Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi

Latar belakang pemberian MK PAI di Perguruan Tinggi adalah untuk menghasilkan lulusan
yang beriman , bertakwa, dan berakhlak mulia , serta memiliki kearifan lokal dan keterampilan
dalam memecahkan masalah masalah pribadi , sosial kemasyarakatan , dan kebangsaan .
Pendidikan agama islam di perguruan tinggi juga di landaskan berdasarkan landasan :

 Normative , yaitu al-quran dan hadist (QS.Al-Baqarah : 2)


 Filosofis , yaitu butir butir Pancasila dan kandungan dalam pembukaan UUD 1945
 Yuridis , yaitu UUD 1945 terutama pasal 29 tentang pendidikan dan pasal 31 tentang
pendidikan
 Edukatif , yaitu politik pendidikan nasional untuk menciptakan insan akademis yang
beriman dan bertakwa kepada tuhan YME

Tujuan pendidikan agama islam di Perguruan Tinggi adalah agar terbina mahasiswa muslim
yang taat menjalankan perintah agama, berpikir filosofis, rasional, dan berpandangan luas.
Alasan mengapa PAI diberikan di Perguruan Tinggi adalah karena MK PAI kaya akan nilai-nilai
pembentuk sikap jujur, amanah, transparan, dan smart. Agama dibutuhkan sebagai pedoman
hidup dan menjadi tolak ukur yang mengatur tingkah laku penganutnya dalam kehidupan sehari-
hari. Agama juga berperan penting dalam mengarahkan kepada kebaikan bersama, agar hidup
manusia menjadi tenang dan tentram. Manfaat atau hikmah yang didapatkan dari beragama yaitu
:

 Memberikan manusia tuntunan dan ajaran hidup


 Memberi jawaban tentang hal yang tidak dapat dijawab oleh nalar manusia
 Mengenalkan pada system nilai : baik dan buruk, pahala dan dosa, halal dan haram
 Menjadi penyeimbang antara fisik dan jiwa manusia

Nama islam langsung diberikan oleh Allah swt sendiri Tuhan pencipta alam semesta ini
yang tercantum dalam QS. Ali Imran : 19, yang artinya “Sesungguhnya agama (yang di ridhai)
oleh Allah adalah Islam”. Islam adalah sebuah nama untuk system hidup, sebuah sikap berserah
diri kepada Sang Khaliq dan haq semata bukan kepada zat zat yang lain. Metode mempelajari
agama islam yaitu :

 Islam harus dipelajari dari sumber yang asli


 Islam perlu dipelajari dari literatur yang ditulis oleh ulama besar dan sarjana islam
 Islam harus dipelajari sebegaimana utuhnya
 Islam harus dipelajari secara integral dan komprehensif
 Mempelajari islam harus dibarengi dengan mengamalkannya
 Islam harus dipelajari secara realita
 Mempelajari islam harus dikaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan
 Beragama harus dengan ilmu, bukan dengan kira-kira
 Beragama tidak atas dasar mayoritas
 Beragama tidak boleh atas dasar keturunan
 Beragama tidak atas figure

Karakteristik ajaran islam menurut yusuf qardhawi bahw agama islam memiliki 7
karakteristik yaitu rabbaniyah (ketuhanan), insaniyah (kemanusiaan), syumullah
(komprehensif), Al Waqi’iyah (sesuai realita kehidupan), Al-Wasatyiyyah (Moderat),
Al-Wudhuh, Al-Jam’u baina Al-Tsabat wa Al-Murunah (mengawinkan antara yang
permanen dan fleksibel). Agama islam memiliki 3 pilar utama dalam ajarannya yakni
aqidah, syariah, dan akhlaq. Ketiga hal tersebut merupakan hal yang tak terpisahkan.
Arti aqidah dalam islam berarti keimanan yang kuat kepada Allah ta’ala dengan
melaksanakan tauhid. Keyakinan terhadap keesaan Allah swt dapat dirinci lagi dari
bebrapa aspek, yaitu Rububiyah, Mulkiyah, Uluhiyah, dan Asma‘wassifat. Syariat
adalah hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia
dengan Allah swt, hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar berdasarkan Al-
Quran dan Al-Hadist. Ruang lingkup syariah mencakup peraturan-peraturan ibadah
khusus dan ibadah umum. Tujuan syariah islam adalah untuk membangun kehidupan
manusia atas dasar ma’rufat (kebaikan) dan membersihkan dari mungkarat (keburukan).
Akhlaq berasal dari Bahasa arab “Khuluq” yang berarti tabi’at atau budi pekerti. Akhlaq
bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih tinggi dan sempurna,
dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Macam-macam akhlaq yaitu
mahmudah, madzmumah.

Sasaran akhaq, secara garis besar meliputi :

1. Akhlaq kepada Allah (mu’amalah ma’al khaliq)


2. Akhlaq kepada sesama manusia (mu’malah ma’annas)
3. Akhlaq kepada alam lingkungan (mu’amalah ma’al ‘alam)

Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Hal ini sangat di tekankan
karena disamping akan membawa kebahagiaan bagi individu dan masyarakat. Hal ini dibuktikan
dengan kenyataan sosial bahwa orang yang berakhlak akan disukai masyarakat, kesulitn dan
penderitaannya akan dibantu. Kenyataan juga menunjukan bahwa orang yang benyak
menyumbang , bersedekah, berzakat, tidak akan menjadi miskin, tetapi malah bertambah
hartanya . Allah swt. Menggambarkan dalam Al-quran tentang janji Nya terhadap orang yang
senantiasa berakhlak baik dalam Q.S An-Nahl:97.

Akhlak yang dianjurkan Al-quran terhdap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai
khalifah . Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, terhadap lingkungan.
Namun bila yang dilakukan sebaliknya maka akan timbul bencana . Bila bangsa Indonesia
khususnya umat muslim, khususnya lagi mahasiswa muslim sadar akan pentingnya menjaga
lingkungan maka Indonesia ke depan akan lebih baik, lebih nyaman, dan lenih selamat dari
bencana yang berasal dari kerusakan alam . dan ini relevan dengan SGDs, yaitu keberlanjutan
kota dan komunita , kondisi iklim, kehidupan bawah laut, dan kehidupan di darat.

Maka dari itu marilah kita menjaga lingkungan sekitar dimulai dari diri kita sendiri seperti
jangan membuang sampah sembarangan di kampus,enjaga kebersihan toilet kampus, dsb.

Anda mungkin juga menyukai