Anda di halaman 1dari 31

BAB II

RUANG LINGKUP PROYEK

2.1. Definisi Proyek

Proyek adalah suatu atau keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh

orang-orang atau sekelompok orang yang mempunyai keahlian tertentu,

dipimpn oleh seorang atau grup pemimpin untuk memproses sumber-sumber

daya alam dan sumber daya manusia yang ada di sekitarnya maupun yang

didatangkan untuk mencapai suatu sasaran tertentu yang dapat dimanfaatkan

baik oleh individu maupun golongan atau masyarakat banyak, dimana jumlah

besar dan ukuran sasarannya sudah jelas dan jangka waktu proses kegiatan,

kapan saat mulai dan kapan saat berakhirnya sudah ditentukan. Kemudian

besarnya dana untuk membiayai proses proyek ini sudah ditentukan, dan

terakhir mutu dari sasaran harus sesuai dengan persyarat yang juga telah

ditentukan.

2.2. Proses Timbulnya Suatu Proyek

Timbulnya suatu proyek dimulai dari gagasan atau ide, yang kemudian

dituangkan dalam bentuk rincian berupa kebutuhan ruangan beserta

fasilitasnya, jumlah personil yang akan menempati, bahan yang akan

dipergunakan dan bentuk arsitektur yang dikehendaki. Prasyaratan dan

ketentuan tersebut dituangkan dalam bentuk perencanaan dan selanjutnya

diadakan studi kelayakan untuk menentukan rencana akhir.

II-1
Secara umum proses timbulnya suatu proyek dapat dilihat dalam skema berikut

ini :

Ide/ Gagasan Penyusunan TOR Pra Rencana

DiadakanPerubahan :

- Layout
Tidak Layak Studi Kelayakan
- Bentuk

- Bahan

- System/Metode Layak

Rencana

Revisi/Perbaikan

Rencana Final

Pelaksanaan

Gambar 2.1. Skema Proses Timbulnya Proyek

II-2
2.3. Penyelenggaraan Proyek

Dalam suatu pelaksanan proyek cara untuk memilih atau menunjuk

rekanan yaitu dengan proses lelang (tender). Lelang adalah penjualan barang

yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan atau

lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi

yang didahului dengan pengumuman lelang.

Pelelangan Jasa Konstruksi atau disebut juga dengan Jasa Pemborongan

sesuai ketentuan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun

2003 dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu : melalui Pelelangan

Umum, Pelelangan Terbatas, Pemilihan Langsung dan Penunjukan Langsung.

2.3.1. Pelelangan Umum

Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang

dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media

massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga

masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat serta memenuhi kualifikasi

dapat mengikutinya.

2.3.2. Pelelangan Terbatas

Pelelangan Terbatas adalah pelelangan yang dilakukan melalui

undangan, pemborong yang diundang sangat terbatas jumlahnya dan telah

memenuhi kualifikasi juga bonafiditas baik teknis, administrasi dan

permodalan.

II-3
2.3.3. Pelelangan Pemilihan Langsung

Pelelangan Pemilihan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang

dan jasa tanpa melalui pelelangan umum ataupun pelelangan terbatas.

2.3.4. Pelelangan Penunjukan Langsung

Pelelangan Penunjukan Langsung adalah pelelangan yang ditunjuk

satu kontraktor yang dipercaya dan sudah dikenal kemampuannya atau

bonafiditasnya dalam melaksanakan pekerjaanya.

Adapun pada Proyek Pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan ini

didapatkan melalui Pelelangan Umum yang diikuti oleh banyak perusahaan

perusahaan lain dibidang kontraktor.

2.4. Unsur Yang Terlibat Dalam Proyek

Pada Proyek Pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan ini unsur-

unsur yang terlibat adalah :

1. Pemilik/Owner

2. Konsultan Perencana

3. Konsultan Pengawas

4. Kontraktor

5. Sub Kontraktor

2.4.1. Pemilik/Owner

Pemilik atau owner adalah orang/badan yang memiliki proyek dan

memberikan pekerjaan kepada penyedia jasa/ kontraktor dan yang membayar

biaya pekerjaan tersebut. Pemilik atau owner dapat berupa perseorangan,

II-4
badan/ lembaga/ instansi pemerintah maupun swasta. Proyek Pembangunan

Simpang Susun Sentul Selatan adalah proyek yang dibiayai sendiri oleh owner

yaitu PT. Jasa Marga Persero TBK

2.4.1.1. Kewajiban Pemilik (Owner)

1. Menyiapkan satu Term Of Refference (TOR) yang akan

dijadikan pegangan oleh konsultan perencana baik

pembuatan maupun untuk membuat studi kelayakan.

2. Menyediakan dana dan lahan untuk peleksanaan proyek.

3. Membantu kontraktor dalam hal pengurusan ijin

maupun syarat-syarat yang harus dipenuhi kepada

instansi terkait.

4. Melakukan pembayaran kepada rekanan sesuai dengan

kontrak/perjanjian yang telah ditentukan maupun

pekerjaan tambahan yang telah disetujui secara tertulis

oleh pimpro yang timbul selama pelaksanaan proyek.

5. Memberikan instruksi/keputusan yang berkaitan dengan

perubahan pekerjaan.

6. Memberikan informasi tentang peraturan-peraturan

daerah setempat yang ada kaitannya dengan proyek

demi kelancaran pelaksanaan pembangunan.

2.4.1.2. Hak-Hak Pemilik atau Owner

1. Menentukan sistem yang akan ditentukan.

2. Menerima jaminan pelaksanaan dalam waktu yang telah

ditentukan.

II-5
3. Menutup dan membatalkan kontrak.

4. Menuntut pekerjaan sesuai dengan yang tercantum

dalam kontrak.

5. Mengambil alih pekerjaan konsultan maupun kontraktor

dan mempekerjakan pihak lain jika konsultan dan

kontraktor melalaikan tugas.

6. Mengadakan perubahan-perubahan terhadap pekerjaan

yang sedang dikerjakan oleh kontraktor dan akan

menanggung segala biaya akibat perubahan tersebut.

2.4.2. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat

perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil,

maupun bidang lain yang melekat erat dan membentuk sebuah sistem

bangunan. Konsultan perencana dapat berupa

perseorangan/perseorangan berbadan hukum/badan hukum yang

bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan.

Dalam proyek pembangunan Simpang susun sentul selatan ini

konsultan perencana dipegang oleh PT. Wahyu Nusa Buana.

2.4.2.1. Kewajiban Perencana

1. Perencana dalam membuat rancangan pendahuluannya

wajib mematuhi, mengikuti dan menyesuaikan

produknya dengan keinginan pemilik atau owner.

II-6
2. Perencana dalam periode tertentu wajib melakukan

konsultasi dengan pemilik, agar terarah dan tidak

menyimpang.

3. Perencana wajib memberikan penjelasan pada pemilik

atau owner mengenai bentuk umum dari rancangannya

beserta pemakaian barangnya.

4. Melengkapi data yang diperlukan selain yang tertera

pada TOR, perencana juga wajib mengumpulkan data

dan informasi dari berbagai sumber terutama mengenai

keadaan lapangan agar tidak terjadi kekeliruan dalam

hasil perencanaan.

5. Membuat Bill Of Quantity.

6. Membuat Rencana Anggaran Biaya Proyek.

7. Membuat Time Schedule pelaksanaan Proyek.

2.4.2.2. Hak-Hak Konsultan Perencana

1. Berhak memperoleh pembayaran atas jasanya membuat

perencanaan sesuai dengan kesepakatan dengan owner.

2. Berhak untuk memperoleh pembayaran tambahan

apabila lingkup pekerjaannya bertambah melebihi dari

apa yang telah disepakati sebelumnya.

3. Berhak untuk memperoleh data dan informasi yang

lengkap dari pemilik tentang situasi dan kondisi

lapangan yang khusus, dimana proyek akan dibangun.

II-7
2.4.3. Konsultan Pengawas

Pengawasan pada suatu proyek terhadap pengendalian mutu

dan waktu dapat dilakukan oleh suatu badan/perorangan yang sudah

biasa melakukan pekerjaan pengawasan terhadap jalannya

pelaksanaan proyek. Dalam proyek pembangunan Simpang susun

sentul selatan ini konsultan pengawas dipegang oleh PT. Indec

Internusa.

2.4.3.1. Kewajiban Konsultan Pengawas

1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi di

lapangan yang dilaksanakan kontraktor dari segi

kualitas, kuantitas serta laju pertambahan volume.

2. Mengawasi pekerja serta mengawasi ketepatan waktu

dan biaya pekerjaan konstruksi.

3. Mengumpulkan semua permasalahan yang timbul dalam

bidang konstruksi, melaporkannya kepada pimpro

kemudian mencatat semua perubahan yang telah

disetujui pimpro.

4. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan untuk

pembayaran angsuran, selesainya masa pemeliharaan

pekerjaan dan serah terima terakhir proyek.

5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala,

memeriksa laporan harian, mingguan, bulanan dari

pelaksanaan pembangunan.

II-8
6. Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat

yang perlu diperbaiki/disempurnakan selama masa

pemeliharaan.

2.4.3.2. Hak-Hak Konsultan Pengawas

1. Bertindak atas nama pemilik/pimpro di lapangan sesuai

dengan ketentuan.

2. Berhak untuk menolak hasil pekerjaan kontraktor yang

tidak memenuhi persyaratan sebagaimana tertera dalam

RKS yang terdapat pada dokukmen kontrak antara

kontraktor dengan pimpro.

3. Mengadakan pemeriksaan khusus atau pengujian baik di

lapangan maupun dilaboratorium.

4. Melakukan pemeriksaan bahan, metoda kerja atau hasil

pekerjaan setiap saat.

5. Mengusulkan kepada pimpro akan perubahan

pelaksanaan yang tidak sesuai dengan gambar akibat

keadaan lapangan yang tidak sesuai dengan rencana.

2.4.4. Kontraktor

Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan

menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang

telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan

syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan

II-9
perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang

bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Pada Proyek Pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan ini

yang menjadi kontraktor adalah PT. PP (Persero), Tbk yang telah

ditunjuk sebagai pelaksana proyek ini. Didalam suatu perusahaan

kontraktor dengan memiliki organisasi yang baik dapat membantu

menjemen dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan/sasaran yaitu :

1. Proyek dapat diselesai tepat pada waktunya.

2. Dapat dipenuhinya syarat kualitas bahan yang cocok dengan

spesifikasi pada RKS.

3. Dengan pengeluaran biaya yang tepat sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien sehingga memberi

keuntungan kepada perusahaan.

II-10
Gambar. 2.2. Struktur Organisasi PT. PP (Persero), Tbk pada proyek Simpang susun Sentul

selatan

2.4.4.1. Kewajiban Kontraktor

II-11
1. Segera memulai pekerjaan begitu Surat Perintah Kerja

(SPK) diterbitkan.

2. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, kontraktor

wajib mempelajari dengan seksama gambar kerja dan

spesifikasi teknis serta berita acara penjelasan

pekerjaan.

3. Mengawasi dan mengarahkan para karyawan dan

bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai

dengan tugasnya masing-masing.

4. Membayar upah para karyawan/buruh, supplier tepat

waktu, agar kegiatan pekerjaan tidak terganggu.

5. Menyelesaikan semua perijinan yang diperlukan dalam

pelaksanaan seperti IMB (Ijin Mendirikan Bangunan),

IPA (Ijin Pengambilan Air), dan masalah perijinan

lainnya.

6. Membayar asuransi seluruh tenaga kerja sesuai dengan

peraturan dari Jaminan Sosial Ketenaga Kerjaan

(JAMSOSTEK).

7. Melaporkan secara tertulis setiap kali terdapat selisih

atau perbedaan antara gambar kerja dengan spesifikasi

teknis, serta tidak dibenarkan untuk memperbaiki

sendiri pekerjaan tersebut diatas tanpa persetujuan

tertulis dari konsultan perencana.

II-12
8. Kontraktor diwajibkan terus berhubungan dengan

konsultan perencana pada setiap pelaksanaan pekerjaan

baik yang akan di mulai, ataupun yang sedang

dilaksanakan.

9. Memberitahu kepada konsultan pengawas mengenai

bagian-bagian yang akan di mulai, terlebih dahulu akan

dilakukan pengontrolan terhadap ketentuan ukuran-

ukuranya untuk diberikan putusan pembetulannya.

Selama berlangsungnya pembangunan fisik proyek,

kebersihan halaman dan lingkungan terutama jalan-jalan

di sekitar lokasi proyek, kantor, gudang, podium kerja,

dan bagian-bagian dalam bangunan yang dikerjakan

harus tetap bersih tertib, serta terbebas dari bahan-bahan

bekas, tumpukan tanah, dan sebagainya. Khusus

mengenai kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan di

sekitar proyek yang harus dibersihkan adalah kotoran

yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan

proyek.

10. Menunjuk tenaga staf teknik sebagai Site Manager dan

Site Engineering yang selalu berada di lapangan selama

pekerjaan berlangsung.

11. Membuat dan menyerahkan rencana kerja dalam bentuk

Barchart atau Network Planning yang lengkap untuk

mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.

II-13
12. Memperbaiki kembali setiap pekerjaan yang tidak di

terima oleh konsultan pengawas karena tidak sesuai

dengan RKS.

13. Harus menyerahkan data-data pengujian mutu bahan

yang dipakai.

14. Memberikan contoh terlebih dahulu dari bahan-bahan

yang akan dipakai kepada pihak konsultan pengawas.

15. Membuat Shop Drawing dari gambar-gambar yang

belum jelas agar pada saat pelaksanaan tidak memenuhi

kesulitan.

2.4.4.2. Hak-Hak Kontraktor

1. Berhak untuk memperoleh pembayaran atas

prestasi/pekerjaan yang telah dikerjakannya sesuai

dengan bunyi pasal-pasal pada kontrak.

2. Berhak memperoleh keuntungan atas jasanya dalam

pelaksanaan seluruh kegiatan di proyek yang telah

selesai dan diterima baik oleh pengawas, yang besarnya

sebagaimana tertera pada kontrak.

3. Berhak untuk melaksanakan pekerjaan dengan

metode/cara sendiri sejauh cara tersebut dapat diterima

dan disetujui oleh pengawas, dan tidak bertentangan

dengan dokumen kontrak.

II-14
4. Berhak membeli/mendatangkan bahan bangunan dari

sumber yang dipilihnya sendiri, sejauh bahan tersebut

mutunya telah disetujui oleh pengawas.

5. Berhak memilih dan menentukan sendiri

siapa/perusahaan mana yang akan menjadi sub

kontraktornya.

2.5. Unsur – unsur Kontraktor

2.5.1. Pimpinan Proyek (Project Manager)

Project manager adalah perwakilan dari kontraktor yang bertanggung

jawab sepenuhnya terhadap jalannya pelaksanaan pekerjaan proyek, sesuai

menajemen proyek dan perencanaan proyek secara menyeluruh. Project

manager bertugas untuk memimpin jalannya suatu pekerjaan, mengevaluasi

hasil dari pekerjaan dan membandingkan dengan pelaksanaan proyek yang

kemudian disusun dalam suatu format laporan pekerjaan dari awal hingga

akhir pelaksanaan proyek.

2.5.2. Kasie Komersial

Kasie komersial adalah perwakilan Kontraktor yang bertanggung

jawab pada terukurnya kinerja/produktifitas sumber daya, terkendalinya

resiko komersial/kerugian dan terkendalinya dokumen dan administrasi

kontrak.

Adapun tugas dari Kasie komersial adalah Menyiapkan rencana

kebutuhan sumber daya dan jadwal kegiatan konstruksi,

Menetapkan target kegiatan konstruksi, Melaksanakan pengukuran kinerja

biaya dan waktu, Mengevaluasi biaya, mutu dan waktu.

II-15
2.5.3. Kasie Engineering

Kasie Engineering adalah perwakilan Kontraktor yang bertugas

Menyusun metode kerja pelaksanaan pekerjaan di proyek, Menyusun dan

menyelenggarakan kegiatan scheduling di setiap tahapan proses produksi

sehingga setiap tahapan pekerjaan dapat dimonitor dan diketahui

penyimpangannya bersama fungsi produksi dan Menyajikan data

teknis/spesifikasi setiap jenis atau tahapan pekerjaan.

2.5.4. Kasie Engineering MAP

Kasie Engineering MAP adalah perwakilan Kontraktor yang

bertanggung jawab pada semua aspek yang berhubungan dengan mekanikal,

pada bagian finishing atau arsitektur dan pada sistem plumbing pada suatu

proyek tersebut.

2.5.5. Manajer Konstruksi

Manajer Konstruksi tugasnya adalah memimpin jalannya  pekerjaan

dilapangan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan semua sumber daya

yang ada untuk dapat memenuhi persyaratan mutu, waktu dan biaya yang

telah ditetapkan. Selain itu juga bertanggung jawab atas permasalahan yang

muncul dalam pelaksanaan suatu proyek serta berkewajiban untuk

memberikan laporan pekerjaan secara berkala.

2.5.6. Kasie Keuangan & ADM

Tugas dari Kasie Keuangan & ADM adalah sebagai berikut :

 Membuat dan melakukan verifikasi bukti–bukti pekerjaan

yang akan dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.

II-16
 Mengisi data–data kepegawaian, pelaksanaan asuransi tenaga

kerja, menyimpan data kepegawaian karyawan dan

pembayaran gaji serta tunjangan karyawan.

 Membuat laporan akuntansi proyek dan menyelesaikan

perpajakan serta retribusi.

 Mengurus tagihan kepada pemilik proyek atau jika kontraktor

nasional dengan banyak proyek makan bertugas juga membuat

laporan ke kantor pusat serta menyiapkan dokumen untuk

permintan dana kebagian keuangan pusat.

 Membantu Project Manajer terutama dalam hal keuangan dan

sumber daya manusia sehingga kegiatan pelaksanaan proyek

dapat berjalan dengan baik.

 Membuat laporan kepemerintah daerah setempat, lurah atau

kepolisian mengenai keberadaan proyek dan karyawan dalam

pelaksanaan pekerjaan pembangunan.

 Mencatat aktiva proyek meliputi invetaris, kendaraan dinas,

alat–alat proyek dan sejenisnya.

 Menerima dan memproses tagihan dari subkontraktor jika

proyek yang dikerjakan berskala besar sehingga melakukan

pemborongan kembali kepada kontraktor spesialis sesuai

dengan item pekerjaan yang dikerjaan.

 Memelihara bukti–bukti kerja sub bagian administrasi proyek

serta data–data proyek.

II-17
2.5.7. Superitendent

Tugas dan Tanggung Jawab dari Superitendent antara lain :

 Mengatur dan mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan

Metoda Pelaksanaan dan urutan pekerjaan yang telah

ditentukan

 Mempersiapkan pekerjaan agar dilaksanakan dalam kondisi

yang aman sesuai standar dan prosedur keselamatan kerja

 Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Engineering

Manager maupun Project Manager sehubungan dengan

pekerjaan tersebut.

 Memonitor pelaksanaan sistem keselamatan kerja dalam

pelaksanaan pekerjaan

 Membuat rencana kerja harian

 Mengatur pembagian kerja antar supervisor

 Melakukan koordinasi dengan pihak supplier / subkontraktor

2.5.8. Engineer

Tugas dan Tanggung Jawab dari Engineer antara lain :

 Menyiapkan metoda kerja yang digunakan sebagai acuan di

lapangan berupa alat, dan material

 Memeriksa tahapan pekerjaan di lapangan

 Mempersiapkan gambar kerja

 Mempersiapkan dokumen material

 Bekerjasama dengan supervisor terkait melakukan monitoring

dan pengadaan material.

II-18
 Melakukan koordinasi teknis dengan pihak subkontraktor

terkait

 Memeriksa hasil test kekuatan angkur

2.5.9. SHE

SHE (Safety, Health, Environment) adalah suatu bagian dari

Struktur Organisasi Perusahaan yang mempunyai fungsi pokok terhadap

implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) mulai dari Perencanaan, Pengorganisasian, Penerapan

dan Pengawasan serta Pelaporannya.

Tugas dan Tanggung Jawab dari SHE antara lain :

 SHE bersama tim engineer akan membantu dan memastikan

pekerjaan mengikuti ketentuan dan peraturan keselamatan dan

kesehatan kerja.

 Memberikan safety induction kepada semua pekerja

 Mengontrol dan mengadakan Pre start meeting / tool-box

meeting secara rutin yang dipimpin oleh supervisor

 Menciptakan dan memonitor lingkungan kerja yang sehat dan

aman

 Memastikan semua peralatan layak dan aman digunakan

 Memastikan semua pekerja mematuhi persyaratan safety untuk

bekerja

 Memastikan material ditempatkan, dipakai dan dibuang pada

tempat yang tepat

 Gunakan pelindung mata (googles) saat melakukan pengelasan

II-19
2.5.10. Surveyor

Tugas dan Tanggung Jawab dari Surveyor antara lain :

 Memastikan pekerjaan dilakukan dalam batas-batas yang

ditentukan

 Melakukan monitoring sebelum dan selama pelaksanaan

2.5.11. Supervisor

Supervisor akan menjelaskan kepada timnya jenis pekerjaan dan

urutan pekerjaan terutama dari aspek keselamatan dan keamanan

kerja. Supervisor harus memastikan bahwa rencana pemasangan

meliputi:

 Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang akan dilakukan

 Mengidentifikasi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan

 Melaksanakan penilaian resiko (risk assessment)

 Mengidentifikasi tindakan pengendalian

 Mengembangkan metode yang akan digunakan bersama

engineer

 Mengkomunikasikan rencana kepada semua orang yang terlibat

 Meninjau rencana sebelum memulai pelaksanaan dan

menginformasikan data lapangan atau perubahan yang terjadi

 Mengarahkan pekerja agar mengetahui pekerjaan dan resiko

 Melaporkan bila ada penyimpangan dan kendala yang terjadi di

lapangan selama pelaksanaan

II-20
 Memberikan solusi pelaksanan pekerjaan jika terdapat

penyimpangan dan kendala yang terjadi

 Koordinasi dengan Superintendent untuk masalah-masalah yang

ada dilapangan

 Melakukan tool-box meeting sebelum melaksanakan pekerjaan

 Membuat JSA yang terkait pekerjaan

2.5.12. QA/QC Engineer

Tugas dan Tanggung Jawab dari Qa/Qc Engineer antara lain :

 Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Metode

Pelaksanaan dengan melakukan kontrol terhadap proses

pelaksanaannya

 Mengkoordinir Ijin Pelaksanaan Pekerjaan / Work Inspection

Request (WIR)

 Melaksanakan pemeriksaan hasil kerja sesuai dengan tahap-

tahap yang tersebut dalam ITP dan memastikan hasil pekerjaan

dibuat dan disimpan dengan baik.

 Membuat laporan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi

[NCR] dan menindaklanjutinya

 Membuat laporan / map lokasi kerja

2.5.13. Teknisi / Supervisor Vendor

Tugas dan Tanggung Jawab dari Teknisi / Supervisor Vendor

antara lain :

II-21
 Bekerjasama dengan supervisor kontraktor utama dalam

pelaksanaan pekerjaan

 Memimpin pekerja dengan garis kerja sama

 Mematuhi dan mengarahkan semua pekerja mengikuti

ketentuan K3 kontraktor utama

 Melakukan monitoring aspek material, alat dan tenaga kerja

 Melakukan evaluasi dan laporan atas hasil pekerjaan

 Membuat laporan secara berkala

 Memberikan training pemakaian alat dan material

2.5.14. Logistik

Tugas dan Tanggung Jawab dari Logistik antara lain :

 Bekerjasama dengan supervisor dalam pengadaan material

 Mencatat kedatangan material

 Mengatur pemulangan material sesuai schedule

 Ikut menjaga material dan alat selama pekerjaan

2.6. Hubungan Kerja Antar Unsur Pengelola Proyek

2.6.1. Owner dengan Konsultan Perencana

Konsultan perencana ditunjuk oleh owner dan dipercaya untuk

merencanakan dan mendesain bangunan tersebut secara keseluruhan,

sehingga Konsultan Perencana wajib menunjukkan perencanaan

bangunan tersebut kepada owner dan dapat merencanakan bangunan

sesuai yang diinginkan oleh owner.

2.6.2. Owner dengan Kontraktor

II-22
Terdapat ikatan kontrak antara keduanya. Kontraktor berkewajiban

melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik dan hasil yang

memuaskan serta harus mampu dipertanggung jawabkan kepada

owner. Sebaliknya owner membayar semua biaya pelaksanaan sesuai

dengan yang tertera didalam dokumen kontrak kepada Kontraktor

agar proyek berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang telah

menjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak. Biasanya koordinasi

ini dilakukan secara rutin seminggu sekali, terutama jika terdapat

perubahan rencana baik bermula dari owner maupun sebaliknya.

2.6.3. Kontraktor dengan Konsultan Perencana

Kontraktor wajib melaksanakan pembangunan proyek tersebut dengan

mengacupada desain rencana yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika

terjadi hal-hal yang akan merubah perencanaan, maka dikonsultasikan kepada

Konsultan Perencana.

II-23
Gambar 2.3. Skema Hubungan Kerja Unsur-Unsur Proyek

2.7. Manajemen Pelaksanaan di Lapangan

Urutan pelaksanaan di lapangan sangat dibutuhkan, karena dengan adanya

manajemen yang baik akan mendukung kelancaran proyek sehingga proyek dapat

diselesaikan dengan baik. Adapun langkah-langkah yang diambil sebelum dan pada

saat dilaksanakan hingga pembayaran termin dilaksanakan:

2.7.1. Perijinan

Merupakan pengajuan / permintaan ijin untuk melaksanakan suatu

pekerjaan yang sudah siap untuk dikerjakan baik kesiapan alat, bahan

maupun tenaga kerja. Jika kesiapan telah memenuhi syarat yang telah

ditentukan, maka Owner baru bisa menyetujui pekerjaan tersebut

untuk dapat dilaksanakan.

2.7.2. Pelaksanaan

Menuntut pemahaman terhadap pekerjaan yang akan maupun yang

sedang dilaksanakan agar dapat menghindari kesalahan pengerjaan.

Untuk itu pelaksana diharapkan dapat memahami gambar-gambar

konstruksi perencanaan dengan baik dan menggunakan metode yang

tepat dalam pelaksanaan pekerjaan.

2.7.3. Pengawasan

Di dalam pelaksanaan pekerjaan, pengawasan yang cermat wajib

dilaksanakan guna menjamin keberhasilan suatu proyek. Dengan

pengawasan yang baik dapat dihindari kesalahan-kesalahn yang

merugikan. Pengawasan dalam hal ini dilakukan oleh konsultan

pengawas sebagai pengawas dan pengendali proyek.

II-24
2.7.4. Pengendalian (Controlling)

Pengendalian proyek dilakukan dengan pengawasan dan pemantauan

lansung selama masa pelaksanaan proyekmelalui rapat koordinasi

dengan tujuan untuk mengoptimalkan kerja seluruh unsur yang terlibat

didalam proyek. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara yaitu:

2.7.4.1. Time Scheduling

Time scheduling merupakan uraian pekerjaan dari awal

hingga akhir pekerjaan secara global. Time scheduling ini

disusun berdasarkanurutan langkah-langkah kerja dengan

net work planning. Masing-masing pekerjaan ini diatur

dengan sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan

pekerjaan, pengaturan waktu, tenaga, peralatan dan material

agar dapat tercapai suatu pekerjaan yang baik dan lancar.

Dari time schedule ini diberi bobot masing-masing,

sehingga dapat diperoleh kurva “S”.

2.7.4.2. Pelaporan

Pelaporan adalah kegiatan yang telah dilaksanakan yang

meliputi jenis pekerjaan yang dilakukan, kuantitas atau

volume pekerjaan, serta hal-hal yang bersifat non teknis

seperti halnya keadaan cuaca pada saat pelaksanaan

pekerjaan. Pada proyek pembangunan Simpang susun sentul

II-25
selatan ini pelaporan dibuat oleh Kontraktor yaitu PT. PP

(Persero),Tbk.

Pelaporan pada Proyek Pembangunan Simpang Susun

Sentul Selatan ini dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu,

meliputi:

1. Laporan Harian ( Daily Report )

Laporan harian ini dibuat setiap hari secara tertulis

dengan ditandatangani oleh pihak kontraktor utama dan

pihak dari konsultan pengawas. Laporan harian

berisikan antara lain :

 Waktu dan jam kerja

 Pekerjaan yang telah dilaksanakan pada hari

yang bersangkutan

 Keadaan cuaca

 Bahan yang masuk kelapangan

 Peralatan yang tersedia dilapangan

 Jumlah tenaga kerja

 Hal-hal yang terjadi dilapangan

Dengan adanya laporan harian ini, maka kegiatan

proyek yang ada dilapangan dapat dipantau dengan

baik setiap harinya.

2. Laporan Mingguan ( Weekly Report )

II-26
Laporan mingguan ini bertujuan agar memperoleh

gambaran kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dalam

satu minggu, yang disusun dalam laporan harian selama

satu minggu tersebut. Pada laporan ini pihak kontraktor

diwajibkan melakukan pemotretan yang

menggambarkan tiap tahap kemajuan pekerjaan.Laporan

mingguan berisikan tentang :

 Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan

 Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu

minggu.

 Catatan lain yang diperlukan, seperti halnya

instruksi dan teguran/evaluasi dri konsultan

pengawas dan catatan mengenai tambah

kurangnya pekerjaan

Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan

minggu yang bersangkutan dapat diketahui dengan

memperhitungkan semua laporan mingguan yang telah

dibuat, ditambah bobot prestasi pekerjaan yang telah

diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase

pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini kemudian

dibandingkan dengan prosentase pekerjaan yang telah

dicapai pada minggu yang bersangkutan, maka akan

diketahui prosentase keterlambatan atau kemajuan yang

II-27
diperoleh. Laporan mingguan ini merupakan realisasi

dan time schedule yang berupa kurva ”S”.

3. Laporan Bulanan ( Monthly Report )

Laporan bulanan ini pada prinsipnya sama dengan

laporan mingguan yaitu memberikan gambaran untuk

kemajuan pelaksanaan proyek selama satu bulan itu.

Baik dari segi teknis, dana maupun manajerial. Untuk

tujuan itu dibuatlah rekapitulasi laporan harian maupun

laporan mingguan dengan dilengkapi data-data foto

selama pelaksanaan pekerjaan sebulan itu. Laporan

bulanan dibuat oleh kontraktor utama dan diberikan

kepada konsultan pengawas dan pemilik proyek.

2.7.4.3. Gambar Kerja

Rencana gambar kerja yang telah dibuat masih perlu

dijelaskan dengan gambar dan detail agar memudahkan

pelaksanaannya dan menghindari kesalahan serta

memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan.

Selain untuk memperjelas, gambar kerja terkadang juga

dalam pelaksanaan apabila terjadi perubahan dari rencana

semula, maka perlu perubahan gambar yang lebih lengkap

II-28
dari kesalahan semula dan gambar tersebut disetujui oleh

konsultan perencana dan konsultan pengawas.

2.7.4.4. Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi idealnya diadakan tiap minggu sekali.

Pada rapat Proyek Pembangunan Simpang Susun Sentul

Selatan ini diadakan tiap hari Rabu. Pada rapat ini dihadiri

oleh berbagai perwakilan dari kontraktor pelaksana,

konsultan perencana, konsultan pengawas dan pemilik

proyek. Hal-hal yang dibahas dalam rapat koordinasi :

 Hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan serta

terdapat masalah teknis yang timbul tak terduga

dilokasi proyek

 Alternatif-alternatif pekerjaan dan solusi dari

masalah-masalah yang muncul.baik dari segi teknis,

administrasi maupun dana.

 Prestasi fisik yang telah dicapai berdasarkan laporan

yang dibuat.

 Koordinasi masing-masing pihak yang terlibat

lansung dalam pelaksanaan.

 Sebagai laporan Konsultan Pengawas untuk

melakukan Controlling.

2.8. Data Umum Proyek

2.8.1. Data Administrasi Proyek

1. Nama Proyek : Simpang Susun Sentul Selatan.

II-29
2. Lokasi/Alamat Proyek : Jalan Tol Jagorawi KM 36+400,

Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

3. Pemilik Proyek / Owner : PT. Jasamarga Tbk.

4. Konsultan Perencana : PT. Wahyu Nusa Buana

5. Konsultan Pengawas : PT. Indec Internusa

6. Kontraktor : PT. PP (Persero), Tbk

7. Fungsi Bangunan : Elevated Highway

8. Waktu Pelaksanaan : Kontrak awal 10 bulan (1 Januari

2019 – 31 Oktober 2019.

Adendum I s/d 31 Maret 2020

9. Jenis Kontrak : Fixed Unit Price

10. Nilai Kontrak : Rp 178.889.400.000,-

11. Sumber Dana : Pemilik Proyek/Owner

2.8.2. Data Proyek

Lokasi Proyek

Proyek Pembangunan Simpang Susun Sentul Selatan berlokasi di

jalan tol Jagorawi KM 36+400 Sentul Selatan, Sentul, Kabupaten

Bogor, Jawa Barat.

II-30
Gambar 2.4. Lokasi Proyek Pembangunan Simpang Susun Sentul

Selatan

1. Jenis Bangunan : Elevated Highway

2. Panjang Ruas : 760 m

II-31

Anda mungkin juga menyukai