Anda di halaman 1dari 3

Tugas 5.

1. Musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan berkurangnya jumlah air. Apakah yang
terjadi jika jumlah air berkurang? Hubungkan dengan proses traspirasi!

Jawab :

Saat kemarau panjang jumlah air di dalam tanah berkurang. Saat jumlah air dalam tanah
berkurang menyebabkan air berubah dari kapasitas lapang menjadi air higroskopis sehingga
tekanan air dalam tanah lebih rendah. Tekanan air dalam tanah yang rendah menyebabkan
tanaman tidak bisa menyerap air dari tanah. Tidak ada pasokan air yang masuk ke dalam akar
menyebabkan sel tumbuhan mengkerut,sehingga air tidak dapat di dorong ke sel-sel berikutnya
dan ke pembuluh kayu, sehingga air tidak dapat diangkut ke daun. Didaun, Sel-sel yang
menguapkan airnya kerongga antar sel, tanaman tentu akan mengalami kekurangan air sehingga
potensial airnya menurun. Kekurangan air dalam daun ini tidak mendapatkan suplai air dari
xylem atau akar. Keterbatasan air dalam tanah ini akan menyebabkan sebagian sel-sel tumbuhan
mengalami kalayuan atau dapat juga memicu kondisi kelayuan yang permanen.

2. Angin merupakan salah satu factor yang mempengaruhi traspirasi. Bagaimana pengaruh angina
yang bertiup kencang terhadap proses transpirasi ?

Jawab :

Angin membawa lebih banyak CO2 dan mengusir uap air. Hal ini menyebabkan penguapan dan
penyerapan CO2 meningkat , tapi agak kurang dari yang di duga, karena meningkatknya CO 2
menyebabkan stomata menutup sebagian. Bila daun dipanaskan oleh sinar matahari dengan
panas melebihi suhu udara, angin akan menurunkan suhunya. Akibatnya, traspirasi menurun.

Tugas 5.6

1. Jelaskan factor internal dan eksternal yang mempengaruhi traspirasi tumbuhan ?

Jawab:

Proses transpirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal.
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi proses traspirasi yaitu :

a. Stomata

Stomata berpengaruh terhadap banyak sedikitnya transpirasi yang terjadi pada tumbuhan.
Faktor stomata berupa penutupan stomata dan jumlah serta ukuran somata. Hanya sedikit
transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak
pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing
satuan penambahan lebar stomata. Jumlah dan ukuran stomata, semakin lebar dan semakin
banyak jumlah stomata maka traspirasi akan terjadi lebih cepat.
b. Daun

Warna daun (kandungan klorofil daun), posisinya menghadap matahari atau tidak, besar kecilnya
daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknyaa permukaan daun, banyak sedikitnya
bulu di permukaan daun, jumlah daun, semakin luas daerah permukaan daun, makin besar pula
evapotranspirasi.

Factor eksternal yang mempengaruhi traspirasi tumbuhan:

a. Sinar matahari

Sinar matahari menyebabkan stomata membuka dan saat gelap stomata tertutup, jadi semakin
tinggi intesitas sinar matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin
tinggi.

b. Temperatur

Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun, serta menambah tekanan uap di
luar daun. Tetapi karena udara di luar daun tidak terbatas, maka tekanan uap tidak akan setinggi
tekanan yang terkurung di dalam daun. Akibatnya, uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun
ke udara bebas. Suhu udara yang tinggi akan mempercepat laju transpirasi. Sehingga semakin
tinggi temperatur, kecepatan transprasi akan semakin tinggi pula.

c. Kelembaban udara

Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu,
tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau
dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar
daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi
yang rendah (di luar daun). Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi,
sedang udara kering melancarkan transpirasi

d. Angin

Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju
transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju
transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di
bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun. Dengan demikian
terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap
penyingkiran uap air. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata
mempunyar pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Tetapi efek
angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi.
e. Keadaan air di dalam tanah

Air di dalam tanah ialah satu-satunya sumber yang pokok, dimana akar-akar tumbuhan
mendapatkan air yang dibutuhkannya. Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air
tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju
yang lebih cepat Dari pada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air
dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu
daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar,
gerakan air melalui tanahke dalam akar menjadi lebih lambat. Keterbatasan air didalam tanah
menyebabkan sebagian sel-seltumbuhan mengalami kelayuan apabila ketersediaan air berubah
dari kapasitas lapang menjadi air higroskopis maka dapat memicu kondisi kelayuan yang
permanen atau Permanent Wilting Point (PWP). Proses tersebut terkait dengan plasmolisis sel.

Anda mungkin juga menyukai