Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PADA PT. MAYORA INDAH, Tbk


TAHUN 2013
(Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan)

Disusun Oleh:
Rendy Bayu Adha
NPM. 1411031145

JURUSAN AKUNTANSI/ FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN 2014
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT. MAYORA INDAH, Tbk.

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


1. Bidang Usaha
PT. Mayora Indah, Tbk. merupakan kelompok bisnis yang memproduksi makanan
dan minuman olahan. Mayora Indah telah berkembang menjadi salah satu perusahaan
Fast Moving Consumer Goods Industry yang telah diakui keberadaannya secara global.
Terbukti bahwa Mayora Indah telah menghasilkan berbagai produk berkualitas yang
saat ini menjadi merek-merek terkenal di dunia, seperti Kopiko, Danisa, Astor,
Energen, Torabika dan lain-lain.

Produk-produk Mayora dibagi menjadi beberapa lini produk dengan merek-merek


terkenal, antara lain Biskuit dengan pabrik biskuit terbesar di Asia Tenggara (Marie
Roma, Slai O’lai, Better, Danisa dan Sari Gandum), Permen yang menjadi salah satu
pelopor permen kopi dan menjadi merek permen nomor 1 di dunia (Kopiko, Kis, dan
Tamarin), Wafer & Chocolate yang menjadi pelopor hadirnya wafer roll dan coklat
pasta dengan kualitas tinggi (Astor, Beng-beng, Superstar, Zuperr Keju, dan Choki-
choki), Kopi yang merupakan produsen kopi instan terbesar di Indonesia dan Asia
Tenggara (Torabika Brown Coffe, Torabika 3inOne, Torabika Cappucino), Mayora
Nutrition (Energen Oat Milk), Bubur (Super BUbur), Mie Instan (Mie Gelas), Minuman
(Vitazone, Teh Pucuk Harum & Kopiko 78°C) dan beberapa varian produk lainnya.

2. Sejarah Perusahaan
PT. Mayora Indah, Tbk pertama kali didirikan sejak 17 Februari 1977 dan mulai
beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978, sebagai sebuah industri biskuit
rumah sederhana yang hingga sekarang mampu berkembang dengan pesat menjadi
salah satu kelompok usaha yang terintegrasi di Indonesia. Perkembangan perusahaan
juga ditorehkan dengan merubah status perusahaan menjadi perusahaan terbuka seiring
dengan pencatatan saham perusahaan untuk pertama kali di Bursa Efek Indonesia
melalui Initial Public Offering (IPO) sejak 4 Juli 1990. Pada tahun-tahun berikutnya
perusahaan terus melakukan ekspansi cepat untuk menjadi sebuah perusahaan yang
berbasis ASEAN. Salah satu usahanya yakni mendirikan fasilitas produksi dan beberapa
kantor pemasaran yang terletak di beberapa negara di Asia Tenggara.
Kantor pusat Mayora berlokasi di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23,
Jakarta, sedangkan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi. Dengan semakin
berkembangnya PT. Mayora Indah, jumlah karyawan perusahaan pun mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Jumlah karyawan perusahaan dan entitas anak tahun 2004
tercatat sebanyak 4.650 orang, kini (per 31 Desember 2014) seluruhnya berjumlah
9.594 orang atau meningkat 4.944 selama 10 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan ikut berperan dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
3. Manajemen dan Pemilik
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, susunan pengurus perusahaan
berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan tanggal 26
September 2013 yang didokumentasikan dalam akta No. 29 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
 Komisaris Utama : Jogi Hendra Atmadja
 Komisaris : Hermawan Lesmana
 Komisaris : Gunawan Atmadja
 Komisaris Independen : Suryanto Gunawan
 Komisaris Independen dan
Ketua Komite Audit : Ramli Setiawan
Dewan Direksi:
 Direktur Utama : Andre Sukendra Atmadja
 Direktur Supply Chain : Hendarta Atmadja
 Direktur Umum dan Operasional : Wardhana Atmadja
 Direktur Keuangan : Hendrik Polisar
 Direktur Pemasaran : Muljono Nurlimo
Dewan Komisaris Perusahaan terdiri dari 5 (lima) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang
Komisaris Utama, dan 4 (empat) orang anggota Komisaris yang dua diantaranya
merupakan Komisaris Independen dan salah satunya bertindak selaku Ketua Komite
Audit. Direksi perusahaan terdiri dari seorang Direktur Utama dan 4 (empat) orang
Direktur yang dua diantaranya merupakan direktur independen
Struktur kepemilikan saham perusahaan per 31 Desember 2013 yaitu 32,93% dimiliki
oleh PT. Unita Branindo sedangkan sisanya 67,07% dimiliki oleh masyarakat yang
terdiri dari 1.045 pemegang saham. Di dalam kepemilikan publik tersebut, tidak ada
satu pihak pun yang memiliki saham lebih dari 5%.
4. Filosofi, Visi dan Misi Perusahaan
Filosofi bisnis PT. Mayora Indah adalah menjadi perusahaan yang terbaik di mata
para konsumen dengan menjadikan perusahaan sebagai “Symbol of Quality Food”.
Sedangkan visi dan misi perusahaan diantaranya:
 Menjadi produsen makanan dan minuman yang berkualitas dan terpercaya di mata
konsumen domestik maupun internasional dan menguasai pangsa pasar terbesar
dalam kategori produk sejenis.
 Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata-rata industri dan memberikan
value added yang baik bagi seluruh stakeholders Perusahaan.
 Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara dimana
Perusahaan berada.

B. ANALISIS SWOT ATAS SITUASI INDUSTRI


1. Kekuatan (Strength)
Barang konsumsi tidak dapat dilepaskan dan menjadi bagian penting dari kehidupan
manusia. Tingkat populasi yang tinggi dan meningkatnya daya beli masyarakat akan
turut meningkatkan pemenuhan akan kebutuhan terhadap barang konsumsi, termasuk
permintaan terhadap produk yang dihasilkan oleh PT. Mayora Indah. Industri barang
konsumsi seperti biskuit, kopi, cereal dan sejenisnya yang diproduksi oleh PT. Mayora
Indah merupakan industri yang tidak tergoyahkan baik oleh krisis ekonomi, maupun
krisis energi yang terjadi. Bahkan dari tahun ke tahun devisa negara yang diperoleh dari
eksport biskuit semakin besar.
2. Kelemahan (Weakness)
Kondisi perekonomian Indonesia tahun 2013 tidak terlepas dari pengaruh kondisi
ekonomi global. Penurunan harga komoditas global yang masih berlanjut, tidak dapat
dihindari mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Sementara itu, defisit transaksi
berjalan juga dipengaruhi impor yang masih cukup kuat yang terkait juga dengan
permasalahan struktural yang telah berlangsung lama, seperti keterbatasan kapasitas
industri domestik dalam memnuhi permintaan. Dampak dari rencana pengurangan
stimulus moneter (tepering off) di Amerika Serikat membawa dampak besar di
Indonesia, dimana terjadi aliran modal asing yang keluar cukup signifikan dari pasar
keuangan domestik. Selain itu, keluarnya aliran modal asing dari Indonesia juga dipicu
oleh persepsi negatif investor asing terhadap tekanan inflasi yang sempat tinggi paska
kenaikan harga BBM bersubsidi dan defisit transaksi berjalan yang melebar. Defisit
transaksi berjalan yang semakin melebar berimbas pada nilai tukar rupiah yang bergerak
dalam tren melemah.
Dinamika perekonomian global juga berpengaruh pada kinerja perekonomian berupa
tren pertumbuhan ekonomi yang melambat sejak triwulan awal, sehingga untuk
keseluruhan tahun tercatat 5,8%, melambat dari pertumbuhan tahun 2012 sebesar 6,2%.
Di tengah tren perlambatan ekonomi, inflasi meningkat tinggi sebagai dampak kenaikan
harga BBM subsidi dan kenaikan harga pangan, yang tercatat mencapai 8,4%, jauh lebih
tinggi dibandingkan inflasi tahun 2012 sebesar 4,3%.
3. Kesempatan (Opportunity)
Beberapa tahun ke depan industri makanan dan minuman olahan masih memiliki
prospek yang sangat baik. Produk ini dikonsumsi oleh semua kelompok umur, dari
semua golongan, mulai daerah perkotaan hingga ke pelosok-pelosok daerah. Dengan
penduduk lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar. Dan
produk berkualitas internasional yang dihasilkan oleh PT. Mayora Indah memungkinkan
perusahaan memperbesar volume ekpor setiap tahunnya.
4. Ancaman (Threats)
Pasar yang besar di industri makanan dan minuman olahan memunculkan pesaing-
pesaing baik yang masih baru ataupun juga pesaing yang memang sudah lama baik lokal
maupun dari produsen luar negeri. Selain itu, lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
berdampak pada peningkatan harga pokok produksi. Ditambah pula kenaikan Upah
Minumum Provinsi (UMP) dibeberapa daerah dan kenaikan harga BBM memaksa
pelaku usaha untuk melakukan penyesuaian pada komponen biaya produksi.
C. PENILAIAN KEANDALAN (REALIBILITY) LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan PT. Mayora Indah yang telah disusun bertujuan memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas kepada
stakeholders dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi, serta sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang telah
dipercayakan.
Sebagai upaya peningkatan efektifitas pengendalian dan operasi manajemen,
perusahaan telah memiliki Unit Audit Internal yang disebut Komite Internal Audit yang
melakukan fungsi audit untuk memastikan bahwa seluruh pekerja telah menjalankan
tugasnya sesuai dengan Standar Operasional yang ditetapkan dan tidak bertentangan
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sekaligus melakukan evaluasi atas
sistem pengendalian internal yang dilakukan sehingga dapat memberikan saran
perbaikan kepada manajemen untuk pengambilan keputusan dan menerapkan kebijakan
secara lebih baik.
Laporan keuangan konsolidasi PT. Mayora Indah dan entitas anak untuk tahun
buku 2013 telah diaudit oleh auditor independen menggunakan jasa Kantor Akuntan
Publik (KAP) Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny yang berafiliasi dengan Moore
Stephens International, yang merupakan salah satu kantor akuntan publik terkemuka
yang berlokasi di London, Inggris. Audit yang dilakukan berupa audit atas Laporan
Keuangan Konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 berdasarkan
standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dengan tujuan
menyatakan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan dalam
semua hal yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Hasil audit oleh KAP Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny atas Laporan Keuangan
Konsolidasian perusahaan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 melalui
Laporan Auditor Independen No. 03200514SA yang terbit tanggal 26 Maret 2014
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan konsolidasian perusahaan dan entitas anak, serta kinerja
keuangan dan arus kas konsolidasiannya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Atas kondisi-kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang
disajikan PT. Mayora Indah dan entitas anaknya telah memenuhi prinsip keandalan
(reliability) bagi pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan-keputusan
bisnis perusahaan.
D. PENILAIAN ATAS AKURASI LAPORAN KEUANGAN
Penyajian laporan keuangan konsolidasian yang disusun oleh PT. Mayora Indah
untuk Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, Laporan Laba Rugi Komprehensif,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan, telah mengikuti
ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan telah sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam SK Ketua Bapepam-LK Nomor KEP-431/BL/2012
tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
PT. Mayora telah menyertakan dalam laporan tahunannya, laporan posisi keuangan
konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk periode yang berakhir tanggal 31
Desember 2013 dan 31 Desember 2012. PT. Mayora Indah juga telah mengungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), entitas anak yang dikonsolidasikan
termasuk persentase kepemilikan perusahaan, dengan perincian sebagai berikut:

Tahun Persentase
Entitas Anak Domisili Jenis Usaha
Operasi Kepemilikan
Kepemilikan Langsung:
PT. Sinar Pangan Barat Medan Industri makanan 1991 100
olahan
PT. Sinar Pangan Timur Surabaya Industri makanan 1992 100
olahan
Mayora Nederland, B.V Belanda Jasa Keuangan 1996 100
PT. Torabika Eka Semesta Tangerang Industri pengolahan 1990 96,23
kopi bubuk dan instan
Kepemilikan tidak langsung:
PT. Kakao Mas Gemilang Tangerang Industri pengolahan 1985 92,38
biji kakao

Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan PT.


Mayora Indah dan entitas anaknya telah akurat meyatakan kondisi keuangan perusahaan
dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan.

E. RINGKASAN INFORMASI KEUANGAN PERUSAHAAN


1. Aset
Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah Aset Lancar Perusahaan dan entitas anak
adalah sebesar Rp6.430 milyar, sedangkan pada tahun 2012, adalah sebesar Rp5.314
milyar. Sementara itu, jumlah Aset Tidak Lancar pada tahun 2013 berjumlah Rp3.280
milyar, sedangkan pada tahun sebelumnya Rp2.989 milyar. Sehingga, total aset
perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp9.710 milyar, meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp8.303 milyar.
2. Utang/Liabilitas
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013
adalah sebesar Rp 2.677 milyar, sementara tahun 2012 Rp1.924 milyar. Sedangkan
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
sebesar Rp 3.139 milya turun sebesar 5,2 % dibandingkan tahun 2012 yang besarnya
Rp3.310 milyar. Total Liabilitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
sebesar Rp5.816 milyar sedangkan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp5.235 milyar.
3. Modal/Ekuitas
Sementara Jumlah Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp3.894
milyar naik sebesar 27 % dibanding tahun 2012 yang berjumlah Rp3.068 milyar. Selama
tahun 2013, perusahaan membelanjakan modal untuk investasi sebesar Rp477 milyar,
yanf digunakan untuk pembangunan pabrik, pembelian mesin produksi, dan penyediaan
fasilitas produksi lainnya.
4. Pendapatan
Pendapatan Perusahaan selama tahun 2013 tercatat sebesar Rp12.018 milyar.
Sedangkan jumlah pendapatan Perusahaan selama tahun 2012 adalah sebesar Rp10.511
milyar, atau naik sebesar Rp1.507 milyar. Untuk Pendapatan Komprehensif lain adalah
sebesar negatif Rp4,8 milyar dan negatif Rp1,6 milyar masing-masing pada tahun 2013
dan 2012. Jumlah ini berasal dari selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan;
sedangkan Total Laba Komprehensif sebesar Rp1.009 milyar pada tahun 2013 dan
Rp743 milyar pada tahun 2012.
5. Beban
Jumlah Beban termasuk Beban Usaha, Beban Lain-Lain dan Beban Pajak selama
tahun 2013 adalah sebesar Rp1.908 milyar, sementara tahun 2012 sebesar Rp1.601
milyar.

6. Laporan Common-Size
a) Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
COMMON SIZE (%)
URAIAN PT. MAYORA INDAH, Tbk
2013 2012 2011
ASET

ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 19.16 16.13 4.93
Piutang Usaha 28.80 24.51 25.35
Piutang Lain-lain 0.17 0.19 0.52
Persediaan 15.00 18.05 20.25
Uang Muka Pembelian 0.49 0.94 6.87
Beban dan Pajak dibayar dimuka 2.60 4.17 4.14
Jumlah Aset Lancar 66.22 64.00 62.05
ASET TIDAK LANCAR
Aset Pajak Tangguhan 0.02 0.03 0.04
Aset Tetap -Neto 32.07 34.42 30.89
Beban Ditangguhkan -Neto 0.01 0.01 0.00
Uang Muka Pembelian Aset Tetap 1.66 1.52 7.02
Uang Jaminan 0.01 0.02 0.01
Total Aset Tidak Lancar 33.78 36.00 37.95
TOTAL ASET 100.00 100.00 100.00
LIABILITAS & EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK


Utang Jangka Pendek 8.14 7.53 7.95
Utang Usaha 11.16 10.14 15.48
Utang Lain-lain 0.98 0.13 0.97
Utang Pajak 1.46 1.01 0.10
Liabilitas jangka pendek lainnya 5.83 4.37 3.46
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 27.57 23.18 27.97

LIABILITAS JANGKA PANJANG


Liabilitas Pajak Tangguhan 0.14 0.16 0.22
Cadangan Imbalan pasti pasca kerja 3.59 2.97 2.61
Pinjaman Bank Jangka panjang 17.03 18.35 25.14
Utang Obligasi 7.26 9.05 4.12
Sukuk Mudharabah 2.42 4.80 0.00
Total Liabilitas Jangka Panjang 30.44 35.34 32.09
b) Laporan Laba Rugi Konsolidasi
COMMON SIZE (%)
URAIAN PT. MAYORA INDAH, Tbk
2013 2012 2011
Penjualan Bersih 100.00 100.00 100.00
Beban Pokok Penjualan 75.69 77.68 82.46
LABA BRUTO 24.31 22.32 17.54

BEBAN USAHA
Beban Penjualan 10.62 8.84 7.53
Beban Umum dan Administrasi 2.84 2.48 1.99
Jumlah Beban Usaha 13.45 11.31 9.53
LABA USAHA 10.86 11.00 8.02
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Keuntungan Kurs Mata Uang bersih 2.57 0.30 -0.12
Penghasilan Bunga 0.21 0.18 0.08
Keuntungan Penjualan Aset Tetap 0.02 0.04 0.04
Penghasilan Sewa 0.02 0.02 0.03
Beban Bunga 2.14 2.13 1.31
Pendapatan Bagi Hasil Sukuk Mudharabah 0.27 0.39 0.29
Lain-lain bersih 0.01 0.10 0.18
Penghasilan Beban Lain-lain Bersih 0.43 -1.87 -1.39
LABA SEBELUM PAJAK 11.28 9.13 6.63

Beban (Penghasilan) Pajak


Pajak Kini 2.85 2.06 1.48
Pajak Tangguhan 0.00 -0.01 0.03
Beban Pajak 2.85 2.05 1.51
F. ANALISIS HUBUNGAN ANTAR POS
Untuk menganalisis hubungan pos-pos dalam laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan, akan dilakukan penilaian atas rasio dan model analisis sebagai berikut:
1) Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

TAHUN Rata-rata
RASIO Industri
2011 Δ2011-2012 2012 Δ2012-2013 2013
2013
Rasio Lancar 2,22 0,54 2,76 -0,36 2,40 1,46
Rasio Cepat 1,49 0,49 1,98 -0,12 1,86 1,15
Rasio Kas 0,18 0,52 0,70 0,00 0,70 0,40
Rasio Perputaran
Kas 4,20 -1,10 3,10 0,10 3,20 6,95

005
004
004
003
003 2011
002 2012
2013
002
001
001
000
Rasio Lancar Rasio Cepat Rasio Kas Rasio Perputaran Kas

Rasio lancar dan rasio cepat perusahaan meningkat dari tahun 2011 ke 2012, namun
menurun pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 seperti tabel dan grafik di atas.
Rasio lancar pada tahun 2013 sebanyak 2,4 kali, menurun dibanding tahun 2012 yang
sebanyak 2,76 kali. Hal ini disebabkan penambahan nilai utang lancar karena utang
jangka menengah/jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun 2013. Meskipun
begitu, tingkat likuiditas PT. Mayora Indah masih sangat baik karena rasio likuiditas
perusahaan masih di atas rata-rata industri tahun 2013, seperti ditunjukkan oleh tabel
di atas.
2) Rasio Solvabilitas

TAHUN Rata-
RASIO rata
2011 Δ2011-2012 2012 Δ2012-2013 2013 Industri
Debt to Asset Ratio 0,63 0,00 0,63 -0,03 0,60 0,57
Debt to Equity Ratio 1,72 -0,02 1,71 -0,21 1,49 1,16
Long Term Debt to
Equity Ratio 0,96 0,12 1,08 -0,27 0,81 0,50

002
002
002
001
001
001
001
001
000
000 2011
000 2012
tio ati
o
ati
o 2013
t Ra R R
ss
e ity ty
u ui
to
A Eq Eq
o to
bt tt
De
De
b bt
De
m
Ter
ng
Lo

Rasio utang PT. Mayora Indah menunjukkan trend yang cenderung menurun selama 3
tahun (2011 – 2013), debt to asset ratio stabil dari tahun 2011 ke 2012 diangka 63%
dan menurun pada tahun 2013 menjadi 60%. Sementara itu, debt to equity ratio
selama 3 tahun berturut-turut konsisten mengalami penurunan dari 172% di tahun
2011 menjadi 149% di tahun 2013. Dan long term debt to equity ratio sempat
meningkat dari 96% pada tahun 2011 menjadi 108% di tahun 2012, namun kembali
turun pada tahun 2013 menjadi 81%. Dari tabel dan grafik menunjukkan bahwa
proporsi pendanaan PT. Mayora Indah yang berasal dari utang masih cukup besar di
atas 50%.
Rasio utang PT. Mayora Indah untuk periode tahun 2013 sedikit di atas rata-rata
industri, seperti ditunjukkan oleh tabel di atas. Meskipun hal ini kurang baik, namun
kami menganggap rasio utang perusahaan masih cukup sehat. Perusahaan tidak akan
kesulitan memenuhi kewajiban hutangnya pada saat jatuh tempo karena memili kas
dan setara kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban saat jatuh tempo.
3) Rasio Aktivitas

TAHUN Rata-
RASIO rata
2011 Δ2011-2012 2012 Δ2012-2013 2013 Industri
Receivable Turnover 5, 4,
Ratio 3,36 1,76 12 (0,85) 27 7,00
Inventory Turnover
Ratio 7,07 (0,06) 7,01 1,24 8,25  5,39
Total Asset Turnover
Ratio 1,43 (0,17) 1,27 (0,03) 1,24  1,14

009
008
007
006
005
004
003
2011
002 2012
001 2013
000
o o o
Rati Rati Rati
r r er
ve ve ov
no r no r n
Tur Tu u
e y tT
bl or sse
ie va ent l A
c In
v ta
Re To

Rasio perputaran piutang sempat mengalami kenaikan dari tahun 2011 sebanyak 3,36
kali menjadi 5,12 kali ditahun 2012, namun menurun di tahun 2013 menjadi 4,27 kali.
Sebaliknya, rasio perputaran persediaan meskipun sempat turun tipis dari 7,07 kali di
tahun 2011 menjadi 7,01 kali di tahun 2012, namun segera naik 1,24 kali di tahun
2013 menjadi 8,25 kali. Sementara itu, rasio perputaran total aset justru konsisten
mengalami penurunan, meskipun sedikit dari 1,43 kali pada tahun 2011 menjadi 1,27
kali di 2012 dan akhirnya menjadi 1,24 kali di tahun 2013.
Rasio perputaran piutang PT. Mayora masih dibawah rata-rata industri tahun 2013
yang menunjukkan strategi perusahaan dalam penagihan piutang masih belum cukup
baik. Demikian pula rasio perputaran persediaan dan perputaran aset tetap perusahaan
lebih baik daripada rata-rata industri yaitu 5,39 dan 1,14.
4) Profitabilitas

Rata-
rata
RASIO TAHUN Industri
2011 Δ2011-2012 2012 Δ2012-2013 2013
Net Profit Margin
Ratio 5,11% 1,97% 7,08% 1,35% 8,43%  14,81%
ROI 7,33% 1,64% 8,97% 1,47% 10,44%  13,89%
ROE 19,94% 4,33% 24,27% 1,76% 26,03%  17,00%

030%

025%

020%

2011
015%
2012
2013
010%

005%

000%
Net Profit Margin Ratio ROI ROE

PT. Mayora Indah selama 3 tahun (2011-2013) selalu mencatat laba dengan
pertumbuhan yang cukup baik, tingkat pengembalian investasi dan ekuitas pemilik
pun ikut meningkat seperti tertera dalam tabel grafik. Rasio laba bersih meningkat
dari 5,11% tahun 2011 menjadi 7,08% tahun 2012 dan naik sebesar 1,35% di 2013
menjadi 8,43%. Tingkat pengembalian investasi meningkat 1,64% dari sebelumnya
sebesar 7,33% di tahun 2011 menjadi 8,97% tahun 2012 dan naik 1,47% di tahun
2013 menjadi 10,44%. Sementara itu, tingkat pengembalian ekuitas meningkat dari
19,94% di 2011 menjadi 26,03% tahun 2013.
Meskipun NPM dan ROI PT. Mayora Indah meningkat dari tahun 2012 dibandingkan
tahun 2013, namun masih kurang baik karena masih di bawah rata-rata industri yaitu
masing-masing 14,81% dan 13,89%. Sedangkan rasio ROE sangat baik karena di atas
rata-rata industri yaitu 17,00%.
5) Gross Profit Analysis

TAHUN
Komponen
2011 Δ2011-2012 2012 Δ2012-2013 2013
Penjualan Bersih 9.453.865.992.87 1.056.759.676.95 10.510.625.669.8 1.507.211.463.
8 4 32 505 12.017.837.133.337
Harga Pokok 7.795.454.967.72 369.554.583.6 8.165.009.551.3 931.161.740.
Penjualan 2 70 92 161 9.096.171.291.553
LABA BRUTO 1.658.411.025.15 687.205.093.2 2.345.616.118.4 576.049.723.
6 84 40 344 2.921.665.841.784
Terjadi peningkatan penjualan sebanyak Rp1.507 milyar pada tahun 2013
dibandingkan penjualan tahun sebelumnya, yaitu penjualan tahun 2012 sebesar
Rp10.510 milyar menjadi Rp12.012 milyar pada tahun 2013.
Demikian pula dengan harga pokok penjualan yang meningkat Rp931,16 milyar pada
tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp8.165
milyar menjadi Rp9.096 milyar pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, PT. Mayora Indah membukukan laba bruto Rp2.921 milyar,
meningkat sebesar Rp576 milyar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp687
milyar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak terpengaruh oleh krisis
keuangan yang terjadi, dan tetap dapat membukukan laba yang cukup signifikan.
6) Common Size
a) Analisis laporan posisi keuangan common size PT. Mayoran Indah:
 Komposisi aset PT. Mayora Indah terdiri dari aset lancar 66,22% dan aset
tidak lancar 33,78%.
 Nilai aset terbesar PT. Mayora Indah adalah Aset Tetap 32,07% dan terbesar
kedua adalah piutang usaha yang mencapai 28,80% dan terbesar ketiga adalah
kas dan setara kas 19,16%.
 Total kewajiban PT. Mayora Indah adalah 59,90% dari total kewajiban dan
ekuitas, dimana proporsi pinjaman bank jangka panjang merupkan yang paling
besar 18,08%.
 Total ekuitas PT. Mayora Indah sebesar 40,10% dari total nilai kewajiban dan
ekuitas perusahaan, dimana nilai saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya merupakan yang terbesar yaitu 34,32%.
 Proporsi ekuitas perusahaan tahun 2013 sebesar 40,10%, mengalami
peningkatan dibandingkan 2 tahun sebelumnya sebesar 36,95% (tahun 2012)
dan 36,74% (tahun 2011). Proporsi liabilitas perusahaan menurun dari tahun
sebelumnya, dimana tahun 2012 proporsi liabilitas perusahaan sebesar 63,05%
menjadi 59,90% pada tahun 2013.
b) Analisis laporan laba rugi common size PT. Mayora Indah:
 Proporsi laba kotor terhadap penjualan tahun 2013 adalah 24,31%, dengan tren
yang terus meningkat dibandingkan 2 tahun sebelumnya, dimana pada tahun
2012 proporsi laba sebesar 22,32% dan tahun 2011 sebesar 17,54%. Hal ini
didorong oleh tren peningkatan penjualan yang dibukukan perusahaan selama
3 tahun masing-masing sebesar Rp9.453 milyar (2011), Rp10.510 milyar
(2012), dan Rp12.017 milyar (2013).
 Beban pokok penjualan pada tahun 2013 sebesar 75,69% dari penjualan,
mengalami penurunan dibandingkan 2 periode sebelumnya (77,68% tahun
2012 dan 82,46% tahun 2011). Hal ini tentunya baik bagi perusahaan karena
menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam proses produksinya
dan efektif dalam menekan biaya produksi.
 Proporsi beban usaha terhadap penjualan pada tahun 2013 sebesar 13,45%,
meskipun mengalami peningkatan dibandinkan 2 periode sebelumnya (11,31%
di tahun 2012 dan 9,53% di tahun 2011), namun perusahaan masih
membukukan laba usaha lebih besar (Rp1.304 milyar) dibandingkan 2 periode
sebelumnya (Rp1.156 milyar pada tahun 2012 dan Rp757 milyar pada tahun
2011), salah satunya disebabkan peningkatan penjualan.
 Proporsi laba bersih terhadap penjualan pada tahun 2013 sebesar 8,43%, naik
dibandingkan 2 tahun sebelumnya yaitu 7,08% pada 2012 dan 5,11% tahun
2011.
G. ANALISIS TREN (TREN ATAS POS-POS PENTING)
a) Aset Lancar
3000.000
2796.000
2500.000

2000.000 2035.000
1860.000
1673.000 Kas & Setara Kas
1500.000 1498.000 1456.000 Piutang Usaha
1336.000 1339.000
Persediaan
1000.000

500.000
325.000

-
2011 2012 2013

Jumlah aset lancar selama 3 periode (2011-2013) mengalami tren meningkat,


ditunjukkan juga pada ketiga pos seperti dalam grafik di atas. Kas dan Setara Kas
meningkat dari Rp325 milyar pada tahun 2011, menjadi Rp1.339 milyar pada tahun
2012 dan Rp1.860 milyar pada tahun 2013. Piutang usaha meningkat dari Rp1.673
milyar pada tahun 2011, menjadi Rp2.035 milyar pada tahun 2012 dan Rp2.796
milyar pada tahun 2013. Sementara persediaan juga ikut meningkat dari Rp1.336
milyar, menjadi Rp1.498 milyar pada tahun 2012 dan Rp1.456 milyar pada tahun
2013.
b) Aset Tidak Lancar
3500
3114
3000
2857
2500

2000 2038
Uang Muka
1500 Aset Tetap

1000

500 463
126 161
0
2011 2012 2013
Total aset tidak lancar selama 3 periode (2011-2013) mengalami tren meningkat,
seperti pada pos aset tetap dimana nilainya pada tahun 2011 sebesar Rp2.038
milyar, terus meningkat pada tahun 2012 sebesar Rp2.857 milyar dan diteruskan
hingga tahun 2013 sebesar Rp3.114 milyar. Sedangkan nilai uang muka pembelian
aset tetap berangsur-angsur menurun dari tahun 2011 sebesar Rp463 milyar,
menjadi Rp126 milyar ditahun 2012 dan dilanjutkan ditahun 2013 sebesar Rp161
milyar.
c) Liabilitas
2000

1800 1824
1718 1756
1600

1400

1200
1083 Utang Jk Pendek
1000 1021 Utang Usaha
841 Pinjaman Bank Jk. Panjang
800 790 Modal Saham
600 625
525
447
400 383 383
200

0
2011 2012 2013

Nilai liabilitas perusahaan secara total menunjukkan tren peningkatan. Jumlah utang
jangka pendek perusahaan seperti ditunjukkan grafik di atas, naik dari Rp525 milyar
ditahun 2011, menjadi Rp625 milyar tahun 2012 dan Rp790 milyar pada tahun
2013. Sementara itu, utang usaha sempat berkurang ditahun 2012 sebesar Rp841
milyar, dari sebelumnya sebesar Rp1.021 milyar pada tahun 2011, namun kembali
naik ditahun 2013 menjadi Rp1.083 milyar. Demikian pula dengan pinjaman bank
jangka panjang perusahaan yang sempat berkurang di 2012 menjadi Rp1.718 milyar
dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.824 milyar, kembali meningkat menjadi
Rp1.756 milyar pada tahun 2013. Nilai modal ditempatkan dan modal disetor PT.
Mayora Indah meningkat dari Rp383 milyar menjadi Rp447 milyar pada tahun 2013
dengan jumlah saham beredar sebanyak 894.347.989 lembar saham dari sebelumnya
sebanyak 766.584.000 saham.
d) Laba Rugi

14000

12000 12017

10510
10000
9453 9096
8000 8165 Penjualan
7795
HPP
6000 Beban Usaha
Laba Usaha
4000

2000
1616
1304
900 1189
1156
757
0
2011 2012 2013

Tren penjualan selama 3 tahun PT. Mayora menunjukkan grafik meningkat, pada
tahun 2011 perusahaan mencatatkan penjualan Rp9.454 milyar dan terus meningkat
ditahun 2012 menjadi Rp10.510 milyar dan Rp12.017 milyar. Meskipun secara
umum perekonomian masih terpengaruh oleh dampak krisis keuangan global tahun
2008, namun ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap perusahaan dimana
perusahaan masih dapat mencatat laba yang positif dan bahkan meningkat
dibandingkan periode sebelumnya. Laba operasi perusahaan tahun 2013 tercatat
sebesar Rp1.304 milyar, naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.156 milyar dan
tahun 2011 sebesar Rp757 milyar.
H. ANALISIS PERBANDINGAN
1) Perbandingan Internal (antar periode)
a. Laporan Posisi Keuangan
COMMON SIZE (%)
URAIAN PT. MAYORA INDAH, Tbk
2013 2012 2011
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 19.16 16.13 4.93
Piutang Usaha 28.80 24.51 25.35
Piutang Lain-lain 0.17 0.19 0.52
Persediaan 15.00 18.05 20.25
Uang Muka Pembelian 0.49 0.94 6.87
Beban dan Pajak dibayar dimuka 2.60 4.17 4.14
Jumlah Aset Lancar 66.22 64.00 62.05
ASET TIDAK LANCAR
Aset Pajak Tangguhan 0.02 0.03 0.04
Aset Tetap -Neto 32.07 34.42 30.89
Beban Ditangguhkan -Neto 0.01 0.01 0.00
Uang Muka Pembelian Aset Tetap 1.66 1.52 7.02
Uang Jaminan 0.01 0.02 0.01
Total Aset Tidak Lancar 33.78 36.00 37.95
TOTAL ASET 100.00 100.00 100.00
LIABILITAS & EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang Jangka Pendek 8.14 7.53 7.95
Utang Usaha 11.16 10.14 15.48
Utang Lain-lain 0.98 0.13 0.97
Utang Pajak 1.46 1.01 0.10
Liabilitas jangka pendek lainnya 5.83 4.37 3.46
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 27.57 23.18 27.97
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas Pajak Tangguhan 0.14 0.16 0.22
Cadangan Imbalan pasti pasca kerja 3.59 2.97 2.61
Pinjaman Bank Jangka panjang 17.03 18.35 25.14
Utang Obligasi 7.26 9.05 4.12
Sukuk Mudharabah 2.42 4.80 0.00
Total Liabilitas Jangka Panjang 30.44 35.34 32.09
TOTAL LIABILITAS 62.24 67.25 66.60
EKUITAS
Modal Saham 4.34 4.09 5.28
Tambahan Modal 0.00 0.69 0.88
Saldo Laba
Ditentukan penggunaannya 0.32 0.33 0.40
Belum ditentukan penggunannya 32.31 26.84 25.99
Selisih Kurs Penjabaran -0.06 -0.01 0.01
Kepentingan Non Pengendali 0.84 0.81 0.84

Berdasarkan laporan posisi keuangan common size PT. Mayora Indah, terjadi
peningkatan signifikan porsi kas dan setara kas tahun 2012 sebesar 11,2% dari
tahun sebelumnya karena adanya dana yang diterima dari hasil penerbitan
Obligasi IV Mayora Indah dan Sukuk Mudharabah II Mayora Indah Tahun 2012.
Sedangkan pada tahun 2013 terdapat kenaikan kas bersih sebesar Rp521 milyar
3.03% terhadap aset tetap karena adanya peningkatan penjualan.
b. Laporan Laba Rugi
COMMON SIZE (%)
URAIAN PT. MAYORA INDAH, Tbk
2013 2012 2011
Penjualan Bersih 100.00 100.00 100.00
Beban Pokok Penjualan 75.69 77.68 82.46
LABA BRUTO 24.31 22.32 17.54

BEBAN USAHA
Beban Penjualan 10.62 8.84 7.53
Beban Umum dan Administrasi 2.84 2.48 1.99
Jumlah Beban Usaha 13.45 11.31 9.53
LABA USAHA 10.86 11.00 8.02
Penghasilan (Beban) Lain-lain
Keuntungan Kurs Mata Uang bersih 2.57 0.30 -0.12
Penghasilan Bunga 0.21 0.18 0.08
Keuntungan Penjualan Aset Tetap 0.02 0.04 0.04
Penghasilan Sewa 0.02 0.02 0.03
Beban Bunga 2.14 2.13 1.31
Pendapatan Bagi Hasil Sukuk Mudharabah 0.27 0.39 0.29
Lain-lain bersih 0.01 0.10 0.18
Penghasilan Beban Lain-lain Bersih 0.43 -1.87 -1.39
LABA SEBELUM PAJAK 11.28 9.13 6.63

Beban (Penghasilan) Pajak


Pajak Kini 2.85 2.06 1.48
Pajak Tangguhan 0.00 -0.01 0.03
Beban Pajak 2.85 2.05 1.51

Selama periode 3 tahun (2011-2013) PT. Mayora Indah berhasil membukukan


laba positif dengan tren yang meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan laporan
laba rugi common size pada tahun 2011, porsi laba bersih perusahaan terhadap
penjualan adalah 5,11% dan meningkat ditahun 2012 sebesar 7,08% dan 8,43%
pada tahun 2013. Kemampuan perusahaan mencatatakan laba positif yang
meningkat di masa-masa pelemahan ekonomi global dan regional membuktikan
strategi pemasaran perusahaan cukup berhasil dan produk-produk yang dihasilkan
masih dapat diterima baik oleh pelanggan domestik juga di pasar luar negeri.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar memang memaksa perusahaan
menaikkan harga jual produk karena naiknya harga bahan baku, namun
perusahaan tetap dapat memperoleh laba yang berasal dari penjualan ekspor
perusahaan.
2) Perbandingan antar divisi/ cabang

Saham mayoritas PT. Mayora Indah dimiliki oleh publik dengan persentase kepemilikan
sekitar 67,07% dan sisanya 32,93% dimiliki oleh PT. Unita Braninda yang dimiliki oleh
keluarga Atmadja. PT. Mayora Indah memiliki 5 (lima) entitas anak, sebagai berikut:

N Persentase
Nama Perusahaan Jenis Usaha Keterangan
o Kepemilikan
1 PT. Sinar Pangan Barat Penyewaan kantor dan 100% Lokasi di Medan
gudang
2 PT. Sinar Pangan Timur Penyewaan kantor dan 100% Lokasi di Surabaya
gudang
3 PT. Torabika Eka Pengolahan kopi dan sereal 96,23% Lokasi di Jakarta
Semesta
4 PT. Kakao Mas Pengolahan coklat 96,00% Lokasi di Tangerang
Gemilang
5 Mayora Nederland B.V Keuangan 100% Lokasi di Belanda
Jumlah aset entitas anak perusahaan sebelum eliminasi adalah sebagai berikut:

Jumlah Aset
No Nama Perusahaan
2011 2012 2013
1 PT. Sinar Pangan Barat 21,689,358,218 21,211,801,983 21,393,930,080
2 PT. Sinar Pangan Timur 97,844,584,778 97,651,928,695 98,962,834,475
3 PT. Torabika Eka Semesta 2,621,597,803,141 3,031,179,405,485 3,751,529,415,407
4 PT. Kakao Mas Gemilang 630,967,686,493 634,938,826,642 582,128,176,002
5 Mayora Nederland B.V 334,478,900 364,453,327 477,813,003
Dari seluruh entitas anak, jumlah aset terbesar pada PT. Torabika Eka Semesta yang
bergerak dibidang pengolahan kopi dan sereal (Energen) yang merupakan dua item
produk yang merupakan andalan PT. Mayora Indah dan penjualan kedua produk tersebut
yang tebesar dari item produk mayora lainnya.

I. ANALISIS KOMPOSISI ARUS KAS


1) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Sumber-sumber kas PT. Mayora Indah berasal dari 3 (tiga) kegiatan, yaitu kegiatan
operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Berikut penjelasan mengenai
sumber-sumber dan penggunaan kas PT. Mayora Indah selama tahun 2013.
a) Sumber dan Penggunaan Kas yang Berasal dari Aktivitas Operasi
Laba bersih merupakan salah satu sumber pendanaan utama perusahaan. Pada
tahun 2013 PT Mayora Indah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1.013
miliar, atau mengalami kenaikan sebesar Rp269 miliar dibandingkan tahun 2012
yaitu Rp744 miliar.
Penggunaan kas untuk tahun 2013 paling besar adalah pembayaran kepada
pemasok, kontraktor termasuk juga pembayaran gaji karyawan sebesar Rp9.728
miliar. Selain itu, PT. Mayora juga melakukan pembayaran bunga atas pinjaman
bank sebesar Rp308 miliar dan pembayaran pendapatan bagi hasil atas Sukuk
Mudharabah sebesar Rp34 miliar. Serta adanya pembayaran pajak penghasilan
sebesar Rp345 miliar.
Secara keseluruhan, masih terdapat selisih lebih kas dari aktivitas operasi sebesar
Rp987 miliar.
b) Sumber dan Penggunaan Kas yang Berasal dari Aktivitas Investasi
Pada tahun 2012 dan 2013, PT. Mayora Indah melakukan penjualan aset tetap dan
memperoleh keuntungan atas penjualan aset tetap tersebut, dengan rincian sebagai
berikut:

Tahun 2012 Tahun 2013


Harga Jual 3.541.910.809 28.458.711.311
Nilai Buku 609.894.778 24.577.901.969
Keuntungan Penjualan 2.932.016.031 3.880.809.342
Selain kas dari penjualan aset tetap, PT. Mayora pada tahun 2013 juga
memperoleh dana kas yang berasal dari pendapatan bunga dari PT. Bank Mayora
sebesar Rp25.150.169.666,00.
Penggunaan kas untuk investasi selama tahun 2013 diantaranya untuk belanja
modal aset tetap mencapai Rp477 miliar. Serta adanya peningkatan uang jaminan
sebesar Rp11,2 juta dan peningkatan uang muka pembelian aset tetap sebesar
Rp161 miliar.
Secara keseluruhan penggunaan kas untuk investasi lebih besar dibandingkan
jumlah sumber kas dari aktivitas investasi sejumlah Rp610 miliar.
c) Sumber dan Penggunaan Kas yang Berasal dari Aktivitas Pendanaan
Pada tahun 2013, PT. Mayora Indah memperoleh tambahan kas yang berasal dari
utang bank jangka pendek sebesar Rp790 miliar dan pinjaman bank jangka
panjang sebesar Rp700 miliar. Dengan tingkat suku bunga pinjaman jangka
pendek berkisar 9,25%-9,75% dan untuk pinjaman jangka panjang pada kisaran
8,75%-10,31%.
Penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan oleh PT. Mayora Indah selama tahun
2013 diantaranya untuk pelunasan utang bank jangka pendek sebesar Rp575
miliar dan pelunasan pinjaman jangka panjang sebesar Rp446 miliar. Selain itu,
perusahaan juga mengeluarkan sejumlah kas untuk pelunasan Utang Obligasi
Mayora Indah III (tahun 2008) yang jatuh tempo tanggal 5 Juni 2013 senilai
Rp100 miliar. Serta untuk pelunasan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah (tahun
2008) pada saat jatuh temponya tanggal 5 Juni 2013 senilai Rp200 miliar. Juga
terdapat pembagian dividen tunai sebesar Rp182 miliar dari keuntungan bersih
tahun 2012.
Secara keseluruhan penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan ini masih lebih
besar Rp63 miliar daripada jumlah penerimaannya.

2) Analisis Modal Kerja


Dari data laporan keuangan PT. Mayora Indah tahun buku 2013 dan 2012, akan
dilakukan analisis atas modal kerja sebagai berikut:

Tahun 2012 Tahun 2013


Kas & Setara Kas 1.339.570.311.638 1.860.492.328.823
Piutang 2.051.346.588.063 2.813.146.233.513
Persediaan 1.498.989.460.205 1.456.454.215.049
Uang muka/panjar 423.693.198.610 299.972.651.486
Jumlah Aset Lancar 5.313.599.558.516 6.430.065.428.871
Utang Lancar 1.924.434.119.144 2.676.892.373.682
Jumlah Modal Kerja 3.389.165.439.372 3.753.173.055.189
Penjualan 10.510.625.669.832 12.017.837.133.337
Harga Pokok Penjualan 8.165.009.551.392 9.096.171.291.553
Laba Sesudah Pajak 744.428.404.309 1.013.557.878.779
Dari data-data keuangan tersebut diperoleh rasio-rasio modal kerja sebagai berikut:

Rasio Tahun 2012 Tahun 2013


Rasio Lancar 276% 240%
Rasio Cepat 198% 186%
Rasio kas 70% 70%
Perputaran Persediaan 7 kali 6 kali
Rata-rata Umur Persediaan 52 hari 60 hari
Perputaran Piutang 5 kali 4 kali
Rata-rata Piutang 72 hari 90 hari
Perputaran Modal Kerja 3 kali 3 kali
Modal Kerja Bersih 3.389.165.439.372 3.753.173.055.189
Selama periode dua tahun, jumlah modal kerja PT. Mayora tahun 2013 Indah naik
10,7% dari tahun sebelumnya. Demikian pula dengan penjualan tahun 2013 yang
meningkat 14% dibandingkan penjualan tahun 2012. Kemampuan modal kerja selama
periode tahun 2012 dan 2013 tidak berubah, setiap Rp1,00 modal kerja dapat
menghasilkan Rp3,00 penjualan.

Jumlah modal kerja bersih (net working capital) PT. Mayora Indah seperti pada tabel
di atas menunjukkan angka yang positif bahkan meningkat ditahun 2013. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tidak perlu khawatir atas ketersediaan aset lancar
untuk operasi perusahaan.

Siklus operasi (operating cycles) diukur dari jumlah hari rata-rata persediaan dengan
hari rata-rata piutang. Dari tabel di atas, siklus operasi tahun 2013 adalah 150 hari,
lebih lama dibandingkan siklus operasi tahun sebelumnya 124 hari. Hal ini
menunjukkan perusahaan kurang efisien dalam mengelola modal kerjanya.

J. EVALUASI FAKTA DAN KUALITAS PERUSAHAAN


1) Analisis Khusus
Selama tahun 2013, PT. Mayora Indah telah menunjukkan kinerja keuangan yang
baik dengan neraca keuangan dan perolehan laba yang positif ditengah-tengah kondisi
krisis keuangan global yang diikuti pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Pendapatan penjualan mengalami kenaikan sekitar 14,33% dari Rp10,5 triliun pada
tahun 2012 menjadi Rp12,02 triliun pada tahun 2013. Perolehan laba perusahaan juga
meningkat 36,15% menjadi Rp1.014 miliar pada tahun 2013.
PT. Mayora Indah pada tahun 2013 melakukan beberapa kebijakan diantaranya
penyesuaian harga jual produk karena adanya kenaikan biaya produksi sebagai imbas
pelemahan rupiah. Selain itu, pada tahun 2013 perusahaan tidak menambah hutang
karena pada tahun sebelumnya perusahaan telah menerbitkan obligasi IV Mayora
Indah tahun 2012 senilai Rp750 miliar dan Sukuk Mudharabah II bernilai Rp250
miliar, hal ini juga bertujuan untuk menjaga rasio hutang perusahaan tetap sehat. Dana
yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan sukuk digunakan untuk keperluan
pengembangan pabrik biskuit untuk mendukung pertumbuhan volume penjualan dan
sarana pendukung lainnya, pembiayaan aktivitas rutin, sebagai modal kerja
perusahaan dan pengembangan pabrik pengolahan biji coklat pada entitas anak PT.
Kakao Mas Gemilang.
Per 31 Desember 2013, total aset PT. Mayora Indah adalah sebesar Rp9,7 triliun,
sedangkan total liabilitas sebesar Rp5,8 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan membayar hutang lancar perusahaan masih sangat baik yaitu 1,67 kali
jumlah total aset. Tingkat likuiditas perusahaan tahun 2013 adalah 2,4 kali, atau masih
sangat likuid yang artinya jumlah aset lancar masih cukup tersedia untuk memenuhi
labilitas jangka pendek.
Struktur modal perusahaan pada tahun 2013, mayoritas masih berasal dari pinjaman
perbankan yang mencapai 74% dan yang berasal dari penerbitan surat utang sebesar
26%.
 Pinjaman Bank Jangka Pendek Rp 790 miliar
 Pinjaman Bank Jangka Panjang Rp 2.084 miliar
 Obligasi IV Mayora Indah Rp 750 miliar
 Sukuk Mudharabah II Rp 250 miliar
 Total Ekuitas Rp 3.939 miliar
2) Analisis Umum
PT. Mayora Indah, Tbk sebagai salah satu perusahaan pelopor di industri makanan
olahan di Indonesia, merupakan market leader yang memiliki produk-produk
berkulaitas tinggi yang telah memiliki konsumen yang loyal. Beberapa penghargaan
telah diraih perusahaan selama tahun 2013, diantaranya:
 Best Choice 2013 dari Men's Health dan Woman's Health, untuk Roma Sari
Gandum, sebagai produk makanan kemasan terbaik untuk pria dan wanita.
 Best Choice 2013 dari Men's Health dan Woman's Health, untuk Energen Oat
Milk Mix Berries, sebagai produk makanan kemasan terbaik untuk pria dan
wanita.
 Indonesia Original Brand, dari SWA untuk Energen dalam kategori cereal.
 Top Brand 2013 dari Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing untuk
Energen Cereal.
 Indonesia Original Brand, dari SWA untuk Roma dalam kategori biscuit.
 Indonesia Most Favorite Youth Brand 2013 dari Marketeers & Mark Plus Insight
untuk Roma dalam kategori biscuit.
Selama tahun 2013, PT. Mayora Indah melakukan belanja modal untuk investasi
sebesar Rp477 miliar, yang digunakan untuk pembangunan pabrik, pembelian mesin
produksi dan penyediaan fasilitas produksi lainnya. Sumber dana atas investasi
tersebut diantaranya berasal dari dana yang diperoleh dari penerbitan Obligasi Mayora
Indah tahun 2012, kas internal, dan pinjaman bank.
Secara umum, realisasi pendapatan dan laba PT. Mayora telah melampaui
target/proyeksi tahun 2013. Pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp12,02 triliun,
melebihi target pendapatan tahun 2013 sebesar Rp12 triliun. Sementara laba bersih
PT. Mayora tercatat sebesar Rp1.014 miliar atau lebih tinggi Rp832 miliar dari
proyeksi laba bersih tahun 2013 sebesar Rp832 miliar.

K. PREDIKSI/PROYEKSI
Metode analisis Z-Score Altman digunakan untuk memprediksi kegagalan atau
kebangkrutan usaha dengan melihat aspek-aspek dalam rasio keuangan, dengan
membentuk persamaan diskriminan yang akan menghasilkan skor tertentu yang akan
menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Untuk perusahaan sektor
industri manufaktur yang go public, rasio-rasio keuangan yang akan digunakan dalam
metode z-score ini antara lain:
 WCTA (Working Capital to Total Assets)
 RETA (Retained Earning to Total Assets)
 EBITTA (Earnig Before Interest and Taxes to Total Assets)
 MVEBVL (Market Value of Equity to Book Value of Liability)
 STA (Sales to Total Assets)

Model persamaan yang digunakan untuk menghitung z-score seperti dikemukan dalam
penelitian Darsono, dkk. (2004) adalah:

Z = 1,2 (WCTA) + 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6 (MVEBVL) + 1 (STA)

Dengan kriteria penilaian sebagai berikut:


 Jika perusahaan memiliki skor Z > 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan sangat
sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan.
 Jika perusahaan mempunyai skor Z < 1,81 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang
memiliki kesulitan keuangan besar dan berpotensi bangkrut.
 Jika perusahaan mempunyai skor Z antara 1,81 dan 2,99 (1,81<Z<2,99)
diklasifikasikan sebagai perusahaan pada grey area atau area abu-abu yaitu
perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, dimana kemungkinan besar
terselamatkan dan kemungkinan kebangkrutannya sama besarnya tergantung
kebijakan manajeman perusahaan.

Berikut ini data dan rasio keuangan PT. Mayora Indah selama 3 (tiga) tahun 2011-2013:
2011 2012 2013
NAMA AKUN Miliar (Rp)
Working Capital 2,250 3,389 3,753
Retained Earnings 1,886 2,514 3,333
Earning Before Interest and Tax 626 959 1,356
Market Value 10,924 15,332 23,253
Total Liability 4,175 5,235 5,816
Sales 9,454 10,511 12,018
Total Assets 6,600 8,303 9,710
JENIS RASIO KEUANGAN
WCTA 0.34 0.41 0.39
RETA 0.29 0.30 0.34
EBITTA 0.09 0.12 0.14
MVEBVL 2.62 2.93 4.00
STA 1.43 1.27 1.24

Berdasarkan model persamaan seperti disebutkan sebelumnya, nilai z-score PT. Mayora
untuk 3 tahun adalah:
Tahun 2011
Z-Score= 1,2 (WCTA) + 1,4 (RETA) + 3,3 (EBITTA) + 0,6 (MVEBVL) + 1,0 (STA)
= 1,2 (0,34) + 1,4 (0,29) + 3,3 (0,09) + 0,6 (2,62) + 1 (1,43)
= 0,408 + 0,406 + 0,297 + 1,572 + 1,43
= 4,113
Tahun 2012
Z-score = 1,2 (0,41) + 1,4 (0,30) + 3,3 (0,12) + 0,6 (2,97) + 1 (1,27)
= 0,492 + 0,420 + 0,396 + 1,782 + 1,27
= 4,36
Tahun 2013
Z-score = 1,2 (0,39) + 1,4 (0,34) + 3,3 (0,14) + 0,6 (4,0) + 1 (1,24)
= 0,468 + 0,476 + 0,462 + 2,40 + 1,24
= 5,046
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Z-Score Altman tersebut, dapat
dilihat bahwa PT. Mayora Indah memiliki skor di atas 2,99 untuk periode tahun 2011
sampai dengan 2013. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT. Mayora Indah memiliki
keuangan yang sangat sehat atau tidak terdapat kesulitan keuangan yang besar dialami
perusahaan yang dapat menyebabkan kebangkrutan.

L. KESIMPULAN DAN SARAN


1) Kesimpulan
Dari hasil analisis atas laporan tahunan PT. Mayora Indah periode 2013, dapat
disimpulkan bahwa perusahaan menunjukkan kinerja keuangan yang baik dan
perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat, dengan perincian sebagai berikut:
a. PT. Mayora Indah memiliki tingkat likuiditas yang sangat baik dengan rasio di
atas rata-rata industri, meskipun terdapat penurunan rasio lancar dan rasio cepat
yang disebabkan peningkatan liabilitas jangka pendek karena adanya hutang yang
jatuh tempo tahun 2013.
b. Rasio solvabilitas PT. Mayora di atas rata-rata industri, struktur pembiayaan
perusahaan masih didominasi oleh pinjaman baik melalui pinjaman bank maupun
melalui penerbitan surat utang yang porsinya mencapai 60% dari struktur modal
perusahaan. Namun demikian, keuangan perusahaan masih sehat karena jumlah
kas dan setara kas yang tersedia mampu memenuhi kewajiban perusahaan saat
jatuh tempo.
c. Dalam periode tiga tahun (2011-2013), PT. Mayora selalu berhasil mencatat laba
yang positif dan selalu meningkat setiap tahunnya. Namun begitu, untuk marjin
laba bersih dan rasio pengembalian investasi masih di bawah rasio rata-rata
industri yang salah satunya disebabkan karena peningkatan biaya produksi karena
dampak kenaikan harga bahan baku akibat pelemahan rupiah terhadap dolar
maupun karena kenaikan harga BBM.
d. Jumlah modal kerja PT. Mayora menunjukkan angka yang positif yang
menunjukkan bahwa aset lancar yang tersedia mencukupi untuk kebutuhan
operasi perusahaan. Namun, siklus operasi perusahaan lebih lama dibandingkan
tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien dalam
mengelola modal kerjanya.
e. PT. Mayora Indah merupakan perusahaan yang masih dan akan terus tumbuh dan
berkembang dengan pangsa pasar yang besar baik ditingkat regional maupun
internasional. Terbukti dari peningkatan penjualan perusahaan tahun 2013,
didukung oleh peningkatan jumlah ekspor produk-produk Mayora di luar nergeri.
Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan aset-aset perusahaan yang terus meningkat
setiap tahun serta peningkatan liabilitas perusahaan karena kepercayaan yang
tinggi dari kreditur maupun investor lainnya untuk menanamkan modalnya pada
PT. Mayora Indah.
2) Saran
a. Meskipun tingkat likuiditas PT. Mayora Indah sudah cukup baik, namun
perusahaan masih dapat meningkatkan rasio likuiditas perusahaan dengan
mengurangi liabilitas jangka pendeknya.
b. Struktur modal PT. Mayora Indah yang lebih banyak dibiayai dari
hutang/pinjaman bank maupun surat utang yang diterbitkan perusahaan
mengandung risiko yang tinggi adanya kerugian yang mungkin akan dihadapi
perusahaan, seperti ditunjukkan oleh rasio utang terhadap ekuitas yang mencapai
1,5 kali. Untuk itu, disarankan pada periode tahun berikutnya untuk tidak atau
mengurangi pinjaman bank.
c. Waktu siklus operasi produk yang lama akan mengakibatkan berkurangnya
potensi penerimaan penjualan perusahaan. Oleh karena itu, disarankan kepada
perusahaan untuk meningkatkan efisiensi siklus operasi dengan cara
mengefektifkan penagihan piutang dan tidak menahan persediaan terlalu lama.

Anda mungkin juga menyukai