DISUSUN OLEH
WAWAN
A1F219035
Shalawat serta salam tak lupa senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad saw. yang telah menghantarkan kita umat manusia dari alam kegelapan
menuju alam terang benderang yang penuh dengan cahaya islam, keimanan dan cinta
kasih terhadap sesama umat.
Kami menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan
selanjutnya. Selain itu, ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat
menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................
A. Latar Belakang........................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan......................................................................................
D. Manfaat............................................................................ ........
BAB II PEMBAHASAN....................................................................
A. Identitas Nasional........................................................................
B. Politik........................................................................................
C.. Demokrasi..................................................................................
D Ham ( Rule Of Law )..................................................................
E. Hak Dan Kewajiban Warga Negara...................................
D.Geopolitik..................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.Rumusan masalah
1. Identitas Nasional
2. Politik
3.Demokrasi
4.Ham ( Rule Of Law )
5.Hak Dan Kewajiban Warga Negara
6.Geopolitik
C.Tujuan
D. Manfaat
A. IDENTITAS NASIONAL
Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor
bawaan yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi,
ekologi dan demografi. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai
wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan
komunikasi anta rwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Sedangkan
faktor kondisional atau faktor subyektif adalah keadaan yang mempengaruhi
terbentuknya identitas nasional. Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik,
dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi
proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi
dari berbagai faktor tersebut.
Selain itu terdapat factor lain yaitu faktor sakral dapat berupa kesamaan agama
yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang
bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk
bangsa negara. Faktor sakral ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru.
Negara Indonesia diikat oleh kesamaan ideologi Pancasila. Tokoh kepemimpinan dari
para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang
menyatukan bangsa negara. Pemimpin di beberapa negara dianggap sebagai
penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol pemersatu bangsa yang
bersangkutan. Contohnya Soekarno di Indonesia, Nelson Mandela di Afrika Selatan,
Mahatma Gandhi di India, dan Tito di Yugoslavia.
Prinsip kesediaan warga bangsa bersatu dalam perbedaan (unity in deversity) juga
menjadi faktor pembentuk identitas nasional. Yang disebut bersatu dalam perbedaan
adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut
Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang
menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Pada
era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh tantangan
yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan
politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan
identitas nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah
goyah dan terombang-ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu
mempertahankan identitas nasional akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam
mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang
sedemikianrupa sudah tentu merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang
lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah
tersebut. Oleh karena itu, identitas nasional sangat mutlak diperlukan supaya suatu
bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal-hal yang menjadi cita-
cita dan tujuan hidup bersama.
4. Hubungan Antara Identitas Nasional Dengan Karakter Bangsa
Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan yang ada, terjadinya negara Indonesia
bukan melalui pendudukan, pemisahan, penggabungan, pemecahan, atau penyerahan.
Bukti menunjukkan bahwa negara Indonesia terbentuk melalui proses perjuangan
(revolusi). Dokumentasi proses perjuangan dan pengorbanan dalam pembentukan negara
ini tertata rapi dalam unsur produk hukum negara ini, yaitu Pembukaan UUD 1945.
Wawasan kebangsaan yang kita anut sebagai kepribadian bangsa adalah
wawasan kebangsaan yang berlandaskan Pancasila yaitu wawasan kebangsaan yang
berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa dan oleh karena nya memeliki landasan moral,
etik dan spiritiual serta yang berkeinginan untuk membangun masa kini dan masa
depan bangsa yang sejahtera lahir dan batin, material dan spiritual, di dunia dan di
akhirat.
Dapat pula dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara
Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat Pancasila
itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa,
melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang. Pancasila sebelum
dirumuskan secara formal yuridis dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar filsafat
Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia, dalam kehidupan
sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-
nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri.
Menurut Notonegoro, bangsa Indonesia adalah sebagai kausa materialis
Rawink
Bangsa adalah sekumpulan manusia yang bersatu pada satu wilayah dan mempunyai
keterikatan dengan wilayah tersebut. Dengan batas teritori tertentu dan terletak dalam
geografis tertentu.
Hans Khon
Ernest Renan
Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama (sejarah &
cita-cita)
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia
yang disebut bangsa.
Prof.Mr. Soenarko
Negara adalah organisasi masyarakat di wilayah tertentu dengan kekuasaan yang
berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatan.
Hakikat Negara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Negara mempunyai pengertian :
Negara adalah organisasi disuatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
yang sah dan ditaati oleh rakyatnya
Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang
diorganisasi dibawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai satu
kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya.
Unsur-unsur Negara meliputi :
Mencakup semua
Teori Ketuhanan
Segala sesuatu terjadi karena kehendak dan ciptaan Tuhan
Teori Perjanjian
Manusia menghadapi kondisi alam dan menimbulkan manusia akan musnaj bila
tidak mengubah hidupnya. Akhirnya mereka bersatu untuk mengatasi tantangan dan
menggunakan persatuan dalam gerak tunggal untuk kebutuhan bersama.
Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih berorientasi
pada perjuangan dalam melawan penjajah. Dari tinjauan sejarah zaman Sriwijaya
pada abad VII dan Kerajaan Majapahit abad XIII telah ada upaya untuk menyatukan
nusantara. Namun para penguasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk
mempertahankan kejayaan yang telah dicapai yang menyebabkan kehancuran. Di
samping itu kehancuran juga disebabkan karena kerajaan tradisional tersebut belum
memahami konsep kebangsaan dalam arti luas.
Proses kehidupan berbangsa dan bernegara mulai berkembang sejak Sumpah Pemuda
dikumandangkan ke seluruh nusantara. Dalam periode selanjutnya secara nyata
mulai dipersiapkan kemerdekaan Indonesia pada masa pendudukan Jepang, yaitu dengan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dan
puncaknya adalah ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945.
Negara adalah organisasi kekeasaan dari persekutuan hidup manusia.
Terjadinya negara-bangsa Indonesia merupakan proses atau rangkaian tahap- tahap
yang berkesinambungan. Proses terbentuknya negara-bangsa Indonesia secara teoritis
dilukiskan sebagaimana dalam keempat alinea Pembukaan UUD
1945, sebagai berikut:
1. Terjadinya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa
Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan
penjajahan suatu bangsa atas bangsa yang lain. Inilah sumber motifasi
perjuangan. (alinea I pembukaan UUD 1945).
2. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan dan menghasilkan
proklamasi. Jadi dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara
Negara yang kita cita-citakan adalah menuju pada keadaan yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. (alinea II pembukaan UUD 1945)
3. Terjadinya bangsa Indonesia adalah kehendak seluruh bangsa Indonesia.
Disamping itu adalah kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini
membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya
motivasi spiritual. (alinea III pembukaan UUD 1945).
Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi tujuan
negara, bentuk negara, system pemerintahan negara, UUD negara dan dasar negara.
Dengan demikian semakin sempurna proses terjadinya negara Indonesia. (alinea IV
pembukaan UUD 1945).
Proses bernegara sejak tahun 1908, masyarakat mempunyai kesadaran untuk bersatu
membentuk suatu organisasi yang dinamakan Budi Utomo. Proses untuk membentuk
suatu negara itu berjalan 10 tahun dan baru membentuk negara pada tahun 1945. Ada
kesan betapa susahnya proses yang dilalui untuk membentuk negara. Akan tetapi rentang
waktu antara tahun 1908 sampai tahun 1945, itu bisa kita sebut sebagai pematangan yang
ujungnya terjadi pada tahun 1945.
Sejarah Proses Berbangsa dan bernegara
2. 1911 Sarikat Dagang Islam Kaum Entrepeneur Islam Bersifat Ekstrovert Dan
Politik 1912. Muhammadiya Dari Subkultur Islam Modernis Bersifat Introvert Dan
Sosial
3. 1912. Indische Party Dari Sub Kultur Campuran, Yg Memncerminkan
Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan hakikat
pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral
bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata negara, menumbuhkan
kepercayaan dan jati diri bangsa serta moral bangsa,maka takkan sulit untuk menjaga
kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia dalam proses berbangsa dan
bernegara.
Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan hakikat
pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa
sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam membela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan
mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata negara, menumbuhkan
kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka takkan sulit untuk
menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia dalam proses berbangsa
dan bernegara.
Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan
melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan
tenaga kerja yang berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara di
dorong untuk mengunggah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan
serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan
dirinya pada negaranya, bersatu padu dalam rasa yangsama untuk menghadapi krisis
budaya, kepercayaan, moral dan lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada
masyarakat agar timbul rasa bangga dan keinginan untuk melindungi serta
mempertahankan negara itu sendiri. Pendidikan kewarganegaraan adalah sarana
yang tepat untuk memberikan gambaran secara langsung tentang hal-hal yang
bersangkutan tentang kewarganegaraan pada masyarakat sehingga proses berbangsa
dan bernegara dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam upaya memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Kesadaran
terhadap sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana
posisinya sekarang dan seperti apa jati dirinya atau identitasnya serta apa yang
dilakukan ke depanya. Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada
perkembangan keyakinan dan nilai-nilai yang dianut bersama yang dapat memberikan
suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu
identitas bersama menunjukan bahwa individu-individu tersebut setuju atas
pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni suatu kesadaran mengenai
perbedaan dengan orang lain dan suatu perasaan akan harga diri.
Dalam proses berbangsa dan bernegara itu juga diperlukan penciptaan identitas
bersama. Identitas sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat di lihat pada:
- Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat
mengingat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan
negara yang merdeka, berdaulat dalam hubungan Internasional akan dihargai dan sejajar
dengan bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat mununjukan
jatidiri serta kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok
dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga
dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.
Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan
melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan
tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara
didorong untuk menggugah masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan
serta rasa turut memiliki. Masyarakat
harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya, bersatu padu
dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya, kepercayaaan, moral dan
lain-lain. Negara harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa
bangga dan keinginan untuk melindungi serta mempertahankan negara itu sendiri.
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah sarana yang tepat untuk memberikan
gambaran secara langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan
pada masyarakat sehingga proses berbangsa dan bernegara dapat berlangsung dengan
efektif dan efisien.
Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahakan dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
Kesadaran terhadap sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari
bagaimana posisinya sekarang dan seperti apa jatidiri atau identitasnya serta apa yang
dilakukan ke depan. Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada
perkembangan keyakinan dan nilai – nilai yang dianut bersama yang dapat memberi
suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu
identitas bersama menunjukkan bahwa individu – individu tersebut setuju atas
pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni suatu kesadaran mengenai
perbedaan dengan orang lain, dan suatu
perasaan akan harga diri. Dalam proses berbangsa dan bernegara itu juga diperlukan
penciptaan identitas bersama.
Proses Terbentuknya Bangsa dan Negara Indonesia
Keberadaan bangsa Indonesia tidak lahir begitu saja, namun lewat proses panjang
dengan berbagai hambatan dan rintangan. Kepribadian, jati diri serta identitas
nasioanl Indonesia dapat dilacak dari sejarah terbentuknya bangsa Indonesia dari zaman
kerajaan Kutai, Sriwijaya serta kerajaankerajaan lain sebelum kolonialisme dan
imperialisme masuk ke Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila sudah ada pada zaman itu, tidak hanya pada era kolonial atau
pasca kolonial. Proses terbentuknya nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut
Mohammad Yamin diistilahkan sebagai fase nasionalisme lama (Kaelan, 2007: 52).
Pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para tokoh pejuang
kemerdekaan dimulai dari tahun 1908 berdirinya organisasi pergerakan Budi Utomo,
kemudian dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Perjuangan terus bergulir
hingga mencapai titik kulminasinya pada tanggal 17
Agustus 1945 sebagai tonggak berdirinya negara Republik Indonesia (Kaelan,
2007: 53). Indonesia adalah negara yang terdiri atas banyak pulau, suku, agama, budaya
maupun bahasa, sehingga diperlukan satu pengikat untuk menyatukan beragaman
tersebut. Nasionalisme menjadi syarat mutlak bagi pembentukan identitas bangsa
Salah satu perkataan Soekarno yang sangat terkenal adalah ‘jas merah’ yang
maknanya jangan sampai melupakan sejarah. Sejarah akan membuat seseorang hati-hati
dan bijaksana. Orang berati-hati untuk tidak melakukan kesalahan yang dilakukan pada
masa lalu. Orang menjadi bijaksana karena mampu membuat perencanaan ke depan
dengan seksama.
Dengan belajar sejarah kita juga mengerti posisi kita saat ini bahwa ada perjalanan
panjang sebelum keberadaan kita sekarang dan mengerti sebenarnya siapa kita
sebenarnya, siapa nenek moyang kita, bagaimana karakter mereka, apa yang mereka
cita-citakan selama ini. Sejarah adalah ibarat spion kendaraan yang digunakan untuk
mengerti keadaan di belakang kita, namun demikian kita tidak boleh terpaku dalam
melihat ke belakang. Masa lalu yang tragis bisa jadi mengurangi semangat kita untuk
maju. Peristiwa tragis yang pernah dialami oleh bangsa ini adalah penjajahan yang
terjadi berabad-abad, sehingga menciptakan watak bangsa yang minder wardeh
(kehilangan kepercayaan diri). Peristiwa tersebut hendaknya menjadi pemicu untuk
mengejar ketertinggalan dan berusaha lebih maju dari negara yang dulu pernah menjajah
kita. Proses berbangsa dapat dilihat dari rangkaian peristiwa berikut:
a. Prasasti Kedukan Bukit. Prasasti ini berbahasa Melayu Kuno dan berhuruf
Pallawa, bertuliskan “marvuat vanua Sriwijaya siddhayatra subhiksa, yang
artinya kurang lebih adalah membentuk negara Sriwijaya yang jaya, adil,
makmur, sejahtera dan sentosa. Prasasti ini berada di bukit Siguntang dekat
dengan Palembang yang bertarikh syaka 605 atau 683 Masehi. Kerajaan
Sriwijaya yang dipimpin oleh wangsa Syailendra ini merupakan kerajaan maritim
yang memiliki kekuatan laut yang handal dan disegani pada zamannya. Bukan
hanya kekuatan maritimnya yang terkenal, Sriwijaya juga sudah
mengembangkan pendidikan agama dengan didirikannya Universitas Agama
Budha yang terkenal di kawasan Asia (Bakry, 2009: 88)
b. Kerajaan Majapahit (1293-1525). Kalau Sriwijaya sistem pemerintahnnya dikenal
dengan sistem ke-datu-an, maka Majapahit dikenal dengan sistem keprabuan.
Kerajaan ini berpusat di Jawa Timur di bawah pimpinan dinasti Rajasa, dan
raja yang paling terkenal adalah Brawijaya. Majapahit mencapai keemasan
pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gadjah Mada yang
tekenal dengan sumpah Palapa. Sumpah tersebut dia ucapkan dalam
1331 yang berbumyi: “Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jikalau
seluruh Nusantara takluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram,
Tanjungpura, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik sudah
dikalahkan” (Bakry, 2009: 89).
c. Berdirinya organisasi massa bernama Budi Utomo oleh Sutomo pada tanggal
20 Mei 1908 yang menjadi pelopor berdirinya organisasi-organisasi pergerakan
nasional yang lain di belakang hari. Di belakang Sutomo ada dr. Wahidin
Sudirohusodo yang selalu membangkitkan motivasi dan kesadaran berbangsa
terutama kepada para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische
Artsen). Budi Utomo adalah gerakan sosio kultural yang merupakan awal
pergerakan nasional yang merintis kebangkitan nasional menuju cita-cita Indonesia
merdeka (Bakry, 2009: 89)
d. Sumpah Pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda pelopor persatuan bangsa
Indonesia dalam Kongres Pemuda di Jakarta pada 28 Oktober 1928. Ikrar tersebut
berbunyi: Pertama : Kami putra dan puteri Indonesia mengaku berbangsa
yang satu, Bangsa Indonesia Kedua : Kami putra dan puteri Indonesia mengaku
bertanah air yang satu, Tumpah Darah Indonesia. Ketiga : Kami putra dan puteri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
B. Politik
1. Pengertian politik
Kata politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti kota yang berstatus
negara (city state). Aristoteles dan plato menganggap politik adalah suatu usaha untuk
mencapai masyarakat politik yang terbaik.
Pada waktu itu Aristoteles menyebut politik dengan zoon politikon yang kemudian
terus berkembang menjadi polites (warga negara), politeia ( hal-hal yang berhubungan
dengan negara), politika (pemerintahan negara), lalu terakhir menjadi politikos
(kewarganegaraan).
2. Tujuan Politik
Sebagai suatu kegiatan dalam sistem politik maka politik sendiri memiliki beberapa
tujuan. Tujuan politik yang ada di Indonesia dan secara umum dapat dilihat sebagai
berikut:
Adanya suatu politik memiliki tujuan agar kekuasaan yang ada di masyarakat maupun
pemerintah diperoleh, dikelola, dan diterapkan sesuai dengan norma hukum.
Kedua, adanya politik dapat menciptakan kekuasaan di masyarakat maupun
pemerintah yang demokratis.
Adanya politik dapat membantu terselenggaranya kekuasaan pemerintah dan
masyarakat yang mengacu pada prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Politik bertujuan mensejahterakan seluruh masyarakat Indonesia.
Melindungi hak-hak semua warga negara Indonesia dan menjamin terlaksananya
kewajiban-kewajiban warga negara.
Menjaga keamanan dan perdamaian negara.
Menjaga kehidupan sosial yang seimbang untuk kemajuan bangsa.
Sistem Politik sendiri menurut Prof. Sri Sumantri merupakan pelembagaan dari
hubungan antara manusia yang berupa hubungan suprastruktur dan infrastruktur politik.
Suprastruktur politik merupakan lembaga legislatif negara, lembaga eksekutif negara, dan
lembaga yudikatif. Sedangkan infrastruktur politik terdiri dari 5 komponen, yaitu tokoh
politik, partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, serta alat komunikasi
politik.
Ada beberapa sistem politik secara umum digunakan dan yang dikenal di Indonesia.
Berikut ini beberapa macam sistem politik:
Selain ketujuh sistem politik tersebut, masih ada beberapa jenis sistem politik lainnya
yang digunakan di negara-negara lain. Sistem politik yang berlaku dalam suatu negara
akan berbeda satu dengan lainnya.
Hal ini berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam negara tersebut serta kondisi tiap-
tiap negara. Sistem politik yang berlaku di Indonesia adalah sistem politik demokrasi.
Sistem politik demokrasi ini memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menyampaikan
pendapatnya sebagai salah satu bentuk kontribusi dalam penyelenggaraan politik negara.
4. Konsep Politik
Konsep politik dapat diuraikan menjadi beberapa bagian yaitu negara, kekuasaan,
pengambilan keputusan, kebijaksanaan umum dan pembagian atau alokasi. Konsep politik
yang paling utama adalah negara.
Seperti arti dari kata politik yang bermakna negara, maka segala bentuk politik
berpusat pada negara atau pemerintahan. Fokus utama dari politik ini adalah sistem
ketatanegaraan dan lembaga-lembaga negara.
Konsep politik kekuasaan membahas mengenai ruang lingkup politik yang luas dan
dinamis namun tetap menyangkut keadaan sosial masyarakat. Kekuasaan politik dalam
suatu negara dipengaruhi oleh sosiologi dari ruang lingkupnya, yaitu masyarakat.
Konsep kebijaksanaan umum digunakan oleh pengambil keputusan dalam dunia politik
dalam usaha untuk memilih tujuan serta menerapkan cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Kebijaksanaan umum dalam politik hanya dimiliki oleh orang yang memiliki kekuasaan
untuk melaksanakannya seperti contohnya kepala negara maupun ketua partai politik.
Konsep alokasi pada politik memiliki arti pembagian atas nilai-nilai sosiologi. Pembagian
disini ditujukan kepada masyarakat yang diupayakan dapat merata sesuai kondisi
masyarakat.
Perilaku politik dapat disimpulkan sebagai bentuk respon masyarakat atas sistem politik
yang ada dalam suatu negara. Berikut ini beberapa sikap perilaku politik:
1. Radikal
Sering kali kita mengenal kata radikal, namun untuk sikap perilaku radikal politik
sendiri berarti perilaku yang mencerminkan ketidakpuasan terhadap keadaan yang ada dan
ingin adanya perubahan secara cepat dan mendasar.
Kebanyakan masyarakat yang memiliki perilaku radikal akan cenderung kuat pendirian
dan tidak mudah diajak kompromi. Perilaku radikal dapat menyebabkan adanya
perselisihan hingga kerusuhan apabila tidak ditindak dengan cermat dan hati-hati, sebab
kelompok radikal cenderung tidak mengindahkan orang lain dan semaunya sendiri.
2. Liberal
politik satu ini mengindikasikan suatu masyarakat yang berpikiran bebas dan maju.
Perilaku liberal dicerminkan dengan masyarakat yang ingin adanya suatu perubahan
secara cepat dan progresif. Perubahan yang diinginkan yaitu untuk mencapai tujuan
diinginkan dengan dasar hukum yang legal dan kuat.
3. Konservatif
4. Moderat
5. Status Quo
Perilaku politik status quo yaitu perilaku masyarakat yang merasa sudah cukup puas
dengan kondisi politik yang ada. Perilaku ini berusaha mempertahankan keadaan yang
sudah ada tanpa ada perubahan.
C. DEMOKRASI
1. Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata demokratia yang merupakan salah satu kata dari bahasa
Yunani. Demokrasi sendiri memiliki arti suatu kekuasaan rakyat. Adapun secara umum,
demokrasi terbagi menjadi dua kata, pertama adalah kata Demos yang maknanya adalah
rakyat. Dan kedua adalah kratos yang maknanya adalah kekuatan atau kekuasaan. Demokrasi
itu mencakup suatu keadaan ekonomi, sosial dan juga budaya yang di dalamnya berlangsung
suatu praktik kebebasan dalam bidang politik entah itu secara bebas atau secara setara.
Adapun pengertian dari demokrasi sendiri secara umum adalah sebuah format
pemerintahan dimana tiap-tiap warga negara mempunyai hak yang setara dan juga seimbang
mengenai penentuan dan juga pemilihan suatu keputusan yang nantinya akan memunculkan
dampak di dalam kehidupan rakyat atau warga Negara. Pengertian dari demokrasi sendiri
juga bisa diartikan sebagai sebuah bentuk kekuasaan tertinggi yang terdapat di tangan rakyat.
Tentang demokrasi ini, warga negara boleh ikut di dalam mengambil bagian, entah itu secara
langsung atau dalam sebuah bentuk perwakilan dalam hal pelaksanaan perumusan,
pengembangan dan juga proses menyusun hukum.
Berikut ini adalah beberapa pengertian dari demokrasi menurut beberapa ahli:
A. Macam-Macam Demokrasi
1. Macam-Macam Demokrasi Berdasarkan Fokus Perhatiannya
1. Demokrasi formal yang merupakan demokrasi yang sebatas berpusat pada bidang
politik tanpa meminimalkan adanya suatu kesenjangan di dalam politik itu sendiri.
2. Demokrasi material yang merupakan suatu demokrasi yang memiliki pusat pada
bidang ekonomi tanpa adanya pengurangan pada sisi kesenjangan politik.
3. Demokrasi gabungan yang merupakan suatu demokrasi yang menjadi kombinasi
antara demokrasi formal dan juga demokrasi material.
Untuk macam dari demokrasi yang selanjutnya adalah demokrasi berdasarkan pada
kehendak rakyat. Demokrasi ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Demokrasi langsung atau yang dikenal dengan direct democracy di dalam bahasa
Inggris. Demokrasi langsung merupakan sebuah demokrasi yang mengikutsertakan
rakyat mengenai penentuan dan juga pemilihan keputusan tertentu kepada suatu
Negara. Misalnya saja adalah dengan adanya pemilu atau pemilihan umum.
2. Demokrasi tidak langsung yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan indirect
democracy yang merupakan sebuah demokrasi yang di dalamnya memasukkan
seluruh rakyat dalam suatu Negara di dalam pengambilan keputusan. Adapun contoh
dari demokrasi jenis ini adalah adanya ketetapan oleh wakil rakyat seperti DPR, DPD,
DPRD dan lain sebagainya.
Demokrasi sesungguhnya juga memiliki ciri-ciri tersendiri. Berikut ini adalah beberapa
ciri-ciri suatu negara yang menganut sistem demokrasi.
1. Tiap keputusan yang dikeluarkan atau ditetapkan oleh pemerintah sejalan dengan
kehendak dan juga kebutuhan seluruh atau masing-masing rakyat itu sendiri.
2. Ada juga ciri konstitusional dimana berhubungan dengan kehendak kekuasaan
ataupun kepentingan rakyat yang telah disusun dan juga dicatat di dalam undang-
undang suatu Negara.
3. Memiliki ciri perwakilan dimana ketika mengelola sebuah kepentingan dalam Negara
kedaulatan dan kekuasaan rakyat sendiri yang telah terwakili oleh orang yang dipilih
dan ditentukan oleh rakyat sendiri.
4. Semua kegiatan atau aktivitas politik dilakukan dalam memilih pihak manakah yang
akan diamanahi untuk melaksanakan roda pemerintahan. Adapun ciri kepartaian yakni
partai sesungguhnya hanyalah sebuah media ataupun sebuah sarana sebagai unsur
juga terapan dari sebuah sistem demokrasi itu sendiri.
C. Prinsip Demokrasi
Demokrasi juga memiliki beberapa prinsip penting di dalamnya. Berikut ini adalah
beberapa prinsip sistem demokrasi yang ada.
Adanya suatu kebebasan yang telah disepakati, diakui serta disetujui oleh tiap warga
Negara.
Adanya keikutsertaan dari masing-masing warna Negara di dalam melaksanakan dan
juga menentukan suatu keputusan yang sifatnya politik.
Adanya kesetaraan dan keadilan untuk tiap warga Negara.
Tiap warna Negara mempunyai kesamaan dan juga kesetaraan di dalam praktik politik.
E. Membangun Demokrasi
Berkaitan dengan upaya untuk membangun demokrasi, Negara ini kebetulan sudah
mengalami beberapa transisi dari yang namanya demokrasi semu di era Orde Baru menuju
kepada paham demokrasi yang sesungguhnya. Pada beberapa dekade terakhir ini, negara
sudah mengalami berbagai kemajuan dalam bidang demokrasi.Masing-masing dari pimpinan
lembaga negara menyepakati jika kunci sukses dalam pembangunan demokrasi adalah
dengan menggunakan empat pilar kebangsaan berikut ini:
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. Bhineka Tinggal Ika
Hal tersebut tentu merupakan suatu pondasi yang dibangun dengan penuh perjuangan oleh
para pahlawan bagi negara ini. Adanya empat pilar yang di cetuskan oleh pendiri bangsa
diharapkan mampu menjadikan setiap pimpinan di lembaga kenegaraan memiliki
kemampuan dan kesanggupan untuk mengatasi dan juga berupaya menyelesaikan masalah
yang tengah dialami oleh bangsa ini.
F. Penyalahgunaan Demokrasi
Berikut ini adalah beberapa penyelewenangan yang sering dilakukan dan ditemukan dalam
proses demokrasi di Indonesia.
1. Money Politic
2. Intimidasi
Ini merupakan metode yang amat berbahaya dan mengancam apabila diterapkan. Misalnya
saja ada suatu oknum dari pihak calon pemimpin yang melakukan suatu tindak intimidasi
kepada rakyat atau warga agar mereka bersedia untuk memberikan suara mereka kepada
calon pemimpin tersebut. Hal ini tentu saja bertentangan dengan asas demokrasi itu
sendiri.
Mesti sudah diperingatkan dengan beragam aturan mengenai proses pemilihan umum
bahwa kampanye dilarang ketika itu bukan waktu kampanye. Hal itu sudah masuk ke
dalam jenis penyelewenangan yang kerap dilakukan. Ada banyak cara yang dipakai, mulai
dari memasang spanduk, baliho di jalan, menggunakan meme di media sosial dan masih
banyak lagi yang lainnya. Bahkan, tidak jarang didapati seorang calon pemimpin yang
lebih dulu mengambil start dengan mengadakan suatu kegiatan kunjungan ke beberapa
kawasan.
4. Kampanye Negatif
Sebab munculnya dari kampanye negatif ini adalah minimnya sosialisasi bakal calon
pemimpin kepada masyarakat, terlebih untuk masyarakat awam.Hal tersebut akhirnya
menjadikan masyarakat menjadi kurang memadai pemahamannya tentang pentingnya
media informasi. Sehingga ia hanya bersikap patuh terhadap orang di sekitar mereka yang
kebetulan menjadi figurnya. Adanya kegiatan kampanye negatif bisa berujung kepada
munculnya fitnah yang dapat merusak integritas dari daerah tertentu selain bisa
memunculkan isu-isu yang mampu menjatuhkan lawan politik bakal calon.
Berikut ini akan di ulas mengenai beberapa Negara yang di dalamnya menganut sistem
demokrasi.
1. India
India merupakan suatu Negara yang jumlah penduduknya terbesar di dunia dalam
urutan kedua. Sehingga Negara ini akhirnya menjadi Negara demokrasi terbesar yang ada
di dunia. Sementara sistem yang diadopsi di India merupakan sistem demokrasi liberal.
Negara ini mulai melakukan yang namanya pemilihan umum pada tahun 2014. Bisa
dibayangkan bagaimana keadaan gambaran dari pemilu yang dilakukan oleh Negara
dengan jumlah penduduk terbanyak. Meski demikian, prosesnya juga berjalan dengan
lancar, aman dan terjaga karena mereka benar-benar memakai sistem yang paling efisien.
2. Amerika Serikat
Negara selanjutnya yang juga menerapkan sistem demokrasi adalah Amerika Serikat.
Negara ini sering dikenal dengan nama negeri Paman Sam. Amerika Serikat menjadi
Negara yang paling tua yang menganut sistem demokrasi dan tentu saja pengalaman dari
Negara ini lebih banyak. Adapun perjalanan sistem demokrasi yang diterapkan di Amerika
Serikat sendiri berjalan dengan baik dari masa ke masa bahkan kini sudah menjadi salah
satu Negara adikuasa. Selain itu, Amerika Serikat juga masuk ke dalam daftar negara yang
saat ini paling berpengaruh di dunia. Jumlah peserta saat pelaksanaan pemilu di sana
kurang lebih 250 an juta jiwa.
3. Brazil
Brazil adalah sebuah Negara yang terbesar dengan jumlah penduduk di dalamnya yang
cukup tinggi di Benua Amerika Selatan. Adapun jumlah penduduk yang dimiliki oleh
Brazil kurang lebih mencapai 200 an juta jiwa. Pelaksanaan pemilihan umum yang digelar
di Brazil adalah empat tahunan sekali. Hal ini tentu berbeda dengan Indonesia yang
pelaksanaannya lima tahun sekali.
5. Pakistan
Negara yang menganut faham demokrasi selanjutnya adalah Pakistan. Pakistan menjadi
Negara Islam yang menempati peringkat nomor dua dari sisi jumlah penduduknya sesudah
Indonesia. Negara ini kebetulan juga menerapkan sistem demokrasi dan menjadi yang
terbesar ke lima. Adapun konsep yang dianut oleh Negara satu ini sesungguhnya adalah
pemerintah republik Islam. Akan tetapi, untuk pemilihan umum di Negara ini masih
mengikuti sistem demokrasi.
6. Nigeria
Nigeria adalah sebuah negara yang berlokasi di kawasan Benua Afrika, lebih tepatnya
pada bagian Barat dari Nigeria. Negara ini masuk ke dalam wilayah Benua Afrika yang
memiliki penduduk sangat banyak. Sedangkan konsep yang diterapkan di Negara ini
adalah republic Federal Nigeria.
Adapun pelaksanaan serta praktik budaya demokrasi untuk lingkup keluarga tentu saja
perlu disesuaikan dengan kondisi, kebiasaan, dan juga kesepakatan dari sebuah keluarga
tertentu. Misalnya saja,
Menerapkan suatu keadilan tanpa pilih kasih.
Saling menyayangi dan juga menghormati satu sama lain.
Sadar dengan tiap tugas dan juga kewajiban masing-masing.
Bersedia memposisikan ayah sebagai seorang kepala keluarga.
Memiliki rasa toleransi atas perbedaan pendapat yang ada.
Mengutamakan urusan bersama keluarga dibandingkan dengan urusan pribadi.
Saling melindungi, bahu membahu dan juga menjaga kedamaian pada lingkungan
masyarakat.
Saling bekerja sama di dalam menyampaikan suatu gagasan untuk kepentingan
pengembangan masyarakat.
Mampu menghargai pendapat orang lain.
Mengelola dana yang ada dengan baik dan benar.
Berupaya mencari solusi atas permasalahan tertentu dengan cara mufakat.
Berperan secara aktif pada iuran masyarakat.
5. ham di indonesia
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku tiga
undang-undang dalam 4 periode, yaitu :
Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945,
Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku Konstitusi Republik
Indonesia Serikat.
Periode 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959, berlaku UUDS 1950.
Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku kembali UUD 1945.
Pencantuman pasal-pasal tentang Hak-hak Asasi Manusia dalam tiga UUD tersebut
berbeda satu sama lain. Dalam UUD 1945 butir-butir Hak Asasi Manusia hanya
tercantum beberapa saja. Sementara Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950 hampir
bula-bulat mencantumkan isi Deklarasi HAM dari PBB. Hal demikian ini karna
memang situasinya sangat dekat dengan Deklarasi HAM PBB yang masih aktual. Di
samping itu terdapat pula harapan masyarakat dunia agar deklarasi HAM PBB
dimasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar atau perundangan lainnya di negara-
negara anggota PBB, agar secara yuridis formal HAM dapat berlaku di negara
masing-masing.
Ketika UUD 1945 berlaku kembali sejak 5 Juli 1959, secara yuridis formal, hak-hak
asasi manusia tidak lagi lengkap seperti Deklarasi HAM PBB, karena yang terdapat di
dalam UUD 1945 hanya berisi beberapa pasal saja, khususnya pasal 27, 28, 29, 30 dan 31.
Pada awal Orde baru saja tujuan Pemerintah adalah melaksanakan hak asasi manusia yang
tercantum dalam UUD 1945 serta berupaya melengkapinya. Tugas untuk melengkapi
HAM ini ditanda tangani oleh sebuahh panitia MPRS yang kemudian menyusun
Rancangan Piagam Hak-hak Asasi Manusia serta hak-hak dan Kewajiban warganegara
yang dibahas dalam sidang MPRS tahun 1968. Dalam pembahasan ini sidang MPRS
menemui jalan buntu, sehingga akhirnya dihentikan. Begitu pila setelah MPR terbentuk
hasil pemilihan umum 1971 persoalan HAM tidak lagi diagendakan, bahkan dipeti-eskan
sampai tumbangnya Orde Baru di tahun 1998 yang berganti dengan era Reformasi. Pada
awal Reformasi itu pula diselenggarakan sidang istimewa MPR tahun 1998 yang salah
satu ketetapannya berisi Piagam HAM
1. Pemukulan
2. Penganiayaan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
5. Menghilangkan nyawa orang lain
Agar pelaksanaan (Pengembangan) rule of law berjalan efektif sesuai dengan yang
diharapkan, perlu diterapkan hal-hal berikut:
· Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada corak
masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian nasional masing-masing
bangsa.
· Rule of law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada akar budaya
yang tumbuh dan berkembang pada bangsa.
· Rule of law sebagai suatu legalisme yang membuat wawasan
sosial, gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus dapat
ditegakkan secara adil dan hanya memihak kepada keadilan.
Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu
sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan . Hak pada umumnya
didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban .
2. Pasal yang menyatakan HAK dan KEWAJIBAN warga Negara dalam UUD 1945 :
Pasal 26 ayat 1 yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
Negara pada ayat 2, syarat –syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dgn
undang-undang.
Pasal 27 ayat 1 bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukan nya didalam
hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya. Pada ayat 2 disebutkan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dgn undang-undang.
Pasal 30 ayat 1 bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara dan ayat 2 mengatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan UU.
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk
menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai tempat tinggal
pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
Pengertian warga negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah
sebuah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan
sebagainya, yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara
itu. Sedangkan menurut Dr. A.S. Hikam (2000), adalah anggota dari sebuah komunitas
yang membentuk itu sendiri.
Beberapa pengertian tentang warganegara juga diatur oleh UUD 1945, pasal 26
menyatakan : “ warga negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga negara”. Pasal 1 UU No. 22/1958, dan UU Np. 12/2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, menekankan kepada peraturan yang
menyatakan bahwa warga negara RI adalah orang yang berdasarkan perundang-undangan
dan atau perjanjian-perjanjian dan atau peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17
Agustus 1945 sudah menjadi warga negara RI.
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab
kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi anggota
atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh negara tersebut.
Sebelum negara menentukan siapa yang menjadi warga negara, maka negara harus
mengakui bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal
di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana diatur pasal 28
E ayat (1) UUD 1945. Pernyataan ini berarti bahwa orang-orang yang tinggal dalam
wilayah negara dapat diklasifikasikian menjadi :
Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara
sesuai dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara
yang diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui
kantor imigrasi.
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan 2
kriterium.
1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di
dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan
asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini,
seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia
dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan
mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli
dan Ius Sanguinis akan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-patride)
atau tidak mempunya kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu,
maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel
kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.
Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).
F. GEOPOLITIK
1.Pengertian Geopolitik
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa yunani) yang berarti bumi
dan tidak lepas dari pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah
hidup.Sedangkan politik berasal dari kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri atau negara; dan teia yang berrti urusan (politik) bermakna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa (sunarso,2006: 195). Sementara dalam bahasa Inggris,
politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan
untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti
politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik
merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Maka dari itu makna geopolitik
sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan
masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa.
Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang
menganalisa masalah geografi, sejarah, dan ilmu sosial di dalam hubungan internasional.
Geopolitik mengkaji mengenai tentang kestrategisan suatu wilayah dan nilai politiknya,
yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik
mempunyai 4 unsur yang pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi,
hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan.
Dalam perkembangannya, istilah geopolitik diartikan Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi
politik (political geography), yang kemudian diperluas oleh Rudolf kjellen menjadi
geographical politic dan disingkat gepolitik. Adapun
perbedaan istilah tersebut yaitu terletak pada tititk perhatian dan tekanannya, apakah pada
bidang geografi atau bidang politik. Ilmu bumi politik mempelajari fenomena geografi
dari aspek politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek
geografi. Selain itu, Haushofer disamping berisi paham Ekspansionisme juga
mengandung ajaran Rasialisme, ia berpendapat
bahwa pada hakekatnya dunia terbagi dalam empat benua (Pan Region) dan dipimpin
oleh negara unggul.
Rudolf Kjellen (1864-1922) yang menyatakan dengan tegas bahwa negara adalah
suatu organisme bukan hanya mirip seperti pendapat Ratzel, negara satuan
politik yang menyeluruh, batas negara bersifat sementara.Karl Haushofer (18961946)
menyatakan teori ruang dan kekuatan : “Lebensrum” cukup mengikuti hukum alam;
swasembada / autarkhi. Implementasinya adalah berupa pembagian wilayah ( Pan
Regionalisme):
Pan Amerika (Monroe Doctrine, USA)
Pan Asia Timur (Doktrin Hoka I Chiu, Jepang)
Pan Rusia India (Wilayah Asia Barat dan Eropa Timur, Rusia)
Pan Eropa Afrika (Eropa Barat – tidak termasuk Inggris dan Rusia,Jerman)
Perancis menerapkan teori wawasan benua sebagai upaya menghadapi ancaman dari
Prusia dan Rusia serta jajahannya di benua lain. Atas dasar demiki an maka Perancis
menetapkan untuk tetap kuasai daerahnya sendiri.
c) Teori .geopolitik Jerman.
Satu kesatuan wilayah nusantara yang meencakup dataran, perairan dan dirgantara
secara terpadu.
Satu kesatuan politik dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu
ideologi dan identitas nasional.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti :
Bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan
satu kesatuan wilayah, wadah. Ruang hiddup dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta
menjadi modal dan milik berssama bangsa.
Bahwa Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat
dalam arti yang seluas-luasnya.
Bahwa secara psikologis, Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad didalam
mencapai cita-cita bangsa.
Bahwa pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan Negara, yang
melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum dalam arti bahwa
hanya ada satu hokum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
Satu kesatuan sosial budaya atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya, dalam arti :
Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan
kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama,
merata, dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan
kemajuan bangsa.
Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam
budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya yang menjadi modal dan landasn.
Pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasilhasilnya dapat dinikmati oleh
seluruh bangsa Indonesia.
Satu kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan.
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, dalam arti :
Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensi maupun efektif adalah modal dan
milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata
diseluruh wilayah tanah air.
Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi ddan seimbang diseluruh daerah, tanpa
meninggalkan cirri-ciri khas yang dimilikioleh daerah-daerah dalam mengembangkan
ekonominya.
Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem terpadu (sishankamrata).
Wawasan nusantara sebagai cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya merupakan fenomena (gejala) social yang dinamis memiliki 3 unsur dasar,
yaitu : wadah, isi dan tata laku.
1. Wadah
Untuk memahami wadah kita perlu meninjau arti dari “asas archipelago” yaitu
kumpulan pulau-pulau dan lautan sebagai kesatuan archipelago yang menunjukan satu
kesatuan wilayah, yang batas-batasnya ditentukan oleh laut, dalam lingkungan tersebut
terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau.
2. Bentuk wujud
Segala sumber kekayaan alam yang terdapat kontinen Indonesia, adalah milik eksklusif
Negara RI.
Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan dari gaaris batas landas kontinen dengan
Negara-negara tetangga melalui perundingan.
Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka batas landasan kontinen Indonesia ialah satu
garis yang ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dan titik terluar
wilayah Negara tetangga.
Tuntutan (claim) tersebut, tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas
landas kontinen serta udara diatas perairan itu.
Demi kepastian hukum dan untuk mendukung kebijakan pemerintah, asasasas pokok
diatas, dituangkan dalam Undang-undang nomor 1 Tahun 1973, tentang Landas
Kontinental Indonesia. Disamping itu UU Nomor 1 tahun 1973,
juga member dasar bagi pengaturan serta penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di
landas kontinen dan masalah-masalah yang ditimbulkannya. Tanggal 21 Maret 1980,
pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang Zona Ekonomi Eklusif (ZEE).
Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut wilayah Indonesia.
Adanya batas ZEE ini, dikuatkan dengan ditandatanganinya Konvensi “The United Nation
Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS), yang mengakui asas Negara kepulauan
(Archipelagic State Principle) dengan menetapkan asas-asas pengukuran ZEE selanjutnya,
dikeluarkanlah Undang-udang nomor 5 Tahun 1983 tentang ZEE dan Undangundang
nomor 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi (UNCLOS).
Tatanan susunan pokok\tata inti organisasi.
Sarana untuk mengetahui organisasi suatu negara ialah dengan mempelajari
Undang-Undang Dasarnya. Demikian halnya untuk negara indonesia harus
dilihat pada UUD 1945, tata inti organisasi yang dimaksud menyangkut :
Bentuk kedaulatan
Negara kesatuan yang berbentuk republik, kedaulatan ada ditangan rakyat.
Kekuasaan pemerintahan negara
Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Udang
dasar.
Sistem pemerintahan negara dan sistem perwakilan
Bagi Indonesia tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem
pemerintahan dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Kedaulatan berada ditangan rakyat, sistem pemerintahannya
dengan sistem presidensial.
Tata susunan pelengkap/kelengkapan organisasi wujud tata kelengkapan organisasi
adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh organisasi
masyarakat, antara lain:
Aparatur negara
Aparatur negara harus mampu mendorong menggerakkan serta mengarahkan
usaha-usaha pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan untuk kepentingan
rakyat banyak berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.
Kesadaran politik dan kesadaran bernegara dari masyarakat
Organisasi negara harus mampu untuk meningkatkan kesadaran politik dan kesadaran
bernegara dari masyarakat, serta mampu menampung aspirasi
politik masyarakat, baik sebagai perseorangan maupun organisasi politik/organisasi
masyarakat dalam rangka meningkatkan stabilitas politik.
3. Isi
Aspirasi bangsa Indonesia sebagai “isi” dari wawasan nusantara dapat dirinci
menjadi: cita-cita proklamasi, asas/sifat dan ciri-ciri serta cara kerja.
4. Tata laku
Tata laku sebagai unsur dari wawasan nusantara adalah tindakan prilaku Bangsa
Indonesia dalam melaksanakan aspirasinya guna mewujudkan Indonesia sebagai satu
kesatuan yang utuh menyeluruh dalam mencapai tujuan nasional.
Tata laku terdiri dari lata laku batiniah (yang berwujud pengalaman falsafah Pancasila)
dan tata laku lahiriah (yang berupa tata perencanaan, tata pelaksanaan, dan tata
pengawasan)
Dari uraian di atas maka unsur-unsur Wawasan Nusantara dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Wadah dari wawasan nusantara adalah wilayah negara kesatuan RI yang berupa
nusantara dan organisasi negara RI sebagai satu kesatuan yang utuh.
Isi dari wawasan nusantara adalah aspirasi bangsa indonesia berupa cita-cita nasional
berdasarkan pancasila UUD 1945.
Tata laku dari wawasan nusantara adalah kegiatan\tindakan perilaku bangsa indonesia
untuk melaksanakan falsafah pancasila dan UUD 1945 yang apabila dilaksanakan
berdasarkan wawasan nusantara dapat menghabiskan ketahanan Nasional Indonesia.
2.5 Otonomi Daerah
Indonesia adalah salah satu negara yang menganut sistem otonomi daerah dalam
pelaksanaan pemerintahannya. Pelaksanaan otonomi daerah mulai di berlakukan sejak
tahun 1999 yang diharapkan dapat membantu dan mempermudah penyelengaraan negara.
Dengan adanya otonomi daerah, memiliki hak untuk mengatur daerahnya sendiri namun
tetap dikontrol oleh pemerintah pusat dan undang-undang.
Secara umum pengertian otonomi daerah adalah hak,wewenang dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus diri sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan praturan
perundang-undangan. Istilah otonomi daerah bukan hal yang baru bagi bangsa dan negara
RI sebab sejak Indonesia merdeka sudah dikenal dengan Komite Nasional Indonesia
Daerah (KNID), yaitu lembaga yang menjalankan pemerintahan daerah dan melaksanakan
tugas mengatur rumah tangga daerahnya.
1. Pengertian Otonomi Daerah Secara Etimologi
Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti auto, dan nomous.
Auto berarti sendiri, dan nomous berarti hukum atau peraturan. Jadi pengertian otonomi
daerah adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri
2. Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian otonomi darah. Macammacam
pendapat para ahli tersebut adalah sebagai berikut:
o Menurut Undang-Undang Daerah nomor 32 Tahun 2004
Pengertian otonomi daerah menurut kamus hukum dan glosarium otonomi darah
adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan asfirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
o Menurut Encyclopedia of Social Scince
Agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintahan pusat, tetapi daerahpun
tetap diberi hak mengurus sendiri kebutuhannya
Agar kepertingan umum sutau daerah dapat diurus lebih baik dengan
memperhatikan sifat dan keadaan daerah yang mempunyai kekuasaan sendiri.
Perinsip Otonomi Daerah
fisikal nasional.
A. Kesimpulan
Setelah kita mempelajari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa kewarganegaraan
merupakan hal penting yang harus di ketahui oleh setiap warga negara. Di karanakan
bahwa dengan pemahaman kewarganagaraan yang baik, maka kehiduan berbangsa dan
bernegara akan menjadi tentram dan jelas. Dan kita sebagai warga negara yang
bertanggung jawab terhadaap masyarakat, bangsa dan negara hendaknya kita berusaha
untuk meningkatkan pengamalan prinsip serta nilai-nilai luhur bangsa terutama memahami
manusia yang ada dasarnya memiliki harkat dan martabad yang sama sebagai mahluk
ciptaan tuhan,agar tercipta suatu keadilan dalam kehidupan bernegara.
B. SARAN
Mungkin dari kesimpulan di atas dapat dipetik salah satu yang paling penting adalah
perlunya manusia Indonesia agar mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang
tertentu seperti bidang kewarganegaraan yang harus berfikir profesional. Karena dalam
bidang inilah yang harus diperhatikan lebih.
Untuk itu penulis mekalah ini jauh dari kesempurnaan dan demi kemajuan karya tulis
ini saya mengharap kritik dan saran. Apabila ada kesalahan dalam penulisan bahasa,
penyusunan atau makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata dari kami mengharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca pada
umumnya. Ammiiinnn
S
DAFTAR PUSTAKA
Ajah,Nikmah.“http://nikmahajah.blogspot.co.id/2013/11/proses-berbangsa-dan-
bernegara.html”
Ativa, Titik “Makalah Identitas Nasional” http://putrimedan- sitiativa.blogspot.co.id
http://fkip-unasman2010.blogspot.com/2011/11/makalah-sistem-politik-indonesia.html
http://gilangdana.blogspot.com/2013/04/sistem-politik.html
http://milvy1010.blogspot.com/2012/03/makalah-pkn-sistem-politik-negara.html