Anda di halaman 1dari 10

METODOLOGI DAN KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:
Imron Musthofa
196060200111007

Dosen Pengampu:
Dr. Eng. Widya Wijayanti, ST., MT.

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena hampir
semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersediaan energi yang cukup. Saat
ini dan beberapa tahun ke depan, manusia masih akan tergantung pada sumber energi fosil
karena sumber energi fosil inilah yang mampu memenuhi kebutuhan energi manusia dalam skala
besar. Sedangkan sumber energi alternatif belum dapat memenuhi kebutuhan energi manusia
dalam skala besar karena fluktuasi potensi dan tingkat perekonomian yang belum bisa bersaing
dengan energi konvensional.
Di lain pihak, manusia dihadapkan pada situasi menipisnya cadangan sumber energi fosil dan
meningkatnya kerusakan lingkungan akibat penggunaan energi fosil. Melihat kondisi tersebut
maka saat ini sangat diperlukan penelitian yang intensif untuk mencari, mengoptimalkan, dan
menggunakan sumber energi alternatif. Hasil penelitian tersebut diharapkan mampu mengatasi beberapa
permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan energi fosil.Salah satu bentuk energi alternatif yang
saat ini menjadi perhatian besar pada banyak Negara ,terutama di Negara maju adalah hidrogen. Hidrogen
diproyeksikan oleh banyak Negara akan menjadi bahan bakar masa depan yang lebih ramah lingkungan
dan lebih efisien. Air adalah sumber dari bahan bakar alternatif hidrogen.
Air gambut adalah air permukaan yang banyak dijumpai di daerah lahan gambut atau
dataran rendah terutama di pulau Kalimantan dan Sumatera. Menurut Wibowo dan Suyatno
(1998) air gambut berwarna coklat tua sampai kehitaman (124 - 850 PtCo), memiliki kadar
organik yang tinggi (138 - 1560 mg/lt KmnO4), dan bersifat asam (pH 3,7 - 5,3). Air gambut
masih memerlukan pengolahan khusus terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai sumber air
untuk keperluan domestik. Salah satu alternatif pengolahan untuk menurunkan warna dalam air
adalah anaerobik biofilter dan Slow Sand Filter (SSF). Air gambut berdasarkan parameter baku
mutu air tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih. Air gambut mengandung senyawa zat
organik terlarut yang menyebabkan air menjadi warna coklat dan bersifat asam, sehingga perlu
pengolahan khusus sebelum siap untuk dikonsumsi. Senyawa organik tersebut adalah asam
humus yang terdiri dari asam humat, asam fulvat dan humin (Nainggolan, 2011).
Dari permasalahan yang ada pada air gambut sekarang ini, maka peneliti ingin
memanfaatkan energy bahan bakar gas hydrogen yang terkandung pada ikatan air gambut.
Dalam komposisi air gambut ini, terdapat asam karboksilat dengan senyawa COOH dan
turunannya, asam ini terbentuk dari susunan senyawa alami dari bahan-bahan organic dari
tumbuh-tumbuhan yang telah terurai dan berikatan dengan air. Oleh karena itu air gambut ini
berpotensi untuk menghasilkan gas hydrogen dengan cara pemisahan senyawa hydrogen yang
masih berikatan dengan senyawa asam karboksilat (COOH).
Salah satu proses untuk memproduksi hydrogen dari air gambut ini adalah metode
elektrolisis. Elektrolisis merupakan proses untuk menghasilkan gas H2 dan O2 murni dengan
pemanfaatan energi listrik pada sistem. Molekul air dipecah menjadi unsur-unsur asalnya dengan
mengalirnya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Gas yang dihasilkan dari proses
elektrolisis air disebut gas HHO atau oxyhydrogen atau disebut juga Brown’s Gas. Brown
(1974), dalam penelitiannya melakukan elektrolisis air gambut sehingga menghasilkan gas HHO
yang dinamakan dan dipatenkan dengan nama Brown’s Gas. Untuk memproduksi Brown’s Gas
digunakan elektroliser untuk memecah molekul-molekul air menjadi gas. Elektroliser terdiri atas
katoda dan anoda. Pada penelitian ini, peneliti melakukan variasi campuran katalis yang
bertujuan untuk mempercepat proses reaksi pembentukan gas hydrogen, dengan tujuan untuk
memperoleh efisiensi yang optimal.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Pengaruh air gambut dengan penambahan katalis terhadap laju produktivitas
gas hydrogen .
2. Bagaimana Pengaruh air gambut dengan penambahan katalis terhadap hasil pembakaran
gas hydrogen.
3. Bagaimana Pengaruh air gambut dengan penambahan katalis terhadap efisiensi
produktivitas gas hydrogen.
1.3. Tujuan
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengaruh air gambut dengan penambahan katalis terhadap laju
produktivitas gas hydrogen .
2. Untuk mengetahui air gambut dengan penambahan katalis terhadap hasil pembakaran
gas hydrogen.
3. Untuk mengetahui air gambut dengan penambahan katalis terhadap efisiensi
produktivitas gas hydrogen.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sumber energy alternative bisa di peroleh dari sumber yang yang bersifat limbah dan
menjadi masalah bagi manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Judul Tesis :

“ANALISA PENGARUH METODE ELEKTROLISIS PENGGUNAAN CAMPURAN


KATALIS DENGAN VARIASI JENIS AIR TERHADAP KARAKTERISTIK
PRODUKTIVITAS GAS HIDROGEN”

1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah:
4. Bagaimana Pengaruh air gambut dengan penambahan katalis terhadap laju produktivitas
gas hydrogen .
5. Bagaimana Pengaruh air gambut dengan penambahan katalis terhadap hasil pembakaran
gas hydrogen.
6. Bagaimana Pengaruh air gambut dengan penambahan katalis terhadap efisiensi
produktivitas gas hydrogen.

2. Kerangka Konsep Penelitian


Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri . Suatu katalis berperan dalam
reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung
lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya
terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih
rendah.
Pada proses elektrolisis pembentukan gas hydrogen, katalis berfungsi untuk mempercepat
laju reaksi dengan cara menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih
rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Adanya
penambahan katalis akan menyebabkan terbentuknya tahap-tahap reaksi tambahan, yaitu tahap
pengikatan katalis dan tahap pelepasan katalis pada akhir reaksi. Katalis ini bersifat spesifik,
artinya hanya berfungsi untuk suatu reaksi tertentu. Dengan kata lain penambahan katalis
memberikan jalan baru bagi reaksi yang memiliki energi aktivasi yang lebih rendah, sehingga
lebih banyak molekul yang bertumbukan pada suhu normal dan laju reaksi semakin cepat. Jadi,
penambahan katalis pada suatu reaksi elektrolisi dapat menurunkan energy aktivasi reaksi
sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.

Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan
memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru.
Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung
lebih cepat. Reaksi yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan katalis yang
sesuai untuk reaksi tersebut. Katalis akan mempercepat reaksi karena katalis akan mencari jalan
dengan energi aktivasi yang lebih rendah sehingga reaksinya akan berlangsung lebih cepat.
Satu hal yang harus diketahui tentang prinsip kerja katalis adalah bahwa katalis tersebut
tetap ikut dalam jalannya reaksi, tetapi pada kondisi akhir, katalis akan keluar lagi dalam bentuk
yang sama. Sifat-sifat kimia katalis akan sama sebelum dan sesudah mengkatalis suatu reaksi.
Pentingnya katalis ditunjukkan oleh kenyataan bahwa lebih dari 75% proses produksi bahan
kimia di Industri di sintesis dengan bantuan katalis. Contoh proses kimia yang sangat penting
misalnya sintesis metanol dari syngas (CO dan H 2) dikatalisis oleh ZnO/Cr2O3, dan reaksi water
gas shift (WGS  ),
Suatu reaksi eksoterm AB(g) + C(g)     AC(g) + B(g). Reaksi ini berlangsung
lambat, karena energi aktivasinya (Ea) lebih besar dibanding energi molekulnya. Hanya sebagian
kecil molekul yang mencapai Ea.
Katalis itu berupa zat yang dicampurkan dengan reaktan. Jika reaksi di atas tanpa katalis,
AB dan C bertumbukan sampai mencapai Ea yang relatif tinggi. Karena umumnya energi
molekulnya rendah, jadi tumbukan yang terjadi tidak efektif. Ea sangat sulit dicapai. Untuk itu
maka ditambahkan zat yang bertindak sebagai katalis.
Ternyata pada saat katalis dicampurkan reaksi makin cepat. Jelas bahwa katalis itu dapat
mempengaruhi salah satu reaktan. Misalnya dalam reaksi ini katalis cocok sifatnya dengan AB.
Maka seperti robot, AB tertarik ke katalis membentuk KAB. KAB tergolong kompleks
teraktivasi yang merupakan tahap reaksi hipotesis; KAB kemudian terurai menjadi KA dan B.
Setelah itu terjadi tahap reaksi berikutnya, yaitu C ditarik oleh KA menjadi KAC yang kemudian
langsung K lepas dan terbentuklah AC. Mekanisme reaksi di atas adalah :
K + AB --> KAB --> KA + B (lambat)
KA + C --> KAC --> K + AC (cepat)
K + AB + C --> K + AC + B

Jadi katalis ikut ambil bagian dalam reaksi, memberi jalan baru melalui mekanisme reaksi baru
yang energi aktivasinya lebih rendah, kemudian terbentuk kembali dalam keadaan yang sama.

3. Hipotesis
Berdasarkan dari rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan pada penelitian tentang Pengaruh campuran katalis dengan variasi jenis elektroda
terhadap Tingkat produktivitas gas hydrogen. Semakin banyak penambahan katalis pada proses
elektrolisis, maka pembentukan gas hydrogen juga semakin cepat. Oleh karena itu, pada
penelitian proses elektrolisis ini akan menggunakan variasi campuran katalis dan elektroda,
dengan tujuan untuk menentukan campuran yang terbaik dalam produktivitas gas hydrogen.

4. Deskripsi Penelitian
Pada proses elektrolisis pemecahan senyawa air (H2O) menjadi gas hidrogen (H2) dan
oksigen (O2) dengan menggunakan tegangan listrik yang disalurkan melalui elektroda logam
yang terendam dalam air tersebut. Pada katoda (kutub negatif), dua molekul air bereaksi dengan
menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH- ). Sementara itu
pada anoda (kutub positif), dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O 2), melepaskan 4
ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga
terbentuk kembali beberapa molekul air. Berikut adalah reaksi yang terjadi pada elektrolisis air.
Reaksi pada anoda: Reaksi yang terjadi pada kutub positif (anoda) adalah reaksi oksidasi.Reaksi
yang terjadi pada kutub positif (anoda) adalah reaksi oksidasi. Untuk pH air netral, reaksi pada
anoda: 4OH- (aq) → O2(g) + 2H2O(l) + 4e-. Pada katoda menggunakan logam tembaga akan di
reduksi diubah menjadi ionnya. Cu → Cu2- (aq) + 2e+. Katalisator KOH berfungsi mempermudah
proses penguraian air menjadi hidrogen dan oksigen karena ion-ion katalisator mampu
mempengaruhi kesetabilan molekul air menjadi menjadi ion H+ dan OHyang lebih mudah di
elektrolisis karena terjadi penurunan energi pengaktifan. Zat tersebut tidak mengalami perubahan
yang kekal (tidak dikonsumsi dalam proses elektrolisis). Faktor yang mempengaruhi elektrolisis
air adalah kualitas elektrolit, campuran katalis, dan material dari elektroda. Katalis kuat lebih
mempercepat reaksi elektrolisis air daripada katalis lemah. Konsentrasi semakin besar akan
semakin mempercepat reaksi elektrolisis air. Logam yang reaktif akan mempercepat reaksi
elektrolisis.

5. Kerangka Penelitian
BAB IV
METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimental dan data
kuantitatif. Pada penelitian yang dilakukan yaitu proses elektrolisis air untuk menghasilkan
gas hydrogen, dengan campuran katalis dengan dan variasi jenis air yang selanjutnya akan
dilakukan analisa secara kuantitatif.

2. Variabel-Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu mengenai “AnalisaPengaruh Metode
Elektrolisis Penggunaan Campuran Katalis dengan Variasi Jenis Air Terhadap Karakteristik
Produktivitas Gas Hidrogen”, maka variable yang akan di ambil yaitu variable bebas,
variable terikat, dan variable kontrol.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variable yang ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan
penelitian. Pada variable ini membahas mengenai variable apa saja yang dipakai untuk
menunjang penelitian yang akan di lakukan. Adapun beberapa variable yang akan digunakan
yaitu, jenis air dan besar campuran katalis sebagai berikut
a. Air Gambut dengan campuran katalis 1 gram, 3 gram, 5 gram, 7 gram dan 9 gram.
b. Air Laut dengan campuran katalis 1 gram, 3 gram, 5 gram, 7 gram dan 9 gram.
c. Air Sumur dengan campuran katalis 1 gram, 3 gram, 5 gram, 7 gram dan 9 gram.

2. Variabel Terikat
Variabel Terikat adalah variable yang dipengaruhi oleh variable bebas. Pada variable
ini hasil yang diperoleh setelah penelitian. Hasil tersebut berupa data yang sebelumnya tidak
bisa ditentukan sebelum melakukan penelitian. Pada penelitian ini variable terikatnya adalah
laju pembentukan gas hydrogen, hasil pembakaran gas hydrogen, dan efisiensi produktivitas
gas hydrogen.
3. Variabel Kontrol
Variabel control adalah variable yang harus dijaga dan di kendalikan saat penelitian
berlangsung. Pada penelitian ini yang menjadi variable control adalah:
a. Pengendalian waktu elektrolisis selama 100 detik.
b. Tegangan proses elektrolisis sebesar 12 Volt.
c. Elektroda yang digunakan pada proses elektrolisis adalah Tembaga.

Flow Chart
Latar Belakang dan Rumusan Masalah

Identifikasi Spesifikasi Alat dan Bahan

Menentukan Faktor Pendukung

Menentukan Variabel

Meneliti proses elektrolisis setiap variasi campuran dengan pengambilan


data berupa, tekanan gas hidrogen, waktu produktivitas gas hidrogen,
pengambilan gambar api pada pembakaran gas hidrogen

Analisa Tekanan Gas Hidrogen

Analisa Produksi Gas Hidrogen

Perhitungan Laju Reaksi


Elektrolisis

Pengamatan Nyala Api Saat


Pembakaran

Analisa dan Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai