Tugas Ekotok

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok : 1.

Eka Fitriningsih (H75216031)

2. Trisca Deffy (H75216049)

3. Nunik Rahmawati (H75216045)

4. Laili Oktaviani (H75216037)

Mata Kuliah : Ekotoksikologi

Dosen Pengampu : Deddy Suprayogi, M.kes

Sumber : Govindassami Agoramoorthy, Fu-An Chen, Minna Je.

Hasyu, 2008. The Threat Of Heavy Metal Pollution In

Halophytic And Mangrove Plants Of Tamil Nadu , India.

The Threat Of Heavy Metal Pollution In Halophytic And Mangrove Plants


Of Tamil Nadu , India

India merupakan 1 diantara 25 titik wilayah ekoregion yang terancam


punah. Ekoregion merupakan wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri
flora dan fauna asli serta pola interaksi manusia dengan alam yang
menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup. India memliki
beraneka ragam jenis spesies tanaman yang baisa ditemukan di hutan tropis,
hutan sub-tropis, hutan temperate (hutan yang berada di wilayah dengan 4
musim), hutan sub-alpin, hutan alpin, hutan selalu hijau (hutan yang dipenuhi
dengan pepohonan dan tumbuhan yang selalu hijau di segala musim), litoral dan
mangrove yang menempati 20% dari total wilayah geografis. Hutan mangrove
dianggap salah satu ekosistem yang sangat terancam punah dari dunia yang
disebabkan oleh tingkah laku manusia, mulai dari polusi yang mengancam habibat
hidup bakau di seluruh asia. Tumbuhan mangrove membutuhkan kondisi khusus
untuk tumbuh, maka jarak geografisnya harus di persempit/dibatasi. Tanaman
yang hidup di ekosistem mangrove diadopsi untuk hidup di area salinitas yang
tinggi. Tanmaan mangrove dikenal untuk menetralisis kondisi lingkungan yang
ekstrim. Tanaman halophytic merupakan tanaman tahan garam yang tumbuh di
perairan dengan salinitas tinggi. Tanaman halofit memiliki 3 jenis macam, antara
lain:

1. Aqua-halines
2. Terrestro-halines
3. Aero-halines

Taman mangrove dan juga halopitik telah digunakan dalam pengobatan


orang-orang terdahulu. Dengan meningkatnya urbanisasi dan
industrialisasi, wilayah pesisir semua negara tropis di asia terutama india
telah mengalamai pencemaran yang cukup besar, karena limbah domestik,
logam berat dan limbah beracun lainnya. Untuk memahami tingkat
pencemaran logam berat pada tanaman hutan mangrove, mereka meneliti
biokonsentrasi dalam 8 tanaman bakau dan tanaman halophytic yang
dikumpulkan di pichavaram, Tamil Nadu, India dan dianalisis untuk
esensial (Cu, Fe, Mg, Mn, Zn) dan non esensial (Hg, Pb, Sn)

A. Deskripsi Wilayah Studi


Mangrove dan tanaman halophytic dikumpulkan dari hutan mangrove
Pichavaram yang memiliki luas sebesar 1400 ha, yang terletak antara
Vellar dan muara Coleroon, di Cuddalore kabupaten Tamil Nadu, India
Selatan. Sekitar 40% daerah ditutupi oleh air, 50% hutan dan sisanya
lumpur. Terdapat banyak anak sungai, parit/selokan dan kanal yang
melintasi hutan dengan kedalaman mulai dari 0,5-1,5meter dan
menyalurkan air bersih pada ekosistem yang rapuh. Curah hujan di hutan
mangrove Picavaram telah dilaporkan yaitu sebesar 1310 mm; sebagian
besar hujan terjadi selama musim hujan di timur laut yaitu pada bulan
oktober-desember.
B. Metode Penelitian
a. Pengumpulan sampel
Bakau dan tanaman halophytic dikumpulkan pukul 07.00 – 10.00 pada
tanggal 8 Januari 2007, pengambilan sampel menggunakan perahu
dayung melalui rawa. Daun dari 5 halophytic yang digunakan antara
lain (Arthrocnemun indicum, suaeda monoica, suaeda maritima,
sesuvium portulacastrum dan ipomea pescapre) dan8 tanaman bakau
yang dipakai antara lain: (Avicennia dari cinalis fi, Bruguiera
cylindrica, Ceriops decandra, Rhizopora apiculata, Rhizopora
murconata, Aegiceras cornicultum, Excoecaria agallocha dan Acanthus
ilicifolius). Sampel tanaman yang dikumpulkan disimpan secara
terpisah dalam kantong plastik dan di bawa ke laboratorium.
b. Tahap Analisis Sampel
 Sampel tanaman dicuci dalam air suling dan dikeringkan di oven
pada suhu 60o C selama 24 jam.
 Sampel di cerna untuk analisis logam berat dengan campuran asam
nitrat pekat dan hydrogen peroksida
 Membuat larutan sampel sebanyak 25 ml.
 Menganalisis kandungan logam, dilakukan menggunakan asetilen
spektroskopi serapan atom.
 untuk memastikan kevalidan hasil sprektroskopi serrapan atom,
maka dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dari setiap sampel
 konsentrasi logam dihitung dari replica nilai absorben, yang
kemudian digunakan untuk menghitung rarta – rata.
 Ditemukan 8 logam dalam jaringan daun, diantaranya ialah Cu, Fe,
Hg, Mg, Mn, Pb, Sn, Zn. Ke- 8 logam tersebut dapat digunakan
sebaagai bioindikator dari paparan logam berat
C. Hasil dan pembahasan
a. Pengaruh atau dampak logam berat terhadap mangrove dan tanaman
halophytic
Konsentrasi logam berat dari 8 dari 10 elemen dapat dilihat pada
tabel 1.1 berikut ini
Tabel 1.1 konsentrasi logam berat (μdalam tanaman mangrove dan tanaman
halopitik dari Tamil Nadu, India

Dari gambar diatas, dapat diketahui konsentrasi Cd tidak terdeteksi


di sebagian besar tanaman di kawasan hutan mangrove Tamil Nadu
kecuali 2 spesies, yaitu A. Indicum (0.31 mg/gr) dan S. Portulacastrum
(0,19 mg/gr). Sama halnya dengan konsentrasi Cd dalam obat-obatan
herbal medis yang terbuat dari spesies tanaman seperti Coleus
forskohlii and Alpinia galanga in India.
BCF dari Fe dan Mn tergolong rendah, sedangkan Mg dan Pb
tinggi. BCF unutk Pb pada tanaman halopitik (1,57± 0,43) lebih
rendah dari yang terdapat pada mangrove yaitu sebesar 2,09 ± 0,72.
Tetapi, perbedaan ini tidak signifikan. BCF untuk Fe pada tanaman
halopitik (0,015 ± 0,011) dua kali lebih rendah dari tanaman mangrove
yakni 0.007 ± 0.002 dan perbedaan ini secara statistik dinyatakan
signifikan. BCF untuk Mg signifikan lebih besar pada tanaman
halopitik (2.56± 1.17) kemudian pada tanaman mangrove diketahui
sebesar 1.47 ± 0.43. BCF untuk Mn secara signifikan lebih rendah
pada tanaman halopitik yaitu sebesar 0.01 ± 0.08 sedangkan pada
tanaman magrove yakni sebesar 0.44 ± 0.29. Konsentrasi Hg dalam 11
spesies (kecuali dari A. Indicum dan S. Portulacastrum) dalam batas
normal. Namunn, rata-rata konsentrasi Hg pada tanaman halopitik
(0,43± 0,37 μg/g) tujuh kali lebih tinggi dari tanaman mangrove yakni
sebesar 0,06 ± 0,03 μg/g. Hal ini menunjukkan bahwa polutan yang
bersaal dari sumber sumber industri diserap oleh tanaman mangrove
dan tanaman halopitik. Hg secara lebih cepat diserap oleh tanaman
halopitik. Hg mengendap pada atmosfer yang terdiri dari bahan bakar
fosil, pembangkit listrik, pembakaran sampah oleh penduduk setempat,
cat, laboratorum medis, dan juga limpasan bahan kimia pertanian.
b. Analisa Faktor
c. Hasil diskusi

Tanah di hutan mangrove yang diteliti umumnya kaya Fe, Ca,


Mg, dan Mn dan juga menghasilkan H2S di pinggiran rawa.
Konsentrasi zat tertinggi adalah Fe yang ditemukan di spesies tanaman
yang diteliti yaitu sebelumnya Fe hanya 6890 menjadi 26.039 mg/g.
Konsentrasi Fe, Mg, dan Mn di halophtic lebih tinggi dibandingkan
dengan hutan bakau. konsentrasi logam berat dalam jaringan tanaman
dipicu oleh kebutuhan metabolik untuk mikronutrien penting seperti
Cu dan Zn, sedangkan Pb non-esensial cenderung menjadi racun bagi
beberapa spesies. Tembaga dan seng adalah mikronutrien penting yang
diperlukan dalam reaksi kloroplas, sistem enzim, sintesis protein,
hormon pertumbuhan dan metabolisme karbohidrat. Perusakan habitat
dapat mengancam kelangsungan hidup ekosistem mangrove di india
selatan, akibatnya banyak tanaman yang sebelumnya disimpan di
hutan bakau Tamil Nadu telah lenyap atau punah. Meningkatnya
petumbuhan populasi manusia, perusakan habitat, deforestasi dan
pertumbuhan industri dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
ekosistem mangrove di Tamil Nadu, India Selatan. Tanaman
Halophytic dan tanaman bakau di Tamil Nadi, India Selatan yang
mengandung kogam berat ini telah banyak digunakan dalam
pengobatan tradisional maka pengaruhnya terhadap kesehatan bagi
orang-orang yang menggunakan obat-obatan tradisonal.
D. Kesimpulan
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pencemaran logam berat
mempengaruhi berbagai spesies tanaman di kawasan hutan mangrove
Tamil Nadu, India Selatan. Pada penelitian ini pencemaran logam berat
umumnya terdapat di ekosistem bakau dan halophytic. Tingkat toksisitas
mungkin tidak terdeteksi jika tanpa studi ilmiah secara sistematis dan
pemantauan. Konsentrasi Cd tercatat hanya 2 spesies (A. indicum dan S.
Portulacastum). Pola penggunaan sumber daya berkelanjutan dan
kebijakan yang bertentangan sudah menyebabkan kerugian terus menerus
terhadap keaneragaman hayati di Asia termasuk di India. Hal – hal buruk
yang terjadi di India ialah sejumlah besar limbah berbahaya termasuk
elektronik, plastik, besi tua, dan bahan kimia telah di bakar atau di buang
di ladang, saluran irigasi dan saluran air di seluruh India yang bisa
mencemari lingkungan di seluruh India. India memiliki beberapa hokum
lingkungan berlaku sejak tahun 1974 dan pemerintah di India Pertama kali
memberlakukan hukum dan kemudian mendirikan birokrasi untuk
menerapkannya namun berulang kali gagal mengendalikan pencemaran
lingkungan. System pemantauan sering tidk efektif karena kurangnya
penegakan hukum, dukungan keuangan dn sumber daya manusia.

Anda mungkin juga menyukai