Abstrak
Keywords: Penyakit Congestive Heart Failure merupakan masalah utama bagi
Congestive Heart masyarakat menurut WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2012
Failure; Penurunan terdapat 17.5 juta atau sekitar 48% dari total kematian disebabkan
Curah Jantung; Slow oleh gagal jantung. Salah satu cara menurunkan hipertensi dengan
Deep Breathing
cara non farmakologi. Ini dilakukan dengan slow deep breathing.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien dengan penurunan curah
jantung pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) di ICCU
Rumah Sakit Prof. Dr. Soekarjo Purwokerto. Pada studi kasus ini
menggunakan metode pengkajian menggunakan format asuhan
keperawatan, instrument yang digunakan adalah bedside monitor,
stestoskop merk ABN, lembar observasi Slow Deep Breathing,
dilakukan pada 3 pasien selama 3 hari. Setelah dilakukan pengkajian
shingga pemberian tindakan slow deep breathing, diketahui bahwa
pasien pertama Tn. S status pernafasan dari 26 x/menit menjadi 21
x/mmenit. Pasien kedua Tn. F status pernafasan dari 35 x/menit
menjadi 18 x/menit. Pasien ketiga Ny. T status pernafasan dari 37
x/menit menjadi 24 x/menit. Tindakan slow deep breathing lebih
diaplikasikan terhadap pasien CHF, untuk peneliti selanjutnya
diharapkan untuk diaplikasikan terhadap pasien selain CHF.
878
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
879
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
di lakukan tindakan Slow Deep Breathing. Penelitian lain dari Astuti (2015), dari
Pasien ketiga Ny. T status pernafasan hari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat
pertama 37 x/menit, hari kedua 29 x/menit, perbedaan bermakna antara selisih skor
hari ketiga 24 x/menit setiap hari pretest dan posttest ACT (p=0,001), nilai
mengalami perubahan dalam status APE (p=0,004), variasi harian APE
pernafasan setelah di lakukan tindakan (p=0,005), efek samping obat (p=0,010),
Slow Deep Breathing. dan kunjungan ke UGD (p=0,038) antara
Sejalan dengan penelitian yang di kelompok eksperimen dan kelompok
lakukan Damayanti (2013) dengan judul kontrol. Kesimpulan dari penelitian ini
penelitian Analisis Praktik Klinik adalah terapi napas slow deep breathing
Keperawatan Kesehatan Masyarakat efektif untuk mengurangi sesak nafas di
Perkotaan pada Pasien Gagal Jantung Balai Kesehatan Paru Masyarakat Wilayah
Kongestif atau Congestive Heart Failure Semarang. Setelah diketahui data dari
(CHF) di Ruang Rawat Penyakit Dalam, ketiga kasus yang dikelola penulis dapat
Lantai 7 Zona A, Gedung A, RSUPN Dr. disimpulkan bahwa tindakan Slow Deep
Cipto Mangunkusumo, terdapat pengaruh Breathing terbukti efektif terhadap status
slow deep breathing exercise mampu pernafasan pada masalah penurunan curah
meningkatkan sensitivitas baroreflek arteri, jantung berhubungan dengan perubahan
sehingga dapat menurunkan keluhan sesak preload
dan toleransi aktivitas pasien CHF.
Tabel 1. Hasil monitor status pernafasan pada 3 pasien kelolaan dengan inovasi
Slow Deep Breathing
No Inisial Status Status pernafasan Status pernafasan
Pernafasan hari hari 2 hari 3
1
1 Tn. S 26 x/menit 24 x/menit 21 x/menit
2 Tn. F 35 x/menit 25 x/menit 18 x/menit
3 Ny. T 37 x/menit 29 x/menit 24 x/menit
880
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
oksigen, aliran darah dan nutrisi jadi akibatnya klien akan mengalami
terhambat [11]. intoleransi aktivitas [14].
Jenis kelamin laki – laki memiliki Diagnosa ini ditegakan karena penulis
kecenderungan lebih cepat terkena gagal menemukan data bahwa ketiga kasus
jantung bila dibandingkan dengan kelolaan terdapat batasakan karakteristik
perempuan. Hal ini sesuai dengan teori yang sama yaitu nyeri dada, sesak nafas,
yang mengungkapkan bahwa laki – laki aktifitas terganggu, terpasang oksigen.
memiliki resiko mengalami penyakit Implementasi yang dilakukan pada
jantung koroner 2 – 3 kali dari pada ketiga pasien kasus kelolaan yaitu
perempuan sebelum menopause. Hal ini monitor KU pasien, monitor vital sign,
karena perempuan terlindungi oleh monitor oksigenasi, mengevaluasi adanya
hormon estrogen yang mencegah nyeri dada, mengkaji nyeri secara
kerusakan pembulu darah yang komprehensif, memberikan posisi yang
berkembang menjadi proses nyaman, menganjurkan pasien untuk
asteroklorosis [12]. istirahat, mengkaji adanya kelemahan
Setelah melakukan asuhan fisik, memberikan terapi relaksaksi (slow
keperawatan pada pasien CHF diruang deep breathing) memberikan terapi,
ICCU RSUD Prof. Dr. Margono mengkaji edema.
Soekarjo Purwokerto, prioritas diagnosa Evaluasi tindakan Penurunan Curah
atau diagnosa utama yang muncul pada Jantung (00029) b.d Perubahan Preload
kasus tersebut adalah penurunan curah didapatkan dari ketiga pasien kasus
jantung berhubungan dengan perubahan kelolaan yaitu, pasien mengatakan sudah
preload. tidak sesak nafas, bengkak dikaki sudah
Penurunan curah jantung di tegakkan berkurang, nafas pasien tampak teratur,
sebagai prioritas diagnosa pertama masalah keperawatan Penurunan Curah
karena penurunan curah jantung akan Jantung (00029) b.d Perubahan Preload
menggangu sistem vaskularisasi darah, terastasi, pertahankan intervensi.
menyebabkan sel dan jaringan
mengalami kekurangan suplai oksigen 4. KESIMPULAN
maupun nutrient, menyebabkan Hasil pengkajian didapatkan data
perubahan membrane kapiler alveolar, bahwa ketiga kasus kelolaan memliki
edema, peningkatan tekanan vena [13]. batasan katakteristik yang sama yaitu nyeri
Penurunan curah jantung mengakibatkan dada, sesak nafas, aktifitas terganggu,
kompensasi jantung gagal terpasang oksigen.
mempertahankan perfusi jaringan yang Hasil analisia data didapatkan
berdampak pada penurunan kemampuan masalah keperawatan penurunan curah
otot jantung dalam pemenuhan jantung berhubungan dengan perubahan
kebutuhan tubuh dan jaringan, terjadi preload.
peningkatan pada sirkulasi paru Intervensi yang dilakukan yaitu
menyebabkan cairan didorong ke alveoli Perawatan Jantung, monitor tanda – tanda
dan jaringan interstisium menyebabkan vital secara rutin, catat tanda dan gejala
dispnea, ortopnea dan batuk yang akan penurunan curah jantung, monitor status
mengakibatkan gangguan pola nafas, pernafasan terkait dengan adanya gejala
penurunan curah jantung juga gagal jantung, evaluasi perubahan tekanan
menghambat jaringan dari sirkulasi darah, monitor sesak nafas, kelelahan,
normal dan oksigen serta menurunnya intruksikan pasien tentang pentingnya
pembuangan sisa hati dan metabolisme untuk segera melaporkan bila merasakan
yang tidak adekuat dari jaringan dapat nyeri dada, lakukan tindeakan terapi
menyebabkan lelah juga akibat dari distrasi slow deep breathing.
meningkatnya energi yang digunakan Implementasi yang dilakukan pada
untuk bernapas dan insomnia yang terjadi ketiga pasien kasus kelolaan yaitu monitor
akibat distress pernapasan dan batuk, KU pasien, monitor vital sign, monitor
oksigenasi, mengevaluasi adanya nyeri
881
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
882