Anda di halaman 1dari 5

The 10th University Research Colloqium 2019

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Analisis Asuhan Keperawatan pada Pasien Congestive Heart


Failure dengan Penurunan Curah Jantung
Barkah Waladani1*, Pinky Anetdita Kusrifka Putri2, Rusmanto3
12
Program Studi Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
3
Praktisi Intensive Care Unit RSUD Prof Dr Margono Soekardjo Purwokerto
*Email: barkah.waladani@gmail.com

Abstrak
Keywords: Penyakit Congestive Heart Failure merupakan masalah utama bagi
Congestive Heart masyarakat menurut WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2012
Failure; Penurunan terdapat 17.5 juta atau sekitar 48% dari total kematian disebabkan
Curah Jantung; Slow oleh gagal jantung. Salah satu cara menurunkan hipertensi dengan
Deep Breathing
cara non farmakologi. Ini dilakukan dengan slow deep breathing.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien dengan penurunan curah
jantung pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) di ICCU
Rumah Sakit Prof. Dr. Soekarjo Purwokerto. Pada studi kasus ini
menggunakan metode pengkajian menggunakan format asuhan
keperawatan, instrument yang digunakan adalah bedside monitor,
stestoskop merk ABN, lembar observasi Slow Deep Breathing,
dilakukan pada 3 pasien selama 3 hari. Setelah dilakukan pengkajian
shingga pemberian tindakan slow deep breathing, diketahui bahwa
pasien pertama Tn. S status pernafasan dari 26 x/menit menjadi 21
x/mmenit. Pasien kedua Tn. F status pernafasan dari 35 x/menit
menjadi 18 x/menit. Pasien ketiga Ny. T status pernafasan dari 37
x/menit menjadi 24 x/menit. Tindakan slow deep breathing lebih
diaplikasikan terhadap pasien CHF, untuk peneliti selanjutnya
diharapkan untuk diaplikasikan terhadap pasien selain CHF.

1. PENDAHULUAN mempertahankan peredaran darah dalam


Gagal jantung adalah suatu keadaan memenuhi kebutuhan metabolisme
ketika jantung tidak mampu jaringan. Mekanisme kompensasi yang
mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi terjadi pada gagal jantung ialah dilatasi
kebutuhan tubuh, meskipun tekanan ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan
pengisian darah pada vena normal namun rangsang simpatis berupa takikardia,
gagal jantung menjadi penyakit yang terus vasiokonstriksi perifer, peninggian kadar
meningkat [1]. Gagal jantung terjadi katekolamin plasma, retensi garam, cairan
karena jantung tidak mampu memompa badan, dan peningkatan ekstraksi oksigen
darah yang cukup untuk memenuhi oleh jaringan. Apabila jantung bagian
kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. kanan dan kiri bersama-sama dalam
Gagal jantung menjadi lingkaran yang keadaan gagal akibat gangguan aliran
tidak berkesudahan, semakin terisi darah dan adanya bendungan, maka akan
berlebihan pada ventrikel, semakin sedikit tampak tanda dan gejala gagal jantung
darah yang dapat dipompa keluar sehingga pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru.
akumulasi darah dan peregangan serabut Keadaan ini disebut gagal jantung
otot bertambah [2]. Mekanisme kongestif. Gejala yang muncul adalah
kompensasi jantung yang pada kegagalan nyeri, sesak nafas, dan intoleransi [3].
jantung adalah upaya tubuh

878
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Gagal jantung diperkirakan akan Menurut Muttaqin, pada pasien gagal


menjadi penyebab utama kematian secara jantung kongestif sering kesulitan
menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mempertahankan oksigenasi sehingga
mendatang, meliputi Amerika, Eropa, dan mereka cenderung sesak nafas.
sebagian besar Asia. Hal tersebut menjadi Salah satu intervensi yang dapat
dasar angka prevalensi penyakit dilakukan pada pasien sesak nafas yaitu
kardiovaskuler secara cepat di negara- Slow Deep Breathing. Slow Deep
negara berkembang dan Negara Eropa Breathing merupakan tindakan yang
Timur. Selain itu, gagal jantung disadari untuk mengatur pernapasan secara
merupakan penyakit yang paling sering dalam dan lambat. Slow Deep Breathing
memerlukan perawatan ulang di Rumah lebih fokus mengajarkan cara bernapas
Sakit (Redmission) meskipun pengetahuan yang benar sehingga dapat menurunkan
rawat jalan telah diberikan secara optimal gejala pada sesak nafas dan dapat
[4]. terkontrol. Selain itu slow deep breathing
Berdasarkan diagnosis dokter, dapat dilakukan secara mandiri oleh
estimasi jumlah penderita penyakit gagal penderita sesak nafas sehingga dapat
jantung di Indonesia tahun 2013 sebesar diimplementasikan sebagai salah satu
0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 terapi komplementer yang bertujuan untuk
orang, sedangkan berdasarkan diagnosis mengontrol sesak nafas khususnya pada
dokter atau gejala sebesar 0,3% atau penderita CHF [8].
diperkirakan sekitar 530.068 orang.
Estimasi jumlah penderita penyakit gagal 2. METODE
jantung Provinsi Maluku Utara memiliki Penelitian studi kasus ini
jumlah penderita yaitu sebanyak 144 orang menggunakan desain penelitian deskriptif.
(0,02%). Jumlah penderita gagal jantung di Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dilakukan terhadap sekumpulan objek
yaitu sebanyak 945 orang (0,1%), di yang biasanya bertujuan untuk melihat
Provinsi Jawa Timur sebanyak 54.826 gambaran fenomena (termasuk kesehatan)
orang (0,19%), berdasarkan diagnosis atau yang terjadi di dalam suatu populasi
gejala, estimasi jumlah penderita penyakit tertentu [9]. Dalam penelitian studi kasus
gagal jantung di Provinsi Jawa Barat ini meneliti tentang asuhan keperawatan
sebanyak 96.487 orang (0,3%), sedangkan dengan masalah penurunan curah jantung
Provinsi Jawa Tengah memiliki 72.268 di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
orang (0,3%) [5]. Angka kejadian gagal Purwokerto
jantung dalam tiga bulan terakhir diruang
ICCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Purwokerto yaitu sebanyak 15.3%. Hasil analisis pengelolaan kasus CHF
Masalah keperawatan yang muncul dengan diagnosa keperawatan penurunan
pada pasien dengan gagal jantung adalah curah jantung berhubungan dengan
aktual/resiko tinggi penurunan curah perubahan preload selama 3 hari kelolaan
jantung, nyeri dada, aktual/resiko tinggi pada setiap kasus penulis melakukan
gangguan pertukaran gas, aktual/resiko tindakan keperawatan yaitu Slow Deep
tinggi ketidakefektifan pola nafas, aktual/ Breathing untuk mengurangi sesak nafas.
resiko tinggi penurunan tingkat kesadaran, Pasien pertama Tn. S status
aktual/resiko tinggi kelebihan kelebihan pernafasan hari pertama 26 x/menit, hari
volume cairan, intoleransi aktifitas [6]. kedua 24 x/menit, hari ketiga 21 x/menit
Pada pasien gagal jantung dengan setiap hari mengalami perubahan dalam
penurunan curah jantung terjadi karena status pernafasan setelah di lakukan
pada jantung ventikel kiri tidak mampu tindakan Slow Deep Breathing. Pasien
memompa darah yang datang dari paru kedua Tn. F status pernafasan hari pertama
sehingga terjadi peningkatan tekanan 35 x/menit, hari kedua 25 x/menit, hari
dalam sirkulasi paru yang menyebabkan ketiga 18 x/menit setiap hari mengalami
cairan terdorong ke jaringan paru [6,7]. perubahan dalam status pernafasan setelah

879
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

di lakukan tindakan Slow Deep Breathing. Penelitian lain dari Astuti (2015), dari
Pasien ketiga Ny. T status pernafasan hari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat
pertama 37 x/menit, hari kedua 29 x/menit, perbedaan bermakna antara selisih skor
hari ketiga 24 x/menit setiap hari pretest dan posttest ACT (p=0,001), nilai
mengalami perubahan dalam status APE (p=0,004), variasi harian APE
pernafasan setelah di lakukan tindakan (p=0,005), efek samping obat (p=0,010),
Slow Deep Breathing. dan kunjungan ke UGD (p=0,038) antara
Sejalan dengan penelitian yang di kelompok eksperimen dan kelompok
lakukan Damayanti (2013) dengan judul kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini
penelitian Analisis Praktik Klinik adalah terapi napas slow deep breathing
Keperawatan Kesehatan Masyarakat efektif untuk mengurangi sesak nafas di
Perkotaan pada Pasien Gagal Jantung Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah
Kongestif atau Congestive Heart Failure Semarang. Setelah diketahui data dari
(CHF) di Ruang Rawat Penyakit Dalam, ketiga kasus yang dikelola penulis dapat
Lantai 7 Zona A, Gedung A, RSUPN Dr. disimpulkan bahwa tindakan Slow Deep
Cipto Mangunkusumo, terdapat pengaruh Breathing terbukti efektif terhadap status
slow deep breathing exercise mampu pernafasan pada masalah penurunan curah
meningkatkan sensitivitas baroreflek arteri, jantung berhubungan dengan perubahan
sehingga dapat menurunkan keluhan sesak preload
dan toleransi aktivitas pasien CHF.

Tabel 1. Hasil monitor status pernafasan pada 3 pasien kelolaan dengan inovasi
Slow Deep Breathing
No Inisial Status Status pernafasan Status pernafasan
Pernafasan hari hari 2 hari 3
1
1 Tn. S 26 x/menit 24 x/menit 21 x/menit
2 Tn. F 35 x/menit 25 x/menit 18 x/menit
3 Ny. T 37 x/menit 29 x/menit 24 x/menit

Karakteristik kejadian CHF di ruang pasien (33,3%), 46 – 56 tahun ada 2


ICCU RSUD Prof. Dr. Margono pasien (66,6 %). Berdasarkan
Soekarjo Purwokerto terdapat 3 pasien karakteristik Jenis Kelamin perempuan
yaitu Tn. S masuk ruang ICCU RSUD ada 1 (33,3 %), jenis kelamin laki – laki
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto ada 2 (66,6 %).
pada tanggal 18 Maret 2019, agama Menurut Maulidta, dari 30 responden
islam, jenis kelamin laki – laki, dan yang paling banyak pada kategori usia 46
diagnosa medis CHF. Tn. F masuk ruang – 56 tahun yaitu 40%. Usia merupakan
ICCU RSUD Prof. Dr. Margono salah satu faktor resiko yang tidak dapat
Soekarjo Purwokerto pada tanggal 19 dimodifikasi. Peningkatan umur akan
Maret 2019, agama islam, jenis kelamin meningkatkan resiko terjadinya gagal
laki – laki, dan diagnosa medis CHF. Ny. jantung [10]. Hal ini berkaitan dengan
T masuk ruang ICCU RSUD Prof. Dr. proses menua yang menyebabkan
Margono Soekarjo Purwokerto pada peningkatan proses aterosklorosis pada
tanggal 21 Maret 2019, agama islam, pembulu darah. Aterosklorosis
jenis kelamin perempuan, dan diagnosa menyebabkan terganggunya aliran darah
medis CHF. ke organ jantung sehingga terjadi
Berdasarkan pengkajian dapat ketidakseimbangan antara kebutuhan
diketahui bahwa karakteristik pasien oksigen miokardium dengan suplai
berdasarkan umur 35 – 45 tahun ada 1

880
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

oksigen, aliran darah dan nutrisi jadi akibatnya klien akan mengalami
terhambat [11]. intoleransi aktivitas [14].
Jenis kelamin laki – laki memiliki Diagnosa ini ditegakan karena penulis
kecenderungan lebih cepat terkena gagal menemukan data bahwa ketiga kasus
jantung bila dibandingkan dengan kelolaan terdapat batasakan karakteristik
perempuan. Hal ini sesuai dengan teori yang sama yaitu nyeri dada, sesak nafas,
yang mengungkapkan bahwa laki – laki aktifitas terganggu, terpasang oksigen.
memiliki resiko mengalami penyakit Implementasi yang dilakukan pada
jantung koroner 2 – 3 kali dari pada ketiga pasien kasus kelolaan yaitu
perempuan sebelum menopause. Hal ini monitor KU pasien, monitor vital sign,
karena perempuan terlindungi oleh monitor oksigenasi, mengevaluasi adanya
hormon estrogen yang mencegah nyeri dada, mengkaji nyeri secara
kerusakan pembulu darah yang komprehensif, memberikan posisi yang
berkembang menjadi proses nyaman, menganjurkan pasien untuk
asteroklorosis [12]. istirahat, mengkaji adanya kelemahan
Setelah melakukan asuhan fisik, memberikan terapi relaksaksi (slow
keperawatan pada pasien CHF diruang deep breathing) memberikan terapi,
ICCU RSUD Prof. Dr. Margono mengkaji edema.
Soekarjo Purwokerto, prioritas diagnosa Evaluasi tindakan Penurunan Curah
atau diagnosa utama yang muncul pada Jantung (00029) b.d Perubahan Preload
kasus tersebut adalah penurunan curah didapatkan dari ketiga pasien kasus
jantung berhubungan dengan perubahan kelolaan yaitu, pasien mengatakan sudah
preload. tidak sesak nafas, bengkak dikaki sudah
Penurunan curah jantung di tegakkan berkurang, nafas pasien tampak teratur,
sebagai prioritas diagnosa pertama masalah keperawatan Penurunan Curah
karena penurunan curah jantung akan Jantung (00029) b.d Perubahan Preload
menggangu sistem vaskularisasi darah, terastasi, pertahankan intervensi.
menyebabkan sel dan jaringan
mengalami kekurangan suplai oksigen 4. KESIMPULAN
maupun nutrient, menyebabkan Hasil pengkajian didapatkan data
perubahan membrane kapiler alveolar, bahwa ketiga kasus kelolaan memliki
edema, peningkatan tekanan vena [13]. batasan katakteristik yang sama yaitu nyeri
Penurunan curah jantung mengakibatkan dada, sesak nafas, aktifitas terganggu,
kompensasi jantung gagal terpasang oksigen.
mempertahankan perfusi jaringan yang Hasil analisia data didapatkan
berdampak pada penurunan kemampuan masalah keperawatan penurunan curah
otot jantung dalam pemenuhan jantung berhubungan dengan perubahan
kebutuhan tubuh dan jaringan, terjadi preload.
peningkatan pada sirkulasi paru Intervensi yang dilakukan yaitu
menyebabkan cairan didorong ke alveoli Perawatan Jantung, monitor tanda – tanda
dan jaringan interstisium menyebabkan vital secara rutin, catat tanda dan gejala
dispnea, ortopnea dan batuk yang akan penurunan curah jantung, monitor status
mengakibatkan gangguan pola nafas, pernafasan terkait dengan adanya gejala
penurunan curah jantung juga gagal jantung, evaluasi perubahan tekanan
menghambat jaringan dari sirkulasi darah, monitor sesak nafas, kelelahan,
normal dan oksigen serta menurunnya intruksikan pasien tentang pentingnya
pembuangan sisa hati dan metabolisme untuk segera melaporkan bila merasakan
yang tidak adekuat dari jaringan dapat nyeri dada, lakukan tindeakan terapi
menyebabkan lelah juga akibat dari distrasi slow deep breathing.
meningkatnya energi yang digunakan Implementasi yang dilakukan pada
untuk bernapas dan insomnia yang terjadi ketiga pasien kasus kelolaan yaitu monitor
akibat distress pernapasan dan batuk, KU pasien, monitor vital sign, monitor
oksigenasi, mengevaluasi adanya nyeri

881
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

dada, mengkaji nyeri secara komprehensif, RSUD Tugurejo Semarang. Semarang.


memberikan posisi yang nyaman, Akademi Keperawatan Widya Husada
menganjurkan pasien untuk istirahat, Semarang; 2015
mengkaji adanya kelemahan fisik, [11] Smeltzer, Suzanne dan Bare Brenda.
memberikan terapi relaksaksi (slow deep Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
breathing) memberikan terapi, mengkaji Brunner dan Suddart. Jakarta: EGC; 2013
edema. [12] Bernardi et. al. Slow breathing increases
Evaluasi tindakan Penurunan Curah arterial baroreflex sensitivity in patients
Jantung (00029) b.d Perubahan Preload with chronic heart failure. Journal of The
didapatkan dari ketiga pasien kasus American Heart Association; 2012: 105,
kelolaan yaitu, pasien mengatakan sudah 143-145
tidak sesak nafas, bengkak dikaki sudah [13] Prihantono, W.E. Asuhan Keperawatan
berkurang, nafas pasien tampak teratur, Pada Ny. G Dengan Gangguan Sistem
masalah keperawatan Penurunan Curah Kardiovaskuler : Congestive Heart
Jantung (00029) b.d Perubahan Preload Failure (Gagal Jantung Kongestif)
terastasi, pertahankan intervensi. Dibangsal Anggrek – Bougenville RSUD
Hasil inovasi disimpulkan bahwa Pandanarang Boyolali. Surakarta.
tindakan Slow Deep Breathing terbukti Universitas Muhammadiyah Surakarta;
efektif terhadap status pernafasan pada 2013
masalah penurunan curah jantung [14] Brunner & Suddart. Keperawatan
berhubungan dengan perubahan preload. Medikal Bedah Volume 2. Jakarta : EGC;
2012
REFERENSI
[1] Stillwell. Pedoman Keperawatan Kritis
Edisi 3. Jakarta : EGC; 2011
[2] Corwin, J. E. Buku saku Patofisiologi.
Jakarta. EGC; 2009
[3] Aspiani. Effect of Slow Deep Breathing
to Blood Pressure and Heart Rate
Hypertensive Patients at Adventist
Hospital in Bandar Lampung, Indonesia.
Faculty of Nursing Science, Universitas
Klabat, Manado, Indonesia; 2015: 5-7
[4] Ardiansah, M. Medikal Bedah untuk
Mahasiswa. Yogyakarta : DIVA press;
2012
[5] RISKESDAS. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan; 2013
[6] Muttaqin, A. Pengantar Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta:Salemba
Medika; 2009
[7] Nugroho, T., & Bunga, T.P. Teori
Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat.Yogyakarta:Nuha Medika; 2016
[8] McHugh, P., Aitcheson, F., Duncan, B.
& Houghton, F. Buteyko Breathing for
CHF:An effective intervention, Jakarta :
EGC; 2013
[9] Notoatmojo S. Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta; 2010
[10] Maulidta, K. W. Gambaran Karakteristik
Pasien CHF Di Instalasi Rawat Jalan

882

Anda mungkin juga menyukai