Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

TAMBANG TERBUKA

POLA PELEDAKAN

Disusun Oleh :

Ari Ardila

17137001

Dosen Pembimbing :

Jana Hafiza S.T.,M.T

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
POLA PELEDAKAN

Bahan peledak merupakan sarana yang efektif sebagai alat pembongkar batuan dalam
industri pertambangan. Kegiatan peledakan pada massa batuan mempunyai beberapa tujuan,
yaitu :
a. Membongkar atau melepaskan batuan (bahan galian) dari batuan induknya.
b. Memecah dan memindahkan batuan
c. Membuat rekahan
Suatu proses peledakan biasanya dilakukan dengan cara membuat lubang tembak yang
diisi dengan sejumlah bahan peledak; dengan 2 penerapan metode peledakan, geometri
peledakan dan jumlah bahan peledak yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Hal-Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Membuat Rancangan
1. Kepekaan Lokasi Kondisi lokasi di sekitar lokasi peledakan dalam hal prakiraan getaran
dan tingkat getaran yang diperbolehkan pada struktur terdekat
2. Fragmentasi yang diperlukan
3. Perpindahan tumpukan material hasil ledakan (muckpile) 10 Arah perpindahan tergantung
pada jalur daya tahan paling kecil yang dapat ditelusuri energi bahan peledak, dimana
rancangan peledakan yang tepat (stemming yang baik, distribusi energi yang tepat, toe
yang kecil, dll); urutan delay dapat mengendalikan arah dan tingkat perpindahan material
hasil ledakan.
4. Pengendalian dinding Interval delay yang terlalu singkat antara lubang dalam satu baris dan
antar baris dapat menyebabkan overbreak yang berlebihan.
5. Geologi Batuan berlapis-lapis dengan kohesi terbatas dapat bergeser sehingga
menyebabkan patahnya bahan peledak. Sedangkan batuan besar yang banyak retakannya
dapat mengalirkan gas bahan peledak ke semua arah sehingga meningkatkan potensi
terjadinya cutoff. Batuan yang lunak memerlukan waktu yang lebih lama untuk melakukan
perpindahan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama antara barisbaris untuk
mengendalikan pecah yang berlebihan.
6. Kondisi air Batuan jenuh (lubang peledakan yang terisi air) dapat meneruskan tekanan air
dari titik peledakan ke daerah-daerah di sekitarnya (water hammer). Tekanan ini dapat
menyebabkan decoupling isi bahan peledak atau meningkatkan densitasnya sampai ke titik
yang tidak memungkinkan peledakan (deadpressed)
7. Bahan peledak yang digunakan 11 Produk bahan peledak dengan densitas yang lebih besar
(> 1,25 g/cc) yang menggunakan udara tersirkulasi untuk mengatur kepekaan, mudah
terkena dead pressing dari peledakan lubang peledakan yang berdekatan.
8. Sederhana Rancangan yang rumit akan memerlukan waktu tambahan untuk
menghubungkan dan mengevaluasi rangkaian (dengan memeriksa penyambungan pada
konfigurasi delay)
9. Biaya Dengan meningkatnya tingkat kerumitan rancangan, biaya biasanya akan meningkat.
Biaya ini harus dipertimbangkan berdasarkan biaya modifikasi rancangan lain agar
diperoleh efisiensi biaya.
Pola Peledakan Tambang Terbuka
Pola peledakan yang biasa digunakan dalam pembongkaran adalah pola peledakan
dengan arah lemparan ke depan yang sejajar bidang bebas, dan pola peledakan dengan arah
lemparan ke arah pojok (Pola Corner Cut), pola peledakan yang menyerupai bentuk kotak
(Box Cut) yang dilakukan dengan cara pengaturan nomor delay detonator dan sistem
penembakan secara beruntun (delay) dan secara serentak (simultan). Pola peledakan
disesuaikan dengan bentuk pola pemboran yang sudah ada, dan untuk menghasilkan arah
lemparan yang teratur dilakukan pengaturan nomor delay detonator yang tepat. Pola
pemboran zig-zag lebih sering digunakan dimaksudkan agar dalam peledakan energi bahan
peledak dapat di distribusikan secara optimum untuk mencapai fragmentasi yang dikehendaki,
akan tetapi hal ini di sesuaikan dengan kondisi lapangan, kemampuan alat bor dalam pindah
posisi, dan kebiasaan skill yang dimiliki oleh operator alat.
Pola Peledakan pada Areal Terbuka Mengingat area peledakan pada areal antara lain
tambang terbuka atau quarry cukup luas, maka peranan pola peledakan menjadi penting
jangan sampai urutan peledakannya tidak logis. Urutan peledakan yang tidak logis bisa
disebabkan oleh:
a. Penentuan waktu tunda yang terlalu dekat,
b. Penentuan urutan ledakannya yang salah,
c. Dimensi geometri peledakan tidak tepat,
d. Bahan peledaknya kurang atau tidak sesuai dengan perhitungan.
Terdapat beberapa kemungkinan sebagai acuan dasar penentuan pola peledakan pada
tambang terbuka, yaitu sebagai berikut :
a. Peledakan tunda antar baris.
b. Peledakan tunda antar beberapa lubang.
c. Peledakan tunda antar lubang.
Orientasi retakan cukup besar pengaruhnya terhadap penentuan pola pemboran dan
peledakan yang pelaksanaannya diatur melalui perbandingan spasi (S) dan burden (B).
Beberapa contoh kemungkinan perbedaan kondisi di lapangan dan pola peledakannya sebagai
berikut:
1. Bila orientasi antar retakan hampir tegak lurus, sebaiknya S = 1,41 B seperti pada Gambar

Gambar. 1 Peledakan pojok dengan pola staggered dan sistem inisisasi echelon serta orientasi
antar retakan 90º
2. Bila orientasi antar retakan mendekati 60° sebaiknya S = 1,15 B dan menerap-kan interval
waktu long-delay dan pola peledakannya terlihat Gambar

Gambar. 2 Peledakan pojok dengan pola staggered dan sistem inisisasi echelon serta orientasi
antar retakan 60º
3. Bila peledakan dilakukan serentak antar baris, maka ratio spasi dan burden (S/B) dirancang
seperti pada Gambar dengan pola bujursangkar (square  pattern).
Gambar. 3 Peledakan pojok antar baris dengan pola bujursangkar dan sistem inisiasi echelon

Gambar. 4 Peledakan pojok antar baris dengan pola staggered


4. Bila peledakan dilakukan pada bidang bebas yang memanjang, maka sistem inisiasi dan
S/B dapat diatur seperti pada Gambar.

Gambar. 5 Peledakan pada bidang bebas memanjang dengan pola V-Cut bujursangkar dan
waktu tunda
Gambar. 6 Peledakan pada bidang bebas memanjang dengan pola V-Cut persegi panjang dan
waktu tunda bebas
DAFTAR PUSTAKA

http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/32629/mod_resource/content/1/07-Pola
%20Peledakan.pdf

Anda mungkin juga menyukai