Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN SIKLUS AIR

OLEH

Nama : Jay Sampri Sitorus

Nomor Induk Mahasiswa : 160410065

Program Studi : PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)

Dosen Pengampuh : Jofrishal, S.Pd., M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SAMUDRA

2018
SIKLUS AIR
Air merupakan komponen yang amat penting bagi tubuh. Air merupakan
indikator adanya suatu kehiduapan. Air hanya ditemukan di planet Bumi oleh
karena itu kehidupan berlangsung hanya di Bumi. Diperkirakan kehidupan di Bumi
berawal dari air (teori biokimia evolusi).  Air merupakan penyusun tubuh
organisme lebih dari 80% dari total massa tubuh. 

Air merupakan senyawa yang terbentuk dari unsur hidrogen yang berikatan
kovalen dengan unsur oksigen. Bentuk senyawa air adalah cair (larutan, liquid),
dengan demikian air memiliki sifat menempati ruang serta mengalir dari tempat
atau konsentrasi yang tinggi ke tempat atau konsentrasi yang lebih rendah. 
Selain itu, air menjadi habitat bagi organisme akuatik. Keberadaan air di dalam
Biosfer Bumi merupakan suatu siklus yang berulang dari suatu proses biologis
maupun geologis. 

Siklus air atau dikenal juga dengan siklus hidrology merupakan suatu siklus
(daur) air yang terjadi pada biosfer dri berbagai proses biologis dan geologis.
Siklus air digerakkan oleh energi matahari, yang sebagian terjadi di antara
atmosfer dan lautan melalui penguapan dan juga curah hujan. 

Air sangat penting bagi suatu kehidupan, selain menjalankn fungsi vital, air
juga berfungsi dalam aliran (daur) unsur senyawa lain dalam siklus biogeokimia. 

Tahapan siklus air dalam biosfer melalui proses:

1. Penguapan (evaporasi)

Panas sinar matahari akan menyebabkan hewan maupun tumbuhan


kehilangan air melalui celah atau pori yang terdapat dipermukaan tubuh. Selain itu,
akan membuat air permukaan suatu badan air (sungai, kolam, danau, dan laut) akan
menguap. Air yang menguap akibat pemanasan ini akan terbang tinggi ke atmosfer
dan berkondensasi membentu awan. 

Ketika awan terbawa arus angin ke suatu wilayah di atmosfer yang suhunya
dingin, maka awan akan berubah menjadi rintik hujan yang akan membasahi bumi,
pada wilayah tertentu akan berubah menjadi hujan salju. Air hujan akan kembali ke
daratan atau badan air, mengembalikan air yang telah menguap di atmosfer akibat
pemanasan. 
Meski demikian, jumlah air yang menguap dari daratan maupun wilayah
akuatik memiliki jumlah yang lebih banyak dibanding curah hujan yang turun,
kelebihan uap air akan dipindahkan oleh angin ke daratan.  Hal tersebut yang
membuat suatu wilayah (habitat) memiliki kelembaban yang tinggi (habitat yang
banyak pohon). Habitat yang demikian amat penting bagi kehidupan amphibi. 

Penguapan didaratan terjadi paling besar pada tumbuhan memlalui proses


transpirasi yaitu keluarnya air melalui celah stomata pada jaringan epidermis
bawah daun. Oleh karena itu beberapa tumbuhan yang hidup ditempat kering dan
panas melakukan adaptasi dengan bentuk daun yang kecil dan tebal atau berbentuk
seperti duri, atau menutup stomata ketika siang hari.

2. Curah hujan (pesipitasi)

Uap air yang terkondensasi menjadi awan secara perlahan akan berubah
menjadi rintik hujan karena memasuki wilayah atmosfer yang semakin dingin.
Pada umumnya, awan yang terkondensasi ini akan jatuh sebagai air hujan, namun
pada beberapa biosfer yang suhu amat dingin, awan ini akan jatuh sebagai salju,
kabut, atau sejenisnya. 

Curah hujan di atas permukaan daratan lebih besar dibanding proses


penguapan. Aliran permukaan (infiltrasi) dan air tanah (groundwater) dari daratan
akan menyeimbangkan aliran air dari lautan ke daratan. Siklus air berbeda dengan
siklus senyawa biogeokimia lainnya. Hal ini karena air senantiasa
mempertahankan bentuknya sebagai H2O. 

Secara umum, siklus air dibedakan menjadi dua:

a. Siklus air pendek

Penguapan air laut akibat pemanasan sinar matahari ke atmosfer. Penguapan


air ini akan membentuk kondensasi sehingga terbentuk awan. Awan yang
terbentuk semakin menuju wilayah atmosfer yang paling tinggi, yang mana
suhunya semakin menurun. Hal ini membuat awan yang terkondensasi terurai
menjadi hujan yang turun di  permukaan laut. Sekitar 505.000km3 curah hujan
yang turun membasahi seluruh permukaan laut.
b. Siklus air sedang

Penguapan air laut serta transpirasi yang digerakkan oleh panas matahari dan
bergerak menuju daratan. Uap air makin tinggi terkondensasi membentuk awan.
Semakin tinggi pergerakkan awan yang tertiup angin sampai ke daerah yangs
suhunya tinggi dengan demikian, awan tersublim menjadi rintik hujan yang turun
di permukaan daratan. Air mengalir melalui aliran sungai kemudian menuju laut
kembali.

c. Siklus air panjang

Pada siklus panjang, penguapan tak hanya berasal dari air laut, namun juga
penguapan air daratan dan juga yang berasal dari organisme. Uap air mengalami
sublimasi membentuk awan di atmosfer yang mengandung kristal es. Awan ini
bergerak menuju daratan dibantu arus angin. Awan yang terkondensasi ini kemuan
mencair akibat perubahan suhu, dan berubah menjadi salju yang kemudian akan
membentuk gletser. Ketika terjadi peningkatan suhu, glestser ini akan mencai rdan
membentuk aliran sungai yang mengalir ke daratan kemudian menuju ke laut. 

Anda mungkin juga menyukai