Anda di halaman 1dari 22

Analisis Musik Tradisional

Nusantara

Kelompok 4

Nama Anggota :
Anastasya Apriani
Brigita Devin Vania
Elminiar Margaretha
Ester Melinda
Hilery Permata Sari
Julian Timothy
Sonya Nainggolan
Taufan Firmansyah
Tedy Alesandro
KD . 3.2 MENGANALISIS KONSEP 3.2.1 MENJELASKAN KONSEP
MUSIK TRADISIONAL MUSIK TRADISIONAL
BERDASARKAN JENIS DAN NUSANTARA
FUNGSINYA PADA MASYARAKAT
PENDUKUNG
3.2.2 MENJELASKAN
JENIS,SIMBOL DAN NILAI ESTETIS
YANG TERKANDUNG DALAM
MUSIK TRADISIONAL
NUSANTARA
3.2.3 MENGANALISIS FUNGSI
MUSIK DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT
3.2.4 MENGANALISIS JENIS MUSIK
TRADISIONAL NUSANTARA
BESERTA INSTRUMEN YANG
DIGUNAKANNYA
3.2.5 MEMBEDAKAN JENIS MUSIK
TRADISIONAL NUSANTARA
ANALISIS MUSIK NUSANTARA
1. MUSIK MAK YONG JERJIT EMAS
 FUNGSI MUSIK MAKYONG JERJIT EMAS
- Alunan Musik, terutama rebab di awal pementasan digunakan untuk
menarik perhatian penonton, sekaligus menjadi tanda bahwa
pertunjukkan dimulai.
- Musik digunakan untuk membangun suasana, juga untuk yang
menggambarkan emosi sesuai lakon.
- Musik juga digunakan untuk menandai pergantian adegan/babak dan
penutup pertunjukkan.
- Musik digunakan juga untuk mengiringi tarian dan nyayian yang
disajikan selama pementasan.

 ALAT MUSIK MAK YONG JERJIT EMAS


- REBAB TIGA TALI SEPASANG TETAWAK

- SEPASANG GENDANG CANANG


- SERUNAI

 FUNGSI TARIAN MAK YONG JERJIT EMAS


Makyong adalah seni teater tradisional yang menarik untuk disaksikan
karena menggabungkan berbagai unsur / elemen di dalamnya yaitu :
1. Agama
2. Adat Melayu
3. Sandiwara
Makyong di masa kejayaanya pernah dianggap sebagai seni istana pada
tahun 1950-an masa keemasan kesultanan Riau. Selain itu, Makyong
digunakan untuk merawat orang sakit, kini Makyong ditampilkan di
panggung dan mantra diwariskan melalui individu kepada pewarisnya.

2. MUSIK GONDANG UNING-UNINGAN BATAK

 FUNGSI MUSIK GONDANG UNING – UNINGAN


 Taganing
Dari segi teknis, instrumen taganing memiliki tanggung jawab dalam
penguasaan repertoar dan memainkan melodi bersama-sama dengan
sarune. Walaupun tidak seluruh repetoar berfungsi sebagai pembawa
melodi, namun pada setiap penyajian gondang, taganing berfungsi sebagai
“pengaba” atau “dirigen” (pemain group gondang) dengan isyarat- isyarat
ritme yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota ensambel dan pemberi
semangat kepada pemain lainnya.
 Gordang
Gordang ini berfungsi sebagai instrumen ritme variabel, yaitu memainkan
iringan musik lagu yang bervariasi.
 Sarune
Sarune berfungsi sebagai alat untuk memainkan melodi lagu yang
dibawakan oleh taganing.
 Ogung Oloan (pemiapin atau Yang Harus Dituruti)
 Agung Oloan mempunyai fungsi sebagai instrumen ritme konstan, yaitu
memainkan iringan irama lagu dengan model yang tetap. Fungsi agung
oloan ini umumnya sama dengan fungsi agung ihutan, agung panggora dan
agung doal dan sedikit sekali perbedaannya. agung doal
memperdengarkan bunyinya tepat di tengah-tengah dari dua pukulan
hesek dan menimbulkan suatu efek synkopis nampaknya merupakan suatu
ciri khas dari gondang sabangunan.
 Fungsi dari agung panggora ditujukan pada dua bagian. Di satu bagian, ia
berbunyi berbarengan dengan tiap pukulan yang kedua, sedang di bagian
lain sekali ia berbunyi berbarengan dengan agung ihutan dan sekali lagi
berbarengan dengan agung oloan.
 Oleh karena musik dari gondang sabangunan ini pada umumnya
dimainkan dalam tempo yang cepat, maka para penari maupun pendengar
hanya berpegang pada bunyi agung oloan dan ihutan saja. Berdasarkan hal
ini, maka ogling oloan yang berbunyi lebih rendah itu berarti “pemimpin”
atau “Yang harus di turuti” , sedang ogling ihutan yang berbunyi lebih
tinggi, itu “Yang menjawab” atau “Yang menuruti”. Maka dapat
disimpulkan bahwa peranan dan fungsi yang berlangsung antara ogling
dan ihutan dianggap oleh orang Batak Toba sebagai suatu permainan
“tanya jawab”
 Ogung Ihutan atau Ogung pangalusi (Yang menjawab atau yang menuruti).
 Ogung panggora atau Ogung Panonggahi (Yang berseru atau yang
membuat orang terkejut).
 Ogung Doal (Tidak mempunyai arti tertentu)
 Hesek. Hesek ini berfungsi menuntun instrumen lain secara bersama-sama
dimainkan. Tanpa hesek, permainan musik instrumen akan terasa kurang
lengkap. Walaupun alat dan suaranya sederhana saja, namun peranannya
penting dan menentukan.
 -FUNGSI MUSIK TRADISIONAL BATAK
Dalam ansambel Gondang Sabangunan pada Horas Rapolo Musik memiliki
beberapa fungsi, yaitu :

(1) fungsi pengungkapan emosional,


(2) fungsi penghayatan etnis,
(3) fungsi hiburan,
(4) fungsi komunikasi,
(5) fungsi perlambangan,
(6) fungsi raksi dan jasmani,
(7) fungsi yang berkaitan dengan norma sosial,
(8) fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara agama,
(9) fungsi kesinambungan kebudayaan dan fungsi penginteraksian
masyarakat.
- ALAT MUSIK GONDANG UNING-UNINGAN
Ada beberapa jenis alat musik yang dipakai dalam uning-uningan, antara lain :
- aerophone (alat musik yang ditiup) terdiri dari
Sarune na met-met Sulim
Sordam Tulila

- Jenis chordophone (alat musik yang dipetik) terdiri dari


Hasapi tanggetong atau mengmong

- Alat musik batak


Aramba Doli doli
Druri dana Faritia

Garantung Gonrang

- Gonrang Pagora
Taganing Ole ole

3. Musik tradisional Betawi


- Fungsi musik tradisional betawi
a. Musik tradisional gambang kromong
-Musik Gambang Kromong yang merupakan sebuah ensambel musik
yang terdiri dari gambang, kromong, kongahyan, tehyan, sukong,
ningnong, jutao, kecrek, suling/basing, gendang (satu buah gendang besar
dan dua buah kulanter), kempul, dan gong masih dipergunakan oleh
masyarakat Betawi dalam perayaan pesta, mengiringi teater Lenong,
dan penyemarakan upacara ritual. Orang Betawi
peranakan/CinaBenteng (penyebutan untuk hasil perkawinan antara
orang Betawi dan Cina) dalam perayaan acara pernikahan masih
mempergunakan musik Gambang Kromong sebagai sajian penyemarak
upacara ritual. Fungsi musik dalam suatu masyarakat menurut Allan P.
Merriam mempunyai perhatian dari sebab yang ditimbulkan oleh
pemakaiannya dan tujuan-tujuan yang lebih jauh dari konteksnya.
b. Musik tradisional kesenian tanjidor
-untuk mengiringi arak arakan pengantin
-untuk mengisi acara cap gomeh.

c. Musik tradisional kesenian marawis


-Dalam Katalog Pekan Musik Daerah, Dinas Kebudayaan DKI, 1997,
terdapat tiga jenis pukulan atau nada, yaitu zapin, sarah, dan zahefah.
Pukulan zapin mengiringi lagu-lagu gembira pada saat pentas di
panggung, seperti lagu berbalas pantun. Nada zapin adalah nada yang
sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu pujian kepada Nabi
Muhammad SAW (shalawat). Tempo nada zafin lebih lambat dan tidak
terlalu menghentak, sehingga banyak juga digunakan dalam mengiringi
lagu-lagu Melayu.

Pukulan sarah dipakai untuk mengarak pengantin. Sedangkan zahefah


mengiringi lagu di majlis. Kedua nada itu lebih banyak digunakan untuk
irama yang menghentak dan membangkitkan semangat. Dalam marawis
juga dikenal istilah ngepang yang artinya berbalasan memukul dan
ngangkat. Selain mengiringi acara hajatan seperti sunatan dan pesta
perkawinan, marawis juga kerap dipentaskan dalam acara-acara seni-
budaya Islam.
d. Musik tradisional keroncong tugu
-Keroncong Tugu adalah jenis kesenian musik Betawi yang merupakan
hasil akulturasi antara budaya Indonesia dengan budaya Portugis.
Keroncong ini dimainkan dan dipentaskan oleh masyarakat Tugu di
Jakarta Utara. Keroncong yang sampai kini masih ditampilkan dalam
beberapa acara
 Alat musik tradisional betawi
1. Alat Musik Tradisional pada Kesenian Gambang Kromong Sesuai namanya,
kesenian orkesta Gambang Kromong dimainkan dengan alat musik yang
bernama Gambang dan Kromong. Namun, selain 2 alat musik tersebut, dalam
kesenian Gambang Kromong juga dimainkan beberapa alat musik lain seperti
kongahyan (rebab sedang), tehyan (rebab kecil), shukong (rebab besar), kecrek,
gendang, dan gong. Dirunut pada sejarahnya, kesenian Gambang Kromong
sendiri merupakan kesenian hasil akulturasi seni musik Tionghoa dan suku
Betawi asli pada abad ke 18. Seni musik Tionghoa diketahui dari adanya alat
musik Tehyan, Kongahyan, dan Sukong. Sementara unsur seni Betawi diketahui
dari adanya gambang, kromong, gendang, kecrek, dan gong. Alat Musik
Tradisional Betawi Nama “Gambang Kromong” sendiri diambil dari 2 alat musik
perkusi yang menghasilkan suara paling nyaring. Lagu-lagu yang dimainkan
dalam orkestra Gambang Kromong sendiri umumnya adalah lagu daerah Betawi
yang bernuansa keceriaan, seperti Jali-jali, Sirih Kuning, dan Lenggang Kangkung.

2. Alat Musik Tradisional pada Kesenian Tanjidor Tanjidor adalah kesenian


orkestra musik Betawi hasil perpaduan bunyi beragam alat musik tiup. Jika
Gambang Kromong merupakan hasil akulturasi seni musik Tiongkok dan musik
pribumi Betawi, maka kesenian Tanjidor justru merupakan hasil akulturasi musik
Eropa dan musik lokal. Kesenian Tanjidor mulai populer sejak abad ke 18 M
setelah bangsa Portugis memperkenalkannya. Nama "Tanjidor" sendiri berasal
dari serapan bahasa Portugis yaitu “tangedor” yang artinya “alat musik
berdawai”. Alat musik tiup yang dimainkan dalam orkestra Tanjidor sendiri
terdiri atas klarinet, trombon, piston, dan saksofon. Namun, selain itu beberapa
alat musik lain seperti tenor, bas, dan tambur juga terdapat dalam pertunjukan
orkes tersebut. Kini, kesenian Tanjidor masih tetap dimainkan terutama saat
perhelatan upacara pernikahan adat Betawi atau saat penyambutan tamu agung.

3. Alat Musik Tradisional pada Kesenian Marawis Musik Marawis sarat akan
perpaduan budaya bangsa Arab dan budaya Melayu Palembang. Hal ini dapat
dilihat dari beberapa alat musik tradisional Betawi yang dimainkan dalam
kesenian ini, yaitu gambus, rebana, tamborin, gendang, dan papan tepok. Alat
Musik Tradisional Betawi

1. Alat Musik Tradisional pada Kesenian Keroncong Tugu Kesenian musik


Keroncong dibawa oleh bangsa Portugis ke nusantara sejak tahun 1661. Di
Jakarta sendiri, kesenian musik keroncong tersebut diterima dengan baik dan
berakulturasi dengan budaya masyarakat Betawi. Hasil akulturasi tersebut
terlihat dari jenis musik dan lagu yang dimainkannya seperti yang bisa kita
dengarkan pada orkestra keroncong Tugu khas Jakarta Utara. Dalam kesenian
tersebut dimainkan beberapa alat musik tradisional Betawi seperti Biola, Cello,
Gitar, Cak, Mandolin, Rebana, dan Triangle.
2.Musik gamelan medley Jawa,Sunda,dan Bali
 Fungsi musik gamelan medley Jawa,Sunda,Bali
-fungsi Gamelan Jawa
*Gamelan Ageng atau penyajian dengan keseluruhan perangkat gamelan
digunakan untuk menyajikan Gending-gending, biasanya dipakai untuk iringan
musik pada pementasan Wayang baik Wayang Kulit maupun Wayang Orang,
Ketoprak, Tarian-tarian Jawa dan Lain-lain. adapun Gamelan Jawa untuk
penyajian gending dalam karawitan dapat dibedakan menjadi beberapa
repertoar yakni :
Soran : Gending-gending dengan kecenderungan volume tabuhan yang
keras, kesemua perangkat gamelan ditabuh kecuali Gender, Gambang, Rebab,
Suling dan Siter. Alunan Musik Gamelan jenis ini disajikan dengan tempo
tanggung, Seseg dan antal.
Lirihan : Sesuai dengan namanya, Penyajian Gending lebih halus dan pelan
dengan kesemua waditra (Instrumen) ditabuh namun yang lebih diutamakan
adalah Gender, Gambang, Rebab, Siter dan Suling dengan tempo yang
berbeda-beda, adapun penyajian karawitan lirihan dapat dibedakan lagi
berdasarkan ricikan yang dipergunakan, antara lain: gadon, nyamleng,
siteran, genderan, dan lain-lain.
* Terdapat juga Gamelan Ageng yang difungsikan sebagai sarana upacara
yakni :
Gamelan Sekati yang memiliki nama Kanjeng Kyai Gunturmadu dan Kanjeng
Kyai Guntursari, biasanya di tabuh dalam perayaan Sekaten yakni dimulai
tanggal 5 Mulud hingga 12 Mulud. selain ditabuh untuk memperingati hari
kelahiran dan wafat Nabi Muhammad SAW, juga untuk menyambut tamu
agung, supitan/tetsan putra/putri Sultan dan sakarsa Dalem. Instrumen yang
ada dalam gamelan sekati terdiri dari: 2 gong ageng, 1 bedug, 1 kempyang, 1
saron demung, 2 sarong ricik, 2 sarong peking, 1 sampur, dan 1 bonang.
Gamelan Munggang yang memiliki tiga nada, Gamelan ini terdiri dari 4
racakan berisi tiga buah bonang besar, 1 kenong japan, 2 bende, 1 pasang
lojeh, 1 kendang gending, 1 kendang penuntung, dan dua buah gong.
Gamelan Munggang ditabuh untuk menyambut penobatan Sultan,
menyambut tamu agung, supitan/tetesan putra/putri Sultan, malemen,
mantu, rampog macan, grebegan, dan lain-lain sakarsa Dalem.
Gamelan Corobalen dimainkan untuk acara menyambut tamu.

-Fungsi Gamelan Sunda


Perkembangan dari kesenian Gamelan Degung (Sunda), dulu gamelan
degung hanya dimainkan dengan cara ditabuh secara gendingan
(instrumental). Bupati Cianjur RT. Wiranatakusumah V (1912-1920) melarang
degung memakai nyanyian (vokal) karena hal itu membuat suasana
menjadikurang serius (rucah). Ketika bupati ini tahun 1920 pindah menjadi
bupati Bandung, maka perangkat gamelan degung di pendopo Cianjur juga
turut dibawa bersama nayaganya, dipimpin oleh Idi. Sejak itu gamelan degung
yang bernama Pamagersari ini menghiasi pendopo Bandung dengan lagu-
lagunya.
Melihat dan mendengarkan keindahan degung, salah seorang saudagar
Pasar Baru Bandung keturunan Palembang, Anang Thayib, merasa tertarik
untuk menggunakannya dalam acara hajatan yang diselenggarakannya.
Kebetulan dia sahabat bupati tersebut. Oleh karena itu dia mengajukan
permohonan kepada bupati agar diizinkan menggunakan degung dalam
hajatannya, dan akhirnya permohonan itu diizinkannya. Mulai saat itulah
degung digunakan dalam hajatan (perhelatan) umum. Permohonan semacam
itu semakin banyak, maka bupati memerintahkan supaya membuat gamelan
degung lagi, dan terwujud degung baru yang dinamakan Purbasasaka,
dipimpin oleh Oyo.
Pada tahun 1926 degung dipakai untuk illustrasi film cerita pertama di
Indonesia berjudul Loetoeng Kasaroeng, oleh L. Heuveldrop dan G. Kruger
produksi Java Film Company, Bandung. Karya lainnya yang menggunakan
degung sebagai musiknya adalah gending karesmen Mundinglaya dikusumah
oleh M. Idris Sastraprawira dan Rd. Djajaatmadja di Purwakarta tahun 1931.
-Fungsi Gamelan Bali
a. Pengiring Upacara Agama
Sebagai alat bunyi – bunyian, gambelan tak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat Bali, hampir tak ada suatu upacara keagamaan yang sempurna
tanpa ikut serta gambelan. Dalam tradisi agama hindu terdapat terdapat
berbagai upacara agama Hindu seperti dewa yadnya (upacara untuk dewa –
dewi dan Tuhan Yang Maha Esa), Pitra Yadnya (pembakaran mayat atau
kremasi) Manusa Yadnya ( ritus kehidupan dari lahir sampai mati), Bhuta
Yadnya (upacara kurban kepada alam semesta, dan Rsi Yadnya (upacara
pengangkatan pendeta) yang memerlukan gambelan sebagai pengiring
upacara.
b. Memberi Rasa Keindahan
Sebagai cabang kesenian yang memiliki unsur – unsur keindahan seperti
keutuhan, kerumitan, kesederhanaan, dan lain – lainnya gambelan dapat
berfungsi untuk menggugah perasaan indah seseorang.
c. Sebagai Alat Komunikasi
Gamelan, baik yang bentuknya masih sederhana maupun yang lebih rumit
dapat digunakan sebagai media komunikasi. Berjenis-jenis bunyi instrument
kulkul dalam masyarakat Bali memiliki signal tertentu dan masyarakat
mengenal makna dari instrument tersebut.
d. Sebagai Hiburan
Di samping fungsi sebagai media komunikasi dalam masyarakat, fungsi
gamelan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagi hiburan. Lagu-lagu
dolanan yang sering diiringi dengan alat-alat gamelan menjadi hiburan
tersendiri bagi anak-anak remaja. Dalam fungsinya sebagai hiburan, gamelan
juga digunakan sebagai pengiring pergelaran tari Wayang Kulit.
e. Persembahan simbolis
Gong kebar yang terdiri dari berbagai macam instrument dengan teknik
permainan yang sangat beragam menjadi cermin ( simbol ) tentang
kehidupan orang Bali yang Bhineka Tunggal Ika.
f. Mengukuhkan Norma-norma Kehidupan Masyarakat
Menabuh gamelan dalam suatu upacara keagamaan di Bali berarti pula
menguatkan dan mengukuhkan nor-norma kehidupan masyarakat. Dalam
kaitan dengan hal ini gamelan berfungsi untuk meningkatkan integritas
masyarakat.
g. Makna Pendidikan
Gamelan sebagai bagian dari seni budaya tak dapat dipungkiri pasti
mengandung nilai-nilai kehidupan dari satu masyarakat atau bangsa. Untuk
bermain gamelan dibutuhkan seseorang yang terampil dan menguasai materi
yang dimainkan. Keterampilan atau kemampuan pribadi mutalk diperlukan
oleh seseorang dalam miniti kehidupan. Gamelan Bali memiliki juga nilai
kebersamaan atau rasa komunalitas yang tinggi. Ada hubungan permainan
satu instrument dengan instrument lainnya dalam satu ensambel.

 Alat musik Gamelan Jawa


Bonang : berupa satu set sepuluh sampai empat-belas gong- gong kecil
berposisi horisontal yang disusun dalam dua deretan, diletakkan di atas tali
yang direntangkan pada bingkai kayu. Pemain duduk di tengah-tengah pada
sisi deretan gong beroktaf rendah, memegang tabuh berbentuk bulat panjang
di setiap tangan. Ada tiga macam bonang, dibeda-bedakan menurut ukuran,
wilayah oktaf, dan fungsinya dalam ansambel.
Bonang Barung : berukuran sedang, memiliki oktav tengah hingga tinggi,
merupakan satu dari sekian instrumen pemuka dalam ansembel, pola nada
yang dihasilkan bertugas sebagai antisipasi nada-nada lanjutan, penuntun
instrumen-instrumen lainnya, kecuali pada tabuhan imbal-imbalan, jenis
bonang ini cenderung bertindak untuk membentuk pola-pola lagu jalin-
menjalin dengan bonang panerus.
Bonang Penerus : berukuran paling kecil dan beroktaf tinggi. pada teknik
tabuhan pipilan, bonang panerus berkecepatan dua kali lipat dari pada
bonang barung. bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan,
karena kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya. meskipun bertugas
mengantisipasi nada-nada balungan, adapun dalam teknik tabuhan imbal-
imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan
pola-pola lagu jalin menjalin.
CELEMPUNG : merupakan Instrumen kawat yang dipetik, dibingkai pada
semacam gerobogan (juga berfungsi sebagai resonator), memiliki dua pasang
kaki, kaki muka lebih tinggi dari sepasang
kaki belakang, memiliki tiga-belas pasang kawat yang ditegangkan antara
paku untuk melaras (di atas) dan paku-paku kecil (di bawah). terdapat
kepingan metaldiatas gerobogan berfungsi sebagai jembatan pemisah kawat,
alat musik ini bertugas untuk merangkai pola pola lagu.
GAMBANG : terbuat dari bilah - bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang
juga berfungsi sebagai resonator. berbilah tujuh-belas sampai dua-puluh
bilah, wilayah gambang mencakup dua oktaf atau lebih. dimainkan dengan
tabuh berbentuk bundar dengan tangkai panjang biasanya dari tanduk/sungu.
berfungsi memainkan gembyangan (oktaf) dalam gaya pola pola lagu dengan
ketukan ajeg juga dapat memainkan beberapa macam ornamentasi lagu dan
ritme, seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan
dua nada dipisahkan oleh enam bilah, dan pola lagu dengan ritme - ritme
sinkopasi.
GENDER : bilah-bilah metal yang ditegangkan dengan tali di atas bumbung
bumbung resonator. dimainkan dengan tabuh berbentuk bulat (dilingkari
lapisan kain) dengan tangkai pendek. terdapat dua jenis gender Gender
Barung dan Gender Penerus.
Gender Barung : berukuran besar, beroktaf rendah sampai tengah. Salah
satu dari instrumen pemuka, bermain dalam pola lagu berketukan ajeg
(cengkok) yang dapat menciptakan tekstur sonoritas yang tebal dan
menguatkan rasa pathet gendhing.
Gender Penerus : berukuran kecil, beroktaf tengah sampai tinggi.
Meskipun instrumen mi tidak harus ada dalam ansambel, kehadirannya
menambah kekayaan tekstur gamelan. Gender ini memainkan lagunya dalam
pola lagu ketukan ajeg dan cepat.
KEMPUL : Gong berukuran kecil yang digantung. Kempul menandai aksen-
aksen penting dalam kalimat lagu gendhing. dalam hubungannya dengan lagu
gendhing, kempul bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan;
kadang-kadang kempul mendahului nada balungan berikutnya; kadang-
kadang ia memainkan nada yang membentuk interval kempyung dengan nada
balungan, untuk menegaskan rasa pathet.
KENDHANG : instrument bersisi dua yang tidak simetris dengan sisi kulitnya
ditegangkan dengan tali dan kulit atau rotan ditata dalam bentuk ‘Y.’
benfungsi menentukan irama dan tempo (menjaga keajegan tempo,
menuntun peralihan ke tempo yang cepat atau lambat, dan menghentikan
tabuhan gendhing (suwuk)). selain itu untuk gamelan iringan tari-tarian dan
pertunjukan wayang kendhang juga menginingi gerakan penari atau wayang.
Berdasarkan atas ukuran dan fungsinya, terdapat empat macam kendhang
yaitu kendhang ageng, kendhang wayangan, kendhang ciblon, dan kendhang
ketipung.
Kenong: merupakan satu set instrumen jenis gong berposisi horisontal,
ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Dalam memberi
batasan struktur suatu gendhing, kenong adalah instrumen kedua yang paling
penting setelah gong. Kenong membagi gongan menjadi dua atau empat
kalimat kalimat kenong, atau kenongan. disamping itu nada kenong juga
memiliki hubungan dengan lagu Gendhing, yang boleh sama dengan nada
balungan ataupun mendahuluinya atau ia dapat memainkan nada berjarak
GONG : kata gong khususnya menunjuk pada gong gantung berposisi vertikal,
berukuran besar atau sedang, ditabuh di tengah-tengah bundarannya (pencu)
dengan tabuh bundar berlapis kain. berfungsi sebagai tanda permulaan dan
akhiran gendhing. dalam istilah ini Gong bisa di jeniskan menjadi dua yakni :
Gong Ageng : Gong gantung dengan ukuran besar, ditabuh untuk
menandai permulaan dan akhiran kelompok dasar lagu (gongan) gendhing.
Gong Suswukan: Gong gantung berukuran sedang, ditabuh untuk
menandai akhiran gendhing yang berstruktur pendek, seperti lancaran,
srepegan, dan sampak.satu kempyung dengan nada balungan, untuk
mendukung rasa pathet.

KETHUK KEMPYANG : Dua instrumen yang termasuk jenis gong berposisi


horisontal ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu.
Kethuk - kempyang memberi aksen-aksen alur lagu gendhing menjadi kalimat
kalimat yang pendek. pada gaya tabuhan cepat lancaran, sampak, srepegan,
dan ayak ayakan, kethuk ditabuh di antara ketukan ketukan balungan,
menghasilkan pola-pola jalin-menjalin yang cepat.
REBAB : Alat Musik berkawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada
selajur kayu dengan badan berbentuk hati ditutup dengan membran (kulit
tipis) dari babad sapi. Instument ini termasuk salah satu bagian dari
instrumen pemuka yang diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel,
terutama dalam gaya tabuhan lirih. memainkan lagu pembuka gendhing,
menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan. alur lagu
rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing.
SARON : berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf atau
satu oktaf dan satu nada) ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga
berfungsi sebagai resonator.ditabuh dengan tabuh dibuat dari kayu atau
tanduk (yang akhir ini untuk peking). Saron sendiri terbagi menjadi 3 jenis
sesuai ukuran dan fungsi masing-masing
Saron Demung : Instrument berukuran besar dan beroktaf tengah.
memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas. satu
perangkat gamelan mempunyai satu atau dua demung. Tetapi ada gamelan di
kraton yang mempunyai lebih dari dua demung.
Saron Barung : berukuran sedang dan beroktaf tinggi, juga memainkan
balungan dalam wilayahnya yang terbatas. suatu perangkat gamelan bisa
mempunyai saron wayangan yang berbilah sembilan. saron ini dimainkan
khususnya untuk ansambel mengiringi pertunjukan wayang.
Saron Peking (Penerus) : ukuran paling kecil dan beroktaf paling tinggi.
memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan. peking
juga berusaha menguraikan lagu balungan dalam konteks lagu gendhing.
SLENTHEM : termasuk keluarga gender ketika kita lihat dari kontruksinya,
sering dinamakan gender panembung. Tetapi slenthem mempunyai bilah
sebanyak bilah saron, beroktaf paling rendah dalam kelompok instrumen
saron. memainkan lagu balungan dalam wilayahnya yang terbatas.
SULING : terbuat dari bambu dan termasuk dalam kategori alat musik tiup.
memainkan instrument dalam pola-pola lagu bergaya bebas metris.
dimainkan secara bergantian, biasanya pada waktu lagunya mendekati
akhiran kalimat. tetapi kadang - kadang pemain suling juga memainkan lagu
lagu pendek di permulaan atau di tengah kalimat lagu.
 Alat Musik Gamelan Sunda
Gamelan adalah alat musik dalam pertunjukan wayang. Dalam pertunjukan
wayang Jawa, alat musik ini terdiri atas paling tidak 15 jenis instrumen yang
berbeda, yang kebanyakan alat musik itu terbuat dari bahan perunggu dan
berbagai macam perkusi. Suling, kendang, rebab, dan gambang adalah
pengiring pertunjukan yang bukan perkusi dan tidak terbuat dari perunggu.
Berdasarkan bentuk, kelengkapan, dan penempatan alat musiknya, jenis
gamelan di Sunda dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1.Renteng
goong renteng (9 perangkat)
sakati (2 perangkat)
degung (2 perangkat)
koromong (4 perangkat)
goong gede (1 perangkat)
monggang Ciamis (1 perangkat)
2.Salendro pelog
gamelan salendro (10 perangkat)
gamelan pelog (10 perangkat)
gamelan ajeng (8 perangkat)
monggang Cigugur
3. Ketuk tilu
tatabeuhan ronggeng (ketuk tilu, ronggeng gunung, ronggeng ketuk, doger,
topeng banjet, dsb.)
Berikut ini adalah macam-macam alat musik gamelan yang digunakan dan
pengertiannya :
1.Kothak. Terbuat dari kayu. Biasanya, kothak berfungsi sebagai tempat
untuk menyimpan wayang dan alat pertunjukan yang lain seperti Kelir,
Chempala, dan Kepyak. Untuk dapat menyimpan sekitar 200 buah wayang,
ukuran panjangnya bisa mendekati 150 cm, lebar 80 cm, dan tinggi 60 cm
(dengan tutup kothak terpasang).
2.Kendang adalah instrumen pemimpin. Pengendang adalah konduktor dari
musik gamelan. Ada 5 ukuran kendang dari 20 cm - 45 cm.
3.Saron. Adalah alat musik pukul dari bronze dengan disanggah kayu. Ada 3
macam Saron :
Saron Barung
Saron Peking
Saron Demung.
4.Bonang Barung. Alat ini terdiri dari 2 baris peralatan dari bronze dimainkan
dengan 2 alat pukul.
5.Slenthem. Lempengan bronze ini diletakan diatas bambu untuk
resonansinya.
6.Gender. Alat ini hampir sama dengan Slenthem dengan lempengan bronze
lebih banyak.
7.Gambang. Merupakan alat musik yang berupa lempengan kayu yang
diletakkan diatas frame kayu juga.
8.Gong. Setiap set slendro dan pelog dilengkapi dengan 3 gong. Dua Gong
besar (Gong Ageng) dan satu Gong Suwukan sekitar 90 cm, terbuat dari
bronze, Gong menandakan akhir dari bagian lagu yang liriknya panjang.
9.Kempul. Merupakan Gong kecil, untuk menandakan lagu yang bagiannya
berirama pendek. Setiap set slendro dan pelog terdiri dari 6 atau 10 kempul.
10.Kenong. Adalah alat musik semacam gong kecil diatas tatakan, satu set
komplet bisa 10 kenong baik set slendro atau pelog.
11.Kethuk. Alat ini disebut juga kenong kecil, yang fungsinya yaitu
menandakan jeda antar lirik lagu.
12.Clempung. Merupakan suatu instrumen dawai, masing-masing slendro
dan pelog menetapkan kebutuhan satu clempung.
13.Siter. Pada tiap set slendro dan pelog memerlukan 1 siter.
14.Suling. Pada setiap set slendro dan pelog memerlukan 1 suling.
15.Rebab. Alat musik gesek
16.Keprak dan Kepyak. Ini diperlukan untuk pertunjukan tari
17.Bedug
18.Cemphala. Cemphala atau pemukul kayu biasanya terbuat dari kayu teak.
Ada dua macam cemphala, yang satu berukuran hanya separuh dari yang lain.
Yang lebih besar berukuran sekitar 20 cm dengan diameter berukuran 5 cm.
Biasanya benda ini dipegang dengan tangan kiri si dalang. Chemphala
digunakan untuk memukul kothak yang menimbulkan efek dan isyarat yang
dibutuhkan. Apabila kedua tangan si dalang sibuk memainkan wayang, maka
dia menggunakan chempala yang kecil untuk keperluan yang sama dengan
cara menjepitkannya pada jari kaki kanan sang dalang. Untuk itu, dalang
biasanya duduk bersila, dengan kaki kanan menyilang pada paha kiri.Seperti
yang dijelaskan diatas, suara ketukan bukan hanya melahirkan efek suara,
tetapi juga berfungsi sebagai tanda dari dalang untuk para musisi yang
memainkan melodi, untuk memperlambat atau mempercepat ritme (irama),
untuk memperkeras atau mengecilkan bunyi musik, atau menghentikannya.
19.Kepyang. Alat ini terbuat dari logam. Biasanya ia terbuat dari tiga kepingan
perunggu dengan panjang 15 cm dan lebar 10 cm, didukung pula oleh tali
kecil atau rantai yang diikat pada bagian luar kothak. Dalang akan memukul-
mukul kepyak dengan chempala yang dijepit pada jari-jari kaki kanannya.
Fungsi utama dari alat ini adalah untuk menimbulkan efek bunyi. Tetapi
kadangkala ia berfungsi untuk memberikan tanda pada para pemain gamelan.

 Alat Musik Tradisional Gamelan Bali

Anda mungkin juga menyukai