Anda di halaman 1dari 19

Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134.

Desember 2016

PENGEMBANGAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMK


KESEHATAN SAMARINDA (KEANEKARAGAMAN HAYATI)

Afdal
Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
afdalpalalloi@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode demonstrasi dalam pembelajaran biologi pada pokok
bahasan keanekaragaman hayati di SMK Kesehatan Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
subjek penelitian adalah siswa kelas XI. Peneliti dalam hal ini tidak bertindak sebagai pelaksana tindakan penelitian.
Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh melalui
tes yang selanjutnya dianalisis sampai penarikan kesimpulan. Analisis data digunakan untuk memperoleh : (1)
pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan pengembangan metode demonstrasi, (2) pengembangan metode
demonstrasi yang seharusnya (3) hasil belajar siswa melalui penerapan pengembangan metode demonstrasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penerapan pengembangan metode demonstrasi dapat membantu guru dalam
mengelola kelas serta mengembangkan metode pembelajaran itu sendiri sehingga menjadi menyenangkan dan materi
ajar lebih mudah dipahami oleh siswa, (2) Penerapan pengembangan metode demonstrasi mampu meningkatkan hasil
belajar siswa yang diindikasikan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dari
penerapan pengembangan metode demonstrasi baru tahap I dan tahap II, (3) Pengembangan metode demonstrasi lebih
evektif jika dilaksanakan di luar kelas. Dengan demikian penerapan pengembangan metode demonstrasi terbukti
efektif dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Pengembangan Metode Demonstrasi

ABSTRACT

This study aims to develop a demonstration method in learning biology on the subject of biodiversity at
SMK Kesehatan Samarinda. This study is a qualitative research . The research subjects were students of class XI. In
this case, the researcher did not act as an executor of action research. The data were collected through observation
and interviews. The data of student learning outcomes were obtained through tests and then they were analyzed up to
getting the conclusion. The data analysis were used to obtain: (1) the implementation of learning through development
of demonstration method application, (2) development of accurate demonstration methods (3) student learning
outcomes through the implementation of demonstration method development. The research results showed that: (1)
The implementation of demonstration method development can help teachers to manage the classroom and to develop
a method of learning itself, so that it becomes fun and teaching materials are more easily understood by the student,
(2) The implementation of demonstration method development is able to improve students’ learning outcomes which
were indicated with an improvement in the number of students who experience learning comprehensivess of the
implementation of the new demonstration method development phase I and phase II, (3) the development of
demonstration methods is more effective if it is conducted outside the classroom. Thus, the implementation of
demonstration method development is effective to improve student learning outcomes.
Keywords: Development of Demonstration Method

116
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

akibatnya hasil belajar siswa tidak sesuai dengan


PENDAHULUAN apa yang diharapkan. Yang sering digunakan
Metode Demonstrasi ialah suatu upaya dalam pokok bahasan tersebut adalah metode
atau praktek dengan menggunakan peragaan ceramah dan dan kadang-kadang menggunakan
yang di tujukan pada siswa yang tujuannya ialah metode demonstrasi yang sebenarnya belum
agar supaya semua sisiwa lebih mudah dalam sesuai dengan kriteria metode demonstrasi itu
memahami materi pembelaran. Berdasarkan hasil sendiri.
penelitian yang dilakukan oleh Hadaika sebagai Sebagai peneliti sangat tertarik untuk
guru IPA dengan judul Peningkatan Hasil Belajar melakukan penelitian di sekolah tersebut untuk
IPA dengan Menggunakan Metode Demonstrasi membuktikan bahwa pengembangan metode
pada Pokok Bahasan Bunyi pada Murid Kelas IV demonstrasi sangat tepat digunakan khususnya
SDN 88 Lonrong Kabupaten Soppeng, hasinya dalam pokok bahasan Keanekaragaman hayati
adalah, sebelum menggunakan metode dan sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar
demonstrasi siswa memperoleh rata-tara 42,50 siswa.
dengan jumlah siswa sebanyak 12 orang. Setelah Sehubungan Ruang lingkup yang
menerapkan metode demonstrasi dengan dua kali membatasi permasalahan yang akan dibahas
siklus maka nilai yang diperoleh siswa dalam penelitian ini adalah :
mengalami peningkatan dengan rata-rata 83,92 1. Pengembangan metode demonstrasi pada
dengan jumlah siswa sebanyak 12 orang. pokok bahasan keanekaragaman hayati
Berdasarkan literature di atas, saya 2. Menjelaskan materi pembelajaran dalam
sangat tertarik untuk mengembangkan metode bentuk memperagakan atau
demonstrasi pada pembelajaran biologi di SMK, mempraktekkan di depan kelas yang
mengingat biologi adalah salah satu mata dilakukan oleh guru maupun siswa.
pelajaran yang diajarkan di SMK. Pengajaran Berdasarkan latar belakang masalah di
biologi sendiri masih banyak mengalami atas, maka sebagai rumusan masalah dalam
hambatan dan permasalahan, salah satunya penelitian ini adalah sebagai berikut :
adalah minimnya siswa dalam memahami apa 1. Bagaimana mendapat gambaran
yang diajarkan oleh guru. Hal ini terjadi karena pengembangan metode demonstrasi yang
kurang tepatnya metode yang digunakan oleh seharusnya?
guru dalam mencapai tujuan pelajaran yang ingin 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar
dicapai, akibatnya siswa terlihat kurang bergairah siswa pada pokok bahasan
belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti keanekaragaman hayati sebelum dan
kegiatan belajar mengajar siswa, sehingga sesudah menerapkan pengembangan
peningkatan hasil belajar yang diinginkan tidak metode demonstrasi?
tercapai. Kondisi seperti ini sangat tidak Tujuan penelitian ini adalah :
menguntungkan bagi guru dan siswa, guru 1. Untuk mengetahui gambaran
mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pengembangan metode demonstrasi yang
pesan-pesan keilmuan dan siswa dirugikan. seharusnya.
Hal ini telah terjadi di SMK Kesehatan 2. Untuk mengetahui, apakah ada
Samarinda pada program studi farmasi dan analis perbedaan hasil belajar siswa pada pokok
kesehatan, dimana model pembelajaran yang bahasan keanekaragaman hayati sebelum
digunakan oleh guru dalam proses belajar dan sesudah menerapkan pengembangan
mengajar khususnya dalam pokok bahasan metode demonstrasi.
keanekaragaman hayati masih kurang tepat,

117
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Penelitian ini diharapkan dapat guru. Dengan demonstrasi siswa lebih berkesan
memberikan manfaat, terutama manfaat yang dalam menerima pelajaran, sehingga konsep
bersifat praktis maupun teoritis, yaitu sebagai yang diajarkan lebih mudah dipahami.
berikut : Selanjutnya syarat-syarat yang harus
1. Manfaat Teoritis, yaitu untuk dipenuhi agar Pengembangan metode
memberikan gambaran tentang manfaat demonstrasi dapat berjalan dengan baik:
penggunaan pengembangan metode 1. Guru telah cukup menyiapkan alat-alat yang
demonstrasi dalam proses pembelajaran diperlukan.
pada mata peajaran biologi, Sebagai 2. Semua murid dapat mengikuti proses
bahan perbandingan bagi peneliti yang demonstrasi.
berminat untuk menggunakan penelitian 3. Menetapkan garis-garis besar setiap langkah
ini. kegiatan demonstrasi.
2. Manfaat Praktis, Bagi guru yaitu 4. Waktu yang tersedia cukup, dalam arti ada
bermanfaat bagi calon guru maupun guru kesempatan bagi siswa untuk bertanya atau
biologi, Merangsang kreatifitas guru membuat catatan.
biologi dan guru pelajaran lainnya dalam 5. Suasana kelas cukup kondusif, sehingga
meningkatkan kualitas pembelajaran. demonstrasi dapat berjalan lancar.
Sedangkan manfaat praktis bagi siswa 6. Menetapkan rencana pembelajaran sesudah
yaitu meningkatkan motofasi dan hasil demonstrasi (penilaian dan tanya jawab).
belajar siswa. Siswa dapat mengingat dan Langkah-langkah Pengembangan metode
memahami materi pembelajaran karena demonstrasi adalah (Syafei:2007.28).
dikemas dalam sebuah kegiatan 1. Tahap persiapan
percobaan. Siswa dapat lebih kreatif, Beberapa hal yang harus dilakukan
aktif dan berani. antara lain:
Pengembangan Metode Demonstrasi a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh
Pengembangan metode demonstrasi siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
adalah model mengajar yang menggunakan Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian aspek pengetahuan dan keterampilan
atau untuk memperlihatkan bagaimana tertentu.
melakukan sesuatu kepada siswa dengan cara b. Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah
memperagakan barang, kejadian, aturan, urutan, demonstrasi yang akan dilakukan. Hal ini
melakukan sesuatu kegiatan, baik langsung dilakukan untuk menghindari kegagalan.
maupun melalui penggunaan media pengajaran c. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba
yang relevan dengan pokok bahasan/materi yang meliputi segala peralatan yang diperlukan.
sedang disajikan (Fathurahman, 2005:37). 2. Tahap pelaksanaan
Pengembangan metode demonstrasi a. Langkah pembukaan
hampir sejenis dengan metode eksperimen, tetapi Sebelum demonstrasi dilakukan ada
siswa tidak melakukan percobaan, hanya melihat beberapa hal yang harus dilakukan antara
apa yang dikerjakan guru. Jadi guru atau lain: Aturlah tempat duduk yang
instruktur menunjukkan, memperlihatkan suatu memungkinkan semua siswa dapat melihat
proses, misalnya membakar lilin atau merebus dengan jelas apa yang didemonstrasikan,
air. Sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai
melihat, mengamati, mendengar atau mungkin siswa, Kemukakan tugas-tugas apa yang
meraba dan merasakan proses yang ditunjukkan harus dilakukan oleh siswa, misalnya

118
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang Demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih
penting dari pelaksanaan demonstrasi. matang, sebab tanpa persiapan yang memadai
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
Mulailah demonstrasi dengan menyebabkan model ini tidak efektif lagi,
kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-
didik untuk berfikir. Misalnya pertanyaan- bahan dan tempat yang memadai berarti
pertanyaan yang mengandung teka-teki penggunaan pengembangan metode demonstrasi
sehingga mendorong siswa tertarik untuk ini lebih mahal jika dibandingkan dengan
memperhatikan demonstrasi. Yaitu, Ciptakan ceramah, Demonstrasi memerlukan kemampuan
suasana yang menyejukkan dan menghindari dan keterampilan guru yang khusus sehingga
suasana yang menegangkan, Yakinkan guru dituntut untuk bekerja lebih profesional.
bahwa semua siswa mengikuti jalannya Berdasarkan pengalaman, bahwa
demonstrasi, Berikan kesempatan kepada penggunaan Pengembangan metode demonstrasi
siswa untuk secara aktif memikirkan lebih juga terdapat kebaikan dan kekurangan, sebagai
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari berikut (Jamara:2006)
proses demonstrasi. 1. Kebaikan metode demonstrasi
c. Langkah mengakhiri demonstrasi Guru sudah berlatih sebelumnya,
Apabila demonstrasi selesai sehingga proses demonstrasi dapat berhasil
dilakukan, proses pembelajaran perlu tanpa hambatan. Dapat pula embantu siswa
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas memahami dengan jelas jalannya suatu
tertentu yang ada kaitannya dengan proses dengan penuh perhatian, karena
pelaksanaan demonstrasi dan proses sangat menarik. Memudahkan berbagai jenis
pencapaian tujuan pembelajaran. penjelasan, karena penggunaan bahan dapat
Kelebihan Pengembangan metode lebih terbatas. Menghindari verbalisme.
demonstrasi adalah model demonstrasi dapat Memberikan keterampilan tertentu baik pada
mendorong motivasi belajar siswa, Demonstrasi siswa maupun pada guru itu sendiri.
dapat menghidupkan pelajaran karena siswa tidak
hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa 2. Kelemahan pengembangan metode
yang terjadi, Demonstrasi dapat mengaitkan teori demonstrasi:
dengan peristiwa alam lingkungan sekitar, Jika guru tidak siap, demonstrasi
Dengan demikian siswa dapat lebih meyakini dapat saja tidak berhasil. Kegiatan
kebenaran materi pelajaran, Demonstrasi apabila demonstrasi sering sekali hasilnya berbeda
dilaksanakan dengan tepat, dapat terlihat dengan kenyataan di lapangan. Hal ini sesuai
hasilnya, Demonstrasi seringkali mudah teringat dengan pendapat diatas, bahwa pembelajaran
daripada bahasa dalam buku pegangan atau menggunakan pengembangan metode
penjelasan pendidik, Melalui demonstrasi siswa demonstrasi sangat bermanfaat bagi peserta
terhindar dari verbalisme karena langsung didik, karena perhatian peserta didik akan
memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. lebih dipusatkan pada proses belajar
Kelemahan metode demonstrasi yaitu, mengajar. Sehingga peserta didik akan
Siswa terkadang sukar melihat dengan jelas memperoleh pengalaman dan gambaran-
benda yang akan dipertunjukkan, Tidak semua gambaran yang jelas melalui pengamatan dan
benda dapat didemonstrasikan, Sukar dimengerti eksperimen, dan masalah-masalah yang
apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang dialami oleh peserta didik dapat terjawab
menguasai apa yang didemonstrasikan, waktu mengamati proses.

119
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Keanekaragaman Hayati kampung, dan sebagainya. Variasi jenis bunga


Keanekaragaman Tingkat Genetik ( gen ) mawar : Rosa gallica, Rosa damascene, Rosa
canina. Allium ascolicum (bawang merah),
Keanekaragaman dapat ditunjukkan Allium sativum (bawang putih), Allium fistulosum
dengan adanya variasi dalam satu jenis (spesies). (locang). Yang menyebabkan terjadinya variasi
misalnya variasi jenis kelapa : kelapa gading, dalam satu jenis ( fenotif ) adalah faktor gen (
kelapa hijau, kelapa kopyor. Variasi jenis padi : genotif ) dan faktor lingkungan ( environment ),
IR, PB, Rojolele, Sedani, Barito, Delangu, sehingga dapat dituliskan rumus berikut : F = G
Bumiayu, dll. Variasi jenis anjing : anjing + L, F = fenotip (sifat yang tampak), G
bulldog, doberman, Collie, herder, anjing = genotif, L = lingkungan.

Gambar 1
Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman Tingkat Species (Jenis) sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat
perbedaan-perbedaan sifat. Contoh, famili
Dua makhluk hidup mampu melakukan Fellidae : kucing, harimau, singa. Famili Palmae
perkawinan dan menghasilkan keturunan yang : kelapa, aren, palem, siwalan, lontar. Famili
fertil (mampu melakukan perkawinan dan Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis,
menghasilkan keturunan) maka kedua makhluk kacang panjang, kacang kapri. Familia
hidup tersebut merupakan satu spesies. graminae : rumput teki, padi, jagung. genus
Keanekaragaman hayati tingkat jenis Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas) dan
menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang kangkungan (Ipomoea crassicaulis). Genus Ficus
terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk : pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon
hidup dalam genus yang sama atau familia yang Preh (Ficus ribes)

120
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Gambar 2
fisik, lingkungan kimia, tipe vegetasi/tumbuhan,
dan tipe hewan yang spesifik. Kondisi
Keanekaragaman Tingkat Ekosistem lingkungan makhluk hidup ini sangat beragam.
Kondisi lingkungan yang beragam tersebut
Ekosistem berarti suatu kesatuan yang menyebabkan jenis makhluk hidup yang
dibentuk oleh hubungan timbal balik antara menempatinya beragam pula. Keanekaragaman
makhluk hidup (komponen biotik) dan seperti ini disebut sebagai keanekaragaman
lingkungannya (komponen abiotik). Setiap tingkat ekosistem.
ekosistem memiliki ciri-ciri lingkungan

Gambar 3. Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman ekosistem terbentuk Gen ——> keanekaragaman gen ——>
dari keanekaragaman gen dan jenis, sehingga keanekaragaman jenis ——> keanekaragaman
dapat digambarkan suatu urutan berikut : ekosistem. Misal, Beberapa spesies Palmae
(kelapa, siwalan, dan aren berinteraksi dengan

121
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

lingkungan abiotik yang berbeda sehingga besar ada tiga langkah penelitian dan
terbentuk ekosistem yang berbeda pula diantara pengembangan. Pertama, studi pendahuluan,
ketiga spesies tersebut. Kelapa di ekosistem mengkaji teori dan mengamati produk atau
pantai, siwalan di ekosistem savana, dan aren di kegiatan yang ada. Kedua, melakukan
ekosistem hutan basah (D. A Pratiwi, 2004:154). pengembangan produk atau program kegiatan
baru. Ketiga, menguji atau memvalidasi produk
METODE PENELITIAN atau program kegiatan baru. Pengujian produk
Penelitian ini dilaksanakan pada dilakukan dengan mengadakan eksperimen.
semester ganjil siswa kelas XI Farmasi dan XI
Desain penelitian ini mengacu pada
Analis tahun pembelajaran 2014/2015. Adapun
pengembangan ADDIE yang meliputi 5 tahap
pelaksanaan penelitian ini dimulai pada minggu
yaitu Analysis (analisis), Design (perencanaan),
pertama sampai dengan minggu ketiga tahun
Development (produksi), implementation
ajaran baru 2014 melalui tahapan-tahapan/siklus.
(implementasi), Evaluation (evaluasi). Selain itu
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kesehatan
model ADDIE merupakan model pembelajaran
Samarinda.
yang berifat umum dan sesuai digunakan untuk
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian pengembangan. Ketika digunakan
penelitian ini adalah penelitian dan dalam pengembangan, proses ini dianggap
pengembangan. Menurut Brog & Gali: penelitian berurutan tetapi juga interaktif (Mollenda, 2003),
dan pengembangan (Research And Development) dimana hasil evaluasi setiap tahap dapat
merupakan metode untuk mengembangkan dan membawa pengembangan pembelajaran ke tahap
menguji suatu produk. Lebih lanjut Nana Syaodih sebelumnya.
Sukmadinata menyampaikan bahwa secara garis

Analysis Design

Implementation Development
Evaluation

Gambar 4. Model Pengembangan ADDIE

dilakukan untuk mendapatkan kajian tentang


kebutuhan siswa yang akan digunakan untuk
menentukan butir criteria penilaian secara
obyektif. Dalam penelitian pengembangan ini
wawancara bukan menjadikan menjadikan
Instrument yang digunakan dalam instrument penelitian yang paling utama.
penelitian ini adalah wawancara. Wawancara

122
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Kegiatan wawancara dilakukan untuk memahami yang diukur adalah kualitas penrapan
kondisi awal pelaksanaan kegiatan belajar siswa. pengembangan metode demonstrasi. Kualitas
a. Lembar pengamatan suatu program pembelajaran dapat ditinjau
dari tiga aspek, yaitu aspek pembelajaran,
Pengamatan langsung dilakukan aspek media, dan aspek pemahaman siswa.
dengan mengamati secara langsung aktivitas Untuk keperluan evaluasi kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. pengembangan metode demonstrasi, maka
Pengumpulan data melalui pengamatan data yang dijaring berupa data kuantitatif dan
adalah untuk melengkapi data yang diperoleh kualitatif yang berupa tanggapan-tanggapan,
dari hasil wawancara. kritik dan saran siswa serta evaluasi.
b. Kuisioner dan pengamatan
Instrument yang digunakan untuk Subjek penelitiannya adalah guru bidang
menginterprestasikan hasil pada penelitian studi biologi kelas XI yang rencananya akan
ini berupa kuesioner dan tes biologi. Seperti mengajar di tiga kelas di kelas XI yaitu kelas XI
telah diuraikan sebelumnya bahwa tujuan Farmasi 1, kelas XI Farmasi 2, dan kelas XI
penelitian ini adalah untuk mengetahui Analis 1. Guru tersebut akan mengajarkan materi
tanggpan siswa mengenai kualitas media keanekaragaman hayati dengan menerapkan
pembelajaran model demonstrasi yang pengembangan metode demonstrasi.
digunakan dalam pembelajaran, jadi variable
Langkah-Langkah Pengembangan Metode Demonstrasi

Pretest

Postes (X2)
Penerapan model demonstrasi
(Sesuai kemampuan guru)
Revisi ke-2

Postes (X1) Penerapan model demonstrasi


baru (Hasil revisi 2)

Revisi ke-1
Postes (X3)

Penerapan model demonstrasi


baru (Hasil revisi 1) Hasil

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN observasi dan pengumpulan data dari kondisi
awal yang akan diberikan tindakan, yaitu guru
Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian biologi kelas XI Farmasi 1, XI Farmasi 2, dan XI
Analis 1 SMK Kesehatan Samarinda Tahun
Sebelum pelaksanaan penelitian
Pembelajaran 2013/2014.
dilaksanakan, maka peneliti mengadakan

123
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Pengetahuan awal ini perlu diketahui agar pengembangan metode demonstrasi baru
kiranya penelitian ini sesuai dengan apa yang berdasarkan saran dari peneliti. Penelitipun
diharapkan oleh peneliti, apakah benar kiranya tetap membuat catatan dari penerapan
penerapan metode demonstrasi pada demonstrasi tersebut sebagai penerapan
pembelajaran Biologi perlu dikembangkan? pengembangan metode demonstrasi untuk
Olehnya itu peneliti melakukan langkah-langkah tahap selanjutnya lebih baik, setelah itu
sebagai berikut, diberilah postest kepada siswa kemudian
1. Perencanaan hasilnya disimpan untuk perbandigan tahap
selanjutnya.
Untuk mengetahui kondisi awal,
Hal ini dilakukan sampai dua kali
peneliti melakukan observasi yaitu
dengan beberapa masukan dari peneliti yang
wawancara dengan guru pengajar biologi
dibantu oleh tim ahli sehingga terlihat
tentang pengembangan metode demonstrasi
perubahan signifikan yang terjadi baik pada
dan menyaksikan guru tersebut mengajar di
penerapan pengembangan metode
kelas kemudian penelitipun menyiapkan
demonstrasi yang semakin bagus maupun
sebuah tes yang akan digunakan untuk
hasil belajar siswa yang semakin meningkat
mengukur kemampuan penguasaan materi
meningkat yang diperoleh dari hasil postest.
awal siswa dalam pokok bahasan
3. Hasil Pengamatan
Keanekaragaman Hayati.
2. Pelaksanaan Berdasarkan observasi yang
Pelaksanaan penelitian ini dimulai didapatkan oleh peneliti bahwa pada
pada hari Senin, 23 Juni 2014 pada kelas XI pengajaran yang dilakukan oleh guru biologi
Farmasi 1 dengan jumlah siswa yang hadir tersebut masih belum sesuai dengan apa yang
sebanyak 25 orang, hasil pretestnya disimpan diharapkan, cara menerapkan pengembangan
untuk dijadikan bahan perbandingan untuk metode demonstrasi sangatlah kurang, masih
postes berikutnya. Setelah itu peneliti banyak hal yang perlu diperbaiki dalam
memberi kesempatan kepada guru bidang penerapan model demonstrasi tersebut,
studi biologi untuk menerapkan penerapan pengembangan metode model
pengembangan metode demonstrasi sesuai demonstrasi yang dilakukan oleh guru
yang dipahaminya dan setelah mengajar tersebut tidak jauh bedanya dengan
dilanjutkan dengan pemberian postest kepada pembelajaran konfensional. Pada saat
siswa, hasilnya disimpan untuk dijadikan pembelajaran berlangsung, siswa tidak
bahan perbandingan untuk postest bersemangat untuk belajar karena guru belum
berikutnya. Peneliti memberikan beberapa mampu menciptakan sesuatu yang baru
masukan kepada guru bidang studi biologi untuk siswa.
tadi dengan bantuan tim Ahli berdasarkan 4. Refleksi
catatan yang didapatkan saat berlangsungnya
Peneliti melakukan penelitian di
proses pembelajaran agar supaya penerapan
SMK Kesehatan Samarinda karena peneliti
pengembangan metode demonstrasi di tahap
selaku pendidik di SMK Kesehatan
selanjutnya lebih baik.
samarinda khususnya mata pelajaran biologi.
Dengan selang waktu beberapa hari, Peneliti minta ijin kepada kepala sekolah
penelitipun kembali memberi kesempatan untuk melakukan penelitian. Peneliti
kepada guru biologi tersebut untuk mengajar menjelaskan bahwa yang diterapkan peneliti
di kelas yang berbeda dan menerapkan adalah penerapan pengembangan metode

124
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

demonstrasi pada pokok bahasan dari hasil pengawasan dapat dipertanggung


keanekaragaman hayati pada kelas XI jawabkan. Pada pelaksanaan postest (X1) ini
Farmasi 1, kelas XI Farmasi 2, dan kelas XI siswa mengerjakan soal selama 30 menit.
Analis 1 pada tahun pembelajaran Bahkan ada juga siswa yang mengerjaka soal-
2014/2015. soal yang diberikan sampai 40 menit, melebihi
Pelaksanaan Tindakan dari waktu yang telah ditentukan. Ada pula
siswa yang masih kebingungan saat
1. Pretest
mengerjakan soal, hal ini disebabkan karena
Pretest yang dilakukan oleh peneliti tidak adanya perhatiannya terhadap pelajaran
sebagai pelaksanaan untuk mengukur saat guru menjelaskan. Hasil postest yang
kemampuan awal siswa tentang didapatkan ini disimpan oleh peneliti dengan
Keanekaragaman Hayati yang dilaksanakan tujuan untuk dijadikan bahan perbandingan
pada hari Senin, 23 Juni 2014 pada kelas XI dengan hasil untuk postest berikutnya.
Farmasi 1 dengan jumlah siswa yang hadir 4. Revisi Pertama ( I )
sebanyak 25 orang dan hasilnya disimpan
Setelah penerapan metode
untuk dianalisis sebagai bahan perbandingan
demonstrasi diterapkan oleh guru bidang studi
untuk postes nanti.
biologi tersebut, revisi pun dilakukan oleh
2. Penerapan Pengembangan Metode
peneliti yang dibantu oleh tim ahli, dalam hal
Demonstrasi Sesuai Kemampuan Guru
ini ada beberapa catatan yang diperoleh oleh
Pada hari Selasa, 24 Juni 2014, peneliti setelah guru pengajar biologi
Peneliti memberikan kesempatan kepada guru mengajar dengan menerapkan pengembangan
pengajar biologi untuk mengajar dengan metode demonstrasi dalam pokok bahasan
menerapkan pengembangan metode Kanekaragaman Hayati di Kelas. Peneliti
demonstrasi sesuai kemampuannya atau dengan dibantu oleh tim ahli membuat catatan
pemahamannya terhadap pengembangan yang dijadikan sebagai masukan kepada guru
metode demonstrasi tersebut. Pada saat pengajar biologi tersebut untuk memperbaiki
pembelajaran berlangsung, peneliti kekurangan yang dimiliki saat menerapkan
mengamati kejadian-kejadian yang terjadi pengembangan metode demonstrasi,
secara rinci dan membuat catatan pada saat kemudian catatan-catatan itu dipelajari oleh
guru menerapkan pengembangan metode guru bidang studi biologi tersebut dan
pembelajaran tersebut dalam pokok bahasan diupayakan agar supaya tidak terulang lagi
Kanekaragaman Hayati selama 45 menit. pada saat menerapkan pengembangan metode
3. Postest (X1) demonstrasi di kelas selanjutnya.
Adapun beberapa catatan yang telah
Selanjutnya, peneliti memberikan diperoleh oleh peneliti dari guru pengajar
postest (X1) hari itu juga dengan biologi saat menerapkan pengembangan
menggunakan soal-soal yang sudah dirancang metode demonstrasi yang perlu diperbaiki
oleh peneliti sebelumnya. Soal-soal ini pada saat menerapkan metode demonstrasi
berjumlah 10 nomor. Pada pelaksanaan selanjutnya agar didak terulang lagi adalah
postest ini peneliti dan guru bersama-sama sebagai berikut,
mengawasi siswa saat siswa mengerjakan
soal-soal yang diberikan, sehingga keakuratan

125
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Tabel 1. Hasil Pengamatan I Penerapan Pengembangan Metode Demonstrasi


Catatan yang Diperoleh Peneliti Saat Guru Biologi
No Ket
Menerapkan Pengembangan Metode Demonstrasi
Guru tersebut hanya menampikan beberapa gambar hewan dan
1.
tumbuhan melalui LCD.
Guru lebih banyak menjelaskan gambar beserta habitatnya yang
2
tidak sejalan dengan apa yang akan dicapai.
3. Guru lebih banyak aktif tanpa melibatkan siswa bertanya.
Guru tersebut lebih banyak menjelaskan contoh dengan
4.
berpatokan pada buku paket.
5. Guru tersebut kurang menguasai materi.
6. Cara mengajar guru tersebut tidak sistematis contohnya, tingkat
ekosistem didahulukan kemudian tingkat gen.
Pada saat mengajar, guru tersebut lebih banyak duduk tanpa
7.
memperhatikan siswa yang duduk di belakang.
8. Intonasi guru saat mengajar datar seperti orang membaca.
9. Guru tersebut sangat serius saat mengajar tanpa ada canda.
Suara guru tersebut agak kecil pada saat mengajar sehingga siswa
10.
yang duduk di bangku belakang kurang mendengar.
11. Gurunya jarang bertatap muka dengan siswa saat mengajar.
12. Penyampaian materinya kepada siswa terlalu lembut.

Tabel 2. Revisi Pengamatan I Penerapan Pengembangan Metode Demonstrasi


Saran Peneliti Dengan Bantuan Tim Ahli Kepada Guru
No Biologi yang Telah Menerapkan Pengembangan Metode Ket
Demonstrasi
Sebaiknya guru tersebut membawa beberapa jenis
hewan/tumbuhan sebagai bahan demonstrasi yang dijadikan
1.
sebagai bukti untuk menjelaskan keanekaragaman hayati, LCD
hanya sebagai penunjang.
Guru semestinya memperlihatkan beberapa hewan atau tumbuhan
yang sejenis di hadapan siswa dan menunjukkan bagian dari
2.
hewan/tumbuhan tersebut yang merupakan bagian dari
keanekargaman hayati tingkat gen dan jenis.
3. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa bertanya
Materi ajar haruslah dikuasai oleh seorang guru, sehingga
4.
penjelasan guru tidak membingungkan siswanya.
5. Sebelum mengajar, guru harus memahami materi ajarnya.
Guru yang sedang mengajar harus mengawali materi
6. pembelajaran mulai dari yang gampang hingga ke materi yang
susah.

126
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Guru tersebut seharusnya mendatangi siswa sambil menunjukkan


7. hubungan dari keanekaragaman hayati dengan bagian-bagian dari
apa yang didemonstrasikan.
Hal yang sangat penting bagi guru tersebut adalah menyampaikan
materi dengan berulang-ulang dengan memberikan penekanan-
8. penekanan yang susah untuk dilupakan oleh siswa khususnya
pada beberapa intisari pelajaran, karna itulah yang akan dicapai
sesuai dengan indicator..
Mengajar itu perlu hiburan dalam bentuk candaan maupun apa
saja yang penting masih berhubungan dengan pelajaran. Banyak
9.
cara bisa kita lakukan untuk membawa pelajaran ke dalam dunia
candaan sehingga siswa tidak bosan dan jenuh.
Seorang guru tidak boleh mengajar dengan suara kecil, karena
bisa jadi siswa yang duduk di barisan belakang tidak
mendengarnya. Namun jika hal itu susah untuk diubah oleh guru
karena suaranya sudah seperti itu maka seorang guru harus
menjelaskan sambil berjalan di samping siswa. Pada saat
10. mengajar, seorang guru harus menyampaikan materi
membelajaran sambil menatap mata siswanya dengan
meyakinkan, tersenyum juga bisa, karena keadaan ini memberi
rasa yakin kepada siswa dengan apa yang kita sampaikan, yang
terpenting lagi adalah siswa tidak mengantuk jika sikap ini
diterapkan saat mengajar.

5. Penerapan Pengembangan Metode Pemberian postest (X2) kembali


Demonstrasi Baru Hasil Revisi 1 diberikan kepada siswa dengan
menggunakan soal-soal yang sudah dibuat
Pada pertemuan selanjutnya hari
oleh peneliti sebelumnya. Soal-soal ini
Sabtu 28 Juni 2014, peneliti kembali
jumlahnya sama postest sebelumnya yaitu 10
memberikan kesempatan kepada guru
nomor, namun isi soal-soal tersebut ada
pengajar biologi untuk mengajar dengan
beberapa soal yang berbeda dengan soal
menerapkan pengembangan metode
sebelumnya akan tetapi bobotnya sama. Pada
demonstrasi dengan mengikuti beberapa
pelaksanaan postest ini peneliti dan guru
saran yang telah disampaikan oleh peneliti
bersama-sama mengawasi siswa saat
yang dibantu oleh tim ahli agar supaya
mengerjakan soal-soal yang diberikan
kekurangan yang terjadi pada pertemuan
sehingga keakuratan dari hasil pengawasan
sebelumnya tidak terulang lagi. Pada saat
dapat dipertanggung jawabkan. Pada
pembelajaran berlangsung selama 45 menit,
pelaksanaan postest (X2) ini siswa
peneliti tetap mengamati kejadian-kejadian
mengerjakan soal selama 30 menit, namun
yang terjadi serta membuat catatan-catatan
ada siswa yang mengerjakanya hanya 20
untuk dijadikan bahan evaluasi pada tahap
menit saja. Hasil postest ini dijadikan
selanjutyna.
perbandingan untuk postest berikutnya.
6. Postest (X2)
7. Revisi Kedua ( II )

127
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Revisi pun dilakukan oleh peneliti kekurangan yang dimiliki saat menerapkan
yang dibantu oleh tim ahli berdasarkan model demonstrasi, catatan-catatan tercebut
catatan yang diperoleh oleh peneliti setelah diupayakan tidak terulang lagi pada saat
guru pengajar biologi mengajar dengan menerapkan model demonstrasi selamjutnya.
menerapkan model demonstrasi dalam pokok Beberapa catatan yang diperoleh dari guru
bahasan Kanekaragaman Hayati di Kelas. pengajar biologi saat menerapkan model
Peneliti dengan dibantu oleh tim ahli demonstrasi yang perlu diperbaiki adalah
membuat masukan-masukan kepada guru sebagai berikut,
pengajar biologi tersebut untuk memperbaiki

Tabel 3. Hasil Pengamatan II Penerapan Pengembangan Metode Demonstrasi Baru Setelah


Guru Diberikan Saran
Catatan yang Diperoleh Oleh Peneliti Saat Guru Biologi
No Ket
Menerapkan Pengembangan Metode Demonstrasi Baru
Bahan demonstrasi yang disajikan oleh guru tersebut masih
ada beberapa yang tidak sesuai dengan materi pembelajaran
1.
yaitu khususnya contoh pada keanekaragaman hayati tingkat
gen).
Siswa tidak diberi kesempatan untuk mencoba melakukan
2.
demonstrasi oleh guru.
Guru tersebut hanya menerapkan pengembangan metode l
demonstrasi di kelas sehingga pengetahuan siswa sanagat
3.
terbatas yaitu hanya sesuai dengan apa yang
didemonstrasikan oleh guru saja.
Guru tersebut masih kelihatan kaku dalam menerapkan
4.
pengembangan metode demonstrasi tersebut.
Guru tersebut belum mampu memberikan penekanan yang
5. baik pada inti materi pembelajaran saat melakukan
demonstrasi.

Tabel 4.Revisi Pengamatan II Penerapan Pengembangan Metode Demonstrasi Setelah Guru


Diberikan Saran
Saran Peneliti Dengan Bantuan Tim Ahli Kepada Guru
Biologi yang Telah Menerapkan Pengembangan Metode
No Ket
Demonstrasi Baru pada Pokok Bahasan
Keanekaragaman hayati
Seharusnya, guru menyiapkan dengan teliti bahan-bahan
1. yang akan didemonstrasikan di depan siswa sesuai dengan
bahan ajar, jangan sampai siswa keliru.
Sebaiknya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mencoba mendemonstrasikan apa yang telah disiapkan, baik
2.
dalam bentuk kelompok maupun individu, dimana guru tetap
membimbing siswa.

128
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Sebaiknya siswa dibawa ke luar kelas untuk belajar supaya


3. dapat mencari dan menyaksikan sendiri contoh dari materi
pembelajaran itu.
Supaya tidak kaku guru harus menguasai materi ajarnya
4. sebelum mengajar dan latihan terlebih dahulu cara
mendemonstrasikan sesuatu.
Semestinya guru tersebut menunjukkan bagian dari benda
yang didemonstrasikan itu kepada siswa dengan detail dan
5.
berulang-ulang sambil menjelaskan hubungannya dengan
teori

dengan peneliti disimpulkan bahwa


peningkatan kinerja guru saat mengajar
8. Postest (X3) berdampak pada hasil belajar siswa.
Siswa memiliki motifasi dalam belajar
Postest (X3) kembali diberikan
apabila penyampaian materi ajar
kepada siswa dengan menggunakan
dikemas sedemikian rupa dan
soal-soal yang sudah disiapkan oleh
diusahakan adanya variasi penyajian
peneliti. Soal-soal ini jumlahnya masih
materi sehingga menarik bagi siswa.
sama dengan postest sebelumnya yaitu
Meningkatnya pemahaman
10 nomor, isi soal-soal tersebut
siswa terhadap materi keanekaragaman
mengalami beberapa perubahan dari
hayati berbanding lurus dengan
soal-soal sebelumnya akan tetapi
pelaksanaan tindakan yang dilakukan.
bobotnya tetap sama dari soal-soal
Kelemahan yang dijumpai dalam hal
sebelumnya. Pelaksanaan postest ini
menentukan bahan yang akan
tetap diawasi oleh peneliti dan guru.
didemonstrasikan sehingga diperlukan
Pada pelaksanaan postest (X3) ini siswa
tindakan antisipasi berupa penanganan
diberi waktu mengerjakan soal sama
sesegera mungkin agar tindakan yang
postest sebelumnya yaitu selama 30
dilakukan semaksimal mungkin sesuai
menit, namun dalam pengamatan kami
perencanaan yang dibuat.
ada 9 siswa yang mengerjakan soal
Analisis Data
hanya 15 menit saja, ada juga 14 siswa
1. Hasil Pretest
yang mengerjakan soal selama kurang
Pretest diberikan pada hari Senin, tanggal 23
lebih 20 menit, dan sisanya sebanyak 7
Juni 2014. Berikut disajikan hasilnya dalam
siswa mengerjkannya dalam waktu 25
table 5
sampai 30 menit .
Tabel 5 Hasil Pretest
Hasil postest tetap dijadikan
Jumlah
bahan perbandingan. No Keterangan
Siswa
Siswa dengan 20
1. nilai di bawah
9. Refleksi
75
Berdasarkan pertemuan pada Siswa dengan 5
2.
penerapan pengembangan metode nilai di atas 75
demonstrasi baru, hasil diskusi guru

129
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Tabel 6 Hasil Postest (X1) sesuai kemampuan guru maupun model


Jumlah demonstrasi baru yang telah direvisi oleh peneliti
No Keterangan
Siswa dengan bantuan tim ahli sebanyak 2 kali, maka
Siswa dengan 18 sangat jelas perbandingan hasilnya yaitu hasil
1. nilai di bawah dari penerapan pengembangan metode model
75 demonstrasi baru menghasilkan nilai yang sangat
Siswa dengan 12 tinggi dibandingkan penerapan pengembangan
2.
nilai di atas 75 metode demonstrasi sebelumnya. Begitu pula
dengan penerapan pengembangan metode
Tabel 7 Hasil Postest (X2) demonstrasi itu sendiri, guru bidang studi biologi
Jumlah lebih mahir menerapkan pengembangan metode
No Keterangan demonstrasi tersebut dan dapat menciptakan
Siswa
Siswa dengan 5 sesuatu yang baru saat mengajar sehingga sangat
1. nilai di bawah terlihat perbedaan-perbedaan sebelum dan
75 sesudah menerima saran dari peneliti yang
Siswa dengan 25 dibantu oleh tim ahli.
2. Tidak ada kala pentingnya adalah metode
nilai di atas 75
demonstrasi yang selama ini kita kenal dan sering
Tabel 8 Hasil Postest (X3) kita terapkan sangat jauh berbeda setelah
Jumlah dikembangkan menjadi sebuah pengembangan
No Keterangan metode pembelajaran baru yaitu pengembangan
Siswa
Siswa dengan 2 metode demonstrasi. Penerapan pengembangan
1. nilai di bawah metode demonstrasi baru memiliki perbedaan
75 yang sangat jauh bila dibandingkan dengan
penerapan metode demonstrasi yang selama ini
Siswa dengan 28
2. kita kenal, perbedaan tersebut adalah sebagai
nilai di atas 75
berikut,
1. Pengembangan metode demonstrasi baru
Dari tabel 4.8 terlihat bahwa presentase
lebih mengutamakan pada penekanan-
siswa yang mendapatkan nilai di atas 75
penekanan yang bersifat oprasional disaat
sebanyak 28 siswa atau 93,33% dan siswa di
guru sedang menjelaskan materi pembelajaran
bawah 75 sebanyak 2 siswa atau 6,67 %. Rata-
dengan bahan yang sedang didemonstrasikan
rata nilai hasil belajar siswa adalah 91,87 kriteria
di depan siswa.
sangat baik, hal ini menunjukkan sesuai dengan
2. Pengembangan metode demonstrasi baru ini
ketuntasan belajar minimal dan tidak perlu
tidak hanya dilakukan oleh guru, akan tetapi
tindakan selanjutnya karena sudah dianggap
juga dilakukan oleh siswa baik secara individu
hasilnya sangat baik. Nilai siswa tertera pada
maupun berkelompok dimana guru tetap
lampiran.
membimbing siswa jika menemui kendala
dalam pelaksanaannya.
Pembahasan 3. Pengembangan metode demonstrasi baru ini
tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas saja,
Berdasarkan hasil postest yang diperoleh
akan tetapi jauh lebih bagus jika dilaksanakan
dari siswa setelah guru bidang studi biologi
di luar kelas sehingga bahan yang akan
menerapan model demonstrasi sebanyak 3 kali
didemonstrasikan jauh lebih banyak. Dalam
baik penerapan model demonstrasi awal yang

130
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

hal ini, guru dan siswa lebih leluasa untuk Hasil pengembangan metode
mengambil bahan demonstrasi karena sudah demonstrasi sangat jelas menunjukkan
disediakan oleh alam, ilmu yang didapat oleh kekurangan dan kelebihannya setelah dilakukan
siswapun tidak hanya berpatokan lagi pada revisi yaitu:
bahan-bahan yang disediakan oleh guru di
Kelebihan dari pengembangan metode
kelas dengan jumlah yang sedikit, akan tetapi
demonstrasi
siswa bisa mendapatkan ilmu yang lebih
banyak dari alam sekitarnya. Penekanan materi ajar guru bersifat
4. Penugasan pengembangan metode oprasional terhadap bahan ajar, artinya guru
demonstrasi baru, jenis penugasan ini sempat sudah mampu mendemonstrasikan suatu bahan
muncul dari peneliti berdasarkan pengalaman- ajar sambil menjelaskan dengan menunjukkan
pengalaman sebelumnya dan pada saat bahan yang didemonstrasikan itu kepada siswa
penelitian sedang berlangsung yaitu, siswa sambil mendatangi siswa di tempatnya dan
diberikan tugas untuk mendemonstrasikan melakukannya secara berulang-ulang.
sesuatu dengan mencari bahan sendiri yang Contohnya, menunjukkan bukti keanekaragaman
berbeda dengan apa yang didemonstrasikan hayati tingkat gen dengan menggunakan ilalang
oleh guru atau temannya, namun apa yang dimana guru dan siswa memegang ilalang sambil
didemonstrasikan itu tetap setara atau relevan melihat, meraba dan mencium ilalang itu lalu
dengan apa yang demonstrasi sebelumnya. masing-masing siswa menyampaikan
Tujuan dari penugasan pengembangan metode perbedaannya.
demonstrasi ini adalah untuk menambah Demonstrasi juga dilakukan oleh siswa,
wawasan, kreatifitas serta mengasah artinya guru memberi kesempatan siswa untuk
kemampuan siswa untuk menemukan sesuatu melakukan demonstrasi sambil memberikan
hal yang baru. penekan yang bersifat oprasional terhadap bahan
ajar, baik secara individu maupun secara
Melihat hasil fretest dan postest dari
kelompok.
setiap kelas khususnya pada kelas X Analis 1
Demonstrasi secara individu, yaitu sama
yang merupakan kelas trakhir tempat
yang dilakukan oleh guru, yakni siswa
menerapkan pengembangan metode demonstrasi
melakukan demonstrasi di hadapan temannya
maka sangat jelas perbedaan hasil belajar siswa
sambil memberikan penekanan yang bersifat
sebelum dan sesudah menerapkan
oprasional terhadap bahan ajar.
pengembangan metode demonstrsi, nilai rata-rata
Demonstrasi secara kelompok, yaitu
pada fretest adalah 61,6 (belum mencapai nilai
siswa menjelaskan secara bergantian dengan
standar/KKM) dan rata-rata pada postest adalah
bahan demonstrasi yang sama sehingga lebih
91,87 (telah mencapai nilai standar/KKM) sesuai
mudah, berfariasi, dan dapat menghilangkan
dengan hasil uji t. Hasil uji t tersebut dapat dilihat
gerogi bagi siswa.
pada lampiran. Hal ini telah membuktikan adanya
Demonstrasi dilakukan di luar kelas,
peningkatan yang sangat signifikan artinya,
atrinya proses pembelajaran berlangsung di luar
pengembangan pengembangan metode
kelas, dimana siswa dan guru bersama-sama
demonstrasi yang diterapkan sangatlah efisien
mencari bahan yang ada di sekitarnya untuk
dan berpengaruh positif terhadap peningkatan
didemonstrasikan.
hasil belajar siswa pada pokok bahasan
Memberikan tugas yang berbeda kepada
keanekaragaman hayati.
siswa dengan yang didemonstrasikan oleh guru,
akan tetapi tetap relevan, artinya tugas yang

131
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

diberikan kepada siswa untuk didemonstrasikan cukup lama dalam pelaksanaannya, hasil
harus berbeda dengan apa yang telah wawancara guru ada pada lampiran.
didemonstrasikan oleh guru, sehingga wawasan Tanggapan siswa tentang pengembangan
siswa lebih berkembang. Contohnya, jika yang metode demonstrasi
didemonstrasikan guru adalah suku polong-
Data yang diperoleh dari hasil
polongan maka siswa mendemonstrasikan suku
wawancara siswa kelas XI Analis 1 mengenai
terung-terungan. hal ini dapat kita lihat pada
pengembangan metode demonstrasi adalah 27
lampiran.
dari 30 jumlah siswa yang diwawancarai mersa
Kekurangan dari pengembangan metode
senang dengan penerapan pengembangan metode
demonstrasi
demonstrasi, dan 3 dari 30 siswa yang
1.Penerapannya membutuhkan waktu yang agak
diwawancarai menyatakan biasa-biasa saja, hasil
lama, artinya mulai dari persiapan sampai
wawancara siswa ada pada lampiran.
pelaksanaannya membutuhkan waktu yang
lama.
KESIMPULAN
2.Mengatur siswa belajar di luar kelas agak
sedikit kesulita, artinya proses pembelajaran di Dari pelaksanaan penerapan
luar kelas lebih rumit dibandingkan di luar pengembangan metode demonstrasi baru dapat
kelas. Karena tempat belajar yang luas yang ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
disertai banyaknya benda-benda di sekitarnya 1.Pengembangan metode demonstrasi yang
akhirnya dapat mengganggu konsentrasi evektif adalah dilakukan di luar kelas, memberi
belajar siswa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat kesempatan siswa untuk melakukan
pada tabel lampiran. demonstrasi, menjelaskan media yang
Pemahaman dasar guru mengenai didemonstrasikan dengan detail.
pengembangan metode demonstrasi 2.Penerapan pengembangan metode demonstrasi
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas
melakukan observasi kepada guru bidang studi di XI Analis SMK Kesehatan Samarinda. Hal ini
SMK kesehatan dengan melakukan wawancara dapat diindikasikan dengan adanya
mengenai pemahaman dasar guru mengenai peningkatan jumlah siswa yang mengalami
pengembangan metode demonstrasi. Wawancara ketuntasan belajar dari penerapan
dilakukan oleh peneliti kepada guru biologi pengembangan metode demonstrasi baru tahap
dengan memberi beberapa pertanyaan yang harus I dan tahap II.
dijawab guru tersebut (ada pada lampiran).
Berdasarkan hasil obsrvasi, guru biologi tersebut Implikasi
kadang-kadang menggunakan metode 1.Implikasi Teoritis
demonstrasi saat mengajar pada pokok bahasan Temuan-temuan penelitian ini sangat penting
keanekaragaman hayati, namun masih sederhana untuk mendukung pentingnya proses dalam
sehingga tidak menarik bagi siswa. pembelajaran yang akan memperoleh hasil
Tanggapan guru tentang pengembangan belajar siswa pada pelajaran biologi pada
metode demonstrasi pokok bahasan keanekaragaman hayati
Data yang diperoleh dari hasil 2.Implikasi Praktis
wawancara guru mengenai pengembangan a. Penerapan pengembangan metode demonstrasi
metode demonstrasi adalah lebih efektif, mampu sangat membantu guru dalam mengelola
menigkatkan hasil belajar siswa, dan sangat pembelajaran, karena menarik dan
berkesan. Namun membutuhkan waktu yang menyenangkan maka pengembangan metode

132
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

demonstrasi ini dapat pula diterapkan pada 2.Bagi Guru


mata pelajaran lain asalkan disesuaikan dengan a. Guru hendaknya memonitor dan membimbing
materi atau kompetensi dasar yang akan kelompok siswa yang mengalami kesulitan
dipelajari dalam berdemonstrasi
b.Sangat penting jika penerapan pengembangan b.Guru harus pandai-pandai memilih bahan
metode demonstrasi itu dilakukan di luar kelas demonstrasi sehingga tidak membingungkan
karena banyak bahan bervariasi yang telah siswa.
disediakan oleh alam, sementara demonstrasi c. Bagi guru baru, sebaiknya berlatih terlebih
itu sendiri dilakukan oleh siswa baik individu dahulu mendemonstrasikan sesuatu sebelum
maupun berkelompok, sehingga siswa lebih menerapkannya di hadapan siswa.
cepat memahami pelajaran. Demikianlah guru d.Guru hendaknya merubah penerapan
bisa menjadikannya sebagai solusi untuk pembelajaran konfensional menjadi
mengatasi masalah siswa yang seringkali pengembangan metode demonstrasi.
mengalami kesulitan dalam belajar. 3.Bagi Sekolah
c. Selain melalui hasil belajar melalui tes, guru a. Hendaknya pihak sekolah selalu memberikan
juga hendaknya memberikan penilaian proses motivasi kepada guru dengan jalan memberi
yang cukup sehingga hal ini akan penghargaan kepada guru yang menunjukkan
meningkatkan motivasi siswa untuk kinerjanya dengan baik dan inovatif.
perpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b.Hendaknya sekolah menyediakan fasilitas yang
Hal ini juga perlu pertimbangan bagi para cukup untuk pengembangan pembelajaran
pemegang kebijakan kurikulum yang tidak yang bervariatif dan inovatif.
hanya memberika porsi yang lebih besar dari
standar penilaian hasil tetapi juga memberikan DAFTAR PUSTAKA
yang seimbang dalam penilaian proses. Arikunto, Suharsimi, 2000, Belajar dan
d.Perlu dilakukan penilaian lanjut untuk Pembelajaran, edisi Revisi, Jakarta, Bina
mengembangkan pengembangan metode Aksara
demonstrasi ini sebagai salah satu alternatif
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dimyati dan Mujiono, 2006, Belajar dan
Disamping itu, untuk merubah perilaku siswa Pembelajaran, Jakarta, Rineka
yang cenderung lebih banyak diam dan pasif Cipta
menjadi lebih kreatif dan aktif serta sifat Djamarah, Saiful Bahri, 2002, Prestasi Belajar
individualnya menjadi terbiasa untuk bekerja dan Kompetensi Guru, Surabaya, Usaha
sama. Nasional
Saran
1.Bagi Siswa Fathurahman, 2005, Prestasi Belajar dan
a. Siswa diharapkan dapat bekerja sama dengan Kompetensi Guru, Surabaya, Usaha Nasional
temannya dalam hal menentukan perbedaan-
http://www.hadaika.com/skripsisoppeng-ptk-1.
perbedaan yang terdapat antara species yang
Diakses , 28 Juni 2014
satu dengan species yang lainnya saat
berdemonstrasi. http://maharaninetandcourse.blogspot.com/2012/
b.Siswa siharapkan mampu lebih kreatif lagi 02/skripsi-penggunaan-metode-
menemukan contoh yang baru dari demonstran.html, Diakses, 28 Juni 2014
keanekaragaman hayati selain yang telah
didemonstrasikan oleh guru maupun temannya.

133
Afdal. Jurnal Pendas Mahakam.Vol. 1 (2). 116 - 134. Desember 2016

Mudjiono, dan Dimayanti, Belajar dan Safei. 2007, Strategi Belajar Mengajar,
Pembelajaran Cet II, Jakarta, Rineka Cipta, Laboratorium IPA Fakultas Tarbiyah dan
2002 Keguruan UIN Alauddin Makassar

Nana Sudjana, 2005.Penilaian Hasil proses Sahabuddin, Mengajar dan Belajar Cet II,
Belajar mengajar, Bandung, Remaja Makassar, Kencana, 2008
Rosdakarya
Sudjana, Nana 2000, Penilaian Hasil Proses
Nasution, 2002, Berbagai Pendekatan Dalam Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja
Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bina Rosda Karya
Aksara
Undang-undang RI Nomor 20 Thun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan Nasiomal, Cet II,
Pratiwi, A D, Biologi SMA Kelas 3, Jakarta,
Jakarta, Kaloang Klede Putera Timur, 2003.
Erlangga, 2004

134

Anda mungkin juga menyukai