Anda di halaman 1dari 13

Karya Tulis Ilmiah Dampak Pergaulan

bebas dikalangan pelajar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat kami
selesaikan dengan baik dan atas kehendak-Nya semua proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih kepada teman-
teman yang telah ikut memberikan motivasi dan doa sehinga kami terus berusaha pantang menyerah
dan terus bersemangat dalam menghadapi rintangan yang menghalangi penulisan karya ilmiah    ini.

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul  “ Dampak Pergaulan Bebas di Kalangan Siswa "yang berisi
tentang  pengertian Pergaulan bebas, Faktor-Faktor penyebab pergaulan bebas, serta dampak
pergaulan bebas dikalangan remaja.

Tak ada gading yang tak retak tak ada sesuatu yang sempurna, begitu juga dengan Karya Tulis Ilmiah
ini, kami menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna. Untuk itu dengan senang hati penulis
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan penelitian ini untuk ke
depan.

Pamekasan, 28 Mei 2015

Penulis 
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

1.2  Rumusan Masalah

1.3  Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pergaulan

2.2 Pengertian Remaja

2.3 Pengertian Pergaulan Bebas

2.4  Faktor Penyebab Pergaulan Bebas

2.5 Dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas

2.6  Solusi (Pencegahan) Pergaulan Bebas

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

                      Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan  individu,dapat
juga  oleh individu dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik
pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa
kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan
yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi
remaja yang masih mencari jati dirinya.Pergaulan ini kebanyakan terjadi pada seorang remaja.

    Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi
tidak juga golongan dewasa atau tua.  Remaja diamana merupakan calon penerus bangsa yang
diharapkan dapat membangun dan memajukan bangsa dengan menerapkan nilai-nilai yang ada  dalam
Pendidikan. Namun, pada kenyataanya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia berdampak pada pola
pikir dan gaya hidup remaja, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada remaja di Indonesia saat
ini.Karena seorang individu atau remaja sukanya bergaul maka muncullah yang namanya pergaulan
bebaspada diri remaja.

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah
makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia
dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). bebas diidentikan sebagai bentuk dari
pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan
sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan liar.

Cara mengatasi masalah pergaulan bebas

  1. Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun.
2. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan
berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan
patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya sebagai   

pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang
tuannya.

3. Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun baik
lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang tidak
sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum
saatnya untuk dia jalani.

1.2 RUMUSAN MASALAH

A.    Apakah Pengartian Pergaulan ?

B.    Apa Pengertian Remaja?

C.    Apa Pengertian Pergaulan bebas?

D.    Apa Faktor Penyebab Pergaulan Bebas?

E.     Apa Akibat yang di timbulkan?

F.     Bagaimanakah Solusi mencegah Pergaulan Bebas?

1.3 TUJUAN

A.    Agar siswa mengetahui pengertian pergaulan

B.     Agar siswa mengetahui pengertian Remaja

C.     Agar siswa mengetahui pengertian pergaulan bebas

D.    Agar siswa mengetahui Faktor Penyebab Pergaulan bebas

E.     Agar siswa mengetahui Akibat yang Ditimbulkan Dari Pergaulan bebas

F.      Agar siswa mengetahui Solusi Mencegah Pergaulan Bebas


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERGAULAN

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan  individu,dapat juga oleh
individu dengan kelompok.Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk
sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan
dengan manusia lain.Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian
seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan
yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar
individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu
lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih
mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap
bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu
baik atau tidak.

2.2 PENGERTIAN REMAJA

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial
dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon
(dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak Menurut  Sri
Rumini & Siti Sundari (2004: 53)  masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.

  Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun
sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa
peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa
pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah
anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa
yang telah matang.

Hal senada diungkapkan oleh  Santrock (2003: 26)bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis,kognitif,dansosial-emosional.

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang
waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18
tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.   

Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-
remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan
masa remaja akhir 18–21 (Deswita,2006:192).

  Definisi yang dipaparkan oleh  Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock  tersebut
menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa
dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses
pematangan baik itu pematangan fisik,maupun psikologis.Masa remaja merupakan masa yang sangat
penting, sangat kritis dan sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya dengan
kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada masa
berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat
produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan
selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan
hidupnya.Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan
selanjutnya.

Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh. Oleh sebagian ahli
psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan
antara usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisi (masa peralihan) dari masa
anak-anak menuju masa dewasa,  yaitu saat manusia tidak mau lagi diperlakukan oleh lingkungan
keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan
psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa ini (masa remaja),
manusia banyak mengalami perubahan yang sangat fundamental dalam kehidupan baik perubahan
fisik dan psikis (kejiwaan dan mental). (Menurut Abdul, hal : 2, 2009).
2.3 PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah
makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia
dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap individu
dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi
dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya
bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma
bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-
aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan
yang benar , pergaulan bebas diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga
disebut pergaulan liar.

2.4 FAKTOR PENYEBAB PERGAULAN BEBAS

Ada beberapa faktor – dan masih ada juga faktor yg lain – yang banyak mempengaruhi terjadinya
pergaulan buruk dari kalangan anak-anak muda, yakni:

1.  Faktor Orang Tua

Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh media
masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-
anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih remaja
dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:

Ø  Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa bahwa
orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung
meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara
orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.

Ø  Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka
cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua
akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala
sesuatu sudah terlambat
Ø  Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang menyadari
kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam
urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak
perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus merekaper buat.

2.  Faktor Agama Dan Iman.

Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup mereka akan
kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat
membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahu
imana yang baik dan mana yang tidak.

3.   Perubahan Zaman

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering dikenal
dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda
dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.

4.  Faktor Dari Kaum Sendiri.

Orang Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulan.tentunya harus yang pertama menyadari akan
kerawanan-kerawanan mereka dalam pergaulan 

Adapun beberapa factor yang datang dari orang muda, yaitu:

1.  Faktor Kesadaran Atau Kedewasaan

Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya memang memiliki
kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan
melakukan segala sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan belum
penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung meremehkan hal-hal
yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah, sehingga
sering terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin
mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakan atau dialaminya.
2.   Faktor Budaya

Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang muda jaman
sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan sekaranglah
waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak
gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya

3.      Faktor Keseimbangan Hidup

Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang bertumbuh dan sedang mekar-
mekarnya, termasuk nafsu seksualitanya, dll. Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani yang
kuat, penguasaan diri yang baik, dan pendampingan dari seorag senior yang handal akan berakibat
fatal. Maka banyak kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.

4.      Faktor Keyakinan

Ini sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda yang
imannya tidak handal, memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak
berdoa untuk pergaulan mereka. Sebaliknya yang imannya handal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas
akan menuai dalam damai sejahtera.

2.5 DAMPAK YANG DITIMBULKAN DARI PERGAULAN BEBAS

Secara umum akibat yang ditimbulkan dari  pergaula nbebas  ada3,antara lain:

a.   Bagi Diri Remaja Itu Sendiri                                                 

Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik
fisik dan  mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua
hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya
terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi
mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang
lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan
endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak
ada yang mengarahkan.

 
a.   Bagi Keluarga 

Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila
orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan
menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga,
komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik,  Sehingga
mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya
bersama teman-temannyauntuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras,
mengkonsumsi narkoba dan narkotika.Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa
yang telah dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa
kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.

b.      Bagi Lingkungan Masyarakat

Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang
tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan
oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja
sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat
menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu
ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal
kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

2.6 SOLUSI (PENCEGAHAN) PERGAULAN BEBAS

Pergaulan bebas memang sangat meresahkan, tidak hanya orang tua saja, tetapi masyarakat pun juga
dibuatnya resah. Hal ini dapat dikurangi bahkan dapat dicegah dengan cara – cara berikut :

1.      Pentingnya kasih saying dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun.

2.      Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan
berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan
patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya sebagai
pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang
tuannya.
3.      Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun
baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang tidak
sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum
saatnya untuk dia jalani 

1.      Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan lain-lain.

2.      Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan
manayang baik untuk dia maupun yang tidak baik.

3.      Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai agamanya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu.
Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun
pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau
kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah
ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati
dirinya.

Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan
dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga
golongan dewasa atau tua. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12
hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun =
masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.
Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-
remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan
masa remaja akhir 18–21.

Akibat yang ditimbulkan pada pergaulan bebas yaitu:

a.       Bagi Diri Remaja Itu Sendiri

Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit
karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan
remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan
keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika
dan estetika.

b.      Bagi Keluarga 

Para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi
ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus.

c.       Bagi Lingkungan Masyarakat

Masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun


mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan
pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya
menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.

3.2 Saran

                      Semoga dengan makalah ini anda dapat memahami makna materi yang saya bahas.Setelah
memahaminya janganlah berbuat menyimpang atau suka bergaul bebas karena itu dapat merusak
nama baik dirimu,keluarga,dan dilingkungan masyarakatmu sendiri.

  
DAFTAR PUSTAKA

Enterprise,Quantum.2010.Etika pergaulan remaja dalam pandangan.

http://dunia  remaja gg.blogspot.com/2010/10/etika-pergaulan-remaja-dalam-


pandangan.html.Akses.November 2012

Gunarso,singgih D.1988.Psikologi perkembangan.Jakarta:PT Gramedia

Islamsinia,Sabila.2010.psikologi remaja dan krakteristik

http://dunia    remaja gg.blogspot.com/2010/10/psikologi-remaja-karakteristik-dan


html.Akses:Desember 2010.

Sastro Winata, Sulaiman. 2004.  Ilmu Kesehatan Reproduksi. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.

Winjosastro, Hanifa. 1999.  Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

www.google.com\\seks_bebas\ diakses 18 Mei 2008.

Anda mungkin juga menyukai