PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Payudara adalah kelenjer yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada fungsi dari
payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Payudara memegang peranan penting
dalam kebiasaan seksual manusia. Setiap manusia pada umumnya memiliki payudara, tetapi
antara dan perempuan berbeda dalam fungsi. Payudara yang matang adalah salah satu tanda
pertumbuhan sekunder dari seorang perempuan dan merupakan salah satu organ yang indah
dan menarik. Lebih dari itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya. Maka
organ ini menjadi sumber utama kehidupan, karena air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi
yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi.
Para ahli menyatakan bahwa tidak ada payudara pada makhluk hidup lain yang berjenis
kelamin betina selain pada manusia yang memiliki besar yang bervariasi relatif terhadap
seluruh bagian tubuh, ketika tidak menyusui manusia adalah satu-satunya primata yang
memiliki payudara yang menggelembung setiap saat. Hal ini mengindikasikan bahwa bentuk
luar dari payudara terhubung dengan faktor-faktor lain selain menyusui. Sebuah teori
didasarkan pada sebuah fakta bahwa tidak seperti hampir semua primata, manusia yang
berjenis kelamin perempuan tidak memberikan pandangan fisik yang jelas atas terjadinya
ovulasi. Ini dapat berakibat secara perlahan pada manusia yang berjenis kelamin pria untuk
berevolusi demi merespon tanda-tanda yang lebih jelas terhadap adanya ovolusi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu payudara
2. Bagaimana anatomi payudara
3. Bagaimana fisiologi payudara
4. Bagaimana tahap perkembangan payudara
5. Bagaimana proses laktasi
6. Perawatan payudara
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu payudara
2. Untuk mengetahui anatomi payudara
3. Untuk mengetahui fisiologi payudara
4. Untuk mengetahui tahap perkembangan payudara
5. Untuk mengatasi proses produksi asi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.Pengertian payudara
Kata payudara berasal dari bahasa Sansekerta payau yang artinya air dan dara yang artinya
perempuan. Dalam bahasa Latin, payudara disebut glandhula mammae. Salah satu fungsi
payudara adalah untuk menyusui. (Suryaningsih & Sukaca, 2009).
Kelenjar mamae/ payudara (buah dada) adalah perlengkapan organ reproduksi wanita dan
mengeluarkan air susu. Bentuk buah dada cembung kedepan dengan putting ditengahnya,
yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Payudara terletak dibawah kulit
dan diatas otot dada merupakan perubahan dari kelenjar payudara, kelenjar susu dapat
membentangkan dari sekitar lipatan paha sampai dada.
Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 garam, yang kiri umumnya lebih besar
daripada yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram dan pada
ibu menyusui 800 gram selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan
menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.
2.anatomi payudara
Kelenjar mama atau payudara adalah perlengkapan pada organ reproduksi perempuan yang
mengeluarkan air susu. Payudara terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pektoral antara
sternum dan aksila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai iga keenam atau
iga ketujuh. Berat dan ukuran payudara berlain-lainan, pada masa pubertas membesar, dan
bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan, dan menjadi atrofik pada usia lanjut.
Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya, yang terdiri atas kulit dan
jaringan erektil dan berwarna tua. Puting ini dilingkari daerah yang berwarna cokelat yang
disebut areola. Dekat dasar puting terdapat kelenjar sebaseus, yaitu
kelenjar Montgomery
, yang mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas. Puting berlubang-lubang 15-20
buah, yang merupakan saluran dari kelenjar susu. Payudara terdiri atas bahan kelenjar susu
atau jaringan aleolar, tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan
jaringan lemak. Setiap lobulus terdiri atas sekelompok aleolus yang bermuara ke dalam
duktus laktiferus (saluaran air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya untuk
membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran sekretorik. Ketika saluran-
saluran ini mendekat puting, membesar untuk membentuk wadah penampungan air
susu, yang disebut sinus laktiferus, kemudian saluran itu menyempit lagi dan menembus
puting dan bermuara di atas permukaannya. Sejumlah besar lemak ada di dalam jaringan pada
permukaan payudara, dan juga di antara lobulus. Saluran limfe banyak dijumpai. Saluran
limfe mulai sebagai pleksus halus dalam ruang interlobuler jaringan kelenjar, bergabung dan
membentuk saluran lebih besar, yang berjalan ke arah kelompok pektoral kelenjar aksiler,
yaitu kelenjar mammae bagian dalam dan kelenjar supraklaikuler. Persediaan darah diambil
dari cabang arteria aksilaris, interkostalis, dan mama interna, dan pelayanan persarafan dari
saraf-saraf kutan dada. (Pearce, 2011).
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3. Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
1. Korpus
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus
adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
2. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat
ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding polos yang bila berkontraksi dapat
memompa ASI keluar.
3. Papilla atau puting
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu
.4Alveoli
Alveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin
mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.
5.Duktus laktiferus
Duktus laktiferus merupakan saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli
ke sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI
Sinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar
areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI.
Jaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus yang menentukan besar kecilnya
ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang
sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot
polos, yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin
menyebabkan otot tersebut berkontraksi.
3 Fisiologi Payudara
Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya menyekresi
susu untuk nutrisi bayi yang dimulai pada minggu keenam belas. Sesudah bayi lahir, dari
payudara akan keluar sekret yang berupa cairan bening yang disebut kolostrum yang kaya
protein, dan dikeluarkan selama 2-3 hari pertama; kemudian air susu mengalir lebih lancar
dan menjadi air susu sempurna. Sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu
prolaktin penting dalam merangsang pembentukan air susu. (Pearce, 2011).
Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut
dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan
dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di
sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya
ASI di dalam gudang ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi dan atau ibunya.
Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di
payudara akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan
menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka
bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti
memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar.
Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan.
Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan nyeri.
1. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1 jam
pertama (inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam 1 jam
pertama dan setelah itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai refleks
menghisap (sucking reflex) sangat kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan
operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini (bila kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah
bebas dari efek anestesi umum). Proses menyusui dimulai segera setelah lahir dengan
membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit kulit. Bayi akan
mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit dengan
kulit ini akan merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi
serta perkembangan bayi.
2. Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi anda. Tidak
ada makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula) yang diberikan, karena
akan menghambat keberhasilan proses menyusui. Makanan atau cairan lain akan
mengganggu produksi dan suplai ASI, menciptakan bingung puting, serta
meningkatkan risiko infeksi
3. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan
melepaskan puting dengan sendirinya.
Keterampilan menyusui
Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai
keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif.
Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada
payudara yang tepat.
Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi
yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui
terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu
(perlekatan/ attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur
terlentang, atau posisi tidur miring.
Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap payudara dengan
hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan badan ibu (sanggahan bukan
hanya pada bahu dan leher). Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut
bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan
punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke
mulut bayi dengan cara menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak
mungkin ke mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding
aerola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan
puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi.
Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak
payudara kedalam mulutnya agar lidahnya dapat memeras sinus laktiferus. Bayi harus
menarik keluar atau memeras jaringan payudara sehingga membentuk puting buatan/ DOT
yang bentuknya lebih panjang dari puting susu. Puting susu sendiri hanya membentuk
sepertiga dari puting buatan/ DOT. Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai menyusui. Dengan
cara inilah bayi mengeluarkan ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila bayi
menghisap dengan hisapan dalam dan lambat. Bayi terlihat menghentikan sejenak hisapannya
dan kita dapat mendengar suara ASI yang ditelan.
Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada puting susu
dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi
merasa tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat
sedikit dan berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering.
1. Bayi tidak mengeluarkan ASI dari payudara seperti mengisap minuman melalui
sedotan
2. Bayi mengisap untuk membentuk dot dari jaringan payudara
3. Bayi mengeluarkan ASI dengan gerakan peristaltik lidah menekan gudang ASI ke
langit-langit sehingga ASI terperah keluar gudang masuk kedalam mulut
4. Gerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang dan menekan dot buatan ke
atas langit-langit
5. Perahan efektif akan terjadi bila bayi melekat dengan benar sehingga bayi mudah
memeras ASI
Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15
menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya. Bila proses
menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5
menit) mungkin ada masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah
(kurang dari 2500 gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal
yang wajar. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru kemudian bila
bayi masih menginginkan dapat diberikan pada payudara yang satu lagi sehingga kedua
payudara mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI.
Berapa sering bayi menyusu dalam sehari ?
Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya lebih dari 8 kali dalam
24 jam. Awalnya bayi menyusu sangat sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi menyusu
akan berkurang. Bayi sebaiknya disusui sesering dan selama bayi menginginkannya bahkan
pada malam hari. Menyusui pada malam hari membantu mempertahankan suplai ASI karena
hormon prolaktin dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi yang puas menyusu akan
melepaskan payudara ibu dengan sendirinya, ibu tidak perlu menyetopnya.
RADANG PAYUDARA
Radang payudara (mastitis) adalah infeksi yang menimbulkan reaksi sistemik (seperti
demam) pada ibu. Hal ini biasanya terjadi pada 1-3 pekan setelah melahirkan dan sebagai
komplikasi saluran susu tersumbat. Keadaan ini, biasanya diawali dengan puting susu
lecet/luka. Gejala-gejala yang bisa diamati pada radang payudara, antara lain kulit nampak
lebih merah, payudara lebih keras serta nyeri, dan berbenjol-benjol.
Untuk mengatasi hal tersebut, ibu dianjurkan agar tetap menyusui bayinya, supaya tidak
terjadi stasis dalam payudara yang cepat menyebabkan terjadinya abses. Ibu perlu
mendapatkan pengobatan (antibiotika, antipiretik/penurun panas, dan analgesik/pengurang
nyeri), serta banyak minum dan istirahat untuk mengurangi reaksi sistemik (demam).
Bilamana mungkin, ibu dianjurkan melakukan senam laktasi (senam menyusui). Yaitu
menggerakkan lengan secara berputar, sehingga persendian bahu ikut bergerak ke arah yang
sama. Gerakan demikian ini akan membantu memperlancar peredaran darah dan limfe di
daerah payudara, sehingga statis dapat dihindari. Yang berarti dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya abses payudara.
ABSES PAYUDARA
Kelanjutan/komplikasi dari radang payudara akan menjadi abses. Hal ini disebabkan oleh
meluasnya peradangan dalam payudara tersebut, dan menyebabkan ibu tampak lebih parah
sakitnya, payudara lebih merah mengkilap, benjolan tidak sekeras seperti pada radang
payudara (mastitis), tetapi tampak lebih penuh/bengkak berisi cairan. Bila payudara seperti
ini, maka perlu segera diperiksakan ke dokter ahli supaya mendapat tindakan medis yang
cepat dan tepat. Mungkin perlu dilakukan tindakan insisi untuk drainase, pemberian
antibiotik dosis tinggi dan anlagesik.
Ibu dianjurkan banyak minum dan istirahat. Bayi dihentikan untuk menyusui sementara
waktu pada payudara sakit, dan setelah sembuh dapat disusukan kembali. Jadi, bayi tetap bisa
menyusui pada payudara yang sehat tanpa dijadwal (sesuka bayi).
AIR SUSU IBU KURANG
Banyak di kalangan para ibu yang mengira, bahwa mereka tidak mempunyai cukup banyak
ASI untuk bayinya, sehingga keinginan untuk menambah susu formula atau makanan
tambahan sangat besar. Dugaan makin kuat apabila bayi sering menangis, ingin selalu
menyusu pada ibunya dan terasa kosong/lembek meskipun produksi ASI cukup lancar.
Menilai kecukupan ASI, sebenarnya bukan dari hal tersebut, tetapi terutama dari berat badan
bayi. Apabila ibu mempunyai status gizi yang baik, cara menyusui benar, secara psikologis
percaya diri akan kemauan dan kemampuan untuk bisa menyusui bayinya serta tidak ada
kelainan pada payudaranya, maka akan terjadi kenaikan berat badan pada 4-6 bulan pertama
usia bayi. Untuk mengetahui tingkat kenaikan berat ini, dapat dilihat, misalnya dari KMS
(Kartu Menuju Sehat) yang diisi setiap kali penimbangan di Posyandu. Apabila tidak terjadi
kenaikan berat badan bayi sesuai dengan usianya, biasanya hal ini disebabkan oleh jumlah
ASI yang tidak mencukupi, sehingga diperlukan tambahan sumber gizi yang lain.
BAYI BINGUNG PUTING
Istilah bingung puting dipakai untuk menggambarkan keadaan bayi yang mengalami nipple
confusion, karena diberi susu formula dalam botol bergantian dengan menyusu pada ibu.
Mekanisme menyusu dan minum dari botol sangat berlainan. Untuk menyusui bayi
memerlukan usaha yang “lebih” dari minum susu dari botol.
Saat menyusu pada ibu, bayi mempergunakan otot-otot pipi, gusi, palatum durum (langit-
langit) dan lidah untuk menarik dan mengurut puting serta areolanya untuk membentuk suatu
“dot”, kemudian ditekan oleh gusi atas dan bawah, sehingga sinus laktiferus tertekan dan
keluarlah ASI. Selanjutnya, dengan gerakan yang teratur ASI diisap dan ditelan. Tidak
demikian ketika bayi mendapat minuman dari botol, sebab dot mempunyai lubang, sehingga
tanpa berusaha keras bayi dapat menelan susu karena susu dapat terus keluar tanpa diisap.
Oleh sebab itu, kenapa bayi yang terbiasa minum dari botol (dot) akan sulit dan enggan
menyusu dari ibunya. Ibu yang menggunakan botol dan dot, biasanya beralasan produksi
ASI-nya kurang, atau ibu sakit, misalnya payudaranya bengkak, puting susu nyeri atau lecet
dan sebagainya.
Tanda-tanda bayi bingung putting, di antaranya, bayi mengisap puting seperti mengisap dot,
waktu menyusu, bayi mengisapnya terputus-putus atau tersendat-sendat, atau bayi menolak
menyusu ibu.
Untuk mengatasi hal-hal yang bisa mencegah terjadinya bingung putting, perlu dilakukan
langkah-langkah: ibu harus mengusahakan agar bayi hanya menyusu pada ibu saja, ibu harus
menerapkan cara menyusui yang benar, ibu sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (sesuka
bayi), ibu perlu lebih sabar dan lebih telaten ketika menyusui bayi, sebaiknya ibu
melaksanakan perawatan payudara setelah melahirkan secara sistemik dan teratur
6.Perawatan payudara
Perawatan Payudara Saat Hamil
Pada kehamilan trimester pertama, payudara akan mulai membengkak dan menjadi lebih
padat. Sementara untuk trimester selanjutnya, payudara akan terasa membesar dan berat.
Agar kamu bisa merasa nyaman, kamu bisa mengikuti tips perawatan payudara saat hamil ini.
Cara merawat payudara yang perlu diperhatikan yakni hindari mencuci area sekitar
puting menggunakan sabun, karena hal ini bisa membuat kulit di area tersebut kering.
Kamu hanya perlu membersihkannya dengan air hangat.
Hindari mandi dengan air panas, bila payudaramu gatal. Untuk mengatasinya kamu
bisa mengoleskan pelembap pada payudara yang gatal setelah mandi saat kulit masih
terasa lembap.
Saat hamil juga sebaiknya kamu menggunakan bra berbahan katun dan yang memiliki
kemampuan menyokong punggung dan sisi samping badan secara optimal pada siang
hari. Sementara pada malam hari, sebaiknya gunakan bra khusus tidur yang ringan
dan lembut agar tidur terasa nyaman.
Salah satu cara untuk memperlancar saluran susu adalah dengan memijat payudara
secara lembut bila ada benjolan akibat saluran susu yang tersumbat. Karena bila tidak
dipijat, benjolan tersebut bisa menimbulkan rasa sakit pada ibu. Selain itu, jangan
pula memakai bra yang terlalu ketat, bra berkawat, atau baju atasan yang ketat.
Harap waspadai jika payudara kamu berwarna kemerahan, perih, gatal, bengkak,
bahkan hingga puting bernanah yang disertai dengan ibu sering merasa lemah, dan
mengidap flu. Karena gejala-gejala tersebut mengindikasikan kamu mengidap
penyakit mastitis yang merupakan infeksi payudara akibat adanya saluran susu yang
tersumbat. Bila sudah begitu, sebaiknya tanyakan kondisi diri ke dokter untuk
diberikan penanganan yang tepat.
Bila payudara membengkak karena terlalu penuh akibat melewati jadwal menyusui,
payudara bisa dikompres dingin. Kompres dingin dipakai bila payudara bengkak dan
nyeri. Pembengkakan payudara bisa berakibat si kecil kesulitan untuk menyusui.
Memilih bra yang tepat adalah salah satu cara Anda peduli dengan payudara. Dalam
kondisi tertentu, payudara Anda bisa membesar dan meregang sehingga dibutuhkan
bra yang tepat sesuai dengan kebutuhkan. Saat Anda salah memilih ukuran dan
bentuk bra yang sesuai dapat berakibat buruk pada kesehatan dan proporsi payudara.
2. Berikan pelembap
Untuk membuat kulit tetap sehat Anda dianjurkan untuk memberikan pelembap pada
bagian tubuh yang sensitif dan lembut. Salah satunya pada payudara. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kulit kering yang dapat merusak keindahan kulit.
Aplikasikan pelembap setiap hari agar Anda lebih percaya diri.
3. Gunakan sunscreen
. Untuk menghindari hal tersebut, berikanlah sunscreen secara rutin untuk membuat
payudara Anda lebih terlindungi. Ahli kulit menganjurkan untuk menggunakan
sunscreen minimal dengan SPF 60 pada area payudara.
2 dari 2 halaman
Pijat payudara
4. Pijat payudara
5. Memeriksakan ke dokter
Meski Anda telah melakukan tindakan antisipasi dengan memijat payudara rutin,
Anda tetap perlu untuk memeriksakan diri ke dokter. Secara rutin setiap tahunnya
kunjungi dokter ahli sehingga kesehatan payudara Anda lebih terkontrol. Terlebih
bagi Anda wanita yang berusia lebih dari 40 tahun ke atas, dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan payudara secara rutin ke dokter.
Apa yang Anda makan sangat berpengaruh pada kesehatan termasuk salah satunya
pada payudara. Makan makanan yang sehat dapat menghindari dari permasalahan
pada payudara. Anda dapat menambahkan makanan seperti peach, salmon, brokoli,
minyak zaitun, kopi, dan kacang-kacangan pada menu diet Anda
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan dapat dibagi dalam afasec : istrahat, perkembangan
kehamilan, sekresi susu (laktasi) dan invasi awal kahamilan, ukuran payudara dan pigmentasi
areola meningkat tuberkel montgomery membesar susu dan puting susu payudara menjadi
tegang. Aliran darah ke payudara menjadi tegak. Aliran darah ke payudara berlipat dua
sehingga pembuluh darah menjadi jelas, kulit mungkin tampak seperti marmer tpalusen.
Struktur buah dada terdiri dari atas kelenjar susu atau jaringan lemak, cairan susu atau
kolostrum yang dihasilakan oleh ibu dalam 24-35 jam pertama setelah melahirkan
mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahana tubuh.
B. Saran
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal,
mencurahkan segala pikiran dan kemapuan yang dimiliki, makalah masih banyak kekurangan
dan kelemahanya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA