Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KECERDASAN GANDA

21.11    No comments

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui
pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi.
Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu
tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik
sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi
sesuai dengan cita-citanya. Program pendidikan dan pembelajaran seperti yang berlangsung
saat ini oleh karenanya harus lebih diarahkan atau lebih berorientasi kepada individu peserta
didik.
 Kenyataan menunjukkan bahwa program pendidikan yang berlangsung saat ini lebih banyak
dilaksanakan dengan cara membuat generalisasi terhadap potensi dan kemampuan siswa. Hal
ini disebabkan karena kurangnya pemahaman pendidik tentang karakteristik individu.
Muncul keluhan dari pendidik atau guru bahwa mereka merasa bahwa menjelakan sejelas
jelasnya tetapi ada saja anak didik yang tidak dapat memhami pelajaran dengan baik. Setiap
kali orang belajar pasti melibatkan pikirannya dan didalam pikiran tersebut ada kecerdasan.
Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak
hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut juga multiple intelligences atau
kecerdasan ganda. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahasnya di dalam makalah ini
yaitu tentang “kecerdasan ganda (multiple intelligences)”.

B. Rumusan Masalah
Dalam membuat suatu makalah masalah sangatlah peting karena dari adanya masalah
tersebut akan memberikan penuntun bagi pembahasan selanjutnya, untuk menetapkan suatu
masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang mungkinnya pengumpulan data. Adapun
rumusan masalah yang akan saya kemukakan dalam makalah ini adalah apakah pengertian ,
jenis dan cara – cara yang dilakukan oleh pendidik dan guru untuk meningkatkan kecerdasan
ganda?.

C. Ruang Lingkup
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan permasalahan dalam
makalah ini, maka ruang lingkupnya dibatasi hanya pada bahasan tentang pengertian, jenis –
jenis dan cara – cara yang dilakukan oleh pendidik dan guru untuk meningkatkan kecerdasan
ganda.

D. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan ganda.
2. Untuk mengetahui jenis – jenis kecerdasan ganda.
3. Untuk mengetahui cara – cara yang dilakukan oleh pendidik dan guru dalam meningkatkan
kecerdasan ganda

E. Manfaat Pembahasan
Hasil makalah diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan antara lain :
1. Sebagai wahana untuk melatih diri dalam pembuatan makalah yang berwawasan ilmu
pengetahuan.
2. Sebagai informasi tentang kecerdasan ganda dan jenis - jenisnya.
3. Agar pembaca dapat mengetahui bahwa manusia memiliki kecerdasan yang ganda
sehingga dapat melatih diri dengan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu..

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Intelegensi
  
Menurut William Stern, Intelegensi adalah kapasitass umum dari kesadaran individu untuk
menyesuaikan pikirannya terhadap persyaratan atau tuntutan baru. Sedangkan,Charless
Spearman menyebutkan bahwa Intelegensi merupakan dua kemampuan, yaitu kemampuan
yang memegang tugas-tugas Intelektual dan sejumlah kemampuan khusus (memecahkan
persoalan). Bailer dan charles mengungkapkan bahwa intelegensi adalah kemampuan
seseorang untuk menyesuaikan dan memecahkan persoalan-persoalan baru. Menurut
Woudworh, Intelegensi itu sebagai suatu tindakan yang bijaksana dalam menghadapi setiap
situasi secara tepat dan berhasil.
Menurut Gardner, intelegensi bukan hanya sekedar nilai-nilai IQ semata, melainkan
merupakan kepingan-kepingan kemampuan yang berlokasi pada bagian-bagian yang berbeda
dari otak. Kemampuan-Kemampuan ini saling berhubungan, namun strategi mengembangkan
Potensi kecerdasan anak bekerja secara mandiri. Intelegensi itu tidak statis atau menetap
sejak lahir. Jean Piaget melakukan penelitian pada perkembangan intelektual anak sejak lahir
hingga dewasa. Dan ia membagi perkembnagan itu menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori
motorik, praoperasional formal. Dalam perkembnagan sensori-motorik, anak dapat
menghubungkan anatara indra dan aktifitas, motoriknya melalui percobaan, dan anak mulai
membedakan diri dari realitas diluar dirinya. Dalam perkembnagan praopreasional, anak
mulai menggunakan bahasa dan dapat mengubah objek-objek kedalam bentuk simbol, baik
dalam pikiran maupun kata, namun masih bersifat egosentris. Perkembnagan operasional
konkret yaitu anak mulai mampu berpikir logis dan memahami konsep konservasi.

1.      Struktur Kecerdasan


Kecerdasan dapat dibagi dua yaitu kecerdasan umum biasa disebut sebagai faktor-g maupun
kecerdasan spesifik. Akan tetapi pada dasarnya kecerdasan dapat dipilah-pilah. Berikut ini
pembagian spesifikasi kecerdasan menurut L.L. Thurstone:
                     Pemahaman dan kemampuan verbal
                     Angka dan hitungan
                     Kemampuan visual
                     Daya ingat

                     Penalaran

                     Kecepatan perseptual


Skala Wechsler yang umum dipergunakan untuk mendapatkan taraf kecerdasan membagi
kecerdasan menjadi dua kelompok besar yaitu kemampuan kecerdasan verbal (VIQ) dan
kemampuan kecerdasan tampilan (PIQ)
2.      Faktor Yang Memengaruhi Kecerdasan
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kecerdasan, yaitu:
                     Faktor Bawaan atau Biologis
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau
kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan.
                     Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan itu.
                     Faktor Pembentukan atau Lingkungan
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi
perkembangan inteligensi.
                     Faktor Kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
                     Faktor Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang
sesuai dengan kebutuhannya.

B.   Alat Kecerdasan


1. Otak
Di dalam tubuh manusia terdapat sebuah alat yang sangat mempengaruhi tingkat
kecerdasan seseorang yaitu otak.Otak adalah organ yang sangat kompleks. Seluruh tubuh dan
gerak kita selalu ada di bawah kendali otak. Otak bergerak berdasarkan pikiran. Antara otak
dan pikiran sulit dipisahkan. Otak adalah orang nyata yang kasatmata, sebaliknya pikiran
bersifat abstrak dan tidak bisa dilihat. Hasil kerja pikiran adalah nyata, dan ini merupakan
hasil kerja otak juga, yang menandakan bahwa pikiran dan otak pada saat bekerja selalu
bekerja sama. Otak merupakan sistem saraf pada tubuh manusia, yang terdiri dari:
a. Otak Besar
Terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
                     Bagian belakang, sebagai pusat penglihatan.
                     Bagian samping, sebagai pusat pendengaran.
                     Bagian tengah, sebagai pengatur kulit dan otot terhadap panas,dingin,sentuhan, dan
tekanan.
                     Antara bagian tengah dan belakang merupakan pusat perkembangan kecerdasan,
ingatan, dan sikap.
b. Otak Tengah
Merupakan lobus Optikus yang berfungsi sebagai pusat refleks mata.
c.Otak Kecil
Merupakan pusat keseimbangan, di depan otak kecil ini terdapat jembatan Varol yang
merupakan penghantar impuls dari otot-otot bagian kiri dab bagian kanan tubuh.
d.Sumsum Lanjutan
Banyak mengandung gabggilion otak yang merupakan pusat pengatur gerak refleks fisiologis
denyut jantung, pernapasan, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah.

Otak mempunyai kemampuan luar biasa dalam merespon hal-hal dari luar tubuh. Dalam
hitungan detik, otak mampu menangkap sekian pesawat panca indera, memmprosesnya dan
memberikan tanggapan. Otak juga mampu menyimpan berbagai macam memory yang tak
terhitung banyaknya. Saat dalam kandungan kurang lebih usia 7-8 bulan adalah masa ketika
otak manusia mempersiapkan diri untuk berkembang dan tampil secara utuh.

2.Kebutuhan Otak
Proses berfikir pada dasarnya tidak terlepas dari perkembangan otak. Pada anak prasekolah,
perkembangan otaknya tidak sepesat dua tahun pertama usianya. Mereka tetap memerlukan
stimulasi yang memadai sehingga fungsi-fungsi otak mereka dapat berkembang optimal. Hal
ini harus dirangsang sesuai dengan kesiapan fisik dan mental anak. Beberapa stimulasi yang
dibutuhkan anak antara lain :
1. Kasih sayang, perlindungan dan rasa aman
Tekanan-tekanan seperti hukuman fisik atau disiplin yang bersifat otoriter akan memberi
pengaruh negatif terhadap perkembangan berfikir anak. Sebaliknya, kasih sayang,
perlindungan dan rasa aman akan memberi pengaruh positif bagi perkembangan otak anak.
2.Dukungan lingkungan
Suasana yang mendukung serta rangsangan yang sesuai dengan kebutuhan anak akan
memudahkan otak anak menangkap informasi dan memperolehnya kembali ketika informasi
tersebut menghilang,
3.Rangsangan yang menarik dan bervariasi
Stimulasi yang diberikan sebaiknya menarik dan bervariasi, serta sesuai dengan kebutuhan
anak.
4.Keikutsertaan anak
Hal penting lainnya dalam proses dalam proses belajar adalah peluang anak untuk dapat
mengatasi persoalan sendiri. Ini dapat meningkatkan kepercayaan dirinya. Tetapi orang tua
harus tetap memberikan bimbingan dan pengarahan bila diperlukan.
3.Mengoptimalkan Fungsi Otak
Perbedaan fungsi belahan otak kanan dan otak kiri ditentukan oleh aktivitas mental yang
berproses pada masing-masing belahan otak. Belahan otak kiri adalah pusat kontrrol untuk
fungsi intelektual, seperti ingatan, bahasa, logika, perhitungan, pengurutan, klasifikasi,
menulis, analisis, dan pemusatan fikiran. Sedangkan, belahan otak kanan adalah pusat kontrol
untuk fungsi mental yang terlibat dalam intuisi, ekstra sensori persepsi, tingkah laku dan
emosi, visual dan hubungan yang renggang, musik irama, tari, koordinasi tubuh, sintesis serta
penyimpanan pikiran.
1. Fungsi belahan otak kiri
Belahan tugas otak kiri mempunyai tugas utama dalam hal bahasa dan tugas-tugas yang
logis, metodis dan analitis. Belahan otak sebelah kiri mengikuti waktu dan bekerja secara
rasional. Cara kerjanya linier, yaitu bergerak dengan menghubungkan satu ide dengan ide
berikutnya sehingga sampai pada suatukesimpulan. Selain itu, juga berfungsi untuk
memproses informasi-informasi yang berkaitan dengan verbal, abstrak, dan
oprasi(kegiatan/prosedur) yang mengandung urutan, serta mengatur kegiatan tubuh bagian
kanan.

2.Fungsi belahan otak kanan


Fungsi belahan otak kanan yaitu sebagai pokok kreativitas, sifatnya vokal dan tidak
rasional. Otak bagian kanan juga berfungsi memproses informasi-informasi yang bersifat
nonverbal, dan menghendaki penggunaan proses berfikir secara holistis, intuitif dan
imajinatif.
Kita juga menggunakan belahan otak sewaktu membuat praduga atau perkiraan dan
sewaktu mengambil keputusan yang mengambang. Otak kanan juga berfungsi mengontrol
kegiatan tubuh bagian kiri. Hasil kerja belahan otak kanan diantaranya adalah kemampuan
untuk memciptakan hal-hal baru.
Pada hakikatnay, kedua belahan otak ini memproses informasi0informasi yang saling
bekerja sama. Perbedaan kecerdasan fungsi belahan otak kiri dan belahan otak kanan yaitu
pada cara-cara yang digunakan untuk mengolah dan menyelesaikan tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh kedua belah otak tersebut.
Orang yang kreatif umumnya menggunakan fungsi otak bagian kanan secara dominan,
sedangkan orang yang berfikir secara logis dan rasional akan menggunakan fungsi otak
bagian kiri secara dominan. Sedangkan orang yang berfikir secara logis dan rasional akan
menggunakan fungsi otak bagian kiri secara dominan. Pada umumnya guru lebih
menekankan pelajaran menulis, membaca, berhitung, dan menghafal. Hal demikian justru
membuat anak tak berfikir kreatif karena fungsi imajinasi yang ada dibelahan otak kanan
terabaikan. Jika belahan otakn kanan kurang berfungsi, anak cenderung lebih kreatif linier
(satu arah), teratur, dan logis sehingga anak tak berfikir multidimensional. Untuk itu, bila bila
ingin menjadi orang kreatif, optimalkan fungsi otak kanan sedini mungkin. Namun, dalam
mengembangkan kreativitas anak atau dalam mengoptimalkan fungsi belahan otak kanannya,
anak harus dijadikan sebagai subjek yang dilibatkan secara intensif dalam berdialog
(komunikasi dua arah). Cara ini akan lenih efektif karena belahan otak kanannya akan
berfungsi. Tentunya apa yang kita sampaikan harus sesuai dengan minat anak sehingga anak
terdorong untuk berfikir. Dengan begitu anak akan melatih keterampilan berfikir kreatifnya.
Selain dengan memberikan berbagai pertanyaan dan meminta jawaban sebanyak
mungkiin, anak juga bisa diajak membuat kalimat atau kesimpulan sendiri dari hasil
pengamatannya. Caranya, minta ia membuat kalimat dengan berfikir hiotesis (menduga
sesuatu yang belum terjadi). Atau, ajak anak bereksperimen dengan menggunakan alat
peraga, lalu membuat kesimpulan dari hasil eksperimen tersebut.

C.   Kecerdasan Ganda


1. Pengertian Kecerdasan Ganda
Istilah kecerdasan atau intelegensi bukanlah sesuatu yang baru bagi kita sebagai
pendidik. Namun sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu tentang
kecerdasanpun berkembang. Banyak ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu melakukan
penelitian tentang otak manusia. Setiap individu tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi
lebih yaitu disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda.
Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Inteligence) yang dikemukakan oleh Howard
Gardner – seorang professor psikologi dari Harvard University – akan dijadikan acuan untuk
lebih memahami bakat dan kecerdasan individu.
Jerold E. Kemp dan kawan-kawan mengemukakan (1996) beberapa karakteristik individu
siswa yang perlu dipahami antara lain :
• Age and maturity level
• Motivation and attitude toward subject
• Expectation and vocational level
• Special Talent
• Mechanical Dexterity
• Ability to work under various enviro condition.

Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu dipahami oleh guru sebagai
pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu. Guru yang tidak memahami kecerdasan anak
didik akan memiliki kesulitan dalam memfasilitasi proses pengembangan potensi individu
menjadi yang dicita-citakan. Generalisasi terhadap kemampuan dan potensi individu
memberikan dampak negatif yaitu siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengebangkan
secara optimal pternsi yang aa pada dirinya. Akibat penanganan salah seperti yang dilakukan
oleh sistem persekolahan saat ini kita telah kehilangan bakat-bakat cemerlang. Individu-
individu yang cerdas tidak dapat mengembangkan potensi diri mereka secara optimal.

2. Jenis – Jenis Inteligensi


Ada delapan jenis intelegensi yang dikemukakan oleh Howard Gardner yaitu :
1. Intelegensi Bahasa (Linguistik)
Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dengan kata-kata dan menggunakan
bahasa untuk mengekspresikan arti yang kompleks.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi bahasa :
a. Senang membaca buku, bercerita atau mendongeng.
b. Senang berkomunikasi, berbicara,berdialog, berdiskusi dan senang berbahasa asing.
c. Pandani menghubungkan atau merangkaikan kata – kata atau kalimat baik lisan ataupun
tertulis.
d. Pandai menafsirkan kata – kata atau paragraph baik secara lisan maupun tertulis.
e. Senang mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.
f. Pandai mengingat dan menghafal.
g. Humoris.

Contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa yaitu


• Pengarang
• Penyair
• Wartawan
• Pembicara
• Pembaca berita

2. Intelegensi Logis - matematis


Kecerdasan logis matematis memungkinkan seseorang terampil dalam melakukan
hitungan, penghitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan hipotesis dan
melakukan operasi matematis yang kompleks.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi logis-
matematis :
a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka – teki.
b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka.
c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun scenario.
d. Mampu berfikir logis baik induktif maupun deduktif.
e. Senang silogisme .
f. Senang berfikir abstraksi dan simbolis.

Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan matematis logis adalah ilmuwan,
matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemprogram komputer

3. Intelegensi Visual Spasial


Orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah orang yang memiliki kapasitas dalam
berfikir secara tiga dimensi. Contoh – contoh orang yang memiliki kecerdasan spasial adalah
pelaut, pilot, pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu
dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau
mengkomunikasikan informasi grafis.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi visual
spasiall :
a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik dan table.
b. Peka terhadap citra, warna dan sebagainya.
c. Pandai menvisualisasikan ide.
d. Imaginasinya aktif.
e. Mudah menemukan jalan pada ruang.
f. Mempunyai presepsi yang tepat dari berbagai sudut.
g. Mengenal relasi benda – benda dalam ruang.

4. Intelegensi Musikal
Kecerdasan musikal dibuktikan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi,
irama musik. Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ;
komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif
terhadap unsur suara.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi musikal :
a. Pandai mengubah atau mencipta musik.
b. Senang dan padai bernyanyi.
c. Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme.
d. Mudah menangkap musik.
e. Peka terhadap suara dan musik.

5. Intelegensi Kinestetik Tubuh


Kecerdasan kinestetik tubuh adalahkecerdasan yang memungkinkan seorang
memanipulasi objek dan cakap melakukan aktivitas fisik. Contoh-contoh orang yang
memiliki kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, ahli bedah, dan pengrajin.
Berikut ini individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi kinestetik tubuh. :
a. Senang menari atau akting.
b. Pandai dan aktif dalam olahraga tertentu.
c. Mudah berekspresi dengan tubuh.
d. Mampu memainkan mimic.
e. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi.
f. Senang dan efektif berfikir sambil berjalan, berlari dan berolahraga.
g. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk.
h. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.
i. Senang kegiatan di luar rumah.

6. Intelegensi Intrapersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk
dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara fektif dengan orang lain. Kecerdasan
interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa oranng seperti; guru yang sukses, pekerja
sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal
merupakan salah satu faktor yang sangat kesuksesan seseorang.
Berikut ini individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi intra personal :
a. Mampu menilai diri sendiri dan bermediasi.
b. Mampu mencanangkan tujuan, menyusun cita – cita dan rencana hidup yang jelas.
c. Berjiwa bebas.
d. Mudah berkonsentrasi.
e. Keseimbangan diri.
f. Senang mengekspresikan perasaan – perasaan yang berbeda.
g. Sadar akan realitas spiritual.

7. Intelegensi Interpersonal (Sosial)


Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun
persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam
membuat rencana dan mengarahkan orang lain.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi
intrapersonal :
a. Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam organisasi.
b. Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok bekerja sama dalam
tim.
c. Senang permainan berkelompok dari pada individual.
d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain.
e. Senang berkomunikas verbal dan nonverbal.
f. Peka terhadap teman.
g. Suka memberi feedback.
h. Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.

8. Intelegensi Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya.
Para pecinta alam adalah contoh orang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki
kecerdasan ini.
Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam inteligensi naturalis :
a. Senag terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi
dengan binatang dan berburu.
b. Pandai melihat perubahan cuaca, meneliti tanaman.
c. Senang kegiatan di alam terbuka.

3.Cara Meningkatkan Kecerdasan Ganda


Gambaran umum dalam pembelajaran saat guru menjelaskan adalah ada anak yang
senang menerima pelajaran dan berbagai macam sifat siswa di dalam tingkat kecerdasannya.
Menurut Thomas Amstrong, kita tidak dapat memberi label mereka sebagai “pebelajar
verbal”, “pebelajar visual” atau “pebelajar kinestesis” atau seterusnya karena tujuan dari
suatu kegiatan pembelajaran adalah untuk memperluas dan mengembangkan intelegensi/
kecerdasan anak didik. Tugas guru dan pendidik adalah bagaimana menciptakan suasana
belajar yang dapat mengembangkan semua kecerdasan yang ada pada setiap individu anak
didik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang
mengembangkan semua kecerdasan yaitu sebagai berikut :
• Mengaktifkan seluruh indra anak didik
• Melatih intelegensi / kecerdasan yang berimbang
• Melatih silang intelegensi / kecerdasan yang bebeda.

1. Cara Mengaktifkan Seluruh Indra Anak Didik


Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengaktifkan seluruh indra anak didik
yaitu sebagai berikut :
a. Melatih cara mendengar yang efektif. Telinga bagi manusia adalah instrument yang luar
biasa. Melalui telinga otak menerima bunyi dan membuat duplikat bunyi tersebut dan
mengulang seluruh bunyi tersebut seperti suatu simponi. Selain itu, pendengaran juga
merupakan salah satu unsur pokok dalam pembentukan imajinasi dan kreativitas.
b. Melatih mata untuk membaca cepat dan efektif. Mata merupakan bukti keajaiban
mekanisme biologis. Melaui mata otak dapat menerima fakta – fakta yang menakjubkan yang
dapat memberikan rangsangan yang lebih kaya, sehingga mata dapat melihat dengan jeli,
analitis, dan akurat. Mata sangat erat dengan kemampuan membaca. Kecepatan membaca
orang normal rata – rata 300 kata per menit dengan kemampuan mengingat 40 – 70 persen
dari seluruh isi bacaan. Bagi seseorang yang terampil kecepatan membacanya dapat mencapai
600 kata per menit dengan kemampuan mengingat isi bacaan secara utuh.
c. Melatih keterampilan menulis atau membuat catatan yang cepat dan tepat. Mengenai
keterampilan ini, penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut :
1. Ada siswa yang tidak mencatat sama sekali.
2. Ada siswa yang diberikan catatan lengkap yang dibuatkan oleh guru.
3. Ada siswa yang membuat catatan lengkap sendiri.
4. Ada siswa yang diberikan catatan berupa rangkuman oleh guru.
5. Ada siswa yang membuat catatan berupa rangkuman sendiri.
6. Ada siswa yang diberikan catatan berupa kata-kata kunci.
7. Ada siswa yang membuat catatan berupa kata – kata kunci sendiri.
Siswa yang terakhir inilah yang paling bagus hasil belajarnya. Hal ini karena pikiran
hanya dapat mengingat kata – kata bukan kalimat. Kata – kata kunci merupakan kata – kata
inti yang menghubungkan satu pengertian dengan pengertian berikutnya dalam suatu bacaan.
Begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh indera manusia sehingga harus dimanfaatkan
seoptimal mungkin.

2. Melatih Kecerdasan Yang Berimbang


Dengan teknik – teknik pembelajaran yang tradisional kita sebagai guru pasti sulit
melatih kecerdasan berimbang. Yang dimaksud dengan “berimbang” bukanlah melatih semua
kecerdasan secara bersamaan karena hal ini akan membuat pekerjaan yang sia – sia.
Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk melatih kecerdasan yang berimbang
adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi inteligensi anak didik. Caranya adalah sebelum memuli pelajaran guru
dapat memberikan test atau angket kepada siswanya untuk menjajagi inteligensi mereka.
Pertanyaan – pertanyaan itu dibaca dan diisi sendiri oleh siswa kemudian guru mengolahnya.
Dengan cara ini, guru dapat melihat inteligensi mana yang paling menonjol pada siswa.
Selain dengan test, mengidentifikasi inteligensi juga dapat dilakukan dengan cara
observasi. Observasi dapat dilakukan terhadap apa yang dilakukan anak didik dikelas dan
kegiatan di luar kelas. Observasi di dalam kelas yaitu dengan melihat/mengamati apa yang
dilakukan anak didik selama belajar, selama mengerjakan tugas, kesukaan terhadap mata
pelajaran tertentu, cara mereka bertanya dan menjawab pertanyaan. Observasi kegiatan anak
didik di luar kelas dapat dilakukan dengan cara mengamati mereka di sela waktu istirahat.

b. Menyusun rencana pelajaran yang dapat mengembangkan beberapa kecerdasan, seperti :


1. Mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menjadi menarik
dan dapat merangsang indera semaksimal mungkin ;
2. Memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi /
kecerdasan ;
3. Merancang dan membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh kecerdasan.

c. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh inteligensi atau


kecerdasan anak didik.
Kegiatan yang dilakukan guru melalui cara ini, diantaranya adalah :
1. Menerapkan rencana pelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan beberapa
kecerdasan, atau
2. Menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan inteligensi /
kecerdasan anak didik.
Setiap individu memiliki derajat jenis inteligensi/kecerdasan yang bervariasi. Tugas
guru adalah mengkombinasikan dan memadukan inteligensi – inteligensi tersebut sebanyak
mungkin dan membuat mereka senang belajar sehingga mereka mampu menggunakan
inteligensi. Sehingga mereka menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan. Anak
didik seperti inilah yang disebut anak yang cerdas karena seluruh kecerdasannya berkembang
secara berimbang.

3. Melatih Silang Kecerdasan Yang Berbeda


Yang dimaksud dengan “silang”di sini adalah setiap inteligensi / kecerdasan anak didik tidak
dikembangkan secara bersamaan, tetapi dikembangkan satu persatu secara terpisah.
Tujuannya adalah agar anak didik mengasah setiap bagian kecerdasannya selama waktu
tertentu. Ini dapat dilakukan secara individu dan kelompok dan bisa juga di dalam atau diluar
jam pelajaran. Melatih silang inteligensi atau kecerdasan dapa dilakukan dengan membangun
stasiun – stasiun kecerdasan untuk setiap jenis kecerdasan yang berbeda. Yang dimaksud
denga “stasiun” disini bukanlah stasiun pemancar tetapi semacam display dengan
memanfaatkan sudut – sudut / ruang – ruang yang mudah terlihat oleh anak didik dari segala
arah.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam membangun stasiun kecerdasan adalah sebagai
berikut :
1. Pilih materi atau isi pelajaran yang khusus berdasarkan tingkat kesulitannya.
2. Identifikasi semua kemampuan yang ada dalam setiap jenis kecerdasan.
3. Klasifikasikan isi atau bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan – kemampuan yang ada
disetiap jenis kecerdasan, sampai menghasilkan satu – satu stasiun kecerdasan.
4. Tempatkanlah setiap stasiun kecerdasan ini di tempat – tempat yang sering dikunjungi
anak didik atau yang mudah terlihat dari berbagai arah.
Dengan melatih silang kecerdasan anak yang berbeda ini berarti guru memberi kesempatan
kepada anak didik untuk melatih setiap bagian kecerdasannya sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam meningkatkan kecerdasan ganda sejumlah cara atau metode dapat dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan – kemampuan individu. Setiap metode digunakan untuk
meningkatkan jenis kecerdasan yang spesifik yaitu:
• Meningkatkan kecerdasan bahasa dapat dilakukana dengan cara mengadakan permainan
merangkai kata, buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis tentang apa saja yang ada
dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita secara
teratur dengan keluarga atau sahabat.
• Cara untuk meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan gambar tiga
dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang interior dan taman
rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau bahan mainan tiga dimensi lainnya.
• Meningkatkan kecerdasan matematis logis dapat dilakukan dengan cara berlatih
menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala ( berapa 21 X 40 dalam 5 detik),
pelajari cara menggunakan sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki silang/asah otak
lainnya.
• Kecerdasan musikal dapat dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan musik,
bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk bersenandung,
luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan gaya musik yang tidak
dikenal akrab (western, jazz, country, world music ,dll).
• Meningkatkan kecerdasan kinestetik dapat dilakukan dengan carai bergabung dan berlatih
berdsama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa, kumpulkanlah
berbagai macam benda yang memiliki beragam tekstur dan bentuknya khas, cobalah kenali
benda-benda tersebut dengan mata tertutup.
• Cara atau metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu:
belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan
orang lain, serta tetaplah menjalin hubungan dengan mereka; luangkan waktu selama 15
menit setiap hari untuk mempraktekkan mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup
atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang
berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass, penulisan artikel tentang
pantai).
• Meningkatkan kecerdasan intrapersonal dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
pilihlah tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai kawan imajinasi
dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman yang dalam,
lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali sehari, luangkan
waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali secara mental berbagai
macam perasaan dan gagasan yang dialami.
• Metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain
peliharalah hewan favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara-acara mengenai program flora
dan fauna, cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak lingkungan, seperti mencorat-
coret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh.

Faktor – faktor penting dalam meningkatkan kecerdasan ganda


Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan
komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut :
• Orang tua murid
• Guru
• Kurikulum dan fasilitas
• Sistem penilaian
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid perlu memberikan dukungan yang
optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua,
dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada
anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan
kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda.
Agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada
dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :

• Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa


Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan
hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses
belajar yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru
untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan
antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali
karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.

• Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.


Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah berikutnya
adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu
yang dapat digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :
30 % pembelajaran langsung
30 % belajar kooperatif
30% belajar independent

Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan lagi
berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan
pembelajaran. Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan
guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi
kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain mampu memainkan instrumen
musik, ia juga harus mampu mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik
bagi siswa yang memiliki kecerdasan musikal.
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan fasilitas
pendukung selain guru yang berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan
siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik,
peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan
spesifik.
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan
ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional. Sekolah
yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu
cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi
lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam
mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem
seperti ini adalah metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada
perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah
keterampilan atau pengetahuan.

4. Strategi Pengembangan Kecerdasan Ganda dalam Pembelajaran Pendidikan Agama


                     Menurut Noeng Muhajir (1993 : 109) strategi adalah suatu penataan potensi dan
sumber daya agar dapat efisien dalam memperoleh hasil sesuai yang dirancang. Secara umum
strategi memiliki pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
                     Strategi pembelajaran Kecerdasan Ganda Gadner bertujuan agar seluruh potensi
peserta didik dapat berkembang dengan baik. Untuk itu strategi dasar pembelajrannya
dimulai dengan membangun atau memicu kecerdasan, memperkuat kecerdasan, mengajarkan
untuk atau dengan kecerdasan, dan mentransfer kecerdasan.
                     Satu dari Kecerdasan Ganda yang dikenlakan oleh Gadner dalam bidang Pendidikan
Agama adalah kecerdasan Spiritual (Spiritual Intelligence). Zohar dan Marshal (2001 : 231)
mengajukan tujuh langkah praktis dalam mengembangkan kecerdasan Spiritual ini, yaitu
1. Menyadari keberadaan diri, yaitu menggali kesadaran diri tentang situasi dan kondisi diri
dengan melakukan perenungan-perenungan. Dalam pendidikan Agama, strategi seperti ini
sangat efektif untuk menemukan diri di tengah berbagai macam struktur dan fungsi makhluk-
makhluk yang lain.
2.  Merasakan dengan kuat keinginan untuk berubah. Langkah ini me-rupakan kelanjutan dari
strategi sebelumnya, yaitu merasakan hasil dari perenungan diri dan membawanya kepada
keinginan unuk berubah. Berubah menuju kepada kebaikan dan kebaktian merupakan anjuran
agama.
3. Merenungkan tentang pusat diri dan motivasi ke dalam diri. Strategi ini merupakan usaha
untuk menemukan makna dari situasi dan kondisi yang dialami berdasarkan hati nurani yang
memberikan motivasi yang dalam mengarahkan perubahan yang diinginkan
4. Menemukan dan mengatasi rintangan, yaitu mencari penghambat perkembangan diri dan
berusaha mengatasinya. Dalam bahasa agama mengatasi rintangan dapat terwujud dalam
perlawanan meminalisir pengaruh jelek dari hawa nafsu
5. Menggali berbagai kemungkinan untuk  melangkah maju dengan mencari berbagai cara
yang dapat ditempuh untuk mengembangkan diri
6. Menetapkan hati pada sebuah jalan dengan menentukan salah satu cara yang dianggap
paling tepat
7. Tetap menyadari bahwa terdapat banyak jalan yang dapat ditempuh.

Ketujuh strategi tersebut dapat dipakai dalam pembelajaran Pendidikan Agama,


sehingga ajaran agama tidak cukup hanya dipahami dan diketahui, melainkan dirasakan dan
diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Selama ini pembelajaran Pendidikan Agama cenderung berpola kognitif. Artinya
peserta didik dianggap berhasil dengan baik di bidang ini apabila pengetahuan agamanya
baik. Pola seperti ini yang banyak dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Agama,
sehingga agama tidak memberi makna yang berarti dalam perilaku sehari-hari.
Apabila guru Pendidikan Agama mengadopsi strategi Zohar dan Marshal dalam
pembelajaran Pendidikan agama, maka upaya yang pertama kali dilakukan adalah
membangkitkan atau membangun kecerdasan spritual peserta didik melalui penyadaran diri
dengan perenungan tentang posisi diri di antara makhluk-makhluk yang lain. Selanjutnya
mengikuti strategi yang lain, sampai ketujuh strategi Zohar dan Marshal dapat dituntaskan.
Pengembangan kecerdasan spiritual semata-mata dalam pembe-lajaran Pendidikan
Agama juga kurang tepat, mengingat setiap peserta didik memiliki beragam kecerdasan.
Pengembangan kecerdasan bahasa dalam pembelajaran Pendidikan Agama dapat
dilakukan dengan mengotimalkan rasa dalam memaknai bahasa agama, sehingga ajaran
agama dapat dikomuni-kasikan dengan santun. Begitu juga dengan kecerdasan logika
dikembangkan melalui berfikir matematis-logis, sehingga ajaran agama dapat dipahami dan
diterima secara rasional, begitu juga kecerdasan yang lain.
Dalam kaitan ini guru tidak dapat lagi memaksakan kehendak dalam pembelajaran
Pendidikan Agama kepada peserta didik. Ia hanya dapat memotivasi kecerdasan mana yang
akan memimpin dan menonjol dalam diri peserta didik untuk memahami makna kehadiran
agama di kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, peserta didik akan mengapresiasi ajaran
agama sesuai dengan keinginan dan kesukaannya, bukan karena keterpaksaan. Pada
gilirannya ia akan menjalankan ajaran agama dengan baik di kehidupan sehari-harinya.
Biarkan peserta didik berkembang mengikuti kecerdasan yang dimilikinya agar keterampilan
hidup didapat dengan memuaskan berdasarkan kesukaan dan kerelaan.

BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Setiap individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu disebut
juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda. Kecerdasan adalah sehimpunan
kemampuan dan ketrampilan. Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan cara belajar yang
mengembangkan kemampuannya secara penuh.
2. Howard Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard University, mengemukakan
delapan jenis kecerdasan yang meliputi kecerdasan:
• Bahasa
• Matematis logis
• Spasial
• Musikal
• Kinestetis tubuh
• Interpersonal
• Intrapersonal
• Naturalis

3. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang
mengembangkan semua kecerdasan yaitu sebagai berikut :
• Mengaktifkan seluruh indra anak didik
• Melatih intelegensi / kecerdasan yang berimbang
• Melatih silang intelegensi / kecerdasan yang bebeda.
B. Saran
Dari makalah yang penulis sampaikan adapun saran penulis adalah setelah membaca makalah
ini diharapkan agar setiap orang mau belajar untuk mengasah kecerdasan yang dimilikinya
sehingga jika setiap orang mampu menggunakan inteligensi / kecerdasannya yang paling kuat
maka mereka akan menemukan bahwa belajar itu mudah dan menyenangkan

Anda mungkin juga menyukai