Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Pada zaman teknologi Android saat ini, setiap golongan dari manusia pasti disibukkan dengan
aktivitas seharian yang monoton, terutama yang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah,
seperti halnya seorang ibu rumah tangga (IRT). Seorang IRT akan dihadapkan pada
kesibukannya dalam semua bidang ilmu dan siap atau tidak siap, mau atau tidak mau,
seidealnyalah harus memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut urusan
rumah tangganya, seperti misalnya dalam hal menggunakan uang dari gaji yang diberikan oleh
pasangannya, sang IRT harus bisa menyeimbangkan kebutuhan setiap komponen keluarga dan
rumah tangganya, disinilah peran ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi. Kemudian dalam hal
pangan dan sandang, tentu menyangkut urusan kesukaan/selera makanan dan minuman dari
masing-masing komponen keluarga, mulai dari ayah, ibu sendiri dan anak-anak, akan berbeda.
Apatah lagi bila jumlah anaknya lebih dari dua orang, pasti seorang IRT akan berusaha
memenuhi kebutuhan keluarganya sesuai dengan selera masing-masing. Hal ini juga menyangkut
ilmu kesehatan dan gizi. Seorang IRT dituntut untuk berusaha memelihara dan menjaga
kesehatan seminimal mungkin dari setiap anggota keluaganya dari segala macam hal yang bisa
menjadi pencetus ataupun penyebab dari suatu penyakit, terutama dari makanan yang dibeli
cepat saji, online ataupun yang diolah atau dimasak sendiri di rumah, apakah akibat atau efek
dari yang dikonsumsi itu akan dirasakan pada waktu jangka pendek ataupun dapat dirasakan
dampaknya pada kesehatan pada waktu jangka panjangnya. Selain itu, seorang IRT juga harus
mengikuti perkembangan teknologi yang sarat dengan berbagai macam hal yang positif dan
negatif. Bagaimana agar penggunaan teknologi yang negatif tidak tersentuh pada anak-anaknya
yang belum memiliki dasar agama yang kuat dan masih di bawah umur. Selain itu pula,
memperhatikan dengan teliti kehalalan dan kadaluarsa serta komposisi dari makanan ataupun
minuman yang dikonsumsi. Hasil nafkah dan kehalalan dari makanan yang kita konsumsi akan
mempengaruhi kehidupan seorang muslim bahkan kehidupan akhiratnya setelah kematian, baik
pada terkabulnya do’a, amalan sholehnya dan kesehatan dirinya bisa dipengaruhi dari makanan
yang ia konsumsi setiap harinya (Rumaysho.com) Sumber: https://rumaysho.com/2185-
pengaruh-makanan-yang-haram.html

Urusan rumah tangga akan sangat ringan dan terbantukan dengan adanya teknologi yang hampir
setiap rumah tangga tentu sudah menjadi kebutuhan primer, seperti mesin cuci, mesin cuci
piring, dispenser, rice cooker, dan sebagainya. Namun dalam hal membeli makanan mentah
ataupun cepat saji atau makanan yang dipesan secara online terutama, belum ada teknologi yang
bisa mendeteksi kehalalan dan ataupun komposisi yang terkandung di dalamnya. Pihak BPOM
sendiri masih menggunakan prosedur yang sangat rumit. Karena harus mendatangi objek usaha
yang akan diperiksa dengan prosedur dan cara yang harus dengan teliti dan cermat dan
menggunakan beberapa zat-zat kimia atau peralatan-peralatan laboratorium yang sesuai, apakah
objek yang harus diawasi tersebut merupakan usaha kecil maupun usaha menengah ke atas,
itupun usaha musiman seperti pada saat bulan Ramadhan, para penjual takjil bermunculan
dimana-mana, baik di pinggir jalan maupun di rumah-rumah penduduk yang kebetulan sangat
strategis dengan tema jualannya. Tetapi dalam memilah makanan yang halal dan sehat, bebas
dari komposisi yang haram dan berbahaya seperti babi, yang bahkan dengan wujud asli seperti
daging yang dijual di pasar-pasar tradisional dan supermarket, ada saja oknum yang
mencampurkan dengan daging celeng, zat pewarna tekstil, zat pengawet boraks dan formalin,
monosodium glutamat (MSG) yang berlebihan dan ada sebagian masyarakat yang tidak cocok
dan menghindari pemakaian `vetsin`, penggunaan tawas sebagai perenyah makanan, bahkan zat
narkotika yang sudah ada dalam makanan anak-anak seperti permen sekalipun, begitupun pada
makanan-makanan yang dijual secara online, baik usaha kecil apalagi usaha besar, masyarakat
sudah terlena dengan “sistem cepat saji”, karena kesibukan di luar rumah dan faktor waktu yang
tidak tercukupi dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga dalam hal makanan tersebut sehingga
memanfaatkan gojek yang bisa langsung mengirimkan makanan cepat saji tersebut, tentu tidak
tersentuh oleh pengawasan BPOM, belum ada alat teknologinya yang bisa digunakan secara
langsung sebagai wujud kewaspadaan dan pertolongan pertama pada masyarakat awam untuk
masing-masing individu umumnya, ataupun pihak BPOM khususnya. Alat tersebut juga dapat
menjadi bentuk bantuan dari masyarakat kepada pihak BPOM/pemerintah setempat untuk bisa
melaporkan tindak kejahatan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab
tersebut di lingkungan masyarakat setempat.

Oleh karena kondisi masyarakat seperti tersebutlah, periset yang juga sebagai anggota
masyarakat yang merasakan dan mengamatinya sejak dari usia sekolah sampai menjadi anggota
rumah tangga (seorang ayah atapun ibu rumah tangga) sangat miris dengan apa yang sering
terjadi dalam masyarakat kita, Indonesia, yang kita cintai bersama. Kasihan dengan anak-anak
generasi penerus kita, yang salah satu faktor yakni makanan, apalagi jajanan-jajanan kaki lima
yang sering kita temui di sekolah-sekolah tingkat dasar sampai menengah ataspun, tidak
tersentuh atau belum dijangkau oleh pihak BPOM sendiri dalam mengawasi jajanan-jajanan
yang tanpa surat halal dan aman dari zat-zat yang berbahaya, sehingga unsur pokok yakni
makanan yang menjadi jajanan masyarakat kita, terutama anak-anak kita, tidak bisa dijamin
secara langsung tiap individu masyarakat itu sendiri, padahal faktor gizi merupakan salah satu
faktor yang sangat penting karena mempengaruhi tingkat perkembangan otak pada anak-anak
yang masih berusia masa tumbuh, apalagi pada anak-anak balita yang mungkin ibunya yang
masih menyusui dan sibuk beraktivitas di luar rumah, mengkonsumsi makanan-makanan yang
dipesan secara online tersebut, tentu akan berimbas langsung pada bayinya. Astaghfirullah.

Rumusan Masalah

Bagaimana menciptakan alat pendeteksi zat-zat berbahaya dan tidak halal dalam makanan yang
user friendly pada berbagai lapisan masyarakat Indonesia umunya dan masyarakat makassar
khususnya??

Rekam Jejak Hasil Riset dari Kelompok Periset dan Mitra Kerja belum ada sama sekali karena
riset ini betul-betul murni mulai dari awal atau bersifat baru dan biaya untuk pendanaan
pemenuhan spare part dari alat yang akan dibuat, tidak ada di wilayah negara Indonesia dan
stoknya di luar negeri itu tidak ready bahkan tidak tertutup kemungkinan alatnya limited edition

Anda mungkin juga menyukai