Anda di halaman 1dari 9

PENYEBAB MENCRET PADA BAYI

Mencret pada bayi umumnya disebabkan oleh sejumlah hal :


 Infeksi : kuman penyakit seperti bakteri, virus atau parasit yang  dapat menyebar melalui
makanan atau minuman yang tercemar atau kontak dengan tinja penderita. Siklus penyebaran kuman
dapat melalui Feces  (tinja), Flies (lalat), Food (makanan), Fomites  (peralatan makan),
dan Finger (jari tangan)
 Penurunan daya tahan tubuh : Ibu yang tidak memberikan ASI sampai usia 2 tahun (atau
lebih) akan menyebabkan bayi memiliki daya tahan tubuh yang kurang sempurna, karena di dalam
ASI terdapat antibodi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Bayi yang kekurangan
gizi/malnutrisi terutama keadaan gizi buruk memiliki daya tahan tubuh yang rendah, sehingga akan
mudah terinfeksi oleh kuman penyakit. Selain itu, bayi juga dapat mengalami penurunan daya tahan
tubuh apabila terinfeksi oleh virus (seperti campak dan HIV)
 Faktor lingkungan dan perilaku : Mencret adalah penyakit yang berbasis pada lingkungan
yang faktor utamanya adalah kontaminasi air oleh tinja yang berakumulasi dengan perilaku manusia
yang tidak sehat. Beberapa perilaku ibu yang dapat menyebabkan mencret pada bayi yaitu :
o Ibu yang memberi bayi Makanan Pendamping (MP ASI) terlalu dini (usia < 6 bulan)
akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman
o Ibu yang menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko diare karena sulitnya
untuk membersihkan botol
o Ibu yang menyimpan makanan pada suhu kamar & tidak menutupnya dengan baik
o Ibu yang memberi bayi minum menggunakan air yang tercemar
o Ibu yang tidak mencuci tangan setelah buang air besar, atau membersihkan tinja
anak
o Ibu yang Membuang tinja (termasuk tinja bayi) sembarangan
Selain ketiga hal tersebut, ada penyebab bayi mencret yang tidak umum seperti :
 Keracunan makanan
 Alergi terhadap makanan tertentu
 Alergi terhadap obat-obatan tertentu
 Terlalu banyak mengonsumsi jus buah

Mediastinum dibagi jadi 2 superior sama inferior, inferior dibagi lagi jadi 3 anterior, intermediate
dan posterior. Batas antara superior dan inferior di mediastinum itu manubrium sterni. Superior itu
ada esophagus (sebagian), trachea, arteries (arch of aorta, brachiocephalic arteri, L common carotid,
L subclavian arteri) Veins (Superior V cava (sebagian), L and R brachiocephalic Veins, L superior
intercostal vein), nerves, lymph nodes, muscle dan thymus. Inferior bagian anterior ada Thymus (di
anak-anak), sternopericardial ligament, internal thoracic arteri dan cabang-cabangnya lymphatics dan
lymph nodes, middle/intermediate nya ada jantung, arteries (ascending aorta, pulmonary trunk
dengan cabang di kanan kiri, Veins ( Superior (sebagian) dan inferior vena cava, 4 pulmonary veins
(kanan kiri) ) posterior ada esophagus (sebagian), arteries, vena, desending aorta, nerves, thoracic
duct, lymph nodes, posterior mediastinal.
INTEPRETASI HASIL CBC (menurut American academic pediatrics)
Usia Hb(g/dL) Ht(%) Eritrosit x 10^6 (mill/mm3) Platelet count (x10^3/mm3)
0-3 days 15,0-20,0 45-61 4,0-5,9 250-450
1-2 weeks 12,5-18,5 39-57 3,6-5,5 250-450
1-6 months 10,0-13,0 29-42 3,1-4,3 300-700
7mnth–2 yrs 10,5-13,0 33-38 3,7-4,9 250-600
2-5 years 11,3-13,0 34-39 3,9-5,0 250-550
5-8 years 11,5-14,5 35-42 4,0-4,9 250-550
13-18 years 12,0-15,2 36-47 4,5-5,1 150-450
Male adult 13,5-16,5 41-50 4,5-5,5 150-450
Female adult 12,0-15,0 36-44 4,0-4,9 150-450
Leukosit limfosit monosit eosinophil seg neut bat neut basofil
9-35 19-29 5-7 0-2 32-62 10-18 0-1
5-20 36-45 6-10 0-2 14-34 6-14 0-1
6-17,5 41-71 4-7 0-3 13-33 4-12 0-1
6-17 45-76 3-6 0-3 15-35 5-11 0-1
5,5-15,5 35-65 3-6 0-3 23-45 5-11 0-1
5-14,5 28-48 3-6 0-3 32-54 5-11 0-1
4,5-13 25-45 3-6 0-3 34-64 5-11 0-1
4,5-11 24-44 3-6 0-3 35-66 5-11 0-1

Imunisasi BCG diberikan untuk mencegah penyakit tuberculosis /TBC. Pemberian vaksin ini hanya
dilakukan 1 kali yaitu dari anak dilahirkan sampai usia 2 bulan dan disuntikkan di bahu kanan anak.
Bila anak usia > 2 bulan maka perlu dipastikan apakah anak menderita TBC dengan pemeriksaan
Mantoux. Efek samping yang dapat terjadi yaitu alergi. Imunisasi ini dapat dilakukan bila anak hanya
batuk pilek ringan tanpa disertai dengan demam.
Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit polio. Imunisasi ini
diberikan dapat diberikan secara oral dan secara injeksi /IPV. Dimana IPV diberikan sebanyak 4 kali
pada usia 2,4, 6 hingga 18 bulan. Imunisasi polio dapat diberikan sesuai jadwal kecuali anak Anda
mengalami alergi atau mengalami penyakit sedang hingga berat. Namun bila anak hanya sakit ringan
seperti batuk pilek tanpa demam, vaksin tetap dapat diberikan
Imunisasi DPT adalah imunisasi untuk mencegah penyakit difteri, pertussis dan tetanus. Vaksin ini
juga merupakan jenis imunisasi yang wajib, dan diberikan dengan memberi suntikan secara
intramuscular baik pada paha atau lengan sesuai dengan jadwal yang ada yaitu usia 2,3,4 bulan serta
diulangi kembali pada usia 18 bulan dan 5 tahun.
Approximate age range Heart Rate (HR)
Newborn 100-160
0-5 months 90-150
6-12 months 80-140
1-3 years 80-130
3-5 years 80-120
6-10 years 70-110
11-14 years 60-105
15 years or older 60-100
Respiratory Rate (RR)
Newborn 30-50
0-5 months 25-40
6-12 months 20-30
1-3 years 20-30
3-5 years 20-30
6-10 years 15-30
11-14 years 12-20
15-20 years 12-30
Adults 16-20
Systolic range Diastolic range
1-12 months 75-100 50-70 normal buat dewasa 120/80
1-4 years 80-110 50-80
3-5 years 80-110 50-80
6-13 years 85-120 55-80
13-18 years 95-140 60-90
The average normal core temperature is generally considered to be between 98.0°F (36.6°C)
and 98.6°F (37°C) when measured orally and about 1°F higher when measured rectally.

Perbedaan Antibiotik spectrum luas dan antibiotic spectrum sempit penggolongan antibiotic
berdasarkan spectrum kerjanya
Berdasarkan luas aktivitasnya
1. Antibiotic spectrum sempit (narrow spekturm)
Yaitu antibiotic yang aktif terhadap beberapa jenis bakteri saja. Contoh: penisilin G dan V,
eritromisin, klindamisin, kanamisin, asam fusidat (hanya bekerja terhadap bakteri gram
positif). Streptomisin (menghentikan pertumbuhan bakteri dan termasuk obat
aminoglikosida), gentamisin (menghentikan pertumbuhan bakteri dan termasuk obat
aminoglikosida), polimiksin B (kelompok polimiksin B umum digunakan pada infeksi salukan
kemih, meningitis atau infeksi nosokimal yang disebabkan oleh bakteri gram negatif), dan
asam nalidiksat (hanya aktif terhadap bakteri gram negatif). Karena antibiotic berspektrum
sempit bersifat selektif, maka obat-obat ini lebih aktif dalam melawan organisme tunggal
tersebut daripada antibiotic berspektrum luas
2. Antibiotic spectrum luas (broad spectrum)
Yaitu antibiotik yang bekerja terhadap lebih banyak jenis bakteri. Baik itu dari gram positif
atau negatif contoh obat: sulfanamid (mengganggu sintesis asam folat bakteri), ampisilin
(menghentikan pertumbuhan bakteri dan termasuk obat penisilin), sefalosforin (berasal dari
jamur acremonium dan berfungsi menghambat pembentukan dinding sel bakteri struktur
kimianya mirip dengan obat golongan penisilin), kloramfenikol (antibiotik jenis obat salep,
sirop,kapsul, obat tetes dan suntik biasa untuk mengobati anthrax, meningitis,), tetrasiklin
(menganggu metabolism bakteri sehingga bakteri mati bisa untuk mengobati jerawat, gonore,
sifilis anthrax, infeksi saluran penceranaan, kemih, pernapasan, infeksi gigi dan mata),
rifampisin (bisa mengobati bakteri TBC dan kusta). Antibiotik berspektrum luas sering kali
dipakai untuk mengobati penyakit infeksi yang menyerang belum diidentifikasi dengan
pembiakan dan sensifitas.
Rales > Small clicking, bubbling, or rattling sounds in the lungs. They are heard when a person
breathes in (inhales). They are believed to occur when air opens closed air spaces. Rales can be
further described as moist, dry, fine, or coarse.

Anatomical location – palatine (tonsils), lingual and pharyngeal (adenoids)


 The “tonsils”, lateral wall of oropharynx
 Covered by stratified squamous epithelium
 Numerous crypts (10-20) infolds of surface epithelium
Tonsillar crypt – palatine tonsil squamous epithelium infold, with intraepithelial passages containing
non-epithelial celss,
1. Intimate contact between immune response effector cells
2. Facilitate transport of antigens
3. Synthesise secretory components
4. Contain a pool of immunoglobulins
Afferent lymph vessels absent
Efferent lymph vessels are present

Palatine tonsils
Anatomical location- palatine (tonsils), Lingual and Pharyngeal (adenoids)
 The “tonsils”, lateral wall of oropharynx
 Covered by stratified squamous epithelium
 Numerous crypts (10-20) infolds of surface epithelium
 Afferent lymph vessels absent
 Efferent lymph vessels are present
Adult Lymph Node Stucture
 Capsule - dense connective tissue
 Trabeculae - dense connective tissue
 Reticular tissue - reticular cells and fibers, supporting meshwork (penyatu)
 Macrophages - process antigen, difficult to distinguish (agak susah dibedakan) from the
reticular cells
Lymph
>Enters the node through Afferent Vessels
>Filter through the Sinuses
>Leaves through Efferent Vessels

Numpang gambar mediastinum


PNEUMONIA merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang bisa menjangkiti salah satu atau
kedua paru-paru. Tidak ada penyebab tunggal pneumonia, pneumonia bisa disebabkan oleh bakteri,
virus, atau jamur yang ada di udara. Anak-anak yang terkena pneumonia akan sulit dan terasa sakit
untuk bernapas karena paru-parunya berisi nanah dan cairan. Gejala lain dari pneumonia termasuk
demam, batuk, dan wheezing
Many germs can cause pneumonia. The most common are bacteria and viruses in the air we breathe.
Your body usually prevents these germs from infecting your lungs. But sometimes these germs can
overpower your immune system, even if your health is generally good.
Pneumonia is classified according to the types of germs that cause it and where you got the infection.
Community-acquired pneumonia
Community-acquired pneumonia is the most common type of pneumonia. It occurs outside of
hospitals or other health care facilities. It may be caused by:
 Bacteria. The most common cause of bacterial pneumonia in the U.S. is Streptococcus
pneumoniae. This type of pneumonia can occur on its own or after you've had a cold or the flu. It may
affect one part (lobe) of the lung, a condition called lobar pneumonia.
 Bacteria-like organisms. Mycoplasma pneumoniae also can cause pneumonia. It typically
produces milder symptoms than do other types of pneumonia. Walking pneumonia is an informal
name given to this type of pneumonia, which typically isn't severe enough to require bed rest.
 Fungi. This type of pneumonia is most common in people with chronic health problems or
weakened immune systems, and in people who have inhaled large doses of the organisms. The fungi
that cause it can be found in soil or bird droppings and vary depending upon geographic location.
 Viruses. Some of the viruses that cause colds and
the flu can cause pneumonia. Viruses are the most common
cause of pneumonia in children younger than 5 years. Viral
pneumonia is usually mild. But in some cases it can become
very serious.

Anda mungkin juga menyukai