Komunitas II Hemoragik Stroke
Komunitas II Hemoragik Stroke
2. Batasan Lansia
WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis/
biologis menjadi 4 kelompok yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59
2) Lanjut usia (elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
4) Usia sangat tua (Very old) di atas 90 tahun.
3. Karakteristik Lansia
Beberapa karakteristik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahui
keberadaan masalah kesehatan lansia adalah:
c. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
1).Pertama- tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.
2). Kesehatan umum
3). Tingkat pendidikan
4). Keturunan (hereditas)
5). Lingkungan
6). Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7). Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8). Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan
b. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970). Lansia makin matur dalam kehidupan
keagamaanya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam
sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)
A. Definisi
Menurut WHO stroke didefinisikan suatu gangguan fungsional otak
yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klink baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat
menimbulkan kematian disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Stroke Hemoragic adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes kedalam suatu
daerah diotak dan kemudian merusaknya (M.Adib,2009)
Stroke hemoragik adalah perdarahan intraserebral dan subarachnoid
yang disebabkan pecahnya pembuluh darah otak.
C. Etiologi
Penyebab perdarahan otak yang paling umum terjadi adalah:
1. Aneurisma berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari arteriosklerosis.
3. Aneurisma mikotik dari vaskulitis nekrose dan emboli sepsis.
G. Manifestasi Klinik
1. Perdarahan intraserebral
Perdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus
stroke, terdiri dari 80% di hemisfer otak dan sisanya di batang otak dan
serebelum. Yang gejala klinisnya adalah:
a. Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan
aktivitas dan dapat didahului oleh gejala prodromal berupa
peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala, mual, muntah,
gangguan memori, bingung, linglung, perdarahan retina dan
epistaktis.
b. Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia
atau hemiparese dan dapat disertai kejang fokal.
c. Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, reflek
pergerakan bola mata menghilang deserebrasi.
d. Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intracranial (TTIK),
misalnya papiledema dan perdarahan subhialoid
2. Perdarahan subarachnoid
Perdarahan subarachnoid adalah suatu keadaan yang dimana terjadi
perdarahan diruang subarachnoid yang timbul secara primer, yang
gejala klinisnya yaitu:
a. Konsep penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak,
dramatis, berlangsung dalam 1-2 detik sampai 1 menit.
H. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT scan: didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk
ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
b. MRI: untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik.
c. Angiografi serebral: untuk mencari sumber perdarahan
seperti aneurisma atau malformasi vaskuler
a. Pemeriksaan foto thorax
Dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat
pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda
hipertensi kronis pada penderita stroke
e. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng
pineal
f. Elektro encephalografi / EEG: mengidentifikasi masalah didasarkan
pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi
yang spesifik.
g. Pemeriksaan EKG
Dapat membantu menentukan apakah terdapat disritmia, yang dapat
menyebabkan stroke. Perubahan EKG lainnya yang dapat
ditemukan adalah inversi gelombang T, depresi ST, dan kenaikan
serta perpanjangan QT.
g. Ultrasonografi Dopler
J. Penatalaksanaan Medis
1. Perdarahan intracranial
a. Pengobatan
1) Kontrol hipertensi: TD yg tinggi perdarahan & edema
serebri : Map 110 mmHg mulai terapi.
2) Mengatasi edema serebri : mannitol
b. Tindakan Operatif
1) Indikasi tindakan operatif :
a) Perdarahan intraserebeller > 3 cm
2. Perdarahan subarachnoid
a. Pengobatan
1) Bedrest total (± 3 minggu)
2) Pengobatan simtomatik untuk Sakit kepala / gelisah
3) Edema serebri: mannitol
4) Untuk mencegah vasospasme : calsium entry blocker
“nimodipine”
b. Tindakan operatif
Untuk mencegah re-bleeding, setelah prosedur diagnostik
(arteriografi)
b. Nutrisi
1) Nutrisi enteral paling lambat dalam 48 jam.
2) Beri makanan lewat pipa orogastrik bila terdapat gangguan
menelan atau kesadaran menurun.
3) Pada keadaan akut kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari.
7. Pemeriksaan ekstremitas
Sering didapatkan kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.
8. Pemeriksaan neurologi
c. Pemeriksaan nervus cranialis
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis:
1) Nervus I (olfaktorius) : penurunan sensasi penghiduan
2) Nervus II (optikus) : perubahan lapang pandang
3) Nervus III okulomotorius: perubahan penurunan mengangkat
kelopak mata atas, kontriksi pupil, sebagian besar gerakan
ekstraokular.
4) Nervus IV (troklearis) : perubahan gerakan mata ke bawah dan
ke dalam.
5) Nervus V (trigeminus) : penurunan kemampuan menutup
rahang dan mengunyah, menelan, penurunan reflex mengedip.
6) Nervus VI (abdusen) : penurunan fungsi deviasi mata ke
lateral
7) Nervus VII (fasialis) : kehilangan fungsi tonus fasialis,
penurunan fungsi pengecapan (rasa manis, asam dan asin).
8) Nervus VIII (verstibuloakustikus ) : Gangguan keseimbangan
dan penurunan fungsi pendengaran.
d. Pemeriksaan refleks
Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang.
Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali
didahului dengan reflex patologis.
DISCHARGE PLANNING
A. Kesimpulan
Menurut WHO stroke didefinisikan suatu gangguan fungsional otak
yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klink baik fokal
maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat
menimbulkan kematian disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Stroke hemoragik adalah perdarahan intraserebral dan subarachnoid
yang disebabkan pecahnya pembuluh darah otak.
Penyebab perdarahan otak yang paling umum terjadi adalah:
Aneurisma berry, biasanya defek congenital, Aneurisma fusiformis dari
arteriosklerosis, Aneurisma mikotik dari vaskulitis nekrose dan emboli
sepsis, Ruptur arteriol serebri akibat hipertensi yang menimbulkan
penebalan dan degenerasi pembuluh darah (Muttaqin, 2008). Selain faktor
tersebut, strok juga memiliki faktor resiko yaitu Faktor resiko pada stroke
adalah: Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung
kongestif, fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif, Kolesterol tinggi,
obesitas, Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral), Diabetes,
Kontrasepsi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan
kadar estrogen tinggi), Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol
(Smeltzer & Bare).
B. Saran
Jika anda tergolong dalam faktor resiko, minimalkan faktor resiko
tersebut; seperti hipertensi, rutinlah untuk mengontrol tekanan darah;
merokok, kurangi merokok atau hentikan merokok; diabetes, rutin untuk
mengukur gula darah.
Sumber Internet :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16617/4/Chapter%20II.pdf
http://www.strokebethesda.com/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=33