Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ayu Erlinna

NPM : 0806459394
Kelompok : A3

REVERSE OSMOSIS

Secara umum, definisi dari sistem Reverse Osmosis adalah perpindahan air
melalui satu tahap ke tahap berikutnya dengan hukum zat yang konsentrasinya
lebih encer akan berpindah ke zat lain yang konsentrasinya lebih pekat.
Teknologi Reverse Osmosis telah banyak dimanfaatkan manusia untuk
berbagai keperluan, salah satunya adalah untuk teknologi pengolahan air minum.
Salah satu ciri utama sistem reverse osmosis ini adalah dengan adanya membran
(semipermeable membrane). Membran semipermeabel ini harus dapat ditembus
oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut.

Gambar 1. Proses normal osmosis Gambar 2. Proses reverse osmosis

Berdasarkan gambar terlihat bahwa proses reverse osmosis berbeda dengan


sistem normal osmosis. Sistem reverse osmosis harus menggunakan tekanan
tinggi agar air bisa melewati membran, di mana kerapatan membran reverse
osmosis ini adalah sekitar 0,0001 mikron. Jika air mampu melewati membran
reverse osmosis, maka air inilah yang akan kita pakai, tapi jika air tidak bisa
melewati membran semipermeable maka akan terbuang pada saluran khusus.
Proses reverse osmosis hampir menyerupai proses ultrafiltrasi dan mikrofiltrasi
karena ketiga teknik memanfaatkan membran semipermeabel dan tekanan
hidrostatik untuk memaksa pelarut melalui membran.
Tekanan osmotik larutan elektrolit dapat ditentukan oleh rumus:
n
π=∅ v R T
v
Dengan pengertian:
 = tekanan osmotik
Φ = koefisien osmotic

1
Nama : Ayu Erlinna
NPM : 0806459394
Kelompok : A3

v = jumlah ion yang terbentuk dari satu molekul elektrolit


n = jumlah mol elektrolit
V = volume pelarut
R = konstanta gas universal
T = suhu
Pada sistem kerjanya, sebelum melewati membran, proses kerja sistem
reverse osmosis ini akan melalui beberapa tahap penyaringan terlebih dahulu,
antara lain: cartridge (sediment), karbon blok, dan karbon granular. Sehingga
perbedaan yang paling jelas terlihat dari proses sistem reverse osmosis dengan
pengolahan air yang lain adalah sistem reverse osmosis akan memiliki 2 hasil
karena air yang memiliki kepekatan di atas 15 ppm akan terbuang menjadi limbah,
sedangkan pengolahan air yang lain hanya satu hasil.
Dibandingkan dengan sistem pengolahan air minum seperti sistem ultra
violet, perebusan, sedimentasi, ozonisasi dan pengolahan air minum lainnya,
teknologi pengolahan air sistem reverse osmosis (RO) adalah sistem pengolahan
air minum terbaik untuk menghasilkan air minum bersih, steril, sehat. Kelebihan
air hasil dari sistem reverse osmosis adalah bebas dari semua bahan pencemar air
seperti virus, bakteri, bahan kimia dan logam berat. Dengan kualitas air yang baik
maka sistem reverse osmosis memberikan jawaban atas tingginya pencemaran air
sekarang ini, sekaligus mampu memenuhi kebutuhan akan air bersih dan sehat.
Untuk pengaplikasiannya, saat ini sistem reverse osmosis telah banyak
digunakan sebaga sistem pengolahan air bersih pada perumahan. Sistem reverse
osmosis yang digunakan oleh perumahan adalah sistem yang bertekanan rendah/
bertekanan < 100 psig, dengan skema penampungan sebagai berikut:

Gambar 3. Skema RO pada perumahan

2
Nama : Ayu Erlinna
NPM : 0806459394
Kelompok : A3

Walaupun dengan kemampuannya untuk memurnikan air baku, sebuah


sistem Reverse Osmosis harus secara berkala dibersihkan untuk mencegah
terbentuknya kerak di permukaan membran. Sistem Reverse Osmosis
memerlukan karbon sebagai penyaring awal untuk mereduksi kandungan klorin
yang akan merusak membran Reverse Osmosis; dan juga membutuhkan filter
sedimen untuk menyaring material-material terlarut dari air baku sehingga tidak
menymbat di membran. Mereduksi kesadahan melalui proses water softening atau
chemical softening juga dibutuhkan untuk wilayah-wilayah yang memiliki air
baku yang sadah.

REFERENSI:
Reynold, Richards.1995. Unit Operations and Processes in Environmental
Engineering, second edition. New York: McGraw-Hiil.
http://airreverseosmosis.wordpress.com/
http://www.pure-aqua.com/reverse_osmosis.htm

Anda mungkin juga menyukai