Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK”


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
yang diampu oleh:
Rini Widianingsih, SE., M.Acc., Ak

Disusun oleh:
Aulia Hana Zikrina C1C017080
Oktiviani C1C017081
Rafly Aulia Rahman C1C017085
Setyo Adi Purnomo C1C017089
Laely Indah C1C017116
Indra Ardhani R. C1C017098
Melisa Dian Novita C1C017099
Anang Wibowo C1C017100
Triana Dina P. C1C017101
Niken Shafa Swastika C1C017102

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Akuntansi Sektor Publik ini dengan tepat
pada waktunya. Secara garis besar, makalah ini meliputi pembahasan mengenai
bagaimana laporan keuangan pada sektor publik. Selain disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik, makalah ini pun disusun untuk
menambah pengetahuan dan wawasan khususnya kepada penulis dan pembaca.
Tersusunnya makalah ini tentunya tak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materiel dan moriel, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu,
2. Dosen pengampu selaku dosen mata kuliah Akuntansi Sektor Publik,
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah ini
Akhirnya ucapan terima kasih tiada terhindar kepada Allah SWT juga
mengucapkan doa dan syukur kepada semua pihak yang telah ikut mendorong dan
membantu terwujudnya makalah ini. Semoga kita semua selalu diberikan dan
senantiasa dalam lindungannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semuanya.
Aamiin
Purwokerto, 25 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3. Batasan Masalah.............................................................................................1
1.4. Manfaat Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1. Sistem Biaya Tradisional dan Biaya Standar..................................................3
2.1.1. Tujuan dan Penggunaan Sistem Akuntansi Biaya...................................3
2.1.2. Sistem Biaya Tradisional (Historis)........................................................3
2.1.3. Sistem Biaya Standar...............................................................................4
2.1.4. Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel...........................................6
2.2. Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih...............10
2.2.1. Penetapan Standar..................................................................................10
2.2.2. Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar.......................................11
2.2.3. Penyerapan Overhead............................................................................11
2.2.4. Alokasi Biaya Tidak Langsung.............................................................12
2.3. Analisis Varians............................................................................................13
2.3.1. Keputusan Investigasi Varian................................................................13
2.3.2. Aspek Keperilakuan..............................................................................13
BAB III PENUTUP...................................................................................................15
3.1. Kesimpulan...................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sektor publik adalah gabungan dari berbagai macam organisasi yang
kompleks dan banyak jenisnya mulai dari pemerintahan, badan usaha milik
negara dan masyarakat. Kompleksitas dari sektor publik tersebut
mengakibatkan kebutuhan akan informasi untuk perencanaan dan pengendalian
dalam manajemen lebih bervariasi. Demikian juga yang termasuk dalam
stakeholder sektor publik, mereka lebih membutuhkan akan informasi yang
lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan sebuah keputusan.
Tugas untuk menyediakan informasi bagi internal organisasi dan eksternal ini
adalah tugas dari seorang akuntan sektor publik.
Akuntabilitas publik adalah kewajiban yang diberikan kepada pihak yang
diberikan tanggung jawab untuk mempertanggungjawabkan, melaporkan,
menyajikan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang telah
dilaksanakan, yang sudah menjadi tanggung jawab kepada pihak yang sudah
memberikan amanah. Dengan adanya tuntutan yang semakin besar terhadap
pelaksanaan akuntabilitas publik menjadi implikasi bagi manajemen sektor
publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah
informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan, namun laporan keuangan
bukan merupakan tujuan akhir dari akuntabilitas publik. Lalu apa itu laporan
keuangan sektor publik? Laporan keuangan sektor publik merupakan
representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas sektor publik. Laporan keuangan sektor publik ini menjadi komponen
penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistem biaya tradisional dan biaya standar?
2. Bagaimana aspek keperilakuan dari langkah akuntansi biaya yang dipilih?
3. Apa yang dimaksud dengan analisis varians?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik


Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :
a. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada
pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa
pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum
dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
b. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective
reporting).
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada publik, untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen,
memberikan dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian
atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja
organisasi lain yang sejenis jika ada, serta memungkinkan pihak luar untuk
memperoleh informasi biaya atas barang dan jasa yang diterima dan untuk
menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.
c. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization
information)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan
kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang dan untuk memberikan
informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.
d. Kelangsungan Organisasi (viability)
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam
menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan
menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.
e. Hubungan Masyarakat (publik relation)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada
organisasi, untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah
dicapai kepada pemilik yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat serta
sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

2
f. Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada
kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih
mendalam.
Secara spesifik, tujuan khusus pelaporan keuangan sektor publik adalah
menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, dan
menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan, dengan
cara:
a. Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan penggunaan
sumber daya keuangan.
b. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya
dan memenuhi kebutuhan kasnya.
c. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan
entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta
komitmennya.
d. Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas dan
perubahan yang terjadi.
e. Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan
pencapaian tujuan.

Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi pemerintah


adalah :
a. Memberikan informasi keuangan untuk menemukan dan memprediksi
aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka
pendek unit pemerintah.
b. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi
kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang
terjadi di dalamnya.
c. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuiannya
dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah di sepakati, dan
ketentuan lain yang di syaratkan.
d. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk
memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap
pencapaian tujuan operasional.

3
e. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
operasional.

Tujuan Laporan Keuangan Menurut SFAC No 4


Sebagai bagian dari usaha untuk membuat kerangka konseptual, Financial
Accounting Standards Board (FASB, 1980) mengeluarkan Statement of
Financial Accounting Concepts No.4 (SFAC 4) mengenai tujuan laporan
keuangan untuk organisasi nonbisnis/nirlaba (objectives of financial reporting
by nonbusiness organizations). Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba
dalam SFAC 4 tersebut adalah:
a. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya,
serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang
rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.
b. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia
sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai
pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya
untuk melanjutkan member pelayanan tersebut.
c. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia
sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai
kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab
pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.
d. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dan
kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber
daya tersebut.
e. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode.
Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi
sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai
usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat
menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja.
f. Memberikan informasi mengenai bagaimana oganisasi memperoleh dan
membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan
pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi likuiditas organisasi.

4
g. Memberikan penjelasan dan interprestasi untuk membantu pemakai dalam
memahami informasi keuangan yang diberikan.

2.2. Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik dan Kepentingannya


Drebin et al. (1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok
pemakai laporan keuangan. Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar
kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dan menjelaskan kebutuhannya.
Kesepuluh kelompok pamakai laporan keuangan tersebut adalah:
a. Pembayar pajak (taxpayers).
b. Pemberi dana bantuan (grantors).
c. Investor.
d. Pengguna jasa (fee-paying service recipients).
e. Karyawan/pegawai.
f. Pemasok (vendor).
g. Dewan legislatif.
h. Manajemen.
i. Pemilih (voters).
j. Badan pengawas.
Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar
pajak, pemberi dana bantuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan
merupakan sumber penyedia keuangan organisasi; karyawan dan pemasok
merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber daya material; dewan legislatif
dan manajemen membuat keputusan alokasi sumber daya; dan aktivitas mereka
semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas, termasuk level pemerintahan
yang lebih tinggi.
Sedangkan menurut Anthony pemakai laporan keuangan sektor publik
diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu :
a. Lembaga pemerintah (governing bodies)
b. Investor dan kreditor
c. Pemberi sumber daya (resource providers)
d. Badan pengawas (oversight bodies)
e. Konstituen
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony
adalah dengan mempertimbangkan semua organisasi nonbisnis, bukan untuk
organisasi pemerintahan saja, sedangkan Drebin et al. mengklasifikasikan
pemakai laporan keuangan untuk sekpublictor pemerintahan saja. Jika
dibandingkan dengan analisis Drebin et al., Anthony memasukkan pembayar

5
pajak, pemilih, dan karyawan dalam satu kelompok yang ia sebut konstituen; ia
mengelompokkan pemberi dana bantuan dan pembayar jasa sebagai pemberi
sumber daya; investor dan kreditor dikelompokkan menjadi satu.
Sementara itu Hanley et. A (1992) mengklasifikasikan pemakai laporan
keuangan sektor publik menjadi 12 (dua belas) kelompok, yaitu:
a. Anggota terpilih (elected members).
b. Masyarakat sebagai pemilih dan/atau pembayar pajak.
c. Pelanggan atau klien.
d. Karyawan/pegawai.
e. Pelanggan dan pemasok.
f. Pemerintah.
g. Pesaing (competitors).
h. Regulator.
i. Pemberi pinjaman.
j. Donor dan sponsor.Anggota terpilih (selected members).
k. Investor atau partner bisnis.
l. Kelompok penekan lainnya.

2.3. Hak dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan


Pada dasar masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah, yaitu:
a. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu :
1. Mengetahui kebijakan pemerintah.
2. Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah.
3. Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan
tertentu.
b. Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listened to).
c. Hak untuk diberi informasi (right to be informed) yang meliputi
Hak untuk diberi penjelasan secara terbuka atas permasalahan
permasalahan tertentu yang menjadi perdebatan publik.
Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan
oleh pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai konsekuensi konsep
pertanggungjawaban publik. Setiap pemakai laporan memiliki kebutuhan dan
kepentingan yang berbeda-beda terhadap informasi keuangan yang diberikan
pemerintah. Laporan ini diberikan kepada berbagai kelompok pemakai (general
purposive) meskipun tiap kelompok memiliki kebutuhan informasi yang
berbeda-beda.

6
Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah :
a. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas
biaya, harga dan kualitas pelayanan yang diberikan.
b. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui
keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan.
c. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung tingkat
risiko, likuiditas, dan solvabilitas.
d. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan
untukmmelakukan fungsi Pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang
bias atas kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan keuangan
negara
e. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen
sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan
pengendalian organisasi, pengukuran kinerja dan membandingkan kinerja
organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang sejenis.
f. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

2.4 Luas Pengungkapan (Disclosure) Yang Diperlukan

Pemerintah harus menentukan kebijakan yang menjelaskan komponen apa


saja yang dapat dikategorikan sebagai pendapatan atau biaya operasi yang tepat
untuk suatu unit kerja yang dilaporkan, luas pengungkapan (disclosure) dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipraktikkan secara konsisten. Pemerintah
dapat diharapkan dapat memberikan atmbahan informasi untuk hal-hal sebagai
berikut:

1. Fokus pengukuran dan dasar akuntansi yang digunakan untuk pembuatan


laporan.
2. Kebijakan menghapuskan/menghentikan aktivitas internal unit kerja pada
Laporan Aktivitas.
3. Kebijakan kapitalisasi aktiva dan menaksir umur ekonomi aktiva-aktiva
tersebut untuk menentukan biaya depresiasinya.
4. Deskripsi mengenai jenis-jenis transaksi yang masuk dalam penerimaan
program dan kebijakan untuk mengalokasikan biaya-biaya tidak langsung
kepada suatu fungsi atau unit kerja dalam Laporan Aktivitas.
5. Kebijakan pemerintah dalam menentukan pendapatan operasi dan non-
operasi.
6. Pemerintah harus mengungkapkan secara detail/lengkap dalam catatan
(notes) laporan keuangan mengenai aset moodal dan utang jangka panjang.
Aset modal yang tidak didepresiasi harus diungkapkan secara terpisah dari

7
aset modal yang didepresiasi. Informasi mengenai kewajiban jangka
panjang, meliputi obligasi, utang wesel, pinjaman, utang leasing, tuntutan,
dan sebagainya.

Akuntansi Sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan


keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dilihat
dari sisi internal organisasi laporan keuangan sektor publik merupakan alat
pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dari
sisi eksternal, laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban terhadap
publik dan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Akuntansi sektor publik
bertujuan untuk memberi informasi yang bertujuan untuk pengambilan
keputusan ekonomi, sosial, politik, dan sebagai bukti pertanggungjawaban dan
pengelolaan, serta untuk memberi informasi yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional. Laporan keuangan
pemerintahan dan laporan keuangan komersial memiliki perbedaan. Pernedaan
tersebut meliputi jenis laporan yang dihasilkan, elemen laporan keuangan,
tujuan laporan keuangan, dan teknik akuntansi yang digunakan.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sistem biaya tradisional tidaklah bagus secara keperilakuan dan dapat
mendorong respon yang tidak diinginkan maupun destruktif ketika digunakan
dalam mengendalikan dan mengevaluasi kinerja individual. Walaupun sistem
biaya standar memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi dan keselarasan
tujuan, sistem tersebut dapat digunakan untuk mencapai tingkat pengendalian
otokratis yang korseif tinggi.

Metode yang unggul secara keprilakuan adalah sistem perhitungan


langsung (variabel) yang dengan mengisolasi biaya produk dan biaya periode
dan mengarahkan manajemen kepada keputusan yang lebih menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai