1265 1079 1 PB PDF
1265 1079 1 PB PDF
ABSTRAK
Cepat lambatnya proses evakuasi suatu gedung bertingkat menentukan tinggi rendahnya faktor
keselamatan manusia apabila sampai terjadi bencana seperti kebakaran pada gedng tersebut. Semakin pendek
waktu evakuasi, semakin tinggi faktor keselamatan manusia apabila terjadi bencana. Dengan demikian
mengetahui seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk evakuasi apabila terjadi bencana merupakan hal
yang penting untuk diketahui. Untuk mengetahui hal tesebut di atas, pada penelitian ini digunakan simulasi.
Simulasi sesuai untuk permasalahan ini karena adanya sejumlah hal yang bersifat stokastik pada permasalahan
ini, seperti jumlah penghuni pada saat kejadian, dan beragamnya karakteristik (umur, jenis kelamin, dan
adanya faktor kepanikan penghuni apartemen saat ada bencana). Studi kasus yang diambil pada penelitian ini
adalah sebuah apartemen bertingkat di kota Surabaya. Dari uji coba yang dilakukan, disimpulkan bahwa untuk
penghuni pria dewasa, skenario 2 dan 3 lebih baik dalam kecepatan evakuasi. Untuk penghuni lain, skenario 3
adalah terbaik.
E-58
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
Tabel 1. Data Sampel Waktu Lari Jarak 10 Meter Lantai Dasar, penghuni dapat keluar dari gedung
Pria Wanita Anak Anak melalui pintu utama ataupun pintu parkir.
Dewasa Dewasa Laki-laki Perempuan
22.7 23.8 24.7 27.9 2.3. Model Simulasi
21.0 24.2 26.3 26.3 Model simulasi yang telah dibangun merupakan
22.6 23.3 25.1 25.2
representasi dari sistem nyata yang diamati.
20.9 25.1 24.9 26.8
23.5 23.3 26.3 27.1
Terdapat dua bagian proses yang berjalan, yaitu
23.1 22.7 25.8 26.2 model proses utama (Gambar 1) dan model proses
24.3 21.8 26.5 25.9 lift (Gambar 2). Model operasi lift digunakan untuk
22.4 22.5 26.0 27.5 menjalankan proses naik turunnya lift. Sedangkan
21.6 23.2 27.3 24.8 model utama mewakili proses yang terjadi pada saat
21.5 21.9 25.6 26.3 penghuni berlari meninggalkan gedung pada
keadaan darurat.
Tabel 2. Sampel Waktu Turun Tangga Satu Lantai Model Lift terdiri atas dua buah proses lift,
Pria Wanita Anak Anak yaitu Lift1 dan Lift2 (gedung ini memiliki dua buah
Dewasa Dewasa Laki- Perempuan lift yang dapat digunakan secara terpisah). Keduanya
laki memiliki spesifikasi yang sama. Model Lift bersifat
20.7 21.8 22.4 25.1 berulang (looping) sebagaimana kerja lift
19.7 22.2 24.1 22.6 sesungguhnya yang berjalan berulang-ulang naik
20.6 23.3 23.8 23.1 dan turun. Model lift ini terdiri dari:
19.9 23.1 22.1 24.8 • Sebuah modul Create yang bernama Create Lift.
21.5 23.3 24.8 25.1 Modul ini membangkitkan entitas Lift.
22.1 20.7 23.2 24.9 • Dua buah modul Assign yang bernama Up dan
21.0 20.8 24.3 23.9 Down. Modul Up mengatur bahwa lift akan
20.4 22.9 24.5 25.2 naik menuju lantai yang dikehendaki, yaitu
19.6 23.1 25.6 22.8 dengan menggunakan variabel Elevator yang
19.5 21.5 22.1 24.3 diatur nilainya menjadi satu. Sementara modul
Down mengatur bahwa lift akan kemudian turun
Tabel 3. Distribusi Waktu Berlari Data Sampel ke Lantai Dasar, yaitu dengan menggunakan
Jenis Rata- Std Distri- variabel Elevator yang diatur nilainya menjadi
Ekspresi
Data rata Dev busi nol.
Pria NORM(22.4,
Dewasa
22.4 1.11 Normal
1.05)
• Delapan buah modul Delay yang bernama Lift
Wanita NORM(23.2, Naik, Lift Turun, Door Open di lantai atas, Wait
23.2 0.943 Normal
Dewasa 0.968) Door di lantai atas, Door Close di lantai atas,
Anak NORM(25.9, Door Open di lantai bawah, Waiting at Ground,
25.9 0.764 Normal
Laki-laki 0.762)
Anak NORM(26.4,
dan Door Close di lantai bawah.
26.4 0.907 Normal
Perempuan 0.918)
Model utama yang mewakili proses yang
Tabel 4. Distribusi Waktu Menuruni Lantai Data terjadi pada saat penghuni berlari meninggalkan
Jenis Rata- Std Distri gedung pada keadaan darurat.terdiri dari:
Ekspresi • Empat modul Create, yang bernama Man,
Data rata Dev busi
Pria
19.2+3.14* Woman, Boy dan Girl.
Dewasa
20.5 0.86 Beta BETA • Delapan modul Assign, yang bernama Assign
(0.89, 1.31)
20.4+3.13*
Man, Assign Woman, Assign Boy, Assign Girl,
Wanita Assign Hitung Orang1, Assign Hitung Orang2,
22.3 1.02 Beta BETA
Dewasa
(0.757, 0.53) Assign Door Close1, dan Assign Door Close2.
Anak
23.7 1.2 Beta
22+3.96*
BETA
• Enam modul Delay, yang bernama Waiting for
Laki-laki Door Close1, Waiting for Door Close2, Delay1,
(0.792, 1.15)
Anak
22.3+3.12* Delay2, Lift1 dan Lift2.
Perempuan
24.2 1.02 Beta BETA • Enam buah modul Decide, yang bernama Turun
(0.755, 0.525)
Lewat, Ketersediaan1, Ketersediaan2, Cek
Urutan Orang1, Cek Urutan Orang2, dan Pintu
Prosedur evakuasi yang ada saat ini pada
Keluar.
apartemen ini mengharuskan penghuni mencapai
Lantai Dasar dan keluar dari gedung. Untuk • Lima buah modul Process, yang bernama
mencapai Lantai Dasar, penghuni dapat Lorong Pertama, Tangga, Lorong Utama, Pintu
menggunakan lift ataupun tangga darurat yang Utama, dan Pintu Parkir.
tersedia. Terdapat 2 (dua) buah lift yang dapat • Dua buah modul Hold, yang bernama Hold
digunakan penghuni. Setelah penghuni mencapai Orang1 dan Hold Orang2.
E-59
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
• Dua buah modul Dispose, yang bernama Keluar tersedia. Terdapat 2 (dua) buah lift yang dapat
Depan dan Keluar Parkir. digunakan penghuni. Apabila pada saat penghuni
melewati area lift ternyata lift kebetulan bergerak
Asumsi yang digunakan pada pembuatan model pada arah turun menuju lantai tersebut maka
simulasi dan analisis data hasil simulasi adalah penghuni akan menekan tombol lift dan menunggu
sebagai berikut: sampai lift tiba. Bila tidak, maka maka penghuni
• Pengamatan dilakukan pada 1 lantai (Lantai 5). akan memilih melewati tangga darurat.
Lantai-lantai lain memiliki tata letak yang sama. Pada Lantai 5 yang menjadi perhatian, terdapat
• Untuk mencapai Lantai Dasar, penghuni 37 penghuni dengan pembagian 8 laki-laki dewasa,
memilih apakah akan menggunakan lift atau 10 wanita dewasa, 7 anak laki-laki dan 12 anak
tangga darurat. Apabila pada saat penghuni perempuan. Sehingga input yang dimasukkan
melewati area lift ternyata lift kebetulan adalah:
bergerak pada arah turun menuju lantai tersebut E_Man (Jumlah Laki-laki Dewasa) = 8
maka penghuni akan menekan tombol lift dan E_Woman (Jumlah Wanita Dewasa) = 10
menunggu sampai lift tiba. Bila tidak, maka E_Boy (Jumlah Anak Laki-laki) = 7
maka penghuni akan memilih melewati tangga E_Girl (Jumlah Anak Perempuan) = 12
darurat.
• Waktu yang dicatat pada lantai dimana Gambar 2 menunjukkan model untuk Skenario1
penghuni tinggal adalah waktu yang diperlukan ini. Hasil simulasi dengan 10 replikasi yang
penghuni untuk lari dari kamar penghuni sampai diperoleh dari uji coba dengan Skenario1 ini
area lift atau tangga turun ditambah waktu lift ditunjukkan pada Tabel 5.
turun 1 lantai atau menuruni tangga 1 lantai.
• Saat telah mencapai Lantai Dasar, penghuni Tabel 5. Hasil Simulasi Skenario1 (Waktu Turun
dapat menentukan apakah akan keluar lewat Penghuni yang Paling Lama)
Pintu Utama atau Pintu Parkir. Probabilitas Repli Pria Wanita Anak Anak
Kasi Dewasa Dewasa Laki- Perempua
penentuan ini diambil sama (masing-masing
laki n
berpeluang 0.50). 1 756.4 762.5 740.8 741.1
• Waktu yang diperlukan untuk mengevakuasi 2 759.1 763.5 740.6 738.9
seluruh penghuni adalah waktu yang diperlukan 3 754.8 760.7 738.4 738.6
penghuni yang paling keluar dari Lantai Dasar. 4 756.9 754.9 740.5 740.2
• Waktu yang diperlukan penghuni untuk 5 755.5 758.2 738.1 738.2
menuruni satu lantai melalui tangga darurat 6 763.1 763.3 743.4 742.6
sama dengan waktu menuruni satu lantai tangga 7 755.4 758.6 740.5 740.8
darurat sebelumnya. 8 760.9 761.6 739.6 741.4
• Waktu yang diperlukan lift untuk menuruni satu 9 757.7 760.0 740.0 741.6
lantai sama dengan waktu menuruni satu lantai 10 755.4 762.2 740.1 740.1
sebelumnya.
• Lift beroperasi normal (dapat berhenti pada tiap Tabel 6. Hasil Simulasi Skenario2 (Waktu Turun
lantai apabila ada penghuni yang menekan Penghuni yang Paling Lama)
Repli Pria Wanita Anak Anak
tombol lift pada lantai tersebut).
kasi Dewasa Dewasa Laki- Perempu
• Lift memerlukan waktu untuk membuka dan laki an
menutup kembali pintunya apabila ada 1 537.6 660.5 592.7 640.6
penghuni yang akan menggunakan lift pada 2 539.2 665.5 581.5 650.6
suatu lantai (total 30 detik tiap kali berhenti 3 549.1 632.5 596.2 637.8
pada suatu lantai). 4 524.8 630.7 595.6 636.1
5 521.1 630.0 600.5 630.1
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 6 547.6 636.4 598.5 615.6
Setelah model dibuat dan data input dianalisis, 7 535.4 645.3 606.3 614.5
maka selanjutnya model simulasi dapat dijalankan. 8 549.2 639.7 602.3 628.4
Adapun variabel keputusan yang digunakan untuk 9 533.1 638.7 600.5 628.6
menentukan baik tidaknya proses evakuasi adalah 10 545.1 647.0 589.1 651.4
waktu untuk mencapai Lantai Dasar apartemen dan
keluar dari gedung. Skenario2 merupakan skenario dengan
Uji coba dilakukan dengan skenari-skenario. penerapan prosedur evakuasi yang berbeda dengan
Skenario1 merupakan skenario dengan penerapan prosedur evakuasi saat ini, dimana penghuni
prosedur evakuasi saat ini, dimana penghuni diharuskan mencapai Lantai Dasar dan keluar dari
diharuskan mencapai Lantai Dasar dan keluar dari gedung. Untuk mencapai Lantai Dasar, penghuni
gedung. Untuk mencapai Lantai Dasar, penghuni harus menggunakan tangga darurat yang tersedia.
dapat menggunakan lift ataupun tangga darurat yang Skenario ini sejalan dengan pendapat yang melarang
E-60
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
penggunaan lift selama proses evakuasi karena b. Dengan analisis yang sama, diperoleh bahwa
dikuatirkan lift macet dalam operasinya sehingga untuk penghuni wanita dewasa, skenario 1
dalam keadaan bahaya potensial menimbulkan berbeda dengan skenario 2 dan skenario 3, serta
akibat fatal bagi penghuni yang kebetulan berada skenario 2 berbeda dengan skenario 3 dimana
pada lift tersebut. Gambar 3 menunjukkan model skenario 3 adalah terbaik dengan perbedaan waktu
untuk Skenario2 ini. Dalam hal ini model lift yang 85.9 detik lebih cepat untuk skenario 2 dibanding
dihapuskan. Hasil simulasi yang diperoleh dari uji skenario 1, dan 203.9 detik lebih cepat untuk
coba dengan Skenario2 ini ditunjukkan pada skenario 3.
Tabel 6.
Skenario3 merupakan skenario dengan Tabel 9. Uji perbedaan mean waktu evakuasi
dilakukan pengaturan komposisi kelompok Multiple Comparisons
penghuni, dimana untuk Lantai 18 sampai Lantai 20 Dependent Variable: Pria Dewasa
hanya dialokasikan penghuni pria dewasa, penghuni Tukey HSD
E-61
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
0
Lantai 5 Cek Ur ut an O r ang1
Tr ue
W ait ni g f or Door
Close1
Assig n Door Clo s e
1
0 F a sl e
0 Tr ue
Pin t u Ut am a
W om an Assig n W om an
0 0
0 Tr ue
W ait ni g f or Door Assig n Door Pin t u Kelu ar Lewat
Close2 CLose2
Lif t 1 0 F a sl e
Lor ong Per t am a
0 Tr ue 0 Tr ue
Ket er sedia an 2 Assig n Hit ung Cek Ur ut an O r ang 2
O r ang
Boy Assig n Boy 0
Keluar Depan
0 0 0
F a sl e F a sl e 0
Hold People 2
G ri l Assig n G ri l
Pin t u Par kir
Delay 2 Lif t 2
0
0
Tangga
0
Lor ong Ut am a
Door Close di
Lantai Atas 1
Door Close Lantai
Bawah
Down 1
Wait at Ground
Lift 1 Turun
Lantai 5
0
Pint u Ut ama
Tangga1
0
0 Tr ue
Pint u Keluar Lewat
Woman Assign Woman 0
0
0 Fa sl e
0 Tr ue
Decide 7
Lorong Ut ama
Keluar Depan
Lorong Pert ama 0 Fa sl e 0
0
Boy Assign Boy 0
Tangga2
0 Keluar Parkir an
0 0
G ri l Assign G ri l
E-62