Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING

DISUSUN OLEH:

NAMA : FRISKY SANDEVA


NIM : 1173111032
KELAS : REGULER D1
JURUSAN/PRODI : PGSD/PPSD
DOSEN PENGAMPU : ROIDA SRI MARTINI S.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong
terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka
peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak
positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan
kemampuan, dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini. Adapun dampak
negatif dari globalisasi tersebut adalah (1) keresahan hidup di kalangan masyarakat yang
semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan, dan frustasi; (2) adanya
kecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi, dan korupsi, makin sulit diterapkannya ukuran
baik-jahat serta benar-salah secara lugas; (3) adanya ambisi kelompok yang dapat
menimbulkan konflik, tidak saja konflik psikis, tetapi juga konflik fisik; dan (4) pelarian dari
masalah melalui jalan pintas yang bersifat sementara juga adiktif, seperi penggunaan obat-
obat terlarang.

Carl R. Rogers mengembangkan terapi client-cendered sebagai reaksi terhadap apa


yang disebutkannya keterbatasan-keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya,
pendekatan client-cendered adalah cabang khusus dari terapi humanistik yang
menggarisbawahi tindakan mengalami klien berikutnya dunia subjektif dan fenomenalnya.
Terapis berfungsi terutama sebagai penunjang pertumbuhan pribadi kliennya dengan jalan
membantu kliennya itu dalam menemukan kesanggupan-kesanggupan untuk memecahkan
masalah-masalah. Pendekatan client-centeredmanaruh kepercayaan yang besar pada
kesanggupan klien unyuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri. Hubungan
terapeutik antara terapis dan klien merupakan katalisator bagi perubahan; klien menggunakan
hubungan yang unik sebagai alat unuk meningkatkan kesadaran dan untuk menemukan
sumber-sumber terpendam yang bisa digunakan secara konstruktif dalam pengubahan
hidupnya.

2.rumusan masalah
 bagaimana sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia
 bagaimana sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Dunia
3.Tujuan Pembahasan
 Untuk mengetahui sejarah bimbingan dan konseling di Indonesia
 Untuk mengetahui sejarah bimbingan dan konseling di Dunia
BAB II

PEMBAHASAN

1.Sejarah bimbingan dan konseling di indonesia


Pelayanan Konseling dalam system pendidikan Indonesia mengalami beberapa
perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan dan Penyuluhan (BP),
kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan dan Konseling
(BK)sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai dibicarakan di Indonesia sejak tahun
1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak diberlakukan kurikulum
1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan
karirdidalamnya. Perkembangan BK semakin mantap pada tahun 2001.
Fase – fase perkembembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia

 Perkembangan bimbingan dan konseling sebelum kemerdekaan


        Masa ini merupakan masa penjajahan Belanda dan Jepang, para siswa didiik untuk
mengabdi demi kepentingan penjajah. Dalam situasi seperti ini, upaya bimbingan dikerahkan.
Bangsa Indonesia berusaha untuk memperjuangkan kemajun bangsa   Indonesia melalui
pendidikan. Salah satunya adalah taman siswa yang dipelopori oleh K.H. Dewantara yang
menanamkan nasionalisme di kalangan para siswanya. Dari sudut pandang bimbingan, hal
tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan bimbingan.

 Dekade 40-an(perjuangan)
Dalam bidang pendidikan, pada dekade 40-an lebih banyak ditandai dengan perjuangan
merealisasikan kemerdekaan melalui pendidikan. Melalui pendidikan yang serba darurat
manakala pada saat itu di upayakan secara bertahap memecahkan masalah besar anatara lain
melalui pemberantasan buta huruf. Sesuai dengan jiwa pancasila dan UUD 45. Hal ini
pulalaah yang menjadi fokus utama dalam bimbingan pada saat itu.

 Dekade 50-an(perjuangan)
Bidang pendidikan menghadapi tentangan yang amat besar yaitu memecahkan masalah
kebodohan dan keterbelakangan rakyat Indonesia. Kegiatan bimbingan pada masa dekade ini
lebih banyak tersirat dalam berbagai kegiatan pendidikan dan benar benar menghadapi
tantangan dalam membantu siswa disekolah agar dapat berprestasi.
 Dekade 60-an(perintisan)
Beberapa peristiwa penting dalam pendidikan pada dekade ini :
1.      Ketetapan MPRS tahun 1966 tentang dasar pendidikan nasional
2.      Lahirnya kurikulum SMA gaya Baru 1964
3.      Lahirnya kurikulum 1968
4.      Lahirnya jurusan bimbingan dan konseling di IKIP tahun 1963membuka Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan yang sekarang dikenal di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
dengan nama Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB).
Keadaan dia tas memberikan tantangan bagi keperluan pelayanan bimbinga dan konseling
disekolah.

 Dekade 70-an(penataan)
Dalam dekade ini bimbingan di upayakan aktualisasi nya melalui penataan legalitas sistem,
dan pelaksanaannya. Pembangunan pendidikan terutama diarahkan kepada pemecahan
masalah utama pendidikan yaitu :
1.      Pemerataan kesempatan belajar,
2.      Mutu,
3.      Relevansi, dan
4.      Efisiensi.
Pada dekade ini, bimbingan dilakukan secara konseptual, maupun secara operasional. Melalui
upaya ini semua pihak telah merasakan apa, mengapa, bagaimana, dan dimana bimbingan
dan konseling.
 Dekade 80-an(pemantapan)
Pada dekade ini, bimbingan ini diupayakan agar mantap. Pemantapan terutama diusahakan
untuk menuju kepada perwujudan bimbingan yang professional. Dalam dekade 80-an
pembangunan telah memasuki Repelita III, IV, dan V yang ditandai dengan menuju lepas
landas.
Beberapa upaya dalam pendidikan yang dilakukan dalam dekade ini:
1.      Penyempurnaan kurikulum
2.      Penyempurnaan seleksi mahasiswa baru
3.      Profesionalisasi tenaga pendidikan dalam berbagai tingkat dan jenis
4.      Penataan perguruan tinggi
5.      Pelaksnaan wajib belajar
6.      Pembukaan universitas terbuka
7.      Lahirnya Undang – Undang pendidikan nasional
Beberapa kecenderungan yang dirasakan pada masa itu adalah kebutuhan akan
profesionalisasi layanan, keterpaduan pengelolaan, sistem pendidikan konselor, legalitas
formal, pemantapan organisasi, pengmbangan konsep – konsep bimbingan yang berorientasi
Indonesia, dsb.

 Bimbingan berdasarkan pancasila


Bimbingan mempunyai peran yang amat penting dan strategis dalam perjalanan bangsa
Indonesia secara keseluruhan. Manusia Indonesia yang dicita-citakan adalah manusia
pancasila dengan cirri-ciri sebagaimana yang terjabar dalam P-4 sebanyak 36 butir bagi 
bangsa Indonesia, pancasila merupakan dasar Negara, pandangan hidup, kepribadian bangsa
dan idiologi nasional. Sebagai bangsa, pancasila menuntut bangsa Indonesia mampu
menunjukkan ciri-ciri kepribadiannya ditengah-tengah pergaulan dengan bangsa lain.
Bimbingan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan dan mempunyai tanggung
jawab yang amat besar guna mewujudkan manusia pancasila karena itu seluruh kegiatan
bimbingan di Indonesia tidak lepas dari pancasila.

2.     Sejarah bimbingan dan konseling di Dunia Internasional


Sampai awal abad ke-20 belum ada konselor disekolah. Pada saat itu pekerjaan-
pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru.
Gerakan bimbingan disekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revolusi industri dan
keragaman latar belakang para siswa yang masuk kesekolah-sekolah negeri. Tahun 1898
Jesse B. Davis, seorang konselor di Detroit mulai memberikan layanan konseling pendidikan
dan pekerjaan di SMA. Pada tahun 1907 dia memasukkan program bimbingan di sekolah
tersebut.
Pada waktu yang sama para ahli yang juga mengembangkan program bimbingan ini
diantaranya; Eli Weaper, Frank Parson, E.G WillAmson, Carlr. Rogers.
Eli Weaper pada tahun 1906 menerbitkan buku tentang “memilih suatu karir” dan
membentuk komite guru pembimbing disetiap sekolah menengah di New York. Kamite
tersebut bergerak untuk membantu para pemuda dalam menemukan kemampuan-kemampuan
dan belajar tentang bimbingan menggunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam rangka
menjadi seorang pekerja yang produktif.
Frank Parson dikenal sebagai “Fatherof The GuedanceMovement in American Education”.
Mendirikan biro pekerjaan tahun 1908 di Boston Massachussets, yang bertujuan membantu
pemuda dalam memilih karir uang didasarkan atas proses seleksi secara ilmiyah dan melatih
guru untuk memberikan pelayanan sebagai koselor.
Bradley (John J.PieTrafesaet. al., 1980) menambah satu tahapan dari tiga tahapan tentang
sejarah bimbingan menurut Stiller, yaitu sebagai berikut:
1.Vocational exploration : Tahapan yang menekankan tentang analisis individual dan pasaran
kerja
2.Metting Individual Needs : Tahapan yang menekankan membantu individu agar meeting
memperoleh kepuasan kebutuhan hidupnya. Perkembangan BK pada tahapan ini dipengaruhi
oleh diri dan memecahkan masalahnya sendiri.
3.Transisional Professionalism : Tahapan yang memfokuskan perhatian kepada upaya
profesionalisasi konselor
4.Situasional Diagnosis : Tahapan sebagai periode perubahan dan inovasi pada tahapan ini
memfokuskan pada analisis lingkungan dalam proses bimbingan dan gerakan cara-cara yang
hanya terpusat pada individu.
BAB III
PENUTUP
1. SIMPULAN
Gerakan bimbingan dan konseling sekolah yang selama bertahun-tahun beroperasi secara
unik di dalam pendidikan,  awalnya hanya berfokus pada bimbingan siswa untuk memilih karir
yang akan dipilihnya nanti. Namun, setelah beberapa dekade berlalu, fokus awal itu sekarang
sudah menyebar lantaran beberapa faktor.

Di Indonesia sendiri awalnya bimbingan dan konseling sebagai suatu ilmu merupakan suatu
hal yang masih baru. Walaupun demikian, hal ini tidak berarti bahwa bimbingan dan konseling di
Indonesia belum ada sama sekali. Sesungguhnya, bimbingan dan konseling telah lama dikenal di
Indonesia, hanya saja berbeda dalam pendekatannya.

2. SARAN

Dari pembahasan di atas, kiranya sudah cukup jelas bahwa kegiatan bimbingan pada hakikatnya
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Bimbingan
mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam perjalanan bangsa Indonesia secara
keseluruhan.

Sejak zaman sebelum kemerdekaan, setelah kemerdekaan, dan apalagi pada era pembangunan
nasional, bimbingan mempunyai peranan dalam upaya mewujudkan manusia-manusia Indonesia.
Manusia Indonesia yang dicita-citakan adalah manusia Pancasila. Oleh karena itu, upaya untuk terus
melakukan perbaikan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan dan
konseling dalam semua bidang kehidupan tentunya perlu untuk dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

http://tivachemchem.blogspot.com/2010/10/sejarah-bimbingan-konseling.html
Bandura, A. (Ed.). (1995). Self-Efficacy in ChangingSoceties. Cambridge, UK: Cambridge
UniversityPress.
BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Balitbang Diknas. (2006). Panduan Pengembangan Diri:
Pedoman untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Draft. Jakarta: BSNP dan
PUSBANGKURANDIK, Depsiknas.
http://ananana34.blogspot.com/2013/02/sejarah-bimbingan-dan-konseling_27.html

Anda mungkin juga menyukai