Anda di halaman 1dari 11

PENGEBORAN DI PERTAMBANGAN

1. Sejarah
Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya
besar atau padat modal, menggunakan teknologi tinggi dan beresiko tinggi.
Pengeboran adalah usaha secara teknis membuat lubang dengan aman sampai
menembus lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gas. Pemboran
merupakan salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri pertambangan.
Adapun sejarah pengeboran yakni sebagai berikut :
a. (2550-2315) sebelum masehi, Mesir menggunakan berlian, alat pengeboran
untuk pembangunan piramida.
b. (600-260) sebelum masehi, Cina mengebor sampai dengan diameter 14 inch
dan kedalaman sampai 2000 meter.
c. (1126) masehi, biarawan Carthusian, pengeboran air mencapai sampai dengan
1000 meter.
d. (1745) masehi, pertama kali sumur minyak dibor di Perancis.
e. (1810) masehi, pertama pengeboran garam di Jerman.
f. (1814) masehi, Cumberland Kentucky minyak pertama USA dengan baik.
g. (1825) masehi, pertama kali kabel alat pengeboran di Eropa.
h. (1845) masehi, Beart Inggris memperoleh paten pada metode pengeboran putar
(rotary drilling).
i. (1856) masehi, pertama kali rig bertenaga uap.
j. (1863) masehi, pertama kali diamond coring di Swiss.
k. (1878) masehi, pertama kali paten pada dua bit kerucut.
l. (1893) masehi, kedalaman pengeboran mencapai 2004 m.
m. (1897) masehi, pertama kali pengeboran lepas pantai di Santa Barbara.
n. (1908) masehi, pertama kali batu bit yang digunakan.
o. (1925) masehi, rig pertama rotary menggunakan mesin diesel.
p. (1929) masehi, pertama kalinya digunakan bentonit sebagai mengebor lumpur.
q. (1933) masehi, tricone bit diperkenalkan.
r. (1947) masehi, kedalaman pengeboran mencapai 5418 m.
s. (1953) masehi, depan rig sepenuhnya hidrolik diperkenalkan.
t. (1955) masehi, pertama kali kapal pengeboran.
u. (1974) masehi, Oklahoma pengeboran kedalaman 9558 m tercapai.
2. Metode
Hampir dalam semua bentuk penambangan, batuan keras diberai dengan
pengeboran dan peledakan. kriteria metode penggalian menurut Franklin, dkk
(1971) adalah dengan gali bebas (free digging), penggaruan (ripping) dan
peledakan (blasting). Pada perkembangannya beberapa metode pengeboran telah
digunakan yakni :
a. Cable Tool Drilling (bor tumbuk)
Cara membuat lubang bor dengan menumbuk-numbukkan mata bor
pada lapisan tanah yang akan ditembus. Mata bor tersebut terbuat dari
semacam lonjongan pipa casing dan diikat pada cable yang ujungnya dibuat
bergigi yang kuat untuk merusak batuan, sedangkan cuttingnya masuk dalam
silinder yang merupakan perangkap atau trap, kemudian diangkat ke
permukaan untuk dibuang. Untuk menjaga agar dinding lubang tidak runtuh
maka secara bertahap casing diturunkan. Bor tumbuk menurut sejarahnya
pernah mencapai sampai 1300 meter.

Sumber : Anonim, 2019

Gambar 1
Skema Cable Tool Drilling
b. Rotary Drilling (bor putar)
Pada tahun 1903 metode putar mulai diperkenalkan di lapangan
minyak Spindel top Negara bagian Pensylvania Texas A.S. Rotary drilling
dilakukan dengan maksud membuat lubang sumur dengan memutar rangkaian
bor sampai di mata bor agar lapisan batuan mudah dihancurkan. Untuk
melakukan rotary drilling diperlukan peralatan pendukung yang lainnya agar
operasi pemboran aman. Rotary drilling dapat dilaksanakan dengan didukung
lima sistem utama yang sangat penting dalam kelancaran proses pengeboran,
yaitu :
1) Sistem tenaga (power system)
2) Sistem pengangkat (hoisting system)
3) Sistem putar (rotating system)
4) Sistem sirkulasi (circulating system)
5) Sistem pencegahan semburan liar (BOP system)

Sumber : Anonim, 2019

Gambar 2
Skema Rotary Drilling
3. Prosedur
Adapun proses kerja pengeboran dibagi dalam beberapa tahap yakni
sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi :
1) Pekerjaan Mobilisasi
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau
mendatangkan peralatan dan bahan-bahan pemboran beserta personalnya ke
lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan lapangan.
2) Pekerjaan Persiapan Lokasi
Pada tahap pekerjaan ini meliputi :
a) Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan
mesin bor.
b) Pembuatan bak lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi lumpur
bor.
c) Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila
formasi lapisan tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan
formasi yang mudah runtuh.
d) Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting)
pompa lumpur beserta selang-selangnya.
e) Penyediaan air serta pengadukan lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.
b. Tahap pemboran awal (pilot hole)
Pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter
lubang kecil sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole
biasanya antara 4 sampai dengan 8 inchi. Selain itu juga ditentukan dengan
kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang digunakan.
Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole
adalah :
1) Kekentalan (viskositas) lumpur bor
2) Kecepatan mata bor dalam menembus formasi lapisan tanah setiap
meternya (penetrasi waktu per meter)
3) Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya
4) Conto (sampel) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan
dalam plastik kecil atau kotak sampel dan masing-masing diberi nomor
sesuai dengan kedalamannya. Adapun maksud pengambilan sampel
cutting adalah sebagai data pendukung hasil elektrikal logging untuk
menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer).
c. Tahap electrical logging
Electrical logging tujuannya untuk mengetahui letak (posisi) akuifer
air, tahap pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).
Electrical logging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat
tersebut menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana elektroda arus
dimasukkan ke dalam lubang bor dan elektroda yang lain di tanam di
permukaan. Arus dimasukkan ke dalam lubang elektroda yang kemudian
menyebar ke dalam formasi di sekitar lubang bor. Sebagian arus kembali ke
elektroda di permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan.
Penurunan inilah yang diukur.
d. Tahap pembersihan lubang bor (reaming hole)
Reaming hole adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan
diameter konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.
Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjaan reaming adalah sama seperti
pada tahap pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting
(formasi lapisan tanah) tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lubang
bor dengan pipa casing adalah 6.
e. Tahap konstruksi pipa casing dan saringan (screen)
Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus
sesuai dengan gambar konstruksi yang telah direncanakan. Terutama
peletakan konstruksi saringan (screen) harus didasarkan atas kondisi
hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman aspek-aspek hydrogeology
diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu memberikan
sumur pemanfaatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal
dengan memperhatikan kelestarian lingkungan di daerah sekitar pemboran.
f. Tahap penyetoran kerikil pembalut (gravel pack)
Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah
untuk menyaring masuknya air dari formasi lapisan akuifer ke dalam saringan
(screen) dan mencegah masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang
saringan (screen). Adapun cara penyetoran kerikil pembalut (gravel pack)
adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air yang encer supaya kerikil
pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada rongga antara
konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor.
g. Tahap pembersihan dan pencucian (well development)
Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan
dengan maksud dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer serta kerikil
pembalut dari partikel halus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer
dapat terbuka penuh sehingga air tanah dapat mengalir ke dalam lubang
saringan (screen) dengan sempurna. Manfaat dari tahap well development ini
adalah :
1) Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada
dinding lubang bor.
2) Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer di sekililing sumur
dalam.
3) Menstabilkan formasi lapisan pasir di sekililing saringan, sehingga
pemompaan bebas dari kandungan pasir.
Pelaksanaan tahap well development dilakukan dengan cara :
1) Water jetting
Peralatan yang digunakan disebut jetting tool, yaitu suatu alat dari
pipa yang mempunyai 4 lubang (dozzle). Alat ini dimasukkan ke dalam
sumur pada tiap-tiap interval saringan secara berurutan dari bawah ke atas
dengan penghantar pipa bor yang dihubungkan dengan pompa tekan yang
memompakan air bersih ke dalam sumur dalam. Pada pengoperasiannya,
alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-mutar pipa
penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).
2) Air lift
Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara
ke dalam sumur dalam dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan
diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan mulai dari interval saringan
paling atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar sumur dalam.
h. Tahap pengecoran
Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :
1) Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing
2) Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) ke dalam
pipa casing melalui saringan (screen)
i. Tahap uji pemompaan (pumping test)
Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk
mengetahui kondisi akuifer dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat
memilih jenis serta kapasitas pompa yang sesuai yang akan dipasang di sumur
dalam tersebut.
j. Tahap finishing
Tahap finishing meliputi :
1) Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi
kabel-kabelnya.
2) Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya di bawah
level tanah pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level
tanah.
3) Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta well cover.
4) Pembersihan dan perapian lokasi.
4. Jenis Alat
Jenis-jenis alat bor, dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber tenaga
1) Tenaga manual → bor tangan → sampling dangkal → sumur dangkal, dll
2) Tenaga mesin → sampling, produksi
b. Cara kerja
1) Bor tumbuk (percussion) : jack hammer dan variasinya, cable tool
2) Bor tumbuk putar (rotary percussion) : hand auger, jack hammer
3) Bor putar (rotary drilling) : TBM (Tunnel Boring Machine)
Sumber : Anonim, 2019

Gambar 3
Bor Tangan (Hand Drilling)

Sumber : Anonim, 2019

Gambar 4
Bor Tangan (Hand Drilling)

Sumber : Anonim, 2019

Gambar 5
Bor Mesin
Sumber : Anonim, 2019

Gambar 6
Skin Mounted

Sumber : Anonim, 2019

Gambar 7
Crawler Mounted

Sumber : Anonim, 2019

Gambar 8
Tractor Mounted
Sumber : Anonim, 2019

Gambar 9
Truck Mounted

Sumber : Anonim, 2019

Gambar 10
On Shore

Sumber : Anonim, 2019

Gambar 11
Off Shore
Sumber : Anonim, 2019

Gambar 12
Tunnel Boring Machine

Anda mungkin juga menyukai