Anda di halaman 1dari 7

Kenaikan Harga Tiket Pesawat Pengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Firani Zofiroh
The Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University

Coresponding email: fiarnizofiroh@gmail.com

ABSTRAK

Transportasi merupakan hal penting bagi sebagian masyarakat yang ingin


berpergian, pulang ke kampung halaman, dan sebagainya. Salah satu transportasi
favorite bagi sebagian masyarakat adalah pesawat, selain tidak memakan waktu
yang cukup lama juka berpergian, pesawat juga dianggap sebagai sarana transportasi
denga resiko kecelakaan yang lebih sedikit dibanding dengan transportasi yang
menggunakan jalur darat. Maka dari itu banyak sekali yang menggunakan
transportasi ini untuk berpergian. Mungkin hal tersebut terdengar wajar dan biasa
saja, namun belakangan ini sedang ramai diperbincangkan mengenai harga tiket
pesawat yang mengalami kenaikan yang begitu signifikan yang dianggap terlalu
mahal. Tidak sedikit dari masyarakat yang bertanya mengapa tiket pesawat
mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi, selain itu, banyak juga dari
masyarakat yang mempertanyakan mengapa harga tiket pesawat rute dalam negeri
dibandrol dengan harga yang lebih mahal dibanding rute perjalanan ke lar negeri
seperti ke Singapura. Dari kenaikan harga tersebut, Bank Indonesia
mengkhawatirkan bahwa akan mengganggu pertumbuhan ekonomi. Untuk
mengetahui masalah ini lebih dalam. Penelitian menggunakan metode Studi
Literatur. Studi literatur yang digunakan oleh penulis pada jurnal ini yaitu dengan
melakukan pencarian terhadap berbagai sumber tertulis, berupa artikel, dan jurnal,
atau dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan yang terkait dengan
penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kenaikan
harga tiket pesawat terhadap pertumbuhan ekonomi. Yang ternyata pada
kenyataannya kenaikan harga tiket pesawat akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi yakni menjadi penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi dikarenakan
beberapa faktor.
Keyword: Tiket Pesawat, Kenaikan Harga, Transportasi, Pariwisata
1. PENDAHULUAN

Transportasi adalah sarana bagi untuk sampai ke tempat tujuan.


Transportasi terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu transportasi darat,
transportasi laut, hingga udara. Dalam pembangunan infrastruktur suatu
negara juga sangat memperhatikan transportasi dan pembangunan
tempat-tempat seperti bandara, pelabuhan, stasiun, dan sebagainya.
Dalam memaksimalkan sarana transportasi yang ada di Indonesia,
pemertintah bekerja sama dengan banyak pihak dari sektor swasta yang
membantu keberjalanan lancarnya jasa penyediaan transportasi.
Bagi sebagian masyarakat, kenyamanan dan keamanan dalam hal
berkendara adalah nomor satu, begitu pula jasa penyedia transportasi
harus mampu menjamin kenyamanan dan keamanan dari transportasi
yang disediakannya. Salah satu transportasi yang memiliki resiko
kecelakaan terkecil adalah transportasi melalui jalur udara yakni
pesawat. Banyak sekali peminat dari sarana transportasi yang satu ini,
selain karena mempunyai resiko kecelakaan yang kecil, transportasi ini
juga sangat menghemat dan efisien dalam hal waktu.
Kebutuhan yang sangat banyak akan trasnportasi udara yang satu ini
membuat pihak perusahaan dapat saja menetapkan tarif yang lebih
tinggi saat hari-hari tertentu. Namun, kenaikan harga tersebut tergolong
sangat tinggi dan banyak menjadi keluham bagi masyarakat. Saat ini
sedang ramai diperbincangkan mengenai kenaikan harga transportasi
yang begitu drastis yang menyebabkan banyak bandara sepi. Hal ini
dikhawatirkan banyak masyarakat yang mengurungkan niatnya untuk
berpergian menggunakan pesawat dan menyebabkan suatu
pertumbuhan ekonomi menurun.
Karena sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa sektor
pariwisata juga memegang peranan yang sangat penting dalam hal
memajukan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keadaan
ekonomi masyarakat dapat membaik serta dapat meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Dari sektor pariwisata juga lah suatu negara dapat
memaksimalkan potensi pendapatan yang dapat diterima oleh
rakyatnya. Sektor pariwisata juga menyediakan berbagai lapangan
pekerjaan sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Namun, Jika salah satu bagian dari sektor pariwisata itu adalah
sarana prasarana untuk mencapai suatu lokasi dari pariwisata tersebut,
maka penyediaan jasa trasnportasi apalagi pesawat dirasa sangatlah
penting. Karena jika dilihat lagi, misalnya ada yang ingin berlibur dari
Jakarta menuju Sulawesi, namun hanya mempunyai jatah cuti sebanyak
3 hari, jika menggunakan transportasi laut seperti kapal laut itu
sangatlah tidak mungkin karena akan sampai berhari-hari dan dalam
jangka waktu yang sangat lama sedangkan pesawat hanya dalam
hitungan jam saja sudah dapat sampai ke lokasi, namun dengan adanya
tiket pesawat yang tidak mendukung ini membuat banyak orang yang
pada akhirnya mengurungkan niat untuk menggunakan pesawat dan
memutuskan untuk berlibur di lain waktu.
Hal ini juga berdampak pada anak perantauan yang ingin pulang
kampung ke rumahnya, jika liburan ke suatu destinasi pariwisata masih
dapat ditunda, namun apa kabarnya dengan pulang ke kampung
halamannya demi menemui keluarga. Dalam hal ini pihak Bank
Indonesia khawatir bahwa ini akan menghambat lajunya pertumbuhan
ekonomi.

2. METODOLOGI

Metodologi penelitian menggunakan metode Studi Literatur. Studi


literatur yang digunakan oleh penulis pada jurnal ini yaitu dengan
melakukan pencarian terhadap berbagai sumber tertulis, berupa artikel,
dan jurnal, atau dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan
yang terkait dengan penelitian ini. Sehingga informasi yang didapat dari
studi kepustakaan ini dijadikan rujukan untuk memperkuat argumentasi-
argumentasi yang ada

3. PEMBAHASAN
Dalam menggunakan layanan penerbangan, biasanya ada tarif
penerbangan atau tarif yang digunakan untuk transportasi udara yang
merupakan biaya yang harus ditanggung oleh penumpang. Konsumen
biasanya cenderung lebih memilih untuk membeli atau membayar pada
tarif yang relatif lebih menguntungkan dirinya atau bisa dibilang tarif
yang lebih murah. Pada umumnya mereka jarang sekali memperhatikan
hal-hal yang berkenaan dengan kelebihan-kelebihan dari suatu produk
maupun jasa, melainkan mereka hanya mencari tarif yang mempunyai
perbedaan yang menurut mereka memberikan keuntungan bagi mereka
atau bisa dibilang mereka akan akan mencari tarif dengan perbedaan
yang cukup tinggi atau cukup signifikan. Hingga saat ini, kebanyakan
dari para pelanggan atau Customer yang memiliki pendapatan cukup
rendah adalah konsumen yang sangat memperhatikan harga dalam
mengambil suatu keputusan. Maksudnya secara statistik ternyata
terbukti bahwa favorable price difference akan mengakibatkan
kepuasan penumpang dan terbukti pula bahwa unfavorable price
difference akan mengakibatkan ketidakpuasan penumpang.
Data berikut diperoleh dari Badan Pusat Statistik, dalam grafik di atas
dapat dilihat bahwa sebenarnya pertumbuhan transportasi udara sudah
mengalami perlambatan dari tahun 2018, sempat meningkat dari 9.37% ke
9.58%, namun setelah itu turun drastis ke 2.27% masih di tahun yang sama
yaitu 2018, setelah dari penurunan yang sangat drastis itu, pertumbuhan
transportasi udara kembali mengalami kenaikan, namun sayangnya
kenaikan yang dialami tidak begitu signifikan, dan pada akhirnya di tahun
2019 ini transportasi udara mengalami penurunan yang sangat drastis
kembali melebihi penurunan drastis yang terjadi di tahun 2018. Penurunan
yang terjadi bahkan hingga ke titik minus 10,15% (-10,15%).
Dikutip dari Indonesiainside.id, dikatakan oleh Tenaga Analisis
Kemenko Perekonomian bahwa transportasi udara ternyata memang sudah
cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan di 2018, dan penurunan
pertumbuhan pada Kuartal pertama (Q1) di tahun 2019 cukup
memprihatinkan yakni hingga mencapai -10,15%. Kemenko Perekonomian
pun mencatat permintaan yang tinggi harga mengakibatkan tiket pesawa
mulai naik sejak menjelang natal 2018 dan menjelang tahun baru 2019, dan
harga pun sebenarnya sudah sempat turun di Bulan Januari 2019 namun
sangat disayangkan harga pun kembali “mahal” hingga saat ini.
Dikutip dari Liputan6.com, dikatakan oleh Peneliti Center for
Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman bahwa salah satu
faktor yang sangat berperan dalam melambatnya pertumbuhan ekonomi di
Indonesia yakni dikarenakan adanya kenaikan harga tarif penerbangan/tiket
pesawat, menurutnya harga tarif penerbangan yang cukup tinggi ini
sangatlah perlu untuk segera diatasi. Sektor transportasi udara ini tidak
hanya berperan sebagai pendorong mobilitas masyarakat antar daerah
kepulauan di dalam suatu negara kepulauan seperti Indonesia ini, namun
juga sangat berperan dan sama pentingnya terhadap sektor pariwisata di
Indonesia.
Menurut Peneliti Center for Indonesia (CIPS) Assyifa Szami Ilman
mengatakan bahwa pertumbuhan PDRB di Bali dan Nusa Tenggara masih
berada di bawah capaian nasional padahal kedua daerah tersebut merupakan
daerah yang notabenenya menjadi destinasi atau tujuan utama pariwisata
saja ternyata memiliki tingkat pertumbuhan sebesar 4,64%. Kenaikan tiket
pesawat ini tentunya memiliki hubungan terhadap performa sektor
pariwisata.
Menurut Tempo.co, terdapat hal yang menjadi kekhawatiran bagi Bank
Indonesia perwakilan Provinsi Riau. Hal yang dikhawatirkan tersebut tidak
lain adalah tarif pesawat yang tinggi dan mengalami kenaikan yang
signifikan ini akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi di suatu daerah,
khususnya seperti industri yang memiliki korelasi langsung dengan
transportasi udara. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia atau BI
Provinsi Riau mengutarakan bahwa kenaikan tarif penerbangan ini akan
nantinya dapat berdampak pada industri seperti logistik dan juga industri
perdagangan elektronik (E-Commerce).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau juga
mengatakan bahwa Bank Indonesia sudah mengetahui bahwa ternyata tarif
transportasi menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar bagi inflasi
Riau sejak bulan Desember tahun 2018.
Berikut adalah data pembatalan penerbangan yang dialami oleh
beberapa maskapai penerbangan yang berasal dari Indonesia.

NO. MASKAPAI JUMLAH PEMBATALAN


1 LION AIR 138
2 GARUDA INDONESIA 129
3 WINGS AIR 69
4 CITILINK 56
5 BATIK AIR 38

Dari data di atas, dapat dijabarkan bahwa beberapa maskapai


penerbangan pun mempunyai jumlah pembatalan penerbangan yang cukup
tinggi seingga nantinya bisa berdampak pada laba dan pendapatan
perusahaan karena banyaknya yang mengurungkan niat untuk berpergian
menggunakan pesawat.
Dikutip dari Liputan6.com bahwa pertumbuhan ekonomi pada Q1
(Kuartal 1) di tahun 2019 berada di angka 5,07 persen, padahal data dari
Badan Pusat Statistik menyebutkab bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun
2018 sebesar 5,17%. Hal ini berarti di akhir 2018 dan di awal 2019
mengalami penurunan pertumbuhan perekonomian.
Penurunan pertumbuhan perekonomian memang bisa disebabkan oleh
beberapa faktor. Tiket pesawat yang mengalami kenaikan adalah salah
satunya karena dengan menurunnya harga tiket pesawat, bisa
mengakibatkan sektor pariwisata mengalami penurunan juga dan
mengakibatkan pendapatan mengalami penurunan sehingga konsumsi pun
akan ikut turun. Ketika konsumsi turun, maka akan sedikit sekali uang dan
penghasilan yang digunakan untuk menabung apalagi untuk investasi,
ketika investasi sedikit maka produksi akan menurun yang mengakibatkan
banyaknya pengangguran yang akan bermunculan kembali dan
perekonomian kembali dalam keadaan yang memburuk.
Maka dari itu, karena harga transportasi merupakan penyumbang
inflasi terbesar kedua diantara harga bahan pokok dan pendidikan, maka
adanya kenaikan harga tiket pesawat yang berlangsung selama berbulan-
bulan ini perlu segera diatasi sebelum terlambat yang nanti akhirnya akan
berdampak pada pertumbuhan perekonomian Indonesia dimana
pertumbuhan perekonomian Indonesia itu sendiri akan berdampak pada
kesejahteraan rakyat Indonesia.

4. KESIMPULAN.

Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa ada 3 faktor penyumbang


inflasi terbesar. Faktor yang pertama adalah dari harga bahan pokok, faktor
yang kedua adalah harga transportasi, yang ketiga adalah dari faktor
pendidikan. Salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat adalah transportasi. Transportasi udara merupakan salah satu
trasnportasi favorite dari sebagian masyarakat karena waktunya yang cepat
dan transportasi ini memiliki resiko kecelakaan yang paling rendah.
Namun, dengan adanya kenaikan harga tiket pesawat yang cukup
signifikan akhir-akhir ini, maka dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi akan
terus mengalami penurunan. Karena dari data yang sudah di dapat, ada
penurunan pertumbuhan perekonomian dari 2018 ke Kuartal 1 2019.
Hal ini dikarenakan beberapa faktor, diantaranya dengan menurunnya
harga tiket pesawat, maka akan semakin menurun juga potensi dari sektor
pariwisata. Sehingga akan menurunkan pendapatan. Bukan hanya itu,
dengan banyaknya pembatalan yang dilakukan oleh penumpang, akan
berimbas pada laba dan pendapatan perusahaan maskapai penerbangan
tersebut juga, dimana mereka mempunyai karyawan yang harus mereka
gaji. Dengan menurunnya pendapatan, maka akan menurun pula tingkat
konsumsi, saving, dan investasinya. Dengan menurunnya investasi,
mengakibatkan penurunan pada produksi yang berimbas pada akan banyak
bermunculan pengangguran yang akan semakin memperburuk kondisi
perekonomian Indonesia.
DAFTAR REFERENSI

Amin, A.P. (2013). Analisis Pengaruh Tarif Penerbangan, Jumlah


Penerbangan dan Pendapatan Perkapita dalam Meningkatkan
Jumlah Penumpang. Jurnal Bisnis Strategi 22 (1): 49-66.
https://bisnis.tempo.co/read/1167570/bi-khawatir-kenaikan-tarif-
pesawat-berimbas-pada-ekonomi-daerah (Diakses pada 23 Juni
2019)
https://indonesiainside.id/ekonomi/2019/05/09/laporan-kemenko-
perekonomian-harga-tiket-mahal-pertumbuhan-ekonomi-
terhambat/ (Diakses pada 23 Juni 2019)
https://www.bps.go.id/ (Diakses pada 23 Juni 2019)
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3964398/kenaikan-tiket-pesawat-
hambat-pertumbuhan-ekonomi (Diakses pada 23 Juni 2019)

Anda mungkin juga menyukai