Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

BAHASA INDONESIA

“Diet Diabetes Melitus”

Dosen Pengampu :

Drs. Subardi Agan M.Pd

Disusun Oleh :

Nando Widyas Utomo (01.2.19.00698)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN STRATA I
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
berkat, dan kuasaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah tentang Diet
Diabetes Melitus. Didalam karya tulis ilimiah saya tentang Diet Diabetes Melitus terdapat
tuju poin yang penting untuk saya bahas.

Bersamaan dengan ini kami menyampaikan terimakasih sebesar - besarnya kepada


semua pihak yang ikut serta membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
walaupun dengan sekuat tenaga dan pikiran saya curahkan untuk menyusun makalah ini.
Akan tetapi karena keterbatasan pengetahuan dan ilmu yang saya miliki sehingga masih
banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Kediri, 16 Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................3
BAB 1
PENDAHULUAN......................................................................................................4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DIABETES MELITUS.............................................................6
2.2 TUJUAN TERAPI DIET....................................................................................6
2.3 INDIKASI PEMBERIAN DIET.........................................................................7
2.4 PRINSIP DIET....................................................................................................8
2.5 SYARAT DIET...................................................................................................9
2.6 PERENCANAAN MAKANAN.........................................................................10
2.7 JENIS-JENIS DIET............................................................................................13
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN..............................................................................................15
2.2 SARAN..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah kenikmatan yang diharapkan oleh setiap manusia dalam
kehidupan sehingga manusia diharapkan untuk mampu, menjaga kesehatannya.
Dalam kehidupan sekarang telah banyak ilmu-ilmu yang mempelajari tentang
kesehatan, baik ilmu tentang kesehatan, ilmu tentang penyakit dan gizi. Segala hal
yang dilakukan seperti pola dan gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan tubuh dan penyakit yang kemungkinan dapat diderita. Salah satunya
penyakit degeneratif yang dapat timbul dikarenakan pola dan gaya hidup yang dapat
mengganggu kesehatan seseorang adalah Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus terjadi kalau jumlah insulin yang dihasilkan pankreas tidak
cukup untuk proses metabolisme yang normal. Sel-sel beta pada pulau-pulau
Langerhans pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang terlibat dalam
pengaturan kadar gula darah.Insulin disekresikan sebagai reaksi terhadap peningkatan
kadar gula dalam darah. Kemudian, dengan menurunnya kadar glukosa darah, terjadi
pula penurunan jumlah insulin yang diproduksi dan insulin yang disekresikan dalam
aliran darah akan dimetabolisir. Hormon insulin mempunyai tiga lokasi kerja utama
yaitu otot, hepar, dan jaringan adiposa.
Terapi diet merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan semua penderita
diabetes dan sering mencakup pula penurunan berat badan. Tujuan dari diet diabetes
melitus adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk
mendapatkan kontrol metabolik yang baik. Indikasi pengertian diet yang digunakan
sebagai bagian dari penatalaksanaan diabetes melitus dikontrol berdasarkan
kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Prinsip diet bagi penderita DM
adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban
bagi mekanisme pengaturan gula darah. Ada dua jenis diet diabetes yaitu diet bebas
gula dan diet penukaran-hidratarang. Jenis diet yang diterapkan pada seseorang
penderita diabetes tergantung kepada beratnya penyakit, jenis pengobatan, dan cara
hidup penderitanya.

4
1.2 Fokus Masalah
Diabetes Melitus merupakan penyakit yang jumlah insulinnya dihasilkan oleh
pangkreas sehingga tidak cukup untuk proses metabolisme yang normal dalam tubuh
manusia.Terapi diet merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan semua
penderita diabetes dan sering mencakup pula penurunan berat badan.Indikasi dari diet
diabetes mellitus yaitu kelebihan energi protein, lemak, dan karbohidrat.
1.3 Tujuan Penulis
1. Mendeskripsikan definisi diabetes mellitus
2. Mendeskripsikan terapi diet diabetes melitus
3. Mendeskripsikan indikasi pemberian diet diabetes mellitus
1.4 Manfaat Penulis
1. Untuk menambah wawasan pengetahuan dikalangan masyarakat tentang diabetes
mellitus
2. Memandu cara terapi diet kepada orang yang terserang diabetes mellitus

BAB 2

5
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin
secara normal. Sel-sel beta pada pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
Insulin di sekresikan sebagai reaksi terhadap peningkatan kadar glukosa dalam darah,
kemudian dengan menurunnya kadar glukosa dalam darah terjadi pula penurunan
jumlah insulin yang di produksi dan insulin yang di sekresikan dalam aliran darah
akan di metabolisir. Hormon insulin mempunyai tiga lokasi kerja yang utama
diantaranya otot, hepar, dan jaringan adiposa.
Sesuai konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di indonesia (2002) oleh
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, penyakit diabetes melitus dibagi dalam tiga
golongan, yaitu : diabetes tipe I dan II, diabetes melitus gestasional. Diabetes tipe I
{insulin dependen} adalah penyakit hiperglikemia akibat ketiadaan absolut insulin.
Diabetes tipe II ( non insulin dependen} adalah penyakit hiperglikemia akibat
insensivitas sel terhadap insulin. Diabetes melitus gestasional terjadi pada wanita hamil
yang sebelumnya tidak mengidap diabetes melitus.
Diet adalah pentalaksanaan yang penting dari ketiga tipe DM. Pelaksanaan diet
hendaknya di sertai dengan latihan jasmani dan perubahan perilaku tentang makanan.
Makanan yang masuk harus dibagi merata sepanjang hari, ini harus konsisten dari hari
kehari. Sangat penting bagi pasien yang menerima insulin. Lebih jauh, orang dengan
DM tipe II cenderung kegemukan, dimana ini berhubungan dengan resistensi insulin
dan hiperglikemia. Toleransi glukosa sering membaik, penurunan berat badan.

2.2 Tujuan Terapi Diet


Tujuan diet penyakit diabetes melitus adalah membantu pasien memperbaiki
kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih
baik,dengan cara:
2.2.1 Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin ,dengan obat penurun
glukosa oral dan aktivitas fisik
2.2.2 Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan
normal

6
2.2.3 Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta
masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani
2.2.4 Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal
2.2.5 Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat seperti kacang hijau, jagung rebus
setiap hari, gunakan minyak goreng dalam jumlah terbatas, memasak dengan
cara menumis, merebus, memepes, dan hindari kebiasaan menggoreng
makanan dengan banyak minyak
2.2.6 Memberikan semua masukan jenis nutrien yang memadai sehingga
memungkinkan pertumbuhan normal dan perbaikan jaringan

2.3 Indikasi Pemberian Diet


Diet diberikan sesuai dengan kebutuhan energi dan kemampuan fungsi ginjal
pasien, yang masing-masing dibagi menurut nilai protein, yaitu 30g, 40g, dan 50g. Diet
DM diberikan pada pasien sesuai rekomendasi dimana semuanya begantung kepada
penyakit diabetes, tipe pengobatan keperibadian pasien, berat badan dan gaya hidup
penderitanya.
Rekomendasi diet diabetes:

Nutrient Rekomendasi
Energi 1. dibatasi pada pasien diabetes yang
obesitas.
tidak boleh melampaui kecukupan
kalori bagi pasien diabetes dengan
berat badan normal
2. paling sedikit separuh dari total
masukan kalori berupa hidratarang
Hidratarang 1. mendorong penggunaan makanan
yang mengandung serat terlarut
maupun tak terlarut
2. hidratarang sebaiknya dalam
bentuk polisakarida dan bukan gula
biasa.
gula hanya boleh digunakan dalam
keadaan sakit dan hipoglikemia

7
Lemak 1. lemak harus memberikan total
masukan energi paling banyak 35%
2. konsumsi lemak jenuh harus
dikurangi
Protein Seperti halnya diet yang normal dan
seimbang dan sumber-sumber hewani dan
nabati

Garam Diet diabetes tidak boleh menyebabkan


peningkatan masukan garam
Produk pangan khusus Produk pangan kalori-rendah dapat
membantu penurunan berat badan pemanis
buatan dapat digunakan sebagai pengganti
gula

2.4 Prinsip Diet

Prinsip diet yang sederhana bagi penderita DM adalah sebagai berikut:

2.4.1 Jadual makan


2.4.2 Jumlah kalori yang ditentukan
2.4.3 Jenis makanan yang dilarang dan bahan makanan yang dibatasi

Sedangkan untuk pelaksanaan diet DM itu sendiri adalah sebagai berikut:

2.4.1 Makanan teratur sesuai jumlah pembagian makanan yang telah ditentukan dan
gunakan daftar makanan
2.4.2 Hindarkan penggunaan gula murni dan makanan yang terbuat dari gula murni
2.4.3 Makanlah banyak sayuran sesuai petunjuk yang diberikan (lihat daftar
penukar). Sayuran kelompok A (kangkung, toge, sawi, daun kacang panjang,
cabe hijau besar, daun bawang, ketimun, tomat, terong, selada, seledri dan kol)
boleh dimakan sekehendak sedangkan sayuran kelompok B (bayam, buncis,
daun pepaya, daun singkong, daun melinjo, daun ketela, daun katuk, jagung
muda, nangka muda, pare dan wortel) hanya dimakan menurut jumlah yang di
tentukan.
2.4.4 Periksalah kadar gula darah.

8
2.5 Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit diabetes melitus adalah:
2.5.1 Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
Kebutuhan energi di tentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk
metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan
untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus, misalnya kehamilan atau laktasi serta
ada tidaknya komplikasi. Makanan dibagi dalam tiga porsi besar, yaitu makan
pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta snack (25%)
2.5.2 Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
2.5.3 Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam
bentuk <10% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, 10% dari
lemak tidak jenuh ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal.
Asupan kolestrol makanan dibatasi, yaitu <300 mg hari
2.5.4 Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70%
2.5.5 Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan
kecuali jumlah yang sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah
terkendali, diperbolehkan mengkomsumsi gula murni, sampai 5% dari
kebutuhan energi total
2.5.6 Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan
pemanis selain sukrosa. Ada dua jenis gula alternatif yaitu yang bergizi dan
yang tidak bergizi. Gula alternatif bergizi adalah fruktosa, gula alkohol berupa
sarbitol, manitol, dan silitol, sedangkan gula alternatif tidak bergizi adalah
aspartan dan sakarin
2.5.7 Asupan serat dianjurkan 25 gr perhari dengan mengutamakan serat larut air
yang terdapat di sayur dan buah. Menu seimbang rata-rata memenuhi
kebutuhan serat sehari
2.5.8 Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi
natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000mg perhari.
Apabila mengalami hipertensi asupan garam harus dikurangi.
2.5.9 Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan

2.6 Perencanaan Makanan


9
Diet untuk mengidentifikasi kebiasaan makan pasien dan gaya hidupnya. Kita
juga harus mengkaji keinginan pasien untuk menurunkan, menaikkan atau
mempertahankan berat badannya. Pada sebagian besar kasus, penderita diabetes tipe II
memerlukan penurunan berat badan. Tujuan yang paling penting dalam
penatalaksanaan diet bagi penderita diabetes adalah pengendalian asupan kalori total
untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang sesuai dengan pengendalian
kadar glukosa darah. Namun keberhasilan dalam mencapai tujuan ini masih sering
disertai dengan terjadinya hiperglikemia pada penderita diabetes tipe II. Namun
demikian, pencapaiann tujuan ini tidak selalu mudah dilaksanakan. Diet untuk
mengendalikan kalori dapat dilakukan pertama-tama dengan menghitung kebutuhan
kalori seseorang. Usia, jenis kelamin, tiggi dan berat badan digunakan dalam rumus
harris benedict untuk menentukan Basal Energy Expenditure (BEE) yang akan
mencerminkan kebutuhan energi minimal. Faktor aktivitas kemudian dikalikan dengan
BEE untuk menghasilkan jumlah kalori yang diperlukan agar berat badan dapat
dipertahankan. Untuk menurunkan berat badan sebanyak setengah hingga satu
kilogram, jumlah total kalori tersebut dikurangi dengan 500 hingga 1000 kalori. Kalori
yang diberikan harus didistribusikan ke dalam kabohidrat., protein serta lemak, dan
dengan demikian perencanaan makanan dapat dibuat. Daftar bahan makanan penukar
bagi perencanaan makanan (di amerika serikat, the 1986 Exchange Lists for Meal
Planning) harus disampaikan kepada pasien dengan penggunaan jumlah kalori yang
tepat yang di sertai kepatuhan pasien terhadap diet sebagai tujuan. Sayangnya, diet
dengan pengendalian jumlah kalori sering membingungkan dan sulit diketahui karena
mengharuskan pasien untuk mengukur secara tepat porsi makanannya serta
mengonsumsi jenis makanan tertentu dengan jumlah tertentu pada setip waktu makanan
dan ngemil. Pada keadaan ini, pembuatan rencana makanan (meal plan) yang
didasarkan pada kebiasaan makan serta gaya hidup masing-masing pasien serta
merupakan pendekatan yang lebih realistis bagi pengendalian glukosa dan penurunan
atau pemeliharaan berat badan. Kedua hal tersebut mengharuskan pasien untuk berkerja
sama dengan ahli diet dalam mengkaji kebiasaan makannya pada saat ini dan mencapai
tujuan yang realistis serta sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.
Pada penderita diabetes tipe I yang berusia muda, pemberian diet dengan
jumlah kalori yang cukup harus diprioritaskan agar proses tumbuh kembang normal
dapat di pertahankan. Sebagai pasien mungkin memilih berat badan yang kurang pada
awal terjadinya diabetes tipe I sebagai akibat dari penurunan berat badan yang cepat
10
karena hiperglikemia berat. Tujuan yang akan dicapai pada mulanya dapat berupa
pemberian diet tinggi kalori untuk memperoleh kembali berat badannya yang hilang.
Distribusi kalori rencana makan bagi penyandang diabetes juga memfokuskan
presentase kalori yang berasal dari kabohidrat, protein dan lemak. Ada dua tipe
kabohidrat yang utama yaitu, kabohidrat kompleks dan sederhana. Pati seperti roti,
sereal, nasi dan pasta merupakan kabohidrat kompleks. Buah yang manis dan gula
merupakan contoh kabohidrat sederhana. Umumnya makanan sumber kabohidrat
akan memberikan pengaruh yang paling besar terhadap kadar glukosa darah karena
jenis makanan ini lebih cepat dicerna dari pada jenis makanan lainnya dan dengan
segera akan diubah menjadi glukosa. Beberapa puluh tahun yang lalu terdapat
rekomendasi agar diet diabetes mengandung kalori yang lebih banyak didapat dari
makanan sumber protein dan lemak dari pada kabohidrat agar peningkatan kadar
glukosa dalam darah setelah makan dapat di kurangi. Namun, akhir-akhir ini di
temukan bahwa penyerapan kabohidrat kompeks di traktus gastrointestinal terjadi
secara lebih bertahap sehingga tidak terlalu meningkatkan kadar glukosa darah seperti
yang diperkirakan sebelumnya. Disamping itu, diet yang sedikit mengandung kalori
yang berasal dari kabohidrat akan meningkatkan jumlah kalori dari lemak keadaan ini
menimbulkan masalah dalam upaya mengurangi penyakit kardovaskuler yang sering
menyertai diabetes. Distribusi kalori dari kabohidrat saat ini lebih dianjurkan dari
pada protein dan lemak. Meskipun demikian, riset tentang ketepatan diet tinggi
kabohidrat pada pasien penurunan toleransi glukosa sedang berjalan, dan dengan
demikian ajuran tersebuat masih dapat beruba. Pada saat ini perhimpunan diabetes
diamerika dan persatuan dietetik amerika merekomendasikan bhwa untuk semua
tingkat asupan kalori, maka 50% hingga 60% kalori berasal dari kabohidrat, 20%
hingga 30% dari lemak dan 12% hingga 20% lainnya dari protein. Rekomendasi ini
juga konsisten dengan rekomendasi dari the american heart association dan american
cancer society.
Kabohidrat. Tujuan diet ini adalah meningkatkan konsumsi kabohidrat
kompleks (khususnya yang berserat tinggi) seperti roti gandum utuh, nasi beras
tumbuk, sereal dan pastaatau mi yang berasal dari gandum yang masih mengandung
bekatul. Meskipun demikian, anjurkan untuk menghindari jenis makanan yang
mengandung gula sederhana (laktosa dan fruktosa) seperti susu dan buah bukanlah
tindakan yang tepat. Di samping itu penggunaan sukrosa (gula pasir) dengan jumlah
yang sedang (tidak berlebihan) kini lebih banyak diterima sepanjang pasien masih
11
dapat mempertahankan kadar glukosa serta lemak (yang mencakup kolesterol dan
trigliserida) yang adekuat dan maupun mengendalikan berat badannya. Penggunaan
karbohidrat sederhana yang lebih bebas dapat menjadi faktor utama dalam
meningkatkan kepatuhan rencana makanan. Meskipun dimakan , karbohidrat
sederahana tetap harus dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan dan lebih
baik jika dicampur kedalam sayuran atau makanan lain daripada dikonsumsi secara
terpisah.
Lemak Rekomendasi tentang kandungan lemak dalam diet diabetes mencakup
penurunan persentasi total kalori yang berasal dari sumber lemak hingga kurang dari
30% total kalori dan pembatasan jumlah lemak jenuh hingga 10% Total kalori. Selain
itu pembatasan asupan total kolesterol darii makanan hingga kurang dari 300 mg/hari
sangat dianjurkan. Rekomendasi ini sangat dianjurkan untuk membantu mengurangi
faktor resiko, seperti kenaikan kadar kolesterol serum yang berhubungan dengan
proses terjadinya penyakit koroner yang menyebabkan kematian dan ketidakmampuan
diantara para penderita diabetes.
Protein, rencana makan dapat mencakup penggunaan beberapa makanan
sumber protein nabati (misalnya,kacang-kacangan dan biji-bijian yang utuh) untuk
membantu mengurangi asupan kolestrol serta lemak jenuh. Di samping itu,
rekomondasi untuk mengurangi jumlah asupan perotein dapat di berikan ke pada
pesien dengan tanda-tanda dini penyakit ginjal.
Serat Makanan, penggunaan serat makanan pada diabetes telah mendapat
perhatian yang semakin bertambah akhir-akhir ini setelah para peneliti mengkaji
pengaruh diet tinggi-serat tinggi-karbohidrat pada diabetes. Tipe diet ini berperan
dalam penurunan kadar total kolestrol dan LDL (low-density lipopretien) kolestrol
dalam darah . Peningkatan kandungan serat dalam diet dapat pula memperbaiki kadar
glukosa darah sehingga kebutuhan insulin dari luar dapat di kurangi. Ada dua jenis
serat makanan, yaitu: terlarut dan tak larut, Serat Terlarut terdapat dalam makanan
seperti kacang-kacangan, havermut dan beberapa jenis buah mempunyai peran yang
lebih besar dalam menurunkan kadar glukosa darah dan lemak bila dibandingkan serat
tak-larut. Mekanisme kerja serat terlarut diperkirakan berhubungan dengan
pembentukkan gel dalam traktus gastrointestinal. Gel ini akan memperlambat
pengosongan lambung dan gerakan makanan yang melalui saluran cerna bagian atas.
Efek penurunan glukosa yang pontensial oleh serat makanan tersebut mungkin di
sebabkan oleh kecepatan absorpsi glukosa yang lebih lambat.
12
2.7 Jenis-jenis Diet
Diet yang digunakan sebagai bagian dari pentalaksanaan diabetes melitus yang di
kontrol berdasarkan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Berikut jenis
diet tersebut adalah:
2.7.1 Diet rendah kalori
Prioritas pertama dalam mengatasi pasien diabetes yang obesitas adalah
menurunkan berat badannya. Pasien yang diabetes yang menjalani diet rendah
kalori harus menyadari betapa perlunya penurunan berat badan dan berat
badan yang sudah diturunkan tidak boleh dibiarkan naik kembali. Ada
berbagai macam diet untuk menurunkan berat badan, jka penyakitnya
diabetes ringan, setiap diet rendah kalori dapat digunakan asalkan mempunyai
nilai gizi yang memadai dan memberikan landasan bagi diet selanjtnya untuk
mempertahankan berat badannya. Penurunan berat badan harus diperhatikan
dan di dorong untuk mengukur berat badan secara teratur. Sebagian pasien
diabetes dapat menarik manfaat dari dukungan dan tekanan suatu kelompok
perampingan tubuh dan hal ini harus di dorong.
2.7.2 Diet bebas gula
Tipe diet ini digunakan untuk pasien diabetes yang berusia lanjut dan
tidak memerlukan suntikan insulin, diet bebas gula diterapkan berdasarkan
prinsip ”Tidak memakan gula dan makanan yang mengandung gula”.
Mengkonsumsi makanan sumber hidratarang sebagai bagian dari keseluruhan
hidratarang secara teratur. Makanan yang mengandung gula tidak boleh di
makan karena banyak yang mengandung gula.dan tidak boleh di makan
karena cepat dicerna dan di serap sehingga menimbulkan kenaikan gula darah
yang cepat. Jenis makanan ini dantaranya: madu, puding, roti yang manis,
sirup, susu kental, kecap manis dan es krim. Makanan bagi pasien diabetes
harus mengandung hidratarang dalam bentuk pati dan dibagi menjadi bebrapa
bagian dengan interval yang teratur selam sehari. Jumlah hidratarang yang di
perbolehkan terkandung dalam setiap hidratarang tergantung kepada
kebutuhan energi tiap-tiap pasien. Pemberian hidrtararang dalam bentuk pati
pembagiaannya secara merata akan memberikan keseimbangan yang baik
antara masukan hidratrang dan insulin yang tersedia.
2.7.3 Sistem penukar hidratarang
13
Sistem ini disusun untuk menghasilkan suatu metode pengaturan
hidratarang yang tepat. Sistem penukaran hidratarang digunakan pada pasien
diabetes yang mendapatkan suntikan insulin atau obat-obatan hipoglikemik
oral dengan dosis tinggi. Diet ini merupakan diet yang sangat rumit untuk di
ikuti oleh seorang penderita DM. Tetapi mempunyai kelebihan yaitu diet ini
lebih fleksibel dan berfariasi dibanding diet tipe bebas gula. Untuk
melaksanakan diet ini diperukan sebuah system penukar hidratarang yang
berisikan sebagai jenis makanan penukar dengan kandungan HA sebesar 10
gram dengan mengikuti daftar standar pasien DM dapat memakan berbagai
macam makanan dengan kandungan hidratarang yang tetap.Berikut bahan
makanan penukar hidratarang 10 gram.

BAB 3
PENUTUP

Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin secara

14
absolut atau relatif penyakit diabetes melitus dibagi dalam tiga golongan, yaitu diabetes tipe
I dan II, diabetes melitus gestasional.

Diet adalah pentalaksanaan yang penting dari ketiga tipe DM. Makanan yang masuk
harus dibagi merata sepanjang hari, ini harus konsisten dari hari kehari. Sangat penting bagi
pasien yang menerima insulin. Lebih jauh, orang dengan dm tipe II cenderung kegemukan
,dimana ini berhubungan dengan resistensi insulin dan hiperglikemia. Toleransi glukosa
sering membaik, penurunan berat badan. Tujuan dari diet penyakit diabetes melitus untuk
membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik, dengan cara mempertahankan kadar glukosa darah supaya
mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, dengan obat
penurun glukosa oral dan aktivitas fisik, mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum
normal. Diet diberikan sesuai dengan kebutuhan energi dan kemampuan fungsi ginjal pasien,
pembagian makanan dan nilai gizi makanan sehari DMRP menurut satuan penukar. Makanan
yang di anjurkan untuk penderita DM:

1. Sumber karbohidrat kompleks


2. Sumber protein rendah lemak.
3. Sumber lemak dalam jumlah terbatas.

Bahan makanan yang tidak dianjurkan

1. Mengandung banyak gula sederhana.


2. Mengandung banyak lemak
3. Mengandung banyak natrium
4. Sumber karbohidrat yang tinggi

Produk makanan khusus untuk DM dibuat anatara lain oleh eliench,tropikana-slim.


Semua produk ini bebas dari sukrosa tetapi mengandung bahan pemanis alternatif seperti
fruktosa dan sorbitol. Produk makanan ini memiliki kalori yang tinggi dan sering
mengandung lebih banyak kalori dari pada produk makanan yang biasa sehingga tidak cocok
bagi pasien diabetes yang kelebihan berat.di samping itu, produk makanan seperti ini mahal

15
harganya. Sebaik nya kita menghindari jenis makanan yang mengandung gula atau
membatasinya ketimbang menggantinya dengan produk makanan khusus ini. Siklamat
merupakan salah satu pemanis yang bebas kalori {lainnya siklamat tetapi lebih jarang dipakai
karena sifat toksik nya meragukan}. Bahan pemanis ini digunakan dalam diet rendah kalori
dan dapat di tambahkan kedalam minuman serta makanan matang. Bila mana ditambahkan
kedalam makanan sebelum dimasak, sakarin akan menimbulkan rasa seperti logam.

DAFTAR PUSTAKA

Dianmardiani  April 01, 2016 Makalah Diet Diabetes Melitus,


https://www.scribd.com/doc/56381876/ Makalah-Stroke ,Selasa, 17 Desember 2019 18.46 WIB

Ilmu Gizi dan Diet, Mary E.Beck, 1995, Medical Division of Longman Group UK Limited

16
17

Anda mungkin juga menyukai