Anda di halaman 1dari 29

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

a. Definisi Antenatal Care

Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan

ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan

anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga

keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik

tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2010).

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu

hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa

dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal..

Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi

obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi

dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai

(Saifuddin, dkk.,2008).

Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi

pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang

sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen

Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas

pelayanan antenatal.
10

b. Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan

antenatal terintegrasi meliputi :

1) Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)

2) Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)

3) Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan

(PIDK)

4) Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia

5) Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)

6) Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)

7) Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta

8) Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)

9) Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada

Kehamilan (PAGIN). (Depkes RI, 2009)

c. Tujuan Antenatal Care

Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan

wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu

ternata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas

menurun.

Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia

sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan

anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga

keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik


11

akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care harus

diusahakan agar :

1) Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya

harus sama sehatnya atau lebih sehat.

2) Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini

dan diobati.

3) Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang

dilahirkan sehat pula fisik dan metal (Wiknjosastro, 2010).

d. Tujuan Asuhan Antenatal yaitu :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan

kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,

mental, dan sosial ibu dan bayi

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin

5) Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

(Saifuddin, dkk., 2008).


12

e. Keuntungan Antenatal Care

Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil

sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan

kerumah sakit (Manuaba,2007).

f. Fungsi Antenatal Care

1) Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana

dan aktifitas pendidikan

2) Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan

kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu

3) Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha

mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.

g. Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar

pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :

1) Kunjungan Pertama

(a) Catat identitas ibu hamil

(b) Catat kehamilan sekarang

(c) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

(d) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan

(e) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium

(f) Pemeriksaan obstetric

(g) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)


13

(h) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium,

multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan

khusus atas indikasi.

(i) Penyuluhan/konseling.

h. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang

bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil

memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode

antenatal:

1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu)

2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu

14 – 28)

3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu

28 – 36 dan sesudah minggu ke 36). (Saifudin, dkk.,2008).

4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada

gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12

jam (Pusdiknakes, 2003:45).

5) Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan

informasi yang sangat penting.

i. Tinjauan Tentang Kunjungan Ibu Hamil

Kontak ibu hamil dan petugas yang memberikan pelayanan

untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan

tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang ke fasilitas


14

tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi

oleh petugas kesehatan.

j. Standar pelayanan atau asuhan 10 T (Depkes RI, 2009) adalah

sebagai berikut:

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ibu hamil harus

waspada apabila memiliki tinggi badan 145 cm atau kurang

dan mengalami kenaikan berat badan lebih dari 12,5 kg

selama kehamilan agar terhindar dari resiko panggul sempit

atau ketidak sesuaian antara besar bayi dan luas panggul

yang dinamakan CPD (Cepalo Pelvic Disproportion).

2) Tekanan darah, normal 120/80 mmHg

3) Nilai Status Gizi Ibu hamil dengan pengukuran LILA (lingkar

lengan atas), jika hasil pengukuran menunjukan angka

dibawah 23,5 cm ibu hamil tersebut dinyatakan KEK (Kurang

Energi Kronik).

4) Pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri), hasil pengukuran

harus sesuai antara usia kehamilan dan besarnya ukuran

rahim ibu hamil.

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ),

dengan cara palpasi abdomen Leopold dan auskultasi

denyut jantung janin menggunakan funduscope (manual)

atau dengan doppler (digital).


15

6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi

Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.

7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama

kehamilan.

8) Test laboratorium (rutin dan khusus), diantaranya

pemeriksaan haemoglobin (Hb) dalam darah, Protein dan

glukosa dalam urine.

9) Tatalaksana kasus, memberikan solusi atas keluhan dari

ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil.

10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca

persalinan

k. Kebijakan Pelayanan Antenatal

1) Kebijakan Program

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya

mempercepat penurunan AKI dan AKB pada dasarnya

mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe

Motherhood” yaitu meliputi : Keluarga Berencana, ANC,

Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri

Essensial.

Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada

setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making


16

Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan

kunci yaitu :

(a) Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

(b) Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat

pelayanan yang adekuat

(c) Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses

pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak

diinginkan dan penanganannya komplikasi keguguran.

Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan

frekuensi kunjungan antenatal sebaiknya minimal 4

(empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai

berikut :

(a) Minimal satu kali pada trimester pertama (K1)

(b) Minimal satu kali pada trimester kedua (K2)

(c) Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4).

(Depkes, 2009)

2) Kebijakan teknis

Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di

berikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat

di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu kebijakan teknis

untuk ibu hamil seara keseluruhan yang bertujuan untuk

mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini.


17

Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-

komponen sebagai berikut:

(a) Mengupayakan kehamilan yang sehat

(b) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan

penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan

(c) Persiapan persalinan yang bersih dan aman

(d) Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk

melakukan rujukan jika terjadi komplikasi. Beberapa

kebijakan teknis pelayanan antenatal rutin yang selama

ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan

pelayanan antara lain meliputi :

(1) Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan

stiker dan buku KIA, dengan melibatkan kader dan

perangkar desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu

Hamil

(2) Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil

melalui kegiatan kemitraan Bidan dan Dukun

(3) Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan

rumah

(4) Peningkatan akses pelayanan persalinan

dengan rumah tunggu. (Depkes, 2009).


18

3) Intervensi Dalam Pelayanan Antenatal Care

Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah

perlakuan yang diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat

diagnosa kehamilan.

adapun intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah :

a) Intervensi Dasar

(1) Pemberian Tetanus Toxoid (TT)

Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin

dari tetanus neonatorum, pemberian TT baru

menimbulkan efek perlindungan bila diberikan

sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4

minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah

mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu

atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup

diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga

efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan

serta dosis pemberian yang tepat. Dosis dan

pemberian 0,5 cc pada lengan atas.


19

(2) Jadwal pemberian TT

Tabel : 2.1 Jadwal Pemberian TT

TT Interval Lama
Perlindungan
I Suntikan pertama 4 minggu
II 4 minggu setelah 6 minggu
suntikan pertama
III 6 bulan setelah suntikan 1 tahun
kedua
IV 1 tahun dari suntikan 5 tahun
ketiga
V 1 tahun dari suntikan 25 tahun
keemat
Sumber: Saifudin, dkk; (2008)

Keterangan : artinya apabila dalam waktu 3 tahun

Wanita Usia Subur (WUS) tersebut melahirkan,

maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari

Tetanus Neonatorum (TN).

(3) Pemberian Vitamin Zat Besi

Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk

memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas

karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan

meningkat. Di mulai dengan memberikan satu sehari

sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap

tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg)

dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90

tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama


20

teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan.

(Saifudin,dkk; 2008)

(4) Intervesi Khusus

Intervensi khusus adalah melakukan khusus

yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan

faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi:

(a) Umur, terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun

Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun

(b) Paritas, paritas 0 (primi gravidarum, belum

pernah melahirkan)

(c) Interval, Jarak persalinan terakhir dengan

awal kehamilan sekurang- kurangnya 2 tahun.

(d) Tinggi badan kurang dari 145 cm

(e) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

4) Pelaksana dan Tempat Pelayanan Antenatal

Pelayanan kegiatan pelayanan antenatal terdapat dari

tenaga medis yaitu dokter umum dan dokter spesialis dan

tenaga paramedic yaitu bidan, perawat yang sudah

mendapat pelatihan. Pelayanan antenatal dapat

dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu,

posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit

bersalin dan rumah sakit umum (Kemenkes RI, 2016).

2. Kehamilan
21

Wiknjosastro (2010), mendefinisikan kehamilan sebagai

suatu proses yang terjadi antara perpaduan sel sperma dan ovum

sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari haid pertama

haid terakhir (HPHT). Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional) kehamilan adalah proses yang

diawali dengan keluarnya sel telur matang pada saluran telur yang

kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu

membentuk sel yang akan tumbuh.

Primi berarti pertama. Primigravida adalah seorang wanita

hamil untuk pertama kali. Kehamilan terjadi apabila ada dua

pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan mani

(spermatozoa) lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus

kira-kira 280 hari atau 40 minggu kehamilan.

a. Tanda dan Gejala Kehamilan

1) Tanda pasti kehamilan

a) Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga

bagian-bagian janin.

b) Denyut jantung janin

c) Dilihat pada ultrasonografi (USG)

d) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

2) Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)

a) Amenorea
22

Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari

pertama haid terakhir (HPHT) dan taksiran tanggal

persalinan (TTP) yang dihitung menggunakan rumus

naegele yaitu TTP = (HPHT + 7) dan (bulan HT + 3).

b) Nausea and Vomiting

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan

hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada

pagi hari, maka disebut morning sickness.

c) Mengidam

Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu

terutama pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan

suatu bau-bauan.

d) Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan

padat bisa pingsan.

e) Anoreksia

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan

kemudian nafsu makan timbul kembali.

f) Mammae membesar

membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan

pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang

duktus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery

terlihat membesar.
23

g) Miksi

Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh

rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada

triwulan kedua kehamilan.

h) Konstipasi / obstipasi

Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun

oleh pengaruh hormon steroid.

i) Pigmentasi kulit

Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid

plasenta, dijumpai di muka (Chloasma gravidarum),

areola payudara, leher dan dinding perut (linea

nigra=grisea).

j) Pemekaran vena-vena (varises).

Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya

dijumpai pada triwulan akhir.

3) Tanda kemungkinan hamil

a) Perut membesar

b) Uterus membesar

c) Tanda Hegar

Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya

uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian

yang lain.

d) Tanda Chadwick
24

Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi

kebiru- biruan.

e) Tanda Piscaseck

Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus

karena embrio biasanya terletak disebelah atas, dengan

bimanual akan terasa benjolan yang asimetris.

f) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang

(braxton hicks).

g) Teraba ballotement.

h) Reaksi kehamilan positif.

b. Tahap Kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi tiga periode yaitu :

1) Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).

2) Kehamilan triwulan kedua (antara > 12 sampai 28 minggu).

3) Kehamilan triwulan terakhir (antara > 28 sampai 40 minggu).

c. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

Perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan yaitu :

1) Perubahan pada sistem reproduksi

2) Uterus

Ukuran rahim membesar, Berat dari 30 gram menjadi 1000

gram pada akhir kehamilan. Bentuk dan konsistensi menjadi

lebih panjang dan lunak (tanda hegar, dan pisscacek. Terjadi

vaskularisasi.
25

3) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh

darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak merah

dan kebiruan.

4) Ovarium

Ovarium berhenti masih terdapat korpus luteum gravidarum

sampai terbentuknya plasenta yang mengambil pengeluaran

estrogen dan progesteron.

5) Payudara

Sebagai persiapan menyusui perkembangan payudara

dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron dan

sosamomamotropi.

d. Perubahan pada organ dan sistem lainya

1) Sirkulasi darah ibu

a) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi untuk memenuhi

kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin.

b) Hubungan langsung antara arteri dan vena pada

retnoplasenter.

2) Pengaruh peningkatan hormon estrogen dan progesteron.

a) Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum

lebih dari pertumbuhan sel terjadi hemodilusi.

b) Mengalami anemia fisiologi akibat dari hemodilusi.


26

c) Sistem pencernaan

Pengaruh estrogen yang meningkat, pengeluaran asam

lambung menyebabkan hipersalivasi, morning sickness,

emesis gravidarum, terasa panas dilambung akibat

pengaruh progesteron menimbulkan gerakan usus

semakin lambat sehingga terjadi konstipasi.

3) Sistem respirasi

Terjadi desakan diagfragma karena dorongan atau

pembesaran rahim adan akibat dari kebutuhan oksigen

yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam.

4) Perubahan pada kulit

Terjadi kloasma gravidarum, striae livida, strie alba,

strie nigra,pigmentasi pada mamae atau papila mamae.

5) Perubahan metabolisme

a) Metabolisme basal naik 15-20 %.

b) Keseimbangan asam basa meiurun akibat hemodilusi

darah dan kebutuhan mineral untuk janin.

6) Kebutuhan nutrisi meningkat.

a) Pertambahan berat badan ibu hamil normal antara

6,5-16,5 kg selama hamil atau 0,5 kg per minggu.

e. Perubahan Psikologis pada Kehamilan


27

Menurut Saifudin, dkk; (2008) perubahan psikologis pada

wanita hamil menurut trimester kehamilan adalah :

1) Trimester I

a) Rasa Cemas Bercampur Bahagia

Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia

kehamilan trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas

dan ragu sekaligus disertai rasa bahagia. Munculnya rasa

ragu dan khawatir sangat berkaitan pada kualitas

kemampuan untuk merawat dan mengasuh bayi dan

kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia

merasa sudah sempurna sebagai wanita yang dapat

hamil.

b) Perubahan Emosional

Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama

menyebabkan adanya penurunan kemauan berhubungan

seksual, rasa letih dan mual, perubahan suasana hati,

cemas, depresi, kekhawatiran ibu tentang

kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran pada bentuk

penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.

c) Sikap Ambivalen

Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan

yang bersifat simultan, seperti cinta dan benci terhadap

seseorang, sesuatu atau kondisi. Meskipun sikap


28

ambivalen sebagai respon individu yang normal, tetapi

ketika memasuki fase pasca melahirkan bisa membuat

masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu

perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu

karier, tanggung jawab baru, rasa cemas atas

kemampuannya menjadi ibu, keuangan dan sikap

penerimaan keluarga terdekatnya.

d) Ketidakyakinan atau Ketidakpastian

Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak

yakin pada kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi

jika ibu memiliki masalah emosi dan kepribadian.

Meskipun demikian pada kebanyakan ibu hamil terus

berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang

hamil dan harus membutuhkan perhatian dan

perawatan khusus buat bayinya.

e) Perubahan Seksual

Selama trimester pertama keinginan seksual wanita

menurun. Hal-hal yang menyebabkannya berasal dari

rasa takut terjadi keguguran sehingga mendorong

kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.

f) Fokus pada Diri Sendiri

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran

ibu lebih berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan


29

kepada janin. Meskipun demikian bukan berarti ibu kurang

memperhatikan kondisi bayinya. Ibu lebih merasa bahwa

janin yang dikandungnya menjadi bagian yang tidak

terpisahkan.

g) Stres

Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan

trimester pertama bisa berdampak negatif dan positif,

dimana kedua stres ini dapat mempengaruhi perilaku ibu.

Terkadang stres tersebut bersifat instrinsik dan ekstrinsik.

Stres ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti

sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.

h) Goncangan Psikologis

Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil

terjadi pada trimester pertama dan lebih tertuju pada

kehamilan pertama.

a) Trimester II

Selama fase trimester kedua kehidupan psikologi ibu hamil

tampak lebih tenang, namun perhatian ibu mulai beralih pada

perubahan bentuk tubuh, kehidupan seks, keluarga dan

hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya, serta

peningkatan kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu, melihat

dan meniru peran ibu serta meningkatnya ketergantungan ibu


30

pada pasangannya. Beberapa bentuk perubahan psikologis

pada trimester kedua, yaitu :

1) Rasa Khawatir / Cemas

Kekhawatiran yang mendasar pada ibu ialah jika

bayinya lahir sewaktu-waktu. Keadaan ini menyebabkan

peningkatan kewaspadaan terhadap datangnya tanda-tanda

persalinan. Hal ini diperparah lagi dengan kekhawatiran

jika bayi yang dilahirkannya tidak normal. Paradigma dan

kegelisahan ini membuat kebanyakan ibu berusaha

mereduksi dengan cara melindungi bayinya dengan

memakan vitamin, rajin kontrol dan konsultasi, menghindari

orang atau benda-benda yang dianggap membahayakan

bayinya.

2) Perubahan Emosional

Perubahan emosional trimester II yang paling menonjol yaitu

periode bulan kelima kehamilan, karena bayi mulai banyak

bergerak sehingga ibu mulai memperhatikan bayi dan

memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat atau

cacat. Rasa kecemasan ini terus meningkat seiring

bertambahnya usia kehamilannya.

3) Keinginan untuk Berhubungan Seksual

Pada trimester kedua terjadi peningkatan energi libido

sehingga pada kebanyakan ibu menjadi khawatir jika dia


31

berhubungan seksual apakah ini dapat mempengaruhi

kehamilan dan perkembangan janinnya. Bentuk

kekhawatiran yang sering terjadi adalah apakah ada

kemungkinan janinnya cedera akibat penis, orgasme

ibu, atau ejakulasi. Meskipun demikian, yang perlu diketahui

hubungan seks pada masa hamil tidak berpengaruh karena

janin dilindungi cairan amnion di dalam uterus.

2) Trimester III

a) Rasa Tidak Nyaman

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada

trimester ketiga dan pada kebanyakan ibu merasa bentuk

tubuhnya semakin jelek. Selain itu, perasaan tidak

nyaman juga berkaitan dengan adanya perasaan sedih

karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian

khusus yang diterima selama hamil sehingga ibu

membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, bidan.

b) Perubahan Emosional

Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan

perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah dan

terkadang menjadi tak terkontrol. Perubahan emosi ini

bermuara dari adanya perasaan khawatir, cemas, takut,

bimbang dan ragu jangan-jangan kondisi kehamilannya saat

ini lebih buruk lagi saat menjelang persalinan atau


32

kekhawatiran dan kecemasan akibat ketidakmampuannya

dalam menjalankan tugas-tugas sebagai ibu pasca kelahiran

bayinya.

c) Dukungan Psikososial terhadap Ibu hamil

Dukungan psikologi yang diberikan pada ibu hamil yaitu

(1) Dukungan Suami

Dukungan suami yang bersifat positif kepada istri yang

hamil akan memberikan dampak positif terhadap

pertumbuhan dan perkembangan janin, kesehatan

fisik dan psikologis ibu. Bentuk dukungan suami

tidak cukup dari sisi finansial semata, tetapi berkaitan

dengan cinta kasih, menanamkan rasa percaya diri,

komunikasi terbuka dan jujur, sikap peduli, perhatian,

tanggap dan kesiapan menjadi ayah.

(2) Dukungan Keluarga

Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan

terhadap orang lain, namun sifat ketergantungannya

akan menjadi besar ketika mendekati persalinan. Sifat

ini dipengaruhi kebutuhan rasa aman, terutama

keamanan dan keselamatan saat melahirkan.

Dukungan keluarga besar menambah percaya diri dan

kesiapan mental ibu pada masa hamil dan ketika

menghadapi persalinan.
33

(3) Tingkat Kesiapan Personal Ibu

Kesiapan personal merupakan modal besar bagi

kesehatan fisik dan psikis ibu. Hal yang berkaitan dengan

kesiapan personal adalah kemampuan untuk

menyeimbangkan perubahan-perubahan fisik dengan

kondisi psikologisnya sehingga beban fisik dan mental

bisa dilaluinya dengan sukacita, tanpa stres atau depresi.

(4) Pengalaman Traumatis Ibu

Trauma yang terjadi pada ibu hamil dipengaruhi oleh

sikap, mental dan kualitas diri ibu tersebut. Terjadinya

ketakutan seperti ini secara berlebihan akan

menghambat dan mengganggu imun mental ibu. Beban

trauma yang berat akan mempengaruhi janin dan ibu. Ibu

akan sulit berpikir, sulit mengendalikan emosi, impulsif,

takut dan sebagainya.

(5) Tingkat Aktivitas Ibu

Dokter menganjurkan ibu untuk melakukan latihan

prenatal yang telah dirancang khusus untuk wanita hamil.

Latihan yang menguntungkan bagi wanita hamil adalah

latihan menguatkan dinding perut yang akan menopang

uterus dan otot panggul, latihan kaki untuk meningkatkan

sirkulasi dan menghindari kram otot.

B. Landasan Teori
34

Kehamilan merupakan tantangan perkembangan yang harus

dihadapi seluruh anggota keluarga, khususnya bagi calon ibu seperti

perubahan citra tubuh, perubahan hormonal, bahkan ketidaknyamanan

diberbagai aspek fisiologis dan psikologis (Bobak, Lowdermik &

Jensen, 2005).

Kehamilan pertama merupakan pengalaman yang menyebabkan

perubahan sosial dan psikologis yang besar. Kehamilan juga

merupakan tahap awal dalam kehidupan seorang wanita yang

umumnya menyebabkan peningkatan emosional. Hal ini dikarenakan

kehamilan merupakan saat-saat terjadinya gangguan, perubahan

identitas dan peran bagi setiap calon ibu (Fatmayanti, 2011).

Seorang ibu hamil terutama yang mengandung anak pertama

akan mengalami persepsi berlebihan tentang kehamilan yang

dipengaruhi peningkatan hormon dan menyebabkan perubahan mood

atau perasaan yang nyata. Pengalaman ini menimbulkan berbagai

perasaan antara bahagia dan penuh harapan dengan

kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya selama

kehamilan (Fatmayanti, 2011).

Kehamilan primigravida merupakan suatu kondisi yang

menimbulkan perubahan fisik dan psikologis. Salah satu aspek

psikologis yang berpengaruh pada kehamilan adalah kecemasan.

Rasa cemas dan ketakutan pada trimester III semakin meningkat

menjelang akhir kehamilan, dimana ibu mulai membayangkan apakah


35

-bayinya akan lahir abnormal, atau apakah organ vitalnya akan

mengalami cidera akibat tendangan bayi (Taufik, 2011).

Perubahan psikologi dan emosional wanita yang pertama kali hamil

ditunjukkan dengan adanya rasa kecemasan, sensitif, ketakutan, dan

kepanikan. Perasaan kecemasan yang muncul kadang berlebihan

seperti disaat menjaga kehamilannya karena takut keguguran. Setelah

memasuki trimester kedua biasanya wanita hamil sudah bisa menerima

kehamilannya dengan baik. Secara fisik sang ibu sudah merasakan

gerakan dan denyut jantung janin. Namun secara psikis, wanita hamil

tetap memiliki perasaan cemas karena melihat keadaan perutnya yang

bertambah besar, payudaranya bertambah besar dan bercak hitam

yang semain melebar. Perasaan cemas yang muncul ini karen wanita

hamil mengkhawatirkan penampilannya akan rusak dan merasa takut

suaminya tidak akan mencintainya lagi. Sehingga dalam periode ini

dukungan suami sangat dibutuhkan (Saifuddin, dkk., 2008).


36

C. Kerangka Teori

Ibu Hamil
Primigravida

Faktor-faktor yang Perubahan


mempengaruhi Psikologis Ibu
perubahan psikologis Hamil Primigravida
pada ibu hamil:
a. Hormonal
b. Kurangnya Gejala-gejala
:
dukungan sosial
perubahan psikologis
(suami dan
keluarga) pada ibu hamil :
c. Tingkat aktivitas ibu a. Rasa Khawatir/
d. Pengalaman
Kecemasan
Traumatis Ibu
b. Perubahan
Emosional
Intensitas c. Rasa tidak Nyaman
Pemeriksaan
d. Kehilangan
Kehamilan
((ANC) perhatiandari suami
dan keluarga

Gambar 2.1 Kerangka Teori, Sumber: Saifuddin, dkk., (2008), Depkes RI

(2009), Wiknjosastro (2010), yang telah di modifikasi.


37

C. Kerangka Konsep

Perubahan Psikologis Ibu Intensitas Pemeriksaan


Hamil Kehamilan

Gambar 2. Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel Bebas = Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Variabel Terikat = Intensitas Pemeriksaan Kehamilan

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini menunjukan “Ada Hubungan Perubahan

Psikologis dengan Intensitas Pemeriksaan Kehamilan”

Anda mungkin juga menyukai