Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Tanaman Bonsai
Di ajukan untuk memenuhi salah satu mata pelajaran

Pendidikan Lingkungan Hidup Tahun Pelajaran 2020

Disusun Oleh:

 ADIN RAHMAT ILAHI  RIFKI MUHAMMAD FAUZI


 DEDI KURNIADI  RISMAYA RAHMAWATI
 DANI MUHAMAD MULYADI  SITI NURJANAH
 IHSAN NASHIR  WASHIF HIBATULLOH
 JAMALUDIN  WANDA HAMIDAH
 NENG EMMA RAHMAWATI  YONGKI PERMANA
 NURUL INSANUSAHIDIN

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


SMK ISLAMIYAH CIAWI
KOMPETENSI KEAHLIAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Jalan Pesantren Kiarakuda Ciawi Tasikmalaya Telp. (0265) 453 174 Jawa Barat
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul
“penyaringan air” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini. 

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. 

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya. 

Tasikmalaya,9 maret 2020

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….   
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………  

BAB I    PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG………….……………………………...............................................   


B.     RUMUSAN MASALAH………………………………….................................................... 
C.     TUJUAN …………………………………………………………………….. …………….

BAB II   PEMBAHASAN

A.    SEJARAH BONSAI………………….…………………….……………………………. …. 


B.    PEMILIHAN BAKALAN……………………………………………………………………
C.     PERAWATAN BONSAI ………………………………….......................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BONSAI YANG DIBUAT

A.   KRITERIA TANAMAN BISA DIBONSAI………...............................................................


B.  TEKNIK BUDIDAYA BONSAI……………………………………………………………..
C. HASIL PRAKTIKUM…………………………………………………………………………

BAB IV    PENUTUP

A.SIMPULAN………………………………………………… ………………………………
B.SARAN……………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sama seperti makhluk hidup lainnya, tanaman hias juga melakukan perkembangbiakan.
Perkembangbiakan ini bertujuan untuk melestarikan keturunannya. Tetapi seiring dengan
perkembengan zaman, manusia bertambah banyak sehingga sebahagian besar tanaman tidak bisa
melakukan pelestarian. Hal ini di karenakan lahan semangkin sempit, sudah habis untuk
bangunan kepentingan manusia dan beberapa tanaman menjadi terabaikan, ataupun punah dan
menjadi langkah atau sulit untuk mendapatkannya.
Masing – masing cara mempunyai jenis dan langkah berbeda, serta kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Sebelum memilih cara apa yang akan kita gunakan untuk memperbanyak
tanaman hias, apakah sekedar memperbanyak saja untuk mendapatkan sifat yang sama dengan
induknya atau memang ingin mendapatkan varietas baru yang sifat keturunannya berbeda dari
induknya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membudidayakan tanaman bonsai ?
2. Apa sajakah alat dan bahan yang digunakan untuk menanam tanaman bonsai ?
3. Bagaimana cara kerja menanam tanaman bonsai ?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara budidaya tanaman bonsai !
2. Mengetahui alat dan bahan budidaya tanaman bonsai !
3. Mengetahui cara kerja budidaya tanaman bonsai !

BAB II

PEMBAHASAN
A.SEJARAH BONSAI
Bonsai lebih dikenal sebagai tanaman kerdil yang terlihat indah dengan berbagai hasil penuangan
karya seni dari manusia. Asal bonsai pertama kali nampak di China dengan sebutan penjing. Seni
pemangkasan tanaman yang biasa disebut penjing oleh masyarakat China ini, sangat digemari
oleh para pejabat kerajaan dimasa itu. Untuk pengembangan dari penjing sendiri, dilakukan oleh
para biksu yang beragama Tao dimana tanaman ini merepentasikan salah satu pokok ajarannya
yaitu tentang terciptanya keseimbangan serta keharmonisan manusia dengan alamnya. Untuk asal
originalitas seni pemangkasan ini semua pihak sepakat bahwa China adalah asal asli teknik
pemangkasan ini.
Pada kerajaan Shuhan sekitar 220M-265M terjadi persaingan terselubung antara raja yang sedang
berkuasa yaitu raja Zhuge Liang dengan salah satu penerus kerajaan yang bernama Liu Bei. Sang
raja Zhuge Liang adalah seorang pengatur strategi perang yang sangat ulung disepanjang sejarah
China. Untuk itu Liu Bei sebagai salah satu penerus kerajaan meminta bimbingan Zhuge Liang
dalam memenangkan peperangan, tapi Zhuge Liang sebagai pihak yang diminta bantuan enggan
memberikannya.
Setelah beberapa kali Liu Bei mendatangi Zhuge Liang secara pribadi dengan dibantu oleh dua
orang kepercayaannya, yaitu Panglima perang Guanyu dan Zang Fei, dalam melakukan
pendekatan persuasinya kepada Zhuge Liang. Mereka bertiga menyatakan janji setia pada
kerajaan Shuhan dengan memberikan pohon pear yang telah dibonsai kepada Zhuge Liang.
Bonsai pear ini melambangkan perdamaian yang akan terus dijaga dikerajaan Shuhan. Kenapa
pohon pear yang telah dibonsai yang diberikan kepada Zhuge Liang? Karena pada masa itu
bonsai merupakan tanaman kerajaan yang digemari kalangan kerajaan, termasuk Zhuge Liang
dan Liu Bei.
Usaha yang telah dibuat oleh ketiga tokoh ini dalam membujuk Zhuge Liang akhirnya
membuahkan hasil. Hasil dari penggabungan kekuatan antara Liu Bei dan Zhuge Liang mampu
menaklukan kerajaan Cao – Cao dengan memakai strategi perang dari Liu Bei yang telah
disempurnakan oleh Zhuge Liang. Pristiwa ini terjadi pada tahun 207M dimana bertujuan untuk
makin memperlebar daerah kekuasannya diwilayah bagian timur. Perang yang sangat besar ini
terkenal hingga kini dengan sebutan peperangan bukit merah. Ketangguhan kerjasama dua tokoh
ini kembali teruji dengan mampu memadamkan pergolakan para pemberontak dibagian selatan
kerajaan Shuhan yang dipimpin oleh Meng Ho. Kejayaan kerajaan Shuhan terus berlanjut hingga
mangkatnya raja Zhuge Liang dalam peperangan yang ikut membawa era kejatuhan kerajaan
Shuhan.
Bonsai eksis sebagai seni pemangkasan yang khusus ditujukan sebagai tanaman hias dengan
keeksklusifitasan keindahannya untuk berusaha semaksimal mungkin menampilkan bentuk yang
terlihat alamiah. Semakin terlihat alamiah sebuah tanaman bonsai, maka semakin bernilai lebih
bonsai tersebut dengan tanpa mengurangi tajamnya kreatifitas manusia akan seni pemangkasan
bonsai. Asas terpentingnya dari seni pemangkasan bonsai adalah timbulnya harmonisasi antara
manusia dengan alam. Maksud sejati dari seni pemangkasan ini adalah dimana sang perawat
tanaman mendapatkan sebuah kepuasan batiniah yang tak ternilai.
Sebelum tahun 1800an masyarakat Jepang mengenal teknik pengkerdilan melalui pemangkasan
tanaman ini dengan nama hachi-no-ki yang berarti secara harfiah “tanaman dalam pot” dan
kemudian terjadi mutasi pergeseran kata menjadi bonsai. Pergaseran kata ini dapat terjadi setelah
adanya sebuah kelompok study bonsai dari Jepang, yang berusaha mencari tentang akar asal usul
seni pemangkasan ini. Kata penzai adalah yang diduga merupakan asal pergeseran kata bonsai
ini.
Seni pengkerdilan melalui pemangkasan suatu tanaman ini pertama kali datang ke Jepang antara
era kerajaan Heian (794 M) hingga akhir masa kejayanya kerajaan Edo pada kepimpinan klan
Tokugawa (1876M). Sebagian pihak menganggap bonsai hadir pada masa kerajaan Kamakura
(1192M-1199M) dikarenakan adanya sebuah lukisan seorang pejabat kerajaan pada masa itu
yang dihiasi oleh tanaman bonsai, dimana lukisan itu menjadi bukti yang sangat otentik tentang
adanya bonsai di Jepang.
Semua pihak berpendapat bahwa para biksu dari Chinalah yang membawa teknik pengkerdilan
tanaman melalui pemangkasan ini, dengan seiring keinginan misionaris agama mereka di Jepang.
Keindahan tanaman bonsai yang begitu membius akan sebuah ketenangan membuat para
bangsawan kerajaan Jepang mulai mendewakan bonsai sebagai identas kebangsawanannya.
Sehingga bonsai menjadi identik sebagai tanaman kerajaan. Keesklusifan tanaman bonsai itu
terlihat dikarenakan butuh sebuah suasana perawatan yang sangat khusus untuk merawat
tanaman bonsai.
Teknik pengkerdilan tanaman ini dikenal luas oleh masyarakat umum di Jepang. Melalui seorang
pesuruh kerajaan yang mengajarkan teknik bonsai keseorang muridnya, dikarenakan ia merasa
sudah sangat tua dan takut tidak ada orang lagi yang akan meneruskan merawat bonsai
kesayangannnya. Setelah dari seorang masyarakat biasa ini teknik merawat bonsai terus
berkembang dari mulut ke mulut yang kemudian mendarah daging dalam adat istiadat orang
Jepang. Bonsai dinegeri matahari terbit itu berkembang dengan pesat dan hampir melupakan
negeri China sebagai negara asal teknik pemangkasan tanaman ini, walaupun tidak sedikit juga
sebagian pihak mengklaim bahwa kretifitas tertinggi teknik pengkerdilan tanaman melalui seni
pemangkasan ini berasal dari Jepang.
Seiring perkembangannya seni pemangkasan bonsai untuk masa kini bonsai telah menjadi
budaya bagi adat istiadat di Jepang. Dimana menjadi sebuah tradisi pemberian “tokonomo”
sebagai ucapan selamat tahun baru. Tokonomo adalah sebutan dari masyarakat Jepang untuk
tanaman yang telah dibonsai, yang mana pada umumnya mempunyai ketinggian tidak lebih dari
60cm.
Sebagaimana tanaman yang mempunyai keindahan khusus, maka jangan mengira bahwa seni
pemangkasan maupun perawatannya akan mudah. Membutuh suatu waktu kontiniutas yang
cukup tinggi untuk memberikan hasil yang maksimal bagi sang bonsai.
Bonsai yang berkualitas tidak hanya terlihat dari bentuk akar maupun bentuk batang. Seni
perkembangan bonsai bukan hanya untuk didalam ruangan namun juga menjadi keindahan luar
ruangan. Keadaan ini memaksa bonsai untuk mempunyai ketahanan tubuh.

B.PEMILIHAN BAKALAN

Pohon yang paling umum dibonsai adalah berbagai spesies pinus. Jenis tanaman dan pohon
dipakai untuk mengelompokkan jenis-jenis bonsai:
•    Bonsai pohon pinus dan ek: tusam, cemara cina, cemara duri, sugi, dan lain-lain.
•    Bonsai pohon buah untuk dinikmati keindahan buahnya (Ilex serrata, kesemek, Chaenomeles
sinensis, apel mini, dan lain-lain).
•    Bonsai tumbuhan berbunga untuk dinikmati keindahan bunganya (Prunus
mume,Chaenomeles speciosa, sakura, azalea satsuki).
•    Bonsai pohon untuk dinikmati bentuk daunnya (maple, Zelkova serrata, Rhus succedanea,
bambu).
Ada banyak sekali tanaman tropis yang telah dicoba dan ternyata cocok untuk dibonsai, di
antaranya asam jawa, beringin, cemara udang, waru, dan jambu biji.
C.PERAWATAN BONSAI

Merawat pohon bonsai membutuhkan banyak kerja dan dedikasi. Bonsai perlu terus-menerus
dipangkas dan dijaga.Berikut adalah beberapa tips merawat pohon bonsai:
1. Bonsai biasanya ditanam dalam pot. Pot perlu diganti setidaknya setahun sekali.Penggantian
pot ditujukan untuk mendorong pertumbuhan akar baru. Pilih pot lebih besar untuk
mengakomodasi pertumbuhan bonsai.Pot harus memiliki lubang yang memungkinkan kelebihan
air untuk mengalir keluar dari pot, sehingga akar bonsai tidak terendam air.
2. Bonsai harus disiram secara rutin.
Jangan siram bonsai terlalu banyak karena hanya akan mengakibatkan tumbuh jamur atau akar
busuk.Tapi di sisi lain, bonsai juga tidak boleh kekeringan. Salah satu metode untuk memeriksa
tingkat kelembaban adalah dengan menusukkan tusuk gigi ke dalam tanah. Tekstur tanah tidak
boleh terlalu basah maupun kering.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN BONSAI YANG DIBUAT
A. Kriteria Tanaman yang Bisa Dibonsai
Tanaman atau pohon yang akan dibuat menjadi bonsai disebut dengan bakalan bonsai. Bakalan
bonsai berupa tanaman yang diambil dari alam atau dari hasil perbanyakan, baik biji, setek,
cangkok, okulasi, maupun enten. Dari mana pun asalnya, tanaman yang dimaksud harus
memiliki kriteria-kriteria khusus untuk dapat dijadikan tanaman hias bonsai. Jika kriteria-kriteria
tersebut terpenuhi, tentu tanaman tersebut dapat dijadikan bonsai yang sempurna. Umumnya,
tanaman yang akan dibonsai harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Tanaman dikotil, atau tanaman berkeping dua umumnya berbentuk pohon yang keras dan
berekambium. Jenis tanaman inilah yang paling ideal dijadikan bonsai. Tanaman jenis monokotil
(seperti jenis kelapa, bambu, semak dan perdu) bisa juga dikerdilkan, tetapi disebut dengan
bonsai sejati.
2. Berumur panjang, pasalnya, bonsai merupakan seni yang terus tumbuh, sehingga
memerlukan tanaman yang bisa bertahan hidup puluhan, bahkan ratusan tahun.
3. Tahan hidup menderita, sebaiknya tahan hujan dan panas. Selain itu, juga tahan terhadap
kondisi wadah yang sempit dan terbatas. Sebagai bonsai, tanaman harus biasa hidup terus
meskipun jumlah makanan atau nutrisinya sedikit dengan perkembangan akar dan batang yang
seadanya.
4. Bentuknya indah secara alami. Pohon yang akan dibonsai harus sudah memiliki daya tarik
atau keindahan, baik daun, batang, akar, bunga, maupun buahnya. Keindahan tersebut akan
semakin menonjol dan proporsional setelah mendapatkan perlakuan sesuai dengan tata cara
pembonsaian yang benar.
5. Tahan mendapat perlakuan. Untuk mendapatkan bonsai yang sempurna, pohon atau bakal
bonsai perlu diperlakukan dengan teknik-teknik tertentu (detraining), misalnya diiris, dipangkas,
dan dililit dengan kawat guna untuk mendapatkan bentuk yang sempurna. Contoh tanaman yang
bisa dibuat bonsai di antaranya, yaitu Azalea, Pinus, Asam, Ulmus, Jeruk, Beringin, Bougenvill,
Buxux, Sianto, dan lain sebagainya.

B. Teknik Budidaya Tanaman Bonsai


1. Pembuatan Bibit Tanaman Bonsai
Pembuatan bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat dimulai dari pemilihan langsung jenis
pohon yang memiliki cabang yang banyak yang nantinya tinggal diberikan perlakuan tertentu,
seperti dipotong, dan dikreasikan agar dapat dibentuk menjadi tanaman bonsai. Disamping itu
teknik pembuatan bibit tanaman bonsai dapat diperoleh dari biji yang khusus untuk disemaikan
atau dari semai yang ada di alam bebas, setekan atau cangkokan yang pembuatannya
memerlukan sedikit keterampilan, okulasi, dan bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas
dan masih nampak bertahan untuk hidup.
a. Semai Bakal Bonsai.
Perolehan bibit tanaman bonsai dengan cara penyemaian sendiri dirasa kurang efisien, karena
akan memakan waktu cukup lama.
b. Setek, Cangkok dan Okulasi
Menyetek, mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri. Pembuatan bibit
tanaman bonsai dengan cara menyetek dan mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam
jangka waktu yang relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa membutuhkan
waktu lebih dari 1 tahun.
Untuk mencangkok, dipilihlah dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya mudah
dikelupas (tidak lengket). Teknik mencangkok 1) Kupas kulit dahan selebar 3-5 cm, 2) Buang
lendirnya dengan mengerok atau melap dengan kain yang kering, 3) Biarkan 3-4 hari, 4)
Kemudian tutup lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara tanah dan remah
dengan kompos yang tua dengan perbandingan 1:1, 5) Balut mos atau tanah dengan lembaran
plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas dan bawah, 6) Dengan jarum lembaran plastik dilubangi
agar sirkulasi udara dapat berlangsung dengan baik.
Untuk membikin okulasi dapat dilakukan pada jenis pohon misalnya buah-buahan yang akan
dijadikan bonsai. Bibit okulasi terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu: a) Batang bawah (onderstam), b)
Batang atas (entrijs). Langkah-langkah dalam perokulasian: 1) Batang pokok bersihkan 15 cm di
atas tanah, 2) Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan di bagian
atas dan kanan kiri menurun ± 4 cm panjang, 3) Tarik kulit ke bawah, sehingga menyerupai
lidah, kemudian potong separuhnya, 4) Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit
dari bawah ke atas, panjang ± 4 cm di atas mata yang merata, sehingga pas betul menempel pada
keratan pohon pokok, 5) Angkat kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya, 6) Kulit yang
bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang telah dibuka, dan tempelkan
kembali, usahakan matanya tidak tertutup, 7) Balut dengan tali raffia yang erat.

2. Pemilihan Media Tanam Bonsai

Bonsai ditanam di dalam pot yang tipis, oleh karena itu media tanamnya sangat terbatas. Hal ini
menyebabkan bonsai hanya memiliki persediaan nutrisi tanaman yang terbatas dan sangat sensitif
terhadap air siraman atau air hujan. Media tanam yang baik harus mengandung nutrisi dan bahan
mineral yang cukup agar tanaman dapat hidup dan bertumbuh dengan baik. Macam-macam
bahan yang di pakai untuk campuran media tanam bonsai meliputi.
a. Pasir, bahan ini memiliki sifat porous sehingga mudah meneruskan air, mencegah air
menggenangi media untuk waktu yang lama, dan memudahkan udara masuk ke dalam media
tanam.
b. Tanah, tanah yang umum dipakai yaitu tanah gunung yang hitam atau cokelat tua dan
tanah merah.
c. Humus, humus berasal dari dedaunan atau ranting pohon yang sudah mengalami proses
pelapukan alami untuk jangka waktu yang lama. Humus mengandung banyak zat hara dan
mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman.
d. Kompos, kompos banyak mengandung unsur hara dan biasanya di tambahkan pada
tumbuhan agar berkembang dengan baik sesuai genetis dan potensi produksinya. pupuk kompos
bisa di buat dalam bermacam-macam bentuk meliputi cair, curah, tablet, pelet, dan briket.
e. Pupuk kandang, pupuk kandang yang biasa di pakai dari kotoran kambing. pupuk kandang
yang boleh di pakai yaitu sudah matang, yang warnanya cokelat tua atau hitam dan tidak bau.
Media tanamnya memerlukan tanah atau humus lebih banyak agar dapat mempertahankan
air/kelembaban. Ada juga tanaman yang memerlukan nutrisi lebih banyak dari tanaman yang
lain. Untuk itu, media tanamnya harus mengandung humus dan pupuk lebih banyak.

3. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Bonsai


Penanaman tanaman bonsai diawali dengan pemilihan tanaman dengan batang utama yang cukup
kuat kemudian memindahkan ke pot. Periksa ranting dan cabang yang tumbuh secara rutin untuk
membentuk bonsai sesuai dengan apa yang kita mau. Pilihlah tanah dengan kadar humus sedikit
dan jagalah kelembaban tanah tersebut namun jangan biarkan terlalu banyak air atau sampai
menyebabkan tanah menggumpal, karena dapat mengancam hidup tanaman.
Disamping itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam peneneman tanaman bonsai
seperti :
a. Pot dan isinya
Pot merupakan sarana dalam kreasi bonsai yang tidak kalah penting dengan bonsai sendiri. Resep
umum medium untuk tanaman yang berdaun lebar (Beringin, getahperca, sawo, dan sebagainya)
adalah: 50 % tanah liat sedang, 20 % pasir dan 30 % kompos;
b. Mengisi pot
Mengisi pot untuk tanaman bonsai merupakan duplikasi dari keadaan yang sebenarnya di alam
bebas. Lapisan paling atasnya atau topsil, tebalnya tidak lebih dari 35 cm bersifat cerul, penuh
dengan humus, dan subur. Lapisan kedua masih lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah
menjadi air tanah. Lapisan ketiga bisa berbentuk lapisan tanah yang banyak batu-batuan
berukuran beraneka ragam dan akhirnya lapisan paling bawah adalah lapisan induk batu yang
kedap air;
c. Pengamanan isi pot
Batu kerikil, pasir dan tanah bisa mengandung serangga tanah yang membahayakan tanaman
bonsai, terutama cacing dan nematoda. Untuk itu diperlukannya untuk memfilter isi pot agar
terbebas dari Cacing tanah, serangga, jenis-jenis penyakit, dan Biji-biji rerumputan dan
sebaginya terdapat di dalam tanah, agar tanaman tidak terganggu pertumbuhannya;
d. Pemeliharaan setelah tanam
Setelah penanaman selesai, siram bakal bonsai dan tanahnya dengan mempergunakan spayer
yang halus. Air penyiraman harus bersih dan tidak berlumpur dan nentral (tawar). Untuk
mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat diusahakan dengan menutup
seluruh tanaman dengan kantung plastik transparan.

4. Penentuan Gaya Tanaman Bonsai


Penentuan gaya bonsai yang diinginkan tentunya mengacu pada ukuran bonsai. Ukuran bonsai
diukur dari tepi atas pot sampai ke puncak mahkota. Berdasarkan ukurannya, bonsai
dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu, kecil sekali ( mame bonsai ) tinggi s/d 15 cm, kecil (
small bonsai ) tinggi 15-30 cm, sedang ( medium bonsai) tinggi 30-60 cm, besar ( large bonsai )
tinggi 60-100 cm, besar sekali ( extra large ) tinggi 100-150 cm.
Pada mulanya, bonsai hanya di buat menurut lima gaya yang terdiri dari gaya tegak lurus
(chokan), tegak berliku (tachiki), miring (shakan), setengah menggantung (hang kengai), dan
menggantung (kengai).

5. Tahap Pembentukan Bonsai

Membentuk tanaman kerdil alias bonsai pada hakikatnya ialah membuat duplikat dari bentuk-
bentuk pohon-pohon di alam bebas yang tetap di bawah ukuran yang normal. Adapun tahap
dalam pembentukan bonsai yaitu:
a. Tahap pertama, membentuk kerangka dasar. Bakal bonsai yang sudah siap untuk diberi
kerangka dasar adalah yang sudah benar-benar sehat kembali, setelah mengalami pemindahan.
b. Tahap kedua merubah arah dan bentuk. Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang
pokok dan dahan-dahan merupakan suatu paksaan dan memakan waktu hingga bentuk dan arah
yang dikehendaki tercapai.

6. Penyempurnaan Bentuk Bonsai

Tidak semua jenis tanaman dapat dikerdilkan. Tanaman yang dapat memenuhi persyaratan untuk
dikerdilkan adalah tanaman yang mempunyai daun berukuran kecil, misalnya Beringin, jeruk
kingki (Triphasi aurantium), jenis-jenis coniper (cemara, pinus ), delima (punika granatum) dan
sebagainya. Penyempurnaan bonsai kini letaknya untuk menyusun ranting-ranting dengan
daunnya yang cukup lebat, namun seimbang dengan bentuk dan ukuran bonsai keseluruhannya.
Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong dahan atau ranting yang sedekat mungkin
dengan kuntum yang nampak sehat tutup lukanya yang besar dengan paraffin. Setelah itu
dilanjutkan dengan melilit dahan-dahan yang memanjang menggunakan kawat selama
pertumbuhan baru, untuk membentuk penampilan bonsai selanjutnya, hasil yang cukup
mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun.

C.HASIL PRAKTIKUM

Dari hasil kerja kelompok ,kami memilih tanaman bonsai ceringin sebagai berikut:

Tanaman tersebut merupakan tanaman bonsai dengan pemilihan media tanah dan pasir,dengan
penanaman dan pemeliharaan memperhatikan standarisasi pengamanan isi pot,bonsai tersebut
juga di tanam dengan cara pemangkasan yaitu dengan cara memotong dahan atau ranting yang
sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat tutup lukanya yang besar dengan paraffin.
Setelah itu dilanjutkan dengan melilit dahan-dahan yang memanjang menggunakan kawat selama
pertumbuhan baru, untuk membentuk penampilan bonsai selanjutnya, hasil yang cukup
mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun.
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, Adapun kesimpulan dari penulisan artikel ini antara lain.
1. Kriteria tanaman yang akan dibuat menjadi bonsai diantaranya yaitu tanaman dikotil
(berkeping dua), berumur panjang, tahan hidup menderita, bentuknya indah secara alami dan
tahan mendapat perlakuan.
2. Teknik pembudidayaan tanaman bonsai meliputi proses pembuatan bibit tanaman bonsai,
pemilihan media tanam bonsai, dan penanaman serta pemeliharaan tanaman bonsai yang
didalamnya mencangkup penentuan gaya tanaman bonsai, teknik pembentukan dan
penyempurnaan tanaman bonsai.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan antara lain:


1. Bagi para pemula dalam membentuk tanaman menjadi tanaman bonsai hendaknya memiliki
kesabaran dan ketelitian yang tinggi, terutama dalam proses pembentukan gaya tanaman bonsai,
agar tanaman tidak cacat sedikitpun, sehingga pertumbuhannya tidak terganggu.
2. Bagi yang memiliki tanaman bonsai, hendaknya memeliharanya dengan baik, karena
membentuk tanaman kerdil dan memeliharanya hingga beberapa tahun lamanya, merupakan
suatu kesenian tersedirinya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Tips dan Belajar Budidaya Tanaman Bonsai. Tersedia dalam :
http://kaptenworld.mywapblog.com/tips-dan-belajar-budidaya-tanaman-bonsai.xhtml, diakses
pada tanggal 12 Desember 2015.

Anonim. 2011. Mekanisme Pengkerdilan Tanaman Bonsai. Tersedia dalam :


http://quantumremaja.org/mekanisme-pengkerdilan-tanaman-bonsai.htm, diakses tanggal 12
Desember 2015.

Blue. F. 2014. Makalah Prakarya Budidaya Tanaman Hias. http:// blogsimpleuntukpelajar.


blogspot.co.id. diakses tanggal 12 Desember 2015

Dahnial, Iwan. 2008. Aneka Tanaman Bonsai. Tersedia dalam http://iwandahnial.


wordpress.com/2008/06/17/aneka-tanaman-bonsai/, diakses tanggal 12 Desember 2015.

Sapto, Galih. 2011. Pohon Bonsai. Tersedia dalam : http://tanaman.org/pohon-bonsai_42.htm/,


diakses pada tanggal 12 Desember 2015.

Wikipedia. 2011. Budidaya dan Perawatan Tanaman Bonsai. Tersedia dalam :


http://en.wikipedia.org/wiki/Bonsai_cultivation_and_care, diakses pada tanggal 12 Desember
2015.

Anda mungkin juga menyukai