Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Payudara adalah kelenjer yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada fungsi dari
payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Payudara memegang peranan penting
dalam kebiasaan seksual manusia. Setiap manusia pada umumnya memiliki payudara, tetapi
antara dan perempuan berbeda dalam fungsi. Payudara yang matang adalah salah satu tanda
pertumbuhan sekunder dari seorang perempuan dan merupakan salah satu organ yang indah
dan menarik. Lebih dari itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya. Maka
organ ini menjadi sumber utama kehidupan, karena air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi
yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi.
Para ahli menyatakan bahwa tidak ada payudara pada makhluk hidup lain yang berjenis
kelamin betina selain pada manusia yang memiliki besar yang bervariasi relatif terhadap
seluruh bagian tubuh, ketika tidak menyusui manusia adalah satu-satunya primata yang
memiliki payudara yang menggelembung setiap saat. Hal ini mengindikasikan bahwa bentuk
luar dari payudara terhubung dengan faktor-faktor lain selain menyusui. Sebuah teori
didasarkan pada sebuah fakta bahwa tidak seperti hampir semua primata, manusia yang
berjenis kelamin perempuan tidak memberikan pandangan fisik yang jelas atas terjadinya
ovulasi. Ini dapat berakibat secara perlahan pada manusia yang berjenis kelamin pria untuk
berevolusi demi merespon tanda-tanda yang lebih jelas terhadap adanya ovolusi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu payudara
2. Bagaimana anatomi payudara
3. Bagaimana fisiologi payudara
4. Bagaimana tahap perkembangan payudara
5. Bagaimana proses laktasi
6. Perawatan payudara
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu payudara
2. Untuk mengetahui anatomi payudara
3. Untuk mengetahui fisiologi payudara
4. Untuk mengetahui tahap perkembangan payudara
5. Untuk mengatasi proses produksi asi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.Pengertian payudara
Kata payudara berasal dari bahasa Sansekerta payau yang artinya air dan dara yang artinya
perempuan. Dalam bahasa Latin, payudara disebut glandhula mammae. Salah satu fungsi
payudara adalah untuk menyusui. (Suryaningsih & Sukaca, 2009).
Kelenjar mamae/ payudara (buah dada) adalah perlengkapan organ reproduksi wanita dan
mengeluarkan air susu. Bentuk buah dada cembung kedepan dengan putting ditengahnya,
yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Payudara terletak dibawah kulit
dan diatas otot dada merupakan perubahan dari kelenjar payudara, kelenjar susu dapat
membentangkan dari sekitar lipatan paha sampai dada.
Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 garam, yang kiri umumnya lebih besar
daripada yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram dan pada
ibu menyusui 800 gram selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan
menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.

2.anatomi payudara
Kelenjar mama atau payudara adalah perlengkapan pada organ reproduksi perempuan yang
mengeluarkan air susu. Payudara terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pektoral antara
sternum dan aksila dan melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai iga keenam atau
iga ketujuh. Berat dan ukuran payudara berlain-lainan, pada masa pubertas membesar, dan
bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan, dan menjadi atrofik pada usia lanjut.
Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya, yang terdiri atas kulit dan
jaringan erektil dan berwarna tua. Puting ini dilingkari daerah yang berwarna cokelat yang
disebut areola. Dekat dasar puting terdapat kelenjar sebaseus, yaitu
kelenjar Montgomery
, yang mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas. Puting berlubang-lubang 15-20
buah, yang merupakan saluran dari kelenjar susu. Payudara terdiri atas bahan kelenjar susu
atau jaringan aleolar, tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan
jaringan lemak. Setiap lobulus terdiri atas sekelompok aleolus yang bermuara ke dalam
duktus laktiferus (saluaran air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya untuk
membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran sekretorik. Ketika saluran-
saluran ini mendekat puting, membesar untuk membentuk wadah penampungan air
susu, yang disebut sinus laktiferus, kemudian saluran itu menyempit lagi dan menembus
puting dan bermuara di atas permukaannya. Sejumlah besar lemak ada di dalam jaringan pada
permukaan payudara, dan juga di antara lobulus. Saluran limfe banyak dijumpai. Saluran
limfe mulai sebagai pleksus halus dalam ruang interlobuler jaringan kelenjar, bergabung dan
membentuk saluran lebih besar, yang berjalan ke arah kelompok pektoral kelenjar aksiler,
yaitu kelenjar mammae bagian dalam dan kelenjar supraklaikuler. Persediaan darah diambil
dari cabang arteria aksilaris, interkostalis, dan mama interna, dan pelayanan persarafan dari
saraf-saraf kutan dada. (Pearce, 2011).
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3. Papilla atau puting, yaaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

1. Korpus
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus
adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa
duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
2. Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat
ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding polos yang bila berkontraksi dapat
memompa ASI keluar.
3. Papilla atau puting
Bagian yang menojol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran air susu

.4Alveoli

Alveoli adalah kantong penghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon prolaktin
mempengaruhi sel alveoli untuk menghasilkan ASI.

5.Duktus laktiferus

Duktus laktiferus merupakan saluran kecil yang yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli
ke sinus laktiferus (dari pabrik ASI ke gudang ASI

6.Sinus laktiferus / ampula

Sinus laktiferus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar
areola yang berfungsi untuk menyimpan ASI.

7.Jaringan lemak dan penyangga

Jaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus yang menentukan besar kecilnya
ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang
sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot
polos, yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan hormon oksitosin
menyebabkan otot tersebut berkontraksi.

3 Fisiologi Payudara
Organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya menyekresi
susu untuk nutrisi bayi yang dimulai pada minggu keenam belas. Sesudah bayi lahir, dari
payudara akan keluar sekret yang berupa cairan bening yang disebut kolostrum yang kaya
protein, dan dikeluarkan selama 2-3 hari pertama; kemudian air susu mengalir lebih lancar
dan menjadi air susu sempurna. Sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu
prolaktin penting dalam merangsang pembentukan air susu. (Pearce, 2011).

4.tahapan perkembanagan payudara


Perkembangan payudara merupakan bagian penting dari kehidupan Kaum Hawa.
Semuanya bisa dimulai pada usia dini sekitar 8 tahun atau akhir 13 tahun
Tahap 1
Usia 8-12 tahun: Puting sedikit menonjol
Setiap orang berbeda. Tapi pada tahapan pertama yang akan terjadi pada gadis kecil adalah
putingnya mulai terlihat sedikit menonjol.
Tahap 2
Usia 13 Tahun: Setahun kemudian, perkembangan payudara Anda mulai terbentuk. Pada
tahapan areola mulai (area gelap di sekitar puting) akan sedikit lebih luas.
Tahap 3
Usia 14: Setahun kemudian, payudara Anda mulai meninggi dan areola Anda lebih luas lagi.
Tahap 4
Usia 15-16 tahun: Payudara Anda mungkin tak akan berubah atau tambah besar. Pada saat ini
payudara Anda mulai berbentuk. Puting Anda akan keluar dan membentuk gundukan.
Fase anak
Anak perempuan dianggap sebagai fase pertama perkembangan payudara dari lahir sampai
pubertas. Payudara pada anak-anak benar-benar datar. Puting susu adalah satu-satunya bagian
yang menonjol keluar dari dada.
Fase payudara mulai menonjol
Kuncup tumbuh di bawah puting payudara dan kadang-kadang bisa terasa seperti benjolan.
Kuncup ini membuat puting lebih menonjol dan membuat dada lebih berbentuk.
Puting susu juga bisa menjadi sedikit sakit. “Penonjolan payudara adalah tanda pertama
pubertas untuk anak perempuan,” jelas penulis dan pendidik seksualitas Debra Haffner,
MPH.
Fase ini dapat dimulai sejak usia 7 hingga akhir usia 14 tahun, tapi ada pula remaja memulai
fase perkembangan payudara saat berusia antara 8,5 hingga 11 tahun. Fase ini biasanya
berlangsung 2-18 bulan.
Fase pertumbuhan payudara
Payudara mulai membengkak dan tumbuh selama Fase Tiga. Lingkaran yang lebih gelap dari
kulit sekitar puting yang disebut disebut areola, semakin besar dan puting mungkin akan lebih
besar juga. Fase ini biasanya membutuhkan waktu 2-24 bulan.
Fase puting mulai ‘membukit’
Puting dan areola menjadi lebih besar pada fase empat. Kathy McCoy, Ph.D. dan Charles
Wibbelsman, MD menjelaskan, selama fase ini puting dan areola dapat terlihat seperti massa
berbeda atau gundukan di atas payudara. Panjang fase keempat berkisar dari sekitar 8-24
bulan.
Fase dewasa
Dewasa adalah fase terakhir untuk perkembangan payudara. Puting dan areola menjadi
reintegrasi menjadi bentuk dasar payudara dan payudara tumbuh ke ukuran dewasa, yang
bervariasi antara wanita.
Dalam kisaran normal, anak perempuan biasanya menyelesaikan fase ini pada usia 16 tahun.
Tetapi beberapa anak perempuan tidak menyelesaikannya sampai usia yang lebih tua.
5.bagaimana proses laktasi
a Pengertian laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diprosuksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI
b. Fisiologis laktasi

skema reflek pada laktasi


Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI Biasanya belum
keluar karea masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga
pasca perasalinan, kadar estrogen dan progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini
terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI
lebih lancer.
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan reflek aliran
timbul karena akibat perangsangan putting susu karena hisapan oleh bayi.
1) Reflek prolaktin
Pada akhir kehamiln hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum,
terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih
tinggi. Pasca oersalinan, yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum
maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu
dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor
mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus
dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya
merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin
akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel
alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan
sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau
ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak
menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibu
menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis,
anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.
2) Reflek let down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang
berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian
dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan
kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masuk melalui duktus lactiferus masuk ke mulut
bayi.Kontraksi.dari.sel.akan.memeras.air.susu.yang.telah.terbuat, keluar.dari.
Air susu ibu dan refleks oksitosin (Love reflex, Let Down Reflex)

Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. Hormon tersebut
dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin akan
dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kontraksi otot di
sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya
ASI di dalam gudang ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi dan atau ibunya.
Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di
payudara akan mengalir untuk dihisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan
menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka
bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. Payudara seolah-olah telah berhenti
memproduksi ASI, padahal payudara tetap menghasilkan ASI namun tidak mengalir keluar.
Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi setelah melahirkan.
Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan nyeri.

Keadaan yang dapat meningkatkan hormon oksitosin


Beberapa keadaan yang dianggap dapat mempengaruhi (meningkatkan) produksi hormon
oksitosin :

 Perasaan dan curahan kasih sayang terhadap bayinya.


 Celotehan atau tangisan bayi
 Dukungan ayah dalam pengasuhan bayi, seperti menggendong bayi ke ibu saat akan
disusui atau disendawakan, mengganti popok dan memandikan bayi, bermain,
mendendangkan bayi dan membantu pekerjaan rumah tangga
 Pijat bayi

Beberapa keadaan yang dapat mengurangi produksi hormon oksitosin

 Rasa cemas, sedih, marah, kesal, atau bingung


 Rasa cemas terhadap perubahan bentuk pada payudara dan bentuk tubuhnya,
meniggalkan bayi karena harus bekerja dan ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi.
 Rasa sakit terutama saat menyusui
Keberhasilan menyusui

Untuk memaksimalkan manfaat menyusui, bayi sebaiknya disusui selama 6 bulan


pertama. Beberapa langkah yang dapat menuntun ibu agar sukses menyusui secara
eksklusif selama 6 bulan pertama, antara lain :

1. Biarkan bayi menyusu sesegera mungkin setelah bayi lahir terutama dalam 1 jam
pertama (inisiasi dini), karena bayi baru lahir sangat aktif dan tanggap dalam 1 jam
pertama dan setelah itu akan mengantuk dan tertidur. Bayi mempunyai refleks
menghisap (sucking reflex) sangat kuat pada saat itu. Jika ibu melahirkan dengan
operasi kaisar juga dapat melakukan hal ini (bila kondisi ibu sadar, atau bila ibu telah
bebas dari efek anestesi umum). Proses menyusui dimulai segera setelah lahir dengan
membiarkan bayi diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit kulit. Bayi akan
mulai merangkak untuk mencari puting ibu dan menghisapnya. Kontak kulit dengan
kulit ini akan merangsang aliran ASI, membantu ikatan batin (bonding) ibu dan bayi
serta perkembangan bayi.
2. Yakinkan bahwa hanya ASI makanan pertama dan satu-satunya bagi bayi anda. Tidak
ada makanan atau cairan lain (seperti gula, air, susu formula) yang diberikan, karena
akan menghambat keberhasilan proses menyusui. Makanan atau cairan lain akan
mengganggu produksi dan suplai ASI, menciptakan bingung puting, serta
meningkatkan risiko infeksi
3. Susui bayi sesuai kebutuhannya sampai puas. Bila bayi puas, maka ia akan
melepaskan puting dengan sendirinya.

Keterampilan menyusui

Agar proses menyusui dapat berjalan lancar, maka seorang ibu harus mempunyai
keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke bayi secara efektif.
Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada
payudara yang tepat.
Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi
yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. Posisi dasar menyusui
terdiri dari posisi badan ibu, posisi badan bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu
(perlekatan/ attachment). Posisi badan ibu saat menyusui dapat posisi duduk, posisi tidur
terlentang, atau posisi tidur miring.

Saat menyusui, bayi harus disanggah sehingga kepala lurus menghadap payudara dengan
hidung menghadap ke puting dan badan bayi menempel dengan badan ibu (sanggahan bukan
hanya pada bahu dan leher). Sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut
bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan
punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke
mulut bayi dengan cara menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak
mungkin ke mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding
aerola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan
puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi.

Posisi tubuh yang baik dapat dilihat sebagai berikut:

 Posisi muka bayi menghadap ke payudara (chin to breast)


 Perut/dada bayi menempel pada perut/dada ibu (chest to chest)
 Seluruh badan bayi menghadap ke badan ibu hingga telinga bayi membentuk garis
lurus dengan lengan bayi dan leher bayi
 Seluruh punggung bayi tersanggah dengan baik
 Ada kontak mata antara ibu dengan bayi
 Pegang belakang bahu jangan kepala bayi
 Kepala terletak dilengan bukan didaerah siku

Posisi menyusui yang tidak benar dapat dilihat sebagai berikut :

 Leher bayi terputar dan cenderung kedepan


 Badan bayi menjauh badan ibu
 Badan bayi tidak menghadap ke badan ibu
 Hanya leher dan kepala tersanggah
 Tidak ada kontak mata antara ibu dan bayi
 C-hold tetap dipertahankan
Bagaimana sebaiknya bayi menghisap pada payudara ?

Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak
payudara kedalam mulutnya agar lidahnya dapat memeras sinus laktiferus. Bayi harus
menarik keluar atau memeras jaringan payudara sehingga membentuk puting buatan/ DOT
yang bentuknya lebih panjang dari puting susu. Puting susu sendiri hanya membentuk
sepertiga dari puting buatan/ DOT. Hal ini dapat kita lihat saat bayi selesai menyusui. Dengan
cara inilah bayi mengeluarkan ASI dari payudara. Hisapan efektif tercapai bila bayi
menghisap dengan hisapan dalam dan lambat. Bayi terlihat menghentikan sejenak hisapannya
dan kita dapat mendengar suara ASI yang ditelan.

Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik

 Dagu menyentuh payudara


 Mulut terbuka lebar
 Bibir bawah terputar keluar
 Lebih banyak areola bagian atas yang terlihat dibanding bagian bawah
 Tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susu

Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada puting susu
dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi
merasa tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat
sedikit dan berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering.

Tanda perlekatan ibu dan bayi yang tidak baik :

 Dagu tidak menempel pada payudara


 Mulut bayi tidak terbuka lebar- Bibir mencucu/ monyong
 Bibir bawah terlipat kedalam sehingga menghalangi pengeluaran ASI oleh lidah
 Lebih banyak areola bagian bawah yang terlihat
 Terasa sakit pada puting
Perlekatan yang benar adalah kunci keberhasilan menyusui

 Bayi datang dari arah bawah payudara


 Hidung bayi berhadapan dengan puting susu
 Dagu bayi merupakan bagian pertama yang melekat pada payudara (titik pertemuan)
 Puting diarahkan ke atas ke langit-langit bayi
 Telusuri langit-langit bayi dengan putting sampai didaerah yang tidak ada tulangnya,
diantara uvula (tekak) dengan pangkal lidah yang lembut
 Putting susu hanya 1/3 atau ¼ dari bagian dot panjang yang terbentuk dari jaringan
payudara

Cara bayi mengeluarkan ASI

1. Bayi tidak mengeluarkan ASI dari payudara seperti mengisap minuman melalui
sedotan
2. Bayi mengisap untuk membentuk dot dari jaringan payudara
3. Bayi mengeluarkan ASI dengan gerakan peristaltik lidah menekan gudang ASI ke
langit-langit sehingga ASI terperah keluar gudang masuk kedalam mulut
4. Gerakan gelombang lidah bayi dari depan ke belakang dan menekan dot buatan ke
atas langit-langit
5. Perahan efektif akan terjadi bila bayi melekat dengan benar sehingga bayi mudah
memeras ASI

Berapa lama sebaiknya bayi menyusu ?

Lamanya menyusu berbeda-beda tiap periode menyusu. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15
menit, walaupun terkadang lebih. Bayi dapat mengukur sendiri kebutuhannya. Bila proses
menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5
menit) mungkin ada masalah. Pada hari-hari pertama atau pada bayi berat lahir rendah
(kurang dari 2500 gram), proses menyusu terkadang sangat lama dan hal ini merupakan hal
yang wajar. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai baru kemudian bila
bayi masih menginginkan dapat diberikan pada payudara yang satu lagi sehingga kedua
payudara mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI.
Berapa sering bayi menyusu dalam sehari ?

Susui bayi sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya lebih dari 8 kali dalam
24 jam. Awalnya bayi menyusu sangat sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi menyusu
akan berkurang. Bayi sebaiknya disusui sesering dan selama bayi menginginkannya bahkan
pada malam hari. Menyusui pada malam hari membantu mempertahankan suplai ASI karena
hormon prolaktin dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi yang puas menyusu akan
melepaskan payudara ibu dengan sendirinya, ibu tidak perlu menyetopnya.

Bagaimana menilai kecukupan ASI?

1. Asi akan cukup bila posisi dan perlekatan benar


2. Bila buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urine yang tidak pekat dan
bau tidak menyengat
3. Berat badan naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan telah melebihi berat lahir
pada usia 2 minggu
4. Bayi akan relaks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri dari payudara ibu

Masalah dalam laktasi


PAYUDARA BENGKAK
Sekitar hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan, payudara sering terasa lebih penuh,
tegang, serta nyeri. Keadaan seperti itu disebut engorgement (payudara bengkak), yang
disebabkan oleh adanya statis di vena dan pembuluh darah bening. Ini merupakan tanda
bahwa ASI mulai banyak disekresi. Jika dalam keadaan tersebut ibu menghindari menyusui
karena alasan nyeri, lalu memberi prelacteal feeding (makanan tambahan) pada bayi, keadaan
tersebut justru berlanjut. Payudara akan bertambah bengkak atau penuh, karena sekresi ASI
terus berlangsung, sementara bayi tidak disusukan, sehingga tidak terjadi perangsangan pada
puting susu yang mengakibatkan refleks oksitosin tidak terjadi dan ASI tidak dikeluarkan.
Jika hal ini terus berlangsung, ASI yang disekresi menumpuk pada payudara dan
menyebabkan areola (bagian berwarna hitam yang melingkari puting) lebih menonjol, puting
menjadi lebih datar dan sukar dihisap oleh bayi ketika disusukan. Bila keadaan sudah sampai
seperti ini, kulit pada payudara akan nampak lebih merah mengkilat, terasa nyeri dan ibu
merasa demam seperti influenza.
Untuk mencegah terjadinya payudara bengkak, beberapa cara yang dianjurkan antara lain
sebagai berikut:
• Susukan bayi segera setelah lahir, apabila keadaan memungkinkan.
• Susukan bayi tanpa dijadwal (on demand atau sesuka bayi).
• Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi.
• Lakukan perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.
• Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga puting
lebih mudah ditangkap/diisap oleh bayi.
• Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit pada payudara.
• Berikan kompres hangat sebelum menyusui untuk memudahkan bayi mengisap
(menangkap) puting susu.
• Lakukan pengurutan (massage) payudara yang dimulai dari puting ke arah payudara, untuk
mengurangi peningkatan peredaran darah dan terjadinya statis di pembuluh darah dan
pembuluh getah bening dalam payudara

KELAINAN PUTING SUSU


Kebanyakan ibu tidak memiliki kelainan anatomis payudara. Meskipun demikian, kadang-
kadang dijumpai juga kelainan anatomis yang menghambat kemudahan bayi untuk menyusui.
Misalnya, puting susu datar atau puting susu terpendam (tertarik ke dalam). Disamping
kelainan anatomis, kadang dijumpai pula kelainan puting yang disebabkan oleh suatu proses,
misalnya tumor.
Puting susu datar yaitu, apabila areola dijepit antara jari telunjuk dan ibu jari di belakang
puting, puting yang normal akan menonjol keluar, bila tidak, berarti puting datar. Ketika
menyusui puting menjadi lebih tegang dan menonjol karena otot polos puting berkontraksi.
Meskipun demikian, pada keadaan puting datar akan tetap sulit ditangkap/diisap oleh mulut
bayi.
Puting susu terpendam (tertarik ke dalam) yaitu, jika sebagian atau seluruh puting susu
tampak terpendam atau masuk ke dalam areola, atau tertarik ke dalam. Hal ini karena ada
sesuatu di bawahnya yang menarik puting ke dalam, misalnya tumor atau penyempitan
saluran susu. Kelainan puting tersebut seharusnya sudah dapat diketahui sejak hamil atau
sebelumnya, sehingga dapat diperbaiki dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di
daerah payudara, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah berlawanan. Perlu
diketahui, tidak semua kelainan tersebut dapat dikoreksi dengan cara tersebut. Untuk itu, ibu
menyusui dianjurkan untuk mengeluarkan ASI-nya dengan manual (tangan) atau pompa,
kemudian diberikan pada bayi dengan sendok/pipet/gelas.

PUTING SUSU NYERI DAN PUTING SUSU LECET


Puting susu nyeri pada ibu menyusui, biasanya terjadi karena beberapa sebab sebagai berikut.
• Posisi bayi saat menyusu yang salah. Yaitu puting susu tidak masuk ke dalam mulut bayi
sampai pada areola, sehingga bayi hanya mengisap pada puting susu saja. Hisapan atau
tekanan terus-menerus hanya pada tempat tertentu akan menimbulkan rasa nyeri waktu
diisap, meskipun kulitnya masih utuh.
• Pemakaian sabun, lotion, cream, alkohol dan lain-lain yang dapat mengiritasi puting susu.
• Tali lidah (frenulum linguae) bayi pendek, sehingga menyebabkan bayi sulit mengisap
sampai areola dan isapan hanya pada putingnya saja.
• Kurang hati-hati ketika menghentikan menyusu (mengisap).
Puting susu nyeri, biasanya dapat disembuhkan setelah memperhatikan tehnik menyusui yang
benar, khususnya letak puting dalam mulut bayi. Yaitu bibir bayi menutup areola, sehingga
tidak nampak dari luar, puting di atas lidah bayi, areola di antara gusi atas dan bawah.
Untuk menghindari puting susu nyeri atau lecet, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
• Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, lotion, cream, dan obat-obat yang
dapat mengiritasi.
• Sebaiknya selesai menyusukan untuk melepaskan hisapan bayi, tekanlah dagu bayi atau pijit
hidungnya, atau masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke mulut bayi.
• Ibu dianjurkan tetap menyusui bayinya mulai dari puting yang tidak sakit serta menghindari
tekanan lokal pada puting dengan cara merubah-rubah posisi menyusui. Untuk puting yang
sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui.
Apabila dengan tindakan tersebut di atas puting tetap nyeri, sebaiknya dicari sebab-sebab
lain, misalnya moniliasis. Puting susu lecet/luka akan memudahkan terjadinya infeksi pada
payudara (mastitis).

SALURAN SUSU TERSUMBAT


Saluran susu tersumbat (obstructive duct), adalah suatu keadaan terjadinya sumbatan pada
satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh tekanan jari waktu menyusui, atau
pemakaian BH yang terlalu ketat. Hal ini juga dapat terjadi karena komplikasi payudara
bengkak yang berlanjut, yang mengakibatkan kumpulan ASI dalam saluran susu tidak segera
dikeluarkan sehingga merupakan sumbatan. Sumbatan ini, pada wanita yang kurus dapat
terlihat dengan jelas sebagai benjolan yang lunak pada perabaannya.
Untuk mengatasi terjadinya saluran susu tersumbat (obstructive duct), ada beberapa hal yang
dianjurkan.
• Sebaiknya ibu melakukan perawatan payudara setelah melahirkan dengan teratur, agar tidak
terjadi stasis dalam payudara yang mengakibatkan terjadinya radang payudara (mastitis).
• Gunakan BH dengan desain menopang (menyangga), bukan menekan payudara.
• Keluarkan ASI setiap kali selesai menyusui bila payudara masih terasa penuh.
Sumbatan saluran susu ini harus segera diatasi, karena dapat berlanjut menjadi radang
payudara. Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara, dapat diberikan
kompres hangat dan dingin. Yaitu kompres hangat sebelum menyusui dengan tujuan
mempermudah bayi mengisap puting susu, dan kompres dingin setelah menyusui untuk
mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara.

RADANG PAYUDARA
Radang payudara (mastitis) adalah infeksi yang menimbulkan reaksi sistemik (seperti
demam) pada ibu. Hal ini biasanya terjadi pada 1-3 pekan setelah melahirkan dan sebagai
komplikasi saluran susu tersumbat. Keadaan ini, biasanya diawali dengan puting susu
lecet/luka. Gejala-gejala yang bisa diamati pada radang payudara, antara lain kulit nampak
lebih merah, payudara lebih keras serta nyeri, dan berbenjol-benjol.
Untuk mengatasi hal tersebut, ibu dianjurkan agar tetap menyusui bayinya, supaya tidak
terjadi stasis dalam payudara yang cepat menyebabkan terjadinya abses. Ibu perlu
mendapatkan pengobatan (antibiotika, antipiretik/penurun panas, dan analgesik/pengurang
nyeri), serta banyak minum dan istirahat untuk mengurangi reaksi sistemik (demam).
Bilamana mungkin, ibu dianjurkan melakukan senam laktasi (senam menyusui). Yaitu
menggerakkan lengan secara berputar, sehingga persendian bahu ikut bergerak ke arah yang
sama. Gerakan demikian ini akan membantu memperlancar peredaran darah dan limfe di
daerah payudara, sehingga statis dapat dihindari. Yang berarti dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya abses payudara.
ABSES PAYUDARA
Kelanjutan/komplikasi dari radang payudara akan menjadi abses. Hal ini disebabkan oleh
meluasnya peradangan dalam payudara tersebut, dan menyebabkan ibu tampak lebih parah
sakitnya, payudara lebih merah mengkilap, benjolan tidak sekeras seperti pada radang
payudara (mastitis), tetapi tampak lebih penuh/bengkak berisi cairan. Bila payudara seperti
ini, maka perlu segera diperiksakan ke dokter ahli supaya mendapat tindakan medis yang
cepat dan tepat. Mungkin perlu dilakukan tindakan insisi untuk drainase, pemberian
antibiotik dosis tinggi dan anlagesik.
Ibu dianjurkan banyak minum dan istirahat. Bayi dihentikan untuk menyusui sementara
waktu pada payudara sakit, dan setelah sembuh dapat disusukan kembali. Jadi, bayi tetap bisa
menyusui pada payudara yang sehat tanpa dijadwal (sesuka bayi).
AIR SUSU IBU KURANG
Banyak di kalangan para ibu yang mengira, bahwa mereka tidak mempunyai cukup banyak
ASI untuk bayinya, sehingga keinginan untuk menambah susu formula atau makanan
tambahan sangat besar. Dugaan makin kuat apabila bayi sering menangis, ingin selalu
menyusu pada ibunya dan terasa kosong/lembek meskipun produksi ASI cukup lancar.
Menilai kecukupan ASI, sebenarnya bukan dari hal tersebut, tetapi terutama dari berat badan
bayi. Apabila ibu mempunyai status gizi yang baik, cara menyusui benar, secara psikologis
percaya diri akan kemauan dan kemampuan untuk bisa menyusui bayinya serta tidak ada
kelainan pada payudaranya, maka akan terjadi kenaikan berat badan pada 4-6 bulan pertama
usia bayi. Untuk mengetahui tingkat kenaikan berat ini, dapat dilihat, misalnya dari KMS
(Kartu Menuju Sehat) yang diisi setiap kali penimbangan di Posyandu. Apabila tidak terjadi
kenaikan berat badan bayi sesuai dengan usianya, biasanya hal ini disebabkan oleh jumlah
ASI yang tidak mencukupi, sehingga diperlukan tambahan sumber gizi yang lain.
BAYI BINGUNG PUTING
Istilah bingung puting dipakai untuk menggambarkan keadaan bayi yang mengalami nipple
confusion, karena diberi susu formula dalam botol bergantian dengan menyusu pada ibu.
Mekanisme menyusu dan minum dari botol sangat berlainan. Untuk menyusui bayi
memerlukan usaha yang “lebih” dari minum susu dari botol.
Saat menyusu pada ibu, bayi mempergunakan otot-otot pipi, gusi, palatum durum (langit-
langit) dan lidah untuk menarik dan mengurut puting serta areolanya untuk membentuk suatu
“dot”, kemudian ditekan oleh gusi atas dan bawah, sehingga sinus laktiferus tertekan dan
keluarlah ASI. Selanjutnya, dengan gerakan yang teratur ASI diisap dan ditelan. Tidak
demikian ketika bayi mendapat minuman dari botol, sebab dot mempunyai lubang, sehingga
tanpa berusaha keras bayi dapat menelan susu karena susu dapat terus keluar tanpa diisap.
Oleh sebab itu, kenapa bayi yang terbiasa minum dari botol (dot) akan sulit dan enggan
menyusu dari ibunya. Ibu yang menggunakan botol dan dot, biasanya beralasan produksi
ASI-nya kurang, atau ibu sakit, misalnya payudaranya bengkak, puting susu nyeri atau lecet
dan sebagainya.
Tanda-tanda bayi bingung putting, di antaranya, bayi mengisap puting seperti mengisap dot,
waktu menyusu, bayi mengisapnya terputus-putus atau tersendat-sendat, atau bayi menolak
menyusu ibu.
Untuk mengatasi hal-hal yang bisa mencegah terjadinya bingung putting, perlu dilakukan
langkah-langkah: ibu harus mengusahakan agar bayi hanya menyusu pada ibu saja, ibu harus
menerapkan cara menyusui yang benar, ibu sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (sesuka
bayi), ibu perlu lebih sabar dan lebih telaten ketika menyusui bayi, sebaiknya ibu
melaksanakan perawatan payudara setelah melahirkan secara sistemik dan teratur

BAYI ENGGAN MENYUSU


Bayi enggan menyusu perlu mendapat perhatian secara khusus terutama terhadap bayi
dengan gumoh, diare, mengantuk, kuning, dan kejang-kejang. Bayi dengan gejala tersebut
perlu dibawa ke dokter ahli untuk mendapatkan tindakan medis.
Selain itu, masih ada penyebab lain bayi enggan menyusu antara lain :
• Hidung tertutup lendir atau ingus karena pilek sehingga sulit mengisap/bernafas.
• Bayi dengan sariawan/moniliasis, nyeri untuk mengisap.
• Terlambat dimulainya menyusu waktu di Rumah Sakit karena tidak dirawat gabung antara
ibu dan anak.
• Bayi ditinggal lama karena ibu sakit atau bekerja.
• Bayi juga mendapat susu dari botol selain dari menyusu ibunya.
• Bayi dengan prelacteal feeding atau mendapatkan makanan tambahan terlalu dini.
• Tehnik menyusui ibu yang salah.
• ASI kurang lancar atau terlalu deras (memancar).
• Bayi dengan frenulum linguae (tali lidah) pendek / short tongue tie.
Penanggulangan Bayi Enggan Menyusu Sebagai Berikut.
• Apabila bayi pilek, ibu diajarkan cara membersihkan lubang hidung.
• Berikan pengobatan bila mulut bayi sakit sariawan/moniliasis.
• Berikan lebih banyak kesempatan kepada ibu untuk merawat bayinya sendiri agar lebih
mengenal sifat/cirinya.
• Ibu perlu tahu tehnik menyusu yang benar.
• Sebaiknya ibu tidak memberi prelacteal feeding (makanan tambahan) yang terlalu dini pada
bayi.
• Apabila ASI keluar terlalu deras/memancar, keluarkan ASI sedikit sebelum menyusu baru
kemudian bayi disusukan dengan posisi agak tegak/berdiri.
• Bila ASI kurang lancar, sebaiknya menyusui lebih lama dan lebih sering (sesuka bayi) serta
pada waktu menyusui posisi kepala bayi lebih didekatkan pada payudara, tangan ibu
menahan kepala bayi agar tetap pada posisinya. Dengan begitu, ASI bisa keluar lebih
sempurna.
• Tindakan operatif pada frenulum linguae yang pendek

BAYI SERING MENANGIS


Menangis merupakan cara bayi berkomunikasi, sehingga bila bayi sering menangis pasti ada
penyebabnya. Kita perlu mencari penyebabnya agar dapat diambil tindakan tepat.
Penyebabnya, bisa karena bayi lapar, takut, kesepian, bosan, popok basah/kotor, atau karena
sakit.
Delapan puluh persen dari penyebab tersebut di atas, dapat ditanggulangi dengan
menyusukan bayi dengan tehnik yang benar. Di samping itu, tentu saja dengan mengatasi
sebab-sebabnya, seperti mengganti popok yang basah, membelai bayi supaya tenang, dan
membawanya ke dokter jika memerlukan penanganan karena sakitnya.

6.Perawatan payudara
Perawatan Payudara Saat Hamil
Pada kehamilan trimester pertama, payudara akan mulai membengkak dan menjadi lebih
padat. Sementara untuk trimester selanjutnya, payudara akan terasa membesar dan berat.
Agar kamu bisa merasa nyaman, kamu bisa mengikuti tips perawatan payudara saat hamil ini.

 Cara merawat payudara yang perlu diperhatikan yakni hindari mencuci area sekitar
puting menggunakan sabun, karena hal ini bisa membuat kulit di area tersebut kering.
Kamu hanya perlu membersihkannya dengan air hangat.
 Hindari mandi dengan air panas, bila payudaramu gatal. Untuk mengatasinya kamu
bisa mengoleskan pelembap pada payudara yang gatal setelah mandi saat kulit masih
terasa lembap.
 Saat hamil juga sebaiknya kamu menggunakan bra berbahan katun dan yang memiliki
kemampuan menyokong punggung dan sisi samping badan secara optimal pada siang
hari. Sementara pada malam hari, sebaiknya gunakan bra khusus tidur yang ringan
dan lembut agar tidur terasa nyaman.

Perawatan Payudara Saat Menyusui


Merawat payudara selama periode menyusui bermanfaat untuk mencegah dan mengelola
risiko kemungkinan adanya masalah payudara. Tentunya bila payudara dirawat dengan baik,
momen menyusui menjadi lebih menyenangkan bagi ibu maupun si buah hati. Berikut adalah
beberapa langkah merawat payudara yang bisa dilakukan.

 Salah satu cara untuk memperlancar saluran susu adalah dengan memijat payudara
secara lembut bila ada benjolan akibat saluran susu yang tersumbat. Karena bila tidak
dipijat, benjolan tersebut bisa menimbulkan rasa sakit pada ibu. Selain itu, jangan
pula memakai bra yang terlalu ketat, bra berkawat, atau baju atasan yang ketat.
 Harap waspadai jika payudara kamu berwarna kemerahan, perih, gatal, bengkak,
bahkan hingga puting bernanah yang disertai dengan ibu sering merasa lemah, dan
mengidap flu. Karena gejala-gejala tersebut mengindikasikan kamu mengidap
penyakit mastitis yang merupakan infeksi payudara akibat adanya saluran susu yang
tersumbat. Bila sudah begitu, sebaiknya tanyakan kondisi diri ke dokter untuk
diberikan penanganan yang tepat.
 Bila payudara membengkak karena terlalu penuh akibat melewati jadwal menyusui,
payudara bisa dikompres dingin. Kompres dingin dipakai bila payudara bengkak dan
nyeri. Pembengkakan payudara bisa berakibat si kecil kesulitan untuk menyusui.

Perawatan payudara sehari-hari


1. Gunakan bra yang tepat

 Memilih bra yang tepat adalah salah satu cara Anda peduli dengan payudara. Dalam
kondisi tertentu, payudara Anda bisa membesar dan meregang sehingga dibutuhkan
bra yang tepat sesuai dengan kebutuhkan. Saat Anda salah memilih ukuran dan
bentuk bra yang sesuai dapat berakibat buruk pada kesehatan dan proporsi payudara.

2. Berikan pelembap

 Untuk membuat kulit tetap sehat Anda dianjurkan untuk memberikan pelembap pada
bagian tubuh yang sensitif dan lembut. Salah satunya pada payudara. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kulit kering yang dapat merusak keindahan kulit.
Aplikasikan pelembap setiap hari agar Anda lebih percaya diri.

3. Gunakan sunscreen
 . Untuk menghindari hal tersebut, berikanlah sunscreen secara rutin untuk membuat
payudara Anda lebih terlindungi. Ahli kulit menganjurkan untuk menggunakan
sunscreen minimal dengan SPF 60 pada area payudara.
 2 dari 2 halaman

Pijat payudara
4. Pijat payudara

 Memijat payudara dapat menjaga kesehatan payudara dan mengantisipasi tanda-tanda


penyakit berbahaya lebih dini. Anda dapat melakukan pemijatan pada payudara setiap
hati saat mandi. Selain itu juga dapat dilakukan saat mengaplikasikan pelembap pada
payudara.

5. Memeriksakan ke dokter

 Meski Anda telah melakukan tindakan antisipasi dengan memijat payudara rutin,
Anda tetap perlu untuk memeriksakan diri ke dokter. Secara rutin setiap tahunnya
kunjungi dokter ahli sehingga kesehatan payudara Anda lebih terkontrol. Terlebih
bagi Anda wanita yang berusia lebih dari 40 tahun ke atas, dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan payudara secara rutin ke dokter.

6. Makan makanan sehat

 Apa yang Anda makan sangat berpengaruh pada kesehatan termasuk salah satunya
pada payudara. Makan makanan yang sehat dapat menghindari dari permasalahan
pada payudara. Anda dapat menambahkan makanan seperti peach, salmon, brokoli,
minyak zaitun, kopi, dan kacang-kacangan pada menu diet Anda
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan dapat dibagi dalam afasec : istrahat, perkembangan
kehamilan, sekresi susu (laktasi) dan invasi awal kahamilan, ukuran payudara dan pigmentasi
areola meningkat tuberkel montgomery membesar susu dan puting susu payudara menjadi
tegang. Aliran darah ke payudara menjadi tegak. Aliran darah ke payudara berlipat dua
sehingga pembuluh darah menjadi jelas, kulit mungkin tampak seperti marmer tpalusen.
Struktur buah dada terdiri dari atas kelenjar susu atau jaringan lemak, cairan susu atau
kolostrum yang dihasilakan oleh ibu dalam 24-35 jam pertama setelah melahirkan
mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahana tubuh.

B. Saran
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal,
mencurahkan segala pikiran dan kemapuan yang dimiliki, makalah masih banyak kekurangan
dan kelemahanya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sekecil apapun akan kami perhatikan untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Peggy M.2001. Women’s health During the childbearing year. USA:Mosby.


Jarwanto, widodo. 28 Agustus 2012. “Relaktasi,Cara memberi ASI yang Sempat terhenti “. 6
februari 2016.
La Leche League International. 27 oktober 2003. “ Manual Ekspression of breast milk
marmet technique”.
Kiki Anggrita. 2009. Hubungan karakteristik terhadap pemberian ASI.Medan
Ikatan Dokter Indonesia (IDAI). 2009. Pemberian ASI Eksklusif. Diakes pada tanggal 12
februari 2011

Anda mungkin juga menyukai