Anda di halaman 1dari 9

Musamus Accounting Journal

2019: 1(2), 108-116


http://ejournal.unmus.ac.id
doi: 10.35724
ISSN: 2623-0577 (Print); ISSN: 2656-7105 (Online)

Pengaruh Keanekaragaman Manajemen Terhadap Luas


Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Agus Nisfur Romdioni1 Ade Sri Ulita 2

1Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Musamus, Indonesia
Email: romdioni_feb@unmus.ac.id

2Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Email:adesriulita@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini menguji keragaman manajemen dalam pengungkapan


tanggungjawab sosial perusahaan. Keragaman Manajemen diukur berdasarkan
keragaman gender dan keragaman kebangsaan.Populasi dalam penelitian ini
laporan perusahaan pertambangan yang listing pada Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2015 Sampel yang digunakan 15 perusahaan berdasarkan metode purposive
sampling. Analisa data memakai analisis regresi berganda dengan bantuan alat
analisis SPSS. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa keragaman gender dan
keragaman orang asing di dewan komisaris dan manajer mempengaruhi tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.Artikel ini menawarkan
implikasi penting bagi perusahaan harus memperhatikan proporsi keragaman
manajemen agar menghasilkan keputusan yang baik sehingga perusahaan dapat
melaporkan dan melaksanakan program CSR secara berkesinambungan dan
berkala.
Kata kunci: Gender, Kebangsaaan, keragaman, CSR

Abstract: This study examines the diversity of management in the disclosure of


corporate social responsibility. Management diversity is measured based on gender
diversity and national diversity. The population in this study reports mining companies
listing on the Indonesia Stock Exchange in 2013-2015 The sample used by 15 companies
is based on the purposive sampling method. Data analysis uses multiple regression
analysis with the help of SPSS analysis tools. The results of the analysis test show that
gender diversity and diversity of foreigners on the board of commissioners and managers
influence the level of corporate social responsibility disclosure. This article offers
important implications for companies to pay attention to the proportion of management
diversity in order to produce good decisions so that companies can report and implement
CSR programs on an ongoing and periodic basis.
Keywords: CSR, gender, nationality, diversity

©copyright 2019 FEB Universitas Musamus


Under the license MAJ

108
Musamus Accounting Journal
2019: 1(2), 108-116
http://ejournal.unmus.ac.id
doi: 10.35724
ISSN: 2623-0577 (Print); ISSN: 2656-7105 (Online)

Pendahuluan
Masalah tanggung jawab sosial perusahaan di negara Indonesia muncul
sebagai topik yang kerap dibahas pada beberapa waktu. CSR diera ini dikenal
publik dalam respons perusahaan terhadap lingkungan masyarakat. Perusahaan
berupaya akan membuat citra yang apik pada masyarakat melalui kewajiban
lingkungan atau tanggung jawab sosial. Istilah tanggung jawab sosial
perusahaan di Indonesia telah menjadi semakin umum semenjak tahun 1990 dan
mulai berkembang sekitar tahun 2005, sementara di negara lain telah
menerapkan dan menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan pada tahun
1980. Aktivitas sosial perusahaan (CSA) dilaksanakan oleh perusahaan di
Indonesia.Faktanya, CSA mirip dengan konsep tanggung jawab sosial
perusahaan, yang mewakili karakter perusahaan dan peran serta perhatiannya
terhadap masalah lingkungan dan sosial. Memakairancangan investasi sosial
perusahaan, Kementerian Sosial didirikan mulai tahun 2003 menjadi lembaga
pemerintah yang bekerja untuk mengembangkan konsep tanggung jawab sosial
perusahaan serta advokasi bagi masyarakat perusahaan nasional.
Ketika kesadaran masyarakat tentang lingkungan berkembang, perusahaan
bukan hanya harus mengejar keuntungan namun juga bersaing untuk tanggung
jawab sosial. Diharapkan bahwa perusahaan, dengan citra perusahaan yang
apik, akan mampu mempertahankan lebih banyak pelanggan dalam kepedulian
lingkungan dan pada akhirnya meningkatkan laba perusahaan. Di Indonesia,
konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) diatur oleh Undang-Undang
Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dokumen
tersebut menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan merupakan
komitmen perusahaan untuk berpartisipasi pada pengembangan ekonomi
berkelanjutan yang mengarah pada peningkatan derajat hidup serta lingkungan
yang mendukung bagi perusahaan itu sendiri dan masyarakat secara
keseluruhan.
Meskipun peraturan diumumkan secara resmi, sebagian besar permintaan
CSR yang diungkapkan oleh Badjuri (2011) di Indonesia sangat bergantung pada
manajemen puncak perusahaan.Ini berarti kepatuhan terhadap pedoman CSR
tidak selalu mencerminkan visi dan misi perusahaan. Jika tata kelola perusahaan
memiliki kesadaran etika yang tinggi, perusahaan kemungkinan akan
menerapkan kebijakan CSR yang sesuai. Di sisi lain, kebijakan CSR hanya
bersifat dekoratif ketika kepemimpinan semata-mata berfokus pada kepuasan
pemegang saham (produktivitas tinggi, laba tinggi, nilai ekuitas tinggi) dan
kinerja pribadi.
Tripel bottom line adalah jantung dari konsep CSR. Perusahaan dapat terus
bekerja dengan menerapkan pendekatan triple bottom pada tiga aspek:
keuntungan, komitmen terhadap kesejahteraan manusia dan perlindungan
lingkungan. Perusahaan mengungkapkan langkah-langkah CSR kepada
pemangku kepentingan dalam laporan keberlanjutannya.Laporan Keberlanjutan
Perusahaan memberikan pandangan yang adil dan tidak memihak tentang
kinerja keberlanjutan lembaga atau perusahaan pelapor, termasuk kontribusi
positif dan negatif yang telah dibuat selama periode tertentu (sari, 2014).

109
Musamus Accounting Journal
2019: 1(2), 108-116
http://ejournal.unmus.ac.id
doi: 10.35724
ISSN: 2623-0577 (Print); ISSN: 2656-7105 (Online)

Standar atau kebijakan yang digunakan perusahaan untuk melaporkan


kegiatan mereka dan keberlanjutannya adalah Global Reporting Initiatives
(GRI).GRI mengklasifikasi prinsip-prinsip konten laporan dan memastikan
kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keberlanjutan perusahaan.
Pembentukan kerangka kerja pelaporan yang diatur oleh GRI membagi enam
aspek laporan, yang masing-masing mencakup catatan indikator
pekerjaan.Keenam aspek atau indikator adalah indikator kinerja ekonomi,
kinerja lingkungan, kinerja praktik kerja, lingkungan kerja, kinerja hak asasi
manusia, kinerja masyarakat, dan kinerja tanggung jawab produk (Sari, 2014).
Masalah lingkungan dan sosial yang tidak dikelola dan dimaksimalkan oleh
perusahaan memiliki dampak yang signifikan, dan bahkan tujuan mendapatkan
keuntungan bisnis menjadi pengganda kerugian secara dramatis untuk
bisnis.Sebagai contoh, kehadiran perusahaan pertambangan dalam melakukan
kegiatan produksi sejauh ini terkait erat dengan konflik yang sedang
berlangsung dengan masyarakat sekitar, terkait dengan pelanggaran umum,
ketidaksetaraan sosial dan ganti rugi tanah.Oleh karena itu, penelitian ini
menguji apakah keragaman manajemen perusahaan mempengaruhi luas
pengungkapan CSR.
Ararat et al. (2010) Jelaskan definisi keanekaragaman manajemen sebagai
distribusi perbedaan antara anggota Dewan dan manajer mengenai karakteristik
perbedaan dalam setiap pendapat.Rovers (2010) juga menggambarkan
keanekaragaman dewan dan manajer dalam konteks tata kelola perusahaan
sebagai kombinasi dewan dan komisaris, dan kombinasi kualitas dan
karakteristik yang berbeda antara anggota dewan dan komisaris.
Dalam penelitian lain, keragaman yang lebih besar dari anggota Dewan dan
komisaris dapat menyebabkan alternatif dalam menyelesaikan masalah yang
sama sekali berbeda dibandingkan dengan anggota Dewan dan Komisaris yang
homogen (Kusumastuti et al., 2006). Selain itu, keragaman Direksi dan Komisaris
berikan kaistimewaan khusus perusahaan serta menambah nilai pada pemegang
saham. Williams dan O'Reilly (1998) menunjukkan keragaman manajemen yang
besar akan mengarah pada pendekatan kebijaksanaan dan kebijaksanaan yang
lebih bervariasi dan memperkaya pengetahuan, gagasan serta penghampiran
yang tersuguh untuk dewan serta manajer. Alhasil itu akan menumbuhkan
mutu hasil yang kompleks.
Direktur dan komisaris menunjukkan bahwa perusahaan menawarkan hak
dan peluang yang sama bagi semua dan tidak membeda-bedakan. Dapatkan
pemahaman yang mendalam tentang pasar serta pelanggan perusahaan, yang
akhirnya mengarah pada peningkatan legitimasi serta apresiasi perusahaan
(Rovers, 2010).Kusumastuti et al (2006) menemukan bahwa wanita sangat
berhati-hati dan lebih berhati-hati dan menghindari risiko dibandingkan dengan
pria.Ini adalah posisi wanita yang tidak terburu-buru mengambil
keputusan.Kehadiran wanita di Dewan dan manajer karenanya harus membantu
untuk membuat pertimbangan yang makin cermat serta memilih tingkat efek
yang makin rendah.Secara umum, perempuan memiliki pengetahuan dan
gagasan yang lebih terperinci mengenai analisis pengambilan keputusan.Wanita
condong menguraikan kejadian sebelum melahirkan serta mengelola keputusan

110
Musamus Accounting Journal
2019: 1(2), 108-116
http://ejournal.unmus.ac.id
doi: 10.35724
ISSN: 2623-0577 (Print); ISSN: 2656-7105 (Online)

demi mempertimbangkan problem dan solusi subtitusi dengan cermat dan


aman.
Ada studi empiris wanita di Dewan Komisaris dan manajer tentang nilai
perusahaan yang menunjukkan hubungan positif (Ararat et al., 2010, Rovers,
2010).Studi oleh Carter et al (2007) menemukan korelasi positif antara keragaman
gender dan kemampuan perusahaan. Kemampuan yang apik akan memotivasi
perusahaan demi makin memanfaatkan kegiatan CSR serta pengungkapan.
Nalika (2009), Bernardi dan Threadgill (2010) telah menunjukkan dalam studinya
bahwa jumlah anggota dewan dan direktur memiliki dampak positif pada
perilaku sosial perusahaan.
Pejabat asing di dewan direksi dan manajer memberikan pendapat,
pandangan, kepercayaan, keyakinan serta pengalaman kerja yang berlainan dari
suatu negara ke Negara yang berlainan. Selain itu, kehadiran dewan serta
komisaris asing memiliki ide yang terpaut tentang peran dewan direksi dalam
kaitannya dengan fungsi pengawasan ketika mereka datang dari negara-negara
atas hak pemegang saham mayoritas (Ararat et al., 2010). Studi oleh Oxelheim
dan Randoy (2001) menunjukkan kehadiran Dewan Komisaris dan Direktur
asing menunjukkan bahwa perusahaan sudah memulai sistem globalisasi serta
peralihan informasi didalam jaringan internasional.
Kehadiran dewan direksi serta komisaris asing pada nilai perusahaan
memiliki dampak positif, seperti dikatakan Oxelheim dan Randoy (2001), Carter
et al. (2007), Marimuthu (2008), Ararat et al. (2010). Kehadiran mereka berfungsi
sebagai dasar untuk pendapat, bahasa, pandangan, kepercayaan yang berbeda
serta pengalaman kopetensi yang meningkatkan pengetahuan bisnis dan
alternatif untuk memecahkan masalah yang kompleks.Kehadiran direktur asing
juga dapat memastikan investor asing bahwa perusahaan dijalankan secara
profesional.Kehadiran anggota dewan kewarganegaraan asing menunjukkan
bahwa perusahaan telah menerapkan sistem globalisasi serta perputaran
informasi dalam jaringan internasional.Kinerja yang baik cenderung
meningkatkan pengungkapan perusahaan.Kehadiran komisaris dan manajer
asing juga dapat menyebabkan pengungkapan untuk meningkatkan kredibilitas
perusahaan (Oxelheim dan Randoy, 2001).Hasil studi empiris yang telah
dilakukanhanya mengaitkan diversitas pengurus dengan nilai perusahan,
namun belum mengaitkan dengan luas pengungkapan CSR.Selain itu juga, luas
pengungkapan CSR yang wajib dilakukan perusahaan ditentukan secara
eksplisit, memotivasi untuk dilakukannya penelitian ini. Sehingga hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
H1: Gender berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan CSR
H2: Keragaman Kebangsaan berpengaruh positif terhadap luas
pengungkapan CSR.

Metode
Dalam penelitian ini, data kuantitatif digunakan sebagai data sekunder yaitu
laporan perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Variabel yang
digunakan untuk keragaman manajerial termasuk gender dan kewarganegaraan
serta variabel tentang pengungkapan CSR. Dampak keanekaragaman manajerial
pada CSR diperiksa menggunakan analisis regresi linier. Maka hasil uji regresi

111
Musamus Accounting Journal
2019: 1(2), 108-116
http://ejournal.unmus.ac.id
doi: 10.35724
ISSN: 2623-0577 (Print); ISSN: 2656-7105 (Online)

akan menjadi dasar untuk kesimpulan. Populasi penelitian ini perusahaan


terdaftar di pasar saham Indonesia dari 2013 hingga 2015 di sektor
pertambangan. Sampel penelitian didasarkan pada kriteria pengambilan sampel
berikut: 1) laporan perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Secara teratur menerbitkan informasi tentang laporan tahunan
untuk periode 2013-2015, serta laporan tentang aktivitas sosial perusahaan, 2)
Laporan Tahunan 2013-2015 yang berisi informasi tentang gender, kebangsaan,
anggota komite dan manajer.
Mengukur keragaman Komisaris dan Dewan didasarkan pada dua kriteria:
proporsi perempuan di dewan dan kehadiran pemimpin asing. Variabel
Keberagaman gender wanita di lihat dari perbandingan antara jumlah anggota
wanita terhadap seluruh jumlah anggota dewan komisaris dan direksi. Variabel
Keberagaman manajer asing dilihat dari perbandingan antara jumlah anggota
asing terhadap jumlah seluruh anggota dewan komisaris dan direksi.
Eksposur CSR diukur dengan indeks Global Reporting Initiative (GRI).
Informasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dibagi kedalam enam
kategori sesuai dengan GRI: Energi, Kesehatan, Lingkungan dan Keselamatan
Kerja dan Kelompok Kerja, Komitmen dan Produk Lainnya. Setiap bagian terdiri
dari bermacam item, sehingga Setiap item dalam kategori menerima skor 1.
Desain analisa data memakai analisis regresi berganda dengan alat analisis
SPSS digunakan selama melihatdampak keragaman manajemen pada skala
deteksi CSR menggunakan bentuk persamaan regresi sebagai berikut:
CSR = a + b1x1 + b2x2 + e
Ket:
CSR : Indeks Corporate Social Responsibility
a : koefisien konstanta
b1 : Koefisien regresi X1
b2 : Koefisien regresi X2
X1 : Gender
X2 : Kebangsaan Asing (KESING)
e : Error

Hasil dan Pembahasan


Uji Normalitas
Pengujian normalitas secara statistik dapat dilihat dengan gambar grafik P-P
Plot. Berdasarkan grafik P-P Plot sebagaimana pada gambar 1 terlihat bahwa
titik-titik standardize residual mengikuti pola garis normal, sehingga dapat
dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

Gambar 1.

112
Musamus Accounting Journal
2019: 1(2), 108-116
http://ejournal.unmus.ac.id
doi: 10.35724
ISSN: 2623-0577 (Print); ISSN: 2656-7105 (Online)

Normal P-Plot

Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa variansi variabel tidak sama
untuk semua pengamatan. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.Analisis grafik
Scatterplots untuk memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada
suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut.
Hasil grafik scatterplots pada penelitian ini sebagaimana yang disajikan
pada gambar 2 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 (nol) pada sumbu y, atau dengan kata lain sebaran titik-
titik tersebut tidak membentuk pola tertentu. Hasil ini berarti bahwa tidak
terjadi heterokedastisitas.

Gambar 2. Scatterplot

Hasil pengujian regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel. 1. Hasil uji regresi berganda
Variable Koefisien Sig Keterangan
Konstanta ,671
Gender ,773 ,000 Signifikan
KESING ,550 ,052 Signifikan

α = 5% = 0,05
R square = 0,328

Nilai koefisien determinasi R square pada hasil pengujian di atas


menunjukkan nilai 0,328 atau 32,8%. Hasil ini mengindikasikan bahwa luas
pengungkapan CSR dipengaruhi sebesar 32,8% oleh keberagaman Gender dan
keragaman kebangsaan. Adapun sisanya sebesar 67,2% dipengaruhi oleh
variabel lain di luar variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Hasil uji tersebut
membuktikan bahwa Gender berpengaruh signifikan terhadap luas
pengungkapan CSR dengan angka signifikansi sebesar 0,000, sedangkan

113
Musamus Accounting Journal
2019: 1(2), 108-116
http://ejournal.unmus.ac.id
doi: 10.35724
ISSN: 2623-0577 (Print); ISSN: 2656-7105 (Online)

keragaman kebangsaan berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan


CSR dengan angka signifikansi sebesar 0,052.
Hasil pengujian menunjukkan gender berpengaruh positif terhadap luas
pengungkapan CSR. Perusahaan yang diwakili Dewan Komisaris Perempuan
dan beberapa manajer menawarkan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan yang lebih besar.Representasi perempuan di perusahaan
menunjukkan bahwa perusahaan tidak membeda-bedakan sedemikian rupa
sehingga memberi setiap orang pengetahuan yang luas tentang pasar serta
pelanggan dan juga membuat peluang untuk menaikan citra
perusahaan.Proporsi perempuan juga termasuk dalam Dewan Komisaris dan
Direksi. Sebagian besar wanita berbagi perasaan mereka dengan orang lain dan
dirancang untuk membantu perusahaan meningkatkan dan mematuhi norma
dan nilai sosial.
Hal tersebut senada seperti yang dikatakan oleh Kusumastuti et al. (2006)
dan Rovers (2010) bahwa memiliki anggota perempuan di dewan komisaris dan
direksi akan memfasilitasi kerja tim, dengan meningkatnya penyebaran dan
menawarkan sudut pandang yang kian beragam untuk membuat keputusan
yang kian apik. Solusi yang kian apik pada hasilnya memengaruhi pertumbuhan
dan kemampuan bisnis.
Proporsi gender akan sangat mempengaruhi citra perusahaan dimata
stakeholder. Mengutip penelitian Seierstad et al (2017) peran wanita dalam
dewan manajemen adalah sangat penting, hal ini disebabkan karena alasan
keadilan. Alasan ini berfokus pada adanya kesetaraan gender antara dewan
wanita dan dewan laki-laki. Sehingga dengan demikian citra perusahaan
menjadi lebih baik dimata stakeholder.
Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Manita et al., 2018)keberadaan
jumlah wanita dalam dewan dua, tiga atau lebih cenderung akan
mengungkapkan laporan sukarela lebih tinggi, hal ini dikarenakan adanya
pengaruh feminism yang lebih menyukai transparansi, keterbukaan dan
komitmen terhadap corporate social responsibility. Jadi, ketika dua atau lebih
wanita terlibat dalam pengambilan keputusan yang strategis, mereka akan
bertindak sebagai minoritas aktif, dapat mempengaruhi peraturan, prosedur dan
praktik.
Keberadaan wanita juga dalam dewan direksi komisari akan dapat
meningkatkan kinerja yang berkelanjutan serta adanya sustainability committee
memainkan peran positif yang substansial dalam meningkatkan kinerja
lingkungan dan social, serta memiliki efek langsung dan terukur pada praktik
kelestarian lingkungan perusahaan. Kassinis,et al (2016) dan Hussain & Rigoni,
(2018).
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kehadiran Dewan Komisaris
serta manajer asing dapat mempengaruhi kualitas pengungkapan
CSR.Kehadiran komisaris dan manajer asing dapat meyakinkan investor asing
bahwa perusahaan dijalankan secara profesional dan menawarkan solusi
alternatif untuk masalah yang lebih kompleks.Dengan kehadiran komisaris dan
manajer asing juga dapat menyebabkan pengungkapan untuk meningkatkan
kredibilitas perusahaan.

114
Musamus Accounting Journal
2019: 1(2), 108-116
http://ejournal.unmus.ac.id
doi: 10.35724
ISSN: 2623-0577 (Print); ISSN: 2656-7105 (Online)

Hasil ini singkron atas studiOxelheim dan Rando (2001), Carter et al. (2007),
Marimuthu (2008), Ararat et al. (2010) dan Rahindayati et al (2015). Kehadiran
komisaris dan manajer asing juga menunjukkan bahwa perusahaan sudah
melakukan proses globalisasi serta pertukaran informasi dalam jaringan /
hubungan internasional (Oxelheim dan Randoy, 2001).
Seperti yang disampaikan Buengeler dan Hartog (2015) menunjukan bahwa
keragaman nasional secara positif terkait dengan kinerja tim sehingga
manajemen dapat bertindak secara berkeadilan. Keragaman dewan juga
hadirmemberikan pendapat dan keahlian mereka yang dapat membantu dan
meningkatkan kinerja (aggarwal et al, 2015).

Kesimpulan
Tujuan dari studi ini yakni untuk memeriksa keragaman manajemen di
bidang pengungkapan CSR.Keragaman manajerdidefinisikan oleh dua kriteria,
yaitu gender dan keanekaragaman kebangsaan. Hasil tes menunjukkan bahwa
gender dan keragaman kebangsaan memiliki dampak positif pada
pengungkapan CSR. Adapun keterbatasan memengaruhi hasil studi serta perlu
menjadi bahan pengembangan atas studi selanjutnya, disarankan kedepan untuk
menambahkan emitem perusahaan dibidang lain dan menambahkan variabel
yang lain untuk dianalisis yang mempengaruhi luas pengungkapan CSR.Hasil
ini menawarkan implikasi penting bagi perusahaan harus memperhatikan
proporsi keragaman manajemen agar menghasilkan keputusan yang baik
sehingga perusahaan dapat melaporkan dan melaksanakan program CSR secara
berkesinambungan dan berkala.

Daftar Pustaka
Ararat, Melsa., Mine Aksu, and Ayse T. Cetin. 2010. Impact of Board Diversity on
Boards’ Monitoring Intensity and Firm Performance: Evidence from the Istambul
Stock Exchange. Available at: http://ssrn.com/abstract=1572283.
Aggarwal.R., jindal. V., and seth. R .2015 . Board diversity and firm performance:
The role of business group affiliation. International Business Review xxx
(xxxx) xxxx
Badjuri, Achmad .2011, Faktor-Faktor Fundamental, Mekanisme Coorporate
Governance, Pengungkapan Coorporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan
Manufaktur Dan Sumber Daya Alam Di Indonesia. Dinamika Keuangan dan
Perbankan, Mei 2011, Hal: 38 – 54. Vol. 3, No. 1.
Bernardi, R.; Threadgill, V. .2010.Women Directors and Corporate Social
Responsibility. Electronic Journal of Business Ethics and Organization
Studies, 15(2), pp. 15-21.
Buengeler, C and Hartog, D.N.D . 2015. National diversity and team
performance: the moderating role of interactional justice climate. The
International Journal of Human Resource Management. Vol. 26, No. 6, 831–
855
Carter, Frank D’Souza, Betty J. Simkims, and W.G. Simpson. 2007. The Diversity
of Corporate Board Committees and Financial Performance.Available at:
http://ssrn.com/abstract=1106698.

115
Musamus Accounting Journal
2019: 1(2), 108-116
http://ejournal.unmus.ac.id
doi: 10.35724
ISSN: 2623-0577 (Print); ISSN: 2656-7105 (Online)

Hussain, N., & Rigoni, U . 2018. Corporate Governance and Sustainability


Performance : Analysis of Triple Bottom Line Performance, 411–432.
Kassinis, G., Panayiotou, A., Dimou, A., & Katsifaraki, G .2016. Gender and
Environmental Sustainability: A Longitudinal Analysis. Corporate Social
Responsibility and Environmental Management, 23(6), 399–412.
Kusumastuti, S, Supatmi, dan P Sastra. 2006. Pengaruh Board Diversity terhadap
Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance. Jurnal Ekonomi
Akuntansi-Universitas Kristen Petra.
Manita, R., Bruna, M. G., Dang, R., & Houanti, L . 2018. Board gender diversity
and ESG disclosure: evidence from the USA. Journal of Applied Accounting
Research, 19(2), 206–224.
Marimuthu, Maran. 2008. Ethnic Diversity on Boards of Directors and Its Implications
on Firm Financial Performance. The Journal of International Social Research.
Vol. 1(4): 431-445.
Nalikka, A. 2009.Impact of Gender Diversity on Voluntary Disclosure in Annual
Reports.Accounting & Taxation.Vol. 1, No. 1.
Oxelheim, Lars and Trond Randoy. 2001. The Impact of Foreign Board Membership
on Firm Value. Journal of Banking and Finance. Working Papers No. 567.
Rahindayati, N M.,Ramantha, I W, dan Rasmini, N K., .2015.Pengaruh Diversitas
Pengurus Pada Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility Perusahaan
Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.E-Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana 4.05 (2015) : 312-330
Rovers, Mijntje L. 2010.Female Directors on Corporate Boards Provide Legitimacy to A
Company. Available at: http://ssrn.com/abstract=1411693.
Sari, Nuraini .2014.Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Berdasarkan Global Reporting Initiatives (Gri): Studi Kasus Perusahaan Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Dan Timah (Persero) Tbk.BINUS BUSINESS
REVIEW Vol. 5 No. 2 November 2014: 527-536.
Seierstad, C., Warner-Søderholm, G., Torchia, M., & Huse, M. .2017. Increasing
the Number of Women on Boards:The Role of Actors and Processes.
Journal of Business Ethics, 141(2), 289–315.
Williams, K.Y., and C.A. O’Reilly. 1998. Demography and Diversity in
Organizations: A Review of 40 Years of Research. Research in Organizational
Behavior. No. 20: 77-140.

116

Anda mungkin juga menyukai