KELOMPOK 7
DOSEN PENGASUH:
Peran
Dalam hal ini peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mengemban suatu posisi
tertentu dalam unit sosial. Konsep peran berlaku bagi seluruh karyawan dan juga kehidupan mereka diluar
organisasi. Dalam suatu kelompok, individu diharapkan untuk melakukan hal-hal tertentu karena posisi
(peran) mereka dalam suatu kelompok, di orientasikan pada penyelesaian tugas atau menjaga kebahagiaan
anggota kelompok.
Norma
Norma merupakan standar atau ekspektasi yang diterima dan dibagi oleh anggota kelompok. Norma
menjabarkan hal-hal seperti tingkat output, absen, ketepatan waktu, dan penguasaan pekerjaan. Norma-
norma organisasi berfokus pada pekerjaan dan kinerja, pakaian, serta loyalitas. Dan yang paling banyak
dianut adalah yang terkait dengan upaya kerja dan kinerja.
Kesesuaian
Penyesuaian diri individu terhadap kelompok yang diikutinya. Kesesuaian juga merupakan pendorong
yang kuat dalam kelompok. Anggota kelompok sering kali ingin dipandang sebagai bagian dari kelompok
dan tidak ingin dianggap berbeda.
Tipe konflik:
Konflik tugas adalah konflik atas muatan dan tujuan pekerjaan.
Konflik hubungan adalah konflik akibat hubungan interpersonal.
Konflik proses adalah konflik tentang bagaimana suatu tugas harus dikerjakan.
Riset menunjukkan bahwa konflik hubungan hampir selalu bersifat disfungsional karena permusuhan
interpersonal dapat meningkatkan perselisihan dan menurunkan rasa saling pengertian, yang berimbas
pada terhambatnya tugas. Di sisi lain, konflik proses yang rendah dan konflik tugas yang rendah hingga
menengah bersifat fungsional. Agar konflik proses menjadi produktif, konfliknya harus minimal. Jika
tidak, argumentasi yang berlebihan tentang siapa yang harus mengerjakan apa bisa menjadi disfungsional
karena menghasilkan ketidakpastian akan tugas yang dikerjakan, memperlambat waktu penyelesaian
tugas, dan menyebabkan para anggota bekerja dalam tujuan yang saling bersilangan. Akan tetapi, konflik
tugas yang rendah hingga menengah secara konsisten akan berdampak positif terhadap kinerja kelompok
karena merangsang pembahasan ide yang membantu kelompok agar menjadi lebih inovatif.
Jika tingkat konflik kelompok itu tinggi, manajer bisa memilih salah satu dari lima manajemen
konflik yaitu penghindaran (avoiding), pengakomodasian (accomodating), pemaksaan (forcing),
kompromi (compromising), dan kolaborasi (collaborating).
Penghindaran (avoiding) yaitu menangani konflik dengan menarik diri atau menekan konflik.
Pengakomodasian (accomodating) yaitu menangani konflik dengan menempatkan kebutuhan dan urusan
orang lain di atas kebutuhan sendiri.
Pemaksaan (forcing) yaitu menangani konflik dengan memenuhi kebutuhan individu dengan
mengorbankan kepentingan orang lain.
Kompromi (compromising) yaitu menangani konflik dimana setiap pihak mengorbankan sesuatu yang
bernilai.
Kolaborasi (collaborating) yaitu menangani konflik dengan mencari solusi paling bermanfaat bagi
semua pihak.
3. MENGUBAH KELOMPOK MENJADI TIM YANG EFEKTIF
Perbedaan tim kerja dan kelompok kerja
Tim Kerja Kelompok kerja
· Peran kepemimpinan dibagi Satu pemimpin bertanggung jawab penuh
· Akuntabel bagi individu dan tim Akuntabel hanya terhadap individu
· Tim menciptakan tujuan yang spesifik Tujuannya sama dengan organisasi
· Pekerjaan diselesaikan secara kolektif Pekerjaan diselesaikan secara individu
· Rapat dicirikan dengan pembahasan terbuka dan Rapat dicirikan dengan efisiensi, tidak ada
pemecahan masalah secara kolaboratif diskusi terbuka atau kolaboratif
· Kinerja diukur langsung dengan mengevaluasi Kinerja diukur secara tidak langsung menurut
output kerja kolektif pengaruh individu terhadap anggota lain
· Pekerjaan diputuskan dan diselesaikan bersama Pekerjaan diputuskan oleh pemimpin
kelompok dan didelegasikan kepada anggota
kelompok masing-masing
Sumber. J. R. Katzenbach dan D. K. Smith, “The Wisdom Of Teams,” Harvard Business Review,
Juli-Agustus, hal. 161.
Tim kerja merupakan kelompok dimana para anggotany bekerja secara intensif unutk mencapai suatu
tujuan bersama yang spesifik, dengan menggunakan sinergi positif, akuntabilitas individu dan kelompok,
serta keterampilan pelengkap.
Ketika tim kerja mulai terkenal, kebanyakan dari tim tersebut berupa tim pemecah masalah, dimana tim
dari departemen atau bidang fungsional yang sama terlibat dalam upaya memperbaiki kegiatan kerja atau
memecahkan suatu masalah spesifik tertentu. Meskipun tim pemecah masalah sangat membantu, tim ini
tidak melibatkan karyawan dalam pembuatan keputusan dan proses yang terkait dengan pekerjaan. Hal ini
menyebabkan dibentuknya jenis tim lain, tim kerja swakelola, yaitu suatu kelompok karyawan formal
yang beoperasi tanpa manajer dan bertaanggung jawab menyelsaikan pekerjaan dan mengelola dirinya
sendiri. Jenis tim yag ketiga
adalah tim lintas fungsional, merupakan tim yang terdiri dari individu dari berbagai bidang keahlian.
Jeni stim yang terakhir adalah tim maya, yaitu tim yng menggunakan teknologi unutk berhubungan
dengan berbagai anggota tim yang terpisah jauh dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tim maya Jenis
tim kerja yang menggunakan teknologi untuk menghubungkantenologi untuk saling menghubungkan para
anggotanya yang terpisah jauh dalam rangka mencapai tujuan bersama
MENCIPTAKAN TIM KERJA YANG EFEKTIF
1. Tujuan yang jelas. Tim bekinerja tinggi mmiliki pemahaman yang jelas mengenai tujuan yang akan
dicapai. Para anggota berkomitmen terhadap tujuan tim, mengetahui apa yang mereka harapkan unutk
dikrjakan, dan memahami bagaimana mereka akan bekerjasama untuk meraih tujuan ini.
2.Keahlian yang relevan. Tim yang efektif terdiri dari individu-individu kompeten yang memiliki
kemampuan teknis dan interpersonal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan sembari
bekerja sama.
3. Rasa saling percaya. Tim yang efektif dicirikn oleh tingginya kepercyaan di antara para anggotanya.
Dengan kata lain, para anggoa percay kan kemampua, karakter, dan integritas anggota lain.
4. Komitmen bersama. Komitmen bersama memiliki karakteristik seperti adany dedikasi terhadap tujuan
tim dan kesediaan untuk mencurahkan energy yang besar demi meraihnya.
5. Komunikasi yang baik.Tim yang efktif pasti memiliki karakteristik seperti komunikasi yang baik.
Para anggota menyampaikan pesan, secara verbal maupun nonverbal, satu sama lain agar mereka saling
memahami.
6. Kemampuan bernegosiasi. Tim yang efektif selalu melakukan penyesuaian terhadap siapapun yang
melakukannya. Fleksibilitas ini menuntut para anggota tim untuk memiliki kemampuan bernegosiasi.
7. Kepemimpinan yang sesuai. Pemimpin yang efektif bisa memotiasi satu tim unutk mengikutinya
dalam situasi tersulit sekalipun. Dengan mengklarifikasi situasi tujuan , menunjukkan bahwa perubahan
bisa memungkinkan dengan mengatasi intarsia, menambah rasa percaya diri anggota tim, dan membantu
para anggota untuk menyadari potensi maksimal mereka.
8. Dukungan interal dan eksternal. Secara internal tim harus memiliki infrastruktur yang mapan, yang
berartii pelaatihan yang layak, system yang jelas dan masuk akal yang bisa digunakan anggota tim unutk
mengevaluasi kinerja secara keseluruhan, sebuah program insentif yang mengakui dana memberikan
imbalan aktivits tim, serta system sdm yang suportif
Hanya sedikit re yang mempengaruhi bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dalam organisasi dengan tim
kerja. Pergesern paradigm dari bekerja sendiri ke bekerja dalam tim menuntut para karyawan bekerja
sama dengan orang lain, berbagai informasi, menghadpi perbedaan, dan mengorbankan kepentingan
pribadi demi kepentingan tim.
Dua karakteristik yang jelas dari organisasi dewasa ini adalah: bersifat global, dan pekerjaannya semakin
banyak dilakukan oleh tim. Ini berarti manajer mana pun harus mampu mengelola tim global.
Sumber Daya Anggota Kelompok Dalam Tim Global
Dalam organisasi global, memahami hubungan antara kinerja kelompok dan sumber daya anggota
kelompok sangatlah menantang karena adanya keunikan karakter budya yang dibawa oleh masing-masing
anggota tim global. Selain mengenali pengetahuan, kemampuan , keahlian, dan kepribadian para anggota
tim, manajer juga harus mengakrabi dan memahami jelas karakter budaya dari kelompok serta anggota
kelompok yang mereka kelola.
Stuktur kelompok
Sebagian bidang struktural di mana kita melihat perbedaan dalam mengelola tim global antara lain
kesesuaian, status, kemalasan sosial, dan kesatuan. Kesatuan merupakan unsur struktural kelompok di
mana manajer bisa menghadapi suatu masalah yang khas. Dalam kelompok yang kohesif, para
anggotanya bersatu dan “bertindak atas nama kelompok.” Hubungan pertemanan dalam kelompok
tersebut begitu akrab dan identitas kelompoknya sangat tinggi. Akan tetapi, dalam tim global, kesatuan
kelompok sering kali sulit dicapai karena tingginya tingkat “ketidakpercayaan, miskomunikasi, dan
stres.”
Proses Kelompok
Proses yang digunakan tim global untuk melaksanakan pekerjaannya bisa amat menantang bagi manajer.
Satu hal, masalah komunikasi sering kali muncul karena tidak semua anggota tim mengerti bahasa tim.
Hal ini bisa menyebabkan ketidaktepatan, salah paham, dan inefisiensi. Namun, riset juga telah
membuktikan bahwa tim global yang multikultural lebih mampu memanfaatkan peluang dari
keberagaman ide apabila banyak informasi yang digunakan.
Peran Manajer
Terlepas dari tantangan yang terkait dengan pengelolaan tim global, ada banyak hal yag dilakukakan
manajer untuk menyediakan kelompok suatu lingkungan yang sarat dengan efesiensi dan efektivitas.
Pertama, karena kemampuan komunikasi yang penting, manajer harus fokus pada pengembangan
kemampuan tersebut