Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA

“GERAKAN DAN ORGANISASI ISLAM


MODERN DI INDONESIA”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Agama Islam
yang dibimbing oleh Bapak Moch Wahib Deriyadi

Disusun oleh :
Din Damar Insani (180253611560)
Zulkarnaen Ali (180253611571)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SENI DAN DESAIN
S1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV)
OFFERING FF
OKTOBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “GERAKAN
DAN ORGANISASI ISLAM MODERN DI INDONESIA” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.
    Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita.
Kekurangan dan kelebihannya makalah ini merupakan murni dari hasil pemahaman kami
selama mengikuti kegiatan pembelajaran mata kuliah PAI. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

2
DAFTAR ISI

Judul................................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................. 2
Daftar Isi ............................................................................................................................ 3
BAB 1. Pendahuluan......................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang....................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................. 4
1.3. Tujuan Kajian........................................................................................................ 4
BAB 2. Pembahasan.......................................................................................................... 5
2.1. Muhammadiyah..................................................................................................... 5
2.1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 5
2.1.2 Ajaran dan Pemikiran................................................................................... 5
2.2. NU......................................................................................................................... 6
2.2.1 Latar Belakang.............................................................................................. 6
2.2.2 Ajaran dan Pemikiran................................................................................... 7
2.3. Salafi...................................................................................................................... 7
2.3.1 Latar Belakang.............................................................................................. 8
2.3.2 Ajaran dan Pemikiran................................................................................... 9
2.4. HT`........................................................................................................................ 9
2.4.1 Latar Belakang.............................................................................................. 9
2.4.2 Ajaran dan Pemikiran................................................................................... 10
BAB 3. Penutup …………………………………………………………………………. 11
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………... 11
3.2 Saran ……………………………………………………………………………. 11
3.3 Daftar Rujukan …………………………………………………………………. 11

3
4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam meskipun mempunyai satu kitab utama, yaitu Al-Qur’an, namun banyaknya
perbedaan dalam penafsirannya menimbulkan banyak juga aliran-aliran mazhab (ibadah).
Tidak hanya berorientasi pada perbedaan ritual ibadah atau mazhab, namun akhirnya juga
merambah pada orientasi politiknya. Membuat Islam agama yang wahid, satu, ahad,
mempunyai banyak cabang karena perbedaan penafsirannya.
Perbedaan mazhab yang merambah ke dunia politik ini kemudian menjadi dasar munculnya
organisasi dan gerakan Islam. Di dalam Indonesia sendiri organisasi Islam tumbuh dan
berkembang semakin banyak. Tentu saja, globalisasi memberikan dampak yang paling kuat
atas masuknya ajaran-ajaran baru dari dunia luar.
Mulanya, perkembangan organisasi islam di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan
wacana keagamaan dari Timur Tengah, namun mereka mengalami akulturasi dengan budaya
Indonesia yang telah mendarah daging selama puluhan tahun.
Macam-macam perbedaan ini penting bagi kita untuk mengetahui latar belakang, asal dan
masing-masing pemikirannya perihal agama dan politik, supaya kita semua dapat memahami
perbedaan itu dan dapat memaknai sesuai pemahaman masing-masing.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja Organisasi Islam di Indonesia?
2. Apa saja sumber ilmu yang melatar belakangi munculnya paham paham yang berbeda?
3. Apa dampak perbedaan Organisasi Islam terhadap Indonesia sendiri?

1.3 Tujuan Kajian


1. Untuk memahami latar belakang perbedaan organisasi Islam.
2. Untuk bekal berfikir bijak dalam menanggapi segala perbedaan.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Muhammadiyah

2.1.1 Latar Belakang


Muhammadiyah dibawa oleh KHA. Dahlan dari kota santri Kauman, Yogyakarta.
Lahir pada tanggal 18 November 1912. Muhammadiyah merupakan perintisan atau
pembaruan Islam di Indonesia, secara bahasa berarti “Pengikut Nabi Muhammad”. Gagasan
tersebut muncul setelah KHA.Dahlan bermukim di mekah untuk yang kedua kalinya pada
tahun 1903 dan berguru pada ulama-ulama Indonesia yang ada di Mekah, seperti Syeikh
Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari
Surabaya dan Kyai Fakih dari Gresik. Dan membaca bacaan pembaru Islam seperti Ibn
Taimiyah, Muhammad bin Abd al-Wahhab, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh dan
Rasyid Ridha.
2.1.2 Ajaran dan Pemikiran
Muhammadiyah merangkum pemikiran al-Qur’an menjadi 17 Kelompok Ayat-ayat
Al-Qur’an, yang keseimpulannya adalah : 1. Pemurnian akidah, 2. Kepedulian Sosial, 3.
Dakwah amar makruf nahi munkar, 4.jihad dengan jiwa,raga dan harta. Jadi
Muhammadiyah menegaskan, ibadah tidak hanya dilakukan dengan ibadah ritual, namun
aplikasi nyata pada sikap peduli social dan ekonomi.
Maka dari itu ajaran Muhammadiyah yang menonjol adalah
1. lebih berorientasi pada program sosial kemasyarakatan seperti pendirian rumah
sakit dan universitas, daripada pelaksanaan ibadah ritual kultural/ pesantren.
2. Beribadah secara eksplisit, hanya melaksanakan bentuk ibadah yang hanya pernah
dilakukan oleh Nabi Muhammad, di luar itu semua bentuk ibadah dianggap bid’ah. (acara
mendoakan almarhum pada hari ke 1-7,40,100,1000. Peringatan mauled nabi 1 suro)
3. Memegang dalil hanya pada ulama yang dianggap pembaru seperti Ahmad bin
Hanbal dll, atau mengikuti keputusan Majlis Tarjih (Lembaga Musyawarah hokum Islam
melalui pengumpulan dalil-dalil terkuat dari al-Qur’an dan hadis)
4. Menggunakan metode hisab (astronomi) untuk menentukan awal dan akhir bulan
Ramadhan.

6
Adapun kritik untuk Muhammadiyah adalah :
1. Kaderisasi kompetensi keulamaan Muhammadiyah dianggap lamban.
2. Minim lembaga pencetak kader keulamaan seperti pesantren.
3. Pola ibadah “kering” dari nuansa penghayatan dan tasawuf.
4. Gerakan dakwahnya bersifat elitis dan akademis di daerah perkotaan.
Penyebaran Muhammadiyah sendiri lebih dengan berjiwa social, terlihat dari
banyaknya rumah sakit dan universitas. Penyebarannya menganut prinsip tabsyir
(menyenangkan), islah (memperbaiki), tajdid (memperbarui). Prinsip tasybir adalah upaya
pendekatan dan merangkul setiap potensi umat islam, maupun non muslim dengan cara yang
bijaksana, tidak memaksa dan baik. Dan memperbaiki cara ber-islam, kembali dari
banyaknya cara ibadah yang terakulturasi budaya-budaya.

2.2 Nahdlatul Ulama (NU)

2.2.1 Latar Belakang


NU lahir dari kelompok pesantren yang gigih dalam melawan kolonialisme,
kemudian membentuk organisasi pada tahun 1916 dengan nama Nahdlatut Wathan
(Kebangkitan Tanah Air), kemduian pada tahun 1918 mendirikan Nahdlatul Fikri
(kebangkitan Pemikiran) sebagai wahana pendidikan social politik kaum santri. Selanjutnya
didirikan Nahdlatut Tujjar (Gerakan Kaum Saudagar) yang dijadikan bassis untuk
memperbaiki ekonomi masyarakat. Karenanya, Nahdlatul Fikri semakin berkembang dan
mempunyai cabang di berbagai kota.
Peran Internasional pertama NU adalah saat membentuk komite Hijaz sebagai
deligasi, yang akhirnya berhasil mendesak Raja Ibnu Saud untuk menggagalkan niatnya
yang ingin menghancurkan seluruh peninggalan sejarah Islam akrena dianggap bi’dah.
Komite Hijaz didirikan karena memperjuangkan kebebasan bermazhab serta peduli terhadap
pelestarian warisan peradaban.
Dari situlah akhirnya ulama sepakat akan adanya organiasi fungsional yang lebih
sistematis untuk mengantisipasi perkembangan zaman atau hilangnya kebudayaan. Maka
dari itulah akhrinya lahir Nadhlatul Ulama (NU) pada tanggal 31 Januari 1926 dipimpin
oleh K.H Hasyim Asy’ari sebagai Ketua Agung.

7
2.2.2 Ajaran dan Pemikiran.
NU menganut pemahaman Ahlsussunah wal Jama’ah atau disingkat Aswaja
(pengikut sunnah Rasul dan para sahabatnya) aswaja adalah pola pikir yang merupakan jalan
tengah antara esktrim aqli (rasionalis) dengan kamu ekstrim naqli (tektualis) yakni tidak
hanya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnahnya namun juga menggunakan
kemampuan akal ditambah dengan realistis empiric. Cara tersebut dirujuk pada ulama
terdahulu, dalam bidang tauhid, yaitu Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur al Maturidi.
Dalam fikih ada 4 imam mazhab, Hanafi,Malik,Syafi’I, dan Ahmad bin Hanbal. Dalam
bidang tasawuf ; Al-Ghazali dan Junaid al-Baghdadi.
Lebih spesifik ajaran dan pemikiran NU, diantaranya :
1. Disamping mengamalkan ibadah eksplisit sesuai di Al-Qur’an, NU juga
mengamalkan ibadah yang tidak disebutkan di al-Qur’an, seperti tahlilan (kumpulan bacaan
dzikir yang dilakukan bersama untuk orang yang sudah meninggal), Istighazah (kumpulan
bacaan do’a untuk menolak musibah), Diba’an (kumpulan kisah dan syair Arab yang berisi
biografi Rasulullah SAW dan pujian untuknya), Manaqib (kumpulan kisah dan biografi
orang-orang shalih) dll.
2. Mengikuti mazhab 4 Imam, salah satunya Syafi’i. seperti sholat trawih 20 rakaat,
qunut subuh, dan witir pada separo Ramadhan, adzan dua kali menjelang Khutbah Jum’at,
menambahkan sayyidina sebelum nama Muhammad. Serta menggunakan metode ru’yatul
hilal (melihat bulan sabit langsung) untuk menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan.
3. Disamping Al-Qut’an dan Hadist, NU menggunakan pendapat sahabat-sahabat
nabi, ulama sebagai rujukan penting dalam berkaidah dan beribadah. Pendapat emreka
dikumpulkan ke dalam kitab klasik yang diberi nama kitab kuning. Kitab kuning ini menjadi
wajib di pesantren-pesantren NU.
4. Meyakini adanya berkah-berkah yang bisa diambil dari orang shalih, yang masih
hidup maupun yang sudah meninggal. Berziarah ke makam-makam sunan, ulama juga
menjadi pelengkap ibadah.
5. Pesantren tradisional menjadi media penyebaran agama NU.

Adapun kritik untuk NU adalah :


1. Belum adanya pengembangan akademik formal. Semua masih berbasis pesantren.

8
2. Kurang ada keseimbangan antara ritual keagamaan dengan kehidupan ekonomi
dan social.
3. Kreativitas krisis dalam pemahaman agama masih kurang.
4. Pola interaksi kyai dan pesantren cenderun feodalistik (kultus individu pada kyai)
5. Nilai etos kerja, kedisiplinan, dan profesionalitas masih diabaikan.

2.3 Salafi

2.3.1 Latar Belakang


Gerakan Salafi banyak dipengaruhi oleh ide dan gerakan pembaruan oleh
Muhammad Ibn’Abd al-Wahhab di kawasan Jazirah Arabia. Awal masuknya ke Indonesia
pada awl abad ke-19, salah satu tokoh ulama paling berpengaruhnya adalah Tuanku Imam
Bonjol, dengan gerakan Padri (1803-1832) sementara pendapat lain mengatakan bibit
tersebut mulai muncul pada masa Sultan Aceh , Iskandar Muda (1603-1637)
Ide pembaruan ini mempengaruhi lahirnya Muhammadiyah, PERSIS (Persatuan
Islam) dan Al-Irsyad. Dengan mengusung jargon “kembali kepada Al-Qur’an dan al-
Sunnah”. Tokoh-tokoh paling berpengaruh terhadap Gerakan Salafi Modern adalah Syekh
Muhammad Nashir al-Din al-Abany (Yordania), Syekh Muqbil al-Wadi’iy (Yaman), Syekh
Rabi’ al-Madkhaly, Syekh Ustamin dll. Dari Indonesia ; Ja’far Umar Thalib, Yazid Abdul
Qadir Jawwaz (Bogor), Abdul Hakim Abdat (Jakarta), Muhammad Umar As-Sewed (Solo),
Ahmad Fais Asifuddin(Solo), Abu Nida’ (Yogyakarta). Nama-nama ini kemudian tergabung
dalam redaksi majalah As-Sunnah sebagai majalah gerakan Salafi Modern pertama di
Indonesia.
2.3.2 Ajaran
Menurut Buraikan dalam Nuha, salaf memiliki dua pengertian. Pertama, issi qudwah
(keteladanan), yaitu tiga generasi pertama Islam yang disebut al-Qur’an al-mufaddalah (tiga
generasi unggul), yaitu generasi sahabat, tabiin, dan tabiut tabiin. Kedua, sisi manhaj, siapa
saja yang mengiktui manhaj (paradigm) tiga generasi tersebut maka mereka disebut
pengikut salaf, setidaknya ada empat ajaran penitng dalam Salafi Modern, yaitu :
1. Upaya-upaya yang mereka kerahkan salah satunya terpusat pada ragam bid’ah
yang selama ini diyakini dan diamalkan . ajaran ini disebut Hajr Mubtadi’ (isolasi terhadap
pelaku bid’ah)

9
2. Memandang politik selain berasaskan Islam haram hukumnya. Atau bid’ah dan
penyimpangan.
3. Mereka cenderung kooperatif dalam menyikapi gerakan-gerakan islam yang ada
dalam bingkai “nata’awan fima ittafawna ‘alaih, wa natanashah fima ikhtalafna fih” (kita
bekerja sama dalam hal yang kita sepakati bersama dan saling menasihati dalam hal yang
kita berselisih)
4. Mereka meyakini adanya larangan melakukan gerakan separatis dalam sebuah
pemerintahan Islam yang sah. Itulah sebabnya, setiap tindakan atau upaya yang dianggap
ingin meruntuhkan pemerintahan
Mereka berprinsip “Memerangi ahli bid’ah lebih utama disbanding berjihad fii
sabilillah”
Berikut kiritik terhadap Salafi, diantaranya :
1. Pola dakwah terlalu ekslusif dan kurang simpatik.
2. Model perjuangan ‘Hitam-Putih’ membuatnya rawan dicap teroris.
3. Susah menerima kebenaran dari luar komunitasnya.
4. Kurang fokus pada dakwah dasar (mengajari tata cara beribadah) dan lebih
menekankan isu jihad.
5. Dalam berdakwah sering terpengaruh isu global dunia islam.

Jumlah pengikut Salafi masih terhitung sedikit. Pengikutnya umumnya mantan


pesantre yang diasuh oleh para ustad tamatan sekolah Timur Tengah seperti Saudi Arabia,
Yaman atau LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) di Jakarta.
Bagi penganut Salafi, dalam urusan agama tidak ada kompromi. Yang mereka
anggap salah selamanya salah, dan sebaliknya.

2.4 Hizbut Tahrir


2.4.1 Latar Belakang
Hizbut Tahrir berdiri pada tahun 1953 di Al-Quds (Baitul Maqdis) Palestina.
Gerakan yang menitik beratkan perjuangan mengembalikan umat di seluruh dunia untuk
kembali ke kehidupan Islam melalui tegaknya kembali Khilafah Islamiyah ini dipelopori
oleh Taqiyuddin An-Nabhani, seorang alumni Al-Azhar Mesir dan pernah menjabat sebagai
hakin di Mahkamah Syariah, Palestina.

10
Hizbut Tahrir ini telah berkembang tidak hanya di Indonesia, akan tetapi di Arab
Timur-Tengah, Afrika, Mesir, Libya, Sudan, Aljazair,Turki, Inggris, perancis, Jerman,
Austria, Belanda, dan Negara-negara Eropa seperti Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan,
Tajikistan, Kirgistaan, Pakistan, Malaysia dan Australia.
Di Indonesia, Hizbut Tharir masuk pada tahun 1980-1n dengan merintis dakwah
di kampus-kampus besari di Indonesia. Yang akhirnya mulai merambah ke beberapa lapisan
masyarakat bahkan ke perumahan.
Dalam dakwahnya, HT cenderung mendekati mahasiswa baru di perguruan tinggi
umum dibandingkan masyarakat umum. Bahkan di era 90-an, HT merupakan sebuah
lembaga dakwah kampus resmi (LDK) yang saling berebut pengaruh di masjid-masijd
kampus bersama Jamaah Tarbiyah dan Salafi.
2.4.2 Ajaran
Ajaran yang diyakini benar adalah :
1. Menegakkan syariat Islam dalam setiap aspek kehidupan.
2. Mengupayakan berdirinya Negara Islam global (khilafah) yang dipimpin oleh
seorang khalifah.
3. Mengharamkan segala bentuk instrument demokrasi termasuk pemilu yang
dianggap pemikiran barat (kufur)
4. Melarang keterlibatan anggotanya dalam politik praktis melalui partai selama
masih menggunakan sistem demokrasi.
5. Menolak segala tatanan politik, social, ekonomi, teknologi produk Barat
Modern dan menggantinya dengan tatanan Islam.
Pendapat-pendapat tersebut telah dihimpun ke dalam buku dan disebarluaskan
kepada umat Islam. Buku-buku tersebut diantaranya :
a. Sistem Pemerintahan dalam Islam.
b. Sistem Ekonomi dalam Islam.
c. Sistem Sosial dalam Islam.
d. Pembentukan Partai Politik.
e. Konsep Hizbut Tahrir.
f. Negara Islam
g. Sistem Khilafah.

11
Hizbut Tahrir mempunyai konstitusi yang terdiri dari 187 pasal. Dalam konstitusi
ini ada program jangka pendek. Program tersebut mentargetkan, dalam jangka waktu 13
tahun sejak HT berdiri yaitu pada tahun 1953, menurut Taqiyuddin An-Nabhani, Negara-
negara Arab sudah harus berubah menjadi sistem Islam dan sudah ada Khalifah. Taqiyuddin
juga mentargetkan,setelah 30 tahun dunia Islam sudah harus punya khalifah. Namun
kenyataannya belum terealisasikan hingga saat ini.
HT mengharamkan pemilu dengan alasan : a. format pemilihan kepala Negara
saat ini didasarkan pada sistem demokrasi Barat yang kufur. b. Kepala Negara dipilih untuk
menjalankan garis-garis besar haluan Negara yang didasarkan keputusan rakyat, bukan Al-
Qur’an dan sunnah. c adanya kemungkinan terpilihnya wanita, orang kafir, zalim, fasik,
bahkan orang bodoh sebagai kepala Negara karena mendapatkan dukungan mayoritas.
Oganisasi HT mendapatkan kritik, diantaranya :
1. HT tidak menerima teori-teori modern.
2. HT dipandang memahami syariat secara sempit, dangkal, yang berakibat
kecanggungan Islam untuk diterapkan di era modern yang multicultural.
3. Belum ada contoh kongkrit di masa kini tentang penerapan miniature sistem
khilafah di dunia Islam.
4. HT diangap banyak melakukan simplifikasi penanganan persoalan umat dengan
jargon khilafah.
5. HT terlalu fokus pada isu penegakan khilafah dan penerapan syariat.

Pendekatan yang mereka tempuh adalah dengan demonstrative-publikatif, seperti


media cetak,media online, elektronik dll. Di samping itu HT juga melakukan pendekatan
dengan doktrin membentuk kelompok-kelompok kecil yang diberi tugas untuk menyebarkan
dan membawa teman lainnya untuk bergabung. Mirip sistem MLM.
Sistem dakwah tersebut dianut dari cara dakwah Rasulullah masa penyebaran
Islam pertama kali. Yakni : a. Tahapan pembinaan. Untuk membentuk kader-kader yang
mempercayai pemikiran dan metode Hizbut Tahrir dalam rangka pembentukan kerangka
politik. b. tahapan interaksi dengan umat islam, sehingga mereka menjadikan islam prioritas
dalam kehidupannya. c. tahapan penerimaan kekuasaan yang dilaksanakan untuk
menerapkan Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam di seluruh dunia.

12
BAB 4
Penutup

4.1 Kesimpulan

Keempat organisasi itu mempunyai dasar yang berebda-beda dan sulit untuk
disatukan. Kebanyakan terkait dengan furuiyyah (cabang fiqih), sementara persoalan
akidahnya hampir sama.
Dari aspek sosiologis sebenarnya NU dan Muhammadiyah menjadi islam
mainstream di Indonesia. Aturan aturannya masih fleksibel dengan keadaan social ekonomi
budaya kehidupan saat ini. Namun penyebaran ajarannya tetap ada, meskipun tidak esktrem.
Sedangkan HT dan Salafi termasuk FPI dan Jamaah Islamiyah cenderung reaktif dan
demonstrative. Terlihat banyakanya aksi demo terhadap pemerintah dan pihak-pihak lainnya
terkait dengan Perang di Palestinya. Meskipun pengikut mereka sedikit. Mereka disebut
louder minority (minoritas yang lantang)

4.2 Saran
Dengan pengetahuan atas latar belakang perbedaan organisasi Islam di Indonesia ini,
semoga bisa dijadikan bekal dalam membuat keputusan atau pertimbangan dalam menilai
sesuatu dan mengambil keputusan yang bijak.

4.3 Daftar Rujukan


- FS UM . 2015.Pendidikan Islam Transformatif – Membentuk Pribadi Berkarakter;
Malang.Dream Litera.

13

Anda mungkin juga menyukai