

 Adanya suatu politik memiliki tujuan agar kekuasaan yang ada di masyarakat maupun
pemerintah diperoleh, dikelola, dan diterapkan sesuai dengan norma hukum.
 Kedua, adanya politik dapat menciptakan kekuasaan di masyarakat maupun
pemerintah yang demokratis.
 Adanya politik dapat membantu terselenggaranya kekuasaan pemerintah dan
masyarakat yang mengacu pada prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Politik bertujuan mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia.
 Melindungi hak-hak semua warga negara Indonesia dan menjamin terlaksananya
kewajiban-kewajiban warga negara.
 Menjaga keamanan dan perdamaian negara.
 Menjaga kehidupan sosial yang seimbang untuk kemajuan bangsa.

3. Macam Macam Sistem Politik

Sistem Politik sendiri menurut Prof. Sri Sumantri merupakan pelembagaan dari
hubungan antara manusia yang berupa hubungan suprastruktur dan infrastruktur politik.
Suprastruktur politik merupakan lembaga legislatif negara, lembaga eksekutif negara, dan
lembaga yudikatif. Sedangkan infrastruktur politik terdiri dari 5 komponen, yaitu tokoh
politik, partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, serta alat komunikasi
politik.

Ada beberapa sistem politik secara umum digunakan dan yang dikenal di Indonesia.
Berikut ini beberapa macam sistem politik:

1. Sistem Politik Liberalisme


2. Sistem Politik Fasisme
3. Sistem Politik Komunisme
4. Sistem Politik Monarki
5. Sistem Politik Totaliteralism
6. Sistem Politik Oligarki
7. Sistem Politik Demokrasi

Selain ketujuh sistem politik tersebut, masih ada beberapa jenis sistem politik lainnya
yang digunakan di negara-negara lain. Sistem politik yang berlaku dalam suatu negara
akan berbeda satu dengan lainnya.

Hal ini berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam negara tersebut serta kondisi tiap-
tiap negara. Sistem politik yang berlaku di Indonesia adalah sistem politik demokrasi.
Sistem politik demokrasi ini memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menyampaikan
pendapatnya sebagai salah satu bentuk kontribusi dalam penyelenggaraan politik negara.
4. Konsep Politik

Konsep politik dapat diuraikan menjadi beberapa bagian yaitu negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijaksanaan umum dan pembagian atau alokasi. Konsep politik
yang paling utama adalah negara.

Seperti arti dari kata politik yang bermakna negara, maka segala bentuk politik
berpusat pada negara atau pemerintahan. Fokus utama dari politik ini adalah sistem
ketatanegaraan dan lembaga-lembaga negara.

Konsep politik kekuasaan membahas mengenai ruang lingkup politik yang luas dan
dinamis namun tetap menyangkut keadaan sosial masyarakat. Kekuasaan politik dalam
suatu negara dipengaruhi oleh sosiologi dari ruang lingkupnya, yaitu masyarakat.

Sebagai negara dengan sistem politik demokrasi, Indonesia menempatkan rakyatnya


dengan kekuasaan kedaulatan tertinggi. Maksudnya adalah segala sesuatu yang diatur
dalam negara bersumber dan untuk rakyat.

Konsep pengambilan keputusan menyangkut segala cara pengambilan keputusan dalam


dunia politik yang diambil secara kolektif dan ditujukan kepada masyarakat seluruhnya.
Proses pembuatan kebijakan yang diterapkan untuk masyarakat semua melalui proses
pengambilan keputusan.

Konsep kebijaksanaan umum digunakan oleh pengambil keputusan dalam dunia politik
dalam usaha untuk memilih tujuan serta menerapkan cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Kebijaksanaan umum dalam politik hanya dimiliki oleh orang yang memiliki kekuasaan
untuk melaksanakannya seperti contohnya kepala negara maupun ketua partai politik.
Konsep alokasi pada politik memiliki arti pembagian atas nilai-nilai sosiologi. Pembagian
disini ditujukan kepada masyarakat yang diupayakan dapat merata sesuai kondisi
masyarakat.

Perilaku politik dapat disimpulkan sebagai bentuk respon masyarakat atas sistem politik
yang ada dalam suatu negara. Berikut ini beberapa sikap perilaku politik:

1. Radikal

Sering kali kita mengenal kata radikal, namun untuk sikap perilaku radikal politik
sendiri berarti perilaku yang mencerminkan ketidakpuasan terhadap keadaan yang ada dan
ingin adanya perubahan secara cepat dan mendasar.

Kebanyakan masyarakat yang memiliki perilaku radikal akan cenderung kuat pendirian
dan tidak mudah diajak kompromi. Perilaku radikal dapat menyebabkan adanya
perselisihan hingga kerusuhan apabila tidak ditindak dengan cermat dan hati-hati, sebab
kelompok radikal cenderung tidak mengindahkan orang lain dan semaunya sendiri.

2. Liberal

politik satu ini mengindikasikan suatu masyarakat yang berpikiran bebas dan maju.
Perilaku liberal dicerminkan dengan masyarakat yang ingin adanya suatu perubahan
secara cepat dan progresif. Perubahan yang diinginkan yaitu untuk mencapai tujuan
diinginkan dengan dasar hukum yang legal dan kuat.

3. Konservatif

Perilaku konservatif adalah suatu cerminan perilaku yang menunjukkan kepuasan


dengan keadaan politik yang ada. Perilaku konservatif cenderung berusaha untuk bertahan
terhadap perubahan yang terjadi.

4. Moderat

Kelompok perilaku politik moderat mengindikasikan suatu kelompok yang merasa


sudah cukup puas dengan keadaan politik yang ada. Perilaku ini mencerminkan
masyarakat yang mampu berpikiran maju, namun belum dapat menerima perubahan secara
cepat seperti yang ada pada perilaku radikal.

5. Status Quo

Perilaku politik status quo yaitu perilaku masyarakat yang merasa sudah cukup puas
dengan kondisi politik yang ada. Perilaku ini berusaha mempertahankan keadaan yang
sudah ada tanpa ada perubahan.

C. DEMOKRASI

1. Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata demokratia yang merupakan salah satu kata dari bahasa
Yunani. Demokrasi sendiri memiliki arti suatu kekuasaan rakyat. Adapun secara umum,
demokrasi terbagi menjadi dua kata, pertama adalah kata Demos yang maknanya adalah
rakyat. Dan kedua adalah kratos yang maknanya adalah kekuatan atau kekuasaan. Demokrasi
itu mencakup suatu keadaan ekonomi, sosial dan juga budaya yang di dalamnya berlangsung
suatu praktik kebebasan dalam bidang politik entah itu secara bebas atau secara setara.

Adapun pengertian dari demokrasi sendiri secara umum adalah sebuah format
pemerintahan dimana tiap-tiap warga negara mempunyai hak yang setara dan juga seimbang
mengenai penentuan dan juga pemilihan suatu keputusan yang nantinya akan memunculkan
dampak di dalam kehidupan rakyat atau warga Negara. Pengertian dari demokrasi sendiri
juga bisa diartikan sebagai sebuah bentuk kekuasaan tertinggi yang terdapat di tangan rakyat.
Tentang demokrasi ini, warga negara boleh ikut di dalam mengambil bagian, entah itu secara
langsung atau dalam sebuah bentuk perwakilan dalam hal pelaksanaan perumusan,
pengembangan dan juga proses menyusun hukum.
Berikut ini adalah beberapa pengertian dari demokrasi menurut beberapa ahli:

1. Pengertian dari demokrasi berdasarkan pendapat Abraham Lincoln merupakan sebuah


sistem pemerintahan dimana itu dibentuk dari rakyat, oleh rakyat dan juga untuk
rakyat itu sendiri.
2. Pengertian dari demokrasi berdasarkan pendapat Charles Costello merupakan suatu
sistem sosial dan juga politik pemerintahan dimana di dalamnya kekuasaan
pemerintah dibatasi oleh hukum dan juga budaya yang melindungi segenap hak
perorangan dari warga negara itu sendiri.
3. Sementara pengertian dari demokrasi berdasarkan pendapat dari Hans Kelsen
merupakan suatu pemerintahan yang diadakan dan dilaksanakan dari rakyat dan untuk
rakyat itu sendiri. Adapun mengenai pelaksana kekuasaan negara sendiri adalah wakil
dari rakyat yang sudah dipilih oleh rakyat sesudah adanya suatu keyakinan bahwa
kebutuhannya akan memperoleh perhatian di dalam aturan yang telah atau akan
ditetapkan oleh wakil rakyat tersebut berhubungan dengan penerapan dari kekuasaan
negara.

A. Macam-Macam Demokrasi
1. Macam-Macam Demokrasi Berdasarkan Fokus Perhatiannya

Macam demokrasi yang pertama adalah demokrasi berdasarkan pada fokus


perhatiannya. Demokrasi jenis ini masih dibagi lagi menjadi beberapa macam, yakni:

1. Demokrasi formal yang merupakan demokrasi yang sebatas berpusat pada bidang
politik tanpa meminimalkan adanya suatu kesenjangan di dalam politik itu sendiri.
2. Demokrasi material yang merupakan suatu demokrasi yang memiliki pusat pada
bidang ekonomi tanpa adanya pengurangan pada sisi kesenjangan politik.
3. Demokrasi gabungan yang merupakan suatu demokrasi yang menjadi kombinasi
antara demokrasi formal dan juga demokrasi material.

2. Macam-Macam Demokrasi Berdasarkan Penyaluran Kehendak Rakyat

Untuk macam dari demokrasi yang selanjutnya adalah demokrasi berdasarkan pada
kehendak rakyat. Demokrasi ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Demokrasi langsung atau yang dikenal dengan direct democracy di dalam bahasa
Inggris. Demokrasi langsung merupakan sebuah demokrasi yang mengikutsertakan
rakyat mengenai penentuan dan juga pemilihan keputusan tertentu kepada suatu
Negara. Misalnya saja adalah dengan adanya pemilu atau pemilihan umum.
2. Demokrasi tidak langsung yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan indirect
democracy yang merupakan sebuah demokrasi yang di dalamnya memasukkan
seluruh rakyat dalam suatu Negara di dalam pengambilan keputusan. Adapun contoh
dari demokrasi jenis ini adalah adanya ketetapan oleh wakil rakyat seperti DPR, DPD,
DPRD dan lain sebagainya.

B. Ciri Ciri Demokrasi

Demokrasi sesungguhnya juga memiliki ciri-ciri tersendiri. Berikut ini adalah beberapa
ciri-ciri suatu negara yang menganut sistem demokrasi.

1. Tiap keputusan yang dikeluarkan atau ditetapkan oleh pemerintah sejalan dengan
kehendak dan juga kebutuhan seluruh atau masing-masing rakyat itu sendiri.
2. Ada juga ciri konstitusional dimana berhubungan dengan kehendak kekuasaan
ataupun kepentingan rakyat yang telah disusun dan juga dicatat di dalam undang-
undang suatu Negara.
3. Memiliki ciri perwakilan dimana ketika mengelola sebuah kepentingan dalam Negara
kedaulatan dan kekuasaan rakyat sendiri yang telah terwakili oleh orang yang dipilih
dan ditentukan oleh rakyat sendiri.
4. Semua kegiatan atau aktivitas politik dilakukan dalam memilih pihak manakah yang
akan diamanahi untuk melaksanakan roda pemerintahan. Adapun ciri kepartaian yakni
partai sesungguhnya hanyalah sebuah media ataupun sebuah sarana sebagai unsur
juga terapan dari sebuah sistem demokrasi itu sendiri.

C. Prinsip Demokrasi

Demokrasi juga memiliki beberapa prinsip penting di dalamnya. Berikut ini adalah
beberapa prinsip sistem demokrasi yang ada.

 Adanya suatu kebebasan yang telah disepakati, diakui serta disetujui oleh tiap warga
Negara.
 Adanya keikutsertaan dari masing-masing warna Negara di dalam melaksanakan dan
juga menentukan suatu keputusan yang sifatnya politik.
 Adanya kesetaraan dan keadilan untuk tiap warga Negara.
 Tiap warna Negara mempunyai kesamaan dan juga kesetaraan di dalam praktik politik.

D. Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi

1. Kelebihan atau Keuntungan Sistem Demokrasi


- Adanya kesamaan hak yang mengakibatkan tiap masyarakat diperkenankan atau boleh
untuk mengambil bagian dalam bidang politik.
- Penerimaan akan suatu kekuasaan ditetapkan berdasar pada suara ataupun kehendak
dari rakyat.
- Sistem demokrasi juga bisa menghindari adanya monopoli kekuasaan di tangan
penguasa.

2. Kekurangan atau Kelemahan Sistem Demokrasi


- Kepercayaan rakyat kepada penguasa sangat mudah untuk digoyahkan karena
berbagai dampak yang sifatnya negatif seperti media yang tidak memiliki sikap
objektif atau bahkan memiliki kecenderungan subjektif atas informasi atau berita
tertentu.
- Berkaitan dengan kesamaan hak akan kerap dinilai tidak adil karena berdasarkan
kepada pendapat para ahli bahwa tiap orang mempunyai pemahaman politik yang
beragam alias tidak bisa sama persis.
- Konsentrasi atau fokus dari pemerintah yang sedang menjabat menjadi berkurang
dikarenakan mendekati pemilihan umum yang akan datang.

E. Membangun Demokrasi

Berkaitan dengan upaya untuk membangun demokrasi, Negara ini kebetulan sudah
mengalami beberapa transisi dari yang namanya demokrasi semu di era Orde Baru menuju
kepada paham demokrasi yang sesungguhnya. Pada beberapa dekade terakhir ini, negara
sudah mengalami berbagai kemajuan dalam bidang demokrasi.Masing-masing dari pimpinan
lembaga negara menyepakati jika kunci sukses dalam pembangunan demokrasi adalah
dengan menggunakan empat pilar kebangsaan berikut ini:
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Bhineka Tinggal Ika
Hal tersebut tentu merupakan suatu pondasi yang dibangun dengan penuh perjuangan oleh
para pahlawan bagi negara ini. Adanya empat pilar yang di cetuskan oleh pendiri bangsa
diharapkan mampu menjadikan setiap pimpinan di lembaga kenegaraan memiliki
kemampuan dan kesanggupan untuk mengatasi dan juga berupaya menyelesaikan masalah
yang tengah dialami oleh bangsa ini.

F. Penyalahgunaan Demokrasi

Berikut ini adalah beberapa penyelewenangan yang sering dilakukan dan ditemukan dalam
proses demokrasi di Indonesia.

1. Money Politic

Penyalahgunaan atau penyelewenangan demokrasi yang pertama adalah adanya praktik


money politic. Hal ini adalah tradisi yang cenderung baru namun akan senantiasa
berlangsung dan diproses seterusnya. Biasanya, praktik ini dilakukan dengan cara
memanfaatkan para kalangan yang sedang kekurangan uang. Maka mereka akan menjadi
sasaran utama bagi kalangan yang mempunyai kepentingan. Misalnya saja ada seorang
calon pemimpin yang memberikan uang atau beragam bahan pokok lain dengan sangat
mudah untuk tujuan membeli suara rakyat tersebut.

2. Intimidasi

Ini merupakan metode yang amat berbahaya dan mengancam apabila diterapkan. Misalnya
saja ada suatu oknum dari pihak calon pemimpin yang melakukan suatu tindak intimidasi
kepada rakyat atau warga agar mereka bersedia untuk memberikan suara mereka kepada
calon pemimpin tersebut. Hal ini tentu saja bertentangan dengan asas demokrasi itu
sendiri.

3. Pendahuluan Ketika kampanye

Mesti sudah diperingatkan dengan beragam aturan mengenai proses pemilihan umum
bahwa kampanye dilarang ketika itu bukan waktu kampanye. Hal itu sudah masuk ke
dalam jenis penyelewenangan yang kerap dilakukan. Ada banyak cara yang dipakai, mulai
dari memasang spanduk, baliho di jalan, menggunakan meme di media sosial dan masih
banyak lagi yang lainnya. Bahkan, tidak jarang didapati seorang calon pemimpin yang
lebih dulu mengambil start dengan mengadakan suatu kegiatan kunjungan ke beberapa
kawasan.

4. Kampanye Negatif

Sebab munculnya dari kampanye negatif ini adalah minimnya sosialisasi bakal calon
pemimpin kepada masyarakat, terlebih untuk masyarakat awam.Hal tersebut akhirnya
menjadikan masyarakat menjadi kurang memadai pemahamannya tentang pentingnya
media informasi. Sehingga ia hanya bersikap patuh terhadap orang di sekitar mereka yang
kebetulan menjadi figurnya. Adanya kegiatan kampanye negatif bisa berujung kepada
munculnya fitnah yang dapat merusak integritas dari daerah tertentu selain bisa
memunculkan isu-isu yang mampu menjatuhkan lawan politik bakal calon.

G. Negara-negara Penganut Demokrasi

Berikut ini akan di ulas mengenai beberapa Negara yang di dalamnya menganut sistem
demokrasi.

1. India
India merupakan suatu Negara yang jumlah penduduknya terbesar di dunia dalam
urutan kedua. Sehingga Negara ini akhirnya menjadi Negara demokrasi terbesar yang ada
di dunia. Sementara sistem yang diadopsi di India merupakan sistem demokrasi liberal.
Negara ini mulai melakukan yang namanya pemilihan umum pada tahun 2014. Bisa
dibayangkan bagaimana keadaan gambaran dari pemilu yang dilakukan oleh Negara
dengan jumlah penduduk terbanyak. Meski demikian, prosesnya juga berjalan dengan
lancar, aman dan terjaga karena mereka benar-benar memakai sistem yang paling efisien.
2. Amerika Serikat
Negara selanjutnya yang juga menerapkan sistem demokrasi adalah Amerika Serikat.
Negara ini sering dikenal dengan nama negeri Paman Sam. Amerika Serikat menjadi
Negara yang paling tua yang menganut sistem demokrasi dan tentu saja pengalaman dari
Negara ini lebih banyak. Adapun perjalanan sistem demokrasi yang diterapkan di Amerika
Serikat sendiri berjalan dengan baik dari masa ke masa bahkan kini sudah menjadi salah
satu Negara adikuasa. Selain itu, Amerika Serikat juga masuk ke dalam daftar negara yang
saat ini paling berpengaruh di dunia. Jumlah peserta saat pelaksanaan pemilu di sana
kurang lebih 250 an juta jiwa.
3. Brazil
Brazil adalah sebuah Negara yang terbesar dengan jumlah penduduk di dalamnya yang
cukup tinggi di Benua Amerika Selatan. Adapun jumlah penduduk yang dimiliki oleh
Brazil kurang lebih mencapai 200 an juta jiwa. Pelaksanaan pemilihan umum yang digelar
di Brazil adalah empat tahunan sekali. Hal ini tentu berbeda dengan Indonesia yang
pelaksanaannya lima tahun sekali.
5. Pakistan
Negara yang menganut faham demokrasi selanjutnya adalah Pakistan. Pakistan menjadi
Negara Islam yang menempati peringkat nomor dua dari sisi jumlah penduduknya sesudah
Indonesia. Negara ini kebetulan juga menerapkan sistem demokrasi dan menjadi yang
terbesar ke lima. Adapun konsep yang dianut oleh Negara satu ini sesungguhnya adalah
pemerintah republik Islam. Akan tetapi, untuk pemilihan umum di Negara ini masih
mengikuti sistem demokrasi.
6. Nigeria
Nigeria adalah sebuah negara yang berlokasi di kawasan Benua Afrika, lebih tepatnya
pada bagian Barat dari Nigeria. Negara ini masuk ke dalam wilayah Benua Afrika yang
memiliki penduduk sangat banyak. Sedangkan konsep yang diterapkan di Negara ini
adalah republic Federal Nigeria.

H. Contoh-contoh Pelaksanaan atau Penerapan Demokrasi

1. Contoh-contoh penerapan atau pelaksanaan Demokrasi di keluarga

Adapun pelaksanaan serta praktik budaya demokrasi untuk lingkup keluarga tentu saja
perlu disesuaikan dengan kondisi, kebiasaan, dan juga kesepakatan dari sebuah keluarga
tertentu. Misalnya saja,
 Menerapkan suatu keadilan tanpa pilih kasih.
 Saling menyayangi dan juga menghormati satu sama lain.
 Sadar dengan tiap tugas dan juga kewajiban masing-masing.
 Bersedia memposisikan ayah sebagai seorang kepala keluarga.
 Memiliki rasa toleransi atas perbedaan pendapat yang ada.
 Mengutamakan urusan bersama keluarga dibandingkan dengan urusan pribadi.

2. Contoh-contoh penerapan atau pelaksanaan Demokrasi di sekolah

Berikut ini adalah beberapa cara menerapkan demokrasi di lingkungan sekolah.

 Penentuan organisasi di sekolah atau di kelas melalui jalan musyawarah.


 Melakukan pemerataan tugas piket dengan adil dan merata.
 Melakukan sosialisasi dan juga menjalin hubungan yang baik di antara guru dan juga
murid di lingkungan sekolah.
 Melunasi iuran tertentu atau SPP secara tepat waktu.
 Datang ke sekolah tepat pada waktunya.

3. Contoh-contoh penerapan atau pelaksanaan Demokrasi di masyarakat

Adapun contoh dari penerapannya adalah sebagai berikut:

 Saling melindungi, bahu membahu dan juga menjaga kedamaian pada lingkungan
masyarakat.
 Saling bekerja sama di dalam menyampaikan suatu gagasan untuk kepentingan
pengembangan masyarakat.
 Mampu menghargai pendapat orang lain.
 Mengelola dana yang ada dengan baik dan benar.
 Berupaya mencari solusi atas permasalahan tertentu dengan cara mufakat.
 Berperan secara aktif pada iuran masyarakat.

D. Hak Asasi Manusia


1. pengertian
HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia dan tanpa hak-hak itu,manusia
tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut diperoleh bersama dengan
kelahirannya atau kehadirannya didalam kehidupan masyarakat (Tilaar, 2001).HAM
bersifat umum (universal) karena diyakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan
atas bangsa, ras, atau jenis kelamim. HAM juga bersifat supralegal, artinya tidak
tergantung pada adanya suatu negara atau undang-undang dasar, kekuasaan
pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari sumber yang
lebih tinggi (Tuhan). UU No.39 Tahun 1999 Tentang HAM mendefinisikan HAM sebagai
seperngkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa.
Hendarmin Ranadireksa memberikan definisi mengenai hak asasi manusia, yaitu
pada hakikatnya hak asasi manusia adalah seperangkat ketentuan atau aturan untuk
melindungi warga negara mdari kemungkinan penindasan, pemasungan, atau pembatasan
ruang gerak warga negara oleh negara. Artinya, ada pembatasan-pembatasanm tertentu
yang diberlakukan pada negara agar hak warga negara yang paling hakiki terlindungi dari
kesewenang-wenangan kekuasaan
.
2. ciri pokok dan tujuan ham
Dasar Hak Asasi Manusia adalah manusia berada dalam kedudukan yang sejajar dan
memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai macam aspek untuk mengembangkan
segala potensi yang dimilikinya.
Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri pokok
hakikat HAM, yaitu sebagai berikut :
 HAM tidak perlu diberikan, dibeli maupun diwarisi.HAM merupakan bagian dari
manusia secara otomatis .
 HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis
kelamin, ras, agama,etnis, pandangan politik, atau asal-usul sosial bangsanya.
 HAM tidak bisa dilanggar.Tidak sdorangpun mempunyai hak untuk melanggar dan
membatasi hak orang lain.
 Tujuan Hak Asasi Manusia adalah :
 HAM adalah alat untuk melindungi orang dari kekerasan dan kesewenang-wenangan.
 HAM mengenmbangkan saling menghargai antar manusia
 HAM mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk
menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar

3.macam macam hak asasi


Hak asasi manusia menurut sifat/masyarakat pada umumnya, hak asasi manusia
dapat dibagi enam macam,yaitu:
 Hak asasi pribadi (personal right) yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya.
 Has asasi ekonomi (proverty right), yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli,dan
menjual sesuatu serta memanfaatkannya.
 Hak asasi politik (political right), yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan,hak
memilih (hak memilih dan dipilih dalam pemilu), hak untuk mendirikan partai politik
dan sebagainya.
 Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan (right legal equality)
 Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture right), yaitu hak untuk memilih
pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.
 Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlidungan
(procedural right), misalnya perlakuaan dalam hal
penahanan. penangkapan,penggeledahan, peradilan, dan sebagainya

5. ham di indonesia
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku tiga
undang-undang dalam 4 periode, yaitu :
 Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945,
 Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku Konstitusi Republik
Indonesia Serikat.
 Periode 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959, berlaku UUDS 1950.
 Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku kembali UUD 1945.
 Pencantuman pasal-pasal tentang Hak-hak Asasi Manusia dalam tiga UUD tersebut
berbeda satu sama lain. Dalam UUD 1945 butir-butir Hak Asasi Manusia hanya
tercantum beberapa saja. Sementara Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950 hampir
bula-bulat mencantumkan isi Deklarasi HAM dari PBB. Hal demikian ini karna
memang situasinya sangat dekat dengan Deklarasi HAM PBB yang masih aktual. Di
samping itu terdapat pula harapan masyarakat dunia agar deklarasi HAM PBB
dimasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar atau perundangan lainnya di negara-
negara anggota PBB, agar secara yuridis formal HAM dapat berlaku di negara
masing-masing.

Ketika UUD 1945 berlaku kembali sejak 5 Juli 1959, secara yuridis formal, hak-hak
asasi manusia tidak lagi lengkap seperti Deklarasi HAM PBB, karena yang terdapat di
dalam UUD 1945 hanya berisi beberapa pasal saja, khususnya pasal 27, 28, 29, 30 dan 31.
Pada awal Orde baru saja tujuan Pemerintah adalah melaksanakan hak asasi manusia yang
tercantum dalam UUD 1945 serta berupaya melengkapinya. Tugas untuk melengkapi
HAM ini ditanda tangani oleh sebuahh panitia MPRS yang kemudian menyusun
Rancangan Piagam Hak-hak Asasi Manusia serta hak-hak dan Kewajiban warganegara
yang dibahas dalam sidang MPRS tahun 1968. Dalam pembahasan ini sidang MPRS
menemui jalan buntu, sehingga akhirnya dihentikan. Begitu pila setelah MPR terbentuk
hasil pemilihan umum 1971 persoalan HAM tidak lagi diagendakan, bahkan dipeti-eskan
sampai tumbangnya Orde Baru di tahun 1998 yang berganti dengan era Reformasi. Pada
awal Reformasi itu pula diselenggarakan sidang istimewa MPR tahun 1998 yang salah
satu ketetapannya berisi Piagam HAM

6. lembaga penegak ham


Hak asasi manusia merupakan hak yang harus dilindungi, baik oleh individu,
masyarakat maupun oleh Negara. Hal ini dikarenakan Hak Asasi Manusia merupakan hak
paling asasi yang dimiliki oleh manusia sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Oleh
sebab itu, HAM harus dijaga, dihormati dan ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Tidak seorangpun berhak untuk melanggar hak asasi yang dimiliki oleh
manusia dengan alasan apapun.
Untuk merealisasikan penegakan HAM di Indonesia, telah dibentuk suatu komisi
mengenai hak asasi manusia. Dasar hukum bagi penegakan HAM di Indonesia sudah
sangat jelas, baik melalui UUD, ketetapan MPR maupun perundang-undangan, baik yang
sudah disahkan, maupun ratifikasi dari konvensi hak asasi manusia yang ada di dunia
Internasiona

7. komisi nasional ham


Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan
lembaga Negara lainnya yang berfungsi untuk melaksanakan pengkajian, penelitian,
penyuluhan, pemantauan dan mediasi hak asasi manusia.
Tujuan Komnas HAM antara lain :
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan pancasila, UUD 1945 dan piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia;
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya
berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan

8. hak asasi manusia dalam perundang undangan nasional


Dalam peraturan perundang undangan RI paling tidak terdapat empat bentuk hukum tertulis yang
memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (Undang-undang Dasar Negara). Kedua, dalam
ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan
perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat kuat,
karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi seperti dalam
ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan panjang antara lain
melalui amandemen dan referendum. Sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam
konstitusi hanya memuat aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam
konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM melalui TAP
MPR, kelemahannya tidak dapat memberikan sangsi hokum bagi pelanggarnya.
Sedangkan pengaturan HAM dalam bentuk Undang-Undang dan peraturan
pelaksanaannya kelemahannya pada kemungkinan seringnya mengalami perubahan.

9. pelanggaran hak asasi manusia


Hak asasi manusia bersifat universal, yang artinya berlaku dimana saja, untuk siapa
saja, dan tidak dapat diambil siapapun. Hak-hak tersebut dibutuhkan individu melindungi
diri dam martabat kemanusiaan, juga seagai landasan moral dlam bergaul dengan sesama
manusia. Meskipun demikian bukan berarti manusia dengan hak-haknya dapat berbuat
sesuka hatinya maupun seenak-enaknya.
Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan pelanggaran
hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat
negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran HAM adalah
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat negara baik disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut
Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang
ini, dan tidak didapatkan, atau dikhawatirksn tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Kasus Ham sering kali
terjadi, tidak hanya di Indonesia tapi juga dinegara-negara lain di dunia. Di Indonesia
sendiri kasus seperti ini masih sering terjadi walaupun sudah ada lembaga yang berfungsi
melakukan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM di Indonesia
seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham). Pelanggaran hak asasi
manusia dapat terjadi dalam interaksi antara aparat pemerintah dengan masyarakat dan
antar warga masyarakat. Namun, yang sering terjadi adalah antara aparat pemerintah
dengan masyarakat.
Banyak macam Pelanggaran HAM di Indonesia, dari sekian banyak kasus ham yang
terjadi, tidak sedikit juga yang belum tuntas secara hukum, hal itu tentu saja tak lepas dari
kemauan dan itikad baik pemerintah untuk menyelesaikannya sebagai pemegang
kekuasaan sekaligus pengendali keadilan bagi bangsa ini.

a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi

1) Pembunuhan masal (genosida: setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud


menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa)
2) Pembunuhan sewenang -wenang atau di luar putusan pengadilan
3) Penyiksaan
4) Penghilangan orang secara paksa
5) Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis

. b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :

1. Pemukulan
2. Penganiayaan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
5. Menghilangkan nyawa orang lain

Penindakan terhadap pelanggaran HAM dilakukan melalui proses peradilan HAM


mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap pelanggaran
yang terjadi harus bersifat nondiskriminatif dan berkeadilan. Pengadilan HAM merupakan
pengadilan khusus yang berada di lingkungan Pengadilan Umum.
Pengadilan HAM berkedudukan di daerah kabupaten atau daerah kota yang daerah
hukumnya meliputi daerah hokum Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Pengadilan
HAM bertugas memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat. Pengadilan HAM berwewenang juga memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berada dan dilakukan diluar batas territorial wilayah
Negara Republik Indonesia oleh warga Negara Indonesia.

10. rule of law


Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke-
19,bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir sejalan dengan
tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peren parlemen dalam penyelenggaraan
negara dan sebagai reaksi sebagai negara absolut yang berkembamng sebalumnya. Rule of
law merupakan konsep tentang cammon law dimana segenap lapisan masyarakat dan
negara beserta seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang
dibangun di atas prinsip keadilan dan egalitarin. Rule of law adalah rule by the law dan
bukan rule by the man. Ia lahir mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja
ningrat, dan kerajaan;menggeser negara kerajaan; dan memunculkan negara
konstitusi, asal lahirnya doktrin rule of law. Ada tidaknya rule of law dalam suatu negara
ditentukan oleh kenyataan apakah rakyatnya benar-benar menikmati keadilan, dalam arti
perlakuaan yang adil, baik sesama warga negara maupun pemerintah. Oleh karena
itu, pelaksanaan kaidah-kaidah hukum yang berlaku disuatu negara merupakan suatu
premis bahwa kaidah-kaidah yang dilaksanakan itu merupakan hukum yang adil, artinya
kaidah hukum yang menjamin perlakuan yang adil bagi masyarakat.

11. pengertian dan lingkup rule of law


Friedman (1995) membedakan rule of law menjadi dua, yaitu pengertian secara
formal (in the formal sense) dan pengertian secara hakiki/materiil (ideologikal). Secara
formal, rule of law diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi (organized
public power), misalnya negara. Sementara itu , secara hakiki, rule of law terkait dengan
penegakan rule of law karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and
unjust law). Rule of law terkait erat dengan keadilan sehingga rule of law harus menjamin
keadilan yang dirasakan oleh masyarakat/bangsa.
Rule of law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan
dapat dilayani melalui perbuatan sistem peraturan dan prosedur yang bersifat objektif, dan
tidak memihak, tidak personal, dan otonom.

12. prinsip prinsip rule of law


Pengertian Rule of Law tidak dapat dipisahkan dengan pengertian negara hukum atau
rechts staat. Meskipun demikian dalam negara yang menganut sistem Rule of Law harus
memiliki prinsip-prinsip yang jelas, terutama dalam hubungannya dengan realisasi Rule of
Law itu sendiri. Menurut Albert Venn Dicey dalam “Introduction to the Law of The
Constitution, memperkenalkan istilah the rule of law yang secara sederhana diartikan
sebagai suatu keteraturan hukum. Menurut Dicey terdapat 3 unsur yang fundamental
dalam Rule of Law, yaitu:
1) supremasi aturan aturan hukum,tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang, dalam
arti seseorang hanya boleh dihukum, jikalau memang melanggar hukum;
2) kedudukanmya yang sama dimuka hukum. Hala ini berlaku baik bagi masyarakat
biasa maupun pejabat negara; dan
3) terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-Undang serta keputusan
pengadilan.

A. Prinsip Secara Formal di Indonesia

Di Indonesia, prinsip-prinsip rule of law secara folmal tertera dalam pembukaan


UUD 1945. Prinsip-prinsip tersebut pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal
terhadap “rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia dan juga ”keadilan sosial” sehingga
pembukaan UUD 1945 bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggaraan negara. Dengan
demikian, inti rule of law adalah jaminan keadilan bagi masyarakat, terutama keadilan
sosial. Prinsip-prinsip diatas merupakan dasar hukum pengambilan kebijakan bagi
penyelenggara negara/pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang berkaitan
dengan jaminan atas rasa keadilan terutama keadilan sosial.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal
UUD 1945, yaitu sebagai berikut.
 Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)
· Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24 ayat 1).
· Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjug hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27
ayat Bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat sepuluh pasal, antara lain bahwa setiap
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28 D ayat 1).Setiap orang berhak
untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja (pasal 28 D ayat 2).

B. Prinsip-prinsip Secara Hakiki dalam Penyelenggaraan Pemerintahan


Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) sangat erat kaitannya
dengan “the enforcement of the rules of law” dalam penyelenggaraan
pemerintahan,terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule
of law.Berdasarkan pengalaman diberbagai negara dan hasil kajian, keberhasilan “the
enforcement of the rules of law” tergantung kepada kepribadian nasional masing-masing
bangsa (sunarjati hartono,1982). Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa rule of
law merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologi yang khas dan akar
budaya yang khas pula. Rule of law ini juga merupakan legalisme, suatu aliran pemikiran
hukum yang didalamnya terkamdung wawasan sosial, gagasan tentang hubungan antar
manusia, masyarakat dan negara sehingga memuat nilai-nilai tertentu yang memiliki
struktur sosiologisnya sendiri. Legalisme tersebut mengandung gagasan bahwa keadilan
dapat dilayani melalui perbuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat
objektif, dan tidak memihak, tidak personal, dan otonom. Secara kuantitatif, peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan rule of law telah banyak dihasilkan di negara
kita, namun implementasi/penegaknya belum mencapai hasil yang optimal sehingga rasa
keadilan sebagai prwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan oleh sebagian besar
masyarakat.

13. strategi pelaksanaan pengembangan rule of law

Agar pelaksanaan (Pengembangan) rule of law berjalan efektif sesuai dengan yang
diharapkan, perlu diterapkan hal-hal berikut:
· Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada corak
masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian nasional masing-masing
bangsa.
· Rule of law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada akar budaya
yang tumbuh dan berkembang pada bangsa.
· Rule of law sebagai suatu legalisme yang membuat wawasan
sosial, gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus dapat
ditegakkan secara adil dan hanya memihak kepada keadilan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dikembangkan hukum progresif(Satjipto


Rahardjo,2004), yang memihak hanya kepada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat
politik yang memihak kepada kekuasaan seperti yang selama ini diperhatikan. Hukum
progresif merupakan gagasan yang ingin mencari cara untuk mengatasi keterpurukan
hukum di Indonesia secara lebih bermakna. Asumsi dasar hukum progresif, yaitu “Hukum
adalah untuk manusia”, bukan sebaliknya, hukum bukan merupakan institusi yang absolut
yang final. Hukum selalu berada dalam proses untuk terus-menerus menjadi (law as
process, Law in the making). Hukum progresif memuat kandungan moral yang sangat kuat
karena tidak ingin menjadikan hukum sebagai teknologi yang tidak bernurani, melainkan
suatu institusi yang bermoral, yaitu kemanusiaan. Hukum progresif peka terhadap
perubahan-perubahan dan terpanggil untuk tampil melindungi rakyat untuk menuju hukum
yang ideal. Hukum progresif menolak keadaan status quo. Ia merasa bebas untuk mencari
format, pikiran, asas, serta aksi-aksi karena “Hukum untuk manusia.
Arah dan watak hukum yang dibangun harus berada dalam hubungan yang sinergis dengan
kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia atau “back to law and order”,yang berarti
kembali kepada orde hukum dan ketaatan dalam konteks Indonesia.Artinya, bangsa
Indonesia harus berani mengangkat “Pancasila” sebagai alternatif dalam membangun
negara berdasarkan versi Indonesia sehingga dapat menjadi “rule of moral” atau “rule of
justice” yang bersifat “ke-Indonesia-an” yang lebih mengedepankan olah hati nurani
daripada otak, atau lebih mengedepankam komitmen moral.

E.HAK KEWAJIBAN DAN WARGA NEGARA

1. Pengertian Hak Kewajiban Dan Warga Negara

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan . Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban .

Contoh Hak Warga Negara Indonesia :


1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia
atau NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

Kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan /


kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna
mendapatkan hak yang pantas untuk didapat . Kewajiban pada umumnya mengarah
pada suatu keharusan / kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai
anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia :


1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia.
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik
1. Kewajiban warga negara berdasarkan UUD 1945 :
 Membayar pajak.
 Membela pertahanan dan keamanan.
 Menghormati hak asasi.
 Menjunjung hukum dan pemerintahan.
 Ikut serta membela negara.
 Tunduk pada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.
 Wajib mengikuti pendidikan dasar.

2. Pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN warga Negara dalam UUD 1945 :
 Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
Negara pada ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn
undang-undang.
 Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam
hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
 Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.
 Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.

Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk
menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal
pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
sebuah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara
itu. Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas
yang membentuk itu sendiri.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”. Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, menekankan kepada peraturan yang
menyatakan bahwa warga negara RI adalah orang yang berdasarkan perundang-undangan
dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17
Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab
kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota
atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut.
Sebelum negara menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus
mengakui bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal
di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28
E ayat (1) UUD 1945. Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam
wilayah negara dapat diklasifikasikian menjadi :
 Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
 Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara
sesuai dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara
yang diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui
kantor imigrasi.
 Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2
kriterium.

1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
 Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di
dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan
asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
 Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini,
seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia
dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan
mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli
dan Ius Sanguinis akan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride)
atau tidak mempunya kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu,
maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel
kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.
Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
 Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
 Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).

2. Naturalisasi atau pewarganegaraan


Adalah suatu proses hukum yang menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu
mempunyai kewarganeraan negara lain

2. Hak Dan Kewajiban Negara/ Pemerintah


Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan
Kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.
A. Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :
 Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
 Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
 Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.

B. Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :


 Melindungi wilayah dan warga negara.
 Memajukan kesejahteraan umum.
 Mencerdaskan kehidupan bangsa.
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
 Menjamin kemerdekaan penduduk memeluk agama.
 Membiayai pendidikan dasar.
 Menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
 Memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari anggaran belanja negara
dan belanja daerah.
 Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
 Mengembangkan sistem jaminan sosial.
 Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kebudayaan nasional.
 Menguasai cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hidup orang
banyak.
 Menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
 Memelihara fakir miskin.
 Mengembangkan sistem jaminan sosial.
 Menyediakan fasilitas layanan kesehatan dan publik yang layak.

3. Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 Dan Hubungan Dengan Warga Negara


Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi “ Tiap - tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Pasal tersebut menjelaskan
bahwa setiap individu sebagai anggota warga negara berhak untuk mendapatkan pekerjaan
serta kehidupan yang layak dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa , dan bernegara .
Lapangan pekerjaan merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan
pendapatan yang akan digunakan dalam pemenuhan kehidupan yang layak . Penghidupan
yang layak diartikan sebagai kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar ,
seperti : pangan , sandang , dan papan .
Pada era globalisasi ini sering terlihat tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi
dengan kewajiban . Disisi lain , masih terdapat pula hak yang kian tak bersambut dengan
kewajiban yang telah dilakukan . Kedua hal tersebut merupakan pemicu terjadinya
ketimpangan antara hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak
dengan kewajiban yang tak kunjung dilaksanakan .
Tingginya angka akan tuntutan hak tanpa diimbangi dengan kewajiban , pada
umumnya disebabkan oleh adanya sifat malas dan kurangnya kemampuan dalam suatu
bidang pekerjaan . Sifat malas tersebut dapat menghambat individu sebagai tenaga kerja
untuk menjadi lebih produktif dan inovatif yang menyebabkan tertundanya penghidupan
yang layak , sedangkan kurangnya kemampuan memicu pola pikir individu menjadi
pesimistis yang menyebabkan individu tidak dapat bergerak kearah tingkat kehidupan
yang lebih layak .
Hak yang tak kunjung bersambut atas pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan ,
pada umumnya disebabkan oleh kurangnya perhatian baik dari pihak pemerintah maupun
swasta atas upah yang tidak sesuai dengan pelaksanaan kewajiban yang telah dilakukan
.Hal tersebut , dapat memicu gejolak masyarakat atas terjadinya ketimpangan akan hak
dengan kewajiban . Gejolak masyarakat timbul akibat adanya rasa ketidakpuasan terhadap
ketimpangan tersebut yang menyebabkan timbulnya berbagai demo hingga mogok kerja .
Fenomena tersebut merupakan hal yang seharusnya tidak perlu dijumpai dalam kehidupan
kewarganegaraan .

4 . Pelaksanaan Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945


Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 “ Tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “ . Bunyi ayat pasal tersebut secara teori telah
dijelaskan dalam UUD 1945 , namun secara praktik belum dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan akan pasal tersebut telah dilaksanakan dengan baik . Hal tersebut dapat dilihat
dari tingginya tingkat pengangguran dan warga negara dengan tingkat kehidupan yang
kurang layak .
Pengangguran dapat disebabkan oleh berbagai macam hal , terutama tingkat
pendidikan dan kemampuan . Hal tersebut merupakan pemicu terbesar dari tingginya
tingkat pengangguran . Tingginya angka tingkat pengangguran menyebabkan terjadinya
ketidakefisienan terhadap kegiatan produksi yang mengakibatkan semakin jauhnya tingkat
kehidupan yang layak bagi warga negara

F. GEOPOLITIK

1.Pengertian Geopolitik
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa yunani) yang berarti bumi
dan tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah
hidup.Sedangkan politik berasal dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri atau negara; dan teia yang berrti urusan (politik) bermakna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa (sunarso,2006: 195). Sementara dalam bahasa Inggris,
politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan
untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti
politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik
merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Maka dari itu makna geopolitik
sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang
menganalisa masalah geografi, sejarah, dan ilmu sosial di dalam hubungan internasional.
Geopolitik mengkaji mengenai tentang kestrategisan suatu wilayah dan nilai politiknya,
yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik
mempunyai 4 unsur yang pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi,
hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.
Dalam perkembangannya, istilah geopolitik diartikan Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi
politik (political geography), yang kemudian diperluas oleh Rudolf kjellen menjadi
geographical politic dan disingkat gepolitik. Adapun
perbedaan istilah tersebut yaitu terletak pada tititk perhatian dan tekanannya, apakah pada
bidang geografi atau bidang politik. Ilmu bumi politik mempelajari fenomena geografi
dari aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek
geografi. Selain itu, Haushofer disamping berisi paham Ekspansionisme juga
mengandung ajaran Rasialisme, ia berpendapat
bahwa pada hakekatnya dunia terbagi dalam empat benua (Pan Region) dan dipimpin
oleh negara unggul.

2. Unsur Utama Yang Ada Dalam Geopolitik


Geopolitik menjadi prasarat doktrin dari suatu negara, bila telah disepakati oleh bangsa.
Sebagai doktrin dasar negara, geopolitik mengandung empat unsur utama, yakni konsepsi
ruang, konsepsi frontier, politik kekuatan, dan keamanan negara dan bangsa.
Konsepsi ini diperkenalkan oleh Karl Haushofer yang menyimpulkan bahwa ruang
merupakan wadah dinamika politik dan militer. Teori ini disebut pula sebagai teori
kombinasi ruang dan kekuatan. Realitanya kekuatan politik menghendaki penguasaan
ruang dan sebaliknya penguasaan secara de facto dan de jure akan memberikan legitimasi
kekuasaan politik.
A. Konsepsi Frontier
Frontier merupakan batas imajiner dari dua negara. Frontier terjadi karena
pengaruh dari negara di luar boundary (batas resmi dua negara). Sifatnya sangat dinamis
dan dapat digeser-geser dan berada diantara masyarakat bangsa. Secara politis pengaruh
efektif dari pemerintah pusat tidak lagi mencakup seluruh wilayah kedaulatan tetapi
dikurangi luas wilayah sampai dengan batas frontier yang sudah dipengaruhi kekuasaan
asing dari sebrang boundary.

B.Konsepsi politik kekuatan


Politik kekuatan menjadi salah satu faktor dalam melaksanakan konsepsi geopolitik
yang terkait langsung dengan kepentingan nasiional. Sedangkan kepentingan nasioal.
Sedangkan kepentingan nasional harus kita pertahankan demi tercapainya cita-cita bangsa
dan negara, dan hendaknya dilandasi atas kekuatan politik, ekonomi dan militer.

C.Konsepsi keamanan negara dan bangsa


Pada konsep ini pada umumnya adalah konsep ketahanan nasional. Kini
dikembangkan pula konsep daerah penyangga (buffer zone) yang dapat digunakan untuk
menghadapi ancaman fisik dari luar.

 Teori Geopolitik Yang ada Dinegara-negara besar

 Teori-teori geopolitik sebelum Perang Dunia II


1.Teori Geopolitik Jerman
Semasa Perang Dunia, Jerman melakukan kebijakan geopolitiknya dengan berbasis
pada teori lebensraum yang dikemukakan oleh Karl Haushofer. Teori ini pun dijadikan
Jerman sebagai justifikasi untuk melakukan ekspansi ke wilayah lain. Adalah salah
seorang murid Haushofer, Rudolf Hess, yang menyuguhkan teori ini kepada Hitler. Saat
itu Hitler berambisi untuk membangkitkan kembali Holy Roman Empire sehingga
menjadikan Jeman sebagai negara yang ekspansionis selama Perang Dunia II (Routledge,
1998). Frederich Ratzel (18441904) berpendapat, bahwa pertumbuhan negara mirip
dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup yang mencukpi agar dapat
tumbuh dengan subur. Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.

Rudolf Kjellen (1864-1922) yang menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah
suatu organisme bukan hanya mirip seperti pendapat Ratzel, negara satuan
politik yang menyeluruh, batas negara bersifat sementara.Karl Haushofer (18961946)
menyatakan teori ruang dan kekuatan : “Lebensrum” cukup mengikuti hukum alam;
swasembada / autarkhi. Implementasinya adalah berupa pembagian wilayah ( Pan
Regionalisme):
 Pan Amerika (Monroe Doctrine, USA)
 Pan Asia Timur (Doktrin Hoka I Chiu, Jepang)
 Pan Rusia India (Wilayah Asia Barat dan Eropa Timur, Rusia)
 Pan Eropa Afrika (Eropa Barat – tidak termasuk Inggris dan Rusia,Jerman)

2. Teori Geopolitik Inggris


Kebijakan geostrategi yang diterapkan Inggris berbasiskan pada teori Alfred T.
Mahan mengenai sea power, dimana negara ini berupaya memaksimalkan dan menguasai
wilayah laut. Konsep sea power ini dilakukan untuk menguasai sektor perdagangan yang
dahulunya kerap menggunakan laut sebagai instrumennya. Sir Walter Raleight (1554 –
1618) lebih menekankan pada wawasan maritim. yaitu penguasaan laut yang bertujuan
untuk menguasai perdagangan. Dengan tujuan tersebut maka akan dengan sendirinya
terjadi penguasaan kekayaan dunia. Geoplitik demikian pada akhirnya bertujuan akhir
terhadap penguasaan dunia, dan untuk itu diperlukan keseriusan dalam pembangunan
armada laut.
Sir Hal ford Mackinder (1861 – 1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih
strategik, yaitu dengan penguasaan daerah-daerah ‘jantung’ dunia, sehingga pendapatnya
dikenal dengan teori Daerah Jantung. Untuk menguasai dunia, maka harus menguasai
daerah jantung sebab dunia terdiri dari 9/12 air, 2/12 pulau dunia, dan 1/12 pulau.
Menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung karenanya membutuhkan kekuatan
darat yang besar sebagai prasyaratnya.
Adapun daerah jantung dunia yang dimaksudkan Mackinder, yaitu :
 Bulan Sabit Dalam, meliputi daerah-daerah pantai pulau dunia
 Bulan Sabit Luar, meliputi Inggris, Amerika, Afrika Selatan, Indonesia,Australia,
Oceania
3. Teori Geopolitik Amerika
Alfred Thayer Mahan (1840 – 1914) mengembangkan lebih lanjut dari konsepsi
geopolitiknya Raleight dengan memperhatikan perlunya mempertahankan serta
memanfaatkan sumber daya laut, termasuk akses ke laut. Sehingga tidak hanya
pembangunan armada laut saja yang diperlukan, namun lebih luas juga membangun
kekuatan maritim. Guilio Douhet (1869 – 1930), mewakili teori geopolitik Italia dan
William Mitchel (1878 – 1939) mempunyai pendapat lain dibandingkan dengan para
pendahulunya, dimana ia lebih melihat kekuatan dirgantara sangat berperan dalam
memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa
membangun armada atau angkatan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara
rnemungkinkan
beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Disamping itu angkatan udara
dapat menghancurkan musuh di kandangnya musuh itu sendiri atau di garis
belakang medan peperangan. Memperhatikan ileksibilitas dan fungsionalitas dari
angkatan udara yang sedemikian itu, maka tidak mengherankan bila kemenangan terakhir
ada pada angkatan udara. Nicholas J. Spijkman (1879 – 1936) terkenal dengan teori
Daerah Batas, yaitu membagi dunia dalam empat wiiayah atau area :
 Pivot area, mencakup wiiayah daerah jantung

 Offshore continent land, mencakup wiiayah pantai benua Eropa-Asia


 Oceanic Belt, mencakup wiiayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika Selatan
New World, mencakup wiiayah Amerika

Terhadap pembagian tersebut, Spijkman mcnyarankan pentingnya


penguasaan daerah pantai Eurasia, yaitu Rimland. Menurutnya Pan Amerika
merupakan daerah yang ideal karena dibatasi oleh batas alamiah dan USA diperkirakan
akan menjadi negara kuat. Atas pembagian dunia menjadi empat wilayah ini, Spijkman
memandang diperlukan kekuatan kombinasi dari Angkatanangkatan Perang untuk dapat
menguasai wilayah-wilayah dimaksud.

4. Teori-Teori Geopolitik era Perang Dunia II


a) Teori geopolitik Inggris
Pada era ini, Inggris menerapkan teori geopolitik daerah batas yang
diimplementasikan melalui semboyan “The British rules the waves “. Pelaksanaan dari
teori daerah batas diwujudkan dengan menjadikan daerah pantai Eurasia sebagai daerah
penyangga. Penerapan atas dasar geostrateginya mensyaratkan Inggris harus mencegah
Rusia keluar dari Eurasia, sehingga Inggris akan mampu menguasai dunia.
b) Teori geopolitik Perancis

Perancis menerapkan teori wawasan benua sebagai upaya menghadapi ancaman dari
Prusia dan Rusia serta jajahannya di benua lain. Atas dasar demiki an maka Perancis
menetapkan untuk tetap kuasai daerahnya sendiri.
c) Teori .geopolitik Jerman.

Berdasarkan pemikiran integralistik, Jennan membentuk Pan Jennan. Secara


Geostrategi maka Jennan menggunakan teori Haushoffer (penekanan pada wilayah
strategis) untuk merebut Polandia dan wilayah tetangga yang lain yang dilakukan secara
kilat (“blitzkrieg”).
d). Teori geopolitik Jepang
Jepang memakai teori wawasan kemakmuran bagi negara-negara di Asia Timur
melalui semboyan ” Asia untuk bangsa Asia”, sehingga penguasaan negara-negara di Asia
Timur oleh Jepang untuk maksud kemakmuran Asia Timur. Pada Perang Dunia II, secara
geopolitik maka terdapat dua kekuatan besar negaranegara yang saling berhadapan, yaitu
Sekutu (meliputi Inggris, Perancis, USA) meiawan Axis (meliputi Jerman, Italia, Jepang).
Sekutu memakai kekuatan armada AL untuk melakukan blokade terhadap Jepang dan
Jerman. Secara geostrategi Sekutu dalam peperangan ini bukan untuk menguasai negara
lain, namun untuk memerdekakan Eropa Barat. Strategi yang demikian menjadikan USA
negara yang kuat dan negerinya tidak terjamah perang (kecuali Hawii). Di lain sisi, akibat
penerapan geostrategi demikian menimbulkan dua blok di Eropa.

5.Teori- teori Geopolitik pasca Perang Dunia II

Teori geopolitik sesudah Perang Dunia II merupakan refleksi dari


pengalaman semasa Perang Dunia II. Atas pengalaman itu, maka teori geopolitik yang
dikembangkan bertumpu pada realitas yang terjadi, yaitu:
 Kekuatan nyata sesaat belum menjamin kemenangan akhir.
 Kekuatan ekonomi dan industri tanpa dukungan SDA tidak menentukan kemenangan
perang.
 Kesediaan SDA sangat tergantung pada luas dan ancaman.
 Faktor manusia (kesadaran BN) sangat berpengaruh yang disebut partisan
 Perkembangan Iptek akan mempengaruhi bangsa mengembangkan wawasan
geopolitiknya.
 Untuk memelihara kekuatan militer didukung faktor alamiah; geografi, sumber daya
alam dan penduduk (hanya USA dan US).
 Terjadi bi-polar yakni sekutu (Inggris, USA, Prancis dan Eropa Barat) melawan Blok
Timur (Uni Sofiet, Polandia, Eropa Timur kemudian RRC).
 Atas dasar hal di atas, geopolitik pasca Perang Dunia II dalam strateginya
(geostrategi) maka USA menggunakan wawasan maritim untuk menguasai daerah
bulan sabit dengan tujuan agar Uni Soviet tidak keluar dari benua Eurasia. Namun
gagasan membendung Uni Soviet ini agak terlambat karena mengutamakan
penghancuran Jerman dari arah Perancis. Di pihak lain, Uni Soviet menerapkan
wawasan buana untuk tetap menjaga wilayah-wilayah penguasaannya, namunupaya
gerakan penguasaan wilayah di daerah panas (Afganistan, Etiopia, Congo) kurang
berhasil.
D. Geopolitik di Indonesia
Bangsa Indonesia tidak dapat menerima rumusan Karl Haushofer dan rumusan-
rumusan lain yang pada prinsipnya sama karena bertentangan dengan pancasila. Bagi
bangsa Inndonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan
factor-faktor geografis wilayah Negara untuk mencapai tujuan nasionalnya. Geopolitik
bangsa Indonesia, adalah kebijakan dalamrangka mencapai tujuan nasional dengan
memanfaatkan keuntungan letak geografis Negara berdasarkan pengetahuan ilmiah
tentang kondisi geografis tersebut. Secara geografis Indonesia memiliki ciri khas, yakni
diapit dua samudra (India dan Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia), dibawah orbit
Geostationary Satelite Orbit (GSO). Indonesia merupakan Negara kepulauan yang disebut
nusantara (nusa diantara air), sehingga bisa disebut sebagai Benua Maritim Indonesia.
Berdasarkan itulah Indonesia mengembangkan geopolitik nasionalnya, yaitu Wawasan
Nusantara.

Wawasan nusantara sebagai Geopolitik Indonesia dikembangkan sesuai dengan


pancasila, oleh sebab itu Wawasan Nusantara tidak mengandung unsurunsur
ekspansionisme maupun kekerasan. Geopolitik bagi bangsa Indonesia, hanya merupakan
pembenaran dari kepentingan-kepentingan dan cita-cita nasional. Agar berhasil guna,
bangsa Indonesia harus memiliki kemampuankemampuan statis maupun dinamis dibidang
kesejahteraan dan keamanan.
Wawasan Nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan artinya
pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggapan inderawi. Selain menunjukan kegiatan
untuk mengetahui serta arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa juga
menggambarkan cara pandang, cara tinjau, cara lihat atau cara tanggap inderawi. Nasional
merupakan kata sifat, ruang lingkup, bentuk yang berasal dari kata nation yang berarti
bangsa yang telah mengidentikkan diri dalam kehidupan menegara atau secara ringkas
padat, dikatakan bangsa yang telah menegara. Nusantara dipergunakan untuk
menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang
terletak diantara Samudra Pasifik dan Saamudra Indonesia serta antara Benua Asia dan
Benua Australia. Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara
pandang Bangsa indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya
yang dilandasi pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi Bangsa Indonesia yang
merdeka, berdaulat dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak
kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan nusantara juga sering
dimaknai sebagai cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara bertindak, berfikir
dan bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi proses psikologis,
sosiokultural, dengan aspek-aspek Astragatra (lihat pada uraian geostrategi). Wawasan
nusantara memiliki asas keterpaduan yang berciri manunggal, utuh dan menyeluruh,
meliputi :

 Satu kesatuan wilayah nusantara yang meencakup dataran, perairan dan dirgantara
secara terpadu.
 Satu kesatuan politik dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu
ideologi dan identitas nasional.
 Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti :
 Bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah. Ruang hiddup dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta
menjadi modal dan milik berssama bangsa.
 Bahwa Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam

 berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat
dalam arti yang seluas-luasnya.
 Bahwa secara psikologis, Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad didalam
mencapai cita-cita bangsa.
 Bahwa pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan Negara, yang
melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
 Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum dalam arti bahwa
hanya ada satu hokum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
 Satu kesatuan sosial budaya atas dasar Bhineka Tunggal Ika.

Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya, dalam arti :
 Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama,
merata, dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan
kemajuan bangsa.
 Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya yang menjadi modal dan landasn.
Pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasilhasilnya dapat dinikmati oleh
seluruh bangsa Indonesia.
 Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
 Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti :
 Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensi maupun efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata
diseluruh wilayah tanah air.
 Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi ddan seimbang diseluruh daerah, tanpa
meninggalkan cirri-ciri khas yang dimilikioleh daerah-daerah dalam mengembangkan
ekonominya.
 Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem terpadu (sishankamrata).

 Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan,


dalam arti :
 Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakekatnya merupakan ancaman bagi
seluruh bangsa dan Negara.
 Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama didalam
pembelaan Negara.
 Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya yang mencakup aspek kehidupan nasional.

Wawasan nusantara sebagai cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya merupakan fenomena (gejala) social yang dinamis memiliki 3 unsur dasar,
yaitu : wadah, isi dan tata laku.
1. Wadah

Untuk memahami wadah kita perlu meninjau arti dari “asas archipelago” yaitu
kumpulan pulau-pulau dan lautan sebagai kesatuan archipelago yang menunjukan satu
kesatuan wilayah, yang batas-batasnya ditentukan oleh laut, dalam lingkungan tersebut
terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau.
2. Bentuk wujud

Bentuk wujudnya adalah berupa kepulauan nusantara, yang mempunyai kedudukan


geografis yang khas yaitu berada pada posisi silang dunia serta mempunyai pengaruh
besar dalam tata kehidupan dan sifat perikehidupan nasional. Adapun pengaruh-pengaruh
tersebut diantaranya :
 Menjadi lalu lintas aspek-aspekkehidupan sosial dunia.
 Hubungan antar bangsa akan lancar, apabila kepentingan nasionalnya terpenuhi atau
minimal tidak dirugikan.
 Wilayah nusantara mempunyai kekayaan alam yang melimpah, tenaga manusia banyak
serta murah. Hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri
bagi Negara-negara yang tidak memiliki unsu-unsur dimaksud, sehingga merupakan
sumber yang tidak menguntungkan bagi nusantara.
Bentuk wujud nusantara memiliki sifat yang manunggal, utuh dan
menyeluruh, meliputi : manunggal bidang wilayah, bangsa, ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, hankam, psikologi, kehidupan. Batas ruang lingkup wilayah nusantara
ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling
dihubungkan oleh dalamnya perairan. Baik laut maupun selat serta dirgantara
diatasnya, yang merupakan satu kesatuan ruang wilayah. Oleh karenanya, nusantara
dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan dalamnya. Letak
geografis Negara, berada diposisi dunia antara dua samudera yakni samudera pasifik
dan samudera hindia, serta dua benua yakni benua asia dan benua Australia.
Letak Geografis Negara, berada diposisi dunia ini berpengaruh besar terhadap
aspek-aspek kehidupan nasional Indonesia. Perwujudan wilayah nusantara ini menyatu
dalam kesatuan politik, ekonomi, social-budaya dan pertahanan keamanan. Undang-
undang Dasar 1945 tidak menentukan batas wilayah Republik Indonesia, hanya
tercantum segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam
pengumuman pemerintah tanggal 13 Desember 1957, telah ditetapkan Asas Nusantara
yang memandang nusantara sebagai suatu kesatuan bulat. Asas Nusantara ini, sesuai
dengan archiplegic principle yang mulai diterima berlakunya, berdasarkan
Yurisprudensi Mahkamah Internasional Tahun 1951. Pada Tahun 1969, Pemerintah
Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang landas kontinen Indonesia sampai
kedalam laut 200 meter, yang memuat pokok-pokok sebagai berikut :

 Segala sumber kekayaan alam yang terdapat kontinen Indonesia, adalah milik eksklusif
Negara RI.
 Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan dari gaaris batas landas kontinen dengan
Negara-negara tetangga melalui perundingan.
 Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka batas landasan kontinen Indonesia ialah satu
garis yang ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dan titik terluar
wilayah Negara tetangga.
 Tuntutan (claim) tersebut, tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas
landas kontinen serta udara diatas perairan itu.

Demi kepastian hukum dan untuk mendukung kebijakan pemerintah, asasasas pokok
diatas, dituangkan dalam Undang-undang nomor 1 Tahun 1973, tentang Landas
Kontinental Indonesia. Disamping itu UU Nomor 1 tahun 1973,
juga member dasar bagi pengaturan serta penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di
landas kontinen dan masalah-masalah yang ditimbulkannya. Tanggal 21 Maret 1980,
pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang Zona Ekonomi Eklusif (ZEE).
Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia.
Adanya batas ZEE ini, dikuatkan dengan ditandatanganinya Konvensi “The United Nation
Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS), yang mengakui asas Negara kepulauan
(Archipelagic State Principle) dengan menetapkan asas-asas pengukuran ZEE selanjutnya,
dikeluarkanlah Undang-udang nomor 5 Tahun 1983 tentang ZEE dan Undangundang
nomor 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi (UNCLOS).
 Tatanan susunan pokok\tata inti organisasi.
Sarana untuk mengetahui organisasi suatu negara ialah dengan mempelajari
Undang-Undang Dasarnya. Demikian halnya untuk negara indonesia harus
dilihat pada UUD 1945, tata inti organisasi yang dimaksud menyangkut :
 Bentuk kedaulatan
Negara kesatuan yang berbentuk republik, kedaulatan ada ditangan rakyat.
 Kekuasaan pemerintahan negara
Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Udang
dasar.
 Sistem pemerintahan negara dan sistem perwakilan

Bagi Indonesia tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem
pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Kedaulatan berada ditangan rakyat, sistem pemerintahannya
dengan sistem presidensial.
 Tata susunan pelengkap/kelengkapan organisasi wujud tata kelengkapan organisasi
adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh organisasi
masyarakat, antara lain:
 Aparatur negara
Aparatur negara harus mampu mendorong menggerakkan serta mengarahkan
usaha-usaha pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan untuk kepentingan
rakyat banyak berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.
 Kesadaran politik dan kesadaran bernegara dari masyarakat
 Organisasi negara harus mampu untuk meningkatkan kesadaran politik dan kesadaran
bernegara dari masyarakat, serta mampu menampung aspirasi
 politik masyarakat, baik sebagai perseorangan maupun organisasi politik/organisasi
masyarakat dalam rangka meningkatkan stabilitas politik.
3. Isi
Aspirasi bangsa Indonesia sebagai “isi” dari wawasan nusantara dapat dirinci
menjadi: cita-cita proklamasi, asas/sifat dan ciri-ciri serta cara kerja.
4. Tata laku
Tata laku sebagai unsur dari wawasan nusantara adalah tindakan prilaku Bangsa
Indonesia dalam melaksanakan aspirasinya guna mewujudkan Indonesia sebagai satu
kesatuan yang utuh menyeluruh dalam mencapai tujuan nasional.
Tata laku terdiri dari lata laku batiniah (yang berwujud pengalaman falsafah Pancasila)
dan tata laku lahiriah (yang berupa tata perencanaan, tata pelaksanaan, dan tata
pengawasan)
Dari uraian di atas maka unsur-unsur Wawasan Nusantara dapat disimpulkan sebagai
berikut:
 Wadah dari wawasan nusantara adalah wilayah negara kesatuan RI yang berupa
nusantara dan organisasi negara RI sebagai satu kesatuan yang utuh.
 Isi dari wawasan nusantara adalah aspirasi bangsa indonesia berupa cita-cita nasional
berdasarkan pancasila UUD 1945.
 Tata laku dari wawasan nusantara adalah kegiatan\tindakan perilaku bangsa indonesia
untuk melaksanakan falsafah pancasila dan UUD 1945 yang apabila dilaksanakan
berdasarkan wawasan nusantara dapat menghabiskan ketahanan Nasional Indonesia.
2.5 Otonomi Daerah
Indonesia adalah salah satu negara yang menganut sistem otonomi daerah dalam
pelaksanaan pemerintahannya. Pelaksanaan otonomi daerah mulai di berlakukan sejak
tahun 1999 yang diharapkan dapat membantu dan mempermudah penyelengaraan negara.
Dengan adanya otonomi daerah, memiliki hak untuk mengatur daerahnya sendiri namun
tetap dikontrol oleh pemerintah pusat dan undang-undang.
Secara umum pengertian otonomi daerah adalah hak,wewenang dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus diri sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan praturan

perundang-undangan. Istilah otonomi daerah bukan hal yang baru bagi bangsa dan negara
RI sebab sejak Indonesia merdeka sudah dikenal dengan Komite Nasional Indonesia
Daerah (KNID), yaitu lembaga yang menjalankan pemerintahan daerah dan melaksanakan
tugas mengatur rumah tangga daerahnya.
1. Pengertian Otonomi Daerah Secara Etimologi
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti auto, dan nomous.
Auto berarti sendiri, dan nomous berarti hukum atau peraturan. Jadi pengertian otonomi
daerah adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri
2. Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian otonomi darah. Macammacam
pendapat para ahli tersebut adalah sebagai berikut:
o Menurut Undang-Undang Daerah nomor 32 Tahun 2004

 Pengertian otonomi daerah menurut undang-undang nomor 32 tahun 2004 adalah


hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
praturan perundang-undangan yang berlaku.
o Menurut Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah

 Pengertian otonomi daerah menurut kamus hukum dan glosarium otonomi darah
adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan asfirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
o Menurut Encyclopedia of Social Scince

 Pengertian otonimi daerah menurut encyclopedia of social scince adalah hak


sebuah organisasi sosial untuk mencukupi diri sendiri dan kebebasan aktulalnya
o Menuru Pendapat Para Ahli

 Pengertian otonomi daerah menurut pendapat para ahli adalah kesatuan


masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan asfirasi masyarakat dalam ikatan NKRI.
o Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

 Pengertian otonomi daerah menurut kamus besar bahasa indonesia adalah


hak,wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri dengan praturan prundang-undangan yang berlaku.

3. Hakikat Otonomi Daerah


Berdasarkan pengertian-pengertian otonomi daerah tersebut dapat disimpulkan bahwa
hakikat otonomi daerah adalah sebagai berikut:
 Daerah memiliki hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga

 pemerintahan sendiri, baik, jumlah, macam, maupun bentuk pelayanan masyarakat


yang sesuai kebutuhan darah masing-masing.
 Daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri, baik kewenangan mengatur maupun mengurus rumah tangga
pemerintahan sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Tujuan Otonomi Daerah

Maksud dan tujuan otonomi daerah adalah sebagai berikut:

 Agar tidak terjadi pemusatan dalam kekuasaan pemerintahan pada tingkat

 pusat sehingga jalannya pemerintahan dan pembangunan berjalan lancar

 Agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintahan pusat, tetapi daerahpun
tetap diberi hak mengurus sendiri kebutuhannya
 Agar kepertingan umum sutau daerah dapat diurus lebih baik dengan
memperhatikan sifat dan keadaan daerah yang mempunyai kekuasaan sendiri.
 Perinsip Otonomi Daerah

 Perinsip otonomi daerah menggunakn perinsip otonomi seluas-luasnya, perinsip


otonomi yang nyata, dan berperinsip otonomi yang bertanggung jawab. Jadi,
kewenangan otonomi yang di berikan terhadap daerah adalah kewenangan
otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab, berikut prinsip-prinsip otonomi
daerah:
 Prinsip otonomi daerah seluas-luasnya, artinya daerah diberikan kewenangan
mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan yang mencakup kewenangan
semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan terhadap bidang polotik luar
negri, keamanan, moneter, agama, peradilan dan keamanan serta

 fisikal nasional.

 Perinsip otonomi nyata, artinya daerah diberikan kewenangan untuk menangani


urusan pemerintahan berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang
senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai
dengan potensi kekhasan daerah.
 Perinsip otonomi yang bertanggung jawab adaah otonomi yang dalam

 penyelenggaraannya harus bener-bener sejalan dengan tujuan dan maksud

 pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk


meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan
nasional.

5. Asas Otonomi Daerah


Pedoman pemerintahan di atur dalam pasal 20 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004.
Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada asas umum
penyelenggaraan negara yang terdiri atas sebagi berikut

 Asas kepastian hukum adalah asas yang mengutamakan landasan peraturan


perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaran negara.
 Asas tertib penyelenggara adalah asas menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan
keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara.
 Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang asfiratif, akomodatif, dan selektif.
 Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaran negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
 Asas proporsinalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
 Asas profesionaliats adalah asas yang mengutamakan keadilan yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perumdang-undangan yang berlaku.
 Asas akuntabulitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat mempertanggungjawabkan
kedapa masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Asas efisiensi dan efektifitas adalah asas yang menjamin terselenggaranya kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab (efisiensi/ketepatgunaan, kedayagunaan, efektivitas/berhasil
guna)
Adapun penyelengaraan otonomi daerah menggunakan tiga asas antara lain sebagai
berikut :
1. Asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI
2. Asas dekosentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur
sebagai wakil pemerintah dan atau perangkat pusat daerah.
3. Asas tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan
desa, dan dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai
pembiayaan,sarana, dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban
melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang
menugaskan.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kita mempelajari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa kewarganegaraan
merupakan hal penting yang harus di ketahui oleh setiap warga negara. Di karanakan
bahwa dengan pemahaman kewarganagaraan yang baik, maka kehiduan berbangsa dan
bernegara akan menjadi tentram dan jelas. Dan kita sebagai warga negara yang
bertanggung jawab terhadaap masyarakat, bangsa dan negara hendaknya kita berusaha
untuk meningkatkan pengamalan prinsip serta nilai-nilai luhur bangsa terutama memahami
manusia yang ada dasarnya memiliki harkat dan martabad yang sama sebagai mahluk
ciptaan tuhan,agar tercipta suatu keadilan dalam kehidupan bernegara.

B. SARAN

Mungkin dari kesimpulan di atas dapat dipetik salah satu yang paling penting adalah
perlunya manusia Indonesia agar mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang
tertentu seperti bidang kewarganegaraan yang harus berfikir profesional. Karena dalam
bidang inilah yang harus diperhatikan lebih.
Untuk itu penulis mekalah ini jauh dari kesempurnaan dan demi kemajuan karya tulis
ini saya mengharap kritik dan saran. Apabila ada kesalahan dalam penulisan bahasa,
penyusunan atau makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata dari kami mengharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca pada
umumnya. Ammiiinnn
S
DAFTAR PUSTAKA

Ajah,Nikmah.“http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-berbangsa-dan-
bernegara.html”
Ativa, Titik “Makalah Identitas Nasional” http://putrimedan- sitiativa.blogspot.co.id

Latheva.“Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa Indonesia”


https://lathevha.wordpress.com/2016/05/03/kewarganegaraan-identitas-
nasional-sebagai-karakter-bangsa-indonesia/
Mangihot, Pasaribu. “Pengertia, Unsur, Faktor dan Sifat Identitas Nasional”
http://mangihot.blogspot.co.id/2017/02/pengertian-faktor-unsur-unsur-dan- sifat.html.

http://fkip-unasman2010.blogspot.com/2011/11/makalah-sistem-politik-indonesia.html

http://gilangdana.blogspot.com/2013/04/sistem-politik.html

http://milvy1010.blogspot.com/2012/03/makalah-pkn-sistem-politik-negara.html

Https://www.aduspensa.id.demokrasi/[4 Desember 2019]


https://salamadian.com/pengertian-demokrasi[online].[4 Desember 2019]
https://id.m.wikipedia.org/Demokrasi
http://ahanlemurian.blogspot.com/2016/06/makalah-ham-dan-rule-of-law.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai