PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang lengkap dan universal sehingga semua aspek dan pedoman-pedoman
hidup sudah tercakup di dalamnya. Generasi muda merupakan tonggak dalam mencapai kemajuan
bangsa, negara, dan agama.Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan SMK Negeri 3 Depok
telah mengadakan kegiatan PHBI dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan menanamkam
keimanan serta ketaqwaan siswa-siswi SMK Negeri 3 Depok agar menjadi seorang cendekiawan
yang unggul dan berakhlaqul karimah. Selain dari itu, sebelum hari puncak peringatan maulid nabi
telah diadakan juga kegiatan lomba-lomba keagaaam yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi
dan menggali bakat minat siswa di bidang keagamaan. B. HASIL DARI KEGIATAN
2. Meningkatkan keimanan siswa- siswi terhadap Allah SWT. 3. Meningkatkan kecintaan siswa-
siswi terhadap Rasulullah SAW
4. Meningkatkan ukhwah antara Guru, staff TU dan siswa 5. Meningkatkan rasa persaudaraan dan
kebersamaan antar kelas
C. TEMA KEGIATAN Tema dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah: “Jadikan Nabi
Muhammad SAW Teladan Sejati”
D. PESERTA KEGIATAN 1. Ibu Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Depok 2. Wakil Kepala Sekolah 3.
Ketua Jurusan 4. Dewan Guru 5. Staff Karyawan dan Tata Usaha 6. Komite dan Wakil Komite
Sekolah 7. Kapolsek Sukmajaya 8. Kasi Perwakilan KCD Wilayah 2 Jawa Barat 9. Babinsa 10.
Camat Sukmajaya 11. Kepala KUA 12. Siswa-siswi SMK Negeri 3 Depok E. SUSUNAN ACARA
Adapun susunan acara yang berlangsung (terlampir) F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari : Rabu Tanggal : 9 Januari 2019 Pukul : 08.00 -
selesai Tempat : Lapangan dan Lingkungan SMKN 3 Depok Dengan deskripsi acara
dan susunan acara seperti yang telah terlampir G. SUSUNAN PANITIA DAFTAR NAMA PANITIA
PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW SMKN 3 DEPOK TAHUN 1440 H / 2019 M
Penanggung Jawab : Pengarah Kesiswaan : H. Ma’mun, S.Pd., MM. Pengarah Kurikulum : Mega
Perbawati, S.Pd. Pengarah Hubin : Endang Sutisna, S.Pd Pengarah Sarana dan Prasarana : Ahmad
Royani, S.Kom. Pengarah Administrasi : Titin Rustinah, S.Pd Koordinator Kegiatan : Mawardi, S.Pd.I
Ketua : Rifqi Fauzan Rajba, S.Pd Sekretaris : Muhammad Faris Al Fatih, ST Bendahara : 1. Marisa
Utari, S.Pd 2. Lela Nurlela, S.Pd Seksi Acara : Doddi Nurcahyo, S.Pd Seksi PerDekDok, : 1. Fariz
Achmad, S.Pd (Perlengkapan, Dekorasi, Dokumentasi) 2. Kusuma Megantara, S.Pd., MM 3. Asep
Kamaludin, S.Pd 4. Suharto, S.Pd., MM 5. Staff Tata Usaha 6. Tim Rohis Qolbun Salim Seksi
Humas : 1. Siti Khotimah, S.Pd 2. Marina Nurhasanah, SE 3. Agis Triyanti, S.Pd Seksi Konsumsi :
1. Soesanto, S.Pd., MM 2. Reni Yulianti, S.Pd H. ANGGARAN DANA Anggaran Dana
penyelenggaran kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H terlampir beserta bukti fisik.
Adapun bukti fisik berupa foto kegiatan, nota, dan kwitansi pengeluaran. I. DOKUMENTASI
Dokumentasi penyelenggaran kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H terlampir. J. RINCIAN
C. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran 2008/2009.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan kerajaan Hindu, Budha dan Islam di
Indonesia.
D. Tujuan Penelitian
Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengungkap pengaruh pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas terhadap
hasil belajar Pengetahuan Sosiall siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
2. Untuk mengungkap pembelajaran terstruktur dengan pemberian tugas terhadap motivasi
belajar Pengetahuan Sosial siswa kelas V SDN ABC Jakarta Pusat.
E. Kegunaan Penelitian
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pembelajaran
terstruktur dan pemberian tugas dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial.
2. Guru-guru Pengetahuan Sosial perlu memanfaatkan teknik pembelajaran terstruktur dan
pemberian tugas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, baik dalam hal kualitas proses
maupun kualitas hasil.
3. Memberikan tanggung jawab dan rasa keadilan bagi guru dalam hal proses pembelajaran
dengan tetap berpegang pada suatu pengertian bahwa siswa memerlukan perhatian guru.
PENDAHULUAN
Semua manusia di dalam hidupnya di dunia ini, selalu membutuhkan adanya suatu
pegangan hidup yang disebut Agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu
perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan
tempat mereka memohon pertolongan-Nya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang
masih primitive maupun pada masayarakat yang sudah modern. Merka akan merasa tenang
dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdikan diri kepeda Dzat
Yang Maha Kuasa. Hal semacam ini memang sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-Rad
ayat 28, yang artinya, “Ketahuilah, bahwa hanya dengan ingat kepada Allah, hati akan
menjadi tenteram.”
Tujuan dari Pendidikan Agama adalah untuk membimbing anak agar mereka menjadi
orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi
masyarakat, Agama dan Negara, (Euharini, dkk. 1977:25).
Tujuan pendidikan Agama tersebut adalah merupakan tujuan yang hendak dicapai
oelh setiap orang yang melaksanakan pendidikan Agama. Karena itu dalam mendidikan
agam yang perlu ditanamkan terlebih dahuilu adalah keimanan yang teguh, sebab dengan
adanya keimanan yang teguh itu maka akan menghasilakn ketaatan menjalankan kewajiban
agama.
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program pengajaran
dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan
mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi
dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini juga
beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya
sebagi berikut:
PTS
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan mutu pendidikan maka diadakan proses belajar
mengajar, guru merupakan figur sentral, di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu tugas dan peran guru bukan saja
mendidik, mengajar dan melatih tetapi juga bagaimana guru dapat membaca situasi kelas dan kondisi
dan kondisi siswanya dalam menerima pelajaran.
Untuk meningkatkan peranan guru dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa, maka
guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan mampu mengelola kelas.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan mengevaluasi peserta didik, pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Sementara pegawai dunia pendidikan merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam
informasi tentang wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap mental yang
mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam
menunaikan tugas dan tangung jawab.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, kedisiplinan guru dan pegawai adalah sikap penuh
kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam menjalankan tugasnya sebagai
bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru
atau tenaga kependidikan (pegawai), merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan,
dan sikap disiplin guru dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil
pendidikan yang jauh lebih baik.
Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada beberapa factor diantaranya adalah
faktor guru. Guru sangat memegang peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Guru
Peranan guru selain sebagai seorang pengajar, guru juga berperan sebagai seorang pendidik.
Pendidik adalah seiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat
kemanusiaan yang lebih tinggi (Sutari Imam Barnado, 1989:44). Sehinggga sebagai pendidik, seorang
guru harus memiliki kesadaran atau merasa mempunyai tugas dan kewajiban untuk mendidik. Tugas
mendidik adalah tugas yang amat mulia atas dasar “panggilan” yang teramat suci. Sebagai komponen
sentral dalam sistem pendidikan, pendidik mempunyai peran utama dalam membangun fondamen-
fondamen hari depan corak kemanusiaan. Corak kemanusiaan yang dibangun dalam rangka
pembangunan nasional kita adalah “manusia Indonesia seutuhnya”, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya diri disiplin, bermoral dan bertanggung jawab. Untuk
mewujudkan hal itu, keteladanan dari seorang guru sebagai pendidik sangat dibutuhkan.
Keteladanan guru dapat dilihat dari prilaku guru sehari-hari baik didalam sekolah maupun diluar
sekolah. Selain keteladanan guru, kedisiplinan guru juga menjadi salah satu hal penting yang harus
dimiliki oleh guru sebagai seorang pengajar dan pendidik.
Fakta dilapangan yang sering kita jumpai disekolah adalah kurang disiplinnya guru, terutama
masalah disiplin guru masuk kedalam kelas pada saat kegiatan pembelajaran dikelas.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan sekolah dengan
judul : ”Upaya Meningkatkan Disiplin Guru dalam Kehadiran Mengajar Dikelas Melalui
penerapan Reward and Punishment di SMP ......................., Kabupaten ........”
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar dikelas
melalui penerapan Reward and Punishment.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mencari alternatif pemecahan masalah sebagai upaya
meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar dikelas melalui penerapan Reward and
Punishment.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi kepala sekolah adalah merupakan wujud nyata kepala sekolah dalam memecahkan berbagai
masalah disekolah melalui kegiatan penelitian.
2. Bagi guru diharapkan dapat menjadi motivasi guru dalam meningkatkan kedisiplinan dalam kehadiran.
3. Bagi sekolah bisa dijadikan sumbangan dalam mewujudkan budaya sekolah yang dapat mendorong
keberhasilan dan peningkatan mutu pembelajaran.
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul
kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami
perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan
terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan
yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Menurut Kamus Bahasa Indonesia,
disiplin adalah ketaatan pada peraturan (tata tertib). Dalam penelitian ini, disiplin dibatasi hanya pada
kehadiran guru dikelas pada kegiatan belajar mengajar.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah. (UU No. 14, Tahun 2005) Guru sebagai
tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang
mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk
setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.
Reward and Punisment diartikan sebagai pemberian penghargaan dan hukuman, penghargaan
disini bukan hanya penghargan dalam bentuk materi saja termasuk didalamnya adalah pujian kepada
guru yang dipandang disiplin dalam kehadiran dikelas pada kegiatan belajar mengajar dan teguran atau
hukuman kepada guru yang sering terlambat masuk kelas.
PENDAHULUAN
Untuk itu sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku
sekarang ini, memerlukan strategi baru terutama dalam kegiatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh peran
guru (teacher centered) diperbaharui dengan sistem pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student centered). Dalam implementasi KTSP guru harus mampu
memilih dan menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik materi sehingga mampu mengembangkan daya nalar siswa
secara optimal.Dengan demikian dalam pembelajaran guru tidak hanya terpaku
dengan pembelajaran di dalam kelas, melainkan guru harus mampu melaksanakan
pembelajaran dengan motode yang variatif.
Disamping itu sesuai dengan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan
Menyenangkan), guru harus mampu menghadapkan siswa dengan dunia nyata sesuai
dengan yang dialaminya sehari-hari.
Salah satu setrategi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan Pakem yang
memungkinkan bisa mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Hal ini juga sesuai dengan salah satu pilar dari pendekatan contekstual yaitu masyarakat
belajar (learning commonity). Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara belajar yang
disarankan dalam KTSP sebagai upaya mendekatkan aktivitas belajar siswa pada berbagai
fakta kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan siswa. Memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar menjadi alternatif setrategi pembelajaran untuk memberikan
kedekatan teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil belajar siswa secara optimal.
Ekowati (2001) mengatakan, memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
merupakan bentuk pembelajaran yang berfihak pada pembelajaran melalui penggalian dan
penemuan (experiencing) serta keterkaitan (relating) antara materi pelajaran dengan
Dari hasil pantauan calon peneliti selaku pengawas sekolah, selama ini para guru
masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Lingkungan
sekolah tidak lebih hanya digunakan sebagai tempat bermain-main siswa
pada saat istirahat. Kalau tidak jam istirahat, guru lebih sering memilih
mengkarantina siswa di dalam kelas, walaupun misalnya siswa sudah merasa sangat jenuh
berada di dalam kelas.
Seperti observasi awal yang dilakukan di SDN Lebaksari Kecamatan Wonorejo, guru-
guru di sekolah tersebut memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hanya
dua sampai tiga kali dalam satu semester. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam
kelas walaupun materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Dari
wawancara yang dilakukan calon peneliti, sebagian besar guru mengaku enggan mengajak
siswa belajar di luar kelas, karena alasan susah mengawasi. Selain itu ada guru yang
menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan tidak tahu dalam memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar.
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya diskusi kelompok diantara para guru kelas
dalam bentuk KKG untuk mendiskusikan masalah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar.
Dalam kegiatan diskusi tersebut para guru bisa membagi pengalaman dalam
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk mencapai hasil
belajar yang optimal. Penelitian Nur Mohamad dalam Ekowati (2001) menunjukkan
diskusi kolompok memiliki dampak yang amat positif bagi guru yang tingkat
pengalamannya rendah maupun yang tingkat pengalamannya tinggi.
pendapat, memberi saran, tanggapan dan berbagai reaksi sosial dengan teman
seprofesi sebagai peluang bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman.
B. Identifikasi Masalah.
1. Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh peran guru, dan guru satu-
satunya sumber belajar,selain buku paket.
2. Apakah kelemahan dan kelebihan pelaksanaan diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG)
terhadap peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar di SDN Lebaksari Kecamatan Wonorejo
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilaksanakan penelitian tindakan
sekolah ini adalah :
2. Manfaat Penelitian
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses pembentukan karakter manusia, yang sangat perlu akan
kehadirannya, oleh karena itu maju mundurnya bangsa tergantung pada pendidikan dasar yang
merupakan pondasi utama untuk mendapatkan pendidikan selanjutnya.
SDN Lebaksari salah satu lembaga pendidikan, sejak berdirinya sekolah tersebut
senantiasa memberikan pendidikan dan pengajaran terhadap siswa-siswanya, untuk tahun
pembelajaran 2019/2020 akan mengevaluasi murid kelas I sampai dengan VI dengan
Hal ini merupakan tolak ukur sejauh mana materi yang terkandung dalam kurikulum
sekolah dasar telah diserap dan dikuasai oleh siswa. Untuk itu dalam pelaksanaan tersebut,
menimbang perlu persiapan dari mulai perencanaan, pelaksanaan dan diakhiri dengan pelaporan,
agar dapat berlangsung dengan baik.
B. Landasan kerja
Penyusunan program Penilaian Tengah Semester I (PTS I)) Kelas I sampai dengan
VI di SDN Lebaksari tahun pembelajaran 2019/2020 berdasarkan kepada :
1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Standar Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah.
3. Keputusan Mendiknas nomor 056/U/2001 tentang pedoman pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.
4. Keputusan Mendiknas nomor 114/U/2001 tentang penilaian hasil belajar secara nasional.
5. Permendiknas No. 144 tahun 2014 tentang pelaksanaan Ujian Sekolah dan Madrasah tahun
2016.
6. Keputusan Kepala SDN Lebaksari No. 009 tanggal 23 September 2017 tentang
pelaksanaan dan kepanitiaan kegiatan Penilaian Tengah Semester I (PTS I) Tahun Ajaran
2019/2020.
C. Tujuan dan Fungsi
Pelaksanaan Penilaian Tengah Semester I) Kelas I sampai dengan VI tahun
pembelajaran 2019/2020 di SDN Lebaksari memiliki tujuan dan fungsi sebagai berikut :
a.Tujuan
1. Mendorong proses pembelajaran agar dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dan daya serap
siswa.
2. Sebagai tolak ukur siswa dalam menempuh Ujian Sekolah / Madrasah.
D. Sistematika
Program kerja pelaksanaan Penilaian Tengah Semester I (PTS I) Kelas I s.d VI di SD
Negeri RA KARTINI pada tahun pembelajaran 2019/2020 disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
1) Bab I : Pendahuluan
Meliputi penjelasan mengenai latar belakang kegiatan, landasan kerja, tujuan dan fungsi dari
kegiatan, dan sistematika disusunnya program kerja kegiatan.
2) Bab II : Tahap Persiapan
Meliputi perumusan dan penetapan struktur panitia kerja pelaksana kegiatan, susunan panitia,
dan rincian tugas yang dilimpahkan kepada panitia menurut susunan kepanitiannya.
3) Bab III : Tahap Pelaksanaan
Meliputi paparan jenis tes, mata pelajaran yang diujikan, alokasi waktu pada pelaksanaan
kegiatan, lampiran daftar peserta didik yang mengikuti kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan,
tata tertib peserta didik, denah ruang pelaksanaan kegiatan, tata tertib pengawas kegiatan, kode
bunyi bel/lonceng, serta mekanisme pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan.
4) Bab IV : Anggaran Dan Rincian Biaya
Meliputi rincian penerimaan anggaran dana pelaksanaan kegiatan serta rincian penggunaan
anggaran pelaksanaan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan.
5) Bab V : Penutup
Meliputi paparan simpulan yang didapat dari pelaksanaan kegiatan dan saran mengenai hal yang
perlu ditingkatkan dan dapat menjadi acuan pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya
G. Denah Lokasi Penilaian Tengah Semester I (PTS I) Kelas I s.d VI SDN LEBAKSARI
Terlampir
H. Kode Bunyi Bel / Lonceng
Terlampir
I. Pelaporan / reportasi kearsipan
BAB V
PENUTUP
Setelah melalui proses yang panjang akhirnya penyusunan buku administrasi ini
mencapai bagian terakhir. Dengan segala harapan agar dapat bermanfaat untuk sebuah tolak ukur
dari kinerja pelaksanaan kegiatan belajar mengajar disekolah kami.
Tak lupa kami mengharapkan berbagai saran, masukan dan kritik untuk dijadikan sebagai
awal penyempurnaan kinerja kami melalui buku administrasi ini.Terima kasih kepada semua
Lebaksari, 3 Agustus 2019
Penyusun