DISUSUN OLEH:
1.Latar Belakang
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong
terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka
peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak
positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan
kemampuan, dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini. Adapun dampak
negatif dari globalisasi tersebut adalah (1) keresahan hidup di kalangan masyarakat yang
semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan, dan frustasi; (2) adanya
kecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi, dan korupsi, makin sulit diterapkannya ukuran
baik-jahat serta benar-salah secara lugas; (3) adanya ambisi kelompok yang dapat
menimbulkan konflik, tidak saja konflik psikis, tetapi juga konflik fisik; dan (4) pelarian dari
masalah melalui jalan pintas yang bersifat sementara juga adiktif, seperi penggunaan obat-
obat terlarang.
2.rumusan masalah
bagaimana sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia
bagaimana sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Dunia
3.Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui sejarah bimbingan dan konseling di Indonesia
Untuk mengetahui sejarah bimbingan dan konseling di Dunia
BAB II
PEMBAHASAN
Dekade 40-an(perjuangan)
Dalam bidang pendidikan, pada dekade 40-an lebih banyak ditandai dengan perjuangan
merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang serba darurat
manakala pada saat itu di upayakan secara bertahap memecahkan masalah besar anatara lain
melalui pemberantasan buta huruf. Sesuai dengan jiwa pancasila dan UUD 45. Hal ini
pulalaah yang menjadi fokus utama dalam bimbingan pada saat itu.
Dekade 50-an(perjuangan)
Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang amat besar yaitu memecahkan masalah
kebodohan dan keterbelakangan rakyat Indonesia. Kegiatan bimbingan pada masa dekade ini
lebih banyak tersirat dalam berbagai kegiatan pendidikan dan benar benar menghadapi
tantangan dalam membantu siswa disekolah agar dapat berprestasi.
Dekade 60-an(perintisan)
Beberapa peristiwa penting dalam pendidikan pada dekade ini :
1. Ketetapan MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan nasional
2. Lahirnya kurikulum SMA gaya Baru 1964
3. Lahirnya kurikulum 1968
4. Lahirnya jurusan bimbingan dan konseling di IKIP tahun 1963membuka Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan yang sekarang dikenal di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
dengan nama Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB).
Keadaan dia tas memberikan tantangan bagi keperluan pelayanan bimbinga dan konseling
disekolah.
Dekade 70-an(penataan)
Dalam dekade ini bimbingan di upayakan aktualisasi nya melalui penataan legalitas sistem,
dan pelaksanaannya. Pembangunan pendidikan terutama diarahkan kepada pemecahan
masalah utama pendidikan yaitu :
1. Pemerataan kesempatan belajar,
2. Mutu,
3. Relevansi, dan
4. Efisiensi.
Pada dekade ini, bimbingan dilakukan secara konseptual, maupun secara operasional. Melalui
upaya ini semua pihak telah merasakan apa, mengapa, bagaimana, dan dimana bimbingan
dan konseling.
Dekade 80-an(pemantapan)
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama diusahakan
untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang professional. Dalam dekade 80-an
pembangunan telah memasuki Repelita III, IV, dan V yang ditandai dengan menuju lepas
landas.
Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini:
1. Penyempurnaan kurikulum
2. Penyempurnaan seleksi mahasiswa baru
3. Profesionalisasi tenaga pendidikan dalam berbagai tingkat dan jenis
4. Penataan perguruan tinggi
5. Pelaksnaan wajib belajar
6. Pembukaan universitas terbuka
7. Lahirnya Undang – Undang pendidikan nasional
Beberapa kecenderungan yang dirasakan pada masa itu adalah kebutuhan akan
profesionalisasi layanan, keterpaduan pengelolaan, sistem pendidikan konselor, legalitas
formal, pemantapan organisasi, pengmbangan konsep – konsep bimbingan yang berorientasi
Indonesia, dsb.
Di Indonesia sendiri awalnya bimbingan dan konseling sebagai suatu ilmu merupakan suatu
hal yang masih baru. Walaupun demikian, hal ini tidak berarti bahwa bimbingan dan konseling di
Indonesia belum ada sama sekali. Sesungguhnya, bimbingan dan konseling telah lama dikenal di
Indonesia, hanya saja berbeda dalam pendekatannya.
2. SARAN
Dari pembahasan di atas, kiranya sudah cukup jelas bahwa kegiatan bimbingan pada hakikatnya
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Bimbingan
mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam perjalanan bangsa Indonesia secara
keseluruhan.
Sejak zaman sebelum kemerdekaan, setelah kemerdekaan, dan apalagi pada era pembangunan
nasional, bimbingan mempunyai peranan dalam upaya mewujudkan manusia-manusia Indonesia.
Manusia Indonesia yang dicita-citakan adalah manusia Pancasila. Oleh karena itu, upaya untuk terus
melakukan perbaikan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan
konseling dalam semua bidang kehidupan tentunya perlu untuk dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://tivachemchem.blogspot.com/2010/10/sejarah-bimbingan-konseling.html
Bandura, A. (Ed.). (1995). Self-Efficacy in ChangingSoceties. Cambridge, UK: Cambridge
UniversityPress.
BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Balitbang Diknas. (2006). Panduan Pengembangan Diri:
Pedoman untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Draft. Jakarta: BSNP dan
PUSBANGKURANDIK, Depsiknas.
http://ananana34.blogspot.com/2013/02/sejarah-bimbingan-dan-konseling_27.html